BAB 2
DASAR-DASAR KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)
A. Pendahuluan
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering
(ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah
semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.
Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan
penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan
pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar
terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi
penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja, lingkungan kerja
dan layout kantor yang manusiawi.
Seirama dengan derap langkah pembangunan negara dewasa ini, Pemerintah dalam
memajukan sektor industri yang mandiri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi di tanah
air, yang ditandai adanya antara lain dengan mekanisasi, elektrifikasi, dan modernisasi.
Dalam keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-
instalasi modern serta penggunaan bahan-bahan berbahaya semakin meningkat. Hal tersebut
disamping memberi kemudahan proses produksi dapat pula menambah jumlah dan ragam
sumber bahaya di tempat kerja. Disamping itu akan terjadi lingkungan kerja yang kurang
memenuhi syarat, proses dan sifat pekerjaan yang berbahaya serta peningkatan intensitas kerja
operasional tenaga kerja. Masalah tersebut di atas akan sangat mempengaruhi dan mendorong
peningkatan jumlah maupun tingkat keseriuasan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan.
Guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja, diharapkan kepada semua pihak yang
terlibat dalam usaha berproduksi, khususnya para pengusaha dan pekerja diharapkan dapat
mengerti dan memahami dan menerapan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
masing-masing..
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |2
Copyright © Maret 2022
B. Dasar Hukum
Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki ;pengertian secara etimologis yaitu
memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien. Sedangkan secara filosofi memiliki pengertian suatu konsep
berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |3
Copyright © Maret 2022
umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.
Berdasarkan secara keilmuan K3 merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan
yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
Payung hukum dari kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, berasal dari berbagai
bentuk peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang bersifat Nasional maupun
Internasional. Dasar hukum Sistem Hukum Undang- Undang Keselamatan Kerja adalah UU
No.1 Tahun 1970. Dasar hukumnya K3 telah tertuang pada:
1. UUD 1945 pasal 27 ayat 2, yang berbunyi:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusian.
2. Undang- undang No.14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
Ketenagakerjaan
a. Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusian.
b. Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
c. Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindnungan tenaga kerja yang meliputi norma
keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti kerugian,
perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
d. Pasal 86
1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
Keselamatan dan kesehatan kerja
Moral dan kesusilaan
Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
2) Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewuhujdkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada point (1) dan (2).
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |4
Copyright © Maret 2022
e. Pasal 87
Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.
Undang-undang khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan dan kegiatan K3 di
Indonesia sebagai payung hukumnya adalah:
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan
tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
b. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya
para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD)
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun
1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga
diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja
dan syarat kesehatan kerja.
c. Undang-undang No. 14 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak
maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |5
Copyright © Maret 2022
b. Eksternal
Faktor mekanik
Faktor fisik dan kimia.
Angin dan pencahayaan (cuaca)
Binatang pengerat bisa menyebabkan kerusakan sehingga terjadi
hubungan pendek.
Manusia yang lengah terhadap risiko dan SOP
Bencana alam atau buatan manusia.
c. Rekomendasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perkantoran
Penggunaan central stabilizer untuk menghindari over/under voltage.
Penggunaan stop kontak yang sesuai dengan kebutuhan (tidak
berlebihan) hal ini untuk menghindari terjadinya hubungan pendek
dan kelebihan beban.
Pengaturan tata letak jaringan instalasi listrik termasuk kabel yang
sesuai dengan syarat kesehatan dan keselamatan kerja.
Perlindungan terhadap kabel dengan menggunakan pipa pelindung.
d. Kontrol terhadap kebisingan :
Idealnya ruang rapat dilengkapi dengan dinding kedap suara.
Di depan pintu ruang rapat diberi tanda ” harap tenang, ada rapat “.
Dinding isolator khusus untuk ruang genset.
Hak-hal lainnya sudah termasuk dalam perencanaan konstruksi
gedung dan tata ruang.
e. Display unit (tata ruang dan letak) :
Petunjuk disain interior supaya dapat bekerja fleksibel, fit, luas untuk
perubahan posisi, pemeliharaan dan adaptasi.
Konsep disain dan dan letak furniture (1 orang/2 m).
Ratio ruang pekerja dan alat kerja mulai dari tahap perencanaan.
Perhatikan adanya bahaya radiasi, daerah gelombang
elektromagnetik.
Ergonomik aspek antara manusia dengan lingkungan kerjanya.
Tempat untuk istirahat dan shalat.
Pantry dilengkapi dengan lemari dapur.
E-Learning Universitas Bina Sarana Informatika Page |10
Copyright © Maret 2022