Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung

kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dengan kegiatannya terdiri dari

upaya promotif, preventif, kuratifdan rehabilitative. Muninjaya menjelaskan

bahwa Puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggungjawab untuk

menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatuatau sebagaian wilayah

kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan

masyarakat,pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan

tingkat pertama dalam rangka pencapaian keberhasilan fungsi puskesmas sebagai

ujung tombak pembangunan bidang kesehatan oleh tenaga kesehatan

(Alamsyah,2011). 

Perawat adalah salah satu dari tenaga kesehatan yang memiliki peran

yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan

fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat

keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,

rehabilitator, komunikator dan pendidik.

Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia secara

umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2015 Indonesia menempati

posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand.

1
Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya saing Indonesia di dunia

internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global

karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja

yang rendah). Sebagaimana yang tertuang pada PMK RI No 52 tahun 2018 pada

pasal 1 ayat 2 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang selanjutnya disebut K3 di Fasyankes adalah segala kegiatan untuk

menjamin dan melindungi sumber daya manusia fasilitas pelayanan kesehatan,

pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun masyarakat di sekitar

lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sehat, selamat, dan bebas dari

gangguan kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan,

lingkungan, dan aktivitas kerja.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi tahun 2018

tentang Hubungan Tindakan Tenaga Perawat dengan Pengetahuan dan Sikap

Terhadap Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit USU Tahun

2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional study. Teknik

pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah

sampel sebanyak 100 orang. Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri

dari 27 item pernyataan. Hasil penelitian didapatkan tenaga perawat perempuan

lebih dominan dari laki-laki dengan usia 26-35 tahun sebanyak 81 orang

(0,81%),tingkat pendidikan yang paling banyak dijumpai adalah D3 Keperawatan

sebanyak 69 orang (0,69%) dan mayoritas tenaga perawat telah bekerja >5 tahun

sebanyak 73 orang (0,73%). Tidak ada hubungan signifikan antara tindakan

tenaga perawat dengan pengetahuan terhadap aspek K3 (p =0,324) dan ada

2
hubungan signifikan antara tindakan tenaga perawat dengan sikap terhadap aspek

K3 (p = 0,016).

Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan oleh peneliti dimana

pada tanggal 20 Agustus 2019 didapatkan jumlah perawat di Puskesmas Telaga

sebanyak 20 orang, terdapat 4 perawat yang melakukan tindakan belum sesuai

SPO Kesehatan dan Keselamatan Kerja sehingga hal tersebut melandasi penulis

untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Peran Perawat terhadap Program

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan oleh peneliti dimana

pada tanggal 20 Agustus 2019 didapatkan jumlah perawat di Puskesmas

Telaga sebanyak 20 orang, terdapat 4 perawat yang melakukan tindakan

belum sesuai SPO Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

2. Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia secara umum

diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2015 Indonesia menempati

posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina

dan Thailand. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya

saing Indonesia di dunia internasional masih sangat

rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami

ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang

rendah).

3
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat dirumusukan

masalah “Apakah ada Hubungan Peran Perawat terhadap Program Kesehatan

dan Keselamatan Kerja di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo”?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Peran Perawat terhadap Program Kesehatan

dan Keselamatan Kerja di Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Peran Perawat di Puskesmas Telaga Kabupaten

Gorontalo

2. Untuk mengetahui Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di

Puskesmas Telaga Kabupaten Gorontalo

3. Untuk mengetahui Hubungan Peran Perawat terhadap Program

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Puskesmas Telaga Kabupaten

Gorontalo

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

4
1.5.2. Manfaat praktis

1. Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan nantinya bagi

pihak puskesmas dalam penerapan program Kesehatan dan

Keselamatan Kerja.

2. Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan / evaluasi

terhadap perawat dalam mengimplementasikan intervensi keperawatan

khususnya penerapan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini mampu memberikan wawasan dan pengalaman yang

baru bagi peneliti dalam menyusun laporan mengenai Hubungan Peran

Perawat terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Anda mungkin juga menyukai