TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
PENGERTIAN
ELECTROCARDIOGRAM:
MESIN / ALAT UNTUK MEREKAM AKTIFITAS
LISTRIK JANTUNG
ELEKTROCARDIOGRAF :
SERANGKAIAN GRAFIK YANG DIHASILKAN PADA
PEREKAMAN AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG
EKTROCARDIOGRAFI :
ILMU YANG MEMPELAJARI AKTIFITAS LISTRIK
JANTUNG BESERTA KELAINAN KELAINANNYA
Serabut bachman
merupakan jalur yang menghubungkan
impuls listrik dari atrium kanan dengan
atrium kiri.
Serabut purkinje
terletak di dalam endokardium dan
merupakan akhir dari perjalanan impuls
listrik untuk disampaikan ke endokardium
agar terjadi depolarisasi di kedua ventrikel.
Serabut purkinje secara normal mampu
menghasilkan impuls 20-40 kali per menit.
GADAR Medik Indonesia
Basic Cardiac Life Support
Kertas EKG
KURVA EKG
GELOMBANG P
GELOMBANG P
Normal
Tinggi : < 0,3 mvolt
Lebar : < 0,12 detik
Selalu positif di L II
Selalu negatif di aVR
Kepentingan
Mengetahui kelainan di Atrium
INTERVAL P R
SEGMENT ST
Q T INTERVAL
SADAPAN EKG
Sadapan bipolar
Sadapan ini merekam dua kutub listrik
yang berbeda, yaitu kutub positif dan
kutub negatif. Masing-masing elektrode
dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif
dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan
ini terbagi menjadi sadapan unipolar
ekstremitas dan unipolar prekordial.
LEAD I
Merekam perbedaan potensial lsitrik
antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LA yang dibuat
bermuatan positif sehingga arah
listrik jantung bergerak ke sudut 0
derajat (sudutnya ke arah lateral kiri).
Dengan demikian, bagian lateral
jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
LEAD II
LEAD III
RESUME BIPOLAR
UNIPOLAR EKSTREMITAS
LEAD aVR
LEAD aVL
LEAD aVF
UNIPOLAR PREKORDIAL
LL
II = RA vs. LL (+)
LL
II = RA vs. LL (+)
III = LA vs. LL (+)
LL
II = RA vs. LL (+)
III = LA vs. LL (+)
II = RA vs. LL (+)
III = LA vs. LL (+)
II = RA vs. LL (+)
III = LA vs. LL (+)
Spine
V6
V5
Sternum V4
V1 V3
V2
AXIS
RUMUS AXIS
INTEPRETASI
EKG
LANGKAH INTERPRETASI
Rhythm
Rate
Axis
P wave
PR Interval
QRS duration
ST-T change
Hipertrofi
1. IRAMA / RYTHM
TERATUR /REGULAR : BILA JARAK KOMPLEK QRS SATU
DENGAN YANG LAINNYA TERATUR
IRREGULAR/TIDAK TERATUR : BILA JARAK KOMPLEK QRS
SATU DENGAN YANG LAINYA TIDAK TERATUR
CARANYA:
= GUNAKAN KERTAS ATAU ALAT BANTU YANG
DILETAKAN DIATAS HASIL EKG.
= CORET KERTAS TERSEBUT PADA PUNCAK QRS SATU
DAN BERIKUTNYA
= PINDAHKAN KERTAS ALAT BANTU DENGAN MELETAKAN
PADA QRS YANG LAIN
= BILA IRAMA TERATUR MAKA TANDA CORETAN AKAN
JATUH TEPAT PADA SETIAP EKG BERIKUTNYA
1500
Jumlah kotak kecil antara R R
300
Jumlah kotakbesar antara R R'
3 .Gelombang P
Interpretasi gelombang P yang normal
atau berasal dari SA node, karena adanya
gel P tapi belum tentu berasal dari SA
node.
Jadi bandingkan di dalam satu lead harus
mempunyai bentuk gel P yang sama.
Selalu ada gelombang P yang diikuti
komplek QRS dan gel T
Gelombang P wajib positip di lead II
Gelombang P wajib negatif di lead aVR
Komplek QRS normal (0,08 - 0,11 detik)
4. P R Intervals
Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal
kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 0,12-
0,20 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan
dengan 3-5 kotak kecil.
Interval PR lebih dari 0,20 ms dapat menandakan
adanya AV blok
Interval PR yang pendek dapat menandakan
sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan
pengaktifan awal ventrikel, seperti pada Sindrom
Wolff-Parkinson-White.
Interval PR yang bervariasi dapat menandakan
jenis lain blok jantung.
Depresi segmen PR dapat menandakan lesi
atrium atau perikarditis.
5. QRS Wave
^ Kompleks QRS yang normal berdurasi
0,06-0.10 yang ditunjukkan dengan 3
kotak kecil atau kurang,
^ Setiap ketidak normalan konduksi bisa
lebih panjang, dan menyebabkan perluasan
kompleks QRS.
^ Tak setiap kompleks QRS memuat
gelombang Q, gelombang R, dan
gelombang S.
^ Menurut aturan, setiap kombinasi
gelombang-gelombang itu dapat disebut
sebagai kompleks QRS.
GADAR Medik Indonesia
Basic Cardiac Life Support
6. S-T SEGMEN
Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan
gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s (80-
120 ms). Segmen ini bermula di titik J
(persimpangan antara kompleks QRS dan
segmen ST) dan berakhir di awal gelombang T
7. Gelombang T
Gelombang T terbalik (atau negatif) bisa
menjadi iskemia koroner, hipertrofi
ventrikel kiri.
Gelombang T yang tinggi atau "bertenda"
bisa menandakan hiperkalemia. Gelombang
T yang datar dapat menandakan iskemia
koroner atau hipokalemia.
Penemuan elektrokardiografi awal atas
infark otot jantung akut kadang-kadang
gelombang T hiperakut, yang dapat
dibedakan dari hiperkalemia oleh dasar
yang luas dan sedikit asimetri.
AXIS
Irama : Teratur
Heart Rate : 70x/mnt
Gelombang P : Tinggi 1.5mv, Lebar : 0,08 det
Morfologi sama. Ratio 1:1
P R Interval : 0.16 det
Durasi QRS : 0.06 det
Kesimpulan Sinus Rithme
Irama : Teratur
Heart Rate : 40x/mnt
Gelombang P : Tinggi 1.5mv, Lebar : 0,08 det
Morfologi sama. Ratio 1:1
P R Interval : 0.16 det
Durasi QRS : 0.06 det
Kesimpulan Sinus Bradikardi
Irama : Teratur
Heart Rate : 40x/mnt
Gelombang P : Tinggi 1.5mv, Lebar : 0,08 det
Morfologi sama. Ratio 1:1
P R Interval : 0.16 det
Durasi QRS : 0.06 det
Kesimpulan Sinus Bradikardi
Irama : Teratur
Heart Rate : 130x/mnt
Gelombang P : Tinggi 1.5mv, Lebar : 0,08 det
Morfologi sama. Ratio 1:1
P R Interval : 0.16 det
Durasi QRS : 0.06 det
Kesimpulan Sinus Takhikardi
Irama :
Heart Rate :
Gelombang P : Tinggi Lebar :
Morfologi . Ratio
P R Interval :
Durasi QRS :
Kesimpulan
Irama :
Heart Rate :
Gelombang P : Tinggi , Lebar :
Morfologi Ratio
P R Interval :
Durasi QRS :
Kesimpulan
GADAR Medik Indonesia
Basic Cardiac Life Support
Irama :
Heart Rate :
Gelombang P : Tinggi , Lebar : det
Morfologi . Ratio
P R Interval :
Durasi QRS :
Kesimpulan
Irama :
Heart Rate : /mnt
Gelombang P : Tinggi mv, Lebar : det
Morfologi . Ratio
P R Interval :
Durasi QRS :
Kesimpulan