Anda di halaman 1dari 23

Penyuluhan Kesehatan dan Konsultasi Gizi

Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan bertujuan mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif individu/pasien
atau kelompok/keluarga pasien (receiver) agar yang bersangkutan menerapkan cara hidup sehat dalam hidupnya
sehari-hari atas kesadaran dan kemauan sendiri. Kegiatan penyuluhan di dilakukan oleh perawat, petugas
penyuluhan kesehatan masyarakat, sedangkan konsultasi gizi diberikan oleh petugas gizi masyarakat yang sudah
berpengalaman dalam teknik-teknik penyampaian informasi dan komunikasi dua arah. Jumlah petugas diruang
penyuluhan dan konsultasi gizi adalah 4 orang petugas yang terdiri dari 2 orang perawat, satu orang petugas
penyuluhan kesehatan masyarakat dan satu orang ahli gizi. Penyuluhan kesehatan masyarakat di BBKPM Bandung
bertujuan agar pasien dan keluarga memahami:

1. Perjalanan dan bahaya penyakit paru pada umumnya dan khususnya penyakit TBC
2. Cara penularan penyakit TBC, Tata cara minum obat dan akibat yang ditimbulkan bila pengobatan tidak teratur
atau tidak tuntas.
3. Pengertian tentang Pengawas Minum Obat (PMO)
4. Pemakaian alat kontrasepsi selama pengobatan
5. Pengarahan khusus kepada pasien penderita keluhan mental, tuna rungu, stress dan lain-lain
6. Cara hidup sehat, sanitasi lingkungan dan perumahan, kesehatan perorangan (personal hygiene) dan faktor-
faktor yang bisa menghambat proses kesembuhan pada pasien.

Yang menjadi sasaran penyuluhan adalah seluruh pasien yang berobat ke BBKPM Bandung (Umum, Peserta
Askes/Askeskin)

Konsultasi Gizi
Maksud pemberian konsultasi gizi pada pasien adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit,
meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga tentang asupan gizi yang diperlukan untuk mempercepat
penyembuhan penyakit yang diderita. Konsultasi Gizi juga dimaksudkan untuk meningkatkan status gizi penderita
melalui bimbingan penyusunan menu makanan dan melakukan evaluasi terhadap peningkatan status gizi melalui
pemantauan kenaikan berat badan.
Pelayanan penyuluhan dilakukan oleh tenaga ahli gizi. Prosedur standar penyuluhan gizi adalah:

1. Petugas mencatat identitas pasien pada buku pencatatan laporan harian, Kartu Menuju Sehat, Leaflet diet
yang bersangkutan dan sistem informasi manajemen BBKPM.
2. Pasien harus memperlihatkan hasil pemeriksaan laboratorium sebagai bahan kajian
3. kemudian dilakukan pengukuran anthropometri (penimbangan berat badan, tinggi badan atau panjang badan
untuk bayi.
4. Selanjutnya petugas melakukan pengkajian status gizi berdasarkan standar Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk
pasien dewasa dan standar WHO NCS untuk pasien anak
5. Melakukan pengkajian kebiasaan makan, pola makan dan asupan maka dalam sehari (anamnesa)
6. Berdasarkan data-data diatas petugas akan mengetahui status pasien dan memberikan penyuluhan gizi sesuai
dengan penyakit yang di derita serta obat yang diminum.
7. Konsultasi gizi diberikan berdasarkan penyakit yang di derita kepada:
8. Pasien TB yang berstatus gizi buruk
9. Penderita gizi kurang defisiensi kalori, protein, anemia, dan penyakit paru-paru, dengan berat badan di bawah
normal serta asma kronis, bronchitis kronis, dan emfisema.
10. Orang tua anak balita yang mengalami gizi kurang baik, KEP Berat, KEP Sedang, KEP Ringan
11. Pasien penderita Diabetes Mellitus
12. Pasien penyakit hati seperti hepatitis dan pasien penyakit paru yang disertai dengan kadar SGOT, SGPT dan
bilirubin tinggi
13. Pasien yang menderita penyakit lambung dan gangguan pencernaan
14. Pasien penderita tekanan daran tinggi (hypertensi)
15. Pasien dengan kadar asam urat tinggi
16. Pasien penyakit paru yang disertai dengan kadar kolesterol dan lemak tinggi
17. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk pasien gizi buruk.
Untuk menunjang pekerjaan di lengkapi dengan Manequin (alat peraga organ tubuh),Food Model, Alat Timbang
Badan dan Tinggi Badan (Microtoise) juga poster-poster dan Leaflet.

PENYULUHAN DAN KONSULTASI

Oleh : Yetti Wira Citerawati SY

A. PENYULUHAN

1. Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan berdasar dari kata dasar “SULUH” atau OBOR, sekaligus sebagai

terjemahan dari kata “ Voorlichting” yang dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan

atau memberikan terang bagi yang dalam kegelapan. Sebagai proses penerangan,

kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan, tetapi

menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok

sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan (beneficiaries), sehingga mereka

benar-benar memahami seperti yang dimaksud oleh penyuluh.

Penyuluhan tidak boleh bersifat searah tapi harus komunikasi timbal balik (bersifat

dua arah dan aktif) agar aspirasi masyarakat diketahui. Hal ini penting, agar penyuluhan

yang dilakukan tidak bersifat “ PEMAKSAAN KEHENDAK” (indoktrinasi, agitasi, dll).

Sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara penyuluh dan masyarakat /kliennya

secara berkelanjutan.

Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan

yang disuluh agar terbangun proses perubahan “PERILAKU” (Behaviour)yang merupakan

perwujudan dari Pengetahuan , Sikap dan Keterampilan seseorang yang dapat diamati
oleh orang/ pihak lain , baik secara langsung atau tidak langsung.

Dengan kata lain kegiatan penyuluhan tidak hanya berhenti pada penyebarluasan

informasi/inovasi, dan memberikan penerangan tetapi merupakan proses yang dilakukan

secara terus menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan,

sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat

penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi klien penyuluhan.

2. Implikasi Penyuluhan 2

a. Perubahan perilaku yang diharapkan tidak hanya terbatas pada masyarakat/ klien

yang menjadi sasaran utama penyuluhan tetapi penyuluhan harus mampu

mengubah perilaku semua stakeholders pembangunan, terutama aparat

pemerintah selaku pengambil keputusan, pakar, peneliti, pelaku bisnis, aktivis

LSM,tokoh masyarakat, dan stakeholders lain.

b. Perubahan perilaku yang terjadi tidak terbatas atau berhenti setelah masyarakat/

klien mengadopsi (menerima, menerapkan, mengikuti ) informasi/ inovasi yg

disampaikan, tetapi jg termasuk utk selalu siap melakukan perubahan-perubahan

terhadap inovasi yg sdh diyakininya, manakala ada informasi /inovasi/kebijakan

baru yg lebih bermanfaat bagi perbaikan kesejahteraannya.

3. Materi/pesan Penyuluhan

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,

sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi

yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak

terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya

menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk


menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

4. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode

yang dikemukakan antara lain :

a. Metode penyuluhan perorangan (individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku

baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau

inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaan atau perilaku baru tersebut.

Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

1). Bimbingan dan penyuluhan 3

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu

penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran

dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

2). Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum

menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau


akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat,

apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

b. Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok

yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu

metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini

mencakup :

1). Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.

Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.

Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah

adalah :

a). Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai

materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus

mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang

baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan

mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.

b). Pelaksanaan

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah

dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran penceramah 4

dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak


boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras

dan jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan

/dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu

lihat semaksimal mungkin.

Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli

atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan

dianggap hangat di masyarakat.

2). Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah

pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

c. Metode penyuluhan massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang

sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak

membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat

pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus

dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.

Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya

menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah

umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas

kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di

pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.


5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh,

sasaran dan proses penyuluhan. 5

a. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang

akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang

digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang

dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga

membosankan.

b. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit

menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah

sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena

lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat

kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi

lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan

perilaku.

c. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai

dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan

keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah

sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang

digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang

digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

B. KONSULTASI
Salah satu definisi konsultasi seperti yang dikemukakan oleh Zins (1993), bahwa

konsultasi ialah suatu proses yang biasanya didasarkan pada karakteristik hubungan

yang sama yang ditandai dengan saling mempercayai dan komunikasi yang terbuka,

bekerja sama dalam mengidentifikasikan masalah, menyatukan sumber-sumber pribadi

untuk mengenal dan memilih strategi yang mempunyai kemungkinan dapat

memecahkan masalah yang telah diidentifikasi, dan pembagian tanggung jawab dalam

pelaksanaan dan evaluasi program atau strategi yang telah direncanakan.

Konsultasi menurut wiktionary adalah sebuah pertemuan atau konferensi untuk

saling bertukar informasi dan saran. Konsultasi didefinisikan oleh Audit Commission

(1999) sebagai sebuah proses dialog yang mengarah kepada sebuah keputusan. Definisi

tersebut menyiratkan empat aspek dalam konsultasi : 6

Konsultasi adalah sebuah dialog, di dalamnya ada aktifitas berbagi dan bertukar

informasi dalam rangka untuk memastikan pihak yang berkonsultasi agar

mengetahui lebih dalam tentang suatu tema. Oleh karenanya konsultasi adalah

sesuatu yang edukatif dan inklusif.

Konsultasi adalah sebuah proses. Konsultasi adalah sebuah proses yang interaktive

dan berjalan.

Konsultasi adalah tentang aksi dan hasil. Konsultasi harus dapat memastikan bahwa

pandangan yang dikonsultasikan mengarahkan kepada sebuah pengambilan

keputusan. Oleh karenanya konsultasi adalah tentang aksi dan berorientasi kepada

hasil.

Konseling memiliki perbedaan dengan konsultasi dan penyuluhan seperti dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Aspek Konseling Konsultasi Penyuluhan


Tujuan Membantu klien

mengidentifikasi dan

menganalisis masalah

klien serta memberikan

alternatif pemecahan

masalah

Membantu klien

mengidentifikasi dan

menganalisis masalah

yang dihadapi klien

Menyadarkan

masyarakat

Sasaran Individu Individu Individu dan

kelompok

Proses Menggali informasi

dengan keterampilan

mendengarkan dan

mempelajari serta

membangun percaya diri,

agar klien mampu

mengambil keputusan

untuk mengatasi

masalahnya sendiri
Membantu klien untuk

memecahkan masalah

sesuai dengan masalah

yang dihadapi klien

Memberi informasi,

menanamkan

keyakinan dan

meningkatkan

kemampuan

Hubungan

atau

kedudukan

Horisontal, kedudukan

klien dan konselor sejajar,

yang dihadapi konselor

adalah klien

Vertikal, kedudukan

konsultan lebih tinggi

dari klien, yang dihadapi

konsultan adalah klien

Langsung atau

tidak langsung

7
C. PENYULUHAN GIZI

1. Pengertian Penyuluhan Gizi

Penyuluhan gizi menurut Suharjo (2003) adalah pendekatan edukatif yang

menghasilkan perilaku individu / masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan /

mempertahankan gizi baik.

2. Tujuan Penyuluhan Gizi

Tujuan Penyuluhan Gizi adalah sebagai berikut :

Terciptanya sikap positif terhadap gizi

Terbentuknya pengetahuan & kecakapan memilih dan menggunakan sumber-

sumber pangan.

Timbulnya kebiasaan makan yg baik.

Adanya motivasi mengetahui lebih lanjut ttg hal-hal yg berhubungan dgn gizi.

3. Ciri-ciri Penyuluhan

Ciri-ciri penyuluhan gizi adalah sebagai berikut :

a. Penyuluhan kesehatan perlu direncanakan dimulai dari penemuan data atau

masalah yg dihadapi, penetapan tujuan, hingga evaluasi dan pengembangan.

b. Penyuluhan merupakan suatu proses merupakan suatu rangkaian kegiatan. Satu

kegiatan disusul kegiatan lain. Yg berarti juga lebih dari satu kegiatan.

c. Penyuluhan menggunakan kombinasi pengalaman belajar. Hal ini berarti bukan

hanya satu metode.


d. Penyuluhan disampaikan kepada individu, kelompok maupun massa.

e. Tujuan perubahan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yg berarti

pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Perilaku hidup sehat meliputi promotive,

preventive, kurative dan rehabilitative.

4. Alasan Pentingnya Penyuluhan Gizi 8

Bahwa masalah-masalah kesehatan dan gizi disamping disebabkan oleh bibit

penyakit (faktor biologis) juga diakibatkan oleh perilaku manusia yg bersangkutan.

5. Pelaku Penyuluhan Gizi

Penyuluhan dapat dilakukan oleh perorangan sebagai anggota masyarakat (ahli gizi)

ataupun sebagai petugas suatu lembaga (Puskesmas, RS, lembaga swasta / LSM).

Seluruh petugas kesehatan / gizi, maupun institusi kesehatan / gizi formal maupun

lembaga swadaya masyarakat mempunyai kewajiban moral untuk melakukan

penyuluhan kesehatan / gizi baik secara individu, kelompok maupun massa.

6. Tempat , Sasaran dan Waktu pelaksanaan Penyuluhan Gizi

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok

danmasyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah

sakit,klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.

Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,

seperti keluargayang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi

rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi

lingkungan yang buruk dan sebagainya.

Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada


kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok

masyarakat yangrawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,

kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah,

pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran

masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat

nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain

(Effendy, 2003).

Penyuluhan dapat dilakukan bila :

a) Sesuai kebutuhan ataupun keinginan serta masalah yg dihadapi masyarakat.

b) Dibutuhkan atau diinginkan utk menunjang suatu program.

7. Pendekatan Penyuluhan Gizi

a. Individu dengan metode Konsutasi (wawancara) 9

b. Kelompok dengan metode demonstrasi, diskusi kelompok dan ceramah

c. Massal dengan metode ceramah, poster, film, televisi, dll.

D. KONSELING GIZI

1. Pengertian Konseling Gizi

Konseling gizi adl serangkaian kegiatan sbg proses komunikasi 2 (dua) arah

utk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga

membantu klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui

pengaturan makanan dan minuman yang dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien.

Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan

gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik

tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan


individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah

gizi termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkat gizi kearah

kebiasaan hidup sehat.

Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor

tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan

klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri

klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi

yang optimal. Untuk itu konselor perlu menguasai dan menerapkan keterampilan

mendengar dan mempelajari dalam proses konseling.

2. Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari

Ada beberapa hal yang termasuk dalam Keterampilan Mendengarkan dan

Mempelajari yaitu :

1. Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh

tanpa perlu kata-kata, meliputi : usahakan kepala sama tinggi, memberi

perhatian, menyingkirkan penghalang, menyediakan waktu dan memberi

sentuhan secara wajar.

2. Mengajukan pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban penjelasan.

Pertanyaan terbuka akan lebih bermanfaat karena konselor akan mendapatkan 10

informasi lebih banyak dan mengurangi konselor mendominasi pembicaraan.

Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan pertanyaaan Apa, Mengapa, Siapa,

kapan dan Bagaimana.


3. Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang menunjukkan perhatian

Berikan tanggapan yang menunjukkan perhatian dan ketertarikan terhadap atas

jawaban klien dalam bentuk bahasa isyarat seperti mengangguk dan kata-kata

penghargaan seperti wah, nnn,mmmm,ooooo... begitu, eeeeh.

4. Mengatakan kembali apa yang klien katakan

Akan lebih bermanfaat mengulangi atau mengatakan kembali apa yang klien

katakan. Ini menunjukkan bahwa kita mengerti dan akan lebih besar

kemungkinannya klien bicara lebih banyak lagi. Paling baik adalah

mengucapkannya dengan cara yang agak berbeda sehingga tidak terdengar seolah

kita sedang “membeo”.

5. Berempati menunjukkan konselor memahami perasaan klien

Bila klien mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaan, akan berguna sekali

jika direspon dengan cara yang menunjukkan bahwa kita mendengarkan apa yang

klien ungkapkan, dan bahwa kita memahami perasaannya dari sudut

pandangnya.Empati beda dengan simpati.Jika bersimpati, kita mengasihani

seseorang dan melihat klien dari sudut pandang kita.

6. Hindari kata-kata yang menghakimi

Kata-kata yang menghakimi adalah kata-kata seperti : benar, salah, baik, buruk,

bagus, cukup, tepat. Kadang kita perlu menggunakan kata-kata yang menghakimi

(terutama untuk kata-kata yang positif) yaitu ketika kita sedang membangun percaya diri

klien. Tapi berlatihlah untuk menghindari kata-kata yang menghakimi kecuali ada

alasan yang sangat penting untuk menggunakanya. Biasanya pertanyaan yang

menghakimi seringkali berupa pertanyaan tertutup. Maka akan lebih menolong

apabila kita menggunakan pertanyaan terbuka.

3. Keterampilan membangun percaya diri dan memberi dukungan


Membangun percaya diri klien akan membantunya untuk membuat

keputusan sendiri tentang perubahan diet yang harus dilakukannya sekaligus

melaksanakan keputusan tersebut. Dengan memberikan dukungan akan 11

meningkatkan percaya diri klien terhadap apa yang telah dia lakukan dan akan

membantunya untuk melaksanakan diet. Bila klien sudah percaya diri dengan

keputusannya maka tidak akan terpengaruh oleh pendapat orang lain.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun percaya diri klien adalah :

a. Terima apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh klien

b. Mengenali dan memuji apa yang klien kerjakan dengan benar.

c. Memberi bantuan praktis

d. Memberi sedikit informasi yang relevan

e. Menggunakan bahasa yang sederhana

f. Memberikan dua atau tiga saran, bukan perintah

g. Menilai pemahaman

h. Rencana tindak lanjut

4. Prosedur Konseling

SATU TUJU

SA = SALAM, SAMBUT, SAPA

T = TANYAKAN SATU

U = URAIKAN
TU = BANTU

J = JELASKAN TUJU

U = ULANGI/RUJUK

5. Manfaat Konseling Gizi

Membantu klien untuk :

a. Mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi

b. Memahami penyebab terjadinya masalah

c. Mencari alternatif pemecahan masalah

d. Memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya 12

e. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien

6. Ciri-ciri Konselor yang Baik

Ramah

Berusaha mengenali kebutuhan klien

Empati dan memberikan rasa nyaman

Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam situasi

tertentu

Memberi perhatian secara khusus

Menjaga rahasia dan kepercayaan klien

7. Hal yang Boleh Dalam Konseling

a. Memberi saran alternatif pemecahan masalah


b. Meminta penjelasan

c. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah

d. Merumuskan pembicaraan

e. Menjaga kerahasiaan

8. Hal yang Tidak Boleh Dalam Konseling

a. Membuat keputusan

b. Menilai, menegur, mencemooh, memarahi, menertawakan, memojokkan,

melecehkan

c. Menggunakan kata/istilah yg tdk dimengerti

d. Tdk punya waktu dan tergesa-gesa

e. Mengungkapkan rahasia pribadi

f. Membicarakan dengan pihak lain

g. Memaksa pendapat sendiri

13

9. Keterampilan Konseling Untuk Perubahan Perilaku

Akhir dari proses konseling gizi adalah terjadinya perubahan perilaku klien

kearah yang lebih baik. Terdapat beberapa teori tentang perubahan perilaku antara

lain:

a. Laquatra dan Danish, menyatakan bahwa konseling untuk merubah perilaku


terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk mengembangkan

hubungan yang kuat dan saling percaya antara klien dan konselor. Tahap kedua

menyangkut pembentukan strategi perubahan perilaku.

b. Pavlov, et all, menyatakan bahwa pada prinsipnya manusia lahir dalam keadaan

netral, lingkungan dan pengalaman yang dialami akan membentuk perilakunya.

PUSTAKA

PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.

Poedyasmoro. 2005. Buku Praktis Ahli Gizi. Jurusan Gizi Poltekkes Malang

Pengertian konsultasi gizi merupakan serangkaian proses belajar untuk


mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar dapat
membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam kehidupan sehari-hari
(PGRS, 1991). Menurut Pedoman Gizi Rumah Sakit, terdapat empat langkah
pentatalaksanaan konsultasi gizi, yaitu :

1. Tahap perlibatan
2. Tahap penjelasan
3. Tahap pemecahan masalah
4. Tahap kesimpulan
Konsultasi gizi juga memiliki tujuan dam manfaat. Tujuan umum dari konsultasi gizi
yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat dan berperan serta dalam upaya kesehatan dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat. Adapula tujuan khusus menurut (Yuliana, 2005) yaitu
meningkatkan keadaan gizi masyarakat untuk mencapai gizi seimbang dengan
menurunkan jumlah penduduk yang mengalami gizi kurang dan gizi lebih dan
meningkatkan penganekaragaman dalam penyelenggaraan makanan dalam upaya
peningkatan status gizi. Sedangkan manfaat dari konsultasi gizi yaitu sebagai
pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau
memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, dan
kebutuhan, dan prasaan-prasaan. Sasaran program konsultasi gizi yang biasa dilakukan
di posyandu adalah sasaran kelompok yang rentan gizi di usia produktif yaitu balita.
Bayi, ibu hamil, anak usia sekolah, dan lansia.

Pengertian Pelatihan:Menurut Nitisemito (1996:35), mendefinisikan pelatihan atau


training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan
mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, dan pengetahuan dari
karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Dengan demikian, pelatihan
yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas, tidak terbatas
hanya untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata.Menurut Carrell dan
Kuzmits (1982:282) mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematis dimana
karyawan mempelari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), kemampuan
(ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi.Menurut Drummond
(1990:63), "pelatihan berarti menuntun dan mengarahkan perkembangan dari
peserta pelatihan melalui pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperoleh untuk
memenuhi standar tertentu.Menurut Simamora (1999:345), pelatihan adalah
serangkaian aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,
pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang.Mangkuprawira
(2003:135) berpendapat bahwa pelatihan bagi karyawan adalah sebuah proses
mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin trampil dan mampu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan
semakin baik sesuai dengan standar. Dalam definisi lebih lanjut.Mangkuprawira
memberikan perbedaan pada pengertian pelatihan dan pendidikan. Pelatihan lebih
merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja (vocational) yang dapat
digunakan dengan segera, sedangkan pendidikan memberikan pengetahuan
tentang subyek tertentu, tetapi sifatnya lebih umum, terstruktur untuk jangka
waktu yang jauh lebih panjang.Moekijat (1991:2) mendefinisikan pelatihan
merupakan usaha yang bertujuan untuk menyesuaikan seseorang dengan
lingkungannya, baik itu lingkungan di luar pekerjaan, maupun lingkungan di
dalamnya.Tujuan dan Manfaat Pelatihan :Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 :
278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:1. Untuk meningkatkan
ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.2. Untuk mengurangi
waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.3. Untuk membantu
masalah operasional.4. Untuk menyiapkan karyawan dalam promosi.5. Untuk
memberi orientasi karyawan untuk lebih mengenal organisasinyaMenurut Procton
dan Thornton (1983 : 4) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah:1. Untuk
menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional industri
sejak hari pertama masuk kerja.2. Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang
produktif dalam perusahaan dengan jalan mengembangkan kebutuhan ketrampilan,
pengetahuan dan sikap.Manfaat yang diperoleh dari adanya suatu pelatihan yang
diadakan oleh perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Flippo (1988:215) berikut
ini yaitu :
Program-program pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat
kepada orang berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan
biaya , dan stabilitas serta keluwesan (fleksibilitas) orang yang makin besar untuk
menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyararatan eksternal yang
berubah.Program-program yang semacam itu juga akan membantu memenuhi
kebutuhan perorangan dalam mencari pekerjaan yang bermakna bagi karir seumur
hidup.Pelatihan berdampak luas terhadap pengolahan SDM karena adanya
pengelolaan SDM yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak,
baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan.Smith (1997) dalam Irianto (2001:6),
menambahkan bahwa pelatihan memiliki peran yang sangat penting bagi organisasi
dan memberi kontribusi pada tiga permasalahan utama, yaitu:1. Training and
development has the potential to improve labour productivity.2. Training and
development can improve the quality of that out put: a more highly trained
employee is not only more competent at the job but also aware of the significance
of his organisasi her actions3. Training and development improves the ability of the
organisation to cope with change ; the successful implementation of change
whether technical (in the form of new technologies) organisasi strategic new
products, new markets, etc.) relies on the skills of the organisation’s
member.Hamalik (2001:13) mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah
memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga
bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang
lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih
tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial.Menurut Siagian (1998:184)
pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik,
meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres
dan menambah rasa percaya diri.Adanya tambahan informasi tentang program
yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan
intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa
mendatang dapat dikurangi.Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh
lima komponen menurut As'ad(1987: 73);1. Sasaran pelatihan atau pengembangan
: setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan
kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui
efektivitas dari pelatihan itu sendiri.2. Pelatih (TrainerJ: pelatih harus bisa
mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta
akan memperoleh pengetahuanketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai
dengan sasaian yang ditetapkan.3. Bahan-bahan latihan: bahan-bahan latihan
harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang telah ditetapkan4. Metode
latihan (termasuk alat bantu): Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah
berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat.5. Peserta (Trainee):
Peserta merupakan komponen vang cukup penting, sebab keberhasilan suatu
program pelatihan tergantung juga pada pesertanya.Metode Pelatihan
Kerja:Menurut Cherrington (1995:358), dikatakan bahwa metode dalam pelatihan
dibagi menjadi dua yaitu on the job traming dan ojf the joh training. On the joh
training lebih banyak digunakan dibandingkan dengan offthejob training. Hal ini
disebabkan karena metode on the job training lebih berfokus pada peningkatan
produktivitas secara cepat. Sedangkan metode off the joh training lebih cenderung
berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang.On The Job Training
dibagi menjadi 6 macam yaitu:1. Job instruclion trainingpelatihan ini memerlukan
analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal
tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanan
pekerjaan.2. Apprenticeshippelatihan ini mengarah pada proses penerimaan
karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli
untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada
kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan.3. Internship dan
assistantshipspelatihan ini hampir sama dengan pelatihan apprenliceship hanya
saja pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan
formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah cooperalive education
project, maksudnyaadalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal
di sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti
karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli.4.
Job rotation dan transferadalah proses belajar yang biasanya untuk mengisi
kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2
kerugian yahu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak
mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh,
yang kedua, banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta
terhadap kondisi pekerjaan yang baru.Tetapi pelatihan ini juga mempunyai
keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli maka peserta
akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan praktek
dalam pekerjaan.5. Junior boards dan committee assingmentsalternatif pelatihan
dengan memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab
dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta
dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan
eksekutif yang lain.6. Couching dan counselingpelatihan ini merupakan aktifitas
yang menharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih,
dan penjelasan secara berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat.Off
the job training dibagi menjadi 13 macam:1. Vestibule training: pelatihan dimana
dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan seperti tempat aslinya. Pelatihan
ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang khusus.2. Lecture:
merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada
sejumlah besar orang pada waktbbu bersamaan.3. Independent self-study:
pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri misalnya dengan
membaca buku, majalah profesional, mengambil kursus pada universitas lokal dan
mengikuti pertemuan profesional.4. Visual presentations: pelatihan dengan
mengunakan televisi, film, video, atau persentasi dengan menggunakan slide.5.
Conferences dan discusion: pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan
pengambilan keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya.6.
Teleconferencing: pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan
perseta dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.7. Case studies:
pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk
menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.8. Role
playing: pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu,
peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah
terlibat langsung.9. Simulation: pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang
sangat sesuai atau mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk
belajar secara teknikal dan motor skill.10. Programmed instruction: merupakan
aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan
computer.Computer-based training: merupakan program pelatihan yang
diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana
peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.12.
Laboratory training: pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak
beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka
terhadap satu dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan
kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang
lain maupun dalam kelompok.13. Programmed group excercise: pelatihan yang
melibatkan peserta untuk bekena sama dalam memecahkan suatu permasalahan.

Diposkan 3rd November 2012 oleh Rahmat Darmawan

Anda mungkin juga menyukai