Anda di halaman 1dari 5

ETIOLOGI

A. MIND MAP HIPERTENSI Faktor primer


BAB II  Faktor keturunan atau genetik
KLASIFIKASI TINJAUAN TEORI
 Ciri perseorangan:

1. Umur
No Kategori Sistolik
PENGERTIAN 2. Jenis kelamin
(mmHg)
1. Optimal <120  Peningkatan tekanan darah sistolik 3. Kebiasaan hidup. Seperti: mengonsumsi
2. Normal 120 – 129 sedikitnya 140 mmHg atau tekanan garam yang tinggi (melebihi dari 30gr)
3. High Normal 130 – 139 diastoliknya sedikitnya 90 mmHg.
4. Hipertensi 4. Kegemukan atau obesitas
Grade 1 (ringan) 140 – 159
5. Stress
Grade 2 (sedang) 160 – 179
Grade 3 (berat) 180 – 209 6. Merokok
Grade 4 (sangat >210
7. Minum alkohol
berat)
HIPERTENSI 8. Minum obat-obatan. Seperti: ephedrine,
prednison, epineprin

Faktor sekunder

1. Penyakit ginjal
TANDA DAN GEJALA
a. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis. Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
PATOFISIOLOGI
1) Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
terletak dipusatvasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan 2) Aktivitas. Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatisdi toraks dan dengan batasan medis dansesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls bersepeda atau berenang.
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. b. Penatalaksanaan Farmakologis. Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihanobat anti hipertensi yaitu:
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana 1) Mempunyai efektivitas yang tinggi
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh 2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat 3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. 4) Tidak menimbulakn intoleransi
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, 5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. 6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.Golongan obat.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh Obat obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal penghambat konversi renninangitensin.
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan PEMERIKSAAN PENUNJANG
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin 1. Hemoglobin/hematokri
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi HIPERTENSI t
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang 2. Glukosa
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi 3. Kalium serum
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra 4. Kalsium serum
vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi Komplikasi 5. Kolesterol dan
untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada trigliserid serum
1. Stroke 6. Pemeriksaan tiroid
system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan
2. Gagal jantung 7. IVP
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
3. Ginjal 8. Kadar aldosteron
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan 4. mata urin/serum
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, 9. Urinalisa
10. Asam urat
C. MIND MAP RENCANA DX : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
ASUHAN KEPERAWATAN berhubungan dengan kurang pemahaman

DIAGNOSA KEPERAWATAN Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan


Intervensi :
selama 3x7 jam diharapkan pasien dapat mencapai
Modifikasi perilaku (4360)
1. Perilaku keesehatan cenderung perilaku patuh: diet yang disarankan (1622) dengan
berisiko kriteria hasil :
a. Tentukan motivasi pasien terhadap
2. Kerusakan integritas kulit
perlunya perubahan perilaku a. Berpartisipasi dalam menetapkan tujuan diet
3. Gangguan pola tidur
b. Bantu pasien untuk dapat yang bisa dicapai dengan profesional kesehatan(skala
mengidentifikasi kekuatan dirinya dan 3 ke 5)
menguatkannya b. Memilih makanan dan cairan yang sesuai dengan
c. Kuatkan keputusan pasien yang diet yang ditentukan (3 ke 4)
kontruktif yang memberikan perhatian c. Memilih porsi yang sesuai dengan diet yang
terhadap kebutuhan kesehatan ditentukan (3 ke 4)
d. Berikan umpan balik terkait d. Makan makanan yang sesuai dengan diet yang
dengan perasaan saat pasien tampak bebas ditentukan (4 ke 5)
dari gejala-gejala dan terlihat rileks e. Minum minuman yang sesuai dengan diet yang
e. Dukung pasien untuk memeriksa ditentukan (3 ke 4)
perilakunya sendiri f. Menghindari makanan dan minuman yang tidak
f.Mempertimbankan mengenai lebih DX : Perilaku kesehatan cenderung beresiko diperoleh dalam diet (3 ke 4)
mudahnya untuk meningkatkan perilaku dari berhubungan dengan kurang pemahaman g. Mengikuti rekomnedasi antara selingan maknan
pada menurunkan perilaku ditandai dengan dan cairan (4 ke 5)
g. Dukung pasien untuk berpartisipasi h. Menyiapkan makanan dan cairan berikut
DS :
dalam monitor dan pencatatan perilaku pantangannya (3 ke 4)
Pasien mengatakan mengerti pantangan makan
h. Tentukan perubahan-perubahan i. Mengikuti rekomendasi untuk jumlah makan per
yang harus dihindari namun berhubungan hari (3 ke 4)
perilaku dengan membandingkan perilaku
dasar sebelumnya dibandingkan dengan karena makanan tersebut enak pasien tetap j. Rencana makanan sesuai dengan diet yang
perilaku setelah intervensi memakannya ditentukan (3 ke 4)
i.Dokumentasikan dan komunikasikan DO : k. Rencana strategi untuk situasi yang
proses modifikasi, untuk penanganan tim Tanda- tanda Vital : mempengaruhi asupan makanan dan cairan (4 ke 5)
sesuai kebutuhan - TD : 160/90 mmhg l. Merubah diet dalam batasan tertentu ketika
- Nadi : 80x/ menit perubahan aktivitas terjadi (3 ke 4)
m. Menghindari makanan dan cairan yang memicu
reaksi alergi (4 ke 5)
Intervensi : DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perawatan luka (3660)
1. Perilaku keesehatan cenderung
berisiko
a. Monitor karakteristik luka, warna,
2. Kerusakan integritas kulit DX : Kerusakan integritas kulit berhubungan
ukuran dan bau
3. Gangguan pola tidur
b. Ukur luas luka yang sesuai dengan kelembapan
c. Tempatkan area yang terkena pada air
yang mengalir, dengan tepat Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan
d. Berikan rawatan insisi pada luka, yang keperawatan selama 3x7 jam diharapkan
diperlukan
pasien dapat mencapai Integritas jaringan:
e. Berikan perawatan ulkus pada kulit,
kulit & membran mukosa (1101) dengan
yang diperlukan
f.Oleskan saleb yang sesuai degan kulit/lesi kriteria hasil:
g. Berikan balutan (luka), sesuai a. integritas kulit (3 ke 4)
kebutuhan b. lesi pada kulit (3 ke 4)
h. Pertahankan teknik balutan steril ketika c. pengelupasan kulit (3 ke 4)
melakukan perawatan luka dengan tepat d. nekrosis (3 ke 4)
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
i.Periksa luka setiap kali perubahan balutan kelembapan ditandai dengan
j.Bandingkan dan catat setiap perubahan luka
DS: pasien mengakatakan ada luka di bagian
k. Anjurkan pasien pada prosedur
perawatan luka kakinya
l.Anjurkan pasien untuk mengenal tanda dan DO:
gejala infeksi - luka kaki disebalah kanan
m. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran - kemerahan dan berair
dan tampilan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Intervensi : 1. Perilaku keesehatan cenderung


Peningkatan tidur (1850) berisiko
2. Kerusakan integritas kulit
DX : Gngguan pola tidur
a. Monitor/catat pola tidur pasien dan 3. Gangguan pola tidur
jumlah jam tidur berhubungan dengan pola tidur
b. Monitor pola tidur pasien, dan catat tidak menyehatkan
kondisi fisik (misalnya: apnea tidur, sumbatan
jalan nafas, nyeri/ketidaknyamanan, dan Tujuan Umum : Setelah dilakukan
frekunesi buang air kecil) dan psikologis tindakan keperawatan selama 3x7
(misalnya: ketakutan atau kecemasan) keadaan jam diharapkan pasien dapat
yang menggagu tidur mencapai tidur (0004) dengan
c. Bantu pasien untuk membatasi tidur kritria hasil:
siang dengan menyediakan aktivitas yang
a. Jam tidur (4 ke 5)
meningkatkan kondisi terjaga, dengan tepat b. Jam tidur yang diobservasi
d. Tentukan pola tidur/aktivitas pasien Gngguan pola tidur berhubungan dengan pola
(4 ke 5)
e. Perkirakan tidur/siklus bangun pasien tidur tidak menyehatkan ditandai dengan c. Kuliatas tidur (4 ke 5)
di dalam perawatan perencanaan DS: d. Kesulitan memulai tidur (4
- pasien mengatakan sulit untuk tidur ke 5)
- Pasien mengatakan tidur hanya
beberapa jam saja
- Pasien mengatakan tidurnya terjaga tp
tidak jelas penyebabnya

DO: -

Anda mungkin juga menyukai