OLEH:
SELPI
NIM. 1914901110051
1.1 Pengertian K3
Keselamatankerjaadalahsaranautamapencegahankecelakaan,c
acatdankematiansebagaiakibatkecelakaankerja.Keselamatan
kerjayang baik adalah pintu gerbang keamanan tenaga kerja.
Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga kerja,
juga menimbulkan kerugian – kerugian secara tidak langsung
yaitu kerusakan pada lingkungan kerja (Suma’mur, 2014).
1.4 Manfaat K3
Bagi pihak manajemen tempat kerja :
1. Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan
keselamatan pekerja di tempat kerja
2. Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
3. Meningkatnya moral staf
4. Menurunnya angka kemangkiran karena sakit
5. Meningkatnya produktivitas
6. Menurunnya biaya kesehatan
Bagi pekerja :
1. Meningkatnya percaya diri
2. Menurunnya stress
3. Meningkatnya semangat kerja
4. Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah
penyakit
5. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
sekitar.
ProgramPelayananKesehatanKerja
adalahprogrampelayananparipurna, terdiridari 3 level
prevensi yaitu prevensi primer, sekunderdan tersier yang
dilaksanakan dalam suatu systemyangterpadu.
a. Pelayanan prevensi primer, kegiatannyaantaralain:
1) Pemeriksaan kesehatanawal, berkaladan khusus
2) Immunisasi
3) Kesehatan lingkungan kerja
4) Perlindungan diri terhadap bahaya-bahayaperkerjaan
5) Penyerasaian manusiadengan mesin dan alat
kerja(ergonomik)
6) Pengendalian bahayalingkungan kerja
7) Pendidikan dan penyuluhan tentangkesehatan kerja
8) Pemeliharaan berat badan ideal
9)
Perbaikangizi,menuseimbangdanpemilihanmakananyang
sehatdan aman
10) Olah-raga
b. Pelayanan Prevensi sekunder
Pelayanandiberikankepadapekerjayang
sudahmengalamigangguan pekerjaan.
Pelayananmeliputipengobatan
terhadappenyakitumummaupun penyakitakibat kerja,
kegiatannyaantaralain:
1) Konseling
2) Screeningadanyagangguan akibat kerja
3) Penatalaksanaan kasus
4) Penanganan kegawat daruratan baik fisik
maupunpsikologis akibat kerja
5) Rujukan
6) HomeVisite terhadap
pekerjayangmengalamigangguanakibat kerja
c. Pelayanan Prevensi tersier
Pelayanandiberikankepada
pekerjayangtelahmenderitacacatsehingga
menyebabkanketidakmampuanbekerja secara
permanentbaik sebagianmaupun seluruh kemampuan
bekerjanya. Kegiantannyaantaralain:
1) Latihandanpendidikanpekerjauntuk
dapatmenggunakankemampuannya yangmasih
adasecaramaksimal.
2) Penempatan kembali pekerjayangsecaraselektif sesuai
kemampuannya.
1.6 Syarat-Syarat K3
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang
perlindungan atas keselamatan karyawan dijamin pada pasal
108 yaitu:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat
sebagai manusia sertanilai-nilai agama
1.7 Faktor Yang Mempengaruhi K3
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kesehatan kerja meliputi:
1. Penyakit umum (penyakit infeksi yang di derita tenaga kerja
seperti ISPA, Diarchea, menyebabkan tingginya absenteisme
tenaga kerja dan menurunkan produktivitas).
2. Penyakit akibat kerja (akibat hygiene perusahaan yang
kurang baik, akibat gangguan mental psikologi akibat kerja)
3. Status gizi tenaga kerja yang kurang baik (disebabkan
karena penyakit endemis, parasit atau intake makanan yang
kurang, beban kerja, sehingga dapat berpengaruh pada
produktivitas)
4. Lingkungan kerja yang kurang nyaman (seperti faktor fisik,
fisiologis, mental psikologis, faktor kimia dan biologis,
kondisi tersebut bila tidak optimal bisa mengganggu
kesehatan mulai dari yang ringan seperti mengganggu
kenyamanan kerja hingga yang berat yang dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja)
5. Perencanaan ergonomi (perencanaan penserasian manusia
dan mesin/alat, termasuk perbaikan cara kerja, perencanaan
ergonomi yang baik diperoleh hasil kerja optimal dan
produktivitas tinggi)
6. Faktor mental psikologi (kegairahan dan kenyamanan kerja
akan sangat meningkatkan dedikasi dan motivasi kerja.
7. Kesejahteraan tenaga kerja yang rendah (akibat pengupahan
yang rendah, keluarga berencana yang kurang terlaksana)
8. Kurang pemahaman (kurangnya pemahaman baik
pengusaha maupun tenaga kerja bahwa ada hubungan
antara kondisi kesehatan dengan produktivitas).
a. FaktorBiologis
Lingkungankerja
padaPelayananKesehatanfavorablebagiberkembang
biaknyastrainkumanyangresisten,terutamakuman-
kumanpyogenic,colli,bacilli danstaphylococci,yang
bersumberdaripasien,benda-bendayang terkontaminasi
dan udara.Virusyang menyebar melaluikontak
dengandarahdansekreta
(misalnyaHIVdanHep.B)dapatmenginfeksi pekerja
hanyaakibatkecelakaan kecildipekerjaan,misalnyakarena
tergoresatautertusukjarumyang terkontaminasi virus.
Pencegahan :
1) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar
tentangkebersihan, epidemilogi dan desinfeksi.
2) Sebelumbekerjadilakukan pemeriksaankesehatan
untuk memastikan dalam keadaan sehat badani,
punyacukupkekebalan alami untuk bekrjadengan
bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3) Pengelolaan limbah infeksiusdengan benar.
4) Kebersihandiridaripetugas.
b. Faktor Kimia
Petugasdilaboratoriumkesehatanyang sering
kalikontakdenganbahan kimiadanobat-
obatansepertiantibiotika,demikianpuladengansolvent
yang banyakdigunakandalamkomponenantiseptik,
desinfektandikenalsebagaizat
yangpalingkarsinogen.Semuabahancepatataulambatinida
patmemberidampak
negatifterhadapkesehatanmereka.Gangguankesehatanya
ngpalingseringadalah dermatosiskontakakibatkerjayang
padaumumnyadisebabkanolehiritasi (amoniak, dioksan)
dan hanyasedikit sajaoleh karena alergi
(keton).Bahantoksik ( trichloroethane,
tetrachloromethane) jikatertelan, trhirupatau
terserapmelalui kulit dapat menyebabkan penyakit
akut ataukronik, bahkan kematian. Bahan
korosif(asamdanbasa)akanmengakibatkankerusakanjarin
ganyang irreversible padadaerahyangterpapar.
Pencegahan :
1) Materialsafetydatasheet(MSDS)dariseluruhbahankimi
ayangadauntuk diketahui oleh seluruh petugas
laboratorium.
2) Menggunakankaretisap(rubberbulb)ataualatvakumunt
ukmencegah tertelannyabahan kimia dan
terhirupnyaaerosol.
3) Menggunakanalatpelindungdiri(pelindungmata,sarung
tangan,celemek, jas laboratorium) denganbenar.
4) Hindaripenggunaanlensakontak,karenadapatmelekata
ntaramatadan lensa.
5) Menggunakanalat pelindungpernafasan denganbenar.
c. Faktor Ergonomi
Ergonomisebagaiilmu,teknologidanseniberupayamenyera
sikanalat,cara,
prosesdanlingkungankerjaterhadapkemampuan,keboleha
ndanbatasanmanusia
untukterwujudnyakondisidanlingkungankerjayang
sehat,aman,nyamandan tercapaiefisiensiyangsetinggi-
tingginya.Pendekatanergonomibersifatkonseptual
dankuratif,secarapopulerkeduapendekatantersebutdiken
alsebagaiTofittheJob
totheManandtofittheMantotheJob.Sebagianbesarpekerjadi
perkantoranatau
PelayananKesehatanpemerintah,bekerjadalamposisiyang
kurangergonomis,misalnyatenagaoperatorperalatan,halin
i disebabkanperalatanyangdigunakan
padaumumnyabarang imporyang
disainnyatidaksesuaidenganukuranpekerja
Indonesia.Posisikerjayangsalahdandipaksakandapatmeny
ebabkanmudahlelah
sehinggakerjamenjadikurangefisiendandalamjangkapanja
ngdapatmenyebakan
gangguanfisikdanpsikologis(stress)dengankeluhanyang
paling seringadalah nyeri pinggangkerja(low back pain).
d. FaktorFisik
Faktorfisikdilaboratoriumkesehatanyangdapatmenimbulk
anmasalah kesehatan kerjameliputi :
1) Kebisingan,getaran akibat mesin dapat menyebabkan
stress dan ketulian.
2) Pencahayaanyang kurang
dapatmenyebabkangangguanpenglihatan dan
kecelakaan kerja.
3) Suhu dan kelembabanyangtinggi ditempat kerja.
4) Terimbas kecelakaan/kebakaranakibat
lingkungansekitar.
5) Terkenaradiasi Khusus untuk radiasi, dengan
berkembangnya teknologi
pemeriksaan,penggunaannyameningkatsangattajamd
anjikatidakdikontrol dapat membahayakan
petugasyangmenangani.
Pencegahan :
1) Pengendalian cahayadi ruangkerja
2) Pengaturan ventilasi danpenyediaanair
minumyangcukup memadai.
3) Menurunkangetaran dengan bantalanantivibrasi.
4) Pengaturan jadwal kerjayangsesuai.
5) Pelindungmatauntuk sinarlaser
6) Filteruntuk mikroskop
e. FaktorPsikososialBeberapacontohfaktorpsikososialyangda
patmenyebabkan stress
1) Pelayanankesehatansering kalibersifatemergencydan
menyangkuthidup matiseseorang.Untukitupekerja
dilaboratoriumkesehatan dituntutuntuk
memberikanpelayanan
yangtepatdancepatdisertaidengankewibawaandan
keramahan-tamahan.
2) Pekerjaan padaunit-unittertentuyangsangat
monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
dan bawahan atau sesama teman kerja.
4) Bebanmentalkarenamenjadipanutanbagimitrakerjadi
sektorformal ataupun informal.
1.8 Indikator K3
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator
penyebab keselamatan kerja adalah:
1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
- Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
- Ruang kerja yang terlalu padat dan sesaat
- Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
2. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
- Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
- Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang
baik Pengaturan Penerangan
Meningkatkanmorilkerja,meningkatkandanmemeliharakeseh
atanyang setinggi-tingginya, mencegah timbulnyagangguan
kesehatan.
a. Pencegahandan pemberantasan penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaandan peningkatankesehatantenagakerja.
c.
Pemeliharaandanpeningkatanefisiensidandayaproduktifita
stenaga manusia.
d. Pemberantasan kelelahankerjadan peningkatan
kegairahan kerja.
e.
Pemeliharaandanpeningkatanhygienidansanitasiperusaha
anpada umumnya sepertikebersihanruangan-ruangancara
pembuangansampah pengolaan dsb.
f. Perlindunganbagimasyarakatsekitar suatuperusahaan
agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari
perusahaanyangbersangkutan.
g. Perlindunganmasyarakatluasdaribahaya-bahayayang
mungkinditimbulkan oleh hasil-hasilproduksi perusahaan.
4. Ruanglingkup
Kesehatanmasyarakat:masyarakatumum,hiperkes:tenaga
kerja dan
masyarakatdisekitarnya,mencegahtimbulnyagangguankeseh
atan bagipekerja, memeliharakesehatn dilingkungan
kerja,mmberiperlindungan bagi pekerja.
Hiperkes:ilmukedokterankerja,occupationalmedicine:kesehat
an kerja, keracunan perusahaan, jiwaperusahaan dan
keselamatan kerja.
MenurutJaneA.LeR.NdalambukunyaTheNewNurseinIndustry,
beberapa fungsi spesifik dari perawat hiperkesadalah :
a) Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan
perusahaan/industri dalam
membuatprogramdanpengolahanpelayananhiperkesyang
mana bertujuanmemberikan
pemeliharaan/perawatankesehatanyang sebaik mungkin
kepadatenagakerja
b) Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk
penyakit-
penyakitataukorbankecelakaanbaikakibatkerjamaupunya
ng bukan akibat kerjabedasarkan petunjuk-petunjuk
kesehatanyangada.
c) Mengawasipengangkutansisakitkorbankecelakaanke
rumahsakit, klinik atau kekantor dokteruntuk
mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut.
d) Melakukan referralkesehatan dan pencanaan kelanjutan
perawatan dan follow up dengan rumahsakitatau klinik
spesialisyang ada.
e) Mengembangkandan memeliharasystemrecorddan
reportkesehatan dan keselamatanyangsesuai dengan
proseduryangadadi perusahaan.
f) Mengembangkan dan memperbarui policy dan
prosedur servis perawatan.
g) Membantu programphysicalexamination (pemeriksaan
fisik) dapatkan data-data keterangan-keterangan
mengenai kesehatan dan pekerjaan.
h) Lakukanreferralyangtepatdanberikansuaturekomendasim
engenai hasilyangpositif.
i) Memberinasehatpadatenagakerjayangmendapatkesukara
ndanjadilaj perantara
untukmembantumenyelesaikanpersoalanbaikemosional
maupun personal.
j) Mengajarkaryawan
praktekkesehatankeselamatankerjayang baik,dan
memberikan motivasi untuk memperbaikipraktek-praktek
kesehatan.
k) Mengenaikebutuhankesehatanyangdiperlukankaryawand
engan obyektif
danmenetapkanprogramHealthPromotion,Maintenance
and Restoration.\
l) Kerjasamadengantimhiperkesataukesehatankerjadalamm
encari jalanbagaimana
untukpeningkatanpengawasanterhadaplingkungan
kerjadanpengawasankesehatanyang
terusmenerusterhadapkaryawan yang
terpapardenganbahan-bahanyang dapatmembahayakan
kesehatannya.
m) Tetap waspadadan mengikuti standar-standar kesehatan
dan keselamatankerjayang
adadalammenjalankanpraktek-praktek perawatan dan
pengobatan dalam bidanghiperkesini.
n) Secara periodik untuk meninjau kembali program-
program perawatan danaktifitasperawatan lainnya
demiuntukkelayakandan memenuhi kebutuhan serta
efisiensi.
o) Ikutsertadalamorganisasiperawat(professionalperawat)se
perti ikatan paramedik hiperkes, dll.
p) Merupakantanggungjawab pribadiyangtidak boleh
dilupakan dan penting
adalahmengikutikemajuandanperkembanganprofessional
(continues education).
Sumberterkemuk
a perawatan
kesehtan (4)
Ket:
1. No knowledge
2. Limited
knowledge
3. Moderate
knowledge
4. Substantial
knowledge
5.
Extensiveknowle
dge
2 RisikoCe Safety Behavior EnvironmentManagement
dera Setelahdilakukan (Manajemen lingkungan)
tindakan 1. Sediakan lingkungan
keperawatan yang aman untuk
selama 1x 30 pasien
menit Kelompok 2. Identifikasi
pekerja tidak kebutuhankeamananpa
mengalamiinjury sien, sesuai dengan
dengan kriteri kondisi fisik dan fungsi
hasil: kognitif pasien dan
1. Kelompok riwayat penyakit
pekerjaterbebas terdahulu pasien
dari cedera 3. Menghindarkan
2. Kelompok lingkunganyangberbaha
pekerja mampu ya (misalnya
menjelaskan memindahkan
cara/metode perabotan)
untukmencega 4. Mengontrol lingkungan
h injury/cedera dari kebisingan
3. Kelompok 5. Memindahkan barang-
pekerja mampu barang yangdapat
menjelaskan membahayakan
factor risiko
darilingkungan/
perilaku
personal
4. Kelompok
pekerja
memodifikasi
gaya hidup
untuk
mencegah
injury
5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan
yang ada
6. Mampu
mengenali
perubahan
status
kesehatan
5. Implementasi
Perawat bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yangsifatnya:
a. Bantuandalamupayamengatasi masalah-masalah.
b. Mendidik komunitasi tentangperilaku sehat.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligusmenfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatanpraktik keperawatankomunitas berfokus pada
tingkat pencegahan, yaitu:
a. Pencegahanprimeryaitupencegahansebelumsakitdandifok
uskanpada populasi sehat, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum serta
perlindungankhususterhadappenyakit,contoh:imunisasi,p
enyuluhangizi, simulasidanbimbingandini dalamkesehatan
keluarga.
b. Pencegahansekunderyaitukegiatanyangdilakukanpada
saatterjadinya
perubahanderajatkesehatanmasyarakatclanditemukanma
salahkesehatan.
Pencegahansekunderinimenekankanpadadiagnosadinidan
tindakanuntuk
mnghambatprosespenyakit,Contoh:Mengkajiketer¬belaka
ngan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga
untuk melakukan penieriksaan
kesehatansepertimata,gigi, telinga, dll.
c. Pencegahantertieryaitukegiatanyangmenekankanpengem
balianindividu pada tingkatberfungsinyasecaraoptimal
dariketidakmampuankeluarga, Contoh:
Membantukeluargayangmempunyai
anakdenganresikogangguan kuranggizi untuk
melakukanpemeriksaansecarateratur kePosyandu.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengankonsepevaluasi struktur,
proses,hasil. Fokus:
a. Relevansi antarakenyataandengantarget
b. Perkembangan/kemajuanproses,
kesesuaiandgperencanaan,peran pelaksana,
fasilitasdanjumlahpeserta
c. Efisiensi biaya, bagaimanamencarisumberdana
d. Efisiensi kerja, apakah
tujuantercapai,apakahmasyarakatpuas.
ProsesEvaluasi:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanyakasus baruyg dirujuk ke RS
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.Undang-Undang Nomor3Tahun
1992tentangJaminanSosialTenagaKerja.
Ners Muda,
(Selpi, S.Kep)