Anda di halaman 1dari 36

Sistem Konduksi Jantung

&
EKG Normal

Kepaniteraan Klinik Stase Kardiologi


Leo Rinaldi
Program Pendidikan dokter
I11111023
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
Pembimbing:
2016
dr. Danayu Sanni Prahasti, Sp. JP, FIHA
Komponen Sistem Konduksi
• Sistem konduksi terdiri dari sel otot
jantung, yaitu:
1.Sinoatrial (SA) node
2.Atrioventricular (AV) node
3.Sistem His-Purkinje
Potensial Transmembran Sel Jantung

• Jantung dibentuk oleh tiga jenis sel eksitasi,


yaitu
1.Sel-sel pacemaker (pada keadaan normal
berada di nodus SA)
2.Sel-sel konduksi sebagai kawat penghantar
arus bioelektrik (traktus internodal atrium,
berkas His dan serat purkinje)
3.Sel-sel otot jantung (miokardium) sebagai
kontraksi
Elektrokardiogram
• Elektrokardiogram (ECG atau EKG) adalah alat yang merekam
aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta membentuk
gelombang dan kompleks yang spesifik.
• Aktivitas listrik tersebut didapat dengan menggunakan elektroda di
kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG.
• Jadi ECG merupakan voltmeter yang merekam aktivitas listrik
akibat depolarisasi sel jantung.
Elektrofisiologi Otot Jantung

Muatan listrik
Keadaan sel otot Di luar sel Di dalam
sel

Istirahat / repolarisasi Positif Negatif

Depolarisasi Negatif Positif


SADAPAN BAKU BIPOLAR
(BIPOLAR STANDARD LEAD EINTHOVEN)

Sadapan I : selisih potensial antara lengan kanan


(RA) & lengan kiri (LA), di mana LA bermuatan
lebih positif dari RA
Sadapan II : selisih potensial antara lengan kanan
dan tungkai kiri (LL), di mana LL bermuatan lebih
positif dari RA
Sadapan III : selisih potensial antara lengan kiri dan
tungkai kiri, di mana LL bermuatan lebih positif
dari LA
SADAPAN EKSTREMITAS UNIPOLAR
(UNIPOLAR LIMB LEAD WILSON)

 sadapan aVR = sadapan unipolar lengan


kanan yang diperkuat (augmented)
 sadapan aVL = sadapan unipolar lengan
kiri yang diperkuat (augmented)
 sadapan aVF = sadapan unipolar tungkai
kiri yang diperkuat (augmented)
SADAPAN DADA UNIPOLAR
(UNIPOLAR CHEST LEAD = V LEAD)
THE RIGHT-SIDED 12-LEAD ECG
Standard Rekaman EKG :
-Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
-Kalibrasi : 1 milivolt (mV) = 10 mm

Ukuran di Kertas EKG :


Garis horizontal
- Tiap satu mm= 1/25 detik = 0,04 detik
- Tiap lima mm = 5/25 detik = 0,20 detik
- Tiap 25 mm = 25 x 0,04= 1,00 detik

Garis vertikal
- 1 mm = 0,10 mV
- 10 mm = 1,00 mV
EKG NORMAL
GELOMBANG P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi
atrium kanan dan kiri ( dari kanan ke kiri
dan ke bawah )

Karakteristik EKG :
• Arah gelombang P normal :
Selalu positif di II dan selalu negatif di
aVR.
• Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
• Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,12
detik)
Kepentingan :
1.Menandakan adanya aktivitas atrium
2.Menunjukkan arah aktivitas atrium
3.Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium
GELOMBANG Q
DEFLEKSI KE BAWAH YANG PERTAMA KOMPLEKS QRS

Menggambarkan awal dari fase depolarisasi


ventrikel.
• defleksi negatif pertama, merupakan
depolarisasi septum interventrikel yang
teraktivasi dari kiri ke kanan, durasi normal
(kecuali lead III dan aVR) kurang dari 0.04
detik (1 kotak kecil) dan kurang dari
sepertiga tinggi gel R pada lead
bersangkutan.
Kepentingan :
Menunjukkan adanya nekrosis miokard (infark
miokard)
Gelombang Q pada sadapan aVR : normal
GELOMBANG R
Adalah defleksi positif pertama kompleks QRS
Menggambarkan fase depolarisasi
ventrikel
Normal : R semakin tinggi dari V1
sampai V6
Abnormal :
1. Menandakan adanya hipertrofi
ventrikel
2. Menandakan adanya tanda-tanda
B.B.B

GELOMBANG S
adalah defleksi negatif
sesudah gelombang R

In the normal pattern of the QRS from V1 to V6, the R wave


becomes progressively taller and the S wave less deep.
GELOMBANG T

Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel


Arah normal :
- Sesuai dengan arah gelombang utama
kompleks QRS
- Positif di sadapan II

Amplitudo normal :
 < 10 mm di sadapan dada
 < 5 mm di sadapan ekstremitas
 Minimum 1 mm

Abnormal :
1. Menandakan adanya iskemia/ infark
2. Menandakan adanya kelainan elektrolit
GELOMBANG U
• Occasionally, an additional small
deflection follows the T wave (the U
wave), which is believed to represent late
phases of ventricular repolarization dan
paling jelas terlihat di sadapan dada V1 -
V4
Normal :
- kurang dari 2 mm
- Selalu lebih kecil dari gelombang T di
sadapan II
Abnormal :
 Bila amplitudo U > 2 mm atau >T,
menandakan adanya hipokalemia
 Gelombang U yang terbalik terdapat
pada iskhemia dan hipertrofi
INTERVAL PR
Menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atria sampai onset depolarisasi
ventrikel

• Adalah jarak antara permulaan gelombang P


sampai dengan permulaan kompleks QRS
• Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi
jantung, bila denyut jantung lambat maka interval
PR akan menjadi lebih panjang.
• Batas normal : 0,12 – 0,20 detik ( tergantung heart
rate )
Kepentingan :
1.Interval PR < 0,12 detik : terdapat pada keadaan
hantaran dipercepat (sindrom W.P.W)
2.Interval PR > 0,20 detik : terdapat pada blok AV
3.Interval PR berubah-ubah : terdapat pada
Wandering-pacemaker
Kompleks QRS
Akibat kontraksi otot ventrikel
(depolarisasi) yang tebal sehingga J junction
gelombang QRS cukup tinggi. Adalah titik di mana
kompleks QRS berakhir
Lamanya 0,04-0,12 detik
dan segmen ST dimulai.
Kepentingan : Sebagai
titik pegangan untuk
Segment ST menentukan adanya
Antara gelombang depolarisasi dan deviasi segmen ST
repolarisasi ventrikel. Tahap awal
repolarisasi ventrikel terjadi diperiode ini.
Penurunan abnormal : iskemia miokardium,
penggunaan digitalis. Peningkatan: infark.
Normal : isoelektris (boleh berkisar antara -
0,5 mm sampai +2 mm)

Interval QT
Dari awal kompleks QRS-akhir gel. T,
Interval QT 0,36-0, 44 detik.
Menggambarkan lamanya aktivitas
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
QT interval ST segment elevation

ST segment depresion
Hubungan Peristiwa Listrik dengan
Peristiwa mekanis dalam jantung
Peristiwa Listrik Sistem Hantaran Bentuk Gelombang Fase siklus jantung
EKG
Impuls berasal dari nodus SA dan Gelombang P Kontraksi atrium pengisian
menyebar ke atrium (Depolarisasi ventrikel
Atrium)
Impuls menyebar dari atrium Interval PR
melalui AV ke berkas His
(hambatan AV)
Impuls menyebar melalui cabang Kompleks QRS Kontraksi isovolumik
berkas His dan serabut purkinje Pemompaan ventrikel cepat
(depolarisasi ventrikel) dan lambat
Ventrikel pulih (repolarisasi Gelombang T Relaksasi isovolumik
ventrikel) Pengisian ventrikel (cepat
dan diastasis)
E
C
G
In
te
rp
re
Irama
Heart Rate
Menentukan Axis
Axis
AXIS and The Patologi
Abnormalitas Gelombang P?

Abnormalitas Interval PR?


Abnormalitas Kompleks QRS
Abnormalitas Segment ST dan Gelombang T
Kemungkinan terdapat infark? Lokasinya?
Resume
tahapan interpretasi
EKG
Resume tahapan interpretasi EKG
ALHAMDULILLAH

TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai