KEAMANAN, KESELAMATAN,
DAN KESEHATAN KERJA
SMK
Bidang Keahlian:
BISNIS DAN MANAJEMEN
Oleh:
Sihabudin, S.Pd.
KATA PENGANTAR
Materi yang disusun dalam bentuk modul ini merupakan bahan ajar yang disiapkan bagi siswa
dan guru dalam usaha pencapaian standar kompetensi Mengikuti prosedur Keamanan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kegiatan belajar yang terdapat di dalamnya mencakup
beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa, antara lain lain meliputi; mengikuti
prosedur
keamanan,
keselamatan,
dan
kesehatan
kerja,
menghadapi
situasi-situasi
Penulis
SUB KOMPETENSI I
MENGIKUTI PROSEDUR KEAMANAN,
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan. Sebagai faktor
yang memberikan kontribusi besar terhadap perusahaan, tenaga kerja perlu mendapat perhatian
serius. Salah satu upaya dan bentuk perhatian perusahaan terhadap tenaga kerja adalah dengan
diterapkannya program keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan. Tanpa
adanya perhatian dan pemeliharaan tenaga kerja, maka tujuan-tujuan perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang akan terhambat.
Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja
yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas
pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun proses produksi secara
menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Karena
itu perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal. Apabila dilakukan analisis secara
mendalam maka kecelakaan, peledakan, kebakaran, dan penyakit akibat kerja pada umumnya
disebabkan tidak dijalankannya syarat-syarat K3 secara baik dan benar.
A. Pengertian Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
1. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah suatu usaha untuk menjaga dan melindungi pekerja dan
fasilitas/asset yang dimiliki, baik yang berada di dalam perusahaan maupun yang berada di
luar lingkungan perusahaan. Upaya memberikan jaminan keamanan kerja tidak hanya
diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bekerja di dalam lingkungan perusahaan, tetapi juga
bagi tenaga kerja yang bekerja di lapangan, misalnya: karyawan bank yang bertugas
mengambil atau mengantarkan uang ke suatu tempat perlu mendapat pengawalan yang
ketat untuk mengantisipasi tindak kejahatan. Di dalam kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, khusus mengenai keamanan kerja dijelaskan bahwa pihak perusahaan wajib
mengatur dan memelihara ruangan, alat, dan perkakas, dimana perusahaan menyuruh
pegawainya melakukan pekerjaan sehingga para pekerja terlindung dari bahaya. Apabila
perusahaan tidak memenuhi kewajiban tersebut, pihak perusahaan wajib mengganti
kerugian kepada pekerja yang tertimpa musibah saat bekerja.
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang pada
saat bekerja. Keselamatan kerja berhubungan dengan mesin, peralatan kerja, bahan, dan
proses pengolahannya, lingkungan kerja, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Dengan
demikian, keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik
barang maupun jasa. Jadi, dapat dikatakan bahwa bahaya yang dapat timbul dari mesin,
pesawat, alat kerja, bahan, proses pengerjaannya, dan lingkungan kerja harus sebisa
mungkin dikendalikan dan atau bila mungkin dihilangkan. Masalah keselamatan kerja
perlu mendapat perhatian serius, mengingat lingkungan kerja yang aman, tenang, dan
tenteram akan membuat pekerja bersemangat dan dapat bekerja dengan lebih baik lagi
sehingga diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
3. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja,
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat disekitarnya agar diperoleh produktivitas kerja yang
optimal (Undang-Undang Kesehatan tahun 1992 pasal 23). Kapasitas kerja meliputi status
kesehatan pekerja, dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima, semuanya
itu diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaan secara baik dan optimal. Beban
kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat kerja yang terlalu berat atau fisik
yang terlalu lemah dapat mengakibatkan pekerja mengalalmi gangguan atau penyakit
akibat kerja. Sedangkan kondisi lingkungan kerja turut dipengaruhi oleh panas,
kebisingan, debu, maupun zat-zat kimia.
Selain kesehatan kerja, dikenal juga istilah hygiene kerja, yaitu ilmu terapan yang
mendalami masalah identifikasi, pengukuran, evaluasi, dan pengendaliannya terhadap
faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan
perusahaan. Kesehatan kerja dan higiene kerja merupakan satu kesatuan yang saling
mengisi dan bekerja sama mengatasi permasalahan kesehatan secara menyeluruh dari
tenaga kerja.
Perbedaan kesehatan kerja dan hygiene kerja dapat dilihat pada table berikut ini:
Kesehatan kerja
Higiene kerja
Bersifat medis
Bersifat teknis
Secara keseluruhan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu sistem program
yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
B. Tujuan Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
1. Tujuan Keamanan Kerja
Setiap pekerja menginginkan adanya keamanan dalam bekerja, baik di dalam
maupun di luar lingkungan kerja (lapangan). Keamanan saat bekerja akan membuat
pekerja merasa tenang dan nyaman sehingga lebih berkonsentrasi terhadap pekerjaan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.
Tujuan keamanan kerja, antara lain:
a. Meningkatkan kinerja menuju hasil yang lebih baik ,
b. Melindungi pekerja ketika sedang bekerja,
c. Melindungi dan menjaga fasilitas dan asset perusahaan.
produktivitas adalah perbandingan di antara hasil kerja (output) dan upaya yang
dipergunakan (input). Pengaruh keselamatan kerja terhadap peningkatan produktivitas
diperlihatkan oleh hal-hal berikut ini:
a. Tingkat keselamatan kerja yang tinggi dapat menghindari terjadinya pengeluaranpengeluaran yang tidak perlu.
b. Tingkat keselamatan kerja yang tinggi akan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan
aman sehingga para karyawan dapat bekerja semaksimal mungkin.
Sedangkan yang menjadi tujuan dari keselamatan kerja, antara lain:
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan,
b. Menjamin keselamatan tiap orang yang berada ditempat kerja,
c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
upaya
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
meningkatkan
produktivitastenaga kerja adalah dengan memberikan jaminan kepada tenaga kerja yang
antara lain berupa:
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kesehatan kerja bertujuan
untuk:
a. Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif
b. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun kesejahteraan
sosialnya.
c. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya
efisiensi dan daya produktivitas factor manusia dalam produksi.
Dari tujuan-tujuan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dibuatnya aturan
penyelenggaraan keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada hakekatnya adalah
pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan peralatan
dalam bekerja serta pengaturan dalam penyimpanan bahan, barang, produk teknis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan, sehingga
potensi bahaya kecelakaan tersebut dapat dieliminir.
C. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 dan Hukum K3 Yang Berlaku
Secara Internasional
Beberapa peraturan perundangan yang berlaku selama ini termasuk produk kolonial
yang menempatkan pekerja pada posisi yang sulit dan kurang menguntungkan dalam hal
pelayanan penempatan tenaga kerja dan sistem hubungan industrial yang menonjolkan
perbedaan kedudukan dan kepentingan sehingga dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan masa kini dan tuntutan masa yang akan datang.
Ketentuan-ketentuan yang masih relevan dari peraturan perundang-undangan yang
lama ditampung dalam undang-undang baru, yaitu Undang-Undang Ketenagakerjaan No.
13 Tahun 2003. Selain mencabut ketentuan yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan dan
Pasal 87:
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan system manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
Hukum keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku secara internasional tertuang
dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No 120.
Adapun isi konvensi ILO No. 120 adalah:
a. Semua bangunan yang digunakan oleh pekerja-pekerja dan perlengkapannya harus
selalu dipelihara dengan baik dan dijaga kebersihannya. (Pasal 7).
pennerangan yang cukup dan sesuai, tempat-tempat kerja sedapat mungkin harus
mendapat penerangan alam. (Pasal 9).
d. Bangunan harus mempunyai suhu dan keadaan yang nyaman untuk para pekerja.
(Pasal 10).
e. Semua tempat kerja dan tempat duduk harus disusun dan diatur sedemikian rupa
sehingga tidak membahayakan kesehatan para pekerja. (Pasal 11).
f. Tersedianya air minum yang sehat untuk para pekerja. (Pasal 12).
g. Tersedianya perlengkapan mencuci dan sanitasi yang cukup dan sesuai yang
dipelihara dengan baik. (Pasal 13).
h. Tersedianya tempat duduk yang cukup dan sesuai untuk pekerja serta kesempatan
yang cukup untuk menggunakannya. (Pasal 14).
i. Tersedianya fasilitas yang sesuai untuk mengganti, menyimpan, dan menggunakan
pakaian yang tidak dipakai pada waktu bekerja yang dipelihara dengan baik. (Pasal
15).
j. Bangunan yang berada di bawah tanah atau bangunan yang tidak mempunyai jendela
harus memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja yang baik. (Pasal 16).
k. Adanya perlindungan untuk para pekerja dari bahan, proses, dan teknik yang
berbahaya, tidak sehat, atau beracun. (Pasal 17).
l. Pengurangan atau peniadaan kegaduhan dan getaran-getaran yang memberikan
pengaruh berbahaya untuk para pekerja. (Pasal 18).
2. Standarisasi
Yaitu penyesuaian bentuk maupun ukuran, dan sebagainya dengan menggunakan
pedoman yang telah ditetapkan dan dipakai sebagai tolak ukur. Pada dasarnya baik
buruknya K3 di tempat kerja dapat diketahui melalui pemenuhan standar K3.
3. Pengawasan
Yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan kerja dan ketentuan-ketentuan perundangundangan yang diwajibkan.
4. Riset
Yaitu penelitian atau pengkajian suatu masalah secara sistematis dan ilmiah. Riset
yang dilkukan dapat meliputi; riset teknis, riset medis, dan riset psychologis.
5. Pendidikan dan latihan
Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran akan
arti pentingnya K3. Sedangkan latihan berperan untuk meningkatkan kemampuann
dan keterampilan karyawan.
6. Persuasi
Yaitu suatu cara pendekatan yang sifatnya pribadi dengan tidak memaksakan melalui
sanksi-sanksi, misalnya dengan penyuluhan.
7. Asuransi
Yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan kerja, misalnya
dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar perusahaan apabila pekerja
mendukung K3.
Kurang penerangan
Rak yang tidak aman
Kecelakaan
Kebakaran yang terjadi karena kesalahan prosedur dan operasional mekanik.
Faktor yang bersifat non teknis, antara lain:
Kriminalitas: pencurian, penodongan, perampokan, pembunuhan, penganiayaan.
Bencana alam: gunung meletus, banjir, gempa, tsunami, tanah longsor.
Ancaman bom, ledakan bom.
2. What (apa)
3. When (kapan)
: waktu kejadian
4. Where (dimana)
: letak/tempat kejadian
5. Why (mengapa)
6. How (bagaimana)
Kepada Yth.
..
..
LAPORAN KEJADIAN
No. : .
1. Pada hari i i . Ta ggal tahu .. saya .
Jabata .
sa pai de ga
Jakarta,
Mengetahui,
I. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar berikut ini!
1. Hukum kesehatan dan keselamatan kerja internasional berlaku untuk badan-badan atau
lembaga sebagai berikut, kecuali
a. badan perniagaan
d. industri pengangkutan
b. lembaga jasa
e. rumah tangga
c. lembaga perdagangan
2. Hukum kesehatan dan keselamatan kerja internasional tertuang dalam
a. konvensi ILO No. 120
d. artikel 10 dari politic tuiju Reglement
b. declaration of Human Right
e. veiligheids ordonantic 1910
c. magna Charta
3. Yang mempunyai tanggung jawab dalam upaya menjaga keamanan dan keselamatan kerja
adalah
a. satpam
d. panitia keselamatan kerja
b. polisi
e. semua orang yang bekerja di dalamnya
c. pimpinan perusahaan
4. Semua bangunan yang digunakan oleh pekerja-pekerja dan perlengkapannya harus selalu
dipelihara dengan baik dan dijaga kebersihannya. Pernyataan tersebut tertuang dalam
a. konvensi ILO No. 120 pasal 7
d. konvensi ILO No. 120 pasal 10
b. konvensi ILO No. 120 pasal 8
e. konvensi ILO No. 120 pasal 11
c. konvensi ILO No. 120 pasal 9
5. Bangunan harus mempunyai suhu dan keadaan yang nyaman untuk para pekerja.
Pernyataan tersebut tertuang dalam
a. konvensi ILO No. 120 pasal 7
d. konvensi ILO No. 120 pasal 10
b. konvensi ILO No. 120 pasal 8
e. konvensi ILO No. 120 pasal 11
c. konvensi ILO No. 120 pasal 9
6. Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga
kerja, memuat tentang
a. keselamatan kerja
b. penggantian kerugian bagi buruh yang mengalami kecelekaan atau penyakit akibat kerja
c. hygiene perusahaan atau keselamatan kerja
d. jam kerja, cuti tahunan, cuti hamil, aturan tentang tempat kerja
e. syarat-syarat tempat kerja
7. Prosedur keselamatan dan keamanan kerja dalam suatu perusahaan akan berbeda dengan
prosedur keselamatan dan keamanan kerja diperusahaan lain. Hal ini tergantung dari
a. tunjangan yang diperoleh karyawan
b. karakteristik pimpinan
c. tingkat pendidikan
d. jenis usaha dan proses produksi
e. pengalaman kerja masing-masing
8. Berikut ini adalah bahaya-bahaya di tempat kerja, kecuali
a. semburan api, air panas, uap dan gas
b. pencemaran lingkungan
c. sentuhan listrik
d. kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan
e. gempa bumi
9. Salah satu alat/tanda peringatan bahaya yang paling tradisional adalah
a. kentongan
d. pengeras suara
b. alarm
e. rambu-rambu lalu lintas
c. sirine
10. Kelalaian adalah salah satu factor timbulnya keadaan bahaya yang disebabkan oleh
a. alat dan mesin
d. manusia
b. lingkungan tempat kerja
e. fasilitas
c. bahan yang digunakan
11. Di dalam mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut, kecuali
a. berada bukan pada tempatnya
b. mengenali tipe pelanggan yang biasa dating berbisnis
c. sikap yang tidak biasanya
d. memaksakan kehendak
e. melaporkan diri kepada petugas keamanan
12. Tembakan peringatan dilakukan untuk member peringatan kepada pelaku tindak kejahatan
supaya
a. menyerahkan diri
d. mau mengakui kesalahan
b. melarikan diri
e. introspeksi diri
c. berlari lebih cepat
13. Agar orang-orang dapat menyelamatkan diri, sebuah bangunan harus
a. mempunyai minimal dua jalan pada dua arah yang berlawanan
b. mempunyai minimal dua jalan pada arah yang sama
c. hanya mempunyai satu pintu masuk dan keluar
d. mempunyai alternative jalan keluar yang tersembunyi
e. mempunyai jalan keluar yang diperuntukkan bagi karyawann saja.
14. Berikut ini merupakan prosedur keadaan darurat untuk menangani kebakaran, kecuali
a. menutup sumber api dengan kain basah
b. menutup sumber api dengan kain kering
c. mematikan arus listrik
II. Essay
1. Jelaskan yang dimaksud dengan:
a. Keamanan kerja
b. Keselamatan kerja
c. Kesehatan kerja
2. Sebutkan tujuan kesehatan kerja!
3. Jelaskan pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tingkat produktivitas!
4. Uraikan bunyi pasal 86 ayat 1 mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
5. Sebutkan factor yang bersifat teknis yang menjadi penyebab gangguan keamanan!
Score:
:
:
:
:
A. Pilihan Ganda
NO.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
A
B
C
D
E
NO.
A
B
C
D
E
B. Essay