Kelas: AK22C
NIM: 22080694100
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi
Dasar Hukum K3
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini memberi
kewajiban bagi perusahaan untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja
baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban
memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
4. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang saat ini
telah diubah menjadi Sistem Jaminan Sosial Nasional Undang-undang Nomor 40 tahun
2004 yang mengatur jaminan sosial tenaga kerja salah satunya adalah jaminan kecelakaan
kerja.
5. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja
6. Peraturan Menteri Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
Tujuan Pelaksanaan K3
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Setiap pegawai tentu mempunyai cara cara tersendiri dalam proteksi diri terhadap ancaman
kecelakaan kerja/ penyakit dalam menunjang pekerjaannya, misal dengan memakai masker
Ketika sedang flu, menunda bepergian Ketika sedang pandemi, maupun dengan menjaga
kebersihan/ kenyamanan ruangan kerja. Menurut Budiono dkk (2003), faktor yang
mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
a. Beban Kerja. Beban kerja merupakan beban fisik, mental dan sosial, sehingga penempatan
pegawai sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
b. Kapasitas Kerja. Kapasitas Kerja yang bergantung pada tingkat Pendidikan, keterampilan,
kebugaran jasmani, ukuran tubuh ideal, keadaan gizi dsb
c. Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologi,ergonomic
ataupun psikososial.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kecelakaan Kerja dapat dicegah dengan metode
HIRARC, HIRARC terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan risk control
Dalam mewujudkan K3, perusahaan atau pemberi kerja perlu mengikuti sejumlah prinsip
berikut:
4. Menyediakan tempat kerja yang aman sesuai standar syarat-syarat lingkungan kerja
(SSLK). Contohnya, tempat kerja steril dari debu kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,
getaran mesin dan peralatan, kebisingan; aman dari arus listrik; memiliki penerangan
yang memadai; memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang seimbang; dan memiliki
peraturan kerja atau aturan perilaku di tempat kerja.
Prosedur K3 ini merupakan tahap atau proses suatu kegiatan untuk menyelesaikan aktivitas atau
metode (cara) langkah demi langkah secara pasti dalam pekerjaan dengan memperhatikan
keselamatan, kesehatan, dan keamanan (K3). Perusahaan dapat melakukan prosedur pelaksanaan
K3 dengan cara:
1. Menetapkan standar K3
3. Menetapkan peraturan-peraturan
Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1970, K3 wajib diterapkan seluruh tempat kerja
(tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap), di mana pekerja bekerja
atau yang sering dimasuki pekerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber
bahaya.