Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN KERJA TIM TERPADU GERIATRI RUMAH

SAKIT SANTA ELISABETH SEI LEKOP


JULI-SEPTEMBER TAHUN 2022

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH SEI LEKOP


Kav.sei lekop RT.001/RW013 Kel Sei Lekop, Kes Sagulung
Telepon : (0778)7207822, HP : 0812 7048 6685
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya maka
Pedoman Kerja Tim Terpadu Geriatri dapat diselesaikan dengan baik.
Pedoman pelayanan ini disusun sebagai upaya untuk menunjang pemberian pelayanan
kepada pasien lanjut usia sehingga dapat dijadikan acuan bagi Profesional Pemberi Asuhan
dalam melaksanakan pelayanan Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
Pedoman pelayanan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi rumah sakit dalam rangka
penyempurnaan pelayanan agar sesuai dengan kaidah dan standar yang berlaku.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang dengan segala upayanya telah berhasil
menyusun pedoman pelayanan ini.

Batam, 01 Juli 2022

Tim Terpadu Geriatri


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................


A.Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B.Tujuan Pedoman .............................................................................................................. 2
C.Ruang Lingkup ................................................................................................................. 3
D.Batasan Operasional ......................................................................................................... 3
E.Landasan Hukum .............................................................................................................. 4

BAB II STANDAR KETENAGAAN ...............................................................................


A.Kualitas Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 5
B.Distribusi Ketenagaan ...................................................................................................... 7
C.Pengaturan Jaga ................................................................................................................. 7

BAB III STANDAR FASILITAS .....................................................................................


A.Denah Ruang ..................................................................................................................... 8
B.Standar Fasilitas ............................................................................................................... 9-10

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ...................................................................... 11-12

BAB V LOGISTIK ............................................................................................................ 13


1. Logistik Farmasi .......................................................................................................... 13-15
2. Logistik Umum ........................................................................................................... 16-17
3. Logistik Linen ............................................................................................................. 18

BAB VI KESELAMATAN PASIEN .................................................................................


A. Sasaran Keselamatan Pasien ...................................................................................... 19
B. Upaya Keselamtan Pasien melalui KKPRS ............................................................... 20-21

BAB VII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................ 22

VIII PENUTUP .................................................................................................................. 23


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Populasi lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun diperkirakan akan meningkat
cukup tinggi beberapa tahun ke depan. Kategori lansia di Indonesia yaitu berusia di
atas 60 tahun. Kelompok usia ini lebih rentan mengalami gangguan kesehatan
dibanding usia lain. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2016 yang dikeluarkan
oleh Kementrian Kesehatan, jumlah penduduk lansia di seluruh Indonesia
mencapai sekitar 22,5 juta jiwa. Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang,
proporsi usia lanjut di Indonesia mencapai 13,1% atau sekitar 27 juta jiwa.
Peningkatan ini tentu membutuhkan perhatian yang lebih, baik dari
pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, praktisi kesehatan, serta
masyarakat pada umumnya, mengingat bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
mereka yang berusia lanjut pada banyak hal berbeda dengan yang dihadapi pada
kelompok usia yang lebih muda. Di bidang pelayanan kesehatan, hal ini menjadi
semakin nyata karena masalah kesehatan pada mereka yang berusia lanjut, secara
kuantitatif dan kualitatif, sedemikian kompleksnya yang membutuhkan perhatian
khusus.
Mempertimbangkan karakteristik pasien usia lanjut yang berbeda dengan
usia muda, terlebih lagi mereka yang pasca perawatan di rumah sakit masih
membutuhkan bantuan untuk pemulihannya, melakukan pengkajian dan
memberikan perawatan bagi usia lanjut di rumah ada hal-hal khusus yang harus
diperhatikan. Secara umum, pasien usia lanjut (geriatri) membutuhkan suatu
pengkajian khusus yang meliputi berbagai komponen yang disebut sebagai
Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) atau Pendekatan Paripurna pada
Pasien Geriatri (P3G).
Beragam kondisi dan penyakit pada lansia dapat menyebabkan gangguan pada
daya ingat, kesulitan menahan buang air, tubuh semakin lemah, atau mengalami
gangguan kesehatan akibat efek samping pengobatan tertentu. Tidak jarang, lansia
mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas harian, termasuk makan, mandi atau
berpakaian. Peranan dokter geriatri dan tim pelayanan geriatri adalah membantu
menangani kondisi tersebut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, Rumah Sakit santa
Elisabeth Sei Lekop berpartisipasi melakukan pelayanan kesehatan pada kelompok
Geriatri tersebut.

B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum
Pedoman Kerja Tim Terpadu Geriatri disusun agar ada standar pelayanan
kesehatan bagi lansia yang jumlah kunjungannya di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Sei Lekopsudah semakin meningkat

2. Tujuan Khusus
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya,sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan.
b. Memelihara kesehatan melalui aktifitas fisik dan mental
c. Merangsang petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai
suatu kelainan
d. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita
penyakit atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal)
e. Bila para lansia sudah sampai pada stadium terminal/penyakit atau
gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, tenaga kesehatan
dapat memberikan bantuan yang simpatik dan perawatan dengan penuh
pengertian (dalam akhir hidupnya memberikan bantuan moril dan perhatian
yang maksimal, sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang)
Memberdayakan kemandirian pasien dalam waktu lama dan mencegah
disabilitas-handicap di waktu mendatang dengan berkoordinasi dengan
multidisiplin, interdisiplin, antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang Lingkup pelayanan geriatri di RS Santa Elisabeth Sei Lekop meliputi :
1. Rawat Jalan
2. Rawat inap
3. Instalasi Gawat Garurat
4. Pendaftaran/Admission
5. Dokter spesialis penyakit dalam
6. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit geriatri.

Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop juga memberikan pelayanan kesehatan usia lanjut
oleh masyarakat berbasis rumah sakit (hospital based community geriatric services),
dimana pusat-pusat pelayanan kesehatan usia lanjut di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei
Lekop bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan usia lanjut di masyarakat dan
dengan penuh tanggung jawab mengikuti keadaan usia lanjut yang sebelumnya dirawat
atau mendapat pelayanan di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop. Termasuk dalam
upaya kesehatan usia lanjut ini adalah pelayanan di luar rumah sakit, berupa pembinaan
oleh Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop terhadap Puskesmas maupun klinik di
wilayah kerja dalam kegiatan rujukan timbal balik.
D. Batasan Operasional
1. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
2. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek
kesehatan dan kedokteran pada warga lanjut usia termasuk pelayanan
kesehatan kepada lanjut usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa
promosi, pencegahan, diagnosis,pengobatan dan rehabilitasi.
3. Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
4. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secra paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
5. Hendaya (handicap) adalah kondisi kemunduran seseorang akibat adanya
ketunaan/kelainan dan/atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam
memenuhi peran sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta
faktor sosial, ekonomi dan budaya.
6. Status fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankan kemandirian dan
untuk melakukan aktivitas dan kehidupan sehari-hari.
7. Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-
sama menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing.
8. Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai
disiplin/bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan
pasien yang berorientasi pada kepentingan pasien.
Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan lanjut usia dengan prinsip tata
kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada
pasien lanjut usia.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan Lanjut Usia
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
StandarPelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014
tentangPenyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tim Terpadu Geriatri di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekoppada pelayanan
geriatritingkat lengkap terdiri atas :
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri
3. Dokter Umum
4. Perawat yang telah mengikuti pelatihan geriatri
5. Apoteker
6. Tenaga gizi
Uraian Tugas Dari Tim Terpadu Geriatri Adalah Sebagai Berikut :
1. Ketua Tim Geriatri
Tugas Pokok :
a. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan upaya pelayanan geriatri
sesuaidengan tingkat pelayanan lengkap
b. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas program dan
lintassektoral dengan berbagai disiplin
Uraian Tugas :
a. Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan tim
geriatri setiap tahunnnya.
b. Menyelenggarakan pelayanan geriatri berdasarkan kemampuan
ketenagaansesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan direktur RS.
c. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan serta pengembangan ilmu
geriatri.
d. Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun keluar dan dari luar
Rumah Sakit.
e. Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/KSM lain di RS serta
hubungan lintas program dan lintas sektoral melalui direktur RS.
f. Bertanggung jawab atas laporan berkala tim geriatri
g. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan geriatri di RS.
h. Bertanggung jawab kepada direktur RS melalui wakil direktur
pelayanan medik atau komite medik.
i. Mengadakan supervisi dan pembinaan pelayanan geriatri di Rumah Sakit.
2. Koordinator Rawat Jalan
Tugas Pokok :
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup poliklinik, meliputi
asesmen geriatri, tugas konsultatif kuratif (sederhana) serta melaksanakan rujukan
ke dan dari tim lain bila perlu.
Uraian Tugas :
a. Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan poliklinik
geriatrisetiap tahunnya.
b. Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di poliklinik
berdasarkankebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
c. Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan dan penelitian serta
pengembangansesuai kebijakan tim geriatri.
d. Menyelenggarakan kerja sama dengan KSM di RS.
e. Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan
pelayanan geriatri di poliklinik.
3. Koordinator Bangsal Geriatri Akut
Tugas Pokok :
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup bangsal akut,
meliputi asesmen, tindakan kuratif, rehabilitas dan konsultatif, serta
melaksanakan rujukan ke KSM lain bila perlu.
Uraian Tugas :
a. Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan bangsal
geriatriakut setiap tahunnya.
b. Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di bangsal akut berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
c. Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
d. Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan KSM lain di RS.
Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas laporan berkala dan
penyelenggaraan pelayanan geriatri di bangsal geriatri akut.
4. Internis
Uraian Tugas:
a. Bertindak sebagai staf teknis fungsional
b. Melaksanakan semua program pelayanan geriatri, yang meliputi aspek
preventif,promotif/edukatif, kuratif dan rehabilitatif
c. Mendistribusikan pasien ke masing-masing pelayanan dalam tim geriatri
dan/ataumerujuk ke KSM lain sesuai kebutuhan
d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dan menentukan program selanjutnya bagi
pasien usia lanjut
e. Mengirim kembali dan menyampaikan jawaban konsultatif kepada dokter
pengirim
f.Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pelayanan geriatri kepada ketua
timgeriatri
g. Melaksanakan penyuluhan tentang kesehatan usia lanjut.
5. Dokter umum yang telah dilatih pelayanan geriatri
Uraian Tugas :
a. Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan
geriatri.Internis dengan pelatihan geriatri dapat bertindak sebagai ketua
tim.
b. Melaksanakan semua program pelayanan geriatri, yang meliputi aspek
preventif, promotif, edukatif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Mendistribusikan pasien ke masing-masing pelayanan dalam tim
geriatridan/ atau merujuk ke KSM lain sesuai kebutuhan.
d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dan menentukan program selanjutnya
bagipasien usia lanjut.
e. Mengirim kembali dan menyampaikan jawaban konsultatif kepada
dokter pengirim.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pelayanan geriatri kepada
ketua tim geriatri.
g. Melaksanakan penyuluhan tentang kesehatan usia lanjut.
6. Perawat Geriatrik
Uraian Tugas :
a. Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri.
b. Melaksanakan semua program perawatan, sesuai rencana keperawatan yang
disepakati oleh tim geriatri.
c. Membantu pelaksanaan semua program pelayanan geriatri yang meliputi
aspek preventif, promotif/edukatif, kuratif dan rehabilitatif.
d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dan mengusulkan program keperawatan
selanjutnya bagi pasien usia lanjut.
e. Bertanggungjawab atas pelaksanaan program perawatan geriatri kepada ketua
tim geriatri
f. Melaksanakan penyuluhan tentang perawatan kesehatan usia lanjut
Pencatatan pelaporan.
7. Nutrisionis/Ahli Gizi
Uraian Tugas:
a. Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri
yang membutuhkan.
b. Melaksanakan pelayanan nutrisi/gizi yang diprogram oleh dokter atau
disepakatibersama oleh tim geriatri.
c. Menegakkan diagnosis status gizi, mengusulkan dan melaksanakan program
gizipasien usia lanjut.
d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dan mengusulkan program gizi selanjutnya
bagiapsien usia lanjut.
e. Bertanggungjawab atas pelaksanaan program gizi.
f.Melaksanakan penyuluhan tentang gizi pada usia lanjut.
g. Pencatatan dan pelaporan.
8. Farmasi / Asisten Farmasi
Melaksanakan fungsi kefarmasian sesuai kesepakatan tim geriatri.

B. Distribusi Ketenagaan
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat lengkap di Rumah sakit
Elisabeth Sei Lekop terdiri atas :
1. Dokter Spesialis
Praktek di poliklinik di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop dari hari
Senin s/d Sabtu jam 08.00-12.00 wib (sesuai jadwal masing-masing dokter).
2. Dokter Umum
Praktek di Poliklinik Umum di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop hari
Senin s/d Sabtu jam 08.00-12.00 wib dan di Instalasi Gawat Darurat 24 jam
bila terdapat kasus gawat darurat.
3. Perawat
Terdapat di rawat jalan di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop dan setiap
hari Senin – Sabtu terbagi dalam 2 shift yaitu shift pagi dari jam 07.00-14.15
dan shift sore dari jam 14.00-21.15 wib.
Di rawat inap lantai bertugas setiap hari Senin-Minggu 24 jam terbagi dalam 3
shift yaitu shift pagi dari jam 07.00-14.15 wib, shift sore dari jam 14.00-21.15
wib dan shift malam dari jam 21.00-07.15 WIB.
4. Apoteker
Terdapat di instalasi farmasi rawat jalan lantai 1 yang melayani permintaan
obat 24 jam.
5. Ahli Gizi
Pelayanan gizi melayani kebutuhan gizi pasien rawat inap 24 jam
C. Pengaturan Jaga
1. Dokter spesialis terdapat jadwal praktek pada hari Senin – Sabtu dari jam
08.00-12.00 wib.
2. Dokter umum melayani 24 jam terbagi dalam 3 shift yaitu shift pagi, shift
siang dan shift malam.
3. Gizi melayani pasien setiap dalam 2 shift yaitu shift pagi dan shift siang.
4. Perawat dan apoteker, terbagi dalam 3 shift yaitu shift pagi dari jam 07.00 -
14.00 wib, shift sore dari jam 14.00-21.00 wib dan shift malam dari jam 21.00-
07.00 wib.
BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

IGD Pintu Masuk Poli gigi Ruang


Laboratorium

Ruang Ruang
Tunggu Informasi
Pendaftaran

Ruang
Administrasi

Toilet
Umum
Toilet Perempuan
Umum
Laki-laki Gang

Pint
u
Poli Obgyn Ruang Mas Gang
Tunggu uk

Poli Bedah Poli penyakit


dalam
AULA
Ruang Poli umum
Direksi

Poli Anak Meja


nerstation Ruang IT
B. Standar Fasilitas
1. Konstruksi bangunan
a) Jalan
Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin
serta disediakan fasilitas untuk pasien/pengunjung dengan kursi roda.
b) Pintu
Pintu harus cukup lebar untuk memudahkan pasien/pengunjung lewat
dengan kursi roda atau tempat tidur. Lebar pintu sebaiknya 120 cm
terdiri dari pintu 90 cm dan pintu 30 cm.
c) Listrik
Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila suatu saat
memerlukan tambahan penerangan sehingga diperlukan stabilisator
untuk menjamin stabilitas tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
d) Penerangan
Penerangan lorong dan ruang harus terang namun tidak menyilaukan.
Setiap lampu penerangan di atas tempat tidur harus diberi penutup, agar
tidak menyilaukan.
e) Lantai
Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada undakan
atau tangga harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda untuk
mencegah jatuh.
f) Langit-langit
Langit-langit harus kuat dan mudah dibersihkan.
g) Dinding
Dinding harus permanen dan kuat dan sebaiknya di cat berwarna terang.
Khusus untuk dinding ruang latihan, sebaiknya dipilih warna yang
bersifat memberi semangat dan di sepanjang dinding, terdapat pegangan
yang kuat sebaiknya terbuat dari kayu (hand rail).
h) Ventilasi
Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang
menggunakan pendingin/air condition harus dilengkapi cadangan
ventilasi untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kematian
arus listrik.
i) Kamar mandi dan WC
Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan pegangan di sebelah
kanan dan kirinya. Shower dilengkapi dengan tempat duduk dan
pegangan. Gagang shower harus diletakkan di tempat yang mudah
dijangkau oleh pasien dalam posisi duduk. Demikian pula tempat sabun
harus diletakkan sedemikian agar mudah dijangkau pasien. Tersedia bel
untuk meminta bantuan dan pintu membuka keluar.
j) Air
Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup dan
memenuhi persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus
mengacu kepada pedoman Pekerjaan Umum tentang standar teknis
eksesibilitas gedung dan lingkungan.
k) Pada dinding-dinding tertentu harus diberi pengaman dan kayu atau
alumunium (leuning) yang berfungsi sebagai pegangan bagi pasien
pada saat berjalan serta untuk melindungi dinding dari benturan kursi
roda.
l) Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya bahaya/trauma.
m) Disediakan wastafel, sabun dan tissue pada setiap ruangan
pemeriksaan, pengobatan dan ruangan yang lain.

2. Kebutuhan Ruangan
a) Ruang Pendaftaran Administrasi
Ruangan ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis untuk.
Letaknya dekat dengan ruang tunggu, sehingga mudah dilihat oleh
pasien yang baru datang.
b) Ruang tunggu
Harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasien dari
luarataupun dari bangsal yang menggunakan kursi roda atau tempat
tidur.
c) Ruang periksa
Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan
fasilitas dan alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Jenis pelayanan geriatri di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekopadalah tingkat
lengkap yang terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut dan kunjungan rumah (home
care). Lokasi pelayanan geriatri terdapat di poliklinik lantai 1, berdekatan dengan
Instalasi Gawat Darurat serta berdekatan dengan akses masuk Rumah Sakit.
Dimana semuanya terdapat di dalam poli Internis sehingga memudahkan pasien dan
tidak perlu berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan pelayanan, kecuali jika
pasien perlu konsul ke dokter spesialis lain, radiologi .
Pelayanan pasien geriatri di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop:
a. Apabila pasien usia 60 tahun keatas datang dan setelah dilakukan pengkajian hanya
didapatkan satu diagnosa maka pasien tersebut dapat dirawat sesuai DPJP nya.
b. Setelah pasien dirawat dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka pasien
dikonsultasikan atau rawat bersama dengan Tim Geriatri sesuai dengan
permasalahannya (diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri oleh
salah satu dari Tim Geriatri.
Pelayanan geriatri di Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop:
1. Rawat jalan geriatri di poli Internis
Di tempat ini dilakukan asesmen pasien, tindakan kuratif sederhana dan konsultasi
bagi penderita rawat jalan baik dari masyarakat, puskesmas maupun antar
poliklinik. Tenaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter spesialis penyakit dalam
dan seorang perawat.
2. Rawat inap geriatri
Merawat pasien usia lanjut yang menderita penyakit akut atau semi akut antara lain : stroke,
pneumonia,dll. Pasien geriatri dilakukan asesmen, tindakan kuratif dan rehabilitasi oleh
Tim Terpadu Geriatri. Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah tempat tidur dan
kompleksnya pelayanan yang diberikan, minimal ada tenaga spesialis penyakit dalam dan
perawat. Bisa ditambahkan ke dalam tim tersebut tenaga ahli gizi, tenaga farmasi dan
tenaga lain sesuai kebutuhan rumah sakit.

3. Kunjungan Rumah (Home Care)


Home care merupakan kegiatan pelayanan kesehatan berbasis komunitas dimana seorang
petugas kesehatan baik itu perawat maupun dokter mengunjungi rumah lansia untuk
meninjau kesehatan lansia dan melakukan upaya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif baik kepada lansia maupun keluarganya. Pada home care geriatri dilakukan
evaluasi kesehatan secara komprehensif pada lansia dengan harapan dapat meningkatkan
kualitas kesehatan lansia yang dikunjungi.
Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekopjuga memberika pelayanan kesehatan
lanjut usia oleh masyarakat berbasis rumah sakit (hospital based community
geriatric services), dimana pusat-pusat pelayanan kesehatan lanjut usia di Rumah
Sakit santa Elisabeth Sei Lekopbertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan usia
lanjut di masyarakat dan dengan penuh tanggungjawab mengikuti keadaan lanjut
usia yang sebelumnya dirawat atau mendapat pelayanan di Rumah Sakit santa
Elisabeth Sei Lekop. Termasuk dalam upaya kesehatan lanjut usia ini adalah
pelayanan di luar rumah sakit, berupa pembinaan oleh Rumah Sakit santa Elisabeth
Sei Lekopterhadap Puskesmas maupun klinik di wilayah kerja dalam kegiatan
rujukan timbal balik.
Selain itu, terdapat Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang
merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang melibatkan
peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka memelihara
kesehatan peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis (Diabetes
Mellitus tipe 2 dan Hipertensi), sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang
optimal dengan biaya pelayanan kesehatan efektif dan efisien. Prolanis sebagai
kelanjutan dari skrining kesehatan, jika hasil riwayat skrining kesehatan
mengindikasikan peserta memiliki faktor resiko Diabetes mellitus tipe 2 dan
Hipertensi, peserta dapat turut serta dalam Prolanis. Bagi pasien yang sudah
menyandang penyakit kronis Diabetes Mellitus tipe 2 dan Hipertensi juga
dipersilahkan bergabung dalam Prolanis.
Rumah Sakit santa Elisabeth Sei Lekop melakukan pelayanan geriatri tingkat
lengkap didukung dengan tenaga medis yang dapat melayani pasien geriatri yaitu:
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam:
a. Dr. Hendrik Sarumpaet Sp.PD
b. Dr. Gina Sp.PD
2. Dokter Spesialis Bedah:
a. Dr. Ikhsan Sp.B
b. Dr.Bernard Sp.B
BAB V
LOGISTIK
Penyediaan logistik yang lengkap dan tepat merupakan hal sangat berperan dalam
kelancaran pelayanan. Logistik berkaitan pula dengan bagaimana barang
terdistribusidengan baik, tepat sasaran , dan sesuai dengan yang diminta. Selain itu
penyimpananyang sesuai dengan standar mutu tiap jenis barang/alat juga harus
diperhatikan.Jangan sampai karena penyimpanan yang tidak tepat barang menjadi
rusak, cacatsehingga merugikan pasien bahkan bisa berbahaya bila berupa obat-
obatan. Adapun rincian kebutuhan logistik di rawat jalan dan rawat inap yaitu:
1. Logistik Farmasi
a. Perencanaan Dan Pengadaan
Rawat jalan merencanakan kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan. Untuk pengadaan logistik farmasi dan perawat melakukan
pemesanan melalui sistem informasi Rumah Sakit.Permintaan tersebut dilakukan setiap
hari sesuai dengan kebutuhan.
b. Penyimpanan
Penyimpanan alat kesehatan baik maupun obat-obatan dilakukan berdasarkan pada:
1. Obat –obatan yangdigunakan untuk emergency disimpan didalam trolley emergency.
2. Obat-obatan yang memerlukan suhu dingin seperti jenis vaksinasi disimpan di dalam
kulkas obat guna menghindari terjadinya kerusakan obat.
3. Rawat jalan tidakmenyimpan obat narkotik dan elektrolit pekat.
4. Alat kesehatan disimpan di lemari alat kesehatan dan terkunci.
Pengembalian untuk barang alkes yang sudah tidak lama digunakan maka perawat harus
mengembalikan ke bagian farmasi 3 bulan sebelum expired. Pengembalian barang
tersebut dilakukan secara sistem dan membuat berita acara.
2. Logistik Umum
a. Perencanaan Dan Pengadaan
Rawat jalan dan rawat inap merencanakan kebutuhan logistik umum sepertialat tulis,
formulir-formulir sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Untuklogistik umum perawat
melakukan pemesanan melalui system informasi Rumah Sakit.
b. Penyimpanan
Untuk penyimpanan formulir akan ditempatkan di dua tempat yaitu di nurse station/ruang
konsul dan di lemari khusus penyimpanan formulir.
3. Logistik Linen
a. Perencanaan
Rawat jalan dan rawat inap melakukan perencanaan terhadap kebutuhan linen di unitnya
sesuai dengan kebutuhan. Standar linen yang harus ada di rawat jalan dan rawat inap
adalah laken, boven laken, stik laken, perlak, sarung bantal, selimut, doek untuk poli
bedah, baju pasien, jas.
b. Penyimpanan
Penyimpanan linen di simpan di tiap unit dan di tempatkan di lemari tertutup.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi :


1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
B. Upaya keselamatan pasien melalui kegiatan KKPRS adalah :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Melakukan identifikasi yang benar sesuai SPO.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif
Melakukan komunikasi efektif SBAR pada saat :
Komunikasi antar perawat, komunikasi perawat dengan dokter, komunikasi antar
petugas kesehatan lainnya yang bertugas di Rumah Sakit, saat pergantian shift jaga,
saat terjadi perpindahan rawat pasien, saat terjadi perubahan situasi atau kondisi
pasien, saat melaporkan hasil pemeriksaan,efek samping terapi/tindakan atau
perburukan kondisi pasien melalui telepon kepada dokter yang merawat.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
a. Melaksanakan SPO Independent Double check, Obat kewaspadaan tinggi pada
obat-obat yang termasuk dalam daftar obat.
b. Memberikan obat sesuai dengan prinsip 6 BENAR.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Pada pasien rawat inap pasien geriatric di kaji menggunakan skala ontario jika
beresiko tinggi jatuh maka diberi stiker warna kuning pada gelang identifikasi pasien
sedangkan pada pasien rawat jalan diberi pin kuning jika beresiko tinggi jatuh.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas mutu pelayanan asuhan di rawat inap
maka unit rawat inap menetapkan beberapa indikator mutu dan indikator mutu tersebut
dilaporkan setiap 3 bulan sekali dan dilakukan analisa sesuai dengan profil indikator
mutu yang telah di tetapkan.
Indikator mutu yang ditetapkan pada pelayanan geriatri di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Sei Lekopadalah :
1. Lama rawat inap maksimal 12 hari
2. Status fungsional
3. Kualitas hidup
4. Rehospitalisasi
5. Kepuasan pasien
Pengumpulan data indikator mutu tersebut dilakukan setiap hari dan dicatat di formulir yang
sudah ditentukan oleh tim terpadu geriatri.
BAB VIII
PENUTUP

Pelayanan keperawatan sebagai bagian dari manajemen rumah sakit mempunyai peran
penting dalam memberikan pelayanan prima pada semua pelanggan rumah sakit.
Pengelolahan organisasi yang tepat sesuai dengan pelayanan kesehatan yang tersedia
dalam institusi kesehatan terkait adalah kunci sukses pelaksanaan fungsi-fungsi
keperawatan. Dalam penyelenggaraan pelayanan peran Tim Terpadu Geriatri kiranya
memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif terhadap pasien geriatri,
berupa penegakkan diagnosis medik dan fungsional (melalui suatu asesmen pasien
geriatri.
Penyusunan Pedoman Kerja Tim Terpadu Geriatri adalah langkah awal suatu proses
yang panjang. Sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak
dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.

Dibuat oleh Mengetahui

dr. Gina Ariani Sp.PD dr. Jevon Agustinus Dwi Putra


Ketua Tim Geriatri RSSE Sei Lekop Direktur

Anda mungkin juga menyukai