Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

KEGIATAN PRAKTEK 2
PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


1. Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan yaitu ion positif (kation) serta ion negative
(anion).
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
parenteral dan di distribusi ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka berpengaruh pada yang lainnya.
2. Cara menghitung kebutuhan cairan perhari berdasarkan rumus Holliday & Segard:
Pada orang dewasa
BB 10 Kg pertama = 1 liter cairan BB 10 Kg kedua = 0,5 liter cairan
BB >> 10 Kg = 20 ml x sisa BB
Contoh kasus :
Pasien usia 30 tahun datang dengan diagnosa dehidrasi. BB pasien saat datang 56
kg. Tinggi pasien: 170cm. Berapa kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien
tersebut?
Jawab : BB pasien : 56 Kg
Maka 10 Kg pertama = 1000 cc cairan
10 Kg kedua = 500 cc cairan
36 Kg terakhir = 20 mL x 36 Kg = 720 cc cairan
Total cairan yang dibutuhkan = 1000 cc + 500 cc+ 720 cc = 2220 mL = 2,2 L
Berdasarkan berat badan bayi dan anak – anak

4ml/kgBB/jam = berat badan 10 Kg pertama


2ml/kgBB/jam = berat badan 10 Kg kedua
1 ml/kgBB/jam = sisa berat badan selanjutnya
Contoh kasus :
Pasien dengan berat badan 23 kg,
Maka kebutuhan cairan basalnya = (4 x 10) + (2 x 10) + (1 x 3) = 63 mL/jam
Berdasarkan umur, tapi BB tidak diketahui
> 1 tahun = 2n + 8 (n adalah umur dalam tahun)

 3 – 12 bulan = n + 9 ( n adalah usia dalam bulan)


11 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar
Contoh kasus :
Anak bayi yang berumur 9 bulan masuk dengan diagnosa demam. Maka kebutuhan
cairan yang dibutuhkan adalah : (n + 9 ) = 9 bulan + 9 = 18 mL/ jam

Catatan : Jika terdapat demam (tambahkan cairan sebanyak 10% setiap kenaikan
suhu 1°C demam).

Tabel 2.1 Kebutuhan cairan rumatan untuk anak sakit


Berat badan anak Cairan (ml/hari)
2 200
4 400
6 600
8 800
10 1000
12 1100
14 1200
16 1300
18 1400
20 1500
22 1550
24 1600
26 1650
Penghitungan Insensible Water Loss
15 ×𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛
𝐼𝑊𝐿⁄𝑗𝑎𝑚 =..........𝑚𝑙 ⁄𝑗𝑎𝑚
24 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙 ⁄𝑗𝑎𝑚 × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
Gambaran kehilangan cairan tubuh berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.2 Besar Insensible Water Loss Menurut Usia
Usia Besar IWL (mg/kg/BB/hari
Bayi baru lahir 30
Bayi 50 – 60
Anak – anak 40
Remaja 30
Dewasa 20

3. Prosedur – Prosedur Pemenuhan Cairan Dan Elektrolit


a. Mengukur tekanan darah
b. Menghitung nadi
c. Menghitung keseimbangan cairan
d. Memasang infus
e. Memonitor tetesan infus
f. Pemeriksan rumple-leed
g. Memberikan Transfusi Darah

12 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


PROSEDUR - PROSEDUR DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
I. PROSEDUR MENGUKUR TEKANAN DARAH

A. PENGERTIAN : Pengukuran tekanan darah adalah pengukuran


kekuatan yang dihasilkan oleh jantung sewaktu darah
dipompakan melalui dinding pembuluh darah.
Tekanan darah diukur dalam mmHg, dan dicatat
sebagai nilai sistolik dan diastolik
B. TUJUAN :  Mengetahui status kesehatan pasien secara umum
 Sebagai data dasar untuk menentukan tindakan
medik dan tindakan keperawatan
 Mengetahui status hemodinamik pasien
 Memonitor dan mengidentifikasi perubahan yang
disebabkan proses penyakit dan therapi (contoh
adanya riwayat penyakit cardiovaskuler, penyakit
ginjal, nyeri akut, pemberian produk darah, infus,
dll)
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Kaji obat-obatan yang mempengaruhi tekanan
darah
 Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
tekanan darah : aktivitas, stress emosional, nyeri
dan merokok atau mengkonsumsi caffein 30
menit sebelum pengukuran
 Kaji lokasi pengukuran tekanan darah
B. PERENCANAAN
a. Persiapan Alat  Tensimeter
 Stetoskop
 Buku catatan
 Alat tulis

b. Persiapan Pasien  Observasi status hemodinamik pasien


 Menjelaskan prosedur tindakan
 Mempersiapkan lingkungan

C. PELAKSANAAN
a. Langkah-langkah  Mencuci tangan
 Menyingsingkan lengan baju pasien sampai diatas
siku
 Meletakkan tensi meter sejajar dengan jantung
pasien

13 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Memasang manset 2,5 cm di atas fossa cubiti,
tidak terlalu longgar atau terlalu erat
Menggunakan tensimeter air raksa
 Menghubungkan pipa tensimeter terhadap pipa
manset, membuka kunci reservoir, menutup skrup
balon karet
 Meraba arteri brachialis dengan 3 jari
 Memompa balon sehingga udara masuk kedalam
manset sampai dengan arteri tidak teraba lagi
 Menurunkan air raksa sampai dengan angka 0
(nol) tunggu 2-3 menit sambil memasang
stethoscope di arteri brachialis
 Tutup skrup lalu pompa sampai detak arteri tidak
terdengar lagi dan ditambah kenaikan 30mmHg
 Membuka skrup balon perlahan-lahan dengan
skala dan mendengarkan bunyi detak pertama
(sistole) dan detik terakhir (diastole)
 Pada waktu melihat skala mata setinggi skala
tersebut, bila hasilnya meragukan perlu diulang
kembali (tunggu 30 )
 Menurunkan air raksa sampai dengan 0 (nol)
kemudian mengunci reservoir
 Membuka pipa penghubung, melepaskan manset
dan mengeluarkan udara yang masih tertinggal
didalam manset
 Menggulung manset dan memasukkan kedalam
tensi meter
 Merapikan pasien dan membereskan alat
 Mencuci tangan
 Mendengarkan bunyi sistole dan diastole serta
mencatat hasil dengan tepat dan benar dalam
catatan perawatan.

b. Sikap  Sopan terhadap pasien


 Bekerja dengan hati-hati sehingga tensimeter/
stethoscope tidak terjatuh/rusak.
 Tidak ragu-ragu/tergesa-gesa

D. EVALUASI  Bandingkan hasil pengukuran dengan rentang


nilai normal dan dengan hasil pengukuran
sebelumnya
E. DOKUMENTASI  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan,
laporkan bila ditemui kelainan
 Catat waktu dan hasil pengukuran tekanan darah

14 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


II. PROSEDUR MENGHITUNG NADI
A. PENGERTIAN : Pengukuran denyut nadi adalah pengukuran
gelombang darah yang disebabkan oleh pemompaan
atau kontraksi ventrikel kiri
B. TUJUAN :  Mengetahui status kesehatan pasien secara
umum
 Sebagai data dasar untuk menentukan tindakan
medik dan tindakan keperawatan
 Untuk mengkaji frekuensi, irama, dan volume
nadi berada dalam rentang nilai normal
 Memonitor pasien dengan perubahan denyut
nadi (Pasien dengan riwayat penyakit jantung,
mengalami aritmia, pendarahan, nyeri akut,
demam, mendapatkan terapi infus dalam dosis
besar)
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Kaji obat-obatan yang mempengaruhi denyut nadi
 Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
denyut nadi seperti usia, pengobatan/therapi,
aktivitas dan latihan, perubahan posisis dan
demam
 Kaji waktu pengambilan, usia dan lokasi
penghitungan denyut nadi
 Kaji adanya tanda dan gejala perubahan sistem
kardiovaskular yang lain seperti dyspenea, nyeri
dada, orthopnea, palpitasi, edema, cyanosis atau
kelelahan.
B. PERENCANAAN
a. Persiapan Alat  Jam yang ada jarum detiknya
 Buku catatan
 Alat tulis

b. Persiapan Pasien  Menjelaskan kepad pasien prosedur yang akan


dilakukan
 Mempersiapkan lingkungan privacy pasien
 Pada waktu pengukuran nadi, pasien diatur posisi
senyaman mungkin (posisi berbaring atau duduk)

c. Arteri yang dapat  Arteri radialis pada pergelangan tangan


diraba  Arteri brachialis pada siku bagian dalam
 Arteri carotis pada leher
 Arteri temporalis pada pelipis

15 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Arteri femoralis pada lipatan paha
 Arteri dorsalis pedis pada kaki
 Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
C. PELAKSANAAN
a. Langkah-langkah  Mencuci tangan
 Meletakkan tiga jari tengah di atas arteri tertentu
 Menghitung denyut nadi selama satu menit
 Mengamati volume (keras/lemah denyutannya)
 Mengamati irama (teratur/tidak)
 Mencuci tangan
 Mencatat hasil tindakan mencakup jumlah denyut
nadi, volume dan irama nadi
 Membuat grafik pada status pasien dengan tepat.

b. Sikap  Sopan terhadap pasien


 Tidak tergesa-gesa
 Teliti

c. Catatan  Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan


dengan pengukuran suhu

D. EVALUASI  Bandingkan hasil perhitungan denyut nadi dengan


nilai normal dan hasil sebelumnya

E. DOKUMENTASI  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan,


laporkan bila ditemui kelainan. Catat waktu dan
hasil pengukuran nadi.

III. PROSEDUR MENGHITUNG KESEIMBANGAN CAIRAN YAITU JUMLAH


CAIRAN MASUK DAN KELUAR (INTAKE – OUTPUT)
A. PENGERTIAN : Mengukur jumlah seluruh cairan yang masuk
ketubuh pasien baik melalui oral maupun parenteral
dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh
pasien
B. TUJUAN : Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh pasien
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Keadaan umum & riwayat kesehatan pasien
B. PERENCANAAN
a. Persiapan Alat  Formulir masuk – keluaran cairan 24 jam
 Alat tulis
 Gelas ukur

16 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Pispot/ urinal

b. Persiapan Pasien  Menjelaskan kepada pasien dan keluarga


mengenai prosedur yang akan dilakukan
C. PELAKSANAAN
a. Langkah-langkah  Mencuci tangan
 Menentukan jam permulaan pencatatan sampai
akhir pencatatan, misalnya pukul 06.00 pagi hari
ini s/d 06.00 pagi besok (hari) berikutnya
 Mencatat pada formulir dengan segera setiap ada
cairan yang masuk dan keluar
 Menjumlah cairan yang masuk dan yang keluar
selama 24 jam
 Mencatat dalam catatan perawat
 Perawat mencuci tangan

b. Sikap  Teliti
 Hati-hati

D. EVALUASI  Balance cairan pasien


E. DOKUMENTASI  Jumlah intake & out put

IV. PROSEDUR PEMASANGAN INFUS (MERAWAT INFUS, MENGGANTI


CAIRAN INFUS DAN MELEPAS INFUS)

A. PENGERTIAN : Pemasangan infus adalah suatu tindakan


memasukkan intravena cateter ke dalam vena untuk
jalur terapi parenteral
B. TUJUAN :  Memenuhi kebutuhan cairan tubuh ketika
pemenuhan per oral tidak terpenuhi
 Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan
elektrolit
 Jalur pemberian obat/ therapy, produk darah
 Pemberian nutrisi: glukosa, asam amino dan
lemak
 Akses therapi bila terjadi situasi emergensi
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Kaji tanda-tanda vital
 Kaji turgor kulit
 Adanya alergi terhadap plester dan betadine
 Kecenderungan perdarahan
 Adanya penyakit atau perlukaan pada ekstremitas

17 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Kondisi vena yang akan ditusuk
 Berapa lama akan diinfus, jenis infus, obat yang
akan diberikan, untuk menentukan pemilihan
vena
B. PERENCANAAN
a. Persiapan Alat  Standar/tiang infus, dan set infus steril
 Cairan steril sesuai dengan instruksi dokter
 Abocath/medicath dengan nomor yang sesuai
dengan vena yang akan difungsi
 Perlak kecil
 Pengikat pembendung (tourniquet)
 Kapas injeksi, kasa steril dalam tempatnya
 Plester, hansaplast, gunting dan bengkok, Alcohol
70% dan bethadine 10%
 Sarung tangan
 Spalk dan pembalut jika perlu

b. Persiapan Pasien  Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan


keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Menyiapkan lingkungan
 Mengatur posisi senyaman mungkin
C. PELAKSANAAN
a. Mengisi set infus  Mencuci tangan
 Menggunakan sarung tangan
 Memeriksa etiket dan mengantung botol infus
 K/p pipa pembebas udara ditusukkan pada botol
 Pengatur tetesan ditutup kemudian set infus
ditusukkan ke botol infus lalu pengatur tetesan
dibuka
 Cairan dialirkan pada bengkok sampai udara
keluar semua
 Pengatur tetesan ditutup
 Jarum ditutup dengan penutupnya

b. Langkah-langkah  Menentukan lokasi


 Pilih pembuluh darah vena pada anggota badan
(dahulukan bagian distal )
 Bila akan dilakukan dilengan pakaian di atas
dibuka
 Bila dikaki pakaian bawah (celana panjang)
dibuka
 Meletakkan perlak kecil dibawah bagian yang
akan dipunksi/tusuk
 Melakukan pembendungan

18 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Menghapus hamakan lokasi tusukan dengan
bethadine 10% dan alcohol 70% tunggu sampai
kering
 Menusukan jarum abocath kedalam vena dengan
lubang jarum abocath menghadap keatas (sudut
15 – 30°)
 Bila darah mengalir dalam pipa, menandakan
jarum masuk kedalam vena, tourniqet
pembendung dilepas, tarik jarum abocath,
hubungkan selang infus dengan abocath,
kemudian klem dilonggarkan untuk melihat
cairan mengalir
 Menilai ada tidaknya pembengkakan
 Abocath ditambatkan dengan plester
 Daerah bekas tusukan abocath ditutup dengan
hansaplast
 Lakukan fiksasi dengan plester
 Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai
instruksi
 Merapihkan pasien dan membereskan alat-alat
 Melepas sarung tangan
 Mencuci tangan
 Mencatat:
 Tanggal dan jam berapa memberikan cairan
 Macam cairan

c. Sikap  Teliti
 Hati-hati
 Tidak ragu-ragu

D. EVALUASI  Monitor intake dan output setiap hari, turgor kulit


mukosa membran, tanda vital
 Inspeksi lokasi tusukkan infus dan ekstremitas
setiap 2-4 jam dari adanya tanda-tanda nyeri,
pembengkakan, panas, kemerahan, perubahan
kecepatan tetesan, infus, terhentinya aliran infus
selama pemasangan infus

E. DOKUMENTASI Prosedur yang telah dilakukan meliputi: waktu, lokasi


penusukan, cateter yang digunakan, jenis cairan dan
jumlah cairan, catat respon pasien

19 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


V. PROSEDUR MEMONITOR TETESAN INFUS

A. PENGERTIAN : Menghitung tetesan infus adalah suatu tindakan


mengatur tetesan aliran infus yang mengalir masuk ke
dalam vena melalui IV catheter sesuai dengan skema
infus yang ditentukan
B. TUJUAN :  Mencegah timbulnya komplikasi yang berkaitan
dengan pemasangan infus
 Mempertahankan kelancaran pemberian terapi
intravena
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Lihat kembali perencanaan terapi infuse, tipe
cairan dan kecepatannya
 Kaji tanda vital, status keseimbangan cairan pasien
 Kaji respon pasien
B. PERENCANAAN
a. Persiapan Alat  Jam yang ada jarum detiknya
 Buku dan alat tulis

b. Persiapan pasien  Memberi penjelasan pada pasien/keluarga tujuan


tindakan yang dilakukan
 Atur lingkungan serta jaga privasi pasien
 Atur posisi klien
C. PELAKSANAAN
a. Langkah-langkah  Perawat mencuci tangan
 Mengobservasi kepatenan slang dan jarum IV
 Mengatur dan melihat posisi infus, apakah tetesan
infus lancar/tidak
 Kenali faktor tetesan dalam bentuk banyaknya
tetesan /ml dari sebuah set infuse.
Mikrodrip = 60 tts/ml
Makrodrip = 15 tts/ml atau 20 tts/ml tergantung
merk
 Menghitung banyaknya/jumlah tetesan dalam satu
menit, sesuai dengan program dokter dengan
rumus
volume total infus X faktor tetesan
total waktu infus dalam satu menit
 Hitung kecepatan aliran dengan menghitung
jumlah tetesan di dalam bilik tetesan selama satu
menit dengan menggunakan jam tangan kemudian
atur klem penggeser untuk menurunkan atau
meningkatkan kecepatan infus

20 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Perawat mencuci tangan
 Tulis/ catat jam penghitungan dan jumlah tetesan
permenit dalam formulir

b. Sikap  Teliti
 Hati-hati
 Tidak ragu-ragu

D. EVALUASI  Inspeksi lokasi tusukan infus terhadap adanya


infiltrasi, inflamasi, phlebitis, adanya perdarahan
 Observasi respon pasien terhadap terapi

E. DOKUMENTASI Catat kecepatan infuse: tetes/menit dan cc/jam,


kepatenan aliran infuse dan sesuai kebijakan institusi

VI. PROSEDUR RUMPLE-LEED TEST

A. PENGERTIAN : Pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan


pembendungan pada bagian lengan atas selama 10
menit.
B. TUJUAN :  Untuk mendeteksi adanya perdarahan di bawah
kulit (petekie) sebagai tanda demam berdarah.
 Untuk mengetahui ketahan/kerapuhan dinding
pembuluh darah serta jumlah dan fungsi trombosit.
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Kaji tanda vital, status keseimbangan cairan pasien
 Kaji respon pasien
B. PERENCANAAN
A. Persiapan Alat  Tensimeter lengkap dengan manset
 Buku dan alat tulis

B. Persiapan pasien  Memberi penjelasan pada pasien/keluarga tujuan


tindakan yang dilakukan
 Atur lingkungan sekitar klien
 Jaga privasi klien
 Atur posisi klien
C. PELAKSANAAN
a. Langkah-langkah  Perawat mencuci tangan
 Mendekatkan alat-alat ke sekitar klien
 Menggunakan sarung tangan
 Lakukan pengukuran tekanan darah
 Hitung batas tekanan sistolik dan tekanan diastolik
kemudian jumlahkan batas kedua tekanan tersebut
dan bagi dua dengan rumus

21 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 MAP:
 Lakukan pengukuran MAP dengan
mempertahankan tekanan hasil pengukuran MAP
sampai kurang lebih 5 menit.
 Setelah itu turunkan tekanan secara perlahan-
lahan
 Baca hasil test:
- (negative) : Tidak ditemukan petekie (<20)
+ (positif) : Ada petekie > 20
 Catat hasil pengukuran
 Bereskan alat yang telah dipergunakan
 Rapihkan kembali klien.
 Buka sarung tangan, lalu buang ke dalam bengkok
 Perawat mencuci tangan

 Teliti
b. Sikap
 Hati-hati
 Tidak ragu-ragu

D. EVALUASI  Inspeksi daerah yang di lakukan rumple leed test


dan adanya tanda-tanda perdarahan
 Observasi respon pasien terhadap tindakan

E. DOKUMENTASI Catat jam berapa dilakukan, tangan daerah mana yang


dilakukan test dan hasil testnya

VII. PROSEDUR MEMBERIKAN TRANSFUSI

A. PENGERTIAN : Memberikan tranfusi darah, melalui infus, mengganti


kehilangan darah
B. TUJUAN :  Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit
 Mencegah hypovolemik shock
NO KOMPONEN KRITERIA / PETUNJUK KERJA
A. PENGKAJIAN  Jenis & jumlah transfusi yang diberikan, tanggal
kadaluarsa, & golongan darah.
 Suhu tubuh pasien, riwayat alergi & riwayat
transfusi sebelumnya.
B. PERENCANAAN
a. Persiapan Alat  Standar/tiang infus
 1 botol NaCl 0.9%

22 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


 Darah yang dibutuhkan (sesuai dengan suhu
tubuh)
 1 set transfusi darah, 1 set infus
 Bila perlu IV catheter/ wing needle (no.19,
abbocath)
 Alcohol 70% & Bethadine 10%
 Kapas alkohol
 Kassa steril dalam tempatnya
 Plester, gunting & perlak
 Bila perlu obat antihistamin & Ca Gluconas sesuai
intruksi dokter
 Tourniquet
 Tensi meter, termometer
 Formulir observasi & alat tulis

b. Persiapan Pasien  Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan


keluarganya mengenai prosedur tindakan yang
akan dilakukan
 Mempersiapkan lingkungan

C. PELAKSANAAN
a. Langkah-langkah  Mencuci tangan
 Mengatur posisi tidur sesuai kebutuhan
 Mengobservasi tensi, suhu, nadi, pernapasan
 Memasang NaCL 0,9%
 Mengontrol kembali darah yg sdh disiapkan dgn
melihat label, mengenai :
 Identitas pasien
 Jenis & golongan darah
 No. kantong darah
 Tgl kadaluwarsa
 Cross matching & jumlah darah
 Memindahkan slang transfus ke darah (setelah
NaCl 0.9% masuk 15 menit)
 Mengatur tetesan darah
 Perawat mencuci tangan
 Merapihkan pasien & lingkungan
 Membereskan alat-alat & mengembalikan pada
tempatnya
b. Sikap  Sabar, tidak tergesa-gesa
 Teliti & hati-hati
 Tanggung jawab

23 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar


D. EVALUASI Mengobservasi tensi, suhu, nadi, pernapasan tiap ½
jam selama transfusi & ½ jam setelah transfuse

E. DOKUMENTASI Jam pemasangan, jumlah & jenis darah, kantong


keberapa, nomor kantong, nama perawat yang
memasang

24 Modul Praktek Laboratorium Keperawatan Dasar

Anda mungkin juga menyukai