Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA)

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA BUNIPAH


KECAMATAN ALUH-ALUH KABUPATEN BANJAR

OLEH:
SELPI
NIM. 1914901110051

PROGRAM STUDIS1 KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATANDAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
K3 (KESEHATAN KESELAMATAN KERJA)

1.1 Pengertian K3
Keselamatankerjaadalahsaranautamapencegahankecelakaan,c
acatdankematiansebagaiakibatkecelakaankerja.Keselamatan
kerjayang baik adalah pintu gerbang keamanan tenaga kerja.
Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga kerja,
juga menimbulkan kerugian – kerugian secara tidak langsung
yaitu kerusakan pada lingkungan kerja (Suma’mur, 2014).

Keselamatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan


atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar
pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun
social, dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit
atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh factor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum
(Notoatmodjo, 2014).
a. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, agar
diperoleh produktif kerja yang optimal.
b. Upaya kesehatan kerja dirumah sakit menyangkut tenaga
kerja, metode/cara kerja, alat kerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan.
c. Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah:
identifikasi permasalahan, evaluasi dan dilanjutkan dengan
tindakan pengendalian.
d. Pekerja rumah sakit adalah tenaga medis: dokter, perawat,
bidan. Sedangkan non medis: insinyur, tehnisi, apoteker, ahli
gizi, fisioterapi, anestesi, rontgen, analis kesehatan, tenaga
administrasi.
e. Unit kerja sterilisasi adalah unit kerja yang mempunyai
tugas pokok melakukan sterilisasi alat-alat medis dirumah
sakit.

Menurut Depkes 2003, kesehatan kerja adalah cabang ilmu


kesehatan yang mempelajari tentang teknik, metoda serta
berbagai upaya penyerasian antara beban kerja, kapasitas
kerja dan lingkungan kerja.
Di Indonesia kesehatan kerja mulai diperkenalkan oleh Belanda
sejak abad ke 17. Rekomendasi Komite bersama ILO dan WHO
tahun 1995 mengenai tujuan kesehatan kerja menekankan
upaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan kapasitas
kerja, perbaikan lingkungan dan pekerjaan yang mendukung
kesehatan dan keselamatan pekerja serta mengembangkan
organisasi dan budaya kerja agar tercapai iklim sosial yang
positif, kelancaran produksi dan peningkatan produktivitas.

Jadi pengertian dari hal-hal yang berhubungan dengan K3


yaitu:
1. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur- unsur penunjang yang
mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik
berupa materil maupun non materil.
a. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material
diantaranya sebagai berikut: Baju kerja, helm, kaca
mata, sarung tangan, dan sepatu.
b. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat
nonmaterial adalah sebagai berikut : Buku petunjuk
penggunaan alat, rambu-rambu dan isyarat bahaya,
himbauan dan petugas keamanan.
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang
bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun
sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun.penyakit.umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan,
dan keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu
keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang
Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2,
keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan
jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
3. KeselamatanKerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan
terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan
kata lain keselamatan kerja merupakan salah satu faktor
yang harus dilakukan selama bekerja.Tidak ada seorang
pun didunia ini yang menginginkan terjadinya
kecelakaan.Keselamatan kerja sangat bergantung pada
jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu
dilaksanakan.
1.2 Tujuan K3
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
memberikan iklim yang kondusif bagi para pekerja untuk
berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit kerja
yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).
Sedangkan menurut Rizky Argama (2006), tujuan dari
dibuatnya program  keselamatan dan kesehatan kerja adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Beberapa tujuan
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak
karyawan dan perusahaan.
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas
perusahaan.
3. Menghemat biaya premi asuransi.
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan kepada karyawannya.

1.3 Gangguan Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut (Nuraini, 2013) gangguan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja adalah:
1. Kualitas organisasi
Tingkat kecelakaan berbeda secara substansi menurut jenis
industry.Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan industry
konstruksi dan manufaktur mempunyai tingkat kecelakan
yang lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan industry
jasa, keuangan, asuransi, dan real estat.
2. Pekerja yang mudah celaka
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai penyebab utama
terjadinya kecelakaan. karakteristik pribadi khusus pekerja
yang selalu cenderung mendapat kecelakan. Tetapi,
karakteristik psikologis dan fisik tentu tampaknya membuat
sebagian pekerja lebih mudah mengalami kecelakaan di
banding yang lain.
3. Pekerja berperangai sadis
Kekerasan ditempat pekerjaan meningkat dengan pesat,
dan perusahaan dianggap bertanggung-jawab terhadap hal
itu.

4. Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan sumber-


sumber potensial
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
yang sama beragamnya seperti gejala-gejala penyakit
tersebut. Beberapa badan federal secara sistematis telah
mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah
mengidentifikasi penyebab penyakit-penyakit berbahaya
berasal dari ansenik, asbes, bensin, biglorometiletter, debu
batu bara asap tungku batu arang, debu kapas, timah,
radiasi dan vinin florida.
5. Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
dalam jangka panjang
6. Kelompok-kelompok pekerjaan yang berisiko
Penambang, pekerja transportasi dan konstruksi, serta
pekerja kerah biru dan pekerja tingkat rendah pada
industry manufaktur menderita sebagian besar penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun
kecelakaan-kecelakaan kerja.
7. Kehidupan kerja berkualitas rendah, bagi banyak pekerja,
kehidupan kerjaberkualitas rendah disebabkan oleh kondisi
tempat kerja yang gagal untuk memenuhi freferensi-
freferensi dan minat-minat tertentu serti rasa tanggung
jawab, keingina akan pemberdayaan dan keterlibatan
dalam pekerjaan, tantangan, harga diri, pengendalian diri,
penghargaan, prestasi, keadilan, kemanan, dan kepastian.
8. Stres
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah
supervisor (atasan), salary (gaji), security (keamanan), dan
safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja yang sempit dan
tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai sejumlah
produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress
yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor. Gaji adalah
penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil,
sementara dengan pekerja yang tidak aman mereka akan
terus berada dalam keadaan tidak pasti.
9. Perubahan organisasi
Perubahan-perubahan yang dibuat oleh perusahaan
biasanya melibatkan sesuatu yang penting dan disertai
dengan ketidakpastian.Banyak perubahan dibuat tanpa
pemberitahuan-pemberitahuan resmi. Orang-orang was-
was apakah perubahan tersebut akan mempunya dampak
kepada mereka, barangkali dengan mengganti mereka.
Atau menyebabkan mereka di pindahkan.Akibtnya, banyak
pekerja menderita gejal-gejala stress.
10. Tingkat kecepatan kerja
Tingkat kecepatan kerja dapat dikendalikan oleh mesin
atau manusia.Kecepatan kerja yang ditentukan oleh mesin
memberikan kendali atas kecepatan pelaksanaan dan hasil
pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepatan yang
ditentukan oleh manusia tersebut memberikan kendali
kepada manusia.Akibat dari kecepatan yang ditentukan
olehn mesin adalah amat besar, pekerja tidak dapat
memuaskan kebutuhan yang penting untuk mengendalikan
situasi.
11. Lingkungan fisik
Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara
meningkatkan produktivitas, hal itu mempunya kelemahan-
kelemahan yang berhubungan dengan stres.
12. Pekerja yang rentan stress
Manusia memang berbeda dalam memberikan respon
terhadap penyebab stress. Perbedaaan klasik adalah yang
disebut sebagaia tipe A dan prilaku tipe B. Orang-orang
dengan prilaku tipe A suka melakukan hal-hal menurut cara
mereka sendiri, dan mau mengeluarkan banyak tenaga
untuk memastikan bahwa tugas-tugas yang sangat sulitpun
dikerjakan dengan cara yang mereka sukai. Orang –orang
dengan perilaku tipe B umumnya lebih toleran. Mereka
tidak mudah frustasi atau marah, dan mereka juga tidak
menghabiskan banyak energy dalam memberikan respon
terhadap hal-hal yang mereka tidak sesuai.
13. Kelelahan kerja (job burnout)
Merupakan sejenis stress yang banyak dialami oleh orang-
orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan,
seperti karyawan kesehatan, pendidikan, kepolisian,
keagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap
pekerjaan ini meliputih reaksi-reaksi sikap dan emaosional
sebagai akibat pengalaman-pengalaman yang berkaitan
dengan pekerjaan.

1.4 Manfaat K3
Bagi pihak manajemen tempat kerja :
1. Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan
keselamatan pekerja di tempat kerja
2. Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
3. Meningkatnya moral staf
4. Menurunnya angka kemangkiran karena sakit
5. Meningkatnya produktivitas
6. Menurunnya biaya kesehatan

Bagi pekerja :
1. Meningkatnya percaya diri
2. Menurunnya stress
3. Meningkatnya semangat kerja
4. Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah
penyakit
5. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
sekitar.

1.5 Trias Kesehatan danKeselamatanKerja


Tempatkerjadanpekerjamerupakanpopulasi,bilamenggunakanp
endekatan triasepidemiologibahwa denganberfokuspada
kesehatandankeselamatan populasi
pekerja,hostdigambarkansebagai manusiayang
rentan,karenaterkait
dengansifatbahayakerja,sehinggadiasumsikanbahwasemuaindi
vidupekerjadan
kelompokberesikoterkenabahayakerja.Agentadalahfaktoryang
berhubungan denganpenyakitdancedera,diklasifikasikan
menjadibiologi,kimia, erginomi, fisik,atau
psikososial.Environment,berhubungandengankondisieksternaly
ang berpengaruh terhadap interaksi host dan agents.

Apabila interaksiantara host,agentdanenvironmenttidakdapat


dikendalikan,maka
timbulahpenyakitataucedera.Ketigafaktortimbulnya penyakit
tersebutadadalam lingkungan pekerja, dengan demikian maka
diasumsikan bahwasemua pekerjayang adadalam
lingkungankerja maka
mempunyairesikountuksakitataucedera,dengandemikian
proaktifdariperawat menjadihalyang penting
dalamupayamencegahterjadinyapenyakitataucedera
akibatkerjamelaluidesignyang
efektifmelalui3levelprevensi;primer,sekunder dan
tersier.Lingkup KegiatanProgram Keperawatan Kerja:
a. Riwayat kesehatan terutama parapekerjadan
keluargapekerja
b. Pengkajianatauscreening
c. Surveillanceatau monitoring
d. Primaryhealth care
e. Konseling

ProgramPelayananKesehatanKerja
adalahprogrampelayananparipurna, terdiridari 3 level
prevensi yaitu prevensi primer, sekunderdan tersier yang
dilaksanakan dalam suatu systemyangterpadu.
a. Pelayanan prevensi primer, kegiatannyaantaralain:
1) Pemeriksaan kesehatanawal, berkaladan khusus
2) Immunisasi
3) Kesehatan lingkungan kerja
4) Perlindungan diri terhadap bahaya-bahayaperkerjaan
5) Penyerasaian manusiadengan mesin dan alat
kerja(ergonomik)
6) Pengendalian bahayalingkungan kerja
7) Pendidikan dan penyuluhan tentangkesehatan kerja
8) Pemeliharaan berat badan ideal
9)

Perbaikangizi,menuseimbangdanpemilihanmakananyang
sehatdan aman
10) Olah-raga
b. Pelayanan Prevensi sekunder
Pelayanandiberikankepadapekerjayang
sudahmengalamigangguan pekerjaan.
Pelayananmeliputipengobatan
terhadappenyakitumummaupun penyakitakibat kerja,
kegiatannyaantaralain:
1) Konseling
2) Screeningadanyagangguan akibat kerja
3) Penatalaksanaan kasus
4) Penanganan kegawat daruratan baik fisik
maupunpsikologis akibat kerja
5) Rujukan
6) HomeVisite terhadap
pekerjayangmengalamigangguanakibat kerja
c. Pelayanan Prevensi tersier
Pelayanandiberikankepada
pekerjayangtelahmenderitacacatsehingga
menyebabkanketidakmampuanbekerja secara
permanentbaik sebagianmaupun seluruh kemampuan
bekerjanya. Kegiantannyaantaralain:
1) Latihandanpendidikanpekerjauntuk
dapatmenggunakankemampuannya yangmasih
adasecaramaksimal.
2) Penempatan kembali pekerjayangsecaraselektif sesuai
kemampuannya.

1.6 Syarat-Syarat K3
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang
perlindungan atas keselamatan karyawan dijamin pada pasal
108 yaitu:
a. Keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Pelaksanaan yang sesuai dengan harkat dan martabat
sebagai manusia sertanilai-nilai agama
1.7 Faktor Yang Mempengaruhi K3
Faktor-faktor yang berpengaruh pada kesehatan kerja meliputi:
1. Penyakit umum (penyakit infeksi yang di derita tenaga kerja
seperti ISPA, Diarchea, menyebabkan tingginya absenteisme
tenaga kerja dan menurunkan produktivitas).
2. Penyakit akibat kerja (akibat hygiene perusahaan yang
kurang baik, akibat gangguan mental psikologi akibat kerja)
3. Status gizi tenaga kerja yang kurang baik (disebabkan
karena penyakit endemis, parasit atau intake makanan yang
kurang, beban kerja, sehingga dapat berpengaruh pada
produktivitas)
4. Lingkungan kerja yang kurang nyaman (seperti faktor fisik,
fisiologis, mental psikologis, faktor kimia dan biologis,
kondisi tersebut bila tidak optimal bisa mengganggu
kesehatan mulai dari yang ringan seperti mengganggu
kenyamanan kerja hingga yang berat yang dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja)
5. Perencanaan ergonomi (perencanaan penserasian manusia
dan mesin/alat, termasuk perbaikan cara kerja, perencanaan
ergonomi yang baik diperoleh hasil kerja optimal dan
produktivitas tinggi)
6. Faktor mental psikologi (kegairahan dan kenyamanan kerja
akan sangat meningkatkan dedikasi dan motivasi kerja.
7. Kesejahteraan tenaga kerja yang rendah (akibat pengupahan
yang rendah, keluarga berencana yang kurang terlaksana)
8. Kurang pemahaman (kurangnya pemahaman baik
pengusaha maupun tenaga kerja bahwa ada hubungan
antara kondisi kesehatan dengan produktivitas).
a. FaktorBiologis
Lingkungankerja
padaPelayananKesehatanfavorablebagiberkembang
biaknyastrainkumanyangresisten,terutamakuman-
kumanpyogenic,colli,bacilli danstaphylococci,yang
bersumberdaripasien,benda-bendayang terkontaminasi
dan udara.Virusyang menyebar melaluikontak
dengandarahdansekreta
(misalnyaHIVdanHep.B)dapatmenginfeksi pekerja
hanyaakibatkecelakaan kecildipekerjaan,misalnyakarena
tergoresatautertusukjarumyang terkontaminasi virus.
Pencegahan :
1) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar
tentangkebersihan, epidemilogi dan desinfeksi.
2) Sebelumbekerjadilakukan pemeriksaankesehatan
untuk memastikan dalam keadaan sehat badani,
punyacukupkekebalan alami untuk bekrjadengan
bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
3) Pengelolaan limbah infeksiusdengan benar.
4) Kebersihandiridaripetugas.
b. Faktor Kimia
Petugasdilaboratoriumkesehatanyang sering
kalikontakdenganbahan kimiadanobat-
obatansepertiantibiotika,demikianpuladengansolvent
yang banyakdigunakandalamkomponenantiseptik,
desinfektandikenalsebagaizat
yangpalingkarsinogen.Semuabahancepatataulambatinida
patmemberidampak
negatifterhadapkesehatanmereka.Gangguankesehatanya
ngpalingseringadalah dermatosiskontakakibatkerjayang
padaumumnyadisebabkanolehiritasi (amoniak, dioksan)
dan hanyasedikit sajaoleh karena alergi
(keton).Bahantoksik ( trichloroethane,
tetrachloromethane) jikatertelan, trhirupatau
terserapmelalui kulit dapat menyebabkan penyakit
akut ataukronik, bahkan kematian. Bahan
korosif(asamdanbasa)akanmengakibatkankerusakanjarin
ganyang irreversible padadaerahyangterpapar.
Pencegahan :
1) Materialsafetydatasheet(MSDS)dariseluruhbahankimi
ayangadauntuk diketahui oleh seluruh petugas
laboratorium.
2) Menggunakankaretisap(rubberbulb)ataualatvakumunt
ukmencegah tertelannyabahan kimia dan
terhirupnyaaerosol.
3) Menggunakanalatpelindungdiri(pelindungmata,sarung
tangan,celemek, jas laboratorium) denganbenar.
4) Hindaripenggunaanlensakontak,karenadapatmelekata
ntaramatadan lensa.
5) Menggunakanalat pelindungpernafasan denganbenar.
c. Faktor Ergonomi
Ergonomisebagaiilmu,teknologidanseniberupayamenyera
sikanalat,cara,
prosesdanlingkungankerjaterhadapkemampuan,keboleha
ndanbatasanmanusia
untukterwujudnyakondisidanlingkungankerjayang
sehat,aman,nyamandan tercapaiefisiensiyangsetinggi-
tingginya.Pendekatanergonomibersifatkonseptual
dankuratif,secarapopulerkeduapendekatantersebutdiken
alsebagaiTofittheJob
totheManandtofittheMantotheJob.Sebagianbesarpekerjadi
perkantoranatau
PelayananKesehatanpemerintah,bekerjadalamposisiyang
kurangergonomis,misalnyatenagaoperatorperalatan,halin
i disebabkanperalatanyangdigunakan
padaumumnyabarang imporyang
disainnyatidaksesuaidenganukuranpekerja
Indonesia.Posisikerjayangsalahdandipaksakandapatmeny
ebabkanmudahlelah
sehinggakerjamenjadikurangefisiendandalamjangkapanja
ngdapatmenyebakan
gangguanfisikdanpsikologis(stress)dengankeluhanyang
paling seringadalah nyeri pinggangkerja(low back pain).
d. FaktorFisik
Faktorfisikdilaboratoriumkesehatanyangdapatmenimbulk
anmasalah kesehatan kerjameliputi :
1) Kebisingan,getaran akibat mesin dapat menyebabkan
stress dan ketulian.
2) Pencahayaanyang kurang
dapatmenyebabkangangguanpenglihatan dan
kecelakaan kerja.
3) Suhu dan kelembabanyangtinggi ditempat kerja.
4) Terimbas kecelakaan/kebakaranakibat
lingkungansekitar.
5) Terkenaradiasi Khusus untuk radiasi, dengan
berkembangnya teknologi
pemeriksaan,penggunaannyameningkatsangattajamd
anjikatidakdikontrol dapat membahayakan
petugasyangmenangani.
Pencegahan :
1) Pengendalian cahayadi ruangkerja
2) Pengaturan ventilasi danpenyediaanair
minumyangcukup memadai.
3) Menurunkangetaran dengan bantalanantivibrasi.
4) Pengaturan jadwal kerjayangsesuai.
5) Pelindungmatauntuk sinarlaser
6) Filteruntuk mikroskop
e. FaktorPsikososialBeberapacontohfaktorpsikososialyangda
patmenyebabkan stress
1) Pelayanankesehatansering kalibersifatemergencydan
menyangkuthidup matiseseorang.Untukitupekerja
dilaboratoriumkesehatan dituntutuntuk
memberikanpelayanan
yangtepatdancepatdisertaidengankewibawaandan
keramahan-tamahan.
2) Pekerjaan padaunit-unittertentuyangsangat
monoton.
3) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
dan bawahan atau sesama teman kerja.
4) Bebanmentalkarenamenjadipanutanbagimitrakerjadi
sektorformal ataupun informal.
1.8 Indikator K3
Menurut Mangkunegara (2002, p.170), bahwa indikator
penyebab keselamatan kerja adalah:
1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
- Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
- Ruang kerja yang terlalu padat dan sesaat
- Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
2. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
- Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
- Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang
baik Pengaturan Penerangan

1.9 Pelayanan Kesehatan Kerja


Per Menakertrans No.03/1982
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
2. Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan & pengawasan lingkungan kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitasi air
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga
kerja
6. Pencegahan thd peny umum & PAK
7. P3K
8. Pelatihan Petugas P3K, Perencanaan tempat kerja, APD, gizi
9. Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
10. Pembinaan terhadap tenaga kerja yg punya kelainan

1.10 K3 Dalam Beberapa Sektor


a. K3 Sektor Informal :
Dalam 70 – 80% angkatan kerja di sektor informal Termasuk
sektor ini :petani, nelayan, pedagang kecil dll memiliki
keterbatasan :
1) Kurang mampu memelihara kes diri & kelg
2) Sering terpajan bahaya potensi lingkungan
3) Jam kerja tidak teratur
4) Beban kerja terlalu berat
5) Penghasilan rendah
6) Belum mendapat yankesja
b. Sektor Informal :
Departemen Kesehatan :
1) Tdk menggunakan pola kegiatan yg diatur oleh sistem
manajemen profesional
2) Modal, peraturan, perlengkapan dan omzet biasanya
kecil
3) Umumnya dilakukan gol masy berpenghasilan rendah
4) Tdk selalu menggunakan keahlian & ketrampilan formal

1.11 Penyakit Akibat Kerja


Berdasarkan SK Presiden No.22 tahun 1993, disebutkan
berbagai macam penyakit yang timbul karena hubungan kerja
yaitu :
a. Pneumoconiosis yang disebabkan oleh debu mineral
pembentuk jaringan parut,yang silikonsnya merupakan
factor utama penyebab cacat dan kematian.
b. Penyakit paru dan saluran pernafasan (broncopulmoner)
yang disebabkan oleh debu logam keras.
c. Penyakit paru dan saluran pernafasan (broncopulmoner)
yang disebabkan oleh debu kapas vlas, henep, dan sisal
(bissinosis).
d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab
sensitivisasi dan zatperangsang yang dikenal yang berada
dalam proses pekerjaan.
e. Aliveolitis alergika yang disebabkan oleh factor dari luar
sebagai akibat dari penghirupan debu organic.
f. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau
persenyawaannya yang beracun.
g. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya
yang beracun.
h. Penyakit yang disebabkan faktor atau persenyawaanya
yang beracun.
i. Penyakit.yang.disebabkan.oleh.krom..atau.persenyawaanny
a.yang beracun.
j. Penyakit yang disebabkan oleh: mangan, arsen, raksa,
timbal, fluor,benzena, derivat halogen,derivat nitro,dan
amina dari benzena atau homolognya yang beracun.
k. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol, atau keton. .
l. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab
asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida,
hydrogen sianida, hydrogen sulfida, atau derivatnya yang
beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
m. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-
kelainan otot urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi
atau syaraf tepi).
n. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara
yang bertekanan lebih.
o. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetic dan
radiasi mengion.
p. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab
fisik, kimiawi, atau biologik.
q. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh
ter,pic,bitumen, minyak mineral, antrasena, atau
persenyaweaan, produk atau residu dari zat tersebut.
r. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh
abses.
s. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki
resiko kontaminnasi khusus.

1.12 Masalah Kesehatan Kerja


Penelitian Depkes (1989) :
Penyakit/gangguan kes :
a. Gangguan virus biasa terjadi pada petani dan nelayan.
b. Gangg pendengaran biasaterjadi pada penyelam dan pandai
besi.
c. Kelainan paru biasa terjadi pada penyelam dan perajin batu
bata.
d. Kelainan kulit biasa terjadi pada petanidan nelayan.

1.13 KebijakanPemerintah Tentang Hiperkes


1. Definisi
CabangdariIKM,yangmempelajari cara-cara
pengawasanserta pemeliharaankesehatantenaga kerja
danmasyarakatdisekitar perusahaandan segala
kemungkinangangguankesehatan
dankeselamatanakibatprosesproduksi
diperusahaan.Lapangan kesehatanyang mengurusi proses
kesehatansecara menyeluruh (kuratif, preventif,penyesuaian
faktor manusiawi, hygiene).
2. Tujuan
a. Agarmasyarakatpekerjadapatmencapaiderajatkesehatany
angsetinggi- tingginya, baik fisik, mental, dan sosialnya.
b. Agar masyarakatsekitar perusahaan terlindung dari
bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahanyangberasal
dari perusahaan.
c. Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan
kesehatan masyarakat konsumennya.
d. Agarefisiensikerjadandayaproduktivitaspara
karyawanmeningkatdan dengan demikian
akanmeningkatkan pulaproduksi perusahaan.
e. Sebagai tindakan korektif padalingkungan.
f. Hyghiene:agartenagakerjaterlindungdariresikokerja
(pemantauan).
g. Kesehatan kerja: pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan kelelahan
kerja,perlindunganmasyarakatsekitar,menciptakan
tenagakerjayangproduktif.
3. Usaha

Meningkatkanmorilkerja,meningkatkandanmemeliharakeseh
atanyang setinggi-tingginya, mencegah timbulnyagangguan
kesehatan.
a. Pencegahandan pemberantasan penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
b. Pemeliharaandan peningkatankesehatantenagakerja.
c.

Pemeliharaandanpeningkatanefisiensidandayaproduktifita
stenaga manusia.
d. Pemberantasan kelelahankerjadan peningkatan
kegairahan kerja.
e.

Pemeliharaandanpeningkatanhygienidansanitasiperusaha
anpada umumnya sepertikebersihanruangan-ruangancara
pembuangansampah pengolaan dsb.
f. Perlindunganbagimasyarakatsekitar suatuperusahaan
agar tehindar dari pengotoran oleh bahan-bahan dari
perusahaanyangbersangkutan.
g. Perlindunganmasyarakatluasdaribahaya-bahayayang
mungkinditimbulkan oleh hasil-hasilproduksi perusahaan.
4. Ruanglingkup
Kesehatanmasyarakat:masyarakatumum,hiperkes:tenaga
kerja dan
masyarakatdisekitarnya,mencegahtimbulnyagangguankeseh
atan bagipekerja, memeliharakesehatn dilingkungan
kerja,mmberiperlindungan bagi pekerja.

Hiperkes:ilmukedokterankerja,occupationalmedicine:kesehat
an kerja, keracunan perusahaan, jiwaperusahaan dan
keselamatan kerja.

1.14 Fungsi danPeranPerawat


Hiperkes
1. Definisi
AmericanAssociationofOccupationalHealthNursesmende
fenisikan perawathiperkessebagai“Orangyang
memberikanpelayananmedis
kepadatenagakerja”.SedangkanDepartementof
Labor(DOL)USA mendefenisikansebagai“Orangyang
memberikanpelayananmedisatas
petunjukumumkesehatankepadasisakitataupekerjayang
mendapat
kecelakaanatauoranglainyangmenjadisakitataumenderitakec
elakaandi tempat kerja.
Seorangperawat hiperkes adalah seseorang
yangberijazah perawat dan memiliki
pengalaman/trainingkeperawatandalam hiperkes dan
bekerja melayani kesehatan tenagakerjadi perusahaan.
2. Fungsi perawat hiperkes
Fungsiseorang perawathiperkessangattergantung
kepada kebijaksanaanperusahaandalamhalluasnyaruang
lingkupusaha kesehatan,susunandanjumlahtenaga
kesehatanyangdipekerjakandalam perusahaan.
Dokterperusahaanbiasanyamemegang tanggung-
jawabdalam menyelenggarakankesehatanperusahaan,
namunkitaketahuisekarang ini
bahwatidaksemuaperusahaanmempekerjakandokter
secarafulltime. Dalamkondisisepertiini,makaperawatyang
menjadilebihbanyak melayani aktivitas kesehatan di
perusahaan.
Apabila perawatmerupakansatu-
satunyatenagakesehatanyangfull timedi perusahaan,
makafungsinyaadalah:
a) Membantudokterperusahaandalammenyusunrencanaker
jahiperkesdi perusahaan.
b) Melaksanakan program kerja yang telah digariskan,
termasuk administrasi kesehatan kerja.
c) Memeliharadan mempertinggi mutu pelayanan
perawatan/pengobatan.
d) Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan
fasilitas kesehatan perusahaan.
e) Membantudokterdalampemeriksaankesehatansesuaicara
-carayang telah disetujui.
f) Ikut membantumenentukan kasus-kasus penderita,
serta berusaha menindaklanjutisesuai
wewenangyangdiberikankepadanya.
g) Ikut menilai keadaan kesehatan
tenagakerjadihubungkan denganfaktor pekerjaan dan
melaporkan kepadadokter perusahaan.
h) Membantuusahaperbaikankesehatanlingkungandanperu
sahaansesuai kemampuanyang ada.
i) Ikut mengambil peranan dalam usaha-
usahakemasyarakatan: UKS.
j) Membantu,merencanakandanataumelaksanakansendirik
unjungan rumah sebagai salah satudari segi
kegiatannya.
k) Menyelenggarakan pendidikanhiperkes kepada tenaga
kerja yang dilayani.
l) Turut ambilbagian dalam usahakeselamatan kerja.
m) Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk
statistic dan evaluasi.
n) Turut membantu dalam usahapenyelidikan kesehatan
tenagakerja.
o) Memeliharahubunganyangharmonis dalam perusahaan.
p) Memberikan penyuluhandalam bidangkesehatan.
q) Bilalebihdarisatuparamedishiperkesdalamsatuperusahaa
n,maka pimpinan paramedishiperkesharus
mengkoordinasidanmengawasi pelaksanaan semua
usahaperawatan hiperkes.

MenurutJaneA.LeR.NdalambukunyaTheNewNurseinIndustry,
beberapa fungsi spesifik dari perawat hiperkesadalah :
a) Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan
perusahaan/industri dalam
membuatprogramdanpengolahanpelayananhiperkesyang
mana bertujuanmemberikan
pemeliharaan/perawatankesehatanyang sebaik mungkin
kepadatenagakerja
b) Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk
penyakit-
penyakitataukorbankecelakaanbaikakibatkerjamaupunya
ng bukan akibat kerjabedasarkan petunjuk-petunjuk
kesehatanyangada.
c) Mengawasipengangkutansisakitkorbankecelakaanke
rumahsakit, klinik atau kekantor dokteruntuk
mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut.
d) Melakukan referralkesehatan dan pencanaan kelanjutan
perawatan dan follow up dengan rumahsakitatau klinik
spesialisyang ada.
e) Mengembangkandan memeliharasystemrecorddan
reportkesehatan dan keselamatanyangsesuai dengan
proseduryangadadi perusahaan.
f) Mengembangkan dan memperbarui policy dan
prosedur servis perawatan.
g) Membantu programphysicalexamination (pemeriksaan
fisik) dapatkan data-data keterangan-keterangan
mengenai kesehatan dan pekerjaan.
h) Lakukanreferralyangtepatdanberikansuaturekomendasim
engenai hasilyangpositif.
i) Memberinasehatpadatenagakerjayangmendapatkesukara
ndanjadilaj perantara
untukmembantumenyelesaikanpersoalanbaikemosional
maupun personal.
j) Mengajarkaryawan
praktekkesehatankeselamatankerjayang baik,dan
memberikan motivasi untuk memperbaikipraktek-praktek
kesehatan.
k) Mengenaikebutuhankesehatanyangdiperlukankaryawand
engan obyektif
danmenetapkanprogramHealthPromotion,Maintenance
and Restoration.\
l) Kerjasamadengantimhiperkesataukesehatankerjadalamm
encari jalanbagaimana
untukpeningkatanpengawasanterhadaplingkungan
kerjadanpengawasankesehatanyang
terusmenerusterhadapkaryawan yang
terpapardenganbahan-bahanyang dapatmembahayakan
kesehatannya.
m) Tetap waspadadan mengikuti standar-standar kesehatan
dan keselamatankerjayang
adadalammenjalankanpraktek-praktek perawatan dan
pengobatan dalam bidanghiperkesini.
n) Secara periodik untuk meninjau kembali program-
program perawatan danaktifitasperawatan lainnya
demiuntukkelayakandan memenuhi kebutuhan serta
efisiensi.
o) Ikutsertadalamorganisasiperawat(professionalperawat)se
perti ikatan paramedik hiperkes, dll.
p) Merupakantanggungjawab pribadiyangtidak boleh
dilupakan dan penting
adalahmengikutikemajuandanperkembanganprofessional
(continues education).

1.15 Asuhan KeperawatanKesehatanKerja


1. Pengkajian
a. Inti (core)
1) Histori : Kapan mulai bekerja; Usiamulai bekerja; Alasan
bekerja; Pengalaman pekerja
2) Demografi:
Distribusipekerjaberdasarkanjeniskelamin,usia,
pendidikan, jenis pendidikan, kecelakaan kerja,
keamitian akibat
kerjajumlahtanggungan,pekerjaansampinganpekerja,ke
biasaan pekerja, jenis olahraga
b. Subsistem
1) LingkunganFisik: Iklim/cuaca; Suhu ruangan;
Tingkatankebisingan,paparanzat kimia; Penataan
ruangan kerja; Penataan eksteriorperusahaan;
Pengaruh penataan terhadap pekerja; Dampak
lingkungan fisikterhadap pekerja
2) Pendidikan: Program pendidikan bagipekerjadan
keluarga; Jenjangkarirdan pendidikan; Penghargaan
terhadap pendidikan pekerjadan keluarga; Fasilitas
pendidikan di perusahaan; Jenis
pendidikanyangdiberikan.
3) Keamanan dan Transportasi: Jenis fasilitas keamanan
dan transportasi pekerjadan keluarga;
Pemanfaatanfasilitas keamanan dan transportasi bagi
pekerja;
Dampakfasilitaskeamanandantransportasibagipekerjad
an keluarga
4) Politik dan Pemerintahan: Jenis aturan perusahaanbagi
pekerjadan keluarga; Efektifitas aturan perusahaan
bagi pekerjadan keluarga; Perlindungan
pemerintahterhadap pekerjadan keluarga; Situasi
politik dan pengaruh terhadap pekerjadankeluarga.
5) Pelayanan Umum dan Kesehatan: Jenis pelayanan
umumdan kesehatan bagi pekerjadankeluarga
(saranaolahraga, klinik, RS, saranapenyaluran
hobi/bakat); Kondisi saranaumumdan kesehatan;
Pemanfaatanfasilitasumumdankesehatanbagipekerjad
an keluarga;
Dampakpelayananumumdankesehatanterhadappekerj
adan keluarga.
6) Komunikasi: Jenis saranakomunikasi yangdiberikan
perusahaan; Cara pemanfaatansaranakomunikasi;
Acarayangberhubungandenganpertemuandireksi,peker
jadan keluarga(formal/informal); Dampak
saranakomunikasi bagi pekerjadan keluarga.
7) Ekonomi: Penghasilan
pekerja(berdasarkanUMR/kelayakan hidup); Efektifitas
penghasilan dalam mengatasi keuangan keluarga
pekerja; Bentuk bonus, atau tambahan penghasilan
yang diberikan perusahaan; Tingkat kesejahteraan
pekerjadan keluarga.
8) Rekreasi: Jenis rekreasiyangdiberikan perusahaan;
Pemanfaatanrekreasi perusahaan bagi
pekerjadankeluarga;
Jenisrekreasiyangdilakukanolehpekerjadankeluargasela
in dari perusahaan; Jadwalrekreasi/frekuensirekreasi;
Dampak rekreasi terhadap motivasi bekerja
2. Analisis Data
Prioritas:
a. Masalah (aktual, resiko,potensial)
b. Ketersediaan sarana
c. Kemauan pekerjadan keluarga Kemauan perusahaan

Analisa masalahberdasarkandata fokus, anatara lain:


a. Kecelakaan kerjayg seringterjadi
b. Perilakuyangtidak sehat
c. Lingkunganyangtidak sehat
d. Penyakitakibat kerja
e. Pengetahuanyangkurang
f. Kurangnyafasilitas pendukung
3. Diagnosa Keperawatan Yang MungkinMuncul
a. Perilaku kesehatan cenderungberisiko
b. Risiko cedera
4. Intervensi
N Diagnosa NOC NIC
o
1 Perilaku Knowledge: Health
kesehata HealthPromotion Education
n Setelahdilakukan 1. Identifikasi kebutuhan
cenderun tindakan pendidikan kesehatan
g keperawatan pada siswa
berisiko selama 1 x 60 2. Tentukan pengetahuan
berhubu menit masalah siswatentang
ngan teratasi dengan kesehatan
dengan kriteriahasil: 3. Rumuskan tujuan
kurang 1. untuk program
pemaha pendidikan kesehatan
man Perilakuyangmen 4. Gunakan
ingkatkan presentasigrup untuk
kesehatan(4) memberidukungan
2.

Sumberterkemuk
a perawatan
kesehtan (4)

Ket:
1. No knowledge
2. Limited
knowledge
3. Moderate
knowledge
4. Substantial
knowledge
5.

Extensiveknowle
dge
2 RisikoCe Safety Behavior EnvironmentManagement
dera Setelahdilakukan (Manajemen lingkungan)
tindakan 1. Sediakan lingkungan
keperawatan yang aman untuk
selama 1x 30 pasien
menit Kelompok 2. Identifikasi
pekerja tidak kebutuhankeamananpa
mengalamiinjury sien, sesuai dengan
dengan kriteri kondisi fisik dan fungsi
hasil: kognitif pasien dan
1. Kelompok riwayat penyakit
pekerjaterbebas terdahulu pasien
dari cedera 3. Menghindarkan
2. Kelompok lingkunganyangberbaha
pekerja mampu ya (misalnya
menjelaskan memindahkan
cara/metode perabotan)
untukmencega 4. Mengontrol lingkungan
h injury/cedera dari kebisingan
3. Kelompok 5. Memindahkan barang-
pekerja mampu barang yangdapat
menjelaskan membahayakan
factor risiko
darilingkungan/
perilaku
personal
4. Kelompok
pekerja
memodifikasi
gaya hidup
untuk
mencegah
injury
5. Menggunakan
fasilitas
kesehatan
yang ada
6. Mampu
mengenali
perubahan
status
kesehatan

5. Implementasi
Perawat bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yangsifatnya:
a. Bantuandalamupayamengatasi masalah-masalah.
b. Mendidik komunitasi tentangperilaku sehat.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligusmenfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas.
Pada kegiatanpraktik keperawatankomunitas berfokus pada
tingkat pencegahan, yaitu:
a. Pencegahanprimeryaitupencegahansebelumsakitdandifok
uskanpada populasi sehat, mencakup pada kegiatan
kesehatan secara umum serta
perlindungankhususterhadappenyakit,contoh:imunisasi,p
enyuluhangizi, simulasidanbimbingandini dalamkesehatan
keluarga.
b. Pencegahansekunderyaitukegiatanyangdilakukanpada
saatterjadinya
perubahanderajatkesehatanmasyarakatclanditemukanma
salahkesehatan.
Pencegahansekunderinimenekankanpadadiagnosadinidan
tindakanuntuk
mnghambatprosespenyakit,Contoh:Mengkajiketer¬belaka
ngan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga
untuk melakukan penieriksaan
kesehatansepertimata,gigi, telinga, dll.
c. Pencegahantertieryaitukegiatanyangmenekankanpengem
balianindividu pada tingkatberfungsinyasecaraoptimal
dariketidakmampuankeluarga, Contoh:
Membantukeluargayangmempunyai
anakdenganresikogangguan kuranggizi untuk
melakukanpemeriksaansecarateratur kePosyandu.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengankonsepevaluasi struktur,
proses,hasil. Fokus:
a. Relevansi antarakenyataandengantarget
b. Perkembangan/kemajuanproses,
kesesuaiandgperencanaan,peran pelaksana,
fasilitasdanjumlahpeserta
c. Efisiensi biaya, bagaimanamencarisumberdana
d. Efisiensi kerja, apakah
tujuantercapai,apakahmasyarakatpuas.
ProsesEvaluasi:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal
b. Mencatat adanyakasus baruyg dirujuk ke RS
DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto,Helena dan Syaifullah.(2005).Hukum


PerburuhanBidangKesehatandan Keselamatan
Kerja.Jakarta: Badan PenerbitFakultas Hukum Universitas
Indonesia.

Indonesia.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja.

Indonesia.Undang-Undang Nomor3Tahun
1992tentangJaminanSosialTenagaKerja.

Nuraini.(2013).Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV


Aswaja Pressindo.

Rika Ampuh Hadiguna. (2009). Manajemen Sumber Daya


Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan). Jakarta: Penerbit
Erlangga

Suma’mur. (2014). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.


Bandung: Sagung Seto.

Notoatmodjo S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka


Cipta.

Sucipto CD. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Yogyakarta:


Gosyen Publising
Banjarmasin, 10 April
2020

Ners Muda,

(Selpi, S.Kep)

Preseptor Akademik 1, Preseptor Akademik


2,

(Roly Marwan Mathuridy, Ns.,M.Kep) (Lukman Harun,


Ns.,M.Imun)

Anda mungkin juga menyukai