Penyelenggaraan Makanan di Institusi Industri (Tenaga Kerja)
Pelayanan gizi institusi industri atau tenaga kerja adalah suatu bentuk penyelenggaraan makanan banyak yang sasarannya di pabrik, perusahaan atau perkantoran. Penyelenggaraan makanan yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi agar memperoleh tingkat kesehatan yang optimal yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja maksimal baru dilaksanakan pada awal abad ke-20. 1. Tujuan Penyelenggaraan Makanan di Institusi Industri : Tujuan dari diadakannya penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja ini adalah untuk mencapai tingkat kesehatan dan stamina pekerja yang sebaik-baiknya, agar dapat diciptakan suasana kerja yang memungkinkan tercapainya produktivitas kerja yang maksimal. 2. Visi dan Misi Penyelenggaraan Makanan di Institusi Industri : Nanda Catering Visi : Untuk menjadi penyedia jasa catering terbaik untuk wilayah Jabodetabek Misi : Memberi Pelayanan Terbaik kepada para Pelanggan dan menjalin Kerja sama yang menguntungkan antar Rekanan, Pemegang Saham, Pekerja Tetap,dan pekerja freelance 3. Identifikasi Kebutuhan Konsumen ( Nilai Gizi, Citarasa, Sosial Budaya, Ekonomi ) a) Nilai Gizi Kecukupan gizi didasarkan kepada beban kerja (lama kerja dan tekanan) Pola makan : 1 kali makan + selingan Diharapkan menyumbang 1/3 kebutuhan energy Besar sumbangan energi: 800-1100 Kal b) Citarasa Citarasa yang diberikan harus sesuai selera para karyawan. Diberikannya citarasa dengan bumbu, tidak hambar serta lezat sehingga para karyawan memakannya dengan lahap dan kebutuhan energinya terpenuhi. c) Sosial budaya Dengan berbagai macam budaya yang ada di industri tersebut, maka harus dilakukan survey terlebih dahulu. Contohnya, Ann berasal dari suku A tidak menyukai makanan pedas, jadi harus dipisahkan makanan pedas dan tidak pedas. d) Ekonomi Berdasarkan tujuan dari industri dan penyelenggara makanan, perusahaan tersebut tetap memperhitungkan laba-rugi. Kemungkinan harganya masih terbilang ekonomis. 4. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan di Institusi Industri : Pelayanan gizi institusi industri memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Standar makanan yang disediakan diperhitungkan sesuai dengan beban kerja dan lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja b. Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan siang atau makan sore, kadang kala ada makan pagi dan makan malam. Semua makanan diberikan di ruang makan lengkap dengan air minum c. Pada saat pabrik tidak berproduksi, yaitu pada hari libur maka pemberian makanan ditiadakan atau diganti bahan lain d. Diperlukan tenaga khusus yang mengelola serta melayani makanan di ruang makan e. Jumlah yang dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan. Penyediaan untuk tamu dilakukan tersendiri dan terpisah f. Macam hidangan sederhana, tidak banyak variasi dan disajikan menurut kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan konsumen g. Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan paling banyak dilakukan adalah menggunakan tiket makanan bertanggal h. Frekuensi makan berkisar 1-6 kali/hr dengan 1-3 kali makanan lengkap dan selebihnya makanan selingan/minuman.
B. Penyelenggaran Makanan di Institusi Sosial
Pelayanan Gizi Institusi Sosial adalah pelayanan gizi yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta yang berdasarkan azas sosial dan bantuan. Sedangkan makanan institusi sosial adalah makanan yang dipersiapkan dan dikelola untuk masyarakat yang diasuhnya, tanpa memperhitungkan keuntungan dari institusi tersebut. 1. Tujuan Penyelenggaraan Makanan di Institusi Sosial : Tujuannya adalah tidak mencari keuntungan pada setiap hal yang bersangkutan dengan penyelenggaraan makanan,tapi lebih kepada memberikan pelayanan yang terbaik dalam bidang sosial tanpa memperhitungkan keuntungan bagi pihak tersebut.
2. Visi dan Misi Penyelenggaraan Makanan di Institusi Sosial :
Contoh ; Panti Asuhan Anak Permata Hati Visi : Membantu memberikan kesempatan kepada anak anak yatim piatu, yatim dan piatu juga anak anak terlantar khususnya yang berada di wilayah Bogor agar dapat hidup yang layak di masyarakat kelak. Misi : 1) Melindungi dan memberikan naungan tempat tinggal dan penghidupan bagi anak- anak yatim piatu, yatim, piatu dan anak-anak terlantar 2) Memberikan binaan dan pendidikan bagi anak anak yatim piatu, yatim, piatu dan anak anak terlantar agar memiliki ilmu pengetahuan formal ataupun non formal untuk bekal hidup mereka di hari depan 3) Menjadi penghubung antara para dermawan untuk menyalurkan dana zakat, infak dan sodaqoh 4) Menjadi penghubung antara para dermawan dalam program orang tua asuh maupun kakak asuh
3. Identifikasi Kebutuhan Konsumen ( Nilai Gizi, Citarasa, Sosial Budaya, Ekonomi )
a) Nilai Gizi o Kandungan gizi yang diberikan harus sesuai gizi seimbang. Apalagi jika diberikan kepada anak-anak usia lanjut. Kalori yang diberikan juga harus sesuai dengan kebutuhan. b) Citarasa o Citarasa yang diberikan sesuai, namun hidangan yang diberikan sederhana dan makanan tidak terlalu bervariasi. c) Sosial budaya o Dengan berbagai macam budaya yang ada di institusi social tersebut, maka harus dilakukan survey terlebih dahulu. Agar makanan yang diberikan dihabiskan dan tidak meninggalkan sisa d) Ekonomi o Pada penyelenggaraan makanan di institusi social biasanya mendapat bantuan atau dikelola oleh Departemen Sosial atau relawan dan badan- badan amal lainnya. Sehingga tidak memungut biaya. 4. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan di Institusi Sosial : a. Pengelolaannya oleh atau mendapat bantuan dari Departemen Sosial atau badan- badan amal lainnya. b. Melayani sekelompok masyarakat dari usia 0 – 75 tahun, sehingga memerlukan kecukupan gizi yang berbeda-beda. c. Mempertimbangkan bentuk makanan, suka dan tidak suka anak asuh/klien menurut kondisi klien. d. Harga makanan yang disajikan harganya wajar, karena dana yang tersedia terbatas. e. Kosumen mendapat makanan 2 – 3 kali sehari ditambah makanan selingan 1-2 kali sehari secara kontinyu. f. Macam konsumen yang dilayani, macam dan jumlahnya tetap. g. Susunan hidangan sederhana dan variasi terbatas. C. Penyelenggaran Makanan di Institusi Asrama Yang dimaksud dengan asrama adalah tempat atau wadah yang diorganisir oleh sekelompok masyarakat tertentu, yang mendapat pelayanan makanan secara kontinyu. 1. Tujuan Penyelenggaraan Makanan di Institusi Asrama : Pelayanan gizi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat golongan tertentu yang tinggal di asrama, seperti asrama pelajar, mahasiswa, ABRI, kursus dan sebagainya.
2. Visi dan Misi Penyelenggaraan Makanan di Institusi Sosial
MyMeal Catering VISI : Untuk menjadikan MyMeal catering sebagai Iconic Global Diet Personalized Catering melalui jasa layanan profesional dalam perencanaan dan penyediaan makanan diet serta pembiasaan pola makan sehat bagi pelanggan khususnya dan masyarakat pada umumnya MISI : - MyMeal catering membantu setiap pelanggan mendapatkan pola makan sehat, mulai dari pemeriksaan kondisi pelanggan, perencanaan dan penyediaan diet serta pembiasaan pola makan sehat sesuai dengan kebutuhan pelanggan tersebut - Lewat Program MyMeal Berbagi, mymeal catering juga membantu kaum tidak mampu mendapatkan pola makan sehat, kita juga bertanggung jawab membantu mereka yang tidak mampu yang memerlukan pertolongan. - MyMeal catering terus menerus membangun karakter dengan mempertahankan konsep gaya hidup sehat - MyMeal catering mengembangkan produk-produk inovatif yang dapat tumbuh dan memperkuat eksistensi merek dalam industri catering dan rangkaiannya - MyMeal catering memperkuat dan memperluas jaringan usaha dengan memberikan hak eksklusif kepada terwaralaba di beberapa kota besar di Indonesia dan Asia 3. Identifikasi Kebutuhan Konsumen ( Nilai Gizi, Citarasa, Sosial Budaya, Ekonomi ) a) Nilai Gizi Kandungan gizi yang diberikan harus sesuai kebutuhan golongan tertentu. Misalkan pada asrama ABRI, berarti kalori yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan para ABRI. Menu makanannya pun harus memenuhi Gizi Seimbang. b) Citarasa Citarasa yang diberikan harus sesuai, mulai dari bumbu dan tingkat kepedasan atau manis dan asin. c) Sosial budaya Dengan berbagai macam budaya yang ada, pasti terdapat perbedaan mengenai makanan yang dimakan. Maka dari itu, perlu dilakukan survey terlebih dahulu. Contoh, terdapat berbagai macam agama. Ada yang beragama Islam dan Nasrani. Bagi kaum Muslim dilarang memakan daging babi, sedangkan kaum Nasrani diperbolehkan. Jadi, makanan daging babi tersebut tidak boleh diberikan kepada kaum Muslim dan harus dipisah dalam pengolahannya d) Ekonomi Pada penyelenggaraan makanan di Asrama biasanya tidak membayar karena sudah sekaligus dengan pembayaran iuran Asrama
4. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan di Institusi Asrama :
a. Dikelola pemerintah ataupun peran serta masyarakat. b. Standar gizi disesuaikan menurut kebutuhan golongan yang diasramakan serta disesuaikan dengan sumber daya yang ada. c. Melayani berbagai golongan umur ataupun sekelompok usia tertentu. d. Dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi Institusi, bila dipandang perlu dan terletak diperdagangan/kota. e. Frekuensi makan 2-3 kali, dengan atau tanpa makanan selingan. f. Macam pelayanan makanan tergantung policy/peraturan asrama.
D. Penyelenggaraan makanan di institusi sekolah
1. Tujuan penyelenggaraan makanan di institusi sekolah a. Menyediakan makanan yang sesuai kebutuhan anak selama di sekolah. b. Meningkatkan semangat belajar anak. c. Membantu meningkatkan status gizi anak-anak sekolah.
2. Visi dan misi penyelenggaraan makanan di institusi sekolah
Kozzo Kidz Catering Visi: Dapat menjadi alternative sajian sehat bagi para orangtua dengan memperkenalkan variasi menu nasional dan internasional, dengan cara penyajian yang menarik. Misi: - Bekerjasama dengan orangtua untuk membangun kesadaran pada anak untuk penyajian makanan sehat alami, baik dirumah maupun disekolah. - Menanamkan nilai kesehatan dari cara yang sangat sederhana dan dini, baik melalui sms, notes, games dan hadiah. - Asupan rasa alami sejak dini untuk memberikan standart alami pada lidah anak sejak dini sehingga anak mengetahui asupan makanan yang sehat dan tidak sehat (penuh perasa dan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh). - Membawa anak secara perlahan mencintai sayuran dan buah-buahan serta merasakan banyaknya ragam variasi bahan dan olahannya, sehingga lidah anak menjadi “terbuka” dalam berbagai jenis makanan yang ada, menghindari anak menjadi “picky eater”. - Bersyukur.
3. Identifikasi kebutuhan konsumen (nilai gizi, citarasa, sosial budaya, ekonomi)
a) Nilai gizi Makanan yang disediakan harus tinggi energi dan protein. Karena pada masa ini, anak-anak memiliki aktifitas yang cukup padat seperti jam sekolah sampai jam 3 sore dan dilanjutkan dengan ekstrakurikuler sehingga membutuhkan energi yang cukup. Dan juga pada masa ini anak-anak sedang berada di masa pertumbuhan sehingga protein harus tercukupi. Porsi yang diberikan juga harus sesuai dengan pemenuhan zat gizi anak sekolah. b) Citarasa Citarasa yang diberikan juga harus sesuai dengan selera anak-anak, misalnya tidak terlalu pedas, menggugah selera, enak dan rasa yang kekinian sehingga anak lebih semangat makan. c) Sosial budaya Anak sekolah berasal dari daerah, budaya, dan memiliki kesukaan yang berbeda. Sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam pemberian makanan sehingga tau makanan apa yang paling menarik dan cocok untuk semua anak- anak. d) Ekonomi Pada penyelenggaraan makanan di institusi sekolah biasanya tidak membayar karena sudah sekalian di pembayaran bulanan sekolah.
4. Karakteristik institusi penyelenggaraan makanan di institusi sekolah
a. Memberikan pelayanan untuk makanan pagi/siang/sore ataupun makanan kecil/ makanan pelengkap. b. Makanan dapat disediakan melalui kantin sekolah, dengan syarat : makanan yang disajikan bergizi, dan sebagai bahan pendidikan atau penyuluhan bagi anak serta mendorong membiasakan anak untuk memilih makanan yang bergizi untuk konsumsinya. c. Makanan yang dipersiapkan tidak berorientasi pada keuntungan, tetapi diarahkan untuk pendidikan/penyuluhan dan perubahan perilaku anak terhadapmakanan. Oleh karena itu dalam mengelola makanan kantin ini, diikut sertakan peran orang tua agar dapat diikuti kebiasaan makan anak di rumah. d. Lokasi dan ruang kantin disediakan sedemikian rupa sehingga anak dapat mengembangkan kreasinya dan dapat mendiskusikan pelajarannya. e. Makanan dipersiapkan dalam keadaan bersih dan higienis. f. Menciptakan manajemen yang baik sehingga dapat dicapai keseimbangan pembiayaan kantin yang memadai.
E. Penyelenggaraan makanan di transportasi
1. Tujuan penyelenggaraan makanan di transportasi Mengatur menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan yang memenuhi kepuasan klien dan mencapai tujuan institusi transportasi yang bersifat komersial.
2. Visi dan misi penyelenggaraan makanan di transportasi
Aerofood ACS Visi: Menjadi Perusahaan Layanan Makanan Kelas Dunia Misi: - Menyediakan makanan dan solusi layanan demi kepuasan pelanggan - Meningkatkan kapabilitas organisasi dengan mempercepat pengembangan sumber daya manusia dan berinovasi dalam proses dan teknologi - Memaksimalkan nilai - nilai perusahaan untuk pemegang saham dengan meraih pengakuan dunia.
3. Identifikasi kebutuhan konsumen (nilai gizi, citarasa, sosial budaya, ekonomi)
a) Nilai gizi Pengguna jasa transportasi juga harus memenuhi gizinya selama perjalanan apalagi dengan jarak tempuh yang jauh. Penyelenggara makanan transportasi harus menyediakan makanan dari makanan utama hingga snack dan tidak lupa dengan minumannya. Sehingga pengguna jasa transportasi dapat memenuhi gizinya dengan membeli makanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. b) Citarasa Citarasa yang diberikan juga harus sesuai dengan selera konsumen. Karena pengguna jasa transportasi berasal dari berbagai daerah bahkan negara, jadi makanan yang disediakan harus bervariasi yaitu makanan lokal dan internasional. Sehingga pada pengguna jasa transportasi dapat memilih sesuai dengan selera mereka. c) Sosial budaya Pengguna jasa transportasi berasal dari berbagai daerah bahkan mancanegara. Sehingga catering yang berada di suatu institusi jasa transportasi tertentu harus menyediakan berbagai jenis menu makanan baik makanan dari nasional maupun internasional. d) Ekonomi Pada penyelenggaraan makanan transportasi harus menyesuaikan dengan kantong pelanggan. Karena biasanya pengguna jasa transportasi berasal dari berbagai kalangan, jadi makanan yang dijual harus dengan harga yang standar misalnya dengan harga menengah.
4. Karakteristik institusi penyelenggaraan makanan bidang transportasi
a. Pengelolaan dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatur perjalanan. b. Khusus diadakan pada alat transportasi, seperti : kereta api, bus malam, kapal laut, pesawat. c. Jumlah yang dilayani berubah-ubah, tergantung jumlah penumpang setiap hari. d. Bersifat komersial, karena sudah dimasukkan dalam harga tiket kendaraan tersebut. e. Tidak memperhitungkan kebutuhan gizi konsumen, karena lebih mengutamakan segi harga/biaya yang tersedia dan cita rasamakanan yang disajikan, sehingga porsi makanan yang disediakan tidak sama antar tempat penyelenggaraan makanan.
F. Penyelenggaraan Makanan di Institusi Komersial
1. Tujuan Penyelenggaraan Makanan di Institusi Komersial : Memperoleh keuntungan Pelayanan Optimal Memberikan hiburan Menarik banyak konsumen
2. Identifikasi kebutuhan konsumen (nilai gizi, citarasa, sosial budaya, ekonomi)
a) Nilai Gizi Pemenuhan gizi konsumen berkaitan dengan sasaran kelompok masyarakat yang akan mendapatkan pelayanan. Contohnya, untuk sasaran remaja, karena remaja lebih peduli dengan jumlah kalori yang mereka konsumsi agar mereka memiliki bentuk tubuh yang ideal maka para remaja ini lebih menyukai makanan yang rendah kalori seperti susu, vegetarian, dll. b) Citarasa Meliputi penampilan makanan (warna, tekstur, porsi serta penyajian), dan rasa makanan (aroma, bumbu, keempukkan, kerenyahan, tingkat kematangan dan temperatur makanan) Contohnya suatu institusi menjual menu makanan yang terlihat menarik dan mempunyai rasa yang membuat konsumen merasa puas seperti makanan cheese cake yang disajikan dengan dihias sebagus mungkin sehingga konsumen merasa tertarik. c) Sosial Budaya Penduduk disetiap wilayah memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda, maka harus di evaluasi dahulu sebelum menentukan menunya Contohnya, untuk para konsumen yang beragama islam dilarang memakan makanan yang mengandung daging babi, maka penyelenggaraan makanan di institusi komersial tidak boleh menjual makanan yang mengandung daging babi. d) Ekonomi Penentapan harga pada makanan sangat penting, karena harus disesuaikan dengan daya beli konsumen. Contohnya, kebanyakan konsumen khususnya remaja dan dewasa hanya mencari diskonan disuatu institusi dan menjual makanan dengan harga yang tidak terlalu mahal.
3. Karakteristik institusi penyelenggaraan makanan bidang komersial
a. Pengelola adalah masyarakat pemerintah. b. Makanan yang disajikan, macam, variasi tidak terikat oleh suatu peraturan termasuk mutu gizinya, namun harus aman bagi kliennya. Walaupun demikian sebagai wahana tempat berkumpul sekelompok masyarakat, maka dianjurkan makanan yang dihidangkan merupakan gambaran/cermin makanan yang memiliki ciri khas tersendiri, misalnya sumber protein hewani, sayuran, dan sebagainya. c. Konsumen bebas memilih macam dan jumlah hidangannya dengan harga bervariasi. Pemilik tetap dianjurkan untuk menyediakan hidangan yang cukup dapat memberikan informasi bagi kliennya, baik dalam bentuk fisik maupun tulisan. d. Pelayanan makanan dapat self service/melayani makanan sendiri, dilayani dimeja, dilayani dengan kereta makanan dan cara-cara lainnya yang sudah ditetapkan pengelola atau pemilik institusi tersebut. e. Dipersiapkan dengan standar sanitasi yang tinggi serta pelayanan yang maksimal menurut kemampuan institusi tersebut. G. Penyelenggaraan Makanan Khusus Untuk Keadaan Darurat 1. Tujuan penyelenggaraan makanan khusus untuk keadaan darurat Untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap individu atau kelompok yang menjadi korban bencana alam agar mencapai kondisi kesehatan yang optimal kembali.
2. Identifikasi Kebutuhan Konsumen (nilai gizi, citarasa, social budaya, ekonomi)
a) Nilai Gizi Pemenuhan gizi konsumen berkaitan dengan sasaran kelompok masyarakat yang akan mendapatkan pelayanan. Contohnya sasaran ibu menyusui, maka harus mendapatkan pelayanan yang perlu diperhatikan agar gizi bayi dan ibu tercukupi dan harus menyediakan makanan yang mengandung gizi seimbang. b) Citarasa Meliputi penampilan makanan (warna, tekstur, porsi serta penyajian), dan rasa makanan (aroma, bumbu, keempukkan, kerenyahan, tingkat kematangan dan temperatur makanan) Contohnya, untuk penyajian makanan harus disajikan sesuai kebutuhan asupan korban tersebut dan bumbu perlu di perhatikan karena korban dalam masa penyembuhan. c) Sosial Budaya Penduduk disetiap wilayah memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda, maka harus di evaluasi dahulu sebelum menentukan menunya Contohnya, untuk para korban yang beragama islam dilarang memakan makanan yang mengandung daging babi, maka dalam menyusun menu makanan tidak boleh menggunakan protein hewani yang mengandung daging babi. d) Ekonomi Berdasarkan tujuannya Penyelenggaraan makanan khusus untuk keadaan darurat termasuk ke dalam non komersial yaitu yang memiliki tujuan utama memberikan pelayanan yang terbaik dan tidak mencari keuntungan, maka korban tidak perlu membayar pelayanan yang sudah diberikan.
3. Karakteristik penyelenggaraan makanan khusus untuk keadaan darurat
a. Standar kalori maksimal 1500-1800 kalori dan air minum 2 liter/hari/individu b. Menu sederhana sesuai golongan rawan gizi c. Makanan diberikan 2-3x dengan atau tanpa selingan d. Jangka waktu 1 minggu – 3 bulan, tergantung kondisi e. Jumlah konsumen berubah ubah f. Tenaga kerja terampil dan berpengalaman untuk menghitung kebutuhan konsumen/korban g. Adanya sistem tiket untuk mengkoordinir para korban bencana.