Anda di halaman 1dari 6

Hipertensi

No.Dokumen : 445/138/SOP/PKM-BD/V/2018
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit : 23/05/2018
Halaman : 1/6

UPT Puskesmas Baradatu Sairun, S.Kep.


NIP. 19810601 200501 1 011

Pengertian hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah


persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya diatas 90 mmHg.( smith tom, 1995 ) menurut WHO,
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama
atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi
dikatagorikan ringan apa bila tekanan diastoliknya antara 95-104
mmHg,Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114
1.Pengertian mmHg,dan Hipertensi berat \bila tekanan diastoliknya 115 mmHg
atau lebih.Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik
karena dianggap lebih serius dari peningkatan diastolik ( smith Tom,
1995 ). Hipertensi adalah darah tinggi atau istilah kedokteran
menjelaskan hipertensi adalah sesuatu keadaan dimana terjadi
gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah
(Mansjoer,2000 : 144 ) Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan
sistolik melebihi dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi
dari 90 mmHg

2.Tujuan Untuk menstimulasi pengeluaran feces dari saluran cerna bagian


bawah
Surat keputusan Kepala Puskesmas Baradatu nomor
3.Kebijakan 445/056/SK/PKM-BD/V/2018 tentang Kebijakan Layanan Klinis
pada UPT Puskesmas Baradatu
KMK no 514 tahun 2016 tentang panduan praktik ketrampilan klinis
4.Referensi
Dokter di fasilitas Kesehatan primer
1. 1.Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan urinalisis dan
glukosa
5.Alat dan Bahan
2. EKG
3. Radiologi ( X ray thoraks )

1
A. Anamnesis (Subjective)
1.keluhan
Mulai dari tidak bergejala.Keluhan hipertensi antara lain:
 sakit atau nyeri kepala
 Gelisah
 Jantung berdebar-debar
 leher kaku
 Penglihatan kabur
 Rasa sakit di dada
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala,mudah
lelah dan impotensi
2.Faktor resiko
a. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi:
 Umur
 Jenis kelamin
 Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular
dalam keluarga
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi:
 Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan)
 Konsumsi alkohol berlebihan
 Aktifitas fisik kurang
 Kebiasaan merokok
 Obesitas
 Dislipidemia
6. Langkah-  Diabetus melitus
langkah/Prosedur  Psikososial dan stres
B. Hasil pemeriksaan fisik dab penunjang sederhana (Objective)
a. Pemeriksaan fisik
1. Pasien tampak sehat,dapat terlihat sakit ringan-berat bila
terjadi komplikasi hipertensi kke organ lain
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi,wajib diperiksa status
nerrologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena
jugular,batas jantung,dan ronki)
b. Pemeriksaan penunjang
1. Laboraturium:Urinalisis (proteinuri),tes gula darah,profil
lipid,ureum,kreatinin
2. X raythoraks
3. EKG
4. Fonduskopi
C. Penegakan Diagnosa (assessment)
Diagnosa Klinis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
Fisik
Klasifikasi tekanan darah berdasarkan joint National Committe
VII (JNC VII):
 Normal: Sistole<120mmHg, Diastole<80mmHg
 Pre-Hipertensi: Sistole 120-139mmHg, Diastole 80-
89mmHg

2
 Hipertensi stage-1: Sistole 140-159mmHg, Diastole 80-
99mmHg.
 Hipertensi stage-2: >160 mmHg, Diastole >100 mmHg
D. Penatalaksanaan Komprehensif (plan)
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan
gaya hidup dan terapi farmakologis.
a. Hipertensi tanpa compelling indication
 Hipertensi stage1 dapat dibeikan diuretik (HCT
12.5-50mg/hari,atau pemberian penghambat ACE (captopril
3x12,5-50mg/hari),nifedipin long acting 30-60mg/hari) atau
kombinasi.
 Hipertensi setage2 Bila target terapi tidak tercapai setelah
observasi selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2
obat, biasanya golongan diuretik,tiazid dan penghambat
ACE atau penyekat reseptor beta atau penghambat kalsium.
 Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya
kontraindikasi dari masing-masing anti hipertensi diatas,
sebaiknya pilih obat hipertensi yang diminum sekali sehari
atau maksimum 2 kali sehari
b. kondisi khusus lain
1. lanjut usia
 Diuretik (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari
 Obat hipertensi lain mempertimbngkan penyakit penyerta
2. Kehamilan
 Golongan metildopa,penyekat reseptor B, antaggonis
kalsium, vasodilator
 Penghambat ACE antagonis reseptor AII tidak boleh
digunakan selama hamil
E. Komplikasi
a. Hipertrofi vetrikel kiri
b. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
c. Aterosklerosis pembuluh darah
d. Retinopati
e. Stroke atau TIA
f. Gangguan jantung, misalnya infark miokard,angina pektoris,
serta gagal jantung
F. Konseling dan Edukasi
a. Edukasi tentang cara minum obat dirumah,perbedaan antara
obat-obatan yang harus diminum untuk jangka panjang
(misalkan untuk mengontrol tekanan darah) dan pemakainan
jangka pendek untuk menghilangkan gejala ( misalkan untuk
mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang
digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari
b. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan
jangka panjang.kontrol pengobatan dilakukan setiap 2
minggu atau 1 bulan untuk mengoptimalkan hasil
pengobatan.
c. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya
menjaga kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat
teratur seperti yang disarankan meskipun tak ada gejala

3
d. Individu keluarga perlu diinformasikanjuga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan priksa urin
secara teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan
setiap 6 bulan atau minimal 1 tahun sekali.
G. Kretiria Rujukan
a. Hipertensi dengan komplikasi
b. Resistensi hipertensi
c. Hipertensi emergenci ( hipertensi dengan tekanan darah
sistole>180)

7. Unit terkait UGD dan rawat inap


8. Dokumen Rekam medik
Sterkait

4
5
6

Anda mungkin juga menyukai