Max Carl Wilhem Weber lahir 5 Desember 1852 dengan seorang Ibu yang
berkebangsaan Belanda dan ayah yang berkebangsaan Jerman. Namanya
di dunia ilmu pengetahuan sering tumpang tindih dengan seorang sosiolog
Jerman yang memiliki nama hamper mirip, Maximilian Weber. Tahuin 1875
ia belajar dengan seorang ahli ilmu hewan yang cukup terkenal di kota
Berlin yang bernama Eduard von Martens dan mendapatkan gelar Ph.D-nya
dua tahun kemudian.
Pada Tanggal 7 Maret 1899, kapal Siboga yang memiliki panjang sekitar 50
m memulai perjalanannya dari Surabaya. Total awak yang ikut serta
berjumlah 63 orang yang terdiri dari : 10 orang perwira angkatan laut
Belanda, 6 orang ilmuwan dimana ikut serta pula istri Max Weber, Anna
Weber, 45 pelaut (kebanyakan orang jawa) dan 2 orang pembantu pribadi
dari Weber. Dengan tujuan utama adalah mengeksplorasi fauna laut dalam
yang berada di nusantara, khususnya bagian timur.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Weber ini oleh sebagian peneliti
dianggap telah memindahkan garis Wallace lebih ke arah timur yang mana
kemudian garis ini dinamakan dengan “Garis Weber”, meski Weber sendiri
tidak begitu menyetujui garis imajiner pemisah sebagaimana garis imajiner
Wallace. Garis imajiner Weber dipopulerkan oleh Paul Pelseneer di tahun
1904.
Secara umum, titik utama penelitian Weber adalah tentang biologi kelautan
yang difokuskan pada jalur migrasi invertebrate laut dan ikan-ikan pelagis
(yang menghuni lapisan laut menengah dan atas). Dalam melakukan
penelitia, ia bersama teman-temannya menemukan cukup banyak ikan-
ikan dan hewan laut jenis baru, contohnya seperti kerang lentera (filum
Brachiopoda), yang ditemukan di beberapa kepualauan di bagian timur
nusantara seperti di daerah Banda, Ambon, Seram, Kei, Sulawesi