DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
D4/4A
JURUSAN GIZI
T.A 2020/2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja ( K3 )” penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, penulisan makalah ini tidak terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Resdika Br Simanjuntak
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB II PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
Daftar Pustaka 10
2
3
BAB 1
PENDAHULUAN
K3 merupakan hak bagi setiap pekerja sebagai benteng pertahanan bagi diri mereka
selama melaksanakan tugas dan kewajiban ketika sedang melakukan pekerjaan, K3 juga
bentuk pertanggung jawaban perusahaan kepada para pekerja sebagai jaminan yang
diberikan oleh perusahaan.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah utama atau pokok bahasan yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ). Bahasan ini dirumuskan dan dibatasi agar
terarah pada sasaran yang dituju yaitu :
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
untuk mengetahui sarana – sarana perlindungan kesehatan pekerja yang terdiri dari:
1. Memenuhi tugas Mata Pelajaran Produktif
2. Memperluas pengetahuan tentang K3
2
BAB 2
PEMBAHASAN
“Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B. Flippo (1995), adalah
pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan
kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan
pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain.”
“Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenaga kerja, pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan
makmur.
Dapat disimpulkan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah rangkaian usaha dan
upaya menciptakan suasana kerja yang aman dari risiko kecelakaan kecelakaan baik fisik,
3
mental maupun emosional sehingga memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, yang
menyangkut aspek keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, perlakuan sesuai
martabat manusia dan moral agama. Dengan demikian, tenaga kerja secara aman dapat
melakukan pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja dan produktivitas kerja sehingga para
tenaga kerja harus memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatannya di dalam
setiap pelaksanaan pekerjaannya sehari-hari.
Menurut Gary J. Dessler (1993), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap
pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia.”
”Menurut Suma’mur (1992), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
a) Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993, tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman,
4
sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas
kecelakaan.
Sebenarnya, alasan mengapa kesehatan dan keselamatan kerja itu penting adalah karena pasti
sejatinya setiap pekerja menginginkan lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa aman.
Menurut Hariandja (2007), K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Apabila tingkat keselamatan kerja tinggi, maka
kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin.
Apabila keselamatan kerja rendah, maka hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap
kesehatan sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Penelitian Busyairini,
Tosungku dan Oktaviani (2014) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap produktivita kerja karyawan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa semakin lengkapnya fasilitas dan perhatian yang serius akan
keselamatan dan kesehatan kerja, maka akan semakin mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan.
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari
tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang
5
dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka
bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas.
Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa
penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
kerja.
a) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi
kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja
yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam
sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya
pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor
lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi
pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
stres.
c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja
dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
6
2.6 PERANGKAT HUKUM UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )
pekerjaannya yang perlu atau harus dirahasiakan, dan mampu menahan diri dari
penyelewengan kewenangan.
7
Pengawas Ketenagakerjaan juga dapat berkoordinasi dengan Penyidik Polisi
oleh pengusaha.
1. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja yang tidak diduga, yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta
lingkungan kerja yang tidak kondusif (tidak menyenangkan).
2. Norma kesehatan kerja merupakan instrumen yang mampu menciptakan dan
memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.
3. Norma Kerja merupakan bagian dari manajemen perusahaan, dalam konteks ini
berkaitan dengan masalah pengaturan jam kerja, shift, kerja wanita, tenaga kerja
kaum muda, pengaturan jam lembur, analisis, dan pengelolaan lingkungan hidup.
8
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan
K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan
dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi
9
pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja.
3.2 SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan
saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/3052/3/2TS11587.pdf
https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-pentingnya-k3-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja-dalam-meningkatkan-produktivitas-kerja
http://www.makalah.co.id/2015/10/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja
ttps://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/pertanyaan-
mengenai-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-indonesia-1
https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/20/konsep-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
k3/#:~:text=Kesehatan%20dan%20Keselamatan%20Kerja%20(K3)%20adalah%20upaya%20untuk
%20memberikan%20jaminan,Menkes%2FSK%2F2007).
https://www.porosilmu.com/2014/12/perangkat-hukum-kesehatan-dan.html
10
11