Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah
bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kataYunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".Elektrokardiogram atau yang biasa
kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh
sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari
simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah
yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung. Dalam EKG
perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari:

1. SA Node ( Sino-Atrial Node )


Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam
SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga
menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel
dalamAV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan
pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls
lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA
Node rusak, maka impulsakan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )Setelah melewati kedua cabang ini,
impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebihkecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-
selventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Diventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis
engeluarkan impulsdengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.
B. Tujuan dan Indikasi
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan - gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

C. Indikasi dari penggunaan EKG

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun,


EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada
infark otot jantungakut
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemiadan
hipokalemia)
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang
berkaskanandan kiri)
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemikselama uji stres
jantung
 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis.
emboli paruatau hipotermia)
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
 Bentuk Gelombang.
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik
terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan
titik U) sedangkanInterval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan
Segmen terdiri dari PRsegmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah
gelombang P, sebuah kompleksQRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yangterpisah, yakni gelombang Q, gelombang R
dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :
1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot, atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke
bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik
istirahat (repolarisasi)
 Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan
repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi
positif,terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif.
Setelah dari atrium,listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta
serabut purkinje. Selanjutnya,terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk
gelombang QRS defleksi positif, kecuali diaVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua
ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi.Repolarisasi di kedua ventrikel
menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F.
Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “
kompleks QRS “ , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q , gelombang R, gelombang S, ke semuanya di
sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam
elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari
pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau
bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya
gelombang QRS.Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan
sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di
sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu,gelombang P dan komponen
komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi.Gelombang T di sebabkan
oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali darikeadaan
depolarisasi.
 Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS
adalah interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut
sebagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang
interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada.
b. Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai
akhirgelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q
sering tidak ada.Sinyal EKG ini memiliki sifat-sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo
rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05- 100Hz).
 Nilai-nilai EKG Normal
1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium
A. Nilai-normal ; lebar <>
B. Tinggi <0,25>
C. Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6d.
D. - ( ) di lead aVRe.
E. + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
2. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan
gelombang QRS sampaiakhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.
a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik,
dalam <1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
 Tinggi ; tergantung lead.
 Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
 Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.

c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).Gel.


S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.

3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.2.
(-) di lead aVR.3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)4.
Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan
dalamkeadaan normal tidak terlihat.

D. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)

Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung jantung dari
berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap
kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung. Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi
menjadi dua:

1. Sadapan Bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III ).
Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari dua
elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke atas- bawah, dan
ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub positif
dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki.
Masing-masing LA(left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari
empat kabel elektrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai
berikut.

1. Sadapan I.

sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat


bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung
bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian
lateral jantung dapat dilihat olehsadapan I.
2. Sadapan II.
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan
LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh
sadapan II.
3. Sadapan III.
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan
RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat
(sudutnya kearah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh
sadapan III.

2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan
initerbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.

Unipolar Ekstremitas

Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada


ekstremitas.Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent
(potensial 0).Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel
seperti yangdigunakan pada sadapan bipolar.Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan
sudut pandang terhadap jantung dalam arah vertikal.1.

 Sadapan aVL
Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan
positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah 30
derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat
dilihat juga oleh sadapan aVL.2.
 Sadapan aVF
Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan
positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah positif90
derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan
IIdan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.3.
 Sadapan aVR.
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah
berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).Dari sadapan
bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung dapat diringkas seperti
yang digambarkan berikut. Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna
untuk mengamati adanya kelainan diseluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut
pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).

Unipolar Prekordial

Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi
diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan
ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian
anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).Penempatan dilakukan
berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesinEKG yang dimulai dari nomor
C1-C6.V1: Ruang interkostal

 IV garis sternal kanan


 V2: Ruang intercostal
 IV garis sternal kiri
 V3: Pertengahan antara
 V2 dan V4V4: Ruang interkostal
 V garis midklavikula kiri
 V5: Sejajar
 V4 garis aksila depan
 V6: Sejajar
 V4 garis mid-aksila kiri

E.Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Pemasangan Ekg & Letak Sandapan

1. Persiapan alat-alat EKG


a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
b. Satu kabel untuk listrik (power)
c. Satu kabel untuk bumi (ground)
d. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna
e. Plat elektrode yaitu
f. 4 buah elektrode extremitas dan manset
g. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
h. Jelly elektrode / kapas alcohol
i. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG) j. Kertas tissue

2. Persiapan Pasien
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama
perekaman.

3. Cara Menempatkan Elektrode

Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien disekitar pemasangan


manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri
searah dengantelapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah
dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah
dipasang sampai ke bahukiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan
kanan.Kemudian kabel-kabel dihubungkan
Merah kanan - (RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiri
Hijau (LF / F ) tungkai kiri
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)- Hitam

Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)

1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, II.
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan
simbol aVR, aVL, aVF.
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan
huruf V dandisertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium,
harus dipasang pada:
 VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
 V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri\
 V3 : terletak diantara
 V2 dan V4V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
 V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4
 V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
4. Sandapan tambahan
 V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
 V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
 V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
 V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan.
Jadi pada umumnya pada sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu I
II III aVR aVL aVFVI V2 V3 V4 V5 V6
Sandapan yang lain dibuat bila perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V42.
2. Septal : aVR, V1, V23.
3. Lateral : I, aVL, V5, V64.
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)
Lebih dari 30 : LAD (deviasi aksis kiri) Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi
aksis kanan)
 Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lainnya
a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik. Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan
tombol run/start dan setelah kertas bergerak,tombol kalibrasi ditekan2 -3 kali
berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turutyaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4,
V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula
sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
a. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama pasien
 Umur.
 Tanggal/Jam.
 Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian
Perhatian !

1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.

2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.

3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks

4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.

5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak,
batukdan lain-lain.

6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien

6.

DAFTAR PUSTAKA

Sundana K, 2008,Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.

Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai