PENYAKIT HEPATITIS
Disusun Oleh:
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah subhanallahu Wata’ala yang telah
memeberikan banyak nikmat, taufik, dan hidayah.Sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini “Penyakit Hepatitis” dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya sampaikan banyak terimakasih kepada segenap
pihak yang yang telah berkontribusi secara maksimal dan penyelesaian makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk melengkapi tugas Anatomi dan Fisiologi selain itu
untuk mengetahui dan memahami sistem pencernaan pada manusia. Pembahasan materi
tersebut diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami konsep anatomi dan fisiologi
manusia.
Dengan segala kerendahan hati,penulis berharap adanya masukan atau saran dari
rekan-rekan sebagai bahan perbaikan buku ini di kemudian hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................ii
BAB 1...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................1
1. Tujuan Umum...................................................................................................................1
2. Tujuan Khusus..................................................................................................................1
BAB 2...............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
A. Persepsi Sakit dan Penyakit Desease dan Illnes................................................................3
B. Pengertian Penyakit Hepatitis............................................................................................5
C. Menyebutkan Penyebab Penyakit Hepatitis.....................................................................5
D. Menyebutkan Tanda dan Gejala.......................................................................................8
E. Menjelaskan Pemeriksaan Laboratorium yang Mendukung Penyakit Hepatitis..........9
BAB 3.............................................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................................11
A. Kesimpulan........................................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di seluruh dunia.
Penyakit ini atau pun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian
setiap tahunnya. Secara global virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia
yang persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang dari Rumah Sakit , hepatitis A
masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang di rawat
yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia,
Afrika , India , menunjukan sudah memilki antibody anti-HAV pada usia 5 tahun.
Sebagian besar infeksi HAV didapat pada awal kehidupan , kebanyakan
asimtomatik atau sekurangnya anikterik.
Untuk hepatitis D walaupun infeksi hepatitis ini erat hubungannya dengan infeksi
hepatitis B. laporan dari Indonesia mendapat hasil2,7% (2 orang) anti HDV positif
dari 73 karier hepatitis B dari donor darah. Hepatitis E di Indonesia pertama kali di
laporkan di Sintang Kalimantan barat yang di duga dari pencemaran sungai yang
dipergunakan untuk aktivitas sehari-hari. Didapatkan HEV positif sebanyak 34,1%.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
1) Mahasiswa mampu memahami konsep disease dan illnes
2. Tujuan Khusus
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Persepsi Sakit dan Penyakit Desease dan Illnes
Disease dan Illness merupakan dua konsep yang berbeda dalam antropologi
kesehatan dalam memandang sakit, walaupun keduanya memiliki arti kata yang
sama, yaitu penyakit. Disease merupakan suatu pandangan sakit menurut para ahli
medis modern yang memandang penyakit sebagai suatu gangguan pada bagian
tubuh atau organ manusia yang menyebabkan berkurang atau hilangnya fungsi
bagian tubuh atau organ manusia tersebut. Berkurang atau hilangnya fungsi
tersebut dilihat berdasarkan duatu diagnosa secara ilmiah dan perlu adanya
pemeriksaan secara medis. Selain itu, upaya untuk menyembuhkan penyakit dalam
konsep disease yaitu didasarkan pula pada ilmu pengetahuan yang teruji secara
ilmiah. Dengan kata lain, disease dipandang sebagai suatu konsep patologi atau
ilmu tentang kesehatan. Sedangkan Illness sendiri merupakan suatu pandangan
sakit dari perspektif kebudayaan (kultural). Dalam konsep illness, seseorang dapat
dikatakan sakit jika seseorang tersebut tidak dapat menjalankan fungsi dan peranan
sosialnya secara wajar, serta tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya.
Berbeda dengan disease yang pendiagnosaan sakitnya dilakukan secara ilmiah
dengan sistem medis modern, pendiagnosaan sakit dalam illness yaitu dilakukan
oleh seseorang itu sendiri atas dasar apa yang dirasakannya tersebut dan
pengetahuan yang dimilikinya.
3
menyebabkan berkurang atau hilangnya fungsi bagian tubuh atau organ manusia
tersebut, sedangkan illness memandang bahwa seseorang dikatakan sakit jika
seseorang tersebut tidak dapat menjalankan fungsi dan peranan sosialnya secara
wajar, serta tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
harinya.Disease pendiagnosaannya melalui pemeriksaan secara medis (modern)
berdasarkan ilmu pengetahuan yang ilmiah, sedangkan illness pendiagnosaannya
dilakukan oleh seseorang itu sendiri atas dasar apa yang dirasakannya tersebut dan
pengetahuan yang dimilikinya.Disease dibentuk oleh adanya kelainan organik
maupun fungsional dari tubuh, sedangkan illness dibentuk oleh faktor-faktor
kultural yang dipengaruhi oleh persepsi, pemberian nama, penjelasan, dan proses
penilaian dan pengalaman yang seorang wanita bernama Wien mengidap penyakit
kanker rahim. Ketika ia memeriksakan diri ke dokter, dokter melakukan tes
laboratorium dan memberitahukan penyebab kanker rahim. Menurut dokter,
secara disease kanker rahim adalah sebuah jenis kanker yang menyerang rahim atau
sistem reproduksi wanita. Kanker ini juga sering disebut kanker endometrium
karena umumnya muncul dengan menyerang sel-sel yang membentuk dinding
rahim atau istilah medisnya endometrium. Berdasarkan uji laboratorium, penyebab
Wien menderita penyakit tersebut yaitu ketidakseimbangan hormon tubuh,
terutama estrogen. Ketidakseimbangan hormon tersebut diakibatkan karena
menstruasi dini, menopause yang terlambat, obesitas, diabetes, terapi pengganti
hormon, serta penggunaan tamoksifen jangka panjang. Dokter menatakan bahwa
pengobatan untuk kanker rahim tersebut adalah dengan histerektomi (operasi
pengangkatan rahim), terapi hormon, atau kemoterapi.Dalam pandangan illness,
beberapa masyarakat yang memegang kebudayaan Islam memiliki pengertian
tersendiri mengenai penyakit kanker rahim. Hal ini terlihat setelah Wien mencoba
bertanya kepada Ustad Danu mengenai penyakitnya tersebut. Menurut Ustad Danu,
penyakit kanker ini dapat terjadi karena sesorang yang mengidap penyakit kanker
rahim sedang memiliki masalah terhadap seseorang. Menurutnya, jika seseorang
bermasalah pada hal yang berhubungan dengan rahim atau indung telur, biasanya
menyangkut masalah terhadap orang tua, khususnya dengan ibu. Penyebabnya
biasanya muncul karena terlalu sering emosi (suka marah-marah, jengkel)
khususnya pada keluarga (anak, suami, istri, atau ibu kandung), namun emosi
tersebut hanya disimpan saja. Terdapat beberapa solusi untuk Wien sebagai
pengidap kanker rahim menurut kebudayaan Islam, seperti meminta maaf pada
orang-orang yang disakiti, belajar untuk sabar dan tidak marah-marah, bertaubat
4
pada Allah dan mohon kesembuhan, serta melakukan sholat wajib dan
tahajud.tidak menyenangkan.Karena disease melihat penyakit dari perspektif
patologis (medis modern), maka pengobatan untuk penyakit tersebut juga
berdasarkan cara yang ilmiah juga (misalnya dengan dokter menulis resep atas
penyakit sesuai dengan penyakit yang didiagnosa dan menyembuhkan penyakit
dengan peralatan medis modern dan obat). Sedangkan karena illness melihat
penyakit dari perspektif kebudayaan, maka pengobatan untuk penyakit tersebut
juga berdasarkan kultur setempat juga (misalnya masyarakat suatu daerah
mendefinisikan suatu penyakit sebagai akibat masuknya suatu objek karena ilmu
sihir, maka pengobatannya juga dengan jalan pengeluaran objek tersebut dengan
ilmu sihir yang dipercaya oleh masyarakat penganut kebudayaan tersebut).
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati.Hepaberarti kaitan dengan
hati, sementara itis berarti radang (Green, 2016).Beberapa penyebab penyakit hati
antara lain.Infeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui selaput mukosa,
hubungan seksual atau darah (parenteral).Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-
obat tertentu.Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis.Gangguan
imunologis, seperti hepatitis autoimun, yang ditimbukan karena adanya perlawanan
sistem pertahanan tubuh terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Pada hepatitis
autoimun, terjadi perlawanan terhadap sel-sel hati yang berakibata timbulnya
peradangan kronis.Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma, dapat disebabkan
5
oleh senyawa karsinogenik antara lain aflatoksik, polivinil klorida (bahan pembuat
plastic), virus dan lain-lain. Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga dapat
berkembang menjadi kanker hati.
Hepatitis A:
Hepatitis B:
Hepatitis C:
Hepatitis D:
6
Cara penularan : melalui darah (jalur perkutan/parenteral) atau lewat
kontak dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan
oral (saliva dan secret vagina), penularan perinatal dari ibu kepada bayi
nya.
Hepatitis E :
Hepatitis F:
Hepatitis G:
7
Hepatitis Alkoholik
Hepatitis Autoimun
Toxic Hepatitis
- Amatoxin
- Aflatoxin
- Cylindrospermopsin
8
Diklasifikasikan dalam 3 fase:
2. Nausea
3. Sakit kepala
4. Malaise
5. Demam
7. Muntah
9. BB ↓
4. Pruritus
5. Demam
6. Fatigue
7. Hati membesar
8. BB ↓
9. Bilirubinuria
2. Malaise
3. Mudah lemah
a) Urin
Kelainan pertama yang terlihat yaitu adanya bilirubin dalam urin bahkan dapat
terlihat sebelum ikterus timbul. Juga bilirubinuria timbul sebelum kenaikan
bilirubin dalam serum dan kemudian menghilang dalam urin, walaupun bilirubin
serum masih positif. Urobilinogen dalam urin dapat timbul pada akhir fase
preikterus. Pada waktu ikterus sedang menaik, terdapat sangat sedikit bilirubin
dalam intestin, sehingga urobilinogen menghilang dalam urin. 10
b) Tinja
Pada waktu permulaan timbulnya ikterus, warna tinja sangat pucat. Analisis tinja
menunjukkan kembali normal, berarti ada proses ke arah penyembuhan. 10
c) Darah
Yang penting ialah perlu diamati serum bilirubin, SGOT, SGPT, dan asam
empedu, seminggu sekali selama diawat di RS. Pada masa preikterik hanya
ditemukan kenaikan dari bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), walaupun
bilirubin total masih dalam batas normal.
Pada minggu pertama dari fase ikterik, terdapat kenaikan kadar serum bilirubin
total (baik yang terkonjugasi maupun yang tidak terkonjugasi). Kenaikan kadar
bilirubin bervariasi antara 6-12 mg%, tergantung dari berat ringannya penyakit.
Kenaikan bilirubin total terus meningkat selama 7-10 hari. Umumnya kadar
bilirubin mulai menurun setelah minggu kedua dan fase ikterik, dan mencapai
batas normal pada masa penyembuhan.
Serum transaminase yang perlu diamati adalah SGOT dan SGPT. Pada fase akut
yaitu pada permulaan fase ikterik terdapat kenaikan yang menyolok dari SGOT
dan SGPT, kenaikannya sampai sepuluh kali nilai normal, dan pada keadaan
berat dapat seratus kalinya. Pada minggu kedua dari fase ikterik mulai terdapat
10
penurunan 50% dari serum transaminase tetapi pada fase penyembuhan nilainya
belum mencapai nilai normal. Nilai normal baru dicapai sekitar 2-3 bulan
setelah timbulnya penyakit. Oleh karena itu serum transaminase digunakan
untuk memantau perkembangan penyakit penderita, dan sebaiknya diperiksa 1-2
bulan sekali selama berobat jalan. Bila hasilnya setelah 6 bulan tetap meninggi
maka perlu dipikikan kemungkinan menjadi kronis. Pemeriksaan enzim
menggunakan rasio dari De Ritis amat bermanfaat untuk membedakan jenis
kerusakan hati. Pada hepatitis akut rasio SGOT/SGPT adalah 0,4-0,8, sedangkan
pada hepatitis kronis rasio SGOT/SGPT adalah sekitar 1 atau lebih. 10 Kadar
laboratoris lainnya yaitu terdapat sedikit kenaikan fosfatase alkali, yang bersifat
sementara yaitu pada fase akut, untuk selanjutnya kembali pada batas normal.
Bila ditemukan tetap meninggi, maka perlu dipikirkan adanya kolestasis. Pada
umumnya kadar serum protein masih dalam batas-batas normal. Bila terjadi
perubahan serum protein yaitu mulai tampak menurunnya albumin dan
menaiknya globulin berarti penyakitnya menjadi kronis. Selain daripada itu
waktu protrombin dapat digunakan untuk memantau perkembangan hepatitis
virus akut, yang biasanya memiliki nilai normal atau sedikit menaik. Bila hasil
waktu protrommbin tetap sangat memanjang walaupun telah diberikan suntikan
vitamin K tidak akan kembali normal berarti telah menjadi hepatitis fulminan
Kelainan darah perifer yang ditemuakan pada fase preikterik yaitu terlihat
leukopeni, limfopeni, dan netropeni, merupakan gambaran umum infeksi virus.
Disamping itu terlihat LED menaik, kemudian pada fase ikterik kembali normal,
dan terdapat kenaikan lagi bilamana ikterusnya berkurang, yang kembali normal
lagi pada fase penyembuhan yang sempurna.
Untuk menentukan penyebab hepatitis virus akut tidak dapat dilihat gejala klinis
dan kelainan laboratorium tersebut di atas. Dan satu-satunya ialah perlu sekali
ditentukan pertanda serologis.
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis adalah peradangan (inflamasi) pada hati yang diakibatkan oleh virus
Hepatitis,reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia . Penyebaran
dari virus Hepatitis melalui rute fekal-oral, transfusi darah, kontak seksual dan
melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh virus hepatitis dan juga
didorong oleh sanitasi yang buruk, higiene individu yang kurang dan kebiasaan
mengkonsumsi alkohol. Untuk mendiagnosa pasien terkena hepatitis dilakukan
beberapa pemeriksaan diagnostic. Tanda dan gejala yang mungkin muncul yaitu
tidak nafsu makan, mual, muntah, urine berwarna gelap, nyeri pada perut kuadran
kanan atas, ikterik,. Pengobatan yang diperlukan untuk penyakit ini yaitu terapi,
tirah baring, dan asupan nutrisi yang adekuat serta penyuluhan untuk mencegah
terjadinya hepatitis berulang tindakan yang harus dilakukan perawat adalah
menganjurkan klien untuk mematuhi diit, menghindari alkohol, menjaga kesehatan
secara optimal dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari
pemakaian alat-alat makan yang terkontaminasi, sikat gigi secara bersama-sama,
dan yang paling utama adalah cuci tangan, sesudah BAB dan sebelum makan.
Untuk masyarakat disarankan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan
membawa anak-anak untuk mendapat imunisasi Hepatitis. Bila tidak diatasi dengan
benar akan menimbulkan komplikasi.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini penulis berharap kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu penulis juga
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga bisa berorientasi lebih baik
pada makalah saya selanjutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M. & Hawks, Jane Hokanson. 2012. Medical Surgical Nursing. Edisi 8,
volume 2. Singapore: Elsevier
Lewis. 2010. Medical Surgical Nursing : Assessment & Management of Clinical Problem.
Edisi 7, volume 2. Philadelphia : Mosby Inc
Price, Sylvia A. 2010. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6, volume
1. Jakarta: EGC
Sheerwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G. 2011. Brunner & suddarth Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8, vulome 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, Aru W. 20015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4, jilid 1. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/aafa43ca8f7914ac9fde6a5d19ff309
4.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40133/Chapter%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-rahmayanti-6593-2-babi.pdf
13
14