Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MSDM

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Disusun oleh :

M Sirojul Munir (2161201003004)

Gilang Firisqi (2161201002990)

Amira Rakhmah (2161201002955)

Dosen Pengampu :

M. T. Ghifary, S.AB, M.PSDM .

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengaruh terhadap faktor


kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang
baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat
kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para
pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik
kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk


memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

l. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?

2. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di
Indonesia?

3. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
4. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?

5. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?

6. Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?

7. Apa upaya untuk meningkatkan keselamatan ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas
kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan
defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I
Pasal II ,Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat Kesehatan setinggi-tingginya, baik
jasmani ,rohani maupun social, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit atau gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja maupun penyakit umum.

Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menurut Para Ahli


1. Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ialah suatu upaya perlindungan yang
ditujukan supaya tenan kerja dan orang lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu
dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan
secara aman dan efisien.

2. Undang – Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 87

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu setiap perusahaan wajib


menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.\

3. OHSAS

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yakni salah satu kondisi dan faktor
yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lan yang berada di
tempat kerja.

4. World Health Organization (WHO)

K3 ialah sebuah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara


derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di
semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya
dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.

5. Flippo

K3 yaitu pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan spesifik,


penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat kerja dan
pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda, dan sanksi lain.

6. Widodo

K3 ialah salah satu bidang yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan,


dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

7. Mathis dan Jackson

K3 adalah salah satu kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang
aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan,
pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian
bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun
perusahaan dimana mereka bekerja.

8. Hadiningrum

K3 yakni pengawasan terhadap SDM, mesin, material, dan metode yang


mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami kecelakaan.

9. Ardana

K3 ialah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap sumber
produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.

10. Dainur

K3 merupakan keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga kerja


dengan peralatan kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
cara-cara melakukan pekerjaan tersebut.

B. Dasar Pemberlakuan
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-
undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang
merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam
perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan
bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut
bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan
baik. Jadi. bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini,
tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai
kesejahteraan bersama.

Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan


hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan
pijakan yang jelas - mengenai aluran yang menentukan bagaimana K3 harus
diterapkan.

Berdasarkan Undang-Undang no.I tahun 1970 pasal 3 ayat 1. syarat keselamatan


kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah. mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,


debu, kotoran, asap, Uap, gas, hembusan angin, Cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik


maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. . .

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja. alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau


barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan pen


yimpanan barang.

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya,

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang


bahavakecelakaanny a menjadi bertambah tinggi.

C. Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim
yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan
dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).
Sedangkan menurut Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya program
keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Beberapa tujuan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:

I. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan

2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan

3. Menghemat biaya premi asuransi

4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan


kepada karyawan

D. Penyebab Kecelakaan Kerja


Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan
kerja, yaitu:
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang di
perhitungkan keamanannya
b Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan udara.
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu.
dan berbau tidak enak).
b) Suhu udara yang udak dikondisikan pengaturannya

3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahhya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja


a) Pengamanan peralatan kerja yang sudah-usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai


a) Stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir
dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang
ceroboh, kurang Cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja
terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

E. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja


Usaha — usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
menghindari kecelakaan kerja antara lain:
a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)

Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu
jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah langkah
menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.

Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:

1) Melibatkan Karyawan. Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam
proses job hazard analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas
pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk
menemukan suatu bahaya.

2) Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya. Mengulas dengan karyawan mengenai


sejarah kecelakaan dan cedera yang pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan,
bersifat penting. Hal ini merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yang
mungkin akan terjadi di lingkungan kerja

3) Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.


Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui di
lingkungan kerja. Lakukan brainsiorm dengan pekerja untuk menemukan ide atau
gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang ada.

4) Membuat Daftar, Peringkat. dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.


Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima
atau tinggi. berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi tingkat
resikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan joh hazard analvsis.
5) Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.
Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui Jangkah-langkah yang Narus
dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat
diminimalisir.

b. Risk Management.
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produkuvitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan
program keselamatan dan penanganan hukum

c. Safety Engineer.
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang 'aman' dan menghilangkannya

d. Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas
yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.

Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
2. Personal protective eguipment
3. Penggunaan poster/propaganda.
4. Perilaku yang berhati-hati

F. Masalah kesehatan karyawan


Beberapa kasus yang menjadi masalah kesehantan bagi para karyawan adalah:
a) Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan
Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang menggunakan
bantuan dari obata-obatan dan meminum alcohol untuk menghilangkan stress yang
mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini. perusahaan dapat melakaukan pemeriksaan
rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan perusahaan tidak
memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan penurunan kinerja (missal:
absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor berkurang)

b) Stress

Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepada
tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa
diantaranya adalah:

l. Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi
kerja
2. Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial

c) Burnout
“Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik.
Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak sesuai
dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan
penurunan motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam bentuk kelelahan
fisik, mental. dan emosional yang . intens (beban psikologis berpindah ke tampilan
fisik, misalnya mudah pusing, tidak dapat berkonsentrasi. gampang sakit) dan
biasanya bersifat kumulatif

G. Program-program untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja


Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan pencegahan
terjadinya kecelakaan. hal tersebut adalah baik dari pada bereaksi setelah terjadinya
kecelakaan. sasaran utama program keselamatan adalah dengan cara membuat
karyawan berpikir pentingnya tentang keclamatan.

Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat


karyawan lebih sadar akan kcselamatan. berikut ini ada cmpat hal yang dapat
disajikan agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :

1. Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan kcpada
manajemen puncak dan menengah.

2. Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab


manajer operasional. para manajer operasional sebaiknya mempertimbangkan bahwa
keselamatan itu merupakan bagian integral dari pekerjaan mereka.

3. Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan harus
yakin bahwa program keselamatan itu bermanfaat.

4. Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program keselamatan


dan bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer sumber daya manusia
atau anggota staf sumber daya manusia memiiki tanggung jawab utama terhadap
program keselamatan.

Berikut ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan keselamatan :

1. Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan pekerjaan akan


membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan stress. hal itu dapat menyebabkan
kecelakaan. sering perubahan-perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga
pekerjaan dapat lebih berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan Iebih
menarik biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan, dan faktor-faktor
lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.
2. Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan
mewakili manajemen. Tugas yang biasa dilakukan oleh komite kesclamatan meliputi
pemeriksaan, mengamati pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan memuat
rekomendasi.

3. Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan, berikan hadiah kepada kelompok


kerja atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan terbaik untuk periode waktu
tertentu.

4. Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan perlu


diinformasikan.

5. Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi. gambar, sketsa,


dan kartun dapat efektif jika disajikan sebagai sosialisasi pengetahuan keselamatan.

6. Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk


memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.

7. Mengandakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara periodik.

BAB IlI
PENUTUP
A. Simpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja,
tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak
pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.

B. Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan, adalah untuk memperkaya ilmu kesehatan
khususnya di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, yang
berupa Alat Pelindung Diri dan identifikasi kecelakaan kerja yang biasa terjadi di
laboratorium ini dapat diajarkan melalui mata kuliah K3. Tujuannya adalah siswa
dapat menyadari dan bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaan di laboratorium,
mendapat pengetahuan dan memaknai bahwa K3 terdapat kandungan makna yang
dalam apabila kita mengkajinya. Di samping itu mahasiswa dapat mempelajari,
memahami, dan menerapkan fungsi Alat Pelindung Diri dan pencegahan terjadinya
kecelakaan kerja di kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai