Anda di halaman 1dari 51

EKG

Disusun Oleh :
Alifia Salsabila Fadhillah
Denisa Tria Loviana

Pembimbing :
dr. Rini Istisakinah, Sp.JP., FIHA

KEPANITERAAN KLINIS SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
RSUD WALED
2022
PENGERTIAN

Elektrokardiogram
• Serangkaian gambaran yang mencerminkan aktivitas listrik
jantung
• Alat yang digunakan untuk membantu dokter melihat aktivitas
jantung menembus dinding dada yang digambarkan dalam kertas

Sherwood’s Introduction to Human Physiology 8th Ed. 2016


Sistem Konduksi Jantung
Nodus SA
Pacemaker dominan jantung, terletak
pada bagian atas dari atrium kanan. Laju
intrinsik 60-100x/m
Nodus AV
Memperlambat konduksi membuat sedikit
jeda sebelum impuls menyebar ke
ventrikel. Terletak di dekt septum
interatrial bawah, diatas sinus koronarius
dan dan belakang katup trikuspid,
Laju Intrinsik 40-60x/m
Serat purkinje
Jaringan serat yang menyebarkan impuls
secara cepat melalui dinding ventrikel.
Rate 20-40x/m

Sherwood’s Introduction to Human Physiology 8th Ed. 2016


AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG
Depolarisasi
Rangsang otot jantung untuk kontraksi, terjadi
perubahan potensial membran jantung dari nilai
negatif ke ke arah yang positif.

Repolarisasi
Mengembalikan kondisi listrik jantung ke kondisi
istirahat.

Sherwood’s Introduction to Human Physiology 8th Ed. 2016


SADAPAN Sadapan Ekstremitas
1. Right Arm
2. Left Arm
• EKG merekam listrik jantung 3. Left Foot
melalui kabel kabel yang 4. Right Foot
disebut electrode.

Sadapan Prekordial
Setelah direkam mesin akan
mencetak diatas kertas 1. V1 – ICS 4 linea parasternal dextra
menjadi 12 bagian. 2. V2 – ICS 4 linea parasternal sinistra
• Masing masing dari 12 bagian 3. V3 – antara V2 dan V4
: I, II, III, aVR, aVF, aVL, V1, V2, 4. V4 – ICS 5 linea midclavicula sinistra
V3, V4, V5, V6. 5. V5 – ICS 5 linea axilaris anterior
6. V6 – ICS 5 linea axilaris media

Kalim H. Kardiologi dan kelainan vaskular. Elsevier Jakarta. 2018


SADAPAN

aVL I aVR

RA LA
ICS4

II III ICS5

RSM LSM

MCL
RL LL AAL MAL

aVF

Kalim H. Kardiologi dan kelainan vaskular. Elsevier Jakarta. 2018


Membaca
Elektrokardiogram
ELEKTROKARDIOGRAM

Keterangan :
• 1 kotak kecil berukuran 1x1mm
• 5 kotak kecil membentuk 1 kotak
besar
• Kecepatan berjalan kertas EKG
adalah 25mm/dtk
• 1 kotak kecil : 0,04 dtk
• 1 kotak besar : 0,20 dtk
• Secara vertical, 1 kotak kecil :
0,1mV, tinggi 1 kotak besar : 1
mV

Kalim H. Kardiologi dan kelainan vaskular. Elsevier Jakarta. 2018


SISTEMATIKA MEMBACA EKG
1. Calibration
2. Rate and rhythm
3. QRS axis
4. P morphology
5. PR interval
6. QRS duration
7. QRS morphology
8. ST segment morphology
9. T morphology
10. U morphology
11. Others: LVH, LV strain, BBB, QT interval
12. Kesimpulan : normal/abnormal

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


IRAMA
• Irama jantung yang normal : Irama sinus (SR),  rangsangan listrik
dibentuk di SA node
• Pada dasarnya (tidak selalu) irama sinus teratur

Jenis Irama Listrik Jantung


1. Irama sinus
2. Irama atrial
3. Irama junctional
4. Irama ventrikuler
5. Irama pemacu buatan

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


IRAMA

Syarat-syarat suatu EKG dikatakan berirama sinus :


1. Setiap 1 gelombang P diikuti 1 kompleks QRS
2. Interval PR 0,12-0,20 detik (3-5 mm)

3. P di lead II positif, P di lead aVR negatif


4. FDJ antara 60-100x/menit, reguler

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


PAPER SPEED AND NORMAL VALUE

1 Kotak Kecil : 0.04 s


1 Kotak Besar : 0.2 s
PR Interval: 0,12’’ - 0,20’’
QRS duration: 0,04’’ - 0,12’’

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Menghitung Frekuensi (1)

• Frekuensi gel EKG dalam 1 menit  menandakan HR per menit


• Normal = 60-100x/menit
• 3 metode membaca :

No. metode cara rumus contoh

1. Hitung kotak kecil Hitung antar R-R Freq = 1500/jumlah kotak HR : 1500/22 =
kecil 28

2. Hitung kotak besar Hitung antar R-R Freq = 300/jumlah kotak HR : 300/4 = 75
besar

3. Jumlah gel dlm 6 Jumlah komplek Freq = jumlah komplek HR : 5 x 10 = 50


dtk QRS dalam 6 QRS dalam 6 detik x 10
detik

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Menghitung Frekuensi Dan Ritme (2)

REGULER (TERATUR)

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Menghitung Frekuensi (3)

Teratur Frekuensi Denyut Jantung

300
Σ kotak besar R-R

1500
Σ kotak kecil R-R

Kecepatan standar 25 mm/detik

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Menghitung Frekuensi Dan Ritme (4)

• Tidak teratur
– Strip 6 detik : Σ Interval R-R (Σ glb R) X 10
– Strip 12 detik : Σ Interval R-R (Σ glb R) X 5

IREGULER (TIDAK TERATUR)

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


SA node

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.
Sinus Takikardi

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Sinus Bradikardi

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Aritmia Sinus

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Sinus Arrest

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Atrium

Takiaritmia supraventrikuler dengan gerakan atrium terfibrilasi


dan tidak terkoordinasi dengan kecepatan letupan atrium 300-
600 x/menit.

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Atrium

Aritmia pada atrium yang disebabkan makroentry pada jalur


panjang dan lambat. Gelombang P seperti gergaji.

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


AV node

Salah satu bentuk irama dari supraventrikular yang fokusnya


berasal dari AV node.

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Sinoatrial Blok

Kegagalan nodus SA menghasilkan potensial aksi.

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Ventrikel

Irama jantung yang pacemakernya berasal dari jaringan otot


ventrikel. Kecepatannya adalah <50 denyut per menit.

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Takikardi Ventrikel

Kondisi dimana ventrikel (bilik jantung) berdenyut sangat


cepat.
Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.
Fibrilasi Ventrikel

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Takikardi Supraventrikular

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Ekstrasistole Ventrikuler

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Asistole Ventrikel

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Interval PR
• Durasi : 0,12– 0,20 detik (3-5 kotak kecil)
• Interval PR bervariasi sesuai denyut jantung
• Denyut jantung meningkat – interval PR
memendek
• AV Block >5 kotak
• Preeksitasi <3 kotak

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


Interval PR
AV blok derajat I

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


AV blok derajat II/ Mobitz Type 1/ Wenkebach

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


AV blok Derajat II / Mobitz Type II

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


AV blok Derajat III/ Komplit AV blok

Muttaqin A. Pocket ECG. Yogyakarta: Penerbit IKAPI; 2008.


AKSIS
Aksis listrik jantung :
Sudut yang dibentuk oleh vector listrik terhadap garis
horizontal.
Fungsi
Untuk menemukan bentuk dan lokasi kelainan yang
terjadi pada jantung (c/ hipertrofi, bundle branch block,
dan kelainan posisi jantung)

Normal -30 ○ - +90 ○


Deviasi kiri Kurang dari 30 ○
Deviasi kanan Lebih dari 90 ○
Deviasi kanan ekstrem Lebih dari 180 ○
MORFOLOGI GELOMBANG P

• RAE (Right Atrial Enlargement) : P. Pulmonal

• LAE (Left Atrial Enlargement) : P. Mitral


QRS DURATION

 Nilai normal kompleks QRS : 0,06-0,10 detik


 Kompleks QRS dikatakan melebar jika lebih dari
0,12 detik.
 Kompleks QRS melebar merupakan tanda
adanya gangguan konduksi intraventricular.
MORFOLOGI KOMPLEKS QRS (1)

Nilai lebarnya. Normalnya tidak boleh lebih dari 3 kotak


kecil
Jika lebih dari 3 kotak kecil : Bundle Branch Block /
Hipertrofi ventrikel.
MORFOLOGI KOMPLEKS QRS (2)

Gelombang Q
• Defleksi negative sebelum gel. R
• Durasi < 0,04 detik dan Amplitudo < 25% tinggi gel. R
MORFOLOGI KOMPLEKS QRS (3)
Gelombang R
Gelombang R merupakan defleksi positif sebelum S
Gelombang S
Besar (dalam) di sandapan V1 dan berubah mengecil
hingga V6
Gelombang R – Gelombang S
Rasio amplitudo R/S < 1 pada sandapan V1 dan V2
Amplitudo RV5/V6 + SV1/V2 < 35 mm
Transitional zone : V3 atau V4
ZONA TRANSISI
• Normalnya QRS mengalami progresi dari V1 – V6 : R bertambah tinggi S
bertambah pendek
• Zona Transisi adalah area dimana Panjang gelombang positif R dan negative
S tampak relative sama, dan normalnya berada antara V3 atau V4
Blok Cabang Berkas
• Right Bundle Branch Block (RBB)
 Pola rSr’ (rabbit ear appearance) di sadapan V1
dan V2
 Gelombang S lebar (durasi >0,04 detik) dan
tumpul (slurred) di sadapan I, aVL, V5, dan
V6.
• Left Bundle Branch Block (RBB)
 Kompleks QRS lebar & bertakik di sadapan
I, aVL, V5, dan V6.
 Tidak dijumpai gelombang Q di sadapan I,
V5, dan V6.
 Kadang disertai depresi segmen ST dan
gelombang T inversi di sadapan I, aVL, V5,
dan V6.
MORFOLOGI SEGMEN ST (1)
• Posisi normal sama dengan interval PR : pada garis isoelektrik
• Variasi normal :
– Depresi ringan menaik (upsloping), menurun (downsloping), mendatar (horizontal)
– Repolarisasi awal (early repolarisation)
• Segmen ST dapat berubah bila terjadi pemanjangan kompleks QRS
STEMI ECG

Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan


ditemukan pada 2 sadapan yang
bersebelahan.
NSTEMI/UAP ECG

ST Depresi
Horizontal/Downsloping
MORFOLOGI GELOMBANG T
• Positif di semua sadapan kecuali,
– Negatif di sadapan aVR
– Bifasik di sadapan V1
• Normal
– Sadapan tungkai : ≤ 0,5
mV
– Sadapan dada : ≤1
mV
Abnormal

• T Tall : Hiperkalemia
• T Inverted : Iskemia
• T Datar : Hipokalemia
MORFOLOGI GELOMBANG U

• Gelombang U adalah gelombang kecil yang


kadang-kadang terlihat sesudah gelombang T.
• Gelombang ini bervoltase rendah (lebih kecil
dari gelombang P) sehingga sering di abaikan
• Gelombang U dapat dijumpai pad keadaan
hipokalemia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai