Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktipitas listrik dari
serat-serat otot jantung secarra goresan. Dalam perjalanan abad ini
,rekaman EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infsif, sudah tidak dapat
lagi di hilang kan dari klinik .sejak di introduksi nya galvanometer
berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903,
galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rrekor perangkat
sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar
milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-
serat otot jantung perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan
tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat
penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot. Tidak
adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada
kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian
masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada
giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri
peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan banyak masukan
,tetapi hal ini tak berarti tanpa salah.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perekaman EKG.
2. Untuk mengetahui system konduksi jantung.
3. Untuk mengetahui tujuan perekaman EKG.
4. Untuk mengetahui indikasi perekaman EKG.
5. Untuk mengetahui macam dan makna gelombang EKG.
6. Untuk mengetahui sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar).
7. Untuk mengetahui tentang kertas EKG.
8. Untuk mengetahui prosedur pemasangan EKG.

1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Tindakan perekaman EKG merupakan suatu tindakan merekam
aktivitas listrik melalui elektrode yang ditempatkan pada titik-titik
tertentu pada ekstremitas dan dada, yang kemudian akan direkam oleh
sebuah mesin EKG.. Elektrode dapat berupa piringan, lempengan metal,
atau cups penghisap. Perekaman EKG 12 lead memberikan gambaran
yang lebih lengkap daripada sebuah strip irama. Perekaman EKG
merupakan salah satu metode diagnostik penunjang yang penting untuk
mendiagnosis berbagai kelainan pada jantung.

Gambar 1: Mesin EKG Gambar 2: Perekaman


EKG

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang merekam perubahan


potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.

Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-


perubahan potensial atau perubahan voltage yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiograf adalah alat untuk mengetahui aktivitas kelistrikan
jantung. (Ruhyanudin, 2007).

2
B. Sistem Konduksi Jantung
Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai
pompa ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah
ke paru sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung
mempunyai empat ruangan, atrium kanan dan kiri , ventrikel kanan dan
kiri. Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai
sifat membentuk impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis.
Pembentukan impuls listrik terjadi dalam sistem penghantar jantung.
Adapun jalur hantaran listrik jantung normal terjadi dalam urutan berikut
: nodus sinoatrial (SA) - nodus atrioventrikular (AV) – berkas His – cabang
berkas – serabut purkinje – otot ventrikel.

3
Pembentukan dan hantaran impuls listrik ini menimbulkan arus
listrik yang lemah dan menyebar melalui tubuh. Kegiatan impuls listrik
pada jantung ini dapat direkam oleh elektrokardiograf dengan
meletakkan elektroda- elektroda ke berbagai permukaan tubuh
(sadapan/leads. Sebuah perangkat elektrokardiograf yang penampil
outputnya berupa plotter akan menampilkan hasil perekaman pada sebuah
kertas grafik millimeter blok.

Pada Gambar di atas, jantung normal manusia memiliki nilai


magnitude sebesar 1.1 mV, hal ini dapat dilihat dengan menghitung
jumlah kotak dari titik Q ke titik R, dimana jumlah kotak tersebut ada 11
kotak. Masing-masing kotak sama dengan 0.1 mV, sehingga 11 kotak
sama dengan 1.1 mV.

C. Tujuan Perekaman EKG

Perekaman EKG dilakukan untuk mengetahui:


1. Kelainan-kelainan dari irama jantung (aritmia/disritmia)
2. Kelainan-kelainan miokardium seperti infark, hipertropi atrial dan

4
ventrikel.
3. Pengaruh/efek obat-obatjantung
4. Adanya gangguan-gangguan elektrolit
5. Adanya pericarditis

D. Indikasi
1. Pasien dengan PJK: AMI dan AP
2. Pasien dengan gangguan irama jantung (Disritmia)
3. Pasien dengan gangguan jantung: gagal jantung, kardiomegali
4. Pasien dengan gawat jantung
5. Pasien dengan gangguan elektrolit, terutama kalsium dan kalium
6. Penyakit inflamasi pada jantung

E. Macam dan Makna Gelombang EKG


Morfologi Gelombang EKG

5
KETERANGAN :

A. Gelombang P: aktivasi atrium.


a. Lebar < 0,12 detik
b. Tinggi < 0,3 milivolt
c. Selalu positif di lead II dan negatif di lead aVR - Interval PR
d. Dari awal gelombang P hingga awal kompleks QRS
e. Durasi normal 0,12–0,20 detik
B. Kompleks QRS: aktivasi ventrikel kanan dan kiri
a. Lebar 0,06–0,12 detik
b. Panjang bervariasi di antara tiap lead
c. Gelombang Q : defleksi negatif pertama
d. Gelombang R : defleksi positif pertama
e. Gelombang S : defleksi negatif setelah gelombang R
f. Durasi kompleks QRS : durasi depolarisasi otot ventrikel
Interval PP : durasi siklus atrium
C. Interval PP : durasi siklus atrium
D. Interval RR : durasi siklus ventrikel
E. Interval QT : durasi depolarisasi dan repolarisasi ventrikel
F. Segmen ST
a. Dari akhir gelombang S hingga awal gelombang T

6
b. Normal : isoelektrik - Gelombang T
c. Positif di lead I, II, V3–V6 dan negatif di aVR
Ukuran kotak kecil: 1 mm dan ukuran kotak besar: 5 mm.
Kecepatan kertas pencatatan 25 mm/detik, berarti satu kotak kecil
adalah 0,04 detik. Amplitudo standar 1 milivolt.

1. Bentuk Gelombang.

Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan
segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian
referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR
interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR
segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang
P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q,
gelombang R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG
terdiri atas :

1. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini


relatif kecil karena otot atrium yang relatif tipis.

7
2. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal
sehingga gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan
depleksi pertama kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah
gelombang R. Depleksi ke bawah setelah gelombang R disebut
gelombang S.
3. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke
keadaan listrik istirahat (repolarisasi).

2. Pembentukan Gelombang

Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi


depolarisasi dan repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya
sebagai gelombang P defleksi positif, terkecuali di aVR yang menjauhi
arah aVR sehingga defleksinya negatif. Setelah dari atrium, listrik
menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta serabut purkinje.
Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk
gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi
depolarisasi di kedua ventrikel, ventrikel kemudian mengalami
repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel menghasilkan gelombang T
defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR.

Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P ,


gelombang Q, gelombang R, gelombang S atau bisa disebut “Kompleks
QRS”, dan sebuah gelombang T. Kompleks QRS sebenarnya tiga
gelombang tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke
semuanya di sebabkan oleh lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini.
Dalam elektrokardigram yang normal, gelombang Q, dan S sering sangat
menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang benar benar absen ,
tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai
kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.

8
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan
sewaktu atrium mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan
kompleks QRS di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan ketika
ventrikel mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi. Oleh karna itu,
gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS adalah gelombang
depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.

Karakteristik Elektrokardiogram

Defleksi Deskripsi

Gelombang P gelombang yang timbul karena depolarisasi atrium dari


nodus sinoatrial ke nodus atrioventrikular
Gelombang Q defleksi negatif pertama sesudah gelombang P dan
yang mendahului defleksi R, dibangkitkan oleh depolarisasi
permulaan ventrikel
defleksi positif pertama sesuadah gelombang P dan
yang ditimbulkan oleh depolarisasi utama ventrikel.
Gelombang R
Gelombang S defleksi negatif sesudah defleksi R. Keseluruhan
depolarisasi ventrikel ini membangkitkan gelombang QRS
kompleks.
Gelombang T gelombang yang timbul oleh repolarisasi ventrikel.

Fase depolarisasi merupakan kondisi dimana terjadi proses


penyebaran impuls/sinyal pada jantung. Fase repolarisasi merupakan
kondisi dimana otot-otot jantung tidak melakukan aktifitas sementara
(istirahat). Fase defleksi merupakan penyebaran proses depolarisasi.

F. Sandapan Pada EKG (Bipolar dan Unipolar)


Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang
yang jelas terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya
mata yang mengamati jantung jantung dari berbagai arah. Semakin

9
banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap
kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.

Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :

1. Sandapan Bipolar

Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya


merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini
ditandai dengan angka romawi I,II dan III.

a. Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan
tangan kiri bermuatan positif.
b. Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan
kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negative dan
kaki kiri bermuatan positif.
c. Sandapan III
Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki
kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri
bermuatan positif.
2. Sandapan Unipolar

Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. Sandapan unipolar ekstremitas


Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas,
elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan
diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang
lain membentuk elektroda indiferen.

10
b. aVR: merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA)
yang bermuatan (+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri
dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
c. aVL: merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang
bermuatan (+), dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan
kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
d. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang
bermuatan (+) dan elektroda (-) dari gabungan tangan kanan
dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.

b. Sandapan unipolar precordial


1. Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan
sternum.
2. Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri
sternum.
3. Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
4. Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea
(sekalipun detak apeks berpindah).
5. Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea
axillaris anterior.
6. Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5
di linea midaxillaris.

G. Kertas EKG

Kertas grafik yang terdiri dari bidang horizontal (mendatar)


dan vertikal (keatas), yang berjarak 1 mm (satu kotak kecil). Garis
horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0.04 detik,
sedangkan 5 mm = 0.2 detik. Garis vertikal menggambarkan voltase,
dimana 1 mm = 0.1 mV, sedangkan 10 mm = 1 mV. Pada perekaman

11
normal sehari-hari, kecepatan kertas dibuat 25 mm/detik, kalibrasi
pada 1 mV. Bila dirubah harus dicatat pada setiap sandapan (lead).

H. Prosedur Pemasangan EKG


1. Persiapan alat-alat yang di butuhkan
a. Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead)
b. Kertas EKG
c. Elektroda EKG (Elektroda untuk pergelangan tangan dan kaki,
dan Elektroda isap precordial)
d. Tissue
e. Balon
elektroda
f. Plat
elektroda
g. Kapas
h. Alkohol
i. Gel EKG
j. Kabel sebagai sumber listrik

12
2. Prosedur Pelaksanaan
a. Mempersiapkan alat EKG
b. Memastikan alat berfungsi dengan baik
c. Mempersiapkan pasien, bila pasien memakai jam tangan ,
gelang, logam lain agar dilepas.
d. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya
serta berbaring di atas tempat tidur, dan dianjurkan untuk tidak
tegang (rileks) serta memberitahu prosedure yang akan
dilakukan.
e. Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda
dengan kapas alkohol pada bagian ventral kedua lengan bawah
(dekat pergelangan tangan) dan bagian lateral ventral kedua
tungkai bawah (dekat pergelangan kaki), serta dada. Jika perlu
dada dan pergelagan kaki dicukur.
f. Keempat elektroda ekstermitas diberi jelly.
g. Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan
dipasangkan elektroda.
h. Pasang keempat elektroda tersebut pada kedua pergelangan
tangan dan kaki, dengan ketentuan sebagai berikut:
Merah: lengan kanan
(RA) Kuning: lengan kiri (LA)
Hijau: tungkai kiri (LF)
Hitam: tungkai kanan (RF)
i. Dada diberi jelly sesuai lokasi untuk elektroda
j. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan
kabel
V1 pada interkosta keempat garis sternum kanan

V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri

V3 pada pertengahan V2 dan V4

13
V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri

V5 pada axila sebelah depan kiri

V6 pada axila sebelah belakang kiri

k. Tekan “On” untuk menghidupkan alat


l. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah
lebar kertas, kemudian membuat rekaman kalibrasi
m. Membuat rekaman EKG dari : Lead I, Lead II, Lead
III, aVR, aVL, aVf, V1, V2, V3, V4, V5 dan V6
n. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus
o. Setelah selesai membuat rekaman tekan power “Off”, elektroda
dilepas, sisa pasta elektroda pada orang dibersihkan dan
dipersilahkan mengenakan baju kembali.
p. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti
semula.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG
merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh
sistem eksitasi dan konduktif khusus.
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah:
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan
ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung.

Elektrokardiogram tediri atas sebuah gelombang P, sebuah


kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks QRS itu
terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang
R dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sandapan pada EKG ada 2
yaitu sandapan bipolar dan unipolar. Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan
dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel
elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki.sedangkan, sandapan
unipolar Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung
bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).

B. Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar
pembaca dalam melakukan praktek perekaman EKG dapat melakukannya
dengan baik dengan menguasai materi tentang EKG dan menggunakan
dasar-dasar tentang EKG.

15
DAFTAR PUSAKA

Thaler MS, 2000, Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Edisi 2,
Hipokrates, Jakarta.

Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.

Thaler, Malcolm S. 2000. Satu-satunya Buku EKG yang Anda Perlukan, Ed. 2.
Jakarta: Hipokrates

____, 2001, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Bidang Pendidikan dan


Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita,
Jakarta

____, 2003, Advancaed Cardiac Life Support, Pusat Jantung Nasional Harapan
Kita, Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai