Anda di halaman 1dari 20

LUKA BAKAR KOMPLIKASI

GGA
Definisi :
 Kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan oleh energi panas atau bahan
kimia atau benda-benda fisik yang
menghasilkan efek baik memanaskan atau
mendinginkan
 Suatu trauma yang disebabkan oleh panas,
arus listrik, bahan kimia dan petir yang
mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam
 Luka yang unik diantara bentuk-bentuk
luka lainnya karena luka tersebut
meliputi sejumlah besar jaringan mati
(eskar) yang tetap berada pada tempatnya
untuk jangka waktu yang lama
 Rusaknya struktur dan fungsi anatomis
normal akibat proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal
dan mengenai organ tertentu
Epidemiologi
 Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di
Amerika Serikat setiap tahunnya
 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan
dan 100.000 pasien dirawat di rumah sakit, 12.000
meninggal setiap tahunnya
 Anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang
beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar
 Remaja laki-laki dan pria dalam usia kerja juga lebih
sering menderita luka bakar
Penyebab/Faktor Predisposisi
a. Panas (misal api, air panas, uap panas)
b. Radiasi
c. Listrik
d. Petir
e. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
f. Ledakan kompor, udara panas
g. Ledakan ban, bom
h. Sinar matahari
i. Suhu yang sangat rendah (frost bite)
 Luka bakar mayor, yang mempengaruhi lebih dari 20%
TBSA (total burn surface area), dengan atau tanpa gangguan
pernapasan, merupakan kondisi yang spesific jika
dibandingkan dengan kondisi di unit intensive care secara
umum
 Pasien penyakit kritis luka bakar memiliki gejala :
- stres oksidatif yang tinggi,
- respons inflamasi yang besar,
- hipermetabolik
- respons katabolik yang lama dan
berkepanjangan
Tanda-tanda tersebut berkorelasi dengan tingkat keparahan
dari luka bakar pasien
The American Burn Association (ABA) telah
mengeluarkan tatalaksana terapi nutrisi.

 Saluran gastrointestinal (GI) umumnya berisiko pada


fase awal resusitasi luka bakar oleh karena stres mayor
 syok hipovolemik dapat terjadi oleh karena kebocoran
kapiler yang besar
 Pemberian cairan kristaloid diberikan dalam waktu 24-
48 jam pertama setelah kejadian untuk mempertahankan
tekanan darah
 Permeabilitas usus juga meningkat secara
bermaknapemberian nutrisi enteral secara dini (6-12
jam setelah kejadian)
Nutrisi yg tepat :
 menurunkan kadar hormon stres dari respons
hiperkatabolik
 peningkatan produksi immunoglobulin (Ig)
 penurunan stres ulcer
 menurunkan risiko malnutrisi dan kekurangan
energi (enegy deficit)
Nutrisi Enteral
 PEG (percutaneous endoscopic gastrostomy)
 pemilihan formula nutrisi enteral, umumnya tidak
berbeda dengan nutrisi enteral pada pasien
penyakit kritis umum di ICU
 pilih formula yang bersifat polimerik, tinggi energi,
dan tinggi nitrogen (protein)
 Kandungan serat (fiber) sangat diperlukan sejak
awal karena pasien luka bayar mayor memiliki
risiko terjadinya konstipasi oleh karena pergerakan
cairan dan efek dari obat sedatif dosis tinggi, dan
juga opioid yang digunakan sebagai analgesia
Nutrisi Parenteral
 alternatif dan diindikasikan ketika nutrisi enteral
gagal atau dikontraindikasikan
 PN memerlukan pemantauan kadar glukosa yang
lebih ketat dan juga kebutuhan kalori pasien
untuk mencegah overfeeding
Pemberian Energi
Indirect calorimetry merupakan gold standard
untuk menentukan kebutuhan energi pada
pasien , baik dewasa dan anak, luka bakar.
Gunakan Dextrose 5% utk minggu I
Pemberian Protein:
luka bakar mayor berkisar antara 1,5-2 g/kgbb/hari
Glutamine merupakan jenis asam amino yang
menjadi berguna pada kasus pasien dengan luka
bakar karena merupakan substrat yang dipilih
oleh limfosit dan enterosit
dosis glutamine yang direkomendasikan adalah 0,3
g/kgbb/hari
Ornithine alpha-ketoglutarate merupakan prekursor
dari glutamine
Gluthamine
 Menderita luka bakar parah
 Berada dl latihan intensitas tinggi
 Sering pilek/flu
 Menderita penyakit celiac, chron atau kolitis
ulserativa
 Memiliki massa otot yg rendah
Sumber gluthamine
 Daging dan unggas
 Seafood
 Organ/jerohan
 Susu dan produk susu
 Telur
 Kubis
 Kacang-kacangan
 Bit, bayam, parsley
 Minuman yg diperkaya gluthamine
Ornitin alpha ketoglutarat
 Ornithine bertanggung jawab untuk meningkatkan
produksi hormon pertumbuhan.
 Dengan demikian, asam amino ini juga penting dalam
proses anti penuaan sekaligus membantu tubuh
mempertahankan fungsi otot dan jaringan.
 Tingkat yang memadai dari ornithine membantu tubuh
untuk cepat sembuh dari trauma, luka bakar, infeksi, dan
bahkan kanker.
 Ornithine-aspartate terbukti memiliki efek yang
menguntungkan dalam pengobatan pasien yang menderita
kelainan otak (ensefalopati hepatik) akibat sirosis hati.
 Dalam sebuah percobaan klinis diamati bahwa pasien
luka bakar yang mengambil 10 – 30 gram ornithine
alfa-ketoglutarate (OKG) per hari mengalami
penyembuhan lebih cepat.
 Ornithine meningkatkan insulin dan meningkatkan
kadar hormon pertumbuhan. Asam amino ini
dibutuhkan saat otot harus melakukan aktivitas berat.
 Ornithine juga membantu memperlambat hilangnya
massa otot yang lazim terjadi selama proses penuaan.
 Meskipun arginin dan ornithine dikatakan sama-sama
membantu melindungi dan membangun massa otot,
ornithine terbukti dua kali lebih efektif merangsang
produksi hormon pertumbuhan dibandingkan arginin
 Tubuh mampu menghasilkan ornithine. Namun,
asam amino ini juga terkandung dalam ikan,
susu, daging, dan telur.
 Kecil kemungkinan seseorang mengalami
kekurangan ornithine kecuali dalam beberapa
kasus seperti kehamilan, trauma, atau kekurangan
gizi
 Asupan hingga 10 gram sehari ornithine
umumnya tidak menimbulkan efek samping.
 Asupan yang melebihi 10 gram per hari
berpotensi memicu masalah pencernaan.
KASUS
 Mn, laki-laki umur 15 tahun,pelajar SMP. 7 hari sebelum
masuk RS, os memperbaiki antena TV, tangan memegang
pipa antena lalu tersengat listrik, pakaian terbakar, sempat
dirawat di RSUD dan sekarang di rujuk ke RS pusat.
Diagnosis dokter combustio grade III 38%. Pasien merasa
susah BAB dan sulit menelan, dan merasakan nyeri pada luka
bakar. TB 160 cm, BB 55 kg, Hb 11,2 gr/dl, albumin 2,06
gr/dl, K = 3,7 mmol/L (N=3,6-5), Cl : 86,7 mmol/L (N=98-
100), GDS 156 mg/dl (N=75-115), SGOT= 64, SGPT=140,
TD = 106/48, RR = 25x/mnt, Nadi = 80x/mnt, Suhu tubuh =
38oC. Hasil recall : E = 30,4%, P=67,5%, L=24,83%,
KH=64,7%. Tidak makanan pantangan dan alergi.
Kebutuhan :
Menurut Curreri :
25 kkal/kgBB aktual + 40 kkal x % luas luka bakar
(25 x 55 kg) + (40 x 38) = 1375 + 1520 = 2895 kkal
Protein = 20% x 2895 kkal = 144,75 gr
Lemak = 20% x 2895 kkal = 64,33 gr
KH = 60% x 2895 kkal = 434, 25 gr
Diagnosa :
NI.1.1 = peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan
katabolik illness ditandai dengan demam, luka bakar, dengan
derajat 38%
NI.1.4. = intake energi tidak mencukupi berkaitan dengan
peningkatan kebutuhan energi karena katabolik ditandai
dengan rasil recall E = 30,4%, P=67,5%, L=24,8%, KH=64,7%
NC.1.1= Kesulitan menelan berkaitan dengan penyebab mekanis
luka bakar ditandai dengan sulit menelan
NC.1.4= perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan
akibat luka bakar ditandai dengan pasien mengalami susah
BAB
NC.2.2= perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan
dengan gangguan metabolisme ditandai dengan GDS, Hb,
SGOT, SGPT, Albumin
 Preskripsi diet :
bentuk makanan : makanan cair penuh
mineral dalam bentuk suplemen
cairan tinggi 2,5 L/hari
Kehilangan cairan :
1,2 L (2 ml/kgBBx24 jamx % LB)
Terapi diet : Diet Luka Bakar II

Anda mungkin juga menyukai