Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

PERENCANAAN PROGRAM GIZI

DISUSUN OLEH

Nama : Dina Ferdianti

Nim : P01031218013

Semester : D IV – 5 A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN AJARAN 2020/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa hingga pada
saat ini kami dapat menyelesaikan tugas makalah LAPORAN PRAKTEK
LAPANGAN PERENCANAAN PROGRAM GIZI “Praktek Belajar lapangan” dengan
tepat waktu.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Pak Berlin Sitanggang SST, M.Kes pada mata kuliah Program Perencanaan
Gizi .Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Masalah Gizi .
Kami menucapkan terimakasih kepada Pak Berlin Sitanggang SST,M.Kes
selaku dosen Program Perencanaan Gizi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang study yang
kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Kami menyadari,makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

TanjungBalai, 13 Desember 2020

Hormat saya

Dina Ferdianti

2
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
A. Status Gizi.........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................5
METODE PENGUMPULAN DATA...........................................................................5
1.2 Antropometri....................................................................................................5
1). Alat Pengukur................................................................................................5
2). Cara Pengukuran..........................................................................................5
1.3. Kuesioner........................................................................................................6
Kategori Status Gizi...............................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................7
Hasil Pemgumpulan Data.........................................................................................7
A. Lokasi dan waktu.........................................................................................7
B. Populasi dan Sampel......................................................................................7
C. Jenis dan cara pengumpulan data..................................................................7
1. Jenis Data....................................................................................................7
D. Cara dan Teknik Pengumpulan Data..............................................................7
E. Alat-Alat Pengumpul Data...............................................................................7
1) Alat ukur anthropometri..................................................................................8
2). Memberikan Kuesioner.................................................................................8
F. Pengolahan dan analisa data............................................................................8
Hasil Pengolahan Data dari Tabel Frekuensi Kuesioner.......................................8
Data responden nama orang tua balita..............................................................8
Data responden anak Balita.............................................................................12
pada tabel statistics terlihat..............................................................................23
Kesimpulan.......................................................................................................30
Dokumentasi Kegiatan.........................................................................................32
Daftar
pustaka .........................................................................................................................
.......33

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Status Gizi
1) Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat
dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi
lebih (Almatsier, 2005).

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk
ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya
(Nix, 2005). Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh
semua orang (Apriadji, 1986).

Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan
keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi
yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit
dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).

Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana


jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang
dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi
kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi
disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk
(Apriadji, 1986).

4
BAB II

METODE PENGUMPULAN DATA

1) Antropometri

Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan
dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang.
Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang
(Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat berguna untuk melihat
ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat
digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).

2) Alat Pengukur
 Timbangan Badan
 Microtoise

3) Cara Pengukuran
 Menimbang badan menggunakan timbangan
1. Letakkan timbangan di tempat yang rata dan kokoh.
2. Nyalakan timbangan.
3. Tunggu angka menunjukkan angka nol.
4. Naik keatas timbangan tanpa menggunakan alas kaki, menggunakan baju
seringan mungkin dan tidak membawa benda yang akan membuat bias.

 Mengukur tinggi badan menggunakan microtoise


1. Pilih bidang vertical yang datar sebagai tempat untuk meletakkan
microtoise.
2. Pasang microtoise pada tempat tersebut dengan kuat dengan cara
meletakkannya didasar bidang, kemudian tarik ujung microtoise hingga 2
meter keatas secara vertical hingga menunjukkan angka nol.

5
3. Pasang penguat seperti paku atau lakban pada ujung microtoise agar
tidak bergeser.
4. Mintalah subjek yang akan diukur melepaskan alas kakinya dan
melonggarkan ikat rambutnya (bila ada).
5. Persilahkan subjek untuk berdiri tepat dibawah microtoise.
6. Pastikan subjek berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, kedua lengan
berada disamping, posisi lutut tegak, dan telapak tangan menghadap ke
paha.
7. Setelah itu pastikan pula kepala, punggung, bokong, betis dan tumit
menempel pada bidang vertical dalam keadaan rileks.
8. Turunkan microtoise hingga menyentuh kepala subjek.
9. Catat hasil pengukuran.
4). Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan untuk dijawab oleh responden, biasanya secara tertulis. Kuesioner
digunakan ketika peneliti ingin mengetahui persepsi atau kebiasaan suatu populasi
berdasarkan responden. Kuesioner yang disebar harus diuji dulu sebelumnya untuk
mengetahui jika butir-butir pertanyaan yang dimasukkan dapat digunakan sebagai
alat ukur yang valid dan reliabel. Kuesioner dapat berupa kuesioner cetak maupun
online

Kategori Status Gizi


 IMT
 BB/U
 TB/U
 BB/TB
 LILA
 Lingkar Kepala

6
B. Faktor Penyebab Masalah Gizi
1) Penyebab Langsung
a. Asupan Zat Gizi
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting dalam
peningkatan kualitas fisik, mental dan kecerdasan. Oleh karena itu asupan pangan
masih perlu dipelajari sebab berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi
masyarakat atau individu di suatu wilayah (Prihatini et at 2005). Status gizi buruk
pada anak balita akibat dan asupan gizi yang jelek, cenderung meningkat seiring
dengan menurunnya kemampuan masyarakat untuk memperoleh pangan (Aritonang
2004).

b. Penyakit Infeksi
Infeksi adalah masuknya, bertumbuh dan berkembangnya agent penyakit
menular dalam tubuh manusia atau hewan. Infeksi tidaklah sama dengan penyakit
menular karena akibatnya mungkin tidak kelihatan atau nyata. Adanya kehidupan

7
agent menular pada permukaan luar tubuh, atau pada barang, pakaian atau barang-
barang lainnya, bukanlah infeksi, tetapi merupakan kontaminasi pada permukaan
tubuh atau benda.
Infeksi berat dapat memperburuk keadaan gizi melalui gangguan masukan
makanannya dan meningkatnya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya
malnutrisi walaupun ringan berpengaruh negatif terhadap daya tahan tubuh terhadap
infeksi (Pudjiadi 2003).
Ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan
malnutrisi. Interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi dan juga
infeksi akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi. Mekanisme
patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri maupun
bersamaan, yaitu:
- Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya
absorpsi dan kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit.
- Meningkatnya kebutuhan, baik dan peningkatan kebutuhan akibat sakit (human
host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh.
2) Penyebab Tidak Langsung
a. Ketersediaan Pangan di Tingkat Rumah Tangga

Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan


mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam
jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

b. Pola Asuh Anak


Dilakukan ibu untuk melindungi, membimbing, merawat, memberi makan anak
sepanjang perkembangannya. Menurut Azwar (2004), pola asuh adalah kemampuan
keluarga untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar
dapat tumbuh kembang dengan sebaik-baiknya secara fisik, mental dan sosial. Pola
pengasuhan anak merupakan sikap dan praktek ibu atau pengasuh lain dalam
kedekatannya dengan anak, cara merawat, cara memberi makan serta memberi
kasih sayang. Sedangkan pola asuh gizi adalah tingkah laku atau cara manusia atau
kelompok dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan meliputi sikap,
kepercayaan dalam pemilihan makanan (Handajani 1994). Pola ini sering disebut
juga pola pemenuhan nutrisi yang meliputi aspek jumlah, jenis dan frekuensi
pemberian makan kepada anak.

8
Pola asuh yang diterima anak juga dipengaruhi oleh kehadiran adik. Jarak
kelahiran yang terlalu dekat, atau adanya Iebih dan 1 balita dalam satu keluarga
mempengaruhi pola pemberian makan anak dalam keluarga tersebut.

c. Pelayanan Kesehatan Dasar

Pelayanan kesehatan meliputi akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan


yang secara tidak langsung mempengaruhi status kurang gizi pada anak balita
(UNICEF, 1998).

Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan merupakan akses atau


keterjangkauan anak dan keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi, pemantauan pertumbuhan anak di
posyandu, pelayanan kesehatan lainnya di polindes, puskesmas dan rumah sakit.

Akses kesehatan dibedakan menjadi 3 bentuk pelayanan yaitu:

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care).

Pelayanan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. Bentuk pelayanan ini misalnya, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling dan Balai kesehatan masyarakat.

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health service).

Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang


memerlukan perawatan menginap, yang sudah tidak bisa ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya, rumah sakit tipe C dan D.

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health service).

Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh sekelompok masyarakat atau pasien


yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan
yang sudah kompleks, misalnya rumah sakit tipe A dan B (Notoatmodjo 1997).

9
d. Sanitasi Lingkungan

Kondisi sanitasi yang kurang baik di rumah dapat berimbas pada kondisi
kesehatan anggota keluarga, terlebih anak-anak. Buruknya sanitasi juga dapat
mencemari beberapa bahan makanan yang akan diolah menjadi masakan.

Orangtua seharusnya mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai pentingnya


asupan gizi yang cukup bagi anak. Rendahnya tingkat pendidikan orangtua
sehingga mereka tidak mampu untuk menyediakan jumlah gizi yang dibutuhkan
anak. Ibu merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak, dan kunci untuk
mengatasi gizi kurang. Orangtua yang tidak tahu mengenai pentingnya asupan gizi
bagi anak akan cenderung untuk acuh dan menganggapnya tidak penting.

3) Penyebab Utama

a. Kemiskinan dan Masalah Gizi

Dari berbagai faktor penyebab masalah gizi, kemiskinan dinilai memiliki peranan
penting dan bersifat timbal balik, artinya kemiskinan akan menyebabkan kurang gizi
dan individu yang kurang gizi akan berakibat atau melahirkan kemiskinan. Masalah
kurang gizi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mendorong proses
pemiskinan melalui tiga cara. Pertama, kurang gizi secara langsung menyebabkan
hilangnya produktivitas karena kelemahan fisik. Kedua, kurang gizi secara tidak
langsung menurunkan kemampuan fungsi kognitif dan berakibat pada rendahnya
tingkat pendidikan. Ketiga, kurang gizi dapat menurunkan tingkat ekonomi keluarga
karena meningkatnya pengeluaran untuk berobat.

b. Pendapatan Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga dapat dilihat dan besarnya pendapatan atau
pengeluaran keluarga, baik pangan maupun non pangan selama satu tahun terakhir.
Pendapatan keluarga adalah besarnya rata-rata penghasilan yang diperoleh dan
seluruh anggota keluarga. Pendapatan keluarga tergantung pada jenis pekerjaan
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya. Jika pendapatan masih rendah maka
kebutuhan pangan cenderung lebih dominan daripada kebutuhan non pangan.
Sebaliknya, jika pendapatan meningkat maka pengeluaran untuk non pangan akan

10
semakin besar, mengingat kebutuhan pokok makanan sudah terpenuhi (Husaini et
al. 2004).

Daya beli keluarga sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga. Orang
miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatannya untuk
makanan. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang
tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang cukup. Ada pula keluarga yang
sebenarnya mempunyai penghasilan cukup namun sebagian anaknya berstatus
kurang gizi. Pada umumnya tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan
cenderung untuk membaik tetapi untuk makanan tidak selalu membaik.

c. Tingkat Pendidikan dan Kesempatan Kerja

Menurut Slope (2009), pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pemah
dialami seseorang dan berijazah. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dalam
kesehatan terutama pada pola asuh anak, alokasi sumber zat gizi serta utilisasi
informasi lainnya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu menyebabkan berbagai
keterbatasan dalam menangani masalah gizi dan keluarga serta anak balitanya
(Herman, 2009). Pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari (Depkes RI, 2005).

11
BAB III

Hasil Pemgumpulan Data

A. Lokasi dan waktu


Merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross
sectional. Lokasi dilaksanakannya penelitian adalah di wilayah Tanjung Balai .
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2020. Balita yang dipilih di
Balita yang dipilih mengikuti program PMT Pemulihan adalah balita dengan
status gizi berdasarkan pengukuran antropometri dengan indeks BB/TB Jenis
dan Rancangan

B. Populasi dan Sampel


Penelitian ini menggunakan cross sectional, dimana semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Populasi Balita di kota Tanjung Balai .
Sampel yang digunakan sebanyak 5 Balita

C. Jenis dan cara pengumpulan data


1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh


peneliti yang terdiri dari:

1. Data identitas sampel (Nama, Tanggal Lahir, Umur, BB), data responden
(Nama,Tanggal Lahir, Umur, Pekerjaan, jumlah anak kandung).

2. Memberikan data Kuesioner kepada ibu Balita tersebut

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah
dikumpulkan dari Posyandu kota Medan, yakni meliputi gambaran umum lokasi
penelitian dan data Balita.

12
D. Cara dan Teknik Pengumpulan Data
Agar pengumpulan data sesuai dengan rencana maka perlu disusun
langkah langkah yang urut dan jelas. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan pengukuran

E. Alat-Alat Pengumpul Data


Data dalam penelitian ini, diperoleh dengan menggunakan alat ukur sebagai
berikut :

1) Alat ukur anthropometri

Alat menggunakan parameter berat badan dan panjang/tinggi badan. Hasil


pengukuran yang didapatkan kemudian dihitung z-score dengan indeks BB/TB
menggunakan aplikasi Emergency Nutrition Assessment (ENA) for SMART dengan
pengaturan WHO standards 2006. Pengukuran berat badan anak sekolah dilakukan
menggunakan timbangan digital sementara pengukuran tinggi badan balita
dilakukan menggunakan microtoise.

2). Memberikan Kuesioner


Melakukan wawancara kepada ibu balita dan memberikan kuesioner kepada ibu
untuk mengetahui bagaimana status gizi anak balita tersebut.

F. Pengolahan dan analisa data

1. Analisis Data 

Data kualitatif diolah dengan teknik analisis kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan
teknik analisis kuantitatif => mencakup tabulasi data, perhitungan statistik, & uji
statistic SPSS.

2. Analisis Univariat 
 Dilakukan pada tiap variabel hasil penelitian
 Hanya mengetahui karakteristik data

3. Analisis Bivariat 
 Dilakukan pada 2 variabel yang diduga berhubungan / berkorelasi
 Dilakukan pengujian statistic

4. Analisis Multivariat 
 Dilakukan terhadap lebih dari 2 variabel,biasanya hubungan antara 1
variabel terikat dengan beberapa variabel bebas
 Uji statistik : regresi berganda (multiple regression), analisis variance, dll.

13
Hasil Pengolahan Data dari Tabel Frekuensi Kuesioner

Data Responden Orang Tua Balita

nama orang tua


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Dera Fitriant 1 20.0 20.0 20.0
Eni Mariani 1 20.0 20.0 40.0
Fuji Astuti S 2 40.0 40.0 80.0
Jumiati
1 20.0 20.0 100.0
Sakel
Total 5 100.0 100.0

tanggal lahir orang tua


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 11 1 20.0 20.0 20.0
15 2 40.0 40.0 60.0
21 1 20.0 20.0 80.0
25 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

umur orang tua


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 28 1 20.0 20.0 20.0
32 1 20.0 20.0 40.0
38 1 20.0 20.0 60.0
42 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

14
pekerjaan orang tua
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Bidan 2 40.0 40.0 40.0
IRT 3 60.0 60.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

pendidikan orang tua


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid D3 1 20.0 20.0 20.0
D3 2 40.0 40.0 60.0
SMA 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

alamat rumah
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid jl jend
3 60.0 60.0 60.0
sudirman
R. A Kartini 1 20.0 20.0 80.0
R.A Kartini 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

15
berat badan orang tua
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 40 1 20.0 20.0 20.0
45 1 20.0 20.0 40.0
55 2 40.0 40.0 80.0
57 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

tinggi badan orang tua


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 150 1 20.0 20.0 20.0
155 1 20.0 20.0 40.0
160 1 20.0 20.0 60.0
162 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

Lingkar lengan atas


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 23 1 20.0 20.0 20.0
25 1 20.0 20.0 40.0
27 2 40.0 40.0 80.0
30 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

Data Responden Anak Balita

16
nama anak
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Asyifah
1 20.0 20.0 20.0
salsabila
Ibnu Malik 1 20.0 20.0 40.0
Najril 1 20.0 20.0 60.0
Naufal 1 20.0 20.0 80.0
Siti Putri
1 20.0 20.0 100.0
Aisyah
Total 5 100.0 100.0

tanggal lahir anak


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 10 1 20.0 20.0 20.0
11 2 40.0 40.0 60.0
25 1 20.0 20.0 80.0
28 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

umur anak dalam bulan


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 2 1 20.0 20.0 20.0
3 1 20.0 20.0 40.0
4 1 20.0 20.0 60.0
5 2 40.0 40.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

17
Jenis kelamin anak
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid laki laki 3 60.0 60.0 60.0
perempua
2 40.0 40.0 100.0
n
Total 5 100.0 100.0

berat badan anak


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 6.1 1 20.0 20.0 20.0
10 1 20.0 20.0 40.0
12 1 20.0 20.0 60.0
13 1 20.0 20.0 80.0
21 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

tinggi badan anak


Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 69 1 20.0 20.0 20.0
100 2 40.0 40.0 60.0
120 1 20.0 20.0 80.0
126 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0

18
Apa jenis makanan tambahan (PMT) yg diterima balita

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid makanan lokal 3 60.0 60.0 60.0

makanan
2 40.0 40.0 100.0
pabrikan

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner hanya 60% balita yang makan tambahan makanan lokal
dan 40% lainnya makan makanan tambahan pabrikan

Apa bentuk makanan tambahan yg diterima balita

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid biskuit 5 100.0 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner 100% balita yang bentuk makanan tambahan berupa
biskuit

Berapa banyak PMT yang sudah diterima balita

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid < 30 bungkus 2 40.0 40.0 40.0

30-90
3 60.0 60.0 100.0
bungkus

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil kuesioner berupa banyaknya pmt yang sudah di terima balita < 30
bungkus 40%

30-90 bungkus hanya 60%

19
Apakah makanan tambahan yg diterima balita dimakan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid ya 5 100.0 100.0 100.0

Dari data kuesioner makanan tambahan yang diterima balita di makan 100%

Bagaimana respon orang tua balita diberi makanan


tambahan (PMT)

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid baik
2 40.0 40.0 40.0
sekali

baik 3 60.0 60.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Dari data Kuesioner respon orang tua balita diberi makanan tambahan (PMT) yang
menjawab baik sekali hnaya 40%, dan yang menjawab baik 60 %

Bagaimana respon orang tua balita diberi makanan


tambahan (PMT)

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid baik
2 40.0 40.0 40.0
sekali

baik 3 60.0 60.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

20
Dari data kuesioner Bagaimana Respon orang tua balita diberi makanan tambahan
(PMT) yang menjawab baik sekali 40% dan baik 60%.

Apa jenis makanan tambahan (PMT) yang diterima ole ibu hamil
KEK.

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid makanan
5 100.0 100.0 100.0
pabrikan

Dari data kuesioner jenis makanan tambahan (PMT) yang di terima oleh ibu hamil
kek makanan pabrikan yang menjawab 100% dalam wawancara ini pada saat ibu
hamil mendapatkan makanan tambahan (PMT)

Apa bentuk makanan tambahan yang diterima ibu


hamil kek

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid susu 5 100.0 100.0 100.0

Dari data kuesioner bentuk makanan tambahan yang diterima ibu hamil kek berupa
susu 100% dari 5 responden menjawab hal yang sama

21
Berapa banyak PMT yang sudah diterima ibu hamil KEK

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid < 30 bungkus 2 40.0 40.0 40.0

30-90
3 60.0 60.0 100.0
bungkus

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner banyaknya PMT yang sudah diterima ibu hamil KEK dari 5
responden menjawab <30 bungkus hanya 40% dan 30-90 bungkus 60 %

Apakah makanan tambahan yang diterima ibu hamil kek


dimakan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid ya 3 60.0 60.0 60.0

kadang-
2 40.0 40.0 100.0
kadang

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner makanan tambahan yang diterima ibu hamil kek dimakan
dari 5 responden yang menjawab ya 60 % dan yang menjawab kadang-kadang 40%

22
Bagaimana respon ibu hamil penderita KEK diberi
makanan tambahan (PMT).

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid baik
2 40.0 40.0 40.0
sekali

baik 3 60.0 60.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner respon ibu hamil penderita kek diberi makanan tambahan
(PMT) dari 5 responden yang menjawab baik sekali hanya 40%dan baik 60%

Apa bentuk pemberian vitamin A pada balita

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid kapsul 2 40.0 40.0 40.0

tidak
3 60.0 60.0 100.0
tahu

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner bentuk pemberian vitamin A pada balita yang menjawab
kapsul 40% dan yang tidak tau 60%

23
Apakah pemberian vitamin A ini diterima oleh ibu balita

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid ya 1 20.0 20.0 20.0

kadang-
4 80.0 80.0 100.0
kadang

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data kuesioner pemberian vitamin A diterima oleh ibu balita yang
menjawab ya 20% dan yang menjawab kadang-kadang 80%

Bagaimana respon ibu balita ketika diberi vitamin A.

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid baik
1 20.0 20.0 20.0
sekali

baik 1 20.0 20.0 40.0

cukup
3 60.0 60.0 100.0
baik

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data bagaimana respon ibu balita ketika diberi vitamin A yang menjawab
baik sekali 20% , baik 20% dan cukup sekali 60%

24
Pada bulan apa program nasional pemberian vitamin A pada bayi
dan balita

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid februari dan


5 100.0 100.0 100.0
agustus

Dari hasil data kuesioner pada bulan Febuari dan agustus program nasional
pemberian vitamin A pada bayi dan balita mendapatkan vitamin A 100%

Berapa kali dalam setahun pemerintah memberikan


kapsul vitamin A secara gratis?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid dua kali 5 100.0 100.0 100.0

Dari data ada 2 kali dalam setahun pemerintah memberikan kapsul vitamin A secara
gratis dan dari 5 balita sudah mendapatkannya dengan data 100%

Warna kapsul vitamin A yang diberikan kepda ibu nifas


dalah?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid tidak
5 100.0 100.0 100.0
tahu

Dari hasil data warna kapsul vitamin A yang diberikan kepada ibu nifas yang
menjawab tidak tahu 100% dari 5 responden

25
Berapa banyak kapsul vitamin A yang diberikan kepada
ibu selama masa nifas?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid satu
2 40.0 40.0 40.0
buah

dua buah 3 60.0 60.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data banyaknya kapsul vitamin A yang diberikan kepada ibu selama nifas
yang menjawab satu buah 40% dan yang menjawab dua buah 60%

Apakah ibumengonsumsi Vit. A yang diberikan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid ya 1 20.0 20.0 20.0

tidak 2 40.0 40.0 60.0

kadang-
2 40.0 40.0 100.0
kadang

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data ibu mengkonsumsi vitamin A yang diberikan yang menjawab ya
20% , tidak 40% dan yang kadang-kadang 40%

26
Apakah manfaat mengonsumsi kapsul vitamin A untuk ibu nifas

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid Meningkatkan
kandungan Vit.A di 5 100.0 100.0 100.0
ASI

Dari hasil data manfaat mengonsumsi kapsul vitamin A untuk ibu nifas untuk
meningatkan kandungan vit A dan asi 100% dari 5 responden

Apa manfaaat kapsul vitamin A yang dikonsumsi ibu nifas terhadap


bayi usia 0 sampai 6 bulan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid Agar bayi gemuk,


5 100.0 100.0 100.0
kuat dan sehat

Dari hasil data menfaat kapsul vitamin A yangdi konsumsi ibu nifas terhadap bayi
usia 0 sampai 6 bulan agar bayi gemuk,kuat dan sehat 100% dari 5 responden

Apakah ibu pernah memeriksakan kadar hb selama


kehamilan?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid pernah 5 100.0 100.0 100.0

Dari hasil data ibu pernah memeriksakan kadar hb selama kehamilan yang
menjawab pernah 100%

27
Berapa jumlah tablet besi yang diterima ibu selama
kehamilan?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid 80 tablet 4 80.0 80.0 80.0

90 tablet 1 20.0 20.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data jumlah tablet besi yang diterima ibu selama kehamilan yang
menjawab 80 tablet 80% dan yang menjawab 90 tablet hanya 20%

Apakah ibu rutin mengonsumsi TTD selama hamil

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid ya 2 40.0 40.0 40.0

kadang-
2 40.0 40.0 80.0
kadang

jarang 1 20.0 20.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data ibu rutin mengonsumsi TTD selama hamil yang menjawab ya pada
kuesioner 40%, kadang-kadang 40% dan yang jarang 20%

28
Apakah setelah mengonsumsi TTD kadar HB ibu naik ?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid ya, naik 2 40.0 40.0 40.0

Tetap 2 40.0 40.0 80.0

Tidak 1 20.0 20.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data setelah mengkonsumsi TTD kadar HB ibu naik BB yang menjawab
ya, naik 40% , tetap 40% dan yang menjawab tidak 20%

Apakah ada efek samping yang ibu dirasakan setelah


mengonsumsi tablet besi?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid tidak 5 100.0 100.0 100.0

Dari hasil data efek samping yang ibu rasakan setelah mengkonsumsi tablet besi
yang menjawab tidak 100 % dari 5 responden

Apakah penyebab remaja putri lebih beresiko terkena Anemia/kurang


darah

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid sering mengonsumsi


5 100.0 100.0 100.0
makanan siap saji

Dari hasil data penyebab remaja putri lebih beresiko terkena Anemia/ kurang darah
karena sering mengkonsumsi makanan siap saji 100% dari data ini dari 5 responden

29
Dari mana sumber TTD yang didapat remaja putrid ?

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid sekolah 5 100.0 100.0 100.0

Dari hasil data sumber TTD yang didapat remaja putri di sekolah 100

Berapa banyak TTD yang remaja putri peroleh

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid tidak
5 100.0 100.0 100.0
tahu

Dari hasil data berapa banyak TTD yang remaja putri peroleh dan semua menjawab
tidak tahu 100% dari 5 responden

Apakah remaja putri rutin mengonsumsi TTD yang diberikan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid Ya 3 60.0 60.0 60.0

kadang-
1 20.0 20.0 80.0
kadang

tidak
1 20.0 20.0 100.0
dikonsumsi

Total 5 100.0 100.0

30
Dari hasil data apakah remaja putri rutin mengkomsumsi TTD yang diberikan yang
menjawab ya 60% dan yang menjawab kadang-kadang 20%, yang tidak
mengkonsumsi sama sekali 20%

Apakah setelah mengonsumsi TTD kadar HB remaja putri


naik

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid tidak
5 100.0 100.0 100.0
tahu

Dari hasil data setelah mengonsumsi TTD kadar HB remaja putri naik dan semua
tidak tahu dengan nilai 100%

Apa jenis garam yang dikonsumsi keluarga

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid garam meja (tekstur


4 80.0 80.0 80.0
halus)

Garam laut (tekstur


1 20.0 20.0 100.0
kasar)

Total 5 100.0 100.0

Dari hasil data jenis garam yang dikonsumsi keluarga garam meja(tekstkur halus)
80% dan garam laut (tekstur kasar) 20% dari 5 responden

pada tabel statistics terlihat

 N adalah banyaknya data kasus


 Valid = 101, berarti terdapat kasus pada variabel nilai mempunyai data yang
valid
 Missing = 0, berarti terdapat 0 kasus pada variabel nilai mempunyai data
kosong
 Dengan data valid 100%

31
Kesimpulan

Dari hasil praktek lapangan yang saya lakukan kota Kisaran dengan melakukan
pengkuran dan penimbangan kepada balita serta memberikan kuesioner kepada
orang tua balita tidak terlihat adanya kurang gizi pada 5 balita ini .

Saran

Saya (penulis) tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih banyak terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Kami (Penulis)akan memperbaiki makalah
ini dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca

32
Dokumentasi Kegiatan

33
DAFTAR PUSTAKA

1. http://eprints.ums.ac.id/24365/2/BAB_1.pdf
2. http://eprints.undip.ac.id/32603/1/400_Dian_Mayasari_G2C007021.pdf
3. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/viewFile/4428/2980
4. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:7ZYDi9lZXv4J:dinus.ac.id/repository/docs/ajar/PENGOLAHAN_ANA
LISIS_DATA.ppt+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
5. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:QH5_t4G3gWcJ:repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1111/1/SKRIPSI
%2520MADYA.pdf+&cd=9&hl=id&ct=clnk&gl=id

34

Anda mungkin juga menyukai