Anda di halaman 1dari 17

1.

Pengertian Kanker Colorectal

Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa colon atau
rectum. Kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip, oleh karena itu polypectomy colon
mampu menurunkan kejadian kanker colorectal. Polip colon dan kanker pada stadium dini
terkadang tidak menunjukkan gejala.19 Secara histopatologis, hampir semua kanker usus besar
adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya
berbeda-beda. Tumor dapat menyebar melalui infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan,
seperti ke dalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe pericolon dan
mesocolon, dan melalui aliran darah, biasanya ke hati karena colon mengalirkan darah ke sistem
portal.

2. Anatomi Colon dan Rectum

Usus besar atau colon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m
(5 kaki) yang terbentang dari caecum hingga canalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih
besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5 cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus diameternya
semakin kecil.
Usus besar terdiri dari 5 bagian, yaitu caecum, colon ascenden, colon transversum, colon
descenden, colon sigmoid dan rectum (Lihat Gambar. 1). Berbeda dengan mukosa usus halus,
pada mukosa colon tidak dijumpai vili dan kelenjar biasanya lurus-lurus dan teratur. Permukaan
mukosa terdiri dari pelapis epitel tipe absorptif diselang-seling dengan sel goblet. Pada lamina
propria dan basis kripta secara sporadik terdapat nodul jaringan limfoid.

Struktur usus besar:


1. Caecum
Merupakan kantong yang terletak di bawah muara ileum pada usus besar. Panjang dan
lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm. Caecum terletak pada fossa iliaca kanan di atas setengah
bagian lateralis ligamentum inguinale. Biasanya caecum seluruhnya dibungkus oleh peritoneum
sehingga dapat bergerak bebas, tetapi tidak mempunyai mesenterium; terdapat perlekatan ke
fossa iliaca di sebelah medial dan lateral melalui lipatan peritoneum yaitu plica caecalis,
menghasilkan suatu kantong peritoneum kecil, recessus retrocaecalis.

2. Colon ascenden
Bagian ini memanjang dari caecum ke fossa iliaca kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, dan di bawah hati
membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatica (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan
dengan colon transversum.
3. Colon Transversum
Merupakan bagian usus besar yang paling besar dan paling dapat bergerak bebas karena
tergantung pada mesocolon, yang ikut membentuk omentum majus. Panjangnya antara 45-50 cm,
berjalan menyilang abdomen dari fleksura coli dekstra sinistra yang letaknya lebih tinggi dan
lebih ke lateralis. Letaknya tidak tepat melintang (transversal) tetapi sedikit melengkung ke
bawah sehingga terletak di regio umbilicalis.
4. Colon descenden
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, dari atas ke
bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan
dibelakang peritoneum.
5. Colon sigmoid
Disebut juga colon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan
huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai peralihan menjadi
rectum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae
coli, dan terletak + 15 cm di atas anus. Colon sigmoideum tergantung oleh mesocolon
sigmoideum pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas (mobile).

3. ETIOLOGI
Penyebab kanker kolon tidak diketahui. Beberapa factor yang teridentifikasi untuk kanker
kolon:
1. usia lebih dari 40 tahun
2. darah dalam feses
3. riwayat polip rektal atau kolon
4. riwayat keluarga dengan kanker kolon
5. riwayat penyakit usus inflamasi kronis
6. diet tinggi lemak,protein,daging,dan rendah serat
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker usus besar. Makanan yang tinggi
lemak terutama lemak hewan dari daging merah menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob
menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang
juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker.

4. PATOFISIOLOGI
Penyebab belum di ketahui pasti, namun makanan merupkan yang penting dalam kejadian
kanker tersebut. Kanker kolon dan rectum terutama berjenis histopatologis (95%)
adenokarsinoma (muncul dalam lapisanan epitel dalam usus = endotel).Munculnya
tumorbiasanya di mulai sebagai kolid jinak ,yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup ,
serta merusak jaringan normal dan meluas dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa
polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen,dan dengancepat meluas ke sekitar usus sebagai sriktura
anular (mirip cincin )
Menurut diyono (2013) tingkatan kanker kolorectal adalah sebagai berikut :
1. stadium 1 : terbatas hanya pada mukosa kolom (dinding rectum dan colon )
2. stadium 2 : menembus dinding otot belum metastase
3. stadium 3 : melibatkan kelenjar limfe
4.stadium 4 : metastase ke kelenjar limfeyang berjauhan dan ke organ lain

Pencegahan

1. Pencegahan Primordial

Dilakukan dengan peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk


kampanye cara makan sehat yaitu makan seimbang baik dalam menu maupun jumlah makanan
yang dikonsumsi setiap hari sehingga mengurangi/mencegah keterpaparan terhadap bahan
makanan yang bersifat karsinogenik

2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan
dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor lain yang dapat
menimbulkan kanker. dan kokarsinogenik. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
pencegahan primer kanker colorectal yaitu
A. Menghentikan atau mengubah kebiasaan hidup yang memperbesar risiko terjadinya
kanker colorectal seperti menghindari makan makanan yang tinggi lemak (khususnya
lemak hewan) dan rendah kalsium, folat, mengkonsumsi makanan berserat dengan jumlah
cukup dan mengurangi konsumsi daging merah. Kebalikan dengan daging merah/daging
olahan, konsumsi ikan dapat menurunkan risiko. Untuk mengurangi konsumsi daging
merah, para ahli menganjurkan mengkonsumsi daging unggas (ayam, bebek, dsb) dan
ikan.
B. Mengubah kebiasaan mengkonsumsi alkohol karena selain merusak hepar, konsumsi
minuman beralkohol juga berhubungan dengan peningkatan risiko kanker colorectal.

3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan skrining. Strategi skrining pada orang yang
tidak memperlihatkan gejala dianjurkan yaitu laki-laki dan perempuan berusia lebih dari 40 tahun
harus menjalani pemeriksaan rektal digital (rectal toucher) setiap tahun dan orang yang berusia di
atas 50 tahun harus menjalani pemeriksaan darah samar feses setiap tahun dan pemeriksaan
sigmoidoskopi setiap 3 hingga 5 tahun setelah 2 kali pemeriksaan awal yang berjeda setahun.
Selain itu, pada pencegahan sekunder juga dilakukan:

a. Diagnosis
1. Anamnesis yang teliti
Meliputi perubahan pola kebiasaan defekasi, baik berupa diare ataupun konstipasi
(change of bowel habit), perdarahan per anum (darah segar), penurunan berat badan, faktor
predisposisi (risk factor), riwayat kanker dalam keluarga, riwayat polip usus, riwayat colitis
ulserosa, riwayat kanker payudara/ovarium, uretero sigmoidostomi, serta kebiasaan makan
(rendah serat, banyak lemak).
2. Pemeriksaan Fisik
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya perubahan pola buang air besar
(change of bowel habits), bisa diare bisa juga obstipasi. Semakin distal letak tumor semakin jelas
gejala yang ditimbulkan karena semakin ke distal feses semakin keras dan sulit dikeluarkan
akibat lumen yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan perdarahan, bisa jelas atau samar.
Warna perdarahan sangat bervariasi, merah terang, purple, mahogany, dan kadang kala merah
kehitaman. Makin ke distal letak tumor warna merah makin pudar. Perdarahan sering disertai
dengan lendir, kombinasi keduanya harus dicurigai adanya proses patologis pada colorectal.
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya perubahan pola buang air besar (change of
bowel habits), bisa diare bisa juga obstipasi. Semakin distal letak tumor semakin jelas gejala yang
ditimbulkan karena semakin ke distal feses semakin keras dan sulit dikeluarkan akibat lumen
yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan perdarahan, bisa jelas atau samar. Warna
perdarahan sangat bervariasi, merah terang, purple, mahogany, dan kadang kala merah
kehitaman. Makin ke distal letak tumor warna merah makin pudar. Perdarahan sering disertai
dengan lendir, kombinasi keduanya harus dicurigai adanya proses patologis pada colorectal.
Selain itu, pemeriksaan fisik lainnya yaitu adanya massa yang teraba pada fossa iliaca dextra dan
secara perlahan makin lama makin membesar. Penurunan berat badan sering terjadi pada fase
lanjut, dan 5% kasus sudah metastasis jauh ke hepar. bawah hati membelok ke kiri. Lengkungan
ini disebut fleksura hepatica (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan dengan colon transversum.
KASUS
Ny.A umur 30 tahun masuk ke rumah sakit tanggal 20 oktober 2019 akibat mengalami CA
colon klien datang ke RSU diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada abdomen
dengan skala 8, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna
kehitaman, dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat
badan, dan cepat letih.
Data penunjang:
TD : 130/80mmHg
Nadi : 120x/menit
RR : 27x/i
T :38,5◦C
BB :40kg
TB :160 cm
IMT :15,62

FORMAT PENGKAJIAN

Tanggal masuk :20 OKTOBER 2019 Ruang Rawat :VIV No MR :


12345

I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A Umur :30 Tgl/Bln/Thn :20 OKTOBER 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki ●Perempuan

Status Kawin : ● Kawin Belum Kawin


Agama : ●Islam Kristen Hindu Budha
Pendidikan : ●Sarjana Diploma/Akademi SMU
SLTP SD Tidak Sekolah
Pekerjaan : ●PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat : JL. Melati No. 12
Tanggal Pengkajian : 21 Oktober 2019
Diagnosa Medis : CA Colon

PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN. A
Hub. dgn pasien : ● Suami/Istri Anak Ayah Ibu
Pekerjaan : ● PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat : JL. Melati No. 12

II.KELUHAN UTAMA
Nyeri pada Abdomen

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


PROVOKATIVE / PALLIATIVE
Hal-hal yang memperberat Istirahat ● Aktifitas
Hal-hal yang memperbaiki keadaan ●Istirahat ●Makan Obat
Tidak ada
QUALITY/QUANTITY
a. Bagaimana Dirasakan
●Seperti tertusuk Seperti ditimpa beban berat
b. Bagaimana Terlihat
●Meringis Sulit Bernafas Keringat Dingin Cyanosis
Gelisah Oedema
REGION
a. Lokasinya Dada Ulu hati ● Perut
b. Menyebar ●Ya Tidak
SEVERITY
Menggangu aktifitas ●Ya Tidak
TIME < 15 menit ● > 15 menit
Kapan mulai timbul : ………
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat Keluarga yang menderita sakit jantung
Ayah Ibu Saudara kandung ●Tidak ada
2. Riwayat Merokok
Ada ●Tidak Ada
3. Riwayat Hipertensi
Ada ●Tidak Ada
4. Riwayat DM
Ada ●Tidak Ada
5. Riwayat Kelainan Jantung Katub
Ada ●Tidak Ada
6. Riwayat Kelainan Jantung Bawaan
Ada ●Tidak Ada

V. GENOGRAM

VI. PSIKOLOGIS
1. Persepsi tentang penyakitnya
●Yakin bisa sembuh Tidak yakin bisa sembuh
2. Konsep Diri
●Dapat menerima kondisi tubuhnya Tidak dapat menerima
Merasa rendah diri Merasa percaya diri
Merasa tidak berarti bagi orang lain Merasa dibutuhkan orang lain
3. Keadaan Emosi ●Stabil Tidak stabil
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum Baik ●Lemah Jelek Anasarca
b. Tanda-tanda Vital
TD: 110/80mmHg HR : 70x/menit RR : 20x/i T : 36,5◦c EKG :-
BB :…….. TB:………… IMT :
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Rambut
 Bentuk kepala ●Bulat Lonjong
 Kebersihan Kulit Kepala ●Bersih Kotor
Data Subjektive :
2. Mata
Icterus ●Anemi ………..
Data Subjektive : ……………..
3. Hidung
Pernafasan cuping hidung ●Normal
Data Subjektive : ……………..
4. Telinga
●Normal
Data Subjektive : ……………..
5. Mulut/Bibir
Cyanosis ●Normal
Data Subjektive : ……………..
6. Leher / Tekanan Vena Jugularis
Meningkat ● Normal
Data Subjektive : ……………..
d. Pemeriksaan Kulit
Lembab ●Kering
Data Subjektive : ……………..
e. Pemeriksaan Thorak / Dada
1. Inspeksi
 Bentuk Thorak ● Simetris Asimetris
 Irama Pernafasan ● Reguler Ireguler
 Tanda Kesulitan Bernafas Penggunaan otot-otot Bantu nafas Pernafasan Cuping
 Luka Operasi Kemerahan Pus/Basah Dll………
2. Palpasi ●Normal Tidak Normal
3. Perkusi Resonan Hiper resonan Dullness ●Sonor
4. Auskusltasi ●Vesikuler Ronchi
Data Subjektive : ……………..
f. Pemeriksaan Jantung
 Inspeksi Ictus cordis ada ●Ictus cordis tidak ada
 Palpasi Ictus cordis teraba ●Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi (batas jantung) :
Batas kiri :
Atas :
Kanan :
 Auskultasi
 Frekuensi ………x/i
 Irama Reguler Irreguler
 S1 Normal Abnormal
 S2 Normal Abnormal
 Murmur Ada Tdk ada
 Gallop Ada Tdk ada
 Bising sistolik Ada Tdk ada
(tempat, tingkat kerasnya suara, skala I-IV) ……….
 Bising diastolik Ada Tdk ada
 Gesekan pericardium Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
g. Pemeriksaan abdomen
Peristaltik usus ●Ada Tdk ada
Frekuensi :
Nyeri tekan ● Ada Tdk ada
Hepar Teraba ● Tdk teraba
Ascites Ada ● Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
h. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
Edema scrotum/labia Ad ● tdk ada
Data Subjektive : ……………..
i. Pemeriksaan ekstremitas
Edema pada ekstremitas atas Ada ●Tdk ada
Edema pada ekstremitas bawah Ada ●Tdk ada
Luka Bekas Tusukan Angiografi Perdarahan Hematom
Data Subjektive : ……………..
j. Pemeriksaan neurologis
Kesadaran :
GCS :
Kekuatan Otot : I II III IV
Data Subjektive : ……………..
VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Pola tidur dan kebiasaan
Masalah tidur : ● Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
b. Pola Eliminasi
1. Bab
Perdarahan ●Ada Tdkada
Terakhir Tgl: 19 Oktober 2019
2. Bak
Perdarahan Ada ●Tdk ada
Nyeri Bak Ada ●Tdk ada
Jumlah ……….
Data Subjektive : ……………..
c. Pola makan dan minum
Penurunan selera makan ● Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
d. Kebersihan diri/personal hygiene
Badan ●Ada Tdk ada
Gigi dan Mulut ●Ada Tdk ada
Kuku ●Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
e. Aktivitas
Gangguan aktivitas ●Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
VIII. PENGETAHUAN MENGENAI KONDISI, PROGRAM PENGOBATAN, PENYEBAB,
PERAWATAN PASCA OPERASI/ PASCA ANGIOGRAFI
DO : …………….
DS : ……………..
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
a.Diagnosa Medis: CA Colon
b. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laborattorium
Kesan : Fases berwarna hitam disertai darah berwarna merah segar
2. Rontgen :
Kesan : …………
3. EKG :
Kesan : ………….
4. ECHO:
Kesan : ………
5. Dan lain - lain
X. PENATALAKSANAAN DAN THERAPI
1. Bedrest
2. IVFD RL 20 tetes permenit
3. Kemoterapi
4. Leukovorin
5.5-FU,Levamisol, Leuvocorin
6. Pembedahan/ Laparaskop

PENGELOMPOKAN DATA
No Data Objektif Data Subjektif
 Fases berwarna kehitman dan  Klien mengatakan nyeri pada abdomen
kadang disertai warna darah  Klien mengatakan kram perut
merah segar  Klien mengatakan tidak nafsu makan
 Penurunan berat badan  Klien mengatakan tidak mampu
 Klien tampak lemah beraktifitas dan cepat letih

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds: Obstruksi tumor pada Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada bagian usus dengan
perut kemungkinan
Do: menekan organ yang
Klien tampak meringis kesakitan lain.
Skala nyeri 8

2 Ds: Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas


Klien mengatakan tidak mampu
beraktivitas dan cepat letih
Do:
Klien terlihat berbaring ditempat tidur
Klien tampak lemah
3 Ds : Kurangnya intake Ketidak seimbangan
Klien mengatakan tidak nafsu makan nutrisi nutrisi kurang dari
Do: kebutuhan tubuh
 Penurunan berat badan
 Bibir klien tampak kering dan
pucat
 IMT : 15,62
4 Ds :.Klien mengatakan kram perut Ketidak mampuan Konstipasi
Do : fases bewarna kehitaman dan mengeluarkan fases
kadang disertai dengan darahsegar

PERENCANAAN
NO DIAGNOSA NOC(tujuan dan kriteria NIC
hasil)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan 2x24 jam
diharapkan nyeri berkurang

Kriteria hasil :
 Mampu mengontrol
nyeri (tau penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri,
mencaribantuan)
 Mampu mengenali
nyeri
 Tanda vital dalam
rentang normal
 Tidak mengalami
gangguan tidur

2 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Terapi aktivitas


keperawatan 2x24 jam
diharapkan mampu
melakukan aktivitas

Kriteria hasil :
• Berpartisipasi dalam
aktifitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah,
nadi dan RR
• Mampu melakukan
aktifitas sehari-hari secara
mandiri
• Keseimbangan
aktifitas dan istirahat

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari keperawatan2x24 jam
kebutuhan tubuh diharapkan nutrisi dapat
teratasi
Kriteria Hasil:
 Nafsu makan
meningkat
 Diet dihabiskan
 Turgor kulit elastis
4 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 2x24 jam Manajemen konstipasi
diharapkan konstipasi dapat
teratasi

Kriteria hasil:
•Pola eliminasi dalam batas
normal
•Kontrol gerakan usus
•Warna feses
•Kemerahan BAB
•Darah dalam feses
 Feses lembut dan
berbentuk

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari,Tangga
No l Diagnos Implementasi Evaluasi
a
Keperawat
an

1 21 Oktober Nyeri Akut S: Klien mengatakan Nyeri


2019 Manajemen nyeri : pada bagian perut
 Lakukan O : Klien nampak meringis ke
pengkajian nyeri sakitan
komprehensif A: Masalah belum teratasi
yang meliputi P :Intervensi dilanjutkan
lokasi,
karakteristik,
onset/durasi
frekuensi,
kualitas,
intensitas,atau
beratnya nyeri
dan factor
pencetus
 Control
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti,
suhu ruangan,
pencahayaan,
dan kebisingan
 Kurangi factor
presipitasi nyeri
 Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi: nafas
dalam relaksasi,
distraksi,
kompreshangat dan
kompres dingin
2 21 Oktober Intoleransi Terapi aktivitas : S: Klien mengtakan tidak
2019 aktifitas  Bantu klien mampu beraktivitas dan cepat
untuk letih
mengeksplorasi O : Klien terlihat berbaring
tujuan personal ditempat tidur
dari aktivitas- Klien tampak lemah
aktivitas yang A : Masalah belum teratasi
biasa dilakukan P : Intervensi dilanjutkan
misalnya:
bekerja, dan
aktivitas-
aktivitas
 Bantu klien
untuk tetap focus
pada kekuatan
(yang
dimilikinya)
dibandingkan
dengan
kelemahan
 Dorong aktivitas
kreatif yang
tepat
 Dorong
keterlibatan
dalam aktivitas
kelompok
maupun terapi
jika memang
diperlukan.

3 21oktober Ketidak ManajemenNutrisi S : Klien mengatakan tidak


2019 seimbanga nafsu makan
n nutrisi  Tentukan status O: Penurunan berat badan
kurang dari gizi pasien dan  Bibir klien tampak
kebutuhan kemampuan kering dan pucat
tubuh pasien untuk  IMT : 15,62
memenuhi A: Masalah belum teratasi
kebutuhan gizi P: Intervensi dilanjutkan
 Identifikasi
adanya alergi
atau intoleransi
makanan yang
dimiliki pasien
 Tentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan
untuk memenuhi
persyaratan gizi
 Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan
terhadap pilihan
makanan
yanglebih sehat
jika diperlukan

4 21,Oktober20 Konstipasi  Monitor tanda S: Klien mengatakan kram


19 dan gejala perut
konstifasi O : fases bewarna kehitaman
 Buatlah jadwal dan kadang disertai dengan
untuk BAB darah segar
dengan tepat A : Masalah belum teratasi
 Timbang berat P : Intervensi dilanjukan
badanpasien
dengan teratur
 Ajarkanpasien/k
eluarga
mengenaikurun
waktu dalam
menyelesaikante
rjadinya
konstifasi
HARI KE II
No Hari , tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 Selasa ,22 oktober Nyeri akut Manajemen nyeri : S: Klien


2019  Lakukan mengatakan
pengkajian nyeri Nyeri pada
komprehensif perutnya sudah
yang meliputi mulai membaik
lokasi,
karakteristik, O : Klien
onset/durasi nampak lebih
frekuensi, membaik
kualitas,
intensitas,atau A: Masalah
beratnya nyeri teratasi
dan factor P :Intervensi
pencetus dilanjutkan
 Control
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti,
suhu ruangan,
pencahayaan,
dan kebisingan
 Kurangi factor
presipitasi nyeri
 Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi: nafas
dalam relaksasi,
distraksi,
kompreshangat dan
2 Selasa,22 Intoleransi Terapi aktivitas : S: Klien
Oktober2019 aktivitas  Bantu klien mengtakan
untuk sudah mampu
mengeksplorasi beraktivitas
tujuan personal
dari aktivitas- O : Klien
aktivitas yang terlihat sudah
biasa dilakukan mampu
misalnya: beraktivitas
bekerja, dan seperti duduk
aktivitas- A : Masalah
aktivitas teratasi
 Bantu klien P : Intervensi
untuk tetap focus dihentikan
pada kekuatan
(yang
dimilikinya)
dibandingkan
dengan
kelemahan
 Dorong aktivitas
kreatif yang
tepat
 Dorong
keterlibatan
dalam aktivitas
kelompok
maupun terapi
jika memang
diperlukan.

3 22 Oktober2019 Ketidakseimbangan ManajemenNutrisi: S : Klien


nutrisi kurang dari  Tentukan status mengatakan
kebutuhan tubuh gizi pasien dan sudah mulai
kemampuan nafsu makan
pasien untuk O: Berat badan
memenuhi pasien sudah
kebutuhan gizi mulai
 Identifikasi bertambah
adanya alergi  Bibir
atau intoleransi klien
makanan yang lembab
dimiliki pasien A: Masalah
 Tentukan jumlah teratasi
kalori dan jenis P: Intervensi
nutrisi yang dihentikan
dibutuhkan
untuk memenuhi
persyaratan gizi
 Berikan pilihan
makanan sambil
menawarkan
bimbingan
terhadap pilihan
makanan
yanglebih sehat
jika diperlukan
4 22 Oktober 2019 Konstipasi  Monitor tanda S: Klien
dan gejala mengatakan
konstifasi kram perut
 Buatlah jadwal mulai tidak
untuk BAB terasa
dengan tepat O : fases sudah
 Timbang berat berwarna
badanpasien kuning dan
dengan teratur tidak ada lagi
Ajarkanpasien/keluarga darah
mengenaikurun waktu A : Masalah
dalam teratasi
menyelesaikanterjadinya P : Intervensi
konstifasi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai