2 Desember 2017
Manuntun Rotua
Jurusan Gizi Poltekkes Palembang
Email: manuntun_rotua@yahoo.com
Abstrak
dan akhirnya menjadi remaja yang kurang kemampuan belajar, kemampuan kognitif,
produktif (Arisman, 2010). anggaran pencegahan dan perawatan yang
Asupan zat gizi antara remaja putra meningkat dan penurunan produktivitas
dan putri sangat berbeda, remaja putra kerja (Ulfani, 2011).
mempunyai selera makan yang baik Jumlah penduduk usia remaja (10-
dibandingkan dengan remaja putri yang 19 tahun), di Indonesia adalah sebesar 22,2
lebih mementingkan penampilan mereka, % dari total penduduk Indonesia, yang
akibatnya remaja putri akan membatasi teridiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
konsumsi zat gizi dengan memilih perempuan. Begitu juga dalam jumlah
makanan yang tidak banyak mengandung remaja di banyak Negara berkembang
energi. Masukan yang kurang pada remaja tumbuh dengan pesat. Lima tahun terakhir,
akan berakibat buruk bagi pertumbuhan kelompok remaja merupakan salah satu
maupun kesehatan remaja (Pudjiadi S, perhatian utama dibidang kesehatan karena
2000). gaya hidup mereka yang unik dan berbeda
dengan kelompok lain dari generasi
Peran pemerintah untuk program
sebelumnya.(Depkes, 2010)
gizi masyarakat dengan tujuan
Prevalensi anemia di Indonesia
penanggulangan masalah gizi sudah
berdasarkan Riskesdas tahun 2013 sebesar
banyak yang diluncurkan, antara lain
21,7%, jika dibedakan menurut umur 14-
program edukasi gizi, program
15 tahun sebesar 26,4% dan umur 15-24
suplementasi gizi melalui pemberian
tahun 18,4% (Depkes, 2014). Anemia
makanan maupun produk zat gizi seperti
paling tinggi terjadi pada kelompok wanita
pil besi dan vitamin A, program fortifikasi
yaitu sebesar 23,9%. Berdasarkan data
bahan makanan seperti iodium pada garam
Riskesdas tahun 2005 menunjukkan
ataupun fortifikasi besi pada tepung.
penderita anemia pada remaja putri sebesar
Meskipun demikian angka kurang gizi di
26,5% dan wanita usia subur sebesar
masyarakat terutama pada kelompok
26,9%, hal ini mengindikasikan anemia
rentan masalah gizi seperti bayi, balita,
masih menjadi masalah kesehatan di
anak sekolah, remaja, ibu hamil, dan
Indonesia (Depkes, 2008).
menyusui, serta usia lanjut masih tetap
Salah satu cara untuk mengatasi
menjadi masalah.(Depkes 2013).
anemia dengan memperbanyak konsumsi
Menurut Almatsier (2009)
makanan yang mengandung zat besi dalam
kurangnya asupan gizi merupakan
kadar yang cukup tinggi antara lain,
penyebab langsung dari status gizi rendah,
jagung, telur, kangkung, bayam, daging
sedangkan penyebab tidak langsung yang
sapi, ikan segar, kentang, udang besar,
dominan meliputi tingkat ekonomi yang
kacang tanah,, kacang hijau dan tempe
kurang, pendidikan umum dan pendidikan
kacang kedelai murni, beras merah biscuit
gizi yang kurang. Akibat dari status gizi
(Marmi, 2013).
kurang adalah perkembangan otak yang
Realita remaja sekarang kurang
tidak sempurna yang menyebabkan
begitu suka mengkonsumsi makanan yang
kognitif dan kemampuan belajar
mengandung zat besi, biasanya para remaja
terganggu. Jika permasalahan kurang gizi
cenderung suka mengkonsumsi junk food
tidak segera diatasi, maka akan berdampak
dan fast food, dimana jenis makanan
pada kematian anak, penurunan
tersebut tidak memiliki kandungan gizi
subjek penelitian sebanyak 70 siswa yang statistic dengan menggunakan SPSS 21.
masuk kriteria inklusi. Data kemudian dianalisis menggunakan uji
Setelah data terkumpul lalu dilakukan paired test atau wilcoxon. Nilai signifikan
editing, koding dan entry dalam file dalam penelitian ini adalah p < 0.05
computer kemudian dianalisis secara
Pada tabel 1 menunjukkan mayoritas umur remaja kelompok perlakuan 50% dan
kelompok pembanding (42.8%).
Pada tabel 2.menunjukkan tingkat asupan zat besi kurang pada kelompok perlakuan
(24.3%) dan pembanding (32.9%).
Pada tabel 3.menunjukkan tingkat asupan protein kurang pada kelompok perlakuan (37.1%)
dan pembanding (31.4%).
Kelompok
No Kadar Hemoglobin Perlakuan Pembanding
n % n %
1 Normal ≥ 12 mg/dl 44 62.7 40 57.1
2 Anemia< 12 mg/dl 26 37.2 30 42.8
3 Total 70 100.0 70 100.0
Pada tabel 4.menunjukkan tingkat kadar Hemoglobin (Hb) kurang pada kelompok perlakuan
(37.2%) dan pembanding (42.8%)