DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2022
BAB I
PENDAHULUAN
2. Sosialisasi ke Lapangan
Kegiatan sosialisasi kepada penambang di PT Menara Cipta Mulia
dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. Salah satu kegiatan sosialisasi yang
dilakukan yaitu pada tanggal 26 Oktober 2021 hari Selasa pada jam 10.00
WIB hingga 12.00 WIB di Blok Mayang dan pada jam 13.00 WIB hingga
15.00 WIB di Blok Lacat dan Bidadari. Berikut ini merupakan isi kegiatan
sosialisasi:
Menginformasikan bahaya bekerja apabila kondisi buruk, jumlah
air yang banyak dan adanya potensi petir.
Menginformasikan untuk memperhatikan adanya kondisi tidak
aman di lokasi seperti potensi tanah longsor.
Menginformasikan larangan bekerja di Area IUP-OP PT Menara
Cipta Mulia bagi yang tidak memiliki izin (tambang ilegal).
3. Sign Tambang
Sign tambang atau safety sign adalah rambu-rambu keselamatan
yang berfungsi untuk membantu melindungi kesehatan serta keselamatan
baik para pekerja maupun pengunjung yang ada di suatu lokasi. Terdapat
beberapa jenis safety sign yang dapat dijumpai, yaitu safety sign dengan
simbol, safety sign yang berwujud pesan tertulis, serta safety sign dengan
gabungan tulisan dan simbol.
Tulisan pada safety sign tidak bisa diletakkan bersama gambar
sekaligus, tapi harus ditambahkan di luar gambar, misalnya di bagian
samping atau bawah gambar. Tulisan pada safety sign ini juga harus sesuai
dengan gambar rambu tersebut. Selain itu, terdapat pula warna-warna
khusus yang digunakan pada safety sign, seperti biru, merah, kuning, dan
hijau. Berikut ini adalah beberapa safety sign yang ada di PT Menara Cipta
Mulia sebagai berikut:
Gambar 4.5 Beberapa Safety Sign PT Menara Cipta Mulia
4. Inspeksi Lapangan
Kegiatan inspeksi lapangan iru seperti mengamati keadaan atau
situasi kantor tambang, apakah bersih atau kotor, apakah ada dipasang peta-
peta tambang, perizinan dan lain-lain. Biasa ketika dilakukan inspeksi
tambang itu sambil mengamati keadaan jalan seperti kemiringin, lebar,
kondisi tumbuhan sekitar jalan, penirisan jalan dan lain-lain, mengamati
front tambangseperti melihat cara-cara kerja peralatan untuk mengetahui
efisiensi kerja alat, pemboran, peledakan, dan lain-lain. Di PT Menara Cipta
Mulia inspeksi lapangan sering dilakukan. Tabel berikut ini merupakan
salah satu berita acara inspeksi lapangan PT Menara Cipta Mulia pada
tanggal 31 Mei 2022.
Tabel 4.1 Inspeksi Lapangan PT Menara Cipta Mulia
LOKASI TEMUAN REKOMENDASI
Geometri lereng optimal berdasarkan
Area front kerja diapit kajian geotek, bench tunggal 60°
lereng curam. dengan tinggi 10 m dan 50°
keseluruhan dengan tinggi 20 m.
Geometri lereng optimal berdasarkan
Terdapat timbunan
kajian geotek, bench tunggal 60°
OB (tanah galian),
dengan tinggi 10 m dan 50°
Lacet disekitar front kerja.
keseluruhan dengan tinggi 20 m.
Geometri lereng optimal berdasarkan
Belum terdapat kajian geotek, bench tunggal 60°
pemantauan lereng. dengan tinggi 10 m dan 50°
keseluruhan dengan tinggi 20 m.
Hanya ada satu jalur
Penambahan akses masuk front kerja.
masuk front kerja.
3.2.4 SOP K3
Sistem pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja dimulai
dengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk mengetahui faktor dan
potensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan untuk dianalisa,
pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuat Standart
Operational Procedure (SOP).
SOP K3 atau standar yang diperlukan guna memberikan suatu
informasi tentang bagaimana cara bekerja yang aman dan sesuai kaidah K3
di lingkungan kerja. Perusahaan apapun sangat membutuhkan SOP K3
dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya, termasuk perusahaan
pertambangan. Oleh sebab itu dengan adanya SOP K3 bagi perusahaan
tambang, maka kegiatan operasionalnya akan lebih aman dan sesuai
peraturan yang diberlakukan sehingga terjadinya kecelakaan akibat kerja
dapat diminimalisir. SOP K3 di perusahaan tambang diperlukan untuk
mengantisipasi beberapa hal berikut ini:
1. Mengantisipasi penyakit yang timbul akibat kecelakaan kerja di
lingkungan tambang.
2. Mengantisipasi resiko cedera pekerja tambang.
3. Meminimalisir cedera selama dan sesudah kegiatan pertambangan
berlangsung.
4. Mengatur jam kerja pertambangan.
5. Mengatur wilayah pertambangan.
SOP di PT Menara Cipta Mulia ada yang terkait keselamatan pekerja
dan terkait kesehatan pekerja. SOP terkait keselamatan pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya di PT Menara Cipta Mulia dengan menetapkan
SOP disetiap pekerjaan alur proses produksi seperti SOP penambangan dan
SOP pengolahan.
SOP penambangan tujuannya sebagai panduan untuk memastikan
proses kegiatan penambangan berjalan aman, efektif, dan efisien, serta
memenuhi kaidah pertambangan yang baik dan benar. Prosedur ini
mencakup tugas dan tanggung jawab lini pekerjaan yang ada di Divisi
Tambang, meliputi Mine Engineer, Operator, Mekanik, dan Crew dalam
proses yang terkait dengan penambangan timah dan prosedur ini hanya
belaku di lingkungan PT. Menara Cipta Mulia.
Sedangkan SOP pengolahan tujuannya sebagai panduan untuk
memastikan proses kegiatan pengolahan berjalan aman, efektif, dan efisien,
serta memenuhi kaidah pertambangan yang baik dan benar.
SOP terkait kesehatan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya di
PT Menara Cipta Mulia dengan melakukan medical check up secara rutin
untuk para pekerja.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah sebagai
berikut:
1. PT Menara Cipta Mulia mendukung sepenuhnya segala usaha-usaha
yang menjadi komitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat
dan aman serta mecapai dan mempertahankan target “zero accident”.
2. Faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja di PT Menara Cipta
Mulia seperti kondisi di site yang tidak aman contohnya cuaca buruk
dan tindakan yang tidak aman seperti bekerja pada saat kondisi cuaca
buruk.
3. PT Menara Cipta Mulia merupakan perusahaan pertambangan yang tak
luput dari potensi bahaya yang menggangu keselamatan dan kesehatan
pekerja saat melaksanakan pekerjaan contohnya cuaca buruk (longsor,
banjir, petir) dan potensi-potensi lainnya.
4. SOP di PT Menara Cipta Mulia ada yang terkait keselamatan pekerja
dan terkait kesehatan pekerja.
5. Upaya yang dilakukan oleh PT Menara Cipta Mulia dalam
menyelesaikan terjadinya kecelakaan kerja dengan melakukan evakuasi,
mengidentifikasi jenis kecelakaan, mengumpulkan data-data lapangan
memintai keterangan saksi dan mengevaluasi kejadian dan proses
pekerjaan agar kecelakaan tersebut tidak terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Pasiak Royke, Ir. Keselamatan Kerja Pertambangan. Bogor: Tim Pelatihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Unit Pertambangan Emas. 1999.