Anda di halaman 1dari 24

Gangguan pada sistem

Kardiovaskuler : Disritmia
Jantung

Ns. Febrina Angraini Simamora, M.Kep


DISRITMIA JANTUNG
DISRITMIA JANTUNG

kelainan denyut jantung yg meliputi


gangguan frekuensi atau irama atau keduanya.

Dapat berupa :
Bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut
prematur, dan penyekat jantung.
(REVIEW.....)

Sifat Otot Jantung :


 eksitabilitas : kemampuan sel miokardium utk
merespon stimulus
 otomatisitas : memungkinkan sel mencapai
potensial ambang dan membangkitkan impuls tanpa
adanya stimulasi dari sumber lain
 konduktivitas : mengacu pada kemampuan utk
menghantarkan impuls dari satu sel ke sel lain
 kontraktilitas : memungkinkan otot utk memendek
pada saat terjadi stimulasi.
TIPE – TIPE DISRITMIA

 Disritmia nodus sinus


 Sinus bradikardi
 Sinus takikardi

 Disritmia atrium
 Kontraksi prematur atrium
 Takikardi atrium paroksismal

 Fluter atrium

 Fibrilasi atrium
 Disritmia ventrikel
 Kontraksi prematur ventrikel
 Bigemini ventrikel

 Takikardi ventrikel

 Fibrilasi ventrikel

o Abnormalitas hantaran
 Penyekat AV derajat satu
 Penyekat AV derajat dua

 Penyekat AV derajat tiga

 Asistole ventrikel
SINUS BRADIKARDI
 Frekuensi: 40 – 60 denyut per menit
 Gel P mendahului setiap kompleks QRS, interval PR
normal

 Kompleks ORS biasanya normal


 Hantaran biasanya normal

 Irama reguler
SINUS TAKIKARDI
 Frekuensi : 100 – 180 denyut per menit
 Gel P mendahului setiap kompleks QRS, dpt tenggelam
dalam gel T yg mendahuluinya, interval PR normal

 Komplek QRS biasanya durasinya normal


 Hantaran biasanya normal

 Irama reguler
PROSES KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER :
DISRITMIA JANTUNG
PENGKAJIAN
 Fokus utama pengkajian : disritmia yang ada dan
pengaruhnya terhadap curah jantung.
 Pengkajian fisik diambil dari riwayat pasien utk
menentukan adanya sinkop, kepala ringan, pusing,
kelelahan, nyeri dada, dan berdebar-debar.
 Pemeriksaan fisik (auskultasi jantung utk
mendengarkan ada tidaknya suara tambahan S3 dan
S4 yg menandakan adanya penurunan compliance
miokardium.
 DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Menegakkan diagnosa dari analisa data subjektif dan


objektif.
 INTERVENSI KEPERAWATAN

 Menyusun perencanaan tindakan yang akan


diimplementasikan trhdp pasien
 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

 Melakukan tindakan keperawatan yg telah


direncanakan (dapat melakukan pendidikan trhdp
pasien & keluarga)
 EVALUASI
ELEKTROKARDIOGR
AFI

Febrina Angraini Simamora, S.Kep, Ns


ELEKTROKARDIOGRA
FI
ilmu yang mempelajari aktivitas listrik
jantung. Elektokardiogram adalah suatu
grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung.
ELEKTRODA EKG
 LIMB LEADS
 RA (putih) : lengan kanan RL (hijau) : kaki kanan

 LA (hitam) : lengan kiri LL (merah) : kaki kiri


 PRECORDIAL LEADS

 V1 : intercosta 4 batas sternum kanan

 V2 : intercosta 4 batas sternum kiri

 V3 : diagonal antara V2 dan V4

 V4 : intercosta 5 , garis midklavikuler kiri

 V5 : sejajar V4, garis aksila anterior

 V6 : sejajar V4 dan V5, mid aksila


PEMBACAAN HASIL EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis
horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1
mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5
mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana
1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) =
0,20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1
mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
KURVA EKG
 Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
 Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
 Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
 Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)

Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,


R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.
KETERANGAN.....
Gelombang P
 Nilai normal :

 Lebar ≤ 0,12 detik

 Tinggi ≤ 0,3 mV

 Selalu (+) di lead II

 Selalu (-) di lead aVR

Interval PR
 Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik
Gelombang QRS (kompleks QRS)
 Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.

 Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS

 Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika
dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
 Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang
QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat
lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau
berkurang dalamnya.
Gelombang T
 Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya
gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di Avr.

Gelombang U
 Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang
U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat
repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
 Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai
permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara
0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui
berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler.
Segmen ST
 Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai
permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris,
tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5
sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris
disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris
disebut ST depresi
MENENTUKAN
FREKUENSI JANTUNG
 Membagikan angka 1500 dgn jumlah kotak kecil yg
ada di antara R – R’.

 Membagikan angka 300 dgn jumlah kotak besar yg ada


di antara R – R’

 Menghitung jumlah R – R’ dlm strip EKG sepanjang 6


dtk. Jumlah R – R’
dikalikan 10.

Anda mungkin juga menyukai