0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan2 halaman
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis untuk penatalaksanaan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau diastolik ≥90 mmHg. Panduan ini menjelaskan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan hipertensi termasuk modifikasi gaya hidup dan terapi farmasi. Terapi bertujuan mengendalikan tekanan darah dan mengurangi komplikasi melalui peng
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis untuk penatalaksanaan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau diastolik ≥90 mmHg. Panduan ini menjelaskan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan hipertensi termasuk modifikasi gaya hidup dan terapi farmasi. Terapi bertujuan mengendalikan tekanan darah dan mengurangi komplikasi melalui peng
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis untuk penatalaksanaan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau diastolik ≥90 mmHg. Panduan ini menjelaskan faktor risiko, gejala, pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan hipertensi termasuk modifikasi gaya hidup dan terapi farmasi. Terapi bertujuan mengendalikan tekanan darah dan mengurangi komplikasi melalui peng
Pengertian Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sisitolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolic ≥ 90 mmHg Tujuan Sebagai acuan petugas sebagai tatalaksana pasien hipertensi Wewanti 1. Penyusun tidak bertanggung jawab terhadap hasil apapun akibat penggunaan PPK. 2. Penyusun tidak menjamin akurasi informasi yang ada dalam PPK. PPK bukan merupakan hal terbaik untuk semua pasien. Kebijakan Berdasarkan keputusan Direktur Rumah Sakit Airlangga Jombang tentang kebijakan pelayanan medis. Anamnesis Keluhan hipertensi dapat tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan hipertensui antara lain: Sakit/nyeri kepala Gelisah Jantung berdebar Pusing Kaku leher Penglihatan kabur Keluhan tidak spesifik antara lain: tidak nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi Factor resiko: 1. Factor resiko yang tidak dapat dimodifikasi: Umur Jenkis kelamin Riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dalam keluarga 2. Factor resiko yang tidak dapat dimodifikasi Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebih) Konsumsi alcohol berlebih Aktifitas fisik kurang Kebiasaan merokok Obesitas Dyslipidemia Diabetes mellitus Psikososial dan stres Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan : Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi komplikasi hipertensi ke organ lain Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugularis , batas jantung, dan ronchi) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : 1. Darah Lengkap 2. Gula darah sewaktu 3. RFT 4. LFT Radiologi :L 1. Foto thoraks 2. EKG Kriteria Diagnostik Diagnosis ditegakakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolic ≥ 90 mmHg atau saat diperiksa sedang mengkonsumsi obat antihipertensi tanpa memandang tekanan darah Diagnosis Banding 1. White collar hypertension 2. Proses akibat obat 3. Nyeri akibat tekanan intracerebral 4. ensefalitis Prognosis Umumnya bonam apabila terkontrol Terapi Penatalaksanaan: peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi modifikasi rekomendasi Rerata penurunan TDS Penurunan berat badan Jaga berat badan ideal 5-20 mmHg/ 10Kg Dietery approaches to Diet kaya buah, 8-14 mmHg stop hypertension sayuran, produk rendah lemak dengan jumlah lemak total dan lemak jenuh yang rendah Pembatasan asupan Kurangi hingga ≤100 2-8 mmHg natrium mmol/hari Aktivitas fisik aerobic Aktivitas fisik aerobic 4-9 mmHg yang teratur (mis:jalan cepat) 30 menit sehari Stop alkohol 2-4 mmHg Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretic ( furosemide 1x40 mg, atau pemberian penghambat ACE ( captopril 3x 12,5-50 mg/hari) atau kombinasi Hipertensi stage 2 bila target tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu dapat diberikan kombinasi 2 obat , biasanya golongan diuretic , dan penghambat ACE atau penghambat kalsium Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari masing masing antihipertensi di atas, sebaiknya pemilihan obat hipertensi yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari. Edukasi 1. edukasi tentang cara minum obat 2. pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang 3. pentingnya menjaga kecukupan pasokan obat-obatan 4. pola hidup sehat untuk menjaga dan mengontrol hipertensi Lama Perawatan 3-4 hari Kriteria Pemulangan Tekanan darah terkendali, keluhan berkurang Daftar Pustaka Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Failitas Kesehatan Primer Kapita selecta kedokteran edisi ke 3 jilid 1 tahun 2001 ,media Aesculapius fakuktas kedokteran Indonesia. Unit Terkait 1. IGD 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Laboratorium 4. Instalasi Farmasi 5. Instalasi gizi