Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN DAN KONSULTASI GIZI

Oleh:

NI MADE ARI KUSUMADEWI


P07131217080

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI D IV GIZI

1
Satuan Acara Pembelajaran Konsultasi Gizi

I. Tujuan Konsultasi Gizi


Tujuan dari konsultasi gizi yaitu :
1. Meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang, sehingga
menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang, gizi lebih, dan penyakit
tertentu.
2. Meningkatkan penganekaragaman dalam penyelenggaraan makanan dalam upaya
peningkatan status gizi menuju gizi seimbang khususnya pada penderita penyakit
tertentu.

II. Manfaat Konsultasi Gizi


Manfaat dari konsultasi gizi merupakan sistem pertolongan dalam bentuk diskusi untuk
mencapai tujuan berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan
perilaku (sikap) dalam lingkup pelayanan gizi khususnya untuk penderita penyakit tertentu
(Anemia).

III. Langkah – Langkah Persiapan Konsultasi


1. Tahap Pelibatan (Involving)
Pada tahap ini, gunakan keterampilan komunikasi, sambut klien dengan baik dan
ramah, berdiri serta berikan salam kepada klien. Persilahkan klien untuk duduk dan
merasa nyaman. Disini konselor memperkenalkan nama dan memberikan waktu klien
untuk menceritakan identitas. Selain itu, konselor harus menunjukan kepercayaan diri
di depan klien dan menjelaskan tujuan dari konseling gizi yang akan diberikan.
Adapun data klien yang didapat sebagai berikut :
Nama Klien : Alma Lystia
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 Tahun
Alamat : jl gutiswa cekomaria
Pekerjaan : mahasiswa
Penyakit : anemia

2
2. Tahap Penjelasan / Menggali Permasalah (Exploring)
Pada tahap ini, konselor akan mengumpukan data, verifikasi, dan interpretasi data
yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi dan penyebabnya. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk mendapatkan informasi atau data yang lengkap dan sesuai
dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi yang terkait dengan masalah asupan energi
dan zat gizi atau faktor lain yang dapat menimbulkan masalah gizi. Informasi yang
dapat dikaji berupa data antropometri, data biokimia, data klinis dan fisik data riwayat
makan serta data riwayat personal. Adapun data-data yang dimaksud perinciannya
sebagai berikut :
 Data Antropometri
Berat Badan (BB) : 50 kg
Tinggi Badan (TB) : 160 cm
IMT : 19,5 kg/m2
BBI : 54 kg

 Kebutuhan Zat Gizi


- Menghitung kebutuhan energi dengan rumus Du Bois :
BMR = BBI x Jam x 0,9
= 54 x 24 x 0,9 = 1166,4 Kkal
Koreksi Tidur = BBI x 0,1 x 8
= 54 x 0,1 x 8 = 43,2 Kkal -
= 1123,2 Kkal
Aktivitas Fisik = 20% x 1123,2 = 224,64 Kkal +
= 1347,84 Kkal
SDA = 10 % x 1347,84 = 134,784 Kkal +
= 1482,624 Kkal
Dari hasil peerhitungan di atas, kebutuhan energi klien sehari adalah 1482,624 Kkal.

- Kebutuhan standar untuk protein:


Kebutuhan protein untuk anemia 15% -20% dari total energi. Jadi dalam sehari,
kebutuhan asupan protein klien adalah sebagai berikut :
Protein = 15% x total energi sehari
= 15% x 1482,624 Kkal

3
= 222,39 Kkal
4
= 55,5 gram

- Kebutuhan standar untuk lemak :


Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20% -25% dari total energi.Asupan
lemak dianjurkan < 10% energi dari lemak jenuh dan tidak lebih 10% energi dari
lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya yaitu 60% – 70% total energi dari
lemak tidak jenuh tunggal dan karbohidrat.Jadi dalam sehari, kebutuhan asupan
lemak klien adalah sebagai berikut :
Lemak = 20% x total energi sehari
= 20% x 1482,624 Kkal
= 296,52 Kkal
9
= 32,94 gram
- Kebutuhan standar untuk karbohidrat :
Rekomendasi ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat
daripada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah
terbukti mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar
tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon
glikemik yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat
yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Berdasarkan anjuran di atas konselor menggunakan anjuran konsumsi 65% total
energi agar pertambahan persentase protein, lemak, dan karbohidrat menjadi 100%.
Dalam sehari kebutuhan asupan karbohidrat klien adalah sebagai berikut :
Karbohidrat = 65 % x total energi sehari
= 65 % x 1484,624 Kkal
= 963,70 Kkal
4
= 240,92 gram

- Kebutuhan untuk tiap kali makan :


Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Makro per Hari

4
Waktu Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak (gram) Karbohidrat (gram)
Pagi (35%) 518,91 19,45 11,53 84,32
Siang (35%) 518,91 19,45 11,53 84,32
Malam (30%) 444,78 16,65 9,88 72,276
Jumlah 1482,6 55,5 32,94 240,92

 Recall 24 Jam
Tabel 3. Hasil Recall 24 Jam
Waktu Banyaknya
No Nama Makanan Bahan Makanan
Makan URT gram
1 Pagi (Pukul Air putih Air 1 gelas
6.00 – 7.30)
2 Selingan Pagi - ½ buah
-kentang - 50 gr
(Pukul 11.00) sedang
-wortel - 50 gr
- risoles - ½ gls
- telur - 50 gr
- 1 btr
- tepung terigu - 25 gr
- 5 sdm
3 Siang (Pukul - soto ayam - ayam - 1 ptg sdg -50 gr
13.30) - telur - ½ btr - 25 gr
- bihun - ½ gls - 50 gr
- kol
4 Selingan Siang
- - - -
(Pukul 16.00)
5 Malam (Pukul - lontong - Nasi Beras Giling 1 prg2 ptg 100
19.00) - sate ayam - daging ayam sdng 100

Dari hasil recall 24 jam yang dilakukan, konselor menganalisis kandungan zat gizi total
dari bahan makanan yang sudah didata. Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa
dalam sehari, asupan klien belum memenuhi kebutuhan yang dapat dilihat dari tabel di
bawah ini.
Tabel 4. Asupan Zat Gizi Sebelum Konseling

5
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
Recall 24
1274,5 50,475 47,45 155,225
Jam

Kebutuhan 1482,6 55,5 32,94 240,92

% Asupan 85,96 90,94 144,04 64,43

 Data Klinis dan Fisik


Keluhan : sedikit makan, jarang lapar, banyak minum, sering haus
(polidipsia)
Pengamatan Fisik : Dilihat dari fisik klien terlihat lesu dan pucat

 Riwayat Personal
Klien memiliki riwayat penyakit anemia dari orang tua atau keluarga terdekat.
Ibu klien juga sebelumnya mengalami penyakit anemia

3. Tahap Pemacahan Masalah (Resolving)


Pada tahap ini, konselor harus mampu memberikan solusi sesuai dengan masalah
yang dihadapi dengan memberikan penjelasan berupa alternatif-alternatif
pemecahannya, yakni anjuran perencanaan diet dan olahraga.
Dalam perencanaan diet untuk anemia, hal yang perlu diperhatikan adalah pola
konsumsi, jenis makanan yang di konsumsi dan tingkat konsumsi klien. Serta menjaga
keseimbangan zat besi. Makanan-makanan sumber zat besi misalnya daging sapi, hati,
kepiting, udang, kacang tanah, biji bunga matahari, brokoli, bayam, selada, kangkung
dan buah plum untuk itu baik bagi klien Porsi per harinya diatur sesuai berat badan dan
tinggi badan klien. Selain itu, klien harus membatasi konsumsi makanan yang
menghambat penyerapan zat besi seperti teh
Tujuan utama diet pada anemia adalah agar jumlah darah/hemoglobin pada klien
berada pada batas normal yang mencakup:
- Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan interval waktu
sekitar 3 jam.

6
- Biasakan sarapan pada pagi hari
- Mengkonsumsi vitamin c dengan makanan kaya zat besi untuk membantu
meneyarp zat besi lebih mudah seperti jus jeruk
- Hindari minum teh karena dengan makanan karenan dapat mengurangi jumlah zat
besi yang diserap
- Konsumsi daging merah pada saat makan
- Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout kacang hijau,
jagung rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread) setiap hari.
- Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras merah/beras
tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole wheat bread) dan jagung.
- Jangan menggabungkan dua atau lebih makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi
goreng dan perkedel kentang (karena ketiganya memiliki indeks glikemik yang
tinggi).
- Gunakan minyak goreng dalam jumlah terbatas (kurang lebih setengah sendok
makan untuk sekali makan). Biasakan memasak dengan cara menumis, merebus,
memepes, memanggang serta menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng
makanan dengan banyak minyak.
- Biasakan mengonsumsi makanan vegetarian pada waktu santap malam.
Berikut adalah menu sehari untuk klien sesuai dengan penyakit diabetes melitus
yang diderita :
Tabel 5. Rincian Menu Sehari untuk Klien
Total Zat Gizi Makro
Waktu Menu Energi Protein (gram) Lemak Karbohidrat
(Kkal) Hewani Nabati (gram) (gram)
Pagi - roti gandum
(07.00) - telur ceplok
232,55 6,4 3,835 6,5 33,33
- jus jeruk

Selingan yoghurt
Pagi 52 3,3 0 2,5 4
(10.00)
Siang - Nasi
605,5 18 8,6 14,95 87,4
(13.00) - sapi panggang

7
- sayur rebus
- Air Mineral
Selingan - Jus papaya
Siang bayam 108,2 1,64 2 2,25 20,35
(16.00)
Malam - kentang rebus
(19.00) - steak ayam crispy
433,25 9,1 8,625 13,225 62,425
- brokoli rebus
- Air Mineral
Total 1431,5 61,5 39,425 207,505

Pada perencanaan menu, konselor mengatur bahan makanan yang beragam dan
sesuai dengan aturan dietetik untuk penderita anemia. Dengan mengatur keberagaman,
total kebutuhan sehari klien dapat terpenuhi. Selain itu, menambahkan selingan
makanan pada pagi dan siang hari juga dapat membantu kecukupan zat gizi klien yang
sebelumnya tidak terpenuhi karena klien tidak mengonsumsi selingan makanan dalam
seharinya (dapat dilihat dari hasil recall 24 jam).
Selain perencanaan diet, klien diharuskan untuk melakukan aktivitas mengingat
klien terlihat letih lemah lesu dan pucat. Maka dari itu, klien dapat melakukan aktivitas
dengan berolahraga teratur.

4. Tahap Kesimpulan (Concluding)


Pada tahap ini, konselor menyampaikan hasil konseling, menyimpulkan, dan
menekankan hal penting yang perlu dilakukan oleh klien kedepannya. Pada kasus ini,
klien menderita penyakit anemia yang dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium.
Perencanaan diet yang dapat dilakukan antara lain memperbanyak konsumsi makanan
yang kaya akan sumber zat besi serta mengurangi mengkonsumsi makanan yang
menghambat penyerapan zat besi. Porsi makanan sehari diatur sesuai berat badan dan
tinggi badan klien. Selain perencanaan diet, klien harus melakukan aktivitas fisik setiap
harinya untuk menjaga tubuh tetap ideal dan bugar.

8
IV. Daftar Pustaka
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/2579942/sajian-menu-diet-
untuk-anda-yang-anemia
Rizema Putra, Sitiatava. 2013. Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. Jogjakarta: D-Medika
Subandriyo, vera dkk. 2017. Penuntun praktikum dasar dasar ilmu gizi. Bogor: Badan
Penerbit IPB
http://sangobion.co.id/bebasanemia/waspadai-anemia-pada-wanita-usia-subur.php
https://www.alodokter.com/anemia.html

V. Lampiran

Anemia adalah masalah kesehatan masyarakat, karena pre-valensinya diatas 20% .


Anemia pada remaja adalah suatu keadaan kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari
nilai normal. Nilai batas ambang untuk anemia menurut WHO 2001 adalah untuk umur 5-11
tahun <11,5 g/L, 11-14 tahun 2,O g/L, remaja diatas 15 tahun untuk anak perempuan <12,O
g/L dan anak laki-laki <3,O. Penyakit anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah
merah Anda lebih rendah dari jumlah normal. Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah
tidak mengandung cukup hemoglobin. Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan
sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Dengan kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas secara optimal.Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun
panjang, dengan tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi
tergantung pada penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara
rutin atau prosedur pengobatan khusus. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang
memberikan warna merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh. Jika memiliki anemia, tubuh tidak mendapatkan cukup darah
yang kaya oksigen. Akibatnya, merasa lelah atau lemah, juga mungkin memiliki gejala lain,
seperti sesak napas, pusing, atau sakit kepala.

 Penyebab Anemia Zat Besi


Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Darah
menstruasi yang berlebihan (menorrhagia).Kurangnya asupan zat besi dalam menu
makanan sehari-hari.Terlalu sering/banyak mengonsumsi teh, kopi, karena

9
mengandung zat tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Tubuh tak
mampu menyerap unsur gizi dari makanan, termasuk zat besi.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian anemia antara lain gaya hidup
seperti merokok, minum minuman keras, kebiasaan sarapan pagi, sosial ekonomi
dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan wilayah. Anemia yang paling
sering terjadi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Zat besi
merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, terutama untuk pembentukan
hemoglobin. Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang
mengandung hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan
anemia pada seseorang dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah.


 Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding
kemampuan tubuh untuk memproduksi darah.
 Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah yang sehat.

