Anda di halaman 1dari 14

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) MATA KULIAH MANAJEMEN

LAYANAN PASIEN DAN KEPERAWATAN TENTANG SAFETY DEVICE


ELEKTROKARDIOGRAPHY
Safety Devices
Dosen : dr. Yanuar Jak, Sp.OG., MARS., Ph.D

Muchammad Alfiansyah 186080041

Kelas 28 A

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

TAHUN 2020
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Elektrokardiograpi (EKG) adalh pemantulan aktipitas listrik dari serat-serat otot jantung
secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini ,rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infsif,
sudah tidak dapat lagi di hilang kan dari klinik .sejak di introduksi nya galvanometer berkawat
yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903 ,galvanometer berkawat ini merupakan suatu
pemecahan rrekor perangkat sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil
sebesar milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot
jantung perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-
sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel
otot. Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita mengenai
fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung
dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri
peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti
tanpa salah .
A. Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian
yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung,
gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas
kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung
normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV dan
serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk
menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node
ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi
60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium
terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam
AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node
yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka
dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls
akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil
yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di
ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis engeluarkan impuls
dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

B. Tujuan dan Indikasi

 Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :


1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

 Indikasi dari penggunaan EKG

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG


dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis
sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi
diagnostik yang penting.

 Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung[1]


 EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung akut [2]
 EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)[3]
 EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan
dan kiri)[4]
 EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung[5]
 EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli
paru atau hipotermia)[3]

C. Macam dan Makna Gelombang EKG

 Bentuk Gelombang.

Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik terdiri
dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan
Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR
segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks
QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang
terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal
EKG terdiri atas :

1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena otot atrium
yang relatif tipis.
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga gelombang QRS cukup
tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah
gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat (repolarisasi)
 Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan repolarisasi
di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR
yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik menjalar ke
nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di
kedua ventrikel dan terbentuk gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua
ventrikel menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F.
Sangadji)
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “ kompleks QRS “ ,
dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang tersendiri, gelombang Q,
gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui
ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat menonjol
dari pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun
gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium mengalami
depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu,
gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang depolarisasi.
Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari
keadaan depolarisasi.
 Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang QRS adalah
interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini disebut sebagai interval P-Q.
Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik. Kadang-kadang interval ini juga disebut sebagai
interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada.
Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir
gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q sering tidak ada.
Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV –
10mV) dan frekuensi rendah (sekitar 0,05 – 100Hz).

 Nilai-nilai EKG Normal


1. Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.

a. Nilai-normal ; lebar <>


b. Tinggi <0,25>
c. Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6
d. - ( ) di lead aVR
e. + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
3. Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan gelombang QRS sampai
akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.

a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik, dalam <1/3>
b. Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
• Tinggi ; tergantung lead.
• Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
• Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
2. (-) di lead aVR.
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
4. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui) dan dalam
keadaan normal tidak terlihat.

D. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)

Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung jantung dari
berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap
kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.

Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:

1. Sadapan bipolar

Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan
potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah,
dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub
negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung
melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA
(left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini aka
dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.
1. Sadapan I.
sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan
negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0
derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh
sadapan I.
2. Sadapan II.
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan LF
yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat (sudutnya ke arah
inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II.

3. Sadapan III.
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan RF
yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke
arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.

2. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini terbagi
menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial 0).
Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang
digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam
arah vertikal.
1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -
30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat
juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah positif
90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II
dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah
berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang jantung dapat
diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di
seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar
prekordial (sadapan dada).

Unipolar Prekordial

Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi
diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan
ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian
anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin
EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.

V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan


V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

E.Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Pemasangan Ekg & Letak Sandapan

1. Persiapan alat-alat EKG

a. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :


b. Satu kabel untuk listrik (power)
c. Satu kabel untuk bumi (ground)
d. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna.
e. Plat elektrode yaitu
f. 4 buah elektrode extremitas dan manset
g. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
h. Jelly elektrode / kapas alkohol
i. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
j. Kertas tissue
2. Persiapan Pasien
a. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
b. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
3. Cara Menempatkan Elektrode

Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di


sekitar pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan.
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu
kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
Merah kanan(RA / R) lengan
Kuning (LA/ L) lengan kiri
Hijau (LF / F ) tungkai kiri
(RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)Hitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
1. Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
2. Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR,
aVL, aVF.
3. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan
disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada
:
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 ; garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 ; garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4
V3R - V9R posisinya sama dengan V3 - V9, tetapi pada sebelah kanan. Jadi pada umumnya pada
sebuah EKG dibuat 12 sandapan (lead) yaitu
I II III aVR aVL aVF
VI V2 V3 V4 V5 V6
Sandapan yang lain dibuat bila perlu.
Lokasi permukaan otot jantung dapat dilihat pada EKG, seperti :
1. Anterior : V2, V3, V4
2. Septal : aVR, V1, V2
3. Lateral : I, aVL, V5, V6
4. Inferior : II, III, aVF
Aksis terletak antara : - 30 sampai + 110 (deviasi aksis normal)
Lebih dari – 30 : LAD (deviasi aksis kiri)
Lebih dari dari + 110 : RAD (deviadi aksis kanan)
Cara Merekam EKG
1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak,
tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
3. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut
yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah pencatatan, tutup
kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG
4. Rapikan pasien dan alat-alat.
a. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG
b. Nama pasien
c. Umur
d. Tanggal/Jam
e. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
5. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa, perhatian

Perhatian !
1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2 - 4 kompleks
4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk
dan lain-lain.
6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.

A. KESIMPULAN

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas
kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.
Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah
gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni
gelombang Q, gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sandapan pada EKG ada
2 yaitu sandapan bipolar dan unipolar. Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik
yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan
kaki.sedangkan, sandapan unipolar Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung
bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
DAFTAR PUSTAKA

Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.

Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2, Hipokrates,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai