(K3)
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
juga Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah beserta power
point yang sederhana ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat menjadi
pemenuh tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh Ns. Parellangi, S.Kep.,
M.Kep., M.H. selaku dosen Keselamatan pasien dan Kesehatan Kerja (K3)
mahasiswa Sarjana Terapan Keperawatan tingkat 2, selain daripada itu penulis
juga berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat dalam membantu
melengkapi wawasan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan……………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………….11
B. Saran……………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap
faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan
hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas
(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki
ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan
kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik
jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para
pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan
mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan
lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani
maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam maklah ini adalah tentang bagaimana pentingnya tujuan dan
manfaat serta etika K3 dalam Keperawatan.
1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2. Bagaimana peran penting perawat dalam keselamatan dan kesehatan
kerja?
3. Apa saja tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja?
4. Apa saja manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja?
5. Bagaimana etika dalam keselamatan dan kesehatan kerja?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diambil tujuan antara lain :
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tugas dan fungsi perawat dalam Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) .
b. Untuk mengetahui peran penting perawat dalam keselamatan dan
kesehatan kerja.
c. Untuk mengetahui tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.
d. Untuk mengetahui manfaat dari keselamatan dan kesehatan kerja.
e. Untuk mengetahui etika dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan
maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
f) Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara
lebih produktif.
4
Disamping itu perawat perlu mengetahui arah dan tujuan perusahaan
secara umum, merencanakan dan menerapkan program beserta evaluasinya, dan
dapat mengembangkan kemampuan menajerialnya, selaras dengan pengetahuan
kedokteran yang telah dimilikinya. Dengan demikian, perawat yang memimpin
suatu unit pelayanan kesehatan kerja harus mampu menjalin kerja sama dengan
pihak pengurus perusahaan, tenaga kerja, dinas atau instansi terkait dan tetap
berpedoman pada etika profesinya.
Peranan perawat pada program Kesehatan dan Keselamatan Kerja bisa
dikatakan sangat bermakna,mengingat tugas fungsional perawat dalam K3 begitu
luas. Bisa dikatakan bahwa fokus utama perawatan kesehatan kerja adalah
kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja denganpenekanan pada
pencegahan terjadinya penyakit dan cidera. Hal ini senada dengan tujuan
K3.Hanya saja perawatan kesehatan kerja di Indonesia belum seperti yang
diharapkan. Hal ini terjadi/antara lain karena perkembangan yang sangat pesat
dari industri di Indonesia dan perkembangan fasilitas pendidikan di bidang
kesehatan dan keselamatan kerja yang ada diIndonesia. Pengaruh lain
adalah hambatan jenjang pendidikan dasar perawat yang berbeda-beda.Peranan
profesi dalam mengembangkan tingkat profesi-onalisme belum terlihat bermakna.
Untukmenjaga mutu profesionalisme, sudah saatnya kita semua memikirkan
upaya yang perlu dilakukan. Salah satunya diharapkan organisasi profesi
meningkatkan peranannya dalam membina dan memantau anggotanya, serta
menerus aktif dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan anggotanya.
5
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi.
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawannya.
Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah
sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
6
4. Pekerja mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti
kebakaran, gempa, kecelakaan, dan sebagainya
5. Pekerja mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya lebih aman
6. Pekerja mampu untuk menhindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit
yang mungkin bisa tertular dari tempat kerja
7. Pekerja mampu untuk tetap memiliki penghasilan
8. Pekerja mampu untuk tetap berkontribusi terhadap perekonomian
keluarganya
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk industri
adalah:
1. Perusahaan dapat melindungi pekerjanya dan fasilitas produksi dari
kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja
2. Perusahaan dapat mengurangi dari tingginya biaya atau tagihan asuransi
3. Perusahaan dapat patuh terhadap regulasi terkait dengan keselamatan dan
kesehatan kerja
4. Perusahaan mendapatkan citra positif karena penerapan Keselamatan dan
kesehatan kerja baik dari pekerja, keluarga pekerja, masyarakat, dan juga
negara
5. Perusahaan dapat memperoleh berbagai penghargaan terkait keselamatan
dan kesehatan kerja
6. Perusahaan mampu tetap melanjutkan bisnis dan melindungi nilai saham
dari dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan ataupun penyakit akibat
kerja
7. Perusahaan dapat memperoleh kontrak kerja yang baik dengan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja
8. Munculnya peluang bisnis terkait dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk masyarakat:
1. Masyarakat dapat terlindungi dari kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja yang diakibatkan oleh operasional perusahaan
7
2. Masyarakat dapat memperoleh ilmu untuk penerapan keselamatan di
rumah
3. Masyarakat dapat memastikan anggota keluarganya dapat pulang kerja
dengan selamat
4. Masyarakat dapat memastikan perekonomian keluarga dapat terus
bergerak
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk negara:
1. Negara dapat melindungi tenaga kerjanya
2. Negara dapat melaksanakan kesepakatan internasional yang telah
disepakati
3. Negara mendapatkan citra positif terhadap perlindungi tenaga kerjanya
dari masyarakat dan dari internasional
4. Negara dapat terus menggerakkan perekonomian
5. Negara dapat terlindungi dari ketidakstabilan politik akibat isu kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja
6. Negara dapat mengurangi biaya yang ditimbulkan dari pembayaran
asuransi milik negara kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
atau penyakit akibat kerja
8
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip ini menentut perawat untuk melakukan
hal yan baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Contoh
perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
3. Justice (Keadilan) nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk
serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian
bertindak sesuai dengan asas keadilan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsi ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada klien yang
menyatakan kepada dokter secara tertulis menolak pemberian transfuse darah
dan ketika itu penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan klien semakin
memburuk dan dokter harus mengistrusikan pemberian transfuse darah.
akhirnya transfuse darah ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun
pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.
5. Veracity (Kejujuran) nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun
harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi
yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran
merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh
Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan
mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia.
Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian suaminya
kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala
9
ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati janji) tanggung jawab besar seorang perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki
komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan) kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harus dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien
hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan
klien. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitasi) akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanda tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi,
klien, sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah
memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan professional.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan
produktivitas nasional.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan oleh tenaga kesehatan tetapi semua masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
12