DISUSUN OLEH :
A. PENGERTIAN
Keselamatankerjaadalahsaranautamapencegahankecelakaan,
cacatdankematiansebagaiakibatkecelakaankerja. Keselamatan kerja yang baik adalah
pintu gerbang keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi
tenaga kerja, juga menimbulkan kerugian – kerugian secara tidak langsung yaitu
kerusakan pada lingkungan kerja (Suma’mur, 2014).
a. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban
kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktif kerja yang optimal.
b. Upaya kesehatan kerja dirumah sakit menyangkut tenaga kerja, metode/cara kerja,
alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.
c. Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah: identifikasi permasalahan,
evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
d. Pekerja rumah sakit adalah tenaga medis: dokter, perawat, bidan. Sedangkan non
medis: insinyur, tehnisi, apoteker, ahli gizi, fisioterapi, anestesi, rontgen, analis
kesehatan, tenaga administrasi.
e. Unit kerja sterilisasi adalah unit kerja yang mempunyai tugas pokok melakukan
sterilisasi alat-alat medis dirumah sakit.
B. TujuanProgram Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim
yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan
penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama
(2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan
kepada karyawannya
C. Gangguan Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut (Nuraini, 2013) gangguan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
1. Kualitas organisasi
Tingkat kecelakaan berbeda secara substansi menurut jenis industry. Sebagai
contoh, perusahaan-perusahaan industry konstruksi dan manufaktur mempunyai
tingkat kecelakan yang lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan industry jasa,
keuangan, asuransi, dan real estat.
2. Pekerja yang mudah celaka
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai penyebab utama terjadinya
kecelakaan. karakteristik pribadi khusus pekerja yang selalu cenderung mendapat
kecelakan. Tetapi, karakteristik psikologis dan fisik tentu tampaknya membuat
sebagian pekerja lebih mudah mengalami kecelakaan di banding yang lain.
3. Pekerja berperangai sadis
Kekerasan ditempat pekerjaan meningkat dengan pesat, dan perusahaan
dianggap bertanggung-jawab terhadap hal itu.
4. Penyakit-penyakit yang diakibatkan dipekerjaan sumber-sumber potensial
Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan yang sama
beragamnya seperti gejala-gejala penyakit tersebut. Beberapa badan federal secara
sistematis telah mempelajari lingkungan pekerjaan, dan telah mengidentifikasi
penyebab penyakit-penyakit berbahaya berasal dari ansenik, asbes, bensin,
biglorometiletter, debu batu bara asap tungku batu arang, debu kapas, timah, radiasi
dan vinin florida.
5. Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dalam jangka panjang
6. Kelompok-kelompok pekerjaan yang berisiko
Penambang, pekerja transportasi dan konstruksi, serta pekerja kerah biru dan
pekerja tingkat rendah pada industry manufaktur menderita sebagian besar penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kecelakaan-kecelakaan kerja.
7. Kehidupan kerja berkualitas rendah, bagi banyak pekerja, kehidupan kerja
berkualitas rendah disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk
memenuhi freferensi-freferensi dan minat-minat tertentu serti rasa tanggung jawab,
keingina akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga
diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, kemanan, dan kepastian.
8. Stres
Penyebab umum stress bagi banyak pekerja adalah supervisor (atasan), salary
(gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja yang
sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai sejumlah produksi
yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress yang dikaitkan para pekerja dengan
supervisor. Gaji adalah penyebab stress bila dianggap tidak diberikan secara adil,
sementara dengan pekerja yang tidak aman mereka akan terus berada dalam
keadaan tidak pasti.
9. Perubahan organisasi.
Perubahan-perubahan yang dibuat oleh perusahaan biasanya melibatkan
sesuatu yang penting dan disertai dengan ketidakpastian. Banyak perubahan dibuat
tanpa pemberitahuan-pemberitahuan resmi. Orang-orang was-was apakah perubahan
tersebut akan mempunya dampak kepada mereka, barangkali dengan mengganti
mereka. Atau menyebabkan mereka di pindahkan. Akibtnya, banyak pekerja
menderita gejal-gejala stress.
10. Tingkat kecepatan kerja.
Tingkat kecepatan kerja dapat dikendalikan oleh mesin atau manusia.
Kecepatan kerja yang ditentukan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan
pelaksanaan dan hasil pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepatan yang
ditentukan oleh manusia tersebut memberikan kendali kepada manusia. Akibat dari
kecepatan yang ditentukan olehn mesin adalah amat besar, pekerja tidak dapat
memuaskan kebutuhan yang penting untuk mengendalikan situasi.
11. Lingkungan fisik
Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara meningkatkan produktivitas,
hal itu mempunya kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan stres.
12. Pekerja yang rentan stress
Manusia memang berbeda dalam memberikan respon terhadap penyebab
stress. Perbedaaan klasik adalah yang disebut sebagaia tipe A dan prilaku tipe B.
Orang-orang dengan prilaku tipe A suka melakukan hal-hal menurut cara mereka
sendiri, dan mau mengeluarkan banyak tenaga untuk memastikan bahwa tugas-tugas
yang sangat sulitpun dikerjakan dengan cara yang mereka sukai. Orang –orang
dengan perilaku tipe B umumnya lebih toleran. Mereka tidak mudah frustasi atau
marah, dan mereka juga tidak menghabiskan banyak energy dalam memberikan
respon terhadap hal-hal yang mereka tidak sesuai.
13. Kelelahan kerja (job burnout)
Merupakan sejenis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja
dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti karyawan kesehatan, pendidikan,
kepolisian, keagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap pekerjaan ini
meliputih reaksi-reaksi sikap dan emaosional sebagai akibat pengalaman-
pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan.
D. Strategi Meningkatkan Kualitas Kerja
Terdapat beberapa tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya kerja
hal yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab kemudian membuat
strategi untuk meningkatkan kualitas kerja. Untuk menentukan apakah suatu strategi
efektif atau tidak, perusahaan dapat membandingkan insiden, kegawatan, dan frekuensi
penyakit-penyakit dan kecelakaan sebelum dan sesudah strategi tersebut diberlakukan
kepada pekerja. Menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi (2007) Strategi
Meningkatkan Kualitas Kerja sebagai berikut: