PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
2. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
di Indonesia?
3. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
1
1.3 Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian K3
Agar memudahkan kita dalam memahami apa arti K3, maka kita dapat
merujuk pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian K3 (Keamanan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) menurut para ahli:
2. Ardana
3
Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan
agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat sehingga setiap sumber produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.
3. Flippo
4. Hadiningrum
5. Widodo
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
4
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
5
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada
karyawannya
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
6
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata.
Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Tujuan
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Manfat
9
Konsep Kebijakan K3
Kebijakan
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama.
Hazard yang ada di kasus : Hazard Biologis yaitu Perawat tertular penyakit defteri
dari pasien pasca menangani dan melakukan tindakan awal pada pasien.
Tujuan utama dari manajemen resiko adalah melakukan pengkajian dan mencari
pemecahan masalah terhadap masalah potensial sebelum masalah itu benar benar
terjadi, misalnya luka. Walaupun demikian, keberhasilan manajemen resiko akan
sangat tergantung pada perawat dan para profesi kesehatan lainnya. Hal ini
disebabkan karena merekalah yang melakukan kegiatan dan bertanggungjawab secara
profesional melalui pembuatan dokumentasi tentang semua aktivitas aktivitas dan
hasil observasinya. Pencatatan yang tepat dan benar dapat menghasilkan dokumen
yang menggambarkan situasi situasi resiko tinggi, yang meliputi kejadian-kejadian
yang tidak diharapkan untuk terjadi maupun praktek-praktek lainnya yang menjamin
keselamatan dan kesehatan pasien. Selain itu, pencatatan yang layak dapat
10
memberikan perlindungan baik kepada pasien, perawat institusi penyelenggara
pelayanan kesehatan.
ResikodanHazard
Hazard (Bahaya) :suatuyangdapat menyebabkan cedra pada manusia atau kerusakan pada alat atau lingkungan
Resiko : Peluang terpaparnya seseorang atau alat pada suatu bahaya.
Upaya Mencegah dan Meminimalkan Hazard dan Resiko pada perawat yang
melakukan pengkajian :
1. Batasi Akses ke tempat isolasi
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) dengan benar
3. SOP Memasang APD
4. Petugas tidk boleh menyentuh wajahnya sendiri
5. Membatasi sentuhan langsung dengan pasien
6. Cuci tangan dengan air dan sabun
1. PASIEN KESEPIAN
PS dlm keadaan dlm keadaan sepi dan tdk ada yg menemani akan membutuhkan
bantuan krn mereka merasakan tdk ada kekuatan selain kekuatan tuhan, tdk ada yg
menyertainya kecuali Tuhan.
3. PASIEN YG HARUS MENGUBAH GAYA HIDUP pola gaya hidup dpt mengacaukan
keyakinan individu bila ke arah yg lbh buruk dan sebaliknya
4. PASIEN YG HARUS MENGUBAH GAYA HIDUP pola gaya hidup dpt mengacaukan
keyakinan individu bila ke arah yg lbh buruk dan sebaliknya
11
1. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalalm
berhubungan dengan orang lain. ( Stuart dan Sundeen, 1998 ).
2. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual ( Beck, Willian dan Rawlin, 1986 )
B. Berduka
Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan
yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah
tidur, dan lain-lain.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan
berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
12
seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
C. KEMATIAN
Kematian merupakan peristiwa alamiah yang dihadapi oleh manusia.
Namun, bencana gempa di Bantul memaksa anak untuk melihat dan atau
mengalami kematian secara tiba-tiba. Pemahaman akan kematian
mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang terhadap kematian. Selain
pengalaman, pemahaman konsep kematian juga dipengaruhi oleh
perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya.
Pandangan ahli antropologi penyebab orang sakit ada dua hal yaitu:
13
Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara
perawatannya. Kusta telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya
istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan kaddala massolong (kusta yang
lumer), merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta secara endemik
telah berada dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.
sebagaimana dikemukakan oleh Sigerit (Landy 1977), penyakit adalah bagian dari
studi tentang konfrotasi manusia dengan penyakit serta rasa sakit, dan rencana adaptif
yaitu sistem pengobatan dan obat-obat yang dibuat oleh kelompok manusia berkaitan
dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap
sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak
punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian
yaitu : 1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia 2. Makanan
yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin. 3. Supranatural (roh, guna-guna,
setan dan lain-lain.). Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke
dua, dapat digunakan obatobatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan
bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan
dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada
kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit. Beberapa contoh penyakit pada bayi dan
anak sebagai berikut: a. Sakit demam dan panas. Penyebabnya adalah perubahan cuaca,
kena hujan, salah makan, atau masuk angin. Pengobatannya adalah dengan cara
mengompres dengan es, oyong, labu putih yang dingin atau beli obat influensa. Di
Indramayu dikatakan penyakit adem meskipun gejalanya panas tinggi, supaya panasnya
turun. Penyakit tampek (campak) disebut juga sakit adem karena gejalanya badan panas. b.
Sakit mencret (diare). Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak,
makan makanan pedas, makan udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu basi,
encer, dan lain-lain. Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan dengan pucuk
daun jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima Nusa Tenggara Barat)
14
obat lainnya adalah Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba dan lain-lain. Larutan Gula
Garam sudah dikenal hanya proporsi campurannya tidak tepat. c. Sakit kejang-kejang
Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang disebabkan
oleh hantu.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
Bentuk dari perilaku tersebut ada dua yaitu pasif dan aktif. Perilaku pasif merupakan
respon internal dan hanya dapat dilihat oleh diri sendiri sedangkan perilaku aktif
dapat dilihat oleh orang lain.
1. Masih banyak bahkan sebagian besar masyarakat yang tidak peduli dengan
kebersihan lingkungan terbukti dari masih banyaknya sungai yang menjadi tempat
pembuangan sampah sementara air sungai juga digunakan untuk keperluan sehari-
hari seperti mandi dan menyuci baju masyarakat sekitar.
solusi :
pemberian paparan tentang kesehatan dan peringatan akan bahaya yang akan di
timbulkan dari prilaku tersebut.
15