Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

MATA KULIAH

DASAR TEKNOLOGI BENGKEL


(FTE 1.61.1306)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
BAHAN AJAR (HAND OUT)

Matakuliah : Dasar Teknologi Bengkel


SKS : 3 SKS
Kode : FTE 1.61.1306
Sub Bahasan : Keselamatan Kerja
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif
Pertemuan ke : 1
Dosen : Hendra Dani Saputra, S. Pd, M.Pd.T

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam keselamatan kerja di


bengkel yang dapat diaplikasikan pada saat melakukan praktikum baik di
bengkel otomotif maupun di bengkel dunia industri dan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
2. Mahasiswa menerapkan keselamatan kerja di bengkel selama melakukan
praktikum

Soft skill/ Karakter :


Menyadari pentingnya keselamatan kerja di bengkel yang dapat menyebabkan
amannya orang, bahan dan peralatan di bengkel

Materi :
a. Pengertian keselamatan kerja
b. Undang-undang keselamatan kerja
c. Macam-macam keselamatan kerja
d. Prosedur keselamatan kerja

A. Pengertian Umum
Safe menurut kamus terjemahan bahasa Indonesia adalah aman, atau
kebebasan daripada bahaya atau kecelakaan. Dalam hubungannya dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebenarnya Safety adalah : (1) Suatu usaha
untuk dapat melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, (2) Memberikan
suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga dapat dicapai hasil yang
menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.
Adanya keselamatan kerja diperuntukkan pada semua elemen pekerja,
baik yang bekerja di kantor, bengkel, pertambangan, dan di segala sektor
pekerjaan dan profesi. Secara tidak langsung, jika keselamatan kerja tidak
diperhatikan tidak hanya pekerja, alat dan bahan yang digunakan selama
melakukan pekerjaan. keselamatan kerja menjadi fokus utama yang harus di
perhatikan oleh semua pekerja dan managemen atau pimpinan pada sebuah
unit usaha.
Beberapa hal yang menunjang diberlakukannya Safety di perusahaan -
perusahaan pada umumnya :
1. Undang-undang no. 01 Tahun 1970
a. Tenaga Kerja ditempat kerja harus sehat dan selamat
b. Proses Produksi harus aman dan efisien
c. Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman
2. Undang-undang no. 23 Tahun 1992
a. Kesehatan Kerja diwujudkan guna mencapai produktivitas
b. Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit
dan menyediakan syarat kerja
c. Setiap pekerja harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya
3. SK MENTAMBEN NO. 555. K / 26 / M.PE / 1995
Surat keputusan ini bertujuan untuk memberikan arahan akan proses yang
aman terutama pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan pada
Pertambangan Umum.
B. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi
fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau
gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam
aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan
sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan
atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih
ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit
serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang ditentukan oleh empat faktor yakni : (1)
Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /
anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme)
dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan), (2) Perilaku yang
meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku, (3) Pelayanan kesehatan:
promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, (3)
Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia. “pekerjaan
mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya
pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan
pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja
sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat
memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan
dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Konsep kesehatan kerja
dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada
sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan
untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at
work).

2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari
hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia,
merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Pengertian Hampir
Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada
juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”,
adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan
keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap
manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
3. Faktor Risiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan
kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu
dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi
akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta
lingkungan disamping faktor manusianya. Istilah hazard atau potensi
bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh
tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi
manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak
selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan
dengan baik. Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja
sangat dipengaruhi oleh:
a) Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan
b) Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan
sebagainya.
c) Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik,
kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial.

4. Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sasaran keselamatan kerja adalah kondisi utama yang sangat diharapkan
oleh sebuah perusahaan atau instansi pada setiap pekerja agar tercipta
sebuah kondisi yang aman, nyaman serta terciptanya pekerjaan yang
kondusif dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja. Secara umum
sasaran keselamatan kerja dan kesehatan kerja adalah:
a. Mencegah terjadinya kecelakaan ( Zero Accident ).
b. Menjamin tempat kerja yang sehat, nyaman, dan aman sehingga dapat
menimbulkan semangat kerja.
c. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan.
d. Mencegah atau mengurangi cacat tetap akibat pekerjaan.
e. Mengurangi biaya operasional (Reduce Operational Cost) atau
mencegah pemborosan terhadap tenaga kerja, modal, peralatan dan
sumber-sumber produksi lainnya.
f. Mengamankan, menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
pendukung kegiatan perusahaan dari kerusakan akibat kecerobohan
clan kelalaian kerja.
g. Memperlancar, mengamankan dan meningkatkan produtivitas serta
mutu dari produktivitas kerja.

C. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama sistem Keselamatan Kerja adalah peraturan, arahan dan
pengawasan terhadap 4M, yakni : Manusia, Mesin, Material dan Metode.
Dengan sistem tersebut diharapkan sebuah lingkungan kerja yang aman,
kondisi kerja yang aman, serta dindakan kerja yang aman. Muara semua
peraturan dan prosedur keselamatan kerja tersbut adalah tidak adanya
kecelakaan dan tidak adanya kerugian baik pekerja maupun produktifitas kerja
serta terciptanya situasi aman pada semua pekerjaan.

a. Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produksi


Keselamatan kerja adalah salah satu bagian dari pada produksi, jika
karyawan dan peralatan serta bahan barada pada kondisi aman dan selamat
maka akan timbul kenyamanan dan kesenangan dalam melakukan
pekerjaan oleh semua elemen kerja, sehingga target produksi dengan
mudah dapat tercapai. Keselamatan kerja dan bagian-bagian produksi
lainnya adalah satu kesatuan dan merupakan jumlah (Kuantitas) dan mutu
barang (Kualitas). Dengan demikian keselamatan kerja adalah:

Produksi = Kuantitas + Kualitas + Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah Kunci dari Produksi

b. Keselamatan kerja bertujuan :


Secara keseluruhan keselamatan kerja bertujuan untuk :
1. Untuk mencegah atau menyedakan pencegahan agar karyawan tidak
mendapat cedera atau celaka, dan
2. Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat atau material
produksi.
Ada tiga alasan prinsipil kenapa keselamatan kerja sangat penting :
1. Untuk menghindari kecelakaan terhadap anda dan orang lain.
2. Untuk menghindari kerusakan pada peralatan bengkel dan mesin-
mesin.
3. Untuk menghindari kerusakan terhadap engine atau kendaraan yang
anda gunakan.

c. Kerugian-kerugian akibat kecelakaan :


Bila terdapat kecelakaan kerja pada sebuah unit produksi, maka
akan menimbulkan banyak sekali proses yang terhenti yang akan
berdampak pada tertundanya aktivitas produksi yang akan dilakukan.
Secara umum kerugian-kerugian yang di akibatkan oleh kecelakaan kerja
adalah sebagai berikut:
1) Waktu yang hilang pada para pekerja saat terjadi kecelakaan.
2) Waktu yang hilang akibat pemberian pertolongan pertama.
3) Ketrampilan yang tak digunakan saat korban sedang tidak bekerja.
4) Waktu yang hilang saat terjadi penggantian personil.
5) Waktu yang hilang karena pengganti belum dapat bekerja seterampil
korban.
6) Waktu yang hilang saat si korban kembali bekerja, karena ia belum
dapat bekerja dengan baik.

d. Hal-hal yang harus di perhatikan pada lingkungan kerja


Agar proses dan kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik
untuk mencapai target yang diinginkan, maka perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Jagalah kebersihan tempat kerja anda.
2. Laporkan setiap kecelakaan, atau kondisi-kondisi yang tidak aman
yang dapat menyebabkan kecelakaan, kepada foreman atau supervisor
anda segera.
3. Jika anda cedera – sekecil apapun cidera tersebut – laporkan dan
dapatkan pertolongan pertama.
4. Saat memulai pekerjaan baru, pastikan anda mengetahui dan
memahami bagaimana mengerjakannya dengan aman. Jika anda tidak
tahu, tanyakan kepada foreman anda.
5. Biarkan peralatan atau mesin yang rusak diperbaiki oleh ahlinya.
6. Bacalah dan cermati setiap tanda peringatan.
7. Gunakan hanya mesin-mesin dan peralatan dimana anda berwenang
dan mampu mengoperasikannya.
8. Sebelum anda menghidupkan mesin, pastikan tidak ada orang di
sekitarnya dan pastikan pelindung (guard) dan perlengkapan
pengaman berada pada tempatnya dan telah tersetel dengan benar.
9. Jangan ikat atau mengganjal bidang pelindung (protective guard) dan
perlengkapannya.
10. Jangan tinggalkan mesin dalam keadaan hidup tanpa pengawasan.
11. Saat penyetelan-penyetelan diperlukan pada mesin, matikan terlebih
dahulu powernya dan tunggu hingga mesin tersebut berhenti
bergerak.
12. Jangan berusaha menghentikan atau memperlambat mesin-mesin
yang sedang bergerak dengan tangan anda atau peralatan yang dibuat
sendiri.
13. Jagalah kebersihan mesin-mesin yang anda gunakan. Jika anda perlu
membersihkan serpihan-serpihan pada mesin yang sedang bergerak,
gunakan sikat dan jangan gunakan tangan anda secara langsung.
14. Lindungi mata anda. Hampir semua pekerjaan dengan mesin-mesin
membutuhkan penggunaan kacamata pelindung.
15. Jangan gunakan pakaian yang longgar, dasi, sarung tangan atau
perhiasan saat mengoperasikan mesin.

e. Praktek mengangkat
Banyak kecelakaan dan cidera di bengkel disebabkan oleh cara
mengangkat yang tidak tepat. Proses pengangkatan tidak serta merta hanya
mengandalkan fisik, tetapi strategi yang digunakan harus diperhatikan agar
dalam proses pengangkatan tubuh dan tenaga tidak terkuras secara
berlebihan. Berikut ini petunjuk bagaimana mengangkat beban yang tepat :
1. Jangan pernah anda berusaha mengangkat di luar kekuatan anda. Anda
tentu mengetahui seberapa berat beban yang dapat anda angkat.
Mintalah bantuan teman bila perlu.
2. Berjongkoklah selalu saat hendak memegang beban meskipun
terkadang sulit dilakukan karena posisi dan bentuk beban.
3. Dapatkan pijakan yang mantap pada kaki anda. Cari permukaan yang
tidak licin yang cukup kuat untuk menahan beban anda dan beban
yang anda akan angkat.
4. Cengkeram atau genggam beban dengan kuat. Jika tangan anda atau
permukaan beban licin, lap terlebih dahulu dan tempatkan jari-jari
anda di bagan bawah beban di bagian yang memungkinkan. Gunakan
sarung tangan saat mengangkat untuk menghindari tangan anda dari
permukaan yang kasar atau tepian yang tajam.
5. Usahakan agar lengan anda tetap lurus dan punggung anda setegak
mungkin.
6. Angkatlah perlahan-lahan. Hindari mengangkat dengan cepat dan
menyentak hingga menyebabkan regangan yang tiba-tiba pada otot
anda.
7. Hindari gerakan memuntir saat memindahkan beban dari satu tempat
ke tempat lain, tukar posisi kaki anda agar anda dapat mengangkat,
menarik, ata menekan ke atas dan ke bawah.
8. Mengangkat pada posisi berdiri, angkat beban dengan otot kaki yang
kuat. Hal ini akan mengurangi regangan pada punggung anda.
9. Saat anda siap untuk meletakkan beban, lakukan dengan menekuk lutut
anda. Letakkan salah satu sudut terlebih dahulu, dan kemudian geser
tangan anda agar tidak terjepit.

f. Saat menggunakan peralatan pengangkat


Mengunakan alat harus memperhatikan sesuai dengan petunjuk
pengunaan dan prosedur yang tepat agar alat dan orang yang melakukan
pekerjaan tetap aman dan terkendali. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam mengunakan peralatan pengangkatan adalah:
1. Jangan mengoperasikan hoist, pengangkat atau crane dimana anda
tidak terbiasa menggunakannya hingga anda menerima petunjuk
bagaimana mengoperasikan dan menggunakannya dengan benar.
2. Tiap-tiap peralatan pengangkat didesain untuk jenis pekerjaan tertentu.
3. Hindari pemberian beban pada peralatan pengangkat. Pastikan anda
mengetahui kapasitas hoist atau crane yang anda gunakan, dan jaga
jarak aman antara anda dengan peralatan tersebut. Kapasitas
pengangkatan rata-rata terpasang pada pada tiap-tiap alat pengangkat
untuk menghindari overloading.
4. Laporkan selalu setiap ketidaksempurnaan kerja tiap-tiap komponen
peralatan pengangkat. Biasanya bengkel-bengkel besar memiliki
jadwal servis yang teratur untuk semua peralatan pengangkatnya.
Namun, karena hal ini menyangkut bahaya yang besar, adalah penting
tiap-tiap mekanik waspada terhadap hal tersebut.

g. Alat-alat pelindung anggota badan


Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus
terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung anggota
badan adalah sbb:
1) Pakaian kerja
Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga
merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat
pinggang, gesper dan kancing yang menonjol yang dapat menyebabkan
kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja. Kami anjurkan
memakai seragam Mekanik Toyota (Overall) yang khusus didisain
dengan memperhatikan hal–hal diatasi.

Gambar 1. Baju workshop


a) Syarat-syarat pakaian perlindungan dan pengaman
(1) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya
yang mungkin ada.
(2) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-
nyamanannya harus yang paling minim.
(3) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
(4) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya
lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat
mungkin termakan mesin.
(5) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
(6) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari
partikelpartikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian.
(7) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di
atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak
digunakan sebagai pakaian kerja.
(8) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena
mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan
dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas
dengan berhenti menghilangkan bahaya.
b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja
(1) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan
berkancingkan.
(2) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju
bawah.
(3) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
(4) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.
Pakaian Kerja
(5) Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit
harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
(6) Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab
oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan
2) Sepatu Kerja
Untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh
zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya
seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan
baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang
licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh. Pililah alas kaki yang
kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki
yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan
sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan
benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai
sol yang tidak licin serta berkulit keras.

Gambar 2. Sepatu safety

3) Alat pelindung mata


Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukandan juga dari
debu.
Gambar 3. Kacamata las dan kaca mata debu

4) Alat pelindung kepala


Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian
yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk
menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan
api.

Gambar 4. Helm pelindung kepala

5) Alat pelindung telinga


Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising
juga penahan bising dari letupan-letupan.

Gambar 5. Alat pelindung telinga

6) Alat pelindung hidung


Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas
beracun.
Gambar 6. Alat pelindung hidung

7) Alat pelindung tangan


Pada waktu mengangkat benda–benda berat atau memindahkan pipa
buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan,
walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara
pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada
waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin
dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya
sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti
ini sarung tangan jangan dipakai.
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan
kebutuhannya, antara lain:
a) Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan
supaya tidak meleset.
b) Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin
tangan terhadap bahaya panas.
c) Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari
benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.
d) Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan
logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah
tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.
Gambar 7. Alat pelindung tangan

8) Alat pelindung badan


Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau
badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan
mengelas. Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju yang
panjang akan melindungi tangan dari sinar api.

Gambar 8. Alat pelindung badan

h. Teknik pengangkatan dan pemindahan secara manual


1. Cara mengangkat benda
Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis kerja
gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis
kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji
kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja. Dibawah ini
diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.
Gambar 9. Mengangkat benda dengan trolly
2. Cara memikul dan mengangkat benda
a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak
b. Membagi–bagi berat beban sama rata.
c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang
beban.
d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau
pikulan.

Gambar 11. Urutan mengangkat beban berat


i. Mencegah terjadinya kecelakaan
Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah
pengangkatan yang sederhana sebelum mengangkat dan melakukan
sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan harus berhati–
hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran
rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.
Gambar 11. Mengurangi resiko terjadinya kecelakaan
j. Penuntun cara mengangkat dengan tangan
Cara yang benar mengangkat dengan tangan. Tulang punggung
manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak
bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar.
1) Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan
sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan
kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya
harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada
pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus
tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang
diangkat.
2) Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini
untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan
benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
3) Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas sampai
dengan keadaan tegak.
k. Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah
pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis dongkrak seperti
jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung pada kapasitas
pengangkatannya.
Gambar 12. Mengangkat dengan dongkrak dan menopangnya
l. Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna
pengamanan sewaktu melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan
alat pengangkat, dongkrak atau penyangga, utamakan keamanan kerja
karena kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.

Gambar 13. Bentuk-bentuk penyangga


m. Lokasi dongkrak dan penyangga
Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan penyangga
tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta daerah tempat
meletakkan dongkrak dan penyangga rata.

Gambar 14. Menempatkan dongkrak dan menyangga


D. Alat-alat kebersihan
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel
otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah
kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-
sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat
dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran
ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang
sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak
pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Gambar 15. Menjaga kebersihan lingkungan

a. Metode pembersihan
Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk
menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting
lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan
ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau
mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat
menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa
hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan
kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat
untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara
dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang
menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat
pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk
digunakan oleh para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak
diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah
dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai. Tempat
penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya
(limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/ dianjurkan.

b. Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak
cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa
instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan
material. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem
penyimpanan barang:
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang
terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada
ketinggian yang sesuai.

Gambar 16. Menyimpan benda pada ketinggian sesuai


3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan
yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan,
dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam
lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di
dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan
tangan, harus ditangani secara mekanik.
10) Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

c. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja


Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang
baik:
1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau
memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-mesin.

Gambar 17. Kotak peralatan


2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan.
Putuskan dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan
di atas.
5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri
anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara
yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.
9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau
urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.
10) Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh
pergerakan atau jalan masuk.
11) Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
12) Gunakan penutup debu jika diperlukan.
13) Gantikan bagian/parts yang rusak.
14) Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan
yang rusak.
15) Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.
16) Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar 18. Membuang benda-benda yang tidak sesuai

d. Bekerja pada bangku kerja


1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan
barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir
jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.

Gambar 19. Sebuah tempat kerja yang di atur dengan baik


Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di
daerah kerja selain daerah kerja anda. Setiap tiga bulan, cuci permukaan
cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan
almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai
sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-
produk bahan bakar. Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb
dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja. Bagi pekerja yang sedang
mengerjakan mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll). Gunakan
rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat
mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di
tempat yang dekat dan benda/alat yang beratpada ketinggian yang sesuai.
a) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiaptiap
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
b) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
c) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
d) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
e) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
f) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
g) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir
pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
h) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan
lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.

Anda mungkin juga menyukai