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan


penyebabnya, di antaranya:

 Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling umum
terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mengalami
anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah.
Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah
zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak
organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin. Gejala-gejala
yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi adalah:
o Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es
(kondisi ini dinamakan pica).
o Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.
o Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).
 Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga
membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah.
Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat
memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga terjadi anemia. Pada
beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap
10
vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan anemia
pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan
vitamin B-12 dan asam folat adalah:
o Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.
o Kehilangan kepekaan pada indera peraba.
o Sulit berjalan.
o Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.
o Mengalami demensia.

 Gejala Anemia Defisiensi Zat Besi

Tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat,
mudah lelah, berdebar, takikardia, dan sesak nafas. kepucatan bisa diperiksa pada telapak
tangan, kuku, dan konjungtiva pelpebra. ejala anemia tergantung pada tingkat keparahannya.
Bila anemia ringan, gejala yang muncul kadang tak terdeteksi. Ada beberapa gejala yang
muncul, yaitu gampang lelah, tidak nafsu makan, sakit dada, pusing/sakit kepala, wajah pucat,
sesak napas, jantung berdebar, lidah membengkak/sakit, rambut rontok/mudah patah,
kesemutan kaki, kuku rapuh/mudah patah. Anemia dapat dikenali dari gejala-gejala berikut ini:

 Badan terasa lemas dan cepat lelah.


 Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
 Detak jantung tidak beraturan.
 Napas pendek.
 Pusing dan berkunang-kunang.
 Nyeri dada.
 Tangan dan kaki terasa dingin.
 Sakit kepala.
 Sulit Berkonsentrasi.
 Insomnia.
 Kaki kram.

Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan
semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk.

 Akibat

11
Anemia dapat menyebabkan lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi
belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Disamping itu juga menurunkan
daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi
belajar. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
Menurunkan kemampuan fisik olahragawati. Produktifitas dan aktivitas menurun.
Mengakibatkan muka pucat. Daya tahan tubuh menurun sehingga mudah tersern penyakit

 Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi


Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sumber
zat besi, baik dari sumber hewani maupun nabati. Sumber hewani, seperti hati,
daging, unggas dan ikan. Sedangkan sumber nabati, seperti sayuran hijau. Anemia
juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi, tidur cukup, olah raga
dan mengurangi konsumsi makanan yang menghambat penyerapan zat besi, seperti
teh dan kopi.
Ada 4 pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi zat besi , keempat
pendekatan tersebut adalah :
1. pemberian tablet atau pesuntikan zat besi
2. pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat
besi melalui makanan
3. pengawasan penyakit infeksi
4. fortivikasi makanan pokok dengan zat besi

Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa
makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah:

 Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang
diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
 Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap,
kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
 Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan makanan
dari kedelai (tempe atau tahu).
 Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan
stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.

12
Jika terdapat kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup
vitamin, disarankan untuk mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian, hendaknya
berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mengatur pola makan agar kebutuhan zat besi bagi tubuh
tetap tercukupi dengan baik. Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia
bawaan seperti anemia sel sabit atau thalassemia, hendakya dikonsultasikan kepada dokter.
Konsultasi ini bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia serupa yang dapat
muncul pada anak.

Anemia juga dapat muncul sebagai komplikasi dari penyakit malaria. Jika akan bepergian ke
tempat yang umum ditemukan penyakit malaria, konsultasikan ke dokter terkait obat pencegah
malaria. Pencegahan dapat juga dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk, misalnya
menggunakan kelambu, obat anti nyamuk, atau insektisida.

 Penanggulangan
1. Mencari penyebab utama anemia agar penanganan tepat. Selain itu, untuk menghindari
kemunculan kembali anemia dan risiko komplikasi.
2. Pastikan pola makan bergizi seimbang dengan makanan yang bervariasi. Konsumsi
makanan kaya zat besi seperti bayam, brokoli, hati ayam/sapi, daging sapi, ikan,
kacang-kacangan (kacang merah, kacang hiijau), tahu, tempe. Makanan mengandung
vitamin C membantu penyerapan zat besi, seperti jeruk, tomat, kiwi, brokoli atau
paprika merah.

3. Komsumsi suplementasi penambah zat besi sesuai rekomendasi dokter. Yang


disarankan biasanya besi sulfat berupa tablet yang diminum 2-3 kali per hari.
4. Kurangi makanan atau asupan yang dapat menghambat penyerapan zat besi.

Contoh Skenario

Konselor : (berdiri menghampiri) “selamat siang dik, mari silahkan duduk”

13
Klien lalu duduk

Konselor : (berjabat tangan) “perkenalkan dik, nama saya ari kusuma, saya biasa
dipanggil arik, saya ahli gizi yang bertugas di rumah sakit ini. Dengan
adik siapa ya ini?

Klien : “nama saya alma lystia kak, panggil saja alma”

Konselor : “silahkan diisi dulu biodatanya ya alma?”

Klien :”baik kak”


Mengisi formulir biodata yang diberikan oleh konselor)
Klien : ini kak sudah.
Konselor : oke adik silahkan sekarang diukur dulu berat badan dan tinggi
badannya ya
Klien : baik kak
Konselor : (mulai mengukur berat badan dan tinggi badan klien)
Konselor : silahkan duduk dulu dik, saya hitung dulu indeks masa tubuh dan berat
badan idealnya
Klien (duduk kembali)
Konselor : berdasarkan hasil pengukuran tadi imt adik normal yakni 19,5 dan bbi
adik alma juga normal yakni 54
Klien : wahh normalnya kak, saya kira sudah kurang gizi
Konselor : iya normal, tapi sedikit lagi sudah mulai memasuki gizi kurang, jika
asupannya makanannya kurang. Nah sekarang apa keluhan yang sering
adik rasakan?
Klien : begini kak, akhir2 ini saya sering merasakan pusing dan lemas, teman2
juga sering bilang kalau wajahnya saya terlihat pucat. Kata teman2 saya
seperti terkena anemia apakah benar kak?
Konselor : dari ciri-ciri dan tanda-tandanya memang sama seperti anemia, apakah
adik sudah pernah cek lab kedokter untuk memastikan adik terkena
anemia atau tidak?

14
Klien : saya belum pernah ke dokter kak, tidak berani tes darah. Makanya saya
kesini untuk berkonsultasi apa saja yang harus saya lakukan agar tidak
terkena anemia.
Konselor : tapi alngkah baiknya adik ke dokter untuk cek lab agar kita sama2 tahu
hasilnya bagaimana. Jadi sebelum memastikan apakah adik benar
memiliki penyakit anemia saya kingin bertanya makanan apa yang
biasanya adik konsumsi atau adik masih ingat kemarin dari pagi sampai
malam adik makan apa saja? Bisa diceritakan?
Klien : wah kak sebentar saya ingat2 dulu, kira2 pagi hari saya bangun jam 7
pagi saya tidak makan apa2 hanya minum air putih, lalu pada siang
sekitar jam 11an itu saya makan risoles 1 biji, sorenya saya makan soto
tanpa nasi, lalu malamnya syaa makan sate lontong kak. Sudah segitu
aja kira2 kak
Konselor : jadi adik tidak sarapan pagi?
Klien : tidak kak, bisanya saya hanya minum secangkir teh, malamnya juga
kopi. Apakah itu berpengaruh ya kak?
Konselor : untuk sarapan pagi adik harus membiasakannya karenansaraoan pagi
sangat penting untuk menambah energy dipagi hari agar tubuh siap
untuk menjalani hari, lalu utnuk meminum the dan kopi itu sangat
berpengaruh.bisa saja benar adik terkenan anemia karena dilihat dari
tanda2 yang adik rasakan dan penyebabnya yakni minum teh dan kopi
yang sering. Karena the dan kopi ini sifatnya enghambat penyerapan zat
besi didalam tubuh, dimana zat besi ini sangat penting dalam darah.
Klien : berarti saya harus membatasi minum teh dan kopi ya kak? Lalu
makananapa yang sebaiknya saya makan agar saya tidak terkenan
anemia dan tidak menghambat penyerapan zat besi saya kak?
Konselor : iya sebaiknya adik membatsi untuk meminum kopi dan teh, itu bisa
diganti dengan meminum jus buah/sayur yang mengandung zat besi
contohnya jeruk dan bayam. Sebantar saya tuliskan menu sehari yang
bisa adik terapkan untuk memenuhi kebutuhan kalori setiap hari dan
untuk mencegah terjadinya anemia.
Klien : terimaksih ya kak
Konselor : tapi bukan hanya mengkonsumsi makanan saja, tapi adik harus
seimbangan dengan olahraga secara teratur minimal 15 menit sehari

15
Klien ; baik kak saya akan terapkan hidup sehat
Konselor : ini menu sehari yang bisa kamu terapkan
Klien :terimakasih kak, jika ini berhasil saya akan dating kesini lagi untuk
memberitahu hasilnya dan berkonsultasi dengan kakak lagi
Konselor : sama-sama dik, silahkan dating saja. Saya selalu siap untuk membantu.
Terimaksih sudah dating ya dik.

16

Anda mungkin juga menyukai