Anda di halaman 1dari 11

3.1.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja


3.1.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman sehingga dapat dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya. Menurut Sumamur kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan / kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun social dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.. Untuk mengetahui sejauh mana program K3 telah diimplementasikan di perusahaan, maka manajemen perusahaan harus melakukan audit atau evaluasi di setiap unit kerja yang ada. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 pada BAB III pasal 4 bahwa perusahaan wajib mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja program Keselamatan dan Kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

3.1.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Hakikat dan tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu bahwa faktor K3 berpengaruh langsung terhadap efektifitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efektifitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suau perusahaan industri sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat pencapaian produktifitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktifitas yang semaksimalnya dari suatu perusahaan industry dapat lebih terjamin.

3.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Menurut peraturan menteri tenaga kerja RI (1996;2) adalah : bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang

dibutuhkan

bagi

pengembangan,

penerapan,

pencapaian,

pengkajian,

dan

pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna tercapainya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Tujuan dan sasaran SMK3 adalah menciptakan suatu system K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat yang aman, efisien dan produktif. Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3. Pengelolaan SMK3 ini memiliki pola total loss control yaitu suatu

kebijakan untuk menghindarkan kerugian bagi perusahaan, property, personil di perusahaan dan lingkungan melalui penerapan SMK3 yang mengintegrasikan sumber daya manusia, material, peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan dengan pola penerapan prinsip manajemen yaitu planning, do, check, dan improvement. a. Keamanan Kerja Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterial.Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materil diantaranya sebagai berikut. Baju kerja Helm Kaca mata Sarung tangan Sepatu

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut. Buku penunjuk penggunaan alat. Rambu-rambu dan isyarat bahaya. Himbauan-himbauan. Petugas Keamanan.

b. Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsure-unsur yang menunjang terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan kerja meliputi kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan jasmani saling berkaitan, terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan kesehatan jasmani sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan (environmental). a. Unsur-unsur penunjang kesehatan jasmani ditempat kerja adalah sebagai berikut. Adanya makanan dan minumn yang bergizi. Adanya sarana dan peralatan olah raga. Adanaya waktu istirahat. Adanya asuransi kesehatan bagi karyawan. Adanya sarana kesehatan atau kotak P3K (pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Adanya buku panduan mengenai K3. Adanya transportasi untuk kesehatan (mobil ambulan).

b. Unsur-unsur penunjang kesehatan rohani ditempat kerja adalah sebagai berikut. Adanya sarana dan prasarana ibadah. Adanya penyuluhan kerohanian rutin. Adanya tabloid atau majalah tentang kerohaniaan. Adanya tatalaku di tempat kerja. Adanya kantin dan tempat istirahat yang terkonsentrasi.

c. Unsur-unsur penunjang kesehatan lingkungan kerja di tempat kerja adalah sebagai berikut. Adanya sarana prasarana dan peralatan bersihan, kesehatan, dan ketertiban. Adanya tempat sampah yang memadai. Adanya WC (Water Closed) yang memadai. Adanya air yang memenuhi kebutuhan.

Ventilasi udara yang cukup. Masuknya sinar matahari ke ruang kerja. Adanya lingkungan alami. Adanya kipas angina tau Air Conditioner (AC) Adanya jadwal piket kebersihan. Adanya pekerja kebersihan.

1. Keselamatan Kerja Pengertian keselamatan kerja tidak dapat didefinisikan secara etimologis sebagaimana secara ilmu-ilmu yang lain. Keselamata kerja hanya dideskripsikan sebagai keadaan dimana seseorang merasa aman dan sehat dalam melaksanakan tugasnya. Masing-masing aman dan sehat disini mencakup keamanan dari terjadinya kecelakaan dan sehat dariberbagai factor penyakit yang muncul dalam proses kerja. Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu pengetahuan yang penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah mengerjakan pekerjaannya. Unsurunsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut. Adanya unsure-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan di atas. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja. Teliti dalam bekerja. Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja. Hubungan antara keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja akan lebih jelas diikat pada bagan berikut:

Bersikap hati-hati, teliti, dan menyadari K3 Mengikuti prosedur kerja

Adanya kesehatan; Jasmani rohani

Adanya keamanan; Materil nonmateril

KARYAWAN YANG SELAMAT SEBELUM, SEDANG, DAN SETELAH BEKERJA

Adanya kesehatan lingkungan kerja

A. TUJUAN KEAMANAN, KESEHATAN, DAN kESELAMATAN KERJA Tujuan adanya keamanan dan kesehatan kerja adalah untuk terciptanya keselamatan karyawan saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri. a. Tujuan K3 untuk perusahaan adalah sebagai berikut. Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan. Mencegah terjadinya kerugian (total loss control minimum). Memeliharasarana dan prasarana perusahaan.

b. Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut. Meningkatkan kesejahteraan rohani dan jasmani karyawan. Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya. Untuk kinerja yang berkesinambungan.

A. Undang- undang Ketenagakerjaan Hukum keselamatan dan kesehatan kerja Hukum kesehatan dan keselamatan kerja secara internasional Hak dan kewajiban Jaminan kecelakaan kerja Jaminan kematian

B. Jaminan pemeliharaan kesehatan a. Prosedur Bekerja dengan aman dan tertib Prosedur bekerja dengan aman dan tertib yang berlaku disetiap dunia usaha atau dunia industry biasanya telah dibuat dalam bentuk tata tertib dan aturan keprilakuan (code of conduct). 1. Tata Tertib Bekerja Secara umum tata tertib bekerja adalah sebagai berikut. Setiap karyawan wajib hadir dan pulang tepat pada waktu yangtelah ditetapkan. Setiap karyawan wajib mengisi daftar absen atau menyerahkankartu pada tempat yang telah ditetapkan baik pada waktu masuk atau pulang bekerja dan harus diisi/diserahkan oleh karyawan sendiri , apabila tidak melakukannya yang bersangkutan dianggap mangkir dan upahnya tidak dibayar. Setiap karyawan wajib mengikuti dan memenuhi seluruh petunjuk atau intruksi yang diberikan oleh atasan atau pimpinan perusahaan yang berwenang memberikan intruksi atau petunjuk tersebut. b. Pelanggaran terhadap tata tertib bekerja Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib perusahaan di atur dengan ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Alasan yang diperbolehkan untuk menjadi dasar pemutusan hubungan kerja adalah sebagai berikut. Pekerjaan melakukan kesalahan berat. Pekerja ditahan pihak berwajib. Pekerja telah diberikan surat peringatan ketiga. Adanya perubahan status perusahaan. Perusahaan tutup. Perusahaan pailit. Pekerja meninggal dunia. Pekerja mangkir. Pekerja pensiun.

Pengusaha melakukan perbuatan yang tidak patut. Pekerja mengundurkan diri. Skit bekepanjangan atau cacat akibat kecelakaan.

Pelanggan terhadap tata tertib diatas dapat dikenakan hal-hal sebagai berikut. Surat peringatan Mangkir Skorsing Pemutusan hubungan kerja (PHK) Penyesalan keluh-kesah

C. Prosedur Pencegahan Agar K3 dapat Tercapai Hal-hal yang perlu dilaksanakan menurut ILO (international Labour Organization) untuk menghindari dan menangulangi kecelakaan ditempat kerja adalah sebagai berikut. Perbaikan peraturan perundang-undangan Memperbaiki peraturan perundang-undangan dan bermuatan hokum yang mengatur para pekerja, pengusaha, organisasi pekerja, organisasi pengusaha, dan pemerintah. Perbaikan secara menyeluruh dn kontinuitas dalam pembentukan/pembuatan undang-undang, pelaksaan undang-undang dan pengawasan oleh badan tertentu dalam pelaksanaan undang-undang tersebut. Standarisasi Perusahaan tersebut dalam berbagai aspek harus baik menurut penilaian baik menurut standar nasional maupun internasional. Misalnya seperti yang telah ditentukan oleh SII (Standar Industri Indonesia), SNI (Standar Nasional Indonesia) dan ISO (Internasional Standarization Organization). Pengawasan Ada kesinambungan dalam pengawasan menyeluruh yang dilakukan oleh badan tertentu baik swasta maupun pemerintah terhadap pelqaksanaan perundang-undangan oleh pengusaha. Pegawai pengawas tersebut adalah pegawai teknis yang berkeahlian khusus dari depaertemen tenaga kerja yang

ditunjuk oleh menteri tenaga kerja. Dalam pengwasan tersebut hendaknya bersih dari sikap dan perilaku KKn (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Riset Teknis Penelitian dan penilaian teknis yang dilakukan oleh tenaga ahli khusus dari luar departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja. Riset Medis Penelitian kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh petugas medis misalnya oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Pendidikan Program endidikan dan latihan dalam rangka ahli teknologi dan

pengembangan tenaga kerja bagi perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing. Pelatihan Program pendidikan keterampilan baik dengan penyelesaian sendiri maupun melalui badan-badan lain. Pengarahan Memberikan penyegaran terhadap tenaga kerja melalui penataan ruang kerja, pembaruan peralatan kerja maupun dengan cara penyuluhan. Dapat juga dilakukan dengan pemberian jenjang karir dan pendidikan atau penelitian. Asuransi Suatuperlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk satuan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dalam pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Persuasi

Upaya realisasi pelaksaan keselamatan, kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja dimasing-masing perusahaan yang dikomandoi sekaligus penanggung jawabnya adalah pimpinan perusahaan. Riset Psikologis Penelitian terhadap aspek psikologis tenaga kerja dilingkungan perusahaan, dilakukan oleh tenaga ahli pemerintah maupun swasta. Misalnya suasana kerja, kerja yang dipaksakan, pekerjaan yang rentan terhadap kecelakaan. Riset Statistik Penelitian terhadap keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja yang diukur secara kuantitatif dan yang hasilnya dapat dijadikan pedoman oleh semua karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. D. Hal-Hal yang Berkaitan dengan keamanan Kerja Hal yang perlu diperhatikan saat bekerja yang aman adalah melalui penerapan ergonomi, egometri, automasi dan mekanisasi, peralatan dan perlindungan diri, waktu kerja, lingkungan kerja, factor manusia yang berupaya untuk melindungi tenaga kerja. Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa yunani, yaitu ergon (kerja) dan nomos (peraturan /hukum). Pada berbagai Negara digunakan istilah yang berbeda, seperti Arbeitswissenschaft di Jerman, bio teknologi di Negara-negara Skandinavia, human engineering, dan human factors engineering atau personal researchdi Amerika Utara. Pengertiannya secara umum adalah peraturan/hokum kerja yang mengatur tenaga kerja, sarana kerja, dan pekerjaannya. Ergometri Ergometri adalah ilmu untuk mengukur kemampuan kerja atau pemakaian tenaga kerja sendiri oleh pekerja untuk pekerjaannya dan daya kerja fisik maksimum dari tenaga kerja. Ketika bekerja, tenaga kimia dalam tubuh diubah menjadi tenaga kerja mekanik dan panas dengan bantuan oksigen sebagai bahan bakar. Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur oksigen adala sebagai berikut.

Kantong douglas Pipa dan katup pada alat tersebut akan mengumpulakan udara. Volume udara diukur oleh gas meter kemudian dianalaisis. Dengan demikian kadar masing-masing gas seperti oksigen,karbondioksida, nitrogen terukut dan dapat diketehui, waktu pengukurannya selama 2-5 menit. Gas-Meter Konfranyai-Michaelis Alat tersebut mengumpulkan dan mengukur udara espirasi secara terusmenerus waktu pengukuran 20-30 menit. Pneumotakograf Wolf Alat tersebut mengukur udara espirasi secara elektronik dan mengambil contoh udara dengan pompa elektrik. Cara Analisis Kontinu Analisi dengan menggabungkan pengukuran kontinu dari udara espirasi dan anlisis gas secara polerografis. Volume Udara Pernapasan Permenit Untuk menghindari analisi gas, digunakan volume udara pernapasan permenit sebagai pemekaian oksigen dan pengerahan tenaga. Denyut Jantung Pengukuran jantung dapat dilakukan dengan meggunakan telemetri atau tape recorder kecil. Automasi

Automasi adalah seni penggunaan alat-alat mekanik untukn melakukan pekerjaan Diebold mendefinisikan adalah untuk menjalankan mesin. Istilah automasi ini dikenalakan oleh harder dari ford motor company.Tingkat perkembangan automasi adalah sebagai berikut. Fungsi penunjang automasi, yaitu membantu menyempurnakan atau meningkatkan kemampuan manusia. Fungsi pelipatgandaan, yaitu membantu mengatasi keterbatasan kemampuan manusia Fungsi meringankan, yaitu membantu pengendalian proses yang rumit seperti pengukuran automasi. Fungsi menggantikan manusia, yaitu tenaga manusia digantikan oleh mesin. Peralatan Perlindungan Diri

Perlindungan Mata dan Muka Perlindungan Kulit dan Tubuh Perlindungan Pernafasan Perlindunga Pendengaran

Anda mungkin juga menyukai