TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1Definisi
agama. Hal tersebut dimaksudkan agar para tenaga kerja secara aman dapat
kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, aliran udara, cuaca, sinar
10
g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
penyimpananan barang
filosofis dan keilmuan. Secara filosofis yaitu suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani dan rohaniah tenaga kerja,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan
11
Menurut Suma’mur (2009) keselamatan kerja merupakan suatu
rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi
kerja (Occupational Health) sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat
(Tarwaka, 2014).
yang bekerja pada sesuatu tempat atau perusahaan selama waktu kerja yang
manusia pada umumnya dari tenaga kerja pada khususnya beserta hasil
karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dari setiap pekerjaan yang
satu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain memasuki
tempat kerja senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamatn serta sumber-
12
sumber proses produkasi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif
(Tarwaka, 2014).
penerapan dan keselamatan kerja adalah suatu cara untuk menerapkan diri atau
mengatur diri sendiri pada suatu pekerjaan agar bisa bekerja dengan aman dan
sehat baik secara jasmani dan rohani yang berhubungan dengan proses kerja
2.1.2Tujuan
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan
sehat dan selamat serta agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara
2.1.3Ruang Lingkup
akibat kerja dan usaha yang dikerjakan. b. Aspek perlindungan dalam hyperkes
meliputi: 1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian, 2) Peralatan
13
kegiatan industri barang maupun jasa.d. Semua pihak yang terlibat dalam
hyperkes.
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak.
UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap
warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan
14
Hygine perusahaan dan kesehatan kerja adalah keperluan yang tak bisa
3. Norma kerja.
kecelakaan keraja.
kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja-pekerja wanita,
15
perturan tentang kerja bagi anak-anak, orang muda, dan wanita persyaratan
Protective Equipment (PPE). Dengan melihat kata "personal" pada kata PPE
yang menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang
APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap, seperti
baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker
khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan
bahan kimia yang sangat berbahaya. APD yang sering dipakai proteksi kepala
16
respirator ( masker dengan filter), pakaian pelindung (baju atau jas yang tahan
terhadap bahan kimia), dan proteksi kaki (sepatu tahan bahan kimia yang
harus dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini
dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai akibat
dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum perlindungan
1. Kacamata pelindung dan Goggle
mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser. Walaupun telah banyak model,
jenis, dan bahan dari perlindungan mata tersebar di pasaran hingga saat ini,
Anda tetap harus berhati-hati dalam memilihnya, karena bisa saja tidak cocok
dan tidak cukup aman melindungi mata dan wajah Anda dari kontaminasi
b. Perlindungan Badan
laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia
ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Ada beberapa hal yang perlu
17
diperhatikan ketika Anda menggunakan jas laboratorium, kancing jas
laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran
bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium
dan Jumpsuits. Apron sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan
celemek ini biasanya terbuat dari karet atau plastik.Untuk apron yang terbuat
dari plastik, perlu digarisbawahi, bahwa tidak dikenakan pada area larutan yang
mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh
elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik
statis. Baju parasut ini terbuat dari material yang dapat didaur ulang. Bahan
kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap
c. Pelindungan Tangan
permasalahan yang sangat penting apabila Anda terpapar bahan kimia yang
korosif dan beracun. Sarung tangan menjadi solusi bagi Anda. Tidak hanya
tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau
18
rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau
dingin.
Bahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang Anda
pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang
ditangani. Selain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan
rata-rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. Sarung tangan
permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung tangan yang sering
karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PVC (Polivinil klorida). Semua jenis
sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani.
Sebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila Anda
bekerja dengan Ammonium hidroxida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan
Dietil eter.
d. Perlindungan Pernafasan
sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para
19
dengan sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan
untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa
pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka
e. Pelindung kaki
yang wajib dikenakan untuk melindungi kaki dari bahaya – bahaya yang dapat
membahayakan kaki.
bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai APD yang sesuai sebelum
bekerja dengan bahan kimia. Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai
dengan jenis bahan kimia yang ditangani. Semua hal tersebut tentunya
APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam
kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. Jadi, tunggu apa lagi. Gunakanlah
orang sehat (petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga
20
kecelakaan kerja resiko tertinggi. Berdasarkan Kepmenkes Nomor
kerjanya (Silalahi, 2014).
jarum bekas sekitar 84,2 %. Dalam puskesmas terdapat beberapa kerugian
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud
21
meliputi pekerja disektor fomal dan informal dan berlaku bagi setiap orang
orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat
hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta kecelakaan, 3000.000 orang meninggal
dan sisanya meninggal karena PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160 juta
PAHK baru setiap tahunnya. Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan
22
perencanaan, pelaksanaaan dan evaluasi serta memperhatikan aspek indikator
yang harus dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu
kegiatan (Suma’mur, 2014).
pengawasan;
23
e) Mencegah kekembaran (duplikasi) pekerjaan;
peraturan;
berubah;
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
para pekerja.
4. Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah
pada profesinya.
24
5. Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation
adalah untuk mendefenisikan semua konsep dan teknik yang penting serta
langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh semua petugas dengan cara yang
25
1. Menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yang
dijalankan diPuskesmas.
bersangkutan diPuskesmas.
distandarkan.
jelas.
2.2.1 Definisi
seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar
26
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Selvia,
2013).
utama sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan. Dalam
pernyataan Alimul yang dikutip oleh Selvia (2013) Bahwa di dalam etika
Peran perawat dapat diartikan sebagai tingkah laku dan gerak gerik
seseorang yang diharap oleh orang lain sesuai dengan kedudukan dalam system,
tingkah laku dan gerak gerik tersebut dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial di
dalam maupun di luar profesi perawat yang bersifat konstan (Potter & Perry,
2010).
27
2. Pembuat keputusan klinis, perawat membuat keputusan sebelum mengambil
yang aman, mencegah terjadinya kecelakaaan dan hal yang merugikan bagi
menyebabkan ketidakberdayaan.
kesembuhan klien.
klien dan keluarga, antar perawat maupun tenaga kesehatan lainnya. Faktor
28
terpenting dalam memenuhi kebutuhan klien, keluarga dan komunitas adalah
kualitas komunikasi.
9. Peran karier, perawat berkarier dan mendapatkan jabatan tertentu, hal ini
kesehatan.
2. Advokad pasien
kepada pasien.
29
3. Educator
4. Koordinator
5. Kolaborator
Perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis,
6. Konsultan
7. Pembaharu
perawat sesuai dengan perannya dan dapat berubah mengikuti keadaan yang ada
(Hidayat, 2012). Tindakan perawat yang bersifat mandiri tanpa instruksi dokter
30
dan dilakukan berdasarkan pada ilmu keperawatan termasuk dalam fungsi
independen, dalam hal ini perawat bertanggung jawab terhadap tindakan dan
akibat yang timbul pada klien yang menjadi tugas perawatannya, sedangkan
Hidayat, 2012), selain fungsi dependen dan independen, perawat memiliki fungsi
pada klien.
menunda pelayanan.
klien, harus berorientasi pada perasaan klien bukan pada keinginan atau
kepentingan perawat.
31
5. Derogatory, perawat tidak membicarakan klien lain dihadapan pasien
6. See the patient point of view, perawat mencoba memahami klien dari
kondisinya.
tidak saja dipengaruhi oleh kualitas pelayanan tetapi juga dipengaruhi oleh
bahan dan alat, tarif dan lokasi. Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan
32
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit
2011).
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
33
pelayanan dalam hal pelayanan kesehatan dasar (basic health care service )
puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu
juta jiwa atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan.
34
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan
yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada
35
Respon anggota masyarakat apabila sakit beragam, adapun respon-respon yang
kehidupannya.
d. Takut dokter, jarum suntik dan disuntik dan karena biaya mahal.
telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang
atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa
36
c. Mencari pengobatan kefasilitas-fasilitas modern yang diadakan
(Notoatmodjo,2010).
ada.
masyarakat.
37
(appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
3. Mudah dicapai
yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk
4. Mudah dijangkau
dari sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus
5. Bermutu
38
2.4 Kajian Penelitian yang Relevan
dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Alat pengumpulan data berupa
tenaga perawat perempuan lebih dominan dari laki-laki dengan usia 26-35
(p = 0,016).
39
responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, jenis
dengan Odds Ratio (OR) tabel kontigensi 2x2 dengan tingkat kepercayaan
perawat.
Pelaksana K3 Puskesmas
Perawat
Tenaga Kesehatan Lain
40