“SKORBUT”
Dosen Pembimbing
Disusun oleh:
P07131217044
D-IV B SEMESTER 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN AJARAN 2018/2019
Satuan Acara Pembelajaran Konsultasi Gizi
2 Selingan Pagi - - - -
(Pukul 11.00)
3 Siang (Pukul - Mie ayam telur - Mie basah 2 gelas 200
13.30) - Ayam 1 ptg kcl 30
- Telur ayam 1 butir 55
4 Selingan Siang -
- - -
(Pukul 16.00)
5 Malam (Pukul - Nasi putih - Beras Giling 1 piring 100
20.00) -Ayam lalapan -Ayam 1 ptg sdg 40
-Tempe goreng -Tempe 2 ptg sdg 50
-Minyak goreng 1 sdm 5
Dari hasil recall 24 jam yang dilakukan, konselor menganalisis kandungan zat gizi total
dari bahan makanan yang sudah didata. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa
dalam sehari, asupan klien belum memenuhi kebutuhan yang dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.
Tabel 3. Asupan Zat Gizi Sebelum Konseling
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
Recall 24
1.448,7 52,505 49,445 193,6
Jam
Kebutuhan 1.542,34 57,83 42,8 231,35
% Asupan 93,9% 90,7% 115,5% 83,6%
Riwayat Personal
Klien tidak mendapatkan ASI pada 1 tahun pertama. Pola makan klien yang
berubah-ubah dan tidak baik, Selain itu, klien memiliki kebiasaan mengonsumsi junk
food, sangat jarang mengonsumsi buah dan sayur. Dan sering mengalami gangguan
pencernaan. Dapat disimpulkan bahwa klien mengalami penyakit skorbut atau
kekurangan vitamin C
Berikut adalah menu sehari untuk klien sesuai dengan penyakit skorbut yang diderita :
Tabel 3. Rincian Menu Sehari untuk Klien
Total Zat Gizi Makro
Waktu Menu Energi Protein (gram) Lemak Karbohidrat
Hewani Nabati
(Kkal) (gram) (gram)
Pagi - Nasi putih
(07.00) - Ayam manis
- Sayur sop 521,1 7,28 8,43 10,96 88,14
- Buah jeruk manis
- Air Mineral
Selingan - Jus Alpukat
Pagi 68 0 0,72 5,2 6,16
(10.00)
Siang - Nasi putih
(13.00) - Babi kecap
- Perkedel tahu
497,3 3,57 10,66 16,08 74,32
- Tumis kangkung
- Buah pepaya
- Air Mineral
Selingan - Asinan salak
Siang 23,1 0 0,12 0 6,27
(16.00)
Malam - Nasi Putih 466,81 7,04 13,79 11,67 69,09
(19.00) - Telur omelet
- Tempe Bacem
- Sayur bening
- Air Mineral
Total 1.576,3 51,61 43,91 243,98
Pada perencanaan menu, konselor mengatur bahan makanan yang beragam dan sesuai
dengan aturan dietetik untuk penderita skorbut. Dengan mengatur keberagaman, total kebutuhan
sehari klien dapat terpenuhi. Selain itu, menambahkan selingan makanan pada pagi dan siang
hari juga dapat membantu kecukupan zat gizi klien yang sebelumnya tidak terpenuhi karena
klien tidak mengonsumsi selingan makanan dalam seharinya (dapat dilihat dari hasil recall 24
jam).
Selain perencanaan diet, klien disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin C untuk
membantu memenuhi kebutuhan vitamin C selain dari sumber buah dan sayur yang pastinya
harus selalu dikonsumsi oleh klien.
https://www.alodokter.com/skorbut
https://www.academia.edu/17563415/DEFISIENSI_VIT_C
https://independent.academia.edu/putriani5
https://www.academia.edu/17178066/Vitamin_C
https://www.scribd.com/document/372579447/KONSEP-SKORBUT
V. Lampiran
1. Pengertian Skorbut
Skorbut adalah penyakit langka yang terjadi saat tubuh kekurangan vitamin C, padahal
vitamin C ini sangat penting bagi tubuh karena berfungsi untuk membantu pembuatan
kolagen. Yang dimaksud dengan kolagen adalah protein yang terdapat pada berbagai
jaringan tubuh seperti kulit, tulang dan pembuluh darah. Tanpa adanya vitamin C yang
cukup, serat kolagen dalam tubuh tidak dapat diperbaiki sehingga dapat memicu
kerusakan pada jaringan tubuh dan kerusakan inilah yang memicu munculnya skorbut
pada seseorang.
2. Patogenesa Skorbut
Selama defisiensi vitamin C pembentukkan kolagen dan kondroitin sulfat terganggu.
Kecenderungan perdarahan,dentin gigi tidak sempurna dan pelonggaran gigi disebabkan
oleh kekurangan kolagen. Karena osteoblast tidak lagi membentuk bahan interseluler
normal (osteoid), pembentukan tulang enkhondral berhenti. Trabekula tulang yang telah
terbentuk menjadi rapuh dan mudah patah. Periosteum menjadi longgar, dan perdarahan
subperiosteal terjadi, terutama pada ujung-ujung femur dan tibia. Pada skorbut berat
dapat ada degenerasi otot skelet, hipertrofi jantung, depresi sumsum tulang dan atrofi
adrenal. Penurunan pembentukan osteoblastik matriks tulang yang ada pada resorpsi
osteoclastic tulang menyebabkan osteoporosis. Karena matriks tulang tidak terbentuk
pada kalsifikasi inti dari tulang rawan di lempen epifiseal, daerah tulang rawan yang
kalsifikasi menetap dan menebal. Avitaminosis vitamin C juga meningkatkan kerapuhan
kapiler, terdapat perdarahan spontan, tidak hanya di sub periosteum tetapi juga di
membran mukosa gusidan usus. Ketika perdarahan sub periostealnya ini terus
berlangsung, perlengketan normal dari epifisis dan lempeng epifisis ke metafisis
terganggu dan pemisahan epifisis.
3. Etiologi Skorbut
Penyebab skorbut adalah kurangnya mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C. Meski
demikian, terdapat juga berbagai faktor risiko yang akan membuat seseorang
mengalami skorbut.
Beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
menjalani program diet tertentu, dengan asupan hanya sedikit atau bahkan tidak ada
sumber vitamin C sama sekali
Mengonsumsi hanya sedikit makanan, yang mungkin disebabkan oleh gangguan makan.
Hal ini sering kali terkait dengan beberapa kondisi, seperti anoreksia, sedang dalam
kondisi sakit parah, atau sedang menjalani terapi berat seperti kemoterapi.
Pola makan yang kurang baik dan memiliki kebiasaan merokok yang dapat mengurangi
penyerapan vitamin C.
Memiliki pola makan yang kurang baik dan sedang hamil atau menyusui., di mana dalam
kondisi ini tubuh sebenarnya membutuhkan lebih banyak asupan vitamin C.
Mengalami gangguan sistem pencernaan yang parah seperti penyakit Crohn.
Bayi, anak-anak yang kurang gizi, dan orang lanjut usia.
Mereka yang memiliki kecanduan terhadap alkohol atau obat-obatan terlarang.
Skorbut dapat menyebabkan anemia, kelelahan, perdarahan spontan, nyeri pada anggota
badan terutama pada kaki, serta bengkak pada beberapa bagian tubuh. Selain itu, kondisi ini
terkadang juga menimbulkan luka atau tukak pada gusi dan kehilangan gigi.