I
S
U
S
U
N
Oleh:
1. UMMU HABIBAH LUBIS
2. RIZKY HANDAYANI SIREGAR
3. LESTI NASUTION
4. INDAH WARDANI
5. DANDY WAHYUDI
6. MAHMULYADI SIREGAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Karunia-Nyalah, kami selaku penulisan makalah Keperawatan Jiwa yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH ANSIETAS
(KECEMASAN)” yang mana makalah ini sebagai salah satu seminar, Alhamdulillah
dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga
dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Etiologi............................................................................................. 3
2.6 Penatalaksanaan................................................................................ 8
3.1 Pengkajian...................................................................................... 11
3.4 Perencanaan.................................................................................... 18
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 23
4.2 Saran............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kecemasan merupakan hal normal yang terjadi pada setiap individu. Kecemasan
dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara di depan umum, tekanan pekerjaan,
menghadapi ujian, atau membuat keputusan penting. Kecemasan lebih berorientasi masa
depan dan bersifat umum, mengacu pada kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran
atau kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai
kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
Kehilangan (Loss) merupakan peristiwa yang siapapun individu pasti pernah dan
akan mengalaminya dalam kehidupannya, baik kehilangan harta benda, kehilangan
pekerjaan, kehilangan anggota tubuh atau fungsi dari anggota tubuh, kehilangan tempat
tinggal, ataupun kehilangan orang terdekat baik keseluruhan ataupun hanya sebagian,
baik secara perlahan atupun tibatiba, baik bersifat sementara ataupun selama-lamanya.
Penyebab dari kehilangan bisa karena ketidakwaspadaan, kecelakaan, bencana alam,
perceraian, ataupun kematian. Kehilangan (Loss) didefinisikan sebagai suatu situasi
aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORI
Definisi
Ansietas adalah suatu perasaan takut dengan gejala fisiologis, sedangkan pada
gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi
yang di sebabkan oleh kecemasan tersebut.
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan dikomunikasikan secaar interpersonal.
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan
gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan Saraf
Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering
merupakan satu fungsi emosi. Sedangkan depresi merupakan satu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya
termasuk perubahan pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa
putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.Kecemasan memiliki nilai yang
positif. Menurut Stuart dan Laraia aspek positif dari individu berkembang dengan adanya
konfrontasi, gerak maju perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi
pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
Etiologi
Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat
tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada orang lain.
* Faktor Predisposisi
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
di temui dalam suatu keluarga.
* Faktor Presipitasi
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
✓ Klasifikasi Ansietas
~ Tingkatan Ansietas :
- Ansietas Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Menyebabkan individu
menjadi lebih waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat
memotivasi belajar dan menghasilakn pertumbuhan serta kreativitas.
- Ansietas Sedang
Memungkinkan individu unutk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan
hal yang lain. Mempersempit lapang persepsi individu. Sehingga individu mengalami
tidak perhatian yang selektif namun dapat lebih berfokus pasda area jika diarahkan untuk
melakukannya.
- Ansietas Berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu, cenderung berfokus ada sesuatu yang rinci
dan spesifik sehingga tidak memikirkan hal yang lain. Semua perilaku ditujukkan untuk
mengurangi ketegangan. Individu memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada hal
lain.
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Individu yang mengalami panik
tidak mampu melakukan sesuatu meskipun dengan arahan, karena mengalami kehilangan
kendali.
- Manifestasi Klinis
Manifestasi dengan gejala setiap kategori yaitu, ansietas ringan, ansietas sedang,
ansietas berat, dan ansietas panik.
1) Ansietas Ringan
a. Fisiologis
Kadang nafas pendek, nadi dan TD naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan
bibir bergetar.
b. Kognitif
Tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang meninggi.
2) Ansietas Sedang
Pada tingkat ini lapang pandang terhadap linngkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal penting saat itu dn mengesampingkan hal lain.
a. Fisiologis
Sering nafas pendek, nadi dan TD naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah
b. Kognitif
d. Susah tidur
3) Ansietas Berat
Pada tingkat ini lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung memikirkan
hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain. Individu tidak mampu berpikir berat
lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/ tuntunan.
a. Fisiologis
Nafas pendek, nadi dan TD naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
ketegangan.
b. Kognitif
- Verbalisasi cepat
- Blocking
4) Ansietas Panik
Terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat
melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/ tuntunan
a. Fisiologis
Nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik
rendah.
b. Kognitif
- Persepsi kacau
Patofisiologi
1) Bayi/anak-anak
2) Remaja
- Perkembangan seksual
- Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3) Dewasa
- Kehamilan
- Perubahan karir
- Efek penuaan
Lanjut usia
- Penurunan sensori
- Penurunan motorik
- Masalah keuangan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian
berikut :
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
2) Terapi psikofarmaka
3) Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik)
itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4) Psikoterapi
3. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan dan
daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor.
Pathway
Gangguan susunan
vestebuler/keseimba
ngan
Koping individu tidak
efektif
Proses pengolahan
informasi terganggu
Ketidakcocokan yang
disampaikan ke pusat kesadaran
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas Klien
Inisial : Ny. M
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Berladang
Suku bangsa : Melayu
Status marital : Menikah
Alamat lengkap : Jln. Adisucipto Gg. Cempaka Putih Dalam
B. Alasan Masuk
Klien mengatakan terkena stroke 2 tahun yang lalu dan dibawa ke RSUD
Soedarso . Klien melakukan terapi di RS sebanyak 4 kali. Tetapi tidak ada
perubahan yang signifikan. Klien terkena stroke sudah 4 kali. Dan yang
terakhir terkena stroke saat Idul Adha 2017 klien tiba-tiba terjatuh saat ingin
ke WC dan mengalami kelumpuhan di bagian kiri tubuh klien dari ekstremitas
atas ke ekstremitas bawah dan bicara jadi pelo
Saat Pengkajian :
Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya. Klien mengatakan
sebelumnya 3 kali terkena tidak sampai seperti ini. Keluarga mengatakan
bingung melihat kondisi Ny. M seperti ini, tidak tahu cara perawatannya dan
sudah lama tidak kontrol ke-pelayanan kesehatan karena kondisi Ny. M yang
tidak bisa berjalan seperti dulu.
Masalah Keperawatan : Gangguan Alam Perasaan : Kecemasan,
Kurang Pengetahuan Keluarga Dalam Merawat Klien Dirumah.
C. Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Klien mengatakan sebelumnya 3 kali terkena penyakit tapi tidak sampai
seperti ini.
2. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah, klien
sering menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama
suaminya.
3. Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak
berharga walaupun klien mengalami hambatan dalam mobilisasi.
4. Faktor genetik
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
Kakak klien memiliki riwayat hipertensi . Suami klien ada riwayat
hipertensi.
D. Faktor Presipitasi
1. Faktor sosial budaya
Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
2. Faktor biokimia
Adanya rasa khawatir karena penyakitnya sekarang karena klien 3 kali
terkena dan terakhir yang parah dan khawatir adanya komplikasi yang lain .
3. Faktor psikologis
Adanya masalah yang tidak hilang-hilang (Penyakitnya). Dimana klien
merasa cemas dengan masalahnya
E. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
TD : 220 / 100 mmHg N : 88 x/mt S : 36.7 0C P: 22 x/mt
2. Ukur
TB : 153 cm BB : 46 kg (*) turun ( ) naik
3. Keluhan Fisik ( ) ya (*) tidak
Klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan .
F. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Sudah meninggal :
Klien :
Tinggal serumah :
Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Klien berumur 53 tahun.
Klien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Klien tinggal serumah
dengan suami dan 3 orang anaknya. Hubungan klien dengan keluarganya
terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang yang terdekat dengan klien
adalah suaminya.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki.
Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak
disukai.
b. Identitas diri
Klien bekerja sebagai petani di ladangnya yang terletak di belakang
rumahnya. Biasanya klien menghabiskan waktu luangnya dengan bertani,
menonton TV dan berbincang-bincang dengan anak dan suaminya.
Semenjak sakit klien hanya bisa menonton TV dan berbincang-bincang
dengan anak dan suaminya
c. Peran diri
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga. Semenjak sakit klien tidak bisa
memenuhi perannya.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa menyekolahkan
anaknya setinggi-tingginya.
e. Harga Diri
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan
orang lain.
3. Hubungan Sosial
Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu suami dan
anaknya. Klien berkata jika ada masalah, klien akan menceritakan kepada
suami dan anaknya pasti akan membantu memecahkan masalah yang
dialami klien. Klien tidak mengikuti kegiatan diluar rumah karena
kondisinya.
4. Spiritual
Klien beragama Islam dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya saat ini,
dan berharap diberi kesembuhan atas penyakitnya.
G. Status Mental
1. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai dengan
tempatnya. Rambut klien tersisir rapi. Rambut pendek seleher.
2. Pembicaraan
Klien berbicara pelo (kurang jelas, harus mendengarkan dari dekat). Klien
menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat, selama proses
wawancara klien berbicara mengenai satu topik dengan jelas (Isi
pembicaraan).
3. Aktivitas motorik
Saat wawancara klien tampak tenang dalam berbicara, tidak ada gerakan
yang diulang-ulang ataupun gemetar. Namun saat membicarakan
penyakitnya klien tampak sedikit cemas
4. Alam perasaan
Klien mengatakan terkadang khawatir dengan kondisinya, takut ada
komplikasi lain. Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat
sedih maupun gembira. Klien terlihat senang saat menceritakan
pengalamannya yang menyenangkan.
5. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan klien sesuai dengan stimulus
yang diberikan.
6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, Klien mau menjawab pertanyaan perawat.
Kontak mata klien ada dan klien menatap wajah perawat saat wawancara
dan mau menjawab pertanyaan perawat dengan panjang lebar.
7. Persepsi
Keluarga mengatakan klien tidak pernah berbicara sendiri. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
8. Proses pikir
Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit dan
ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu
topik.
9. Isi pikir
Selama wawancara tidak ditemukan gangguan isi pikir. Pemikiran klien
realistis.
10. Tingkat kesadaran
Klien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga sadar
dan mengenal dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat
kesadaran klien terhadap waktu, orang dan tempat jelas.
11. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa
lalu maupun saat ini. Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi
klien sudah makan atau belum, jam berapa. Klien tidak mengalami
gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa
yang ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat SD, klien mampu
untuk menjawab hitungan sederhana.
13. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan
berladang atau menyiapkan sarapan untuk keluarga. Klien memilih
menyiapkan sarapan terlebih dahulu karena kalau sudah membuat sarapan
klien leluasa keladangnya
14. Daya tilik diri
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.
A. Mekanisme Koping
Klien mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya
kepada keluarganya.
D. Analisa Data
No Data Masalah
1. DS :
DO :
DO :
• Wajah klien tampak ketakutan
• Bertanya-tanya kepada perawat
3. DS :
DO :
E.Daftar Masalah
1. Kecemasan
2. Ketakutan
3. Kurang pengetahuan
F.Pohon Masalah
Ketakutan
Kecemasan
Kurang Pengetahuan
Tindakan Keperawatan
1. Selasa 16.00 DS : S:
3 WIB • Bina • keluarga
• Klien mengatakan
Novembe hubungan dan klien
merasa cemas
r 2017 saling mengataka
dengan kondisinya
percaya n sedikit
saat ini
• Bantu klien tenang
(penyakitnya).
mengidentif sudah
• Klien mengatakan
ikasi dan dijelaskan
tubuhnya bagian
menguraika dan
kiri mati rasa.
n diajarkan
• Keluarga
perasaannya cara
mengatakan
• Bantu klien mengatasi
sebelumnya klien
memahami penyakit
sudah 4 kali
perspektif yang
menjalani terapi,
pasien dirasakan
tapi tidak ada
terhadap klien (mati
perubahan yang
situasi rasa).
signifikan. Dan
stress dan • klien
sekarang kondisi
kondisi mengataka
klien seperti ini.
yang n akan
dialaminya memprakte
sekarang kkan cara
tidak akan DO : yang sudah
sembuh diajarkan
• Klien dan keluarga
dalam perawat.
tampak cemas
waktu
singkat. • Klien tampak O:
gelisah
• klien dan
• Dengarkan • Klien dan keluarga
keluarga
dengan bertanya-tanya
masih
penuh tentang kondisi
tampak
perhatian klien saat ini.
sedikit
• Ajarkan A:
cemas
teknik
• membina hubungan
relaksasi A:
saling percaya
nafas dalam
• membantu klien Masalah
untuk
mengidentifikasi teratasi
kontrol
menguraikan sebagian
mengurangi
perasaannya
kecemasan P:
• membantu klien
yang
memahami Intervensi
dirasakan
perspektif pasien dilanjutkan
terhadap situasi
stress yang
dialaminya.
• mendengarkan
dengan penuh
perhatian
• mengajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam untuk
kontrol rasa percaya
diri dan mengurangi
kecemasan yang
dirasakan klien.
R:
R:
P:
• klien dan keluarga Evaluasi
sudah mengerti apa intervensi
yang di jelaskan yang sudah
perawat dilakukan.
• klien dan keluarga
mau mendengarkan
apa yang
disampaikan perawat
3. Selasa 16.00 DS : S:
3 WIB • Jelaskan • Klien dan
• Keluarga
Novembe pada klien keluarga
mengatakan
r 2017 tentang mengatak
bingung melihat
penyakitny an sudah
kondisi Ny. M
a dan ada
komplikasi seperti ini, tidak gambaran
yang bisa tahu cara tentang
terjadi. perawatannya penyakit
• Ajarkan dan sudah lama yang
klien tidak kontrol ke- dialami
menggerak pelayanan klien serta
kan bagian kesehatan karena komplikas
tubuh yang kondisi Ny. M i yang
mati rasa yang tidak bisa bias
(ROM) berjalan seperti terjadi.
untuk dulu. O:
membantu • Klien • Klien dan
memperlan mengatakan keluarga
car sudah lama tidak mengerti
peredaran kontrol dengan
darah agar kondisinya ke penjelasa
tidak terjadi pelayanan n perawat.
atrofi otot kesehatan, hanya
• Anjurkan meminum obat A:
klien dan warung dan Masalah
keluarga berjemur saat teratasi
untuk pagi hari di teras
check rumah
up/kontrol P:
DO :
kondisi Evaluasi
klien ke • Klien dan intervensi
pelayanan keluarga yang sudah
kesehatan bertanya-tanya dilakukan
untuk kepada perawat
mengatasi
A:
kondisi
klien dan • Men jelaskan
mencegah pada klien
terjadinya tentang
komplikasi penyakitnya dan
lain . komplikasi yang
bisa terjadi.
• mengajarkan
klien
menggerakkan
bagian tubuh
yang mati rasa
(ROM) untuk
membantu
memperlancar
peredaran darah
agar tidak terjadi
atrofi otot
• menganjurkan
klien dan
keluarga untuk
check up/kontrol
kondisi klien ke
pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi
kondisi klien dan
mencegah
terjadinya
komplikasi lain
R:
• klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
• klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat
• klien
mempraktekkan
gerakan (ROM)
yang diajarkan
perawat.
R:
• klien mau
mengungkapkan
perasaannya
• klien mau
mempraktekkan
Tarik nafas
dalam untuk
mengurangi
kecemasan yang
dirasakan
2. Kamis 16.00 DS : S:
5 WIB • Anjurkan • Klien dan
• Klien dan
November klien dan keluarga
keluarga
2017 keluarga mengataka
mengatakan
untuk check n akan
sudah tidak
up/kontrol melakukan
khawatir dan
kondisi klien kontrol ke
takut lagi akan
ke pelayanan pelayanan
komplikasi yg
kesehatan kesehatan
bisa terjadi .
untuk
mengatasi DO : O:
kondisi klien • Klien dan
• Klien
dan keluarga
mendengarkan
mencegah tampak
penjelasan
terjadinya mengerti
perawat.
komplikasi dengan
lain . penjelasan
perawat.
A:
• menganjurkan A:
klien dan Masalah teratasi
keluarga untuk P:
check Evaluasi
up/kontrol intervensi yang
kondisi klien ke sudah dilakukan.
pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi lain
.
R:
• klien dan
keluarga sudah
mengerti apa
yang di jelaskan
perawat
• klien dan
keluarga mau
mendengarkan
apa yang
disampaikan
perawat
3. Kamis 16.00 DS : S:
5 WIB • Jelaskan • Klien dan
• Keluarga dan
November pada klien keluarga
klien
2017 tentang mengatakan
mengatakan
penyakitnya mengerti
mengerti
dan dengan
dengan
komplikasi kondisi
kondisi yang
yang bisa klien serta
dialami klien
terjadi. komplikasi
• Evaluasi DO : yang bias
cara klien terjadi.
• Klien
menggerakk
mendengarka
an bagian O:
n penjelasan
tubuh yang • Klien
perawat.
mati rasa memprakte
(ROM) kkan cara
untuk yang
membantu diajarkan
memperlanc • Klien dan
ar peredaran A: keluarga
darah agar mengerti
• Men jelaskan
tidak terjadi dengan
pada klien
atrofi otot penjelasan
tentang
• Anjurkan perawat.
penyakitnya dan
klien dan
komplikasi yang
keluarga
bisa terjadi.
untuk check A:
• Mengevaluasi
up/kontrol Masalah teratasi
cara klien
kondisi
menggerakkan
klien ke
bagian tubuh
pelayanan P:
yang mati rasa
kesehatan Evaluasi
(ROM) untuk
untuk intervensi yang
membantu
mengatasi sudah dilakukan
memperlancar
kondisi
peredaran darah
klien dan
agar tidak
mencegah
terjadi atrofi
terjadinya
otot
komplikasi
• Menganjurkan
lain .
klien dan
keluarga untuk
check
up/kontrol
kondisi klien ke
pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi
kondisi klien
dan mencegah
terjadinya
komplikasi lain
R:
• klien dan
keluarga
sudah
mengerti apa
yang di
jelaskan
perawat
• klien dan
keluarga
mau
mendengarka
n apa yang
disampaikan
perawat
• klien
mempraktekk
an gerakan
(ROM) yang
diajarkan
perawat.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Ansietas masih menjadi salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa yang masih banyak terjadi baik
di negara-negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Ansietas sendiri merupakan
kekhawatiran atau keadaan emosional yang tidak jelas, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
memiliki objek yang spesifik.
Tingkatan Ansietas :
a. Ansietas Ringan
b. Ansietas Sedang
c. Ansietas Berat
Patofisiologi :
a. Bayi/ anak-anak
b. Remaja
c. Dewasa
d. Lanjut usia
Faktor Predisposisi
- Kajian keluarga
Faktor Presipitasi
Ansietas merupakan gangguan kejiwaan berupa cemas yang tidak berobyek, sehingga memerlukan
pencegahan sedini mungkin pada tiap lapisan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan tersebut dapat
berupa :
- Cukup olahraga.
- Tidak merokok.
Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (5th ed). Jakarta : EGC.
Townsend, M.C. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatrik :Pedoman
untuk Pembuatan Rencana Perawatan (3rd ed). Jakarta : EGC.