Kanker colorectal ditujukan pada tumor ganas yang berasal dari mukosa colon atau
rectum. Kebanyakan kanker colorectal berkembang dari polip, oleh karena itu polypectomy colon
mampu menurunkan kejadian kanker colorectal. Polip colon dan kanker pada stadium dini
terkadang tidak menunjukkan gejala.19 Secara histopatologis, hampir semua kanker usus besar
adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya
berbeda-beda. Tumor dapat menyebar melalui infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan,
seperti ke dalam kandung kemih, melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe pericolon dan
mesocolon, dan melalui aliran darah, biasanya ke hati karena colon mengalirkan darah ke sistem
portal.
Usus besar atau colon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 1,5 m
(5 kaki) yang terbentang dari caecum hingga canalis ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih
besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5 cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus diameternya
semakin kecil.
Usus besar terdiri dari 5 bagian, yaitu caecum, colon ascenden, colon transversum, colon
descenden, colon sigmoid dan rectum (Lihat Gambar. 1). Berbeda dengan mukosa usus halus,
pada mukosa colon tidak dijumpai vili dan kelenjar biasanya lurus-lurus dan teratur. Permukaan
mukosa terdiri dari pelapis epitel tipe absorptif diselang-seling dengan sel goblet. Pada lamina
propria dan basis kripta secara sporadik terdapat nodul jaringan limfoid.
2. Colon ascenden
Bagian ini memanjang dari caecum ke fossa iliaca kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, dan di bawah hati
membelok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatica (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan
dengan colon transversum.
3. Colon Transversum
Merupakan bagian usus besar yang paling besar dan paling dapat bergerak bebas karena
tergantung pada mesocolon, yang ikut membentuk omentum majus. Panjangnya antara 45-50 cm,
berjalan menyilang abdomen dari fleksura coli dekstra sinistra yang letaknya lebih tinggi dan
lebih ke lateralis. Letaknya tidak tepat melintang (transversal) tetapi sedikit melengkung ke
bawah sehingga terletak di regio umbilicalis.
4. Colon descenden
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, dari atas ke
bawah, dari depan fleksura lienalis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan
dibelakang peritoneum.
5. Colon sigmoid
Disebut juga colon pelvinum. Panjangnya kurang lebih 40 cm dan berbentuk lengkungan
huruf S. Terbentang mulai dari apertura pelvis superior (pelvic brim) sampai peralihan menjadi
rectum di depan vertebra S-3. Tempat peralihan ini ditandai dengan berakhirnya ketiga teniae
coli, dan terletak + 15 cm di atas anus. Colon sigmoideum tergantung oleh mesocolon
sigmoideum pada dinding belakang pelvis sehingga dapat sedikit bergerak bebas (mobile).
3. ETIOLOGI
Penyebab kanker kolon tidak diketahui. Beberapa factor yang teridentifikasi untuk kanker
kolon:
1. usia lebih dari 40 tahun
2. darah dalam feses
3. riwayat polip rektal atau kolon
4. riwayat keluarga dengan kanker kolon
5. riwayat penyakit usus inflamasi kronis
6. diet tinggi lemak,protein,daging,dan rendah serat
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker usus besar. Makanan yang tinggi
lemak terutama lemak hewan dari daging merah menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob
menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang
juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker.
4. PATOFISIOLOGI
Penyebab belum di ketahui pasti, namun makanan merupkan yang penting dalam kejadian
kanker tersebut. Kanker kolon dan rectum terutama berjenis histopatologis (95%)
adenokarsinoma (muncul dalam lapisanan epitel dalam usus = endotel).Munculnya
tumorbiasanya di mulai sebagai kolid jinak ,yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup ,
serta merusak jaringan normal dan meluas dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa
polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen,dan dengancepat meluas ke sekitar usus sebagai sriktura
anular (mirip cincin )
Menurut diyono (2013) tingkatan kanker kolorectal adalah sebagai berikut :
1. stadium 1 : terbatas hanya pada mukosa kolom (dinding rectum dan colon )
2. stadium 2 : menembus dinding otot belum metastase
3. stadium 3 : melibatkan kelenjar limfe
4.stadium 4 : metastase ke kelenjar limfeyang berjauhan dan ke organ lain
Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan
dan/atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor lain yang dapat
menimbulkan kanker. dan kokarsinogenik. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
pencegahan primer kanker colorectal yaitu
A. Menghentikan atau mengubah kebiasaan hidup yang memperbesar risiko terjadinya
kanker colorectal seperti menghindari makan makanan yang tinggi lemak (khususnya
lemak hewan) dan rendah kalsium, folat, mengkonsumsi makanan berserat dengan jumlah
cukup dan mengurangi konsumsi daging merah. Kebalikan dengan daging merah/daging
olahan, konsumsi ikan dapat menurunkan risiko. Untuk mengurangi konsumsi daging
merah, para ahli menganjurkan mengkonsumsi daging unggas (ayam, bebek, dsb) dan
ikan.
B. Mengubah kebiasaan mengkonsumsi alkohol karena selain merusak hepar, konsumsi
minuman beralkohol juga berhubungan dengan peningkatan risiko kanker colorectal.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan skrining. Strategi skrining pada orang yang
tidak memperlihatkan gejala dianjurkan yaitu laki-laki dan perempuan berusia lebih dari 40 tahun
harus menjalani pemeriksaan rektal digital (rectal toucher) setiap tahun dan orang yang berusia di
atas 50 tahun harus menjalani pemeriksaan darah samar feses setiap tahun dan pemeriksaan
sigmoidoskopi setiap 3 hingga 5 tahun setelah 2 kali pemeriksaan awal yang berjeda setahun.
Selain itu, pada pencegahan sekunder juga dilakukan:
a. Diagnosis
1. Anamnesis yang teliti
Meliputi perubahan pola kebiasaan defekasi, baik berupa diare ataupun konstipasi
(change of bowel habit), perdarahan per anum (darah segar), penurunan berat badan, faktor
predisposisi (risk factor), riwayat kanker dalam keluarga, riwayat polip usus, riwayat colitis
ulserosa, riwayat kanker payudara/ovarium, uretero sigmoidostomi, serta kebiasaan makan
(rendah serat, banyak lemak).
2. Pemeriksaan Fisik
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya perubahan pola buang air besar
(change of bowel habits), bisa diare bisa juga obstipasi. Semakin distal letak tumor semakin jelas
gejala yang ditimbulkan karena semakin ke distal feses semakin keras dan sulit dikeluarkan
akibat lumen yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan perdarahan, bisa jelas atau samar.
Warna perdarahan sangat bervariasi, merah terang, purple, mahogany, dan kadang kala merah
kehitaman. Makin ke distal letak tumor warna merah makin pudar. Perdarahan sering disertai
dengan lendir, kombinasi keduanya harus dicurigai adanya proses patologis pada colorectal.
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya perubahan pola buang air besar (change of
bowel habits), bisa diare bisa juga obstipasi. Semakin distal letak tumor semakin jelas gejala yang
ditimbulkan karena semakin ke distal feses semakin keras dan sulit dikeluarkan akibat lumen
yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan perdarahan, bisa jelas atau samar. Warna
perdarahan sangat bervariasi, merah terang, purple, mahogany, dan kadang kala merah
kehitaman. Makin ke distal letak tumor warna merah makin pudar. Perdarahan sering disertai
dengan lendir, kombinasi keduanya harus dicurigai adanya proses patologis pada colorectal.
Selain itu, pemeriksaan fisik lainnya yaitu adanya massa yang teraba pada fossa iliaca dextra dan
secara perlahan makin lama makin membesar. Penurunan berat badan sering terjadi pada fase
lanjut, dan 5% kasus sudah metastasis jauh ke hepar. bawah hati membelok ke kiri. Lengkungan
ini disebut fleksura hepatica (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan dengan colon transversum.
KASUS
Ny.A umur 30 tahun masuk ke rumah sakit tanggal 20 oktober 2019 akibat mengalami CA
colon klien datang ke RSU diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada abdomen
dengan skala 8, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna
kehitaman, dan kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat
badan, dan cepat letih.
Data penunjang:
TD : 130/80mmHg
Nadi : 120x/menit
RR : 27x/i
T :38,5◦C
BB :40kg
TB :160 cm
IMT :15,62
FORMAT PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A Umur :30 Tgl/Bln/Thn :20 OKTOBER 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki ●Perempuan
PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN. A
Hub. dgn pasien : ● Suami/Istri Anak Ayah Ibu
Pekerjaan : ● PNS Swasta TNI/POLRI ………
Alamat : JL. Melati No. 12
II.KELUHAN UTAMA
Nyeri pada Abdomen
V. GENOGRAM
VI. PSIKOLOGIS
1. Persepsi tentang penyakitnya
●Yakin bisa sembuh Tidak yakin bisa sembuh
2. Konsep Diri
●Dapat menerima kondisi tubuhnya Tidak dapat menerima
Merasa rendah diri Merasa percaya diri
Merasa tidak berarti bagi orang lain Merasa dibutuhkan orang lain
3. Keadaan Emosi ●Stabil Tidak stabil
VII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum Baik ●Lemah Jelek Anasarca
b. Tanda-tanda Vital
TD: 110/80mmHg HR : 70x/menit RR : 20x/i T : 36,5◦c EKG :-
BB :…….. TB:………… IMT :
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala ●Bulat Lonjong
Kebersihan Kulit Kepala ●Bersih Kotor
Data Subjektive :
2. Mata
Icterus ●Anemi ………..
Data Subjektive : ……………..
3. Hidung
Pernafasan cuping hidung ●Normal
Data Subjektive : ……………..
4. Telinga
●Normal
Data Subjektive : ……………..
5. Mulut/Bibir
Cyanosis ●Normal
Data Subjektive : ……………..
6. Leher / Tekanan Vena Jugularis
Meningkat ● Normal
Data Subjektive : ……………..
d. Pemeriksaan Kulit
Lembab ●Kering
Data Subjektive : ……………..
e. Pemeriksaan Thorak / Dada
1. Inspeksi
Bentuk Thorak ● Simetris Asimetris
Irama Pernafasan ● Reguler Ireguler
Tanda Kesulitan Bernafas Penggunaan otot-otot Bantu nafas Pernafasan Cuping
Luka Operasi Kemerahan Pus/Basah Dll………
2. Palpasi ●Normal Tidak Normal
3. Perkusi Resonan Hiper resonan Dullness ●Sonor
4. Auskusltasi ●Vesikuler Ronchi
Data Subjektive : ……………..
f. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi Ictus cordis ada ●Ictus cordis tidak ada
Palpasi Ictus cordis teraba ●Ictus cordis tidak teraba
Perkusi (batas jantung) :
Batas kiri :
Atas :
Kanan :
Auskultasi
Frekuensi ………x/i
Irama Reguler Irreguler
S1 Normal Abnormal
S2 Normal Abnormal
Murmur Ada Tdk ada
Gallop Ada Tdk ada
Bising sistolik Ada Tdk ada
(tempat, tingkat kerasnya suara, skala I-IV) ……….
Bising diastolik Ada Tdk ada
Gesekan pericardium Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
g. Pemeriksaan abdomen
Peristaltik usus ●Ada Tdk ada
Frekuensi :
Nyeri tekan ● Ada Tdk ada
Hepar Teraba ● Tdk teraba
Ascites Ada ● Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
h. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
Edema scrotum/labia Ad ● tdk ada
Data Subjektive : ……………..
i. Pemeriksaan ekstremitas
Edema pada ekstremitas atas Ada ●Tdk ada
Edema pada ekstremitas bawah Ada ●Tdk ada
Luka Bekas Tusukan Angiografi Perdarahan Hematom
Data Subjektive : ……………..
j. Pemeriksaan neurologis
Kesadaran :
GCS :
Kekuatan Otot : I II III IV
Data Subjektive : ……………..
VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Pola tidur dan kebiasaan
Masalah tidur : ● Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
b. Pola Eliminasi
1. Bab
Perdarahan ●Ada Tdkada
Terakhir Tgl: 19 Oktober 2019
2. Bak
Perdarahan Ada ●Tdk ada
Nyeri Bak Ada ●Tdk ada
Jumlah ……….
Data Subjektive : ……………..
c. Pola makan dan minum
Penurunan selera makan ● Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
d. Kebersihan diri/personal hygiene
Badan ●Ada Tdk ada
Gigi dan Mulut ●Ada Tdk ada
Kuku ●Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
e. Aktivitas
Gangguan aktivitas ●Ada Tdk ada
Data Subjektive : ……………..
VIII. PENGETAHUAN MENGENAI KONDISI, PROGRAM PENGOBATAN, PENYEBAB,
PERAWATAN PASCA OPERASI/ PASCA ANGIOGRAFI
DO : …………….
DS : ……………..
IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK
a.Diagnosa Medis: CA Colon
b. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laborattorium
Kesan : Fases berwarna hitam disertai darah berwarna merah segar
2. Rontgen :
Kesan : …………
3. EKG :
Kesan : ………….
4. ECHO:
Kesan : ………
5. Dan lain - lain
X. PENATALAKSANAAN DAN THERAPI
1. Bedrest
2. IVFD RL 20 tetes permenit
3. Kemoterapi
4. Leukovorin
5.5-FU,Levamisol, Leuvocorin
6. Pembedahan/ Laparaskop
PENGELOMPOKAN DATA
No Data Objektif Data Subjektif
Fases berwarna kehitman dan Klien mengatakan nyeri pada abdomen
kadang disertai warna darah Klien mengatakan kram perut
merah segar Klien mengatakan tidak nafsu makan
Penurunan berat badan Klien mengatakan tidak mampu
Klien tampak lemah beraktifitas dan cepat letih
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds: Obstruksi tumor pada Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada bagian usus dengan
perut kemungkinan
Do: menekan organ yang
Klien tampak meringis kesakitan lain.
Skala nyeri 8
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA NOC(tujuan dan kriteria NIC
hasil)
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan 2x24 jam
diharapkan nyeri berkurang
Kriteria hasil :
Mampu mengontrol
nyeri (tau penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
nyeri,
mencaribantuan)
Mampu mengenali
nyeri
Tanda vital dalam
rentang normal
Tidak mengalami
gangguan tidur
Kriteria hasil :
• Berpartisipasi dalam
aktifitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah,
nadi dan RR
• Mampu melakukan
aktifitas sehari-hari secara
mandiri
• Keseimbangan
aktifitas dan istirahat
Kriteria hasil:
•Pola eliminasi dalam batas
normal
•Kontrol gerakan usus
•Warna feses
•Kemerahan BAB
•Darah dalam feses
Feses lembut dan
berbentuk
Hari,Tangga
No l Diagnos Implementasi Evaluasi
a
Keperawat
an