Anda di halaman 1dari 72

Ns.Sugiyono.S.Kep..M.Kep. Sp.Kep.

MB
Transpersonal Hypnotherapist and Consultant
Trainer of Hypnotherapist
(Certified hypnotist and hypnotherapist from Indonesian Broad Hypnotherapist (IBH)
(Certified practitioner NLP Indonesian Broad Neo NLP society)
Nursing Trainer Cardiovascular Emergency (BTCLS, ACLS, EKG)
Curiculum Vitae
N, s. Sugiyono.M.Kep.Sp.Kep.MB
Profesional Career
Praktisi Keperawatan IGD RS PJNHK 2008- Sekarang
Trainer Diklat RSPJNHK
Trainer ACLs, BTCLS, EKG Pro Emergency
Dosen Keperawatan UIS Bintaro
Hipnoterapist Profesional dan Trainer Hipnoterapi Class
Pesunat Modern dan Konvensional
Educational Background
S1 Ners Universitas Ngudi waluyo semarang 2002-2007
Magister keperawatan UMJ 2018-2020
Certified
Program spesialis KMB Kardiovaskular 2020-2021 TOT BNSP
TPK KEMENKES

HP /WA 081326616855
OVERVIEW

E K G
• Lokasi Jantung
• Dinding Jantung •Definisi
❑ Sistem • Anatomi •Fungsi
Konduksi jantung •Mesin EKG
❑ Elektrofisiologi • Arteri koronaria •Kertas EKG
• Siklus Jantung •Sandapan EKG
•Kurva EKG
•EKG Normal
SISTEM KONDUKSI
E
SISTEM KONDUKSI

SA NODE Impuls 60 – 100 x/mnt


Internodal
Pathway
AV NODE AV
BUNDLE Impuls 40 – 60 x/mnt
BUNDLE BRANCHES

Impuls 20 – 40 x/mnt
FURKINJE FIBRE
ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG

Cardiac Muscle
Sistem konduksi intrinsik

1% of heart muscle is autorhythmic 99% is Contractil cell


Has 2 function:
Act as pacemaker (Able to repeatedly and Potensial aksi menimbulkan kontraksi
rhythmically generate impulses) Aliran darah ditimbulkan oleh
Autoritmik – mampu berdepolarisasi spontan pergantian dari kontraksi (SISTOLE)
produce pacemaker potentials dan Relaksasi (DIASTOLE)
Transmission Mithocondria account for about 25% of
Menyalurkan aksi potensial (impulses) melewati the volume of Cardiac fiber compred to
myocardium Skeletal muscle has only 2%
Tidak berkontraksi
Ada 3 ion yang mempunyai peran penting
Tortora and Grabowski, 1992 dalam elektrofisiologi sel, yaitu Kalium,
Merieb Elaine N, 1992 Natrium dan Kalsium
ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG
Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba
menyebabkan masuknya ion Natrium dengan
cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga
menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih
positif dibandingkan muatan luar sel.
Proses terjadinya perubahan muatan akibat rang-
sangan dinamakan DEPOLARISASI. Setelah
depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke kea-
daan semula proses ini dinamakan REPOLARISASI.
Seluruh proses tersebut disebut AKSI POTENSIAL.
Sel autoritmik
DAEPOLARIZATION AND REPOLARIZATION
OF ATRIUM AND VENTRICLE
AKSI POTENSIAL
Proses terjadinya depolarisasi dan
repolarisasi di dalam sel miokard. Sel miokard dapat berdepolarisasi atas rangsangan :

❑Mekanik
❑Elektrik
❑Kimiawi
❑Thermal
Sel kontraktil
Aksi potensial Sel kontraktil, antara lain :
terdiri atas 4 fase.
✔Fase 0 , depolarisasi cepat
✔Fase 1, repolarisasi cepat sampai mencapai
potensial datar ( plateu )
✔Fase 2 , dataran aksi potensial
✔Fase 3 , repolarisasi
✔Fase 4 , diastolik potensial
FASE AKSI POTENSIAL
Fase 0
Dinamakan fase depolarisasi yang menggambarkan arus
masuk Natrium ekstra seluler ke dalam intra seluler yang
berlangsung dengan cepat. Terjadi perubahan muatan
dalam sel menjadi positif dan diluar menjadi negatif.
Fase 1

Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang


mengembalikan potensial dalam sel menjadi 0 mV. Terjadi akibat
penutupan saluran Natrium.

Fase 2

Kalsium masuk kedalam sel miokard dengan lajut relatif lebih


lambat dan menyebabkan keadaan stabil yang agak lama sesuai
masa istirahat ( refrakter )
absolut miokardium.
Fase 3

Fase ini merupakan fase pengembalian potensial


intrasel ke potensial istirahat, akibat pengeluaran
Kalium dari dalam sel keluar sel, sehingga mengurangi
muatan positif di dalam sel.
Fase 4
Disebut sebagai fase istirahat , dimana sel miokard kembali
bermuatan positif di luar sel dan negatif di dalam sel hal ini
disebut POLARISASI.
ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
ELEKTROKARDIOGRAFI
PENGERTIAN
• Elektrokardiografi adalah ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung.
• Elektrokardiogram ( EKG ) adalah suatu grafik yg menggambarkan rekaman listrik
jantung.

FUNGSI EKG
EKG mempunyai fungsi diagnostik diantaranya :
• Aritmia jantung
• Hipertrofi atrium dan ventrikel
• Iskemik dan infark miokard
• Efek obat-obatan seperti ( digitalis, anti aritmia dll )
• Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium
• Penilaian fungsi pacu jantung
• Megetahui Infeksi lapisan dindning jantung ( pericarditis)
EKG

ELEKTROKARDIOGRAFI
Ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung
SANDAPAN EKG
SANDAPAN
EKG

BIPOLAR UNIPOLAR

EKSTREMITAS PREKORDIAL
SANDAPAN BIPOLAR

Lead I Lead II Lead III


SANDAPAN UNIPOLAR:
EKSTREMITAS
SANDAPAN UNIPOLAR:
PREKORDIAL
KERTAS EKG
PENGATURAN MESIN EKG:
10 mm / 1 Mv
Kecepatan: 25mm/s
1 Kotak Besar (kb) = 5 kk
KERTAS EKG

Voltage
0.2 dtk

1 Kotak Besar (kb) = 5mm

0.5 mV
0.1 mV

1 Kotak Kecil (kk) = 1mm

Waktu
0.04 dtk
KURVA EKG Menggambarkan proses listrik yang terjadi pada
ATRIUM dan VENTRIKEL
Gelombang P
Gambaran proses
DEPOLARISASI ATRIUM

NILAI NORMAL :
- Lebar ≤ 0,12 detik
- Tinggi ≤ 0,3 milivolt
- Selalu (+) di Lead II
- Selalu (-) di Lead aVR

≤ 3 kk

≤ 3 kk
Interval PR
Diukur dari permulaan GELOMBANG P
sampai permulaan GELOMBANG QRS

NILAI NORMAL :
0,12 - 0,20 detik

3 – 5 kk
Gelombang QRS
Gambaran proses depolarisasi VENTRIKEL
NILAI NORMAL :
Lebar :0,06 - 0,12 detik
Tinggi :Tergantung Lead

Terdiri dari:

Gelombang Q
Lebar : < 0,04 detik
Dalam : < 1/3 tinggi R
Gel R
Defleksi positif pertama pada gelombang
QRS
Gel S
Defleksi negatif sesudah gelombang R
Terminologi morfologi QRS
qRs Rs R rS

QR Q/QS rSr’
rSR’
Segmen ST
Diukur dari permulaan GELOMBANG QRS
sampai permulaan GELOMBANG T

NORMAL: Isoelektris
Depresi → iskemia
Elevasi → injuri/infark akut
Gelombang T
Gambaran yang ditimbulkan oleh
REPOLARISASI VENTRIKEL
NILAI NORMAL :
-  1 MV di lead dada
-  0,5 MV di lead ekstrimitas
- Minimal ada 0,1 MV
INTERPRETASI EKG
STRIP
1. Tentukan irama jantung (Rhythm)

2. Tentukan frekuensi (Heart Rate)

3. Tentukan gelombang P normal atau tidak, selalu diikuti


gelombang QRST atau tidak

4. Tentukan interval PR normal atau tidak

5. Tentukan kompleks QRS normal atau tidak


Menentukan Irama jantung (Rhythm)
1.Menggunakan penggaris
kosong

2.Menilai jarak dari


gelombang R ke
gelombang R berikutnya
KK (Kotak Kecil) atau
KB (Kotak Besar)
Menentukan Frekuensi (Heart Rate)
R R R R
Reguler/ Irreguler?
EKG NORMAL

Kriteria Irama Sinus/Sinus Rhtym atau EKG normal adalah:

✓ Irama teratur
✓ Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit
✓ Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T
✓ Interval PR normal (0,12 – 0,20 detik)
✓ Gel QRS normal (0,06 – 0,12 detik)
✓ Semua gel sama
CARA MEMBACA EKG 12/17 LEAD
1. CARA MEMEBACA EKG STRIP DITAMBAHKAN

1. TENTUKAN AXIS JANTUNG


2. TENTUKAN ADAKAH TANDA ISKEMIA/ INFARK
3. TENTUKAN ADAKAH TANDA HIPERTROFI
4. TENTUKAN ADAKAH GANGGUAN ELEKTROLIT
Langkah Interpretasi:
• R hythm
• R ate
• A xis
• H ypertrophy
• I schemia
• I nfacrt
AXIS
MENGHITUNG AKSIS
I

AVF
Selain Irama Sinus/
Sinus Rhytm

ARITMIA/DISRITMIA
Catatan...

60 – 100 x/menit Frekuensi jantung normal

Lebih dari 100 x/menit Sinus Takikardi

Kurang dari 60 x/menit Sinus Bradikardi

150 – 250 x/menit Takikardi Abnormal

250 – 350 x/menit Flutter

>350 x/menit Fibrilasi


ARITMIA/DISRITMIA
Gangguan denyut jantung, ditimbulkan oleh gangguan pengeluaran / pembentukan impuls
maupun gangguan sistem hantaran / konduksi atau keduanya

Aritmia Mayor
Aritmia Minor
Dapat menimbulkan Aritmia
Tidak mengganggu
sirkulasi
penurunan curah jantung Mengancam Jiwa
Dapat berlanjut ke aritmia memerlukan resusitasi
Tidak berlanjut ke aritmia
yang mengancam jiwa segera untuk mencegah
yang serius
kematian
Memerlukan tindakan
Tidak memerlukan Terapi
segera dan terapi
Irama Teratur

HR > 100 - 150 x/menit


SINUS TAKHIKARDIA Gel. P Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel.
QRS dan T
Interval Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
PR
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Teratur

HR < 60 x/menit

Gel. P Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel. QRS dan T


SINUS BRADIKARDIA Interval PR Normal ( 0,12 – 0,20 detik )

Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )

Catatan: Semua gel. Sama


Irama Tidak Teratur

HR 60 - 100 x/menit

Gel. P Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel. QRS dan T


SINUS ARITMIA Interval PR Normal ( 0,12 – 0,20 detik )

Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )

Catatan: Semua gel. Sama


Irama Teratur

HR 150 – 250 X/menit


SUPRAVENTRIKEL
TAKHIKARDI Gel. P Sukar terlihat. Kadang terlihat tapi
(SVT) kecil
Interval Tidak dapat dihitung, memendek
PR
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Biasanya teratur, bisa juga tidak

HR Bervariasi (normal/lambat/cepat)

ATRIAL FLUTTER Gel. P Tidak normal, seperti gigi gergaji ( saw tooth ), teratur dan
dapat dihitung, tidak semua gel P diikuti QRS, frekuensi
atrial dengan ventrikel 2:1, 3:1 atau 4:1

Interval Tidak dapat dihitung


PR
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Tidak teratur

HR Bervariasi (normal/lambat/cepat)

ATRIAL FIBRILASI Gel. P Tidak dapat diidentifikasi,sering


terlihat keriting pada garis base line
Interval Tidak dapat dihitung
PR
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Teratur

HR 40 – 60 x/Menit

IRAMA JUNCTIONAL Gel. P Bisa tidak ada, bisa ada tapi bentuknya
terbalik, atau muncul setelah gelombang QRS

Interval Kurang dari 0,12 detik atau tidak ada


PR
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Teratur

HR 20 - 40 x/Menit

IRAMA IDIOVENTRIKULER
Gel. P Tidak Terlihat

Interval Tidak dapat dihitung


PR
Gel. QRS > 0.12 detik
Irama Tidak teratur, karena ada gelombang
yang timbul dini
HR Tergantung irama dasarnya
VENTRIKEL EKSTRASISTOL
/ PVC Gel. P Tidak Ada

Interval Tidak dapat dihitung


PR
Gel. QRS > 0.12 detik
Irama Teratur

VENTRIKEL HR 100 – 250 X/menit


TAKHIKARDI Gel. P Tidak ada
MONOMORPIK
Interval Tidak ada
(VT) PR
Gel. QRS Lebar (> 0.12 detik)
Takikardia Ventrikel Polimorfik
Irama Tidak Teratur

HR > 100 x/menit

TORSADE POINTES Gel. P Tidak ada

Interval Tidak dapat dihitung


PR
Gel. QRS Lebar (> 0.12 detik), (bermacam-
macam bentuk/polimorfik)
Irama Tidak Teratur

HR Tidak dapat dihitung

Ventrikel Fibrilasi Gel. P Tidak ada

Interval Tidak ada


PR
Gel. QRS Tidak dapat dihitung, bergelombang &
tidak teratur
Irama Teratur, kecuali pada yang hilang

HR Biasanya < 60 X / menit


Blok Sinoatrial
Gel. P Normal, setiap gel P selalu diikuti gel
(SA Blok) QRS
Interval Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
PR
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )

Catatan: Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS, T


Irama Teratur

HR Biasanya antara 60 – 100 kali / menit

Gel. P Normal, setiap gel. P selalu dikuti gel. QRS dan T


AV BLOK DERAJAT I Interval PR Memanjang > 0.20 detik

Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )


Irama Tidak Teratur

HR 60 - 100 kali/ menit atau < 60

AV BLOK DERAJAT II Gel. P Normal, tetapi ada satu gel P yang tidak diikuti gel
TIPE Mobitz I Interval PR
QRS dalam satu siklus
Makin lama makin panjang sampai ada gel P yang
(Wenchebach) tidak diikuti gel QRS, kemudian siklus berulang
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama Teratur

HR < 60 x/menit

AV BLOK DERAJAT II Gel. P Normal, ada satu atau lebih gel P yang tidak diikuti
gel QRS
TIPE Mobitz II Interval PR Normal/ memanjang secara konstan kemudian ada
blok
Gel. QRS Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
Irama
Teratur
HR
< 60 x/menit

AV BLOK DERAJAT III Gel. P Normal, akan tetapi gel P & gel QRS berdiri sendiri - sendiri,
sehingga gelombang P kadang-kadang diikuti QRS dan kadang-
kadang tidak
(TOTAL AV BLOK) Interval PR Berubah-ubah / tidak ada
Gel. QRS
Normal/ > 0,12 detik
Right bundle branch block

RBBB Komplit :
1. Durasi QRS > 0,12 sec RBBB Tidak komplit :
2. RSR’ di V1, V2 1. Durasi QRS 0,10 - 0,12 sec
3. Wide & Slurred S di V5,V6,I, aVL 2. RSR’ di V1, V2
4. T inverted di V1,V2 3. Wide S di V5,V6,I, aVL
5. Initial QRS positive di V1,V2 4. T inverted di V1,V2
Left bundle branch block

LBBB Komplit : LBBB Tidak Komplit:


1. Durasi QRS > 0,12 sec 1. Durasi QRS 0,10 - 0,12 sec
2. RSR’ di V5, V6, I, aVL 2. RSR’ di V5, V6, I, aVL
3. Wide & Slurred S di V1,V2 3. Wide S di V1,V2
4. T inverted di V5,V6, I,aVL 4. T inverted di V5,V6
5. Initial QRS positive di V5,V6

Anda mungkin juga menyukai