Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN TINGKAT KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA MAHASISWA

TINGKAT I DI JURUSAN GIZI POLTEKKES KENDARI KOTA KENDARI

Proposal Penelitian

OLEH:

SARJUDI LA DIDU

NIM. P00331016032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN GIZI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini
dengan judul “Gambaran Tingkat Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Mahasiswa Tingkat
I Di Jurusan Gizi Poltekkes Kendari”. Proses penyusunan proposal penelitian ini telah
melewati perjalanan panjang dalam penyusunannya yang tentu tidak terlepas dari
bantuan moril dan materil pihak lain. Karena itu sudah sepatutnya dengan segala
kerendahan hati menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari


2. Ibu Sri Yunanci, V,Globel, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Kendari
3. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang memberikan motivasi dan
bimbingan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
4. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM, MPPM selaku pembimbing II yang memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan proposal penelitian ini.
5. Seluruh dosen-dosen pengajar dan Staf Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari
6. Teman-teman mahasiswa poltekkes kemenkes angkatan tahun 2016kendari yang
turut membantu
Ucapan terima kasih yang tidak ternilai harganya penulis persembahkan kepada
ayahanda La Didu, dan Ibunda Wa Tini, Kakak tercinta Wa Sartia La Didu, adik-adikku
La Dandu La Didu, Wa Mando La Didu, La Baele La Didu, Wa Kuli La Didu, Wa
Saririn La Didu, dan Wa Wangi La Didu, terima kasih atas semuanya, tanpa kalian
penulis tidak akan dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan. Atas saran dan kritiknya penulis ucapkan terima kasih.

Kendari, Januari 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsumsi buah dan sayur adalah salah satu pesan penting dalam pedoman gizi
seimbang agar menuju masyarakat hidup sehat. Untuk mengubah pola pikir
masyarakat agar memiliki paradigma sehat, pemerintah Indonesia melakukan upaya
melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Konsumsi buah dan sayur
merupakan salah satu fokus dari kegiatan ini. Peringatan Hari Gizi Nasional tahun
2017 juga mengambil tema konsumsi buah dan sayur.
Buah dan sayur merupakan sumber pangan yang kaya akan vitamin dan mineral
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, perkembangan, dan pertumbuhan.
Meskipun kebutuhannya relatif kecil, namun fungsi vitamin dan mineral hampir
tidak dapat digantikan sehingga terpenuhinya kebutuhan konsumsi zat tersebut
menjadi esensial. Buah dan sayur sangat penting untuk dikonsumsi terutama bagi
anak-anak khususnya anak usia sekolah (AUS) dasar. Walaupun demikian, saat ini
anak-anak cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, padahal buah dan sayur
sangat bermanfaat sebagai sumber pemenuhan kebutuhan gizi yang baik
(Mohammad & Madanijah, 2015)
Anak-anak usia sekolah memerlukan nutrisi agar pertumbuhan dan tumbuh
kembangnya berjalan dengan baik. Untuk itu, asupan nutrisi penting, termasuk
vitamin anak dan mineral, harus disertakan dalam menu makanan mereka sehari-
hari. Pada umumnya vitamin dan mineral tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, vitamin dan harus disuplai dari luar tubuh terutama dari buah dan sayur.
Vitamin termasuk dalam kelompok zat pengatur, pertumbuhan dan pemeliharaan
kesehatan (Almatsier, 2001).
Permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi buah dan sayur adalah
bahwa secara nasional konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia masih berada
di bawah konsumsi yang dianjurkan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
menunjukkan bahwa penduduk berumur ≥ 10 tahun yang kurang mengonsumsi buah
dan sayur di Sulawesi Tenggara adalah 95% (Depkes 2013). (Penelitian &
Pengembangan, 2013)
Anjuran konsumsi sayur dan buah untuk orang Indonesia menurut Pedoman Gizi
Seimbang 2014, sebesar 300-400 g per orang per hari untuk balita dan anak usia sekolah,
sekitar duapertiga dari jumlah tersebut adalah porsi sayur (KEMENKES 2014). Sedangkan
Rerata konsumsi buah-buahan dan olahannya untuk penduduk Indonesia terlihat masih
rendah yaitu 33,5 gram per orang per hari. Pisang merupakan jenis buah buahan yang
terlihat paling tinggi dikonsumsi yaitu 16,2 gram per orang per hari atau memberikan
sumbangan 48,4 persen dari rerata berat total buah-buahan yang dikonsumsi penduduk.
Sedangkan konsumsi jeruk, mangga, pepaya, semangka maupun buah lainnya terlihat
dikonsumsi sangat rendah atau kurang dari 10 gram per orang per hari (Riset, Dasar, Diet,
& Sdt, 2015).

B. Rumusan masalah
Anak usia sekolah cenderung mengkonsumsi buah dan sayur lebih rendah dibanding
orang dewasa, padahal beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurangnya
konsumsi buah dan sayur dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta
meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler pada saat dewasanya kelak.

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran konsumsi sayur dan buah pada murid SDN 05
Mandonga
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat konsumsi sayur pada murid SDN 05 Mandonga
b. Mengetahui tingkat konsumsi buah pada murid SDN 05 Mandonga
c. Mengetahui sayur apa saja yang di sukai atau yang sering di konsumsi di
murid SDN 05 Mandonga
d. Mengetahui buah apa saja yang di sukai atau yang sering di konsumsi murid
SDN 05 Mandonga
D. Manfaat

1. Bagi pemerintah (dinas pendidikan dan dinas kesehatan),


penelitian ini dapat menjadi masukan dan saran dalam upaya meningkatkan
konsumsi buah dan sayur pada murid.
2. Bagi sekolah,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk dapat
meningkatkan kepedulian terhadap peserta didiknya dalam bidang kesehatan
khususnya konsumsi buah dan sayur.
3. Bagi masyarakat,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama bagi siswa dan
orangtuanya untuk dapat meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Usia Anak Sekolah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002


tentang Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Sedangkan menurut defnisi WHO, batasan usia anak adalah sejak anak di dalam
kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang
disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20
Nopember 1989 dan diratfkasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang
dimaksud Anak adalah setap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali
berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia
dewasa dicapai lebih awal.

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik
lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan
orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa
latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya
akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006).

2. Sayur dan buah

a. Pengertian sayur dan buah


Menurut Sandjaja, 2009 dalam marlida putri 2016 Bahwa sayuran adalah
makanan nabati yang merupakan sumber zat gizi vitamin dan mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bagian tumbuhan yang dapat dibuat sayur
antara lain daun (sebagian besar sayur adalah daun), batang (wortel adalah umbi
batang), bunga ( jantung pisang), buah muda, (labu), sehingga dapat dikatakan
bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan bahan makanan sayur
(Sediaoetama, 2004 dalam marlida).
Buah adalah bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji
dimana struktur tersebut berasal dari indung telur sebagai fundamen (bagian)
dari bunga itu sendiri (Sediaoetama, 2004 dalam marlinda). Sejalan dengan
pendapat Sunita Almatsier (2001: 291) buah berfungsi sebagai pelengkap zat
gizi yang dibutuhkan tubuh, khususnya vitamin C. Buah merupakan santapan
terakhir dalam suatu acara makan atau kapan saja. Buah sering disebut sebagai
penutup atau pencuci mulut karena buah dapat menetralkan rongga mulut setelah
makan nasi dengan berbagai macam lauk pauk dengan aneka rasa dan bau.
b. Penggolongan sayur dan buah
Menurut Astawan (2008) dalam Ida Farida (2010), berdasarkan bagian
tanaman yang dapat dimakan, sayuran dibedakan menjadi:
1) Sayuran daun seperti kangkung, sawi, katuk dan bayam.
2) Sayuran bunga seperti brokoli dan kembang kol.
3) Sayuran buah seperti terong, cabe, ketimun dan tomat.
4) Sayuran biji muda seperti asparagus dan rebung.
5) Sayuran akar seperti wortel dan lobak.
6) Sayuran umbi keperti kentang dan bawang.

Menurut Supariasa, dkk (2002) dalam Farida , sayuran digolongkan menjadi


dua kelompok berdasarkan kandungan protein dan karbohidrat, yaitu:

1) Sayuran kelompok A
Mengandung sedikit sekali protein dan karbohidrat. Sayuran ini boleh
digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya. Sayuran yang
termasuk kelompok ini adalah: baligo, daun bawang, daun kacang panjang,
daun koro, daun labu siam, daun waluh, daun lobak, jamur segar, oyong
(gambas), kangkung, ketimun, tomat, kecipir muda, kol, kembang kol, labu
air, lobak, papaya muda, pecay, rebung, sawi, seledri, selada, tauge, tebu
terubuk, terong dan cabe hijau besar.
2) Sayuran kelompok B
Dalam 1 satuan padanan sayuran kelompok B mengandung 50 kalori, 3
gram protein dan 10 gram karbohidrat. 1 satuan padanan = 100 gram sayuran
mentah (sayuran ditimbang bersih dan dipotong biasa seperti di rumah
tangga) = 1 gelas setelah direbus dan ditiriskan (sayuran ditakar setelah
dimasak dan ditiriskan).
Sayuran yang termasuk kelompok ini adalah: bayam, biet, buncis, daun
bluntas, daun ketela rambat, daun kecipir, daun leunca, daun lompong, daun
mangkokan, daun melinjo, daun pakis, daun singkong, daun papaya, jagung
muda, jantung pisang, genjer, kacang panjang, kacang kapri, katuk, kucai,
labu siam, labu waluh, nangka muda, pare, tekokak dan wortel.

c. Kandungan gizi sayur dan buah


Sayur dan buah memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi
tubuh. Kandungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1). Karoten (vitamin A)

Sayur dan buah mengandung karotenoid yang merupakan provitamin A.


Bentuk provitamin A yang paling aktif adalah beta-karoten. Vitamin A
berfungsi untuk penglihatan, diferensiasi sel, fungsi kekebalan,
pertumbuhan, dan sebagai antioksidan. Sumber karoten adalah sayuran
berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwarna kuning-jingga, seperti
daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis,
wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka dan jeruk (Sunita
Almatsier, 2001: 156-162).

2). Folat

Folat terdapat dalam sayuran hijau dan buah jeruk. Vitamin C yang
terdapat dalam buah jeruk dapat menghambat kerusakan folat. Folat mudah
rusak pada pemanasan, sehingga dianjurkan pemasakan sayuran tidak terlalu
lama. Contoh sayur dan buah yang mengandung folat adalah asparagus,
bayam, daun kacang, daun selada, dan jeruk (Sunita Almatsier, 2001: 211).

3). Vitamin C

Vitamin C (asam askorbat) berfungsi fisiologis yaitu kolagin, membantu


absorpsi zat besi, dan sebagai antioksidan. Vitamin C pada umumnya hanya
terdapat didalam pangan nabati yaitu sayuran dan buah segar. Contoh bahan
makanan sumber vitamin C yang terdapat dalam sayur dan buah adalah
jambu biji, jeruk, rambutan, mangga, pepaya, daun singkong, kol, sawi,
kembang kol, selada air, bayam, dan tomat Sunita Almatsier (2001: 187).
Menurut Ronald Sitorus, 2009 dalam Farida Kekurangan vitamin C
menyebabkan lemahnya daya tahan terhadap salesma. Kekurangan vitamin
C yang berat bisa menimbulkan penyakit sariawan pada usus.

4). Vitamin E

Vitamin E (alfa tokoferol) berfungsi sebagai antioksidan yang larut


lemak. Sayuran berdaun hijau dan buah merupakan sumber vitamin E yang
baik, selain minyak tumbuhan. Biji-bijian khususnya berbentuk kecambah
mengandung vitamin E yang baik (Sunita Almatsier, 2001: 175-178).

5). Vitamin K

Vitamin K mempunyai fungsi yang spesifik sebagai biokasalisator atau


sebagai koenzim. Sumber utama vitamin K menurut Sunita Almatsier (2001:
183) adalah sayuran daun berwarna hijau (daun selada, bayam), buncis,
kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daun maka semakin
tinggi kandungan vitamin K.

6). Magnesium

Sumber magnesium dapat diperoleh dari bahan makanan, diantaranya


sayur- sayuran hijau, kedelai, dan kecipir. Magnesium berfungsi sebagai
aktivator enzim peptisida dan enzim lain yang memecah gugus, fosfat, obat
pencuci perut, meningkatkan tekanan osmotik, membantu mengurangi
getaran otot (Atikah Proverawati, 2011 dalam Dejesetya,2016)

7). Kalium

Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam reaksi biologik


terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein. Bersama
kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot. Kalium
bersama natrium berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan
elektrolit serta keseimbangan asam basa. Sumber utama adalah makanan
segar terutama sayur dan buah. Contoh sumber kalium adalah alpokat,
pisang, pepaya, mangga, durian, anggur, jeruk, nanas, semangka, selada,
bayam, tomat dan wortel (Sunita Almatsier, 2001: 233- 234).

8). Zat besi (Fe)

Sumber zat besi selain makanan hewani adalah sayuran hijau. Zat besi
sayuran yang mengandung oksalat tinggi seperti bayam mempunyai
ketersediaan biologik rendah. Contoh sayuran yang mengandung zat besi
adalah bayam, sawi, kangkung, daun singkong, dan daun katuk (Sunita
Almatsier, 2001: 256).

9). Serat makanan

Kegunaan serat pada makanan yang kita makan cukup vital. Selain untuk
membantu membuang sisa-sisa metabolisme, juga berfungsi sebagai unsur
pembantu dalam fermentasi. Manfaat yang paling pokok pada serat adalah
melancarkan proses buang air besar. Sehingga seluruh sisa metabolisme
yang tidak terpakai oleh tubuh akan segera dikeluarkan tanpa kesulitan.
Makanan berserat yang bermanfaat bagi tubuh, sebenarnya banyak tersedia
di sekitar kita. Beras tumbuk, sayuran (bayam, tauge, kangkung), dan buah-
buahan yang hampir semua jenisnya mengandung serat yang diperlukan
untuk membantu metabolisme. Selain buah-buahan seperti nanas, pisang,
apel, atau mangga, kacang-kacangan pun memiliki kandungan serat yang
cukup (Ronald Sitorus, 2009 dalam Dejesetya,2016).
d. Dampak kurang konsumsi sayur dan buah
Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi buah dan sayur
adalah sebagai berikut:

1). Meningkatkan Kolesterol Darah

Jika tubuh kurang konsumsi buah dan sayur yang kaya akan serat, maka
dapat mengakibatkan tubuh kelebihan kolesterol darah, karena kandungan
serat dalam buah dan sayur mampu menjerat lemak dalam usus, sehingga
mencegah penyerapan lemak oleh tubuh. Dengan demikian, serat membantu
mengurangi kadar kolesterol dalam darah.

Serat tidak larut (lignin) dan serat larut (pectin, β-glucans) mempunyai
efek mengikat zat-zat organik seperti asam empedu dan kolesterol sehingga
menurunkan jumlah asam lemak di dalam saluran pencernaan. Pengikatan
empedu oleh serat juga menyebabkan asam empedu keluar dari siklus
enterohepatic, karena asam empedu yang disekresi ke usus tidak dapat
diabsorpsi, tetapi terbuang ke dalam feses.

Penurunan jumlah asam empedu menyebabkan hepar harus


menggunakan kolesterol sebagai bahan untuk membentuk asam empedu. Hal
inilah yang menyebabkan serat dapat menurunkan kadar kolesterol
(Nainggolan dan Adimunca, 2005 dalam Siska Yulandari). Jika konsumsi
serat kurang, maka proses tersebut tidak terjadi dan akan menyebabkan
kolesterol darah meningkat.

2). Gangguan Penglihatan/Mata

Gangguan pada mata dapat diakibatkan karena tubuh kekurangan gizi


yang berupa betakaroten. Gangguan mata dapat diatasi dengan banyak
mengonsumsi wortel, selada air, dan buah-buahan lainnya (Ruwaidah, 2007
dalam Ida Farida).

Kandungan vitamin A dalam buah dan sayur penting untuk


pertumbuhan, penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan infeksi. Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada
cahaya remang. Kecepatan mata beradapatasi setelah terkena cahaya terang
berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah untuk
membentuk rodopsin yang membantu proses melihat (Almatsier, 2001)

3). Menurunkan kekebalan tubuh

Buah dan sayur sangat kaya dengan kandungan vitamin C yang


merupakan antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas. Vitamin C juga
meningkatkan kerja sistem imunitas sehingga mampu mencegah berbagai
penyakit infeksi bahkan dapat menghancurkan sel kanker (Silalahi, 2006
dalam farida 2010). Jika tubuh kekurangan asupan buah dan sayur, maka
imunitas/kekebalan tubuh akan menurun.

4). Meningkatkan resiko kegemukan

Kurang konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan risiko kegemukan


dan diabetes pada seseorang (WHO, 2003). Buah berperan sebagai sumber
vitamin dan mineral yang penting dalam proses pertumbuhan. Buah juga bisa
menjadi alternatif cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan makanan
jajanan lainnya, karena gula yang terdapat dalam buah tidak membuat
seseorang menjadi gemuk namun dapat memberikan energi yang cukup
(Khomsan, dkk, 2009).

Sayur dan buah juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan individu. Seseorang yang
mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis yang bervariasi akan mendapatkan
kecukupan sebagian besar mkineral mikro dan serat yang dapat mencegah
terjadinya kegemukan. Selain itu, sayuran juga berperan dalam upaya
pencegahan penyakit degeneratif seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner),
kanker, diabetes dan obesitas (Khomsan, dkk, 2009)

5). Meningkatkan Resiko Kanker Kolon

Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayur) dapat meningkatkan
risiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis menunjukkan perbedaan
insiden kanker kolorektal di Negara maju seperti Amerika, Eropa dan di
Negara berkembang seperti Asia dan Afrika. Hal itu dikarenakan perbedaan
jenis makanan di Negara maju dan Negara berkembang tersebut, dimana
masyarakat di Negara maju lebih banyak mengonsumsi lemak daripada di
Negara berkembang (Puspitasari, 2006).

Serat dapat menekan risiko kanker karena serat makanan diketahui


memperlambat penyerapan dan pencernaan karbohidrat, juga membatasi
insulin yang dilepas ke pembuluh darah. Terlalu banyak insulin (hormon
pengatur kadar gula darah) akan menghasilkan protein dalam darah yang
menambah risiko munculnya kanker, yang disebut insulin growth faktor
(IGF). Serat dapat melekat pada partikel penyebab kanker lalu membawanya
keluar dari dalam tubuh (Puspitasari, 2006).

6). Meningkatkan resiko sembelit (konstipasi)

Konsumsi serat makanan dari buah dan sayur, khususnya serat tak larut
(tak dapat dicerna dan tak larut air) menghasilkan tinja yang lunak. Sehingga
diperlukan kontraksi otot minimal untuk mengeluarkan feses dengan lancar.
Sehingga mengurangi konstipasi (sulit buang air besar). Diet tinggi serat juga
dimaksudkan untuk merangsang gerakan peristaltik usus agar defekasi
(pembuangan tinja) dapat berjalan normal. Kekurangan serat akan
menyebabkan tinja mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang besar
untuk mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal inilah yang
sering menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu, diperlukan konsumsi serat
yang cukup khususnya yang berasal dari buah dan sayur (Puspitasari, 2006)

e. kecukupan konsumsi sayur dan buah yang di anjurkan


Sejak tahun 1990, telah dicanangkan dalam Dietary for Americans
bahwa rekomendasi minimal untuk mengonsumsi buah adalah 2 porsi/hari dan 3
porsi/hari untuk konsumsi sayur atau setara dengan konsumsi buah dan sayur 5
porsi/hari. Menurut WHO/FAO (2003), yang dimaksud dengan 1 porsi sayur
adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok sayur masak dan 1 porsi buah
adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1 mangkok buah
irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap ‘cukup’ apabila asupan buah dan
sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap ‘kurang’ apabila
asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.
Di Indonesia, konsumsi buah yang dianjurkan yaitu sebanyak 200-300
gram atau 2-3 potong sehari berupa papaya atau buah lain sedangkan porsi
sayuran dalam bentuk tercampur seperti sayuran daun, kacang-kacangan dan
sayuran berwarna jingga yang dianjurkan sebanyak 150-200 gram atau 1 ½ - 2
mangkok sehari (Almatsier, 2004).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah dekriptif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada tanggal.....bulan s/d bulan... 2019 di SDN 05


Mandonga Kota Kendari

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua murid yang tercatat sebagai siswa/siswi di
Sekolah Dasar Negeri 05 Mandonga (Kelas IV dan V) pada tahun ajaran 2017/2018
yaitu sebanyak ...... anak

2. Sampel

a. Cara Pengambilan Sampel

b. Besar Sampel
Kuesioner Frekuensi Makan

Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom frekuensi makan per hari/ per minggu/per
bulan.

2. Tidak perlu mengisi semua kolom frekuensi, tetapi salah satu yang paling sesuai dengan
kebiasaan makan kamu

Frekuensi Makan
Per Hari Per Minggu Per Bulan
No Bahan Makanan 1x 2-3x 4-5x ≥6x 1x 2-4x 5-6x 1-3x <1x
Sayuran
1. Bayam
2. Kangkung
3. Brokoli
4. Buncis
5. Sawi
6. Toge
7. Wortel
8. Selada
9. Kacang Panjang
10. Kol
11. Terong
12. Daun Pepaya
13. Daun Singkong
14. Daun Katuk
15. Gado-Gado
16. Capcay
17. Sayur Sop
18. Karedok
19. Urap
20. Lain-Lain.......
Buah:
1. Alpukat
2. Anggur
3. Apel
4. Belimbing
5. Jambu Air
6. Jambu Biji
7. Jeruk
8. Mangga
9. Melon
10. Nanas
11. Pepaya
12. Pisang
13. Semangka
14. Pear
15. Salak
16. Nangka
17. Duren
18. Langsat
19. Rambutan
20. Sirsak
21. Srikaya
22. Naga
23. Kiwi
24. Manggis
Kedongdong
25. Jus (.........)
2. Es Buah
24. Rujak
25. Asinan
26. Manisan
27. Lain-Lain.......
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. Pedoman Gizi Seimbang. Kemenkes RI 2014; : 33–35.

Almatsier, S, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Muchtadi,R,dkk., Ilmu Pengetahuan Bahan Makanan, Alfabeta, cv

Kemenkes RI. Pusat Data dan Informasi. Kemenkes RI 2014

Mohammad, A., & Madanijah, S. (2015). Konsumsi buah dan sayur anak usia sekolah
dasar di bogor (, 10(1), 71–76.

Pendidikan, J., Pendidikan, G., Usia, A., & Dejesetya, M. P. (2016). Pola konsumsi
sayur dan buah anak usia 4-6 tahun pada masyarakat pesisir desa randusanga kulon
brebes.

Penelitian, B., & Pengembangan, D. A. N. (2013). RISET KESEHATAN DASAR.

Riset, B., Dasar, K., Diet, S., & Sdt, T. (2015). Gambaran Konsumsi Pangan ,
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak Menular Penduduk Indonesia.

Farida, Ida. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Sayur
dan Buah pada Remaja di Indonesia Tahun 2007. Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Lestari,D,W.2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur
Pada Siswa Smp Negeri 226 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Program Studi
Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Yulandari,S. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Konsumsi Buah


Dan Sayur Pada Anak Kelas Iv-V Sd Pertiwi 3 Padang. Skripsi. Universitas
Andalas.

Anda mungkin juga menyukai