Proposal Penelitian
OLEH:
SARJUDI LA DIDU
NIM. P00331016032
JURUSAN GIZI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
dengan judul “Gambaran Tingkat Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Mahasiswa Tingkat
I Di Jurusan Gizi Poltekkes Kendari”. Proses penyusunan proposal penelitian ini telah
melewati perjalanan panjang dalam penyusunannya yang tentu tidak terlepas dari
bantuan moril dan materil pihak lain. Karena itu sudah sepatutnya dengan segala
kerendahan hati menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi buah dan sayur adalah salah satu pesan penting dalam pedoman gizi
seimbang agar menuju masyarakat hidup sehat. Untuk mengubah pola pikir
masyarakat agar memiliki paradigma sehat, pemerintah Indonesia melakukan upaya
melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Konsumsi buah dan sayur
merupakan salah satu fokus dari kegiatan ini. Peringatan Hari Gizi Nasional tahun
2017 juga mengambil tema konsumsi buah dan sayur.
Buah dan sayur merupakan sumber pangan yang kaya akan vitamin dan mineral
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, perkembangan, dan pertumbuhan.
Meskipun kebutuhannya relatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir
tidak dapat digantikan sehingga terpenuhinya kebutuhan konsumsi zat tersebut
menjadi esensial. Buah dan sayur sangat penting untuk dikonsumsi terutama bagi
anak-anak khususnya anak usia sekolah (AUS) dasar. Walaupun demikian, saat ini
anak-anak cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, padahal buah dan sayur
sangat bermanfaat sebagai sumber pemenuhan kebutuhan gizi yang baik
(Mohammad & Madanijah, 2015)
Anak-anak usia sekolah memerlukan nutrisi agar pertumbuhan dan tumbuh
kembangnya berjalan dengan baik. Untuk itu, asupan nutrisi penting, termasuk
vitamin anak dan mineral, harus disertakan dalam menu makanan mereka sehari-
hari. Pada umumnya vitamin dan mineral tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, vitamin dan harus disuplai dari luar tubuh terutama dari buah dan sayur.
Vitamin termasuk dalam kelompok zat pengatur, pertumbuhan dan pemeliharaan
kesehatan (Almatsier, 2001).
Permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi buah dan sayur adalah
bahwa secara nasional konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia masih berada
di bawah konsumsi yang dianjurkan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
menunjukkan bahwa penduduk berumur ≥ 10 tahun yang kurang mengonsumsi buah
dan sayur di Sulawesi Tenggara adalah 95% (Depkes 2013). (Penelitian &
Pengembangan, 2013)
Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk orang Indonesia menurut Pedoman Gizi
Seimbang 2014, sebesar 300-400 g per orang per hari untuk balita dan anak usia sekolah,
sekitar duapertiga dari jumlah tersebut adalah porsi sayur (KEMENKES 2014). Sedangkan
Rerata konsumsi buah-buahan dan olahannya untuk penduduk Indonesia terlihat masih
rendah yaitu 33,5 gram per orang per hari. Pisang merupakan jenis buah buahan yang
terlihat paling tinggi dikonsumsi yaitu 16,2 gram per orang per hari atau memberikan
sumbangan 48,4 persen dari rerata berat total buah-buahan yang dikonsumsi penduduk.
Sedangkan konsumsi jeruk, mangga, pepaya, semangka maupun buah lainnya terlihat
dikonsumsi sangat rendah atau kurang dari 10 gram per orang per hari (Riset, Dasar, Diet,
& Sdt, 2015).
B. Rumusan masalah
Anak usia sekolah cenderung mengkonsumsi buah dan sayur lebih rendah dibanding
orang dewasa, padahal beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurangnya
konsumsi buah dan sayur dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler pada saat dewasanya kelak.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran konsumsi sayur dan buah pada murid SDN 05
Mandonga
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat konsumsi sayur pada murid SDN 05 Mandonga
b. Mengetahui tingkat konsumsi buah pada murid SDN 05 Mandonga
c. Mengetahui sayur apa saja yang di sukai atau yang sering di konsumsi di
murid SDN 05 Mandonga
d. Mengetahui buah apa saja yang di sukai atau yang sering di konsumsi murid
SDN 05 Mandonga
D. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik
lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan
orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa
latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya
akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006).
1) Sayuran kelompok A
Mengandung sedikit sekali protein dan karbohidrat. Sayuran ini boleh
digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya. Sayuran yang
termasuk kelompok ini adalah: baligo, daun bawang, daun kacang panjang,
daun koro, daun labu siam, daun waluh, daun lobak, jamur segar, oyong
(gambas), kangkung, ketimun, tomat, kecipir muda, kol, kembang kol, labu
air, lobak, papaya muda, pecay, rebung, sawi, seledri, selada, tauge, tebu
terubuk, terong dan cabe hijau besar.
2) Sayuran kelompok B
Dalam 1 satuan padanan sayuran kelompok B mengandung 50 kalori, 3
gram protein dan 10 gram karbohidrat. 1 satuan padanan = 100 gram sayuran
mentah (sayuran ditimbang bersih dan dipotong biasa seperti di rumah
tangga) = 1 gelas setelah direbus dan ditiriskan (sayuran ditakar setelah
dimasak dan ditiriskan).
Sayuran yang termasuk kelompok ini adalah: bayam, biet, buncis, daun
bluntas, daun ketela rambat, daun kecipir, daun leunca, daun lompong, daun
mangkokan, daun melinjo, daun pakis, daun singkong, daun papaya, jagung
muda, jantung pisang, genjer, kacang panjang, kacang kapri, katuk, kucai,
labu siam, labu waluh, nangka muda, pare, tekokak dan wortel.
2). Folat
Folat terdapat dalam sayuran hijau dan buah jeruk. Vitamin C yang
terdapat dalam buah jeruk dapat menghambat kerusakan folat. Folat mudah
rusak pada pemanasan, sehingga dianjurkan pemasakan sayuran tidak terlalu
lama. Contoh sayur dan buah yang mengandung folat adalah asparagus,
bayam, daun kacang, daun selada, dan jeruk (Sunita Almatsier, 2001: 211).
3). Vitamin C
4). Vitamin E
5). Vitamin K
6). Magnesium
7). Kalium
Sumber zat besi selain makanan hewani adalah sayuran hijau. Zat besi
sayuran yang mengandung oksalat tinggi seperti bayam mempunyai
ketersediaan biologik rendah. Contoh sayuran yang mengandung zat besi
adalah bayam, sawi, kangkung, daun singkong, dan daun katuk (Sunita
Almatsier, 2001: 256).
Kegunaan serat pada makanan yang kita makan cukup vital. Selain untuk
membantu membuang sisa-sisa metabolisme, juga berfungsi sebagai unsur
pembantu dalam fermentasi. Manfaat yang paling pokok pada serat adalah
melancarkan proses buang air besar. Sehingga seluruh sisa metabolisme
yang tidak terpakai oleh tubuh akan segera dikeluarkan tanpa kesulitan.
Makanan berserat yang bermanfaat bagi tubuh, sebenarnya banyak tersedia
di sekitar kita. Beras tumbuk, sayuran (bayam, tauge, kangkung), dan buah-
buahan yang hampir semua jenisnya mengandung serat yang diperlukan
untuk membantu metabolisme. Selain buah-buahan seperti nanas, pisang,
apel, atau mangga, kacang-kacangan pun memiliki kandungan serat yang
cukup (Ronald Sitorus, 2009 dalam Dejesetya,2016).
d. Dampak kurang konsumsi sayur dan buah
Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi buah dan sayur
adalah sebagai berikut:
Jika tubuh kurang konsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat, maka
dapat mengakibatkan tubuh kelebihan kolesterol darah, karena kandungan
serat dalam buah dan sayur mampu menjerat lemak dalam usus, sehingga
mencegah penyerapan lemak oleh tubuh. Dengan demikian, serat membantu
mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
Serat tidak larut (lignin) dan serat larut (pectin, β-glucans) mempunyai
efek mengikat zat-zat organik seperti asam empedu dan kolesterol sehingga
menurunkan jumlah asam lemak di dalam saluran pencernaan. Pengikatan
empedu oleh serat juga menyebabkan asam empedu keluar dari siklus
enterohepatic, karena asam empedu yang disekresi ke usus tidak dapat
diabsorpsi, tetapi terbuang ke dalam feses.
Sayur dan buah juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan individu. Seseorang yang
mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis yang bervariasi akan mendapatkan
kecukupan sebagian besar mkineral mikro dan serat yang dapat mencegah
terjadinya kegemukan. Selain itu, sayuran juga berperan dalam upaya
pencegahan penyakit degeneratif seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner),
kanker, diabetes dan obesitas (Khomsan, dkk, 2009)
Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayur) dapat meningkatkan
risiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis menunjukkan perbedaan
insiden kanker kolorektal di Negara maju seperti Amerika, Eropa dan di
Negara berkembang seperti Asia dan Afrika. Hal itu dikarenakan perbedaan
jenis makanan di Negara maju dan Negara berkembang tersebut, dimana
masyarakat di Negara maju lebih banyak mengonsumsi lemak daripada di
Negara berkembang (Puspitasari, 2006).
Konsumsi serat makanan dari buah dan sayur, khususnya serat tak larut
(tak dapat dicerna dan tak larut air) menghasilkan tinja yang lunak. Sehingga
diperlukan kontraksi otot minimal untuk mengeluarkan feses dengan lancar.
Sehingga mengurangi konstipasi (sulit buang air besar). Diet tinggi serat juga
dimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar defekasi
(pembuangan tinja) dapat berjalan normal. Kekurangan serat akan
menyebabkan tinja mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang besar
untuk mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang
sering menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi serat
yang cukup khususnya yang berasal dari buah dan sayur (Puspitasari, 2006)
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua murid yang tercatat sebagai siswa/siswi di
Sekolah Dasar Negeri 05 Mandonga (Kelas IV dan V) pada tahun ajaran 2017/2018
yaitu sebanyak ...... anak
2. Sampel
b. Besar Sampel
Kuesioner Frekuensi Makan
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom frekuensi makan per hari/ per minggu/per
bulan.
2. Tidak perlu mengisi semua kolom frekuensi, tetapi salah satu yang paling sesuai dengan
kebiasaan makan kamu
Frekuensi Makan
Per Hari Per Minggu Per Bulan
No Bahan Makanan 1x 2-3x 4-5x ≥6x 1x 2-4x 5-6x 1-3x <1x
Sayuran
1. Bayam
2. Kangkung
3. Brokoli
4. Buncis
5. Sawi
6. Toge
7. Wortel
8. Selada
9. Kacang Panjang
10. Kol
11. Terong
12. Daun Pepaya
13. Daun Singkong
14. Daun Katuk
15. Gado-Gado
16. Capcay
17. Sayur Sop
18. Karedok
19. Urap
20. Lain-Lain.......
Buah:
1. Alpukat
2. Anggur
3. Apel
4. Belimbing
5. Jambu Air
6. Jambu Biji
7. Jeruk
8. Mangga
9. Melon
10. Nanas
11. Pepaya
12. Pisang
13. Semangka
14. Pear
15. Salak
16. Nangka
17. Duren
18. Langsat
19. Rambutan
20. Sirsak
21. Srikaya
22. Naga
23. Kiwi
24. Manggis
Kedongdong
25. Jus (.........)
2. Es Buah
24. Rujak
25. Asinan
26. Manisan
27. Lain-Lain.......
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Muchtadi,R,dkk., Ilmu Pengetahuan Bahan Makanan, Alfabeta, cv
Mohammad, A., & Madanijah, S. (2015). Konsumsi buah dan sayur anak usia sekolah
dasar di bogor (, 10(1), 71–76.
Pendidikan, J., Pendidikan, G., Usia, A., & Dejesetya, M. P. (2016). Pola konsumsi
sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir desa randusanga kulon
brebes.
Riset, B., Dasar, K., Diet, S., & Sdt, T. (2015). Gambaran Konsumsi Pangan ,
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak Menular Penduduk Indonesia.
Farida, Ida. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Sayur
dan Buah pada Remaja di Indonesia Tahun 2007. Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta
Lestari,D,W.2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur
Pada Siswa Smp Negeri 226 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta