Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

DOSEN PEMBIMBING:

Rohani Retnauli, S.Gz, M.Gizi

DISUSUN OLEH :

Resdika Br Simanjuntak (P01031219041)

D4/4A

POLITEKNIK KESEHATAN NEGERI MEDAN

JURUSAN GIZI

T.A 2020/2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja ( K3 )” penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Batang gansal,19 februari


2021

Resdika Br Simanjuntak

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB II PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 ) 3

2.2 Konsep Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 ) 4

2.3 Tujuan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 ) 4

2.4 Pentingnya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 ) 5

2.5 Gangguan/ Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) 5

2.6 Perangkat Hukum Untuk Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) 7

2.7 UU Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ) 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

Daftar Pustaka 10

2
3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu
K3 mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu
K3 pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan
tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain, pada saat ini
K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap
pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena
ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi
dan produktifitas kerja (Tarwaka, 2010). Salah satu keluhan yang terjadi pada pekerja
bidang angkat-angkut adalah nyeri pada otot. Keluhan yang biasa diderita pekerja di
bidang angkat-angkut adalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal
adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari
keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara
berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan
pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya
diistilahkan dengan Musculoskeletal 3 Disorders (MSD’s) atau cedera pada system
muskuloskeletal (Grandjean, 1993; Lemasters, 1996. Keduanya dalam Tarwaka, 2010).

K3 merupakan hak bagi setiap pekerja sebagai benteng pertahanan bagi diri mereka
selama melaksanakan tugas dan kewajiban ketika sedang melakukan pekerjaan, K3 juga
bentuk pertanggung jawaban perusahaan kepada para pekerja sebagai jaminan yang
diberikan oleh perusahaan.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Masalah utama atau pokok bahasan yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ). Bahasan ini dirumuskan dan dibatasi agar
terarah pada sasaran yang dituju yaitu :

1. Apa Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )?


2. Bagaiman konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )?
3. Apa Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )?
4. Bagaimana Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )?
5. Apa saja gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )
6. Bagaimana perangkat hukum untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )
7. Bagaimana undang-undang/ peraturan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
( K3)

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
untuk mengetahui sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja yang terdiri dari:
1.      Memenuhi tugas Mata Pelajaran Produktif
2.      Memperluas pengetahuan tentang K3

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

“Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Keputusan Menteri Tenaga


Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 adalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja /perusahaan
selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.”

“Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B. Flippo (1995), adalah
pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan
kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan
pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.”

“Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja, pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan
makmur.

Sedangkan secara keilmuan K3 diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan


penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. (Forum, 2008, edisi no.11)”

“Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti


cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam hubungannya dengan
perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja.
(Suma’mur, 1992)” “Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya akan membawa
iklim yang aman dan tenang dalam bekerja sehingga sangat membantu hubungan kerja dan
manajemen. (Suma’mur, 1992)”

Dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah rangkaian usaha dan
upaya menciptakan suasana kerja yang aman dari risiko kecelakaan kecelakaan baik fisik,

3
mental maupun emosional sehingga memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, yang
menyangkut aspek keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, perlakuan sesuai
martabat manusia dan moral agama. Dengan demikian, tenaga kerja secara aman dapat
melakukan pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja dan produktivitas kerja sehingga para
tenaga kerja harus memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatannya di dalam
setiap pelaksanaan pekerjaannya sehari-hari.

2.2 KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Konsep Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ( K3 ) meliputi:

● Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


● Tujuan Kesehatan dan Keselamatan kerja
● Faktor-Faktor Timbulnya Kecelakaan Kerja
● Kerugian Akibat Kecelakaan
● Asas Pencegahan Kecelakaan
● Penyebab Kecelakaan Kerja
● Bahaya Kesehatan
● Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan kerja
● Landasan Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

2.3 TUJUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Menurut Gary J. Dessler (1993), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap
pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia.”

”Menurut Suma’mur (1992), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

a) Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.

b) Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.

c) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman,

4
sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas
kecelakaan.

2.4 PENTINGNYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Mengapa kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang penting?.

Sebenarnya, alasan mengapa kesehatan dan keselamatan kerja itu penting adalah karena pasti
sejatinya setiap pekerja menginginkan lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa aman.

Menurut Hariandja (2007), K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Apabila tingkat keselamatan kerja tinggi, maka
kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin.
Apabila keselamatan kerja rendah, maka hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap
kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Penelitian Busyairini,
Tosungku dan Oktaviani (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap produktivita kerja karyawan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa semakin lengkapnya fasilitas dan perhatian yang serius akan
keselamatan dan kesehatan kerja, maka akan semakin mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan. 

Hasil penelitiannya menunjukkan hubungan faktor variabel keselamatan kerja berpengaruh


langsung dan kesehatan kerja tidak berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja.
Hubungan lingkungan kerja dari segi fisik berpengaruh langsung terhadap kesehatan kerja,
namun tidak berpengaruh pada keselamatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap
produktivitas melalui keselamatan  kerja. Hubungan lingkungan kerja dari segi psikologi dan
sosial, berpengaruh langsung terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh terhadap
kesehatan kerja, dan tidak berpengaruh langsung terhadap produktivitas melalui kesehatan
kerja.  

2.5 GANGGUAN/ MASALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari
tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang
5
dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka
bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas.
Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
kerja. 

a) Kapasitas Kerja 
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi
kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja
yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja. 

b) Beban Kerja 
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam
sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya
pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor
lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi
pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
stres. 

c) Lingkungan Kerja 
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja
dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases). 

6
2.6 PERANGKAT HUKUM UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan

pelaksanaan peraturan perundang undangan di bidang ketenagakerjaan.

Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan

pemerintah, yang ditentukan oleh menteri atau pejabat pemerintahan lainnya

yang ditunjuk mewakili menteri, yang mempunyai kompetensi dan independen

guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

Undang-undang mewajibkan unit pengawasan ketenagakerjaan di kantor

pemerintah yang bertanggung jawab atas urusan ketenagakerjaan, baik di

tingkat pusat maupun provinsi, dimana tugasnya terkait pengawasan

ketenagakerjaan dilaporkan kepada menteri yang bersangkutan.

Pengawas ketenagakerjaan berkewajiban untuk merahasiakan semua

pekerjaannya yang perlu atau harus dirahasiakan, dan mampu menahan diri dari

penyelewengan kewenangan.

Dalam penerimaan pengaduan pekerja, dalam 30 hari pengawas

ketenagakerjaan diharuskan membuat catatan atau laporan pemeriksaan, dan

memberikan catatan tersebut kepada perusahaan/pengusaha serta pekerja.

7
Pengawas Ketenagakerjaan juga dapat berkoordinasi dengan Penyidik Polisi

Indonesia dalam hal pembuatan laporan/catatan pemeriksaan.

Pengusaha tidak dapat memutus hubungan kerja seorang pelapor pelanggaran

bila pekerja/buruh yang bersangkutan melaporkan pelanggaran yang dilakukan

oleh pengusaha.

Tiga aspek utama K3 dalam perspektif hukum, yaitu :

1. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang tidak diduga, yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta
lingkungan kerja yang tidak kondusif (tidak menyenangkan).
2. Norma kesehatan kerja merupakan instrumen yang mampu menciptakan dan
memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.
3. Norma Kerja merupakan bagian dari manajemen perusahaan, dalam konteks ini
berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja
kaum muda, pengaturan jam lembur, analisis, dan pengelolaan lingkungan hidup.

2.7 UU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

● Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan

tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.

● Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan

berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan

kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke

tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan

kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya

para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD)

8
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan

kesehatan kerja yang diwajibkan.  Undang-undang nomor 23 tahun 1992,

pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya

kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga

diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja

meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja

dan syarat kesehatan kerja.

● Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan

dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak

maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan
K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan
dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi
9
pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja.

3.2 SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan
saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/3052/3/2TS11587.pdf

https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-pentingnya-k3-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja-dalam-meningkatkan-produktivitas-kerja

http://www.makalah.co.id/2015/10/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html

https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja

ttps://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/pertanyaan-
mengenai-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-indonesia-1
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/20/konsep-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
k3/#:~:text=Kesehatan%20dan%20Keselamatan%20Kerja%20(K3)%20adalah%20upaya%20untuk
%20memberikan%20jaminan,Menkes%2FSK%2F2007).

https://www.porosilmu.com/2014/12/perangkat-hukum-kesehatan-dan.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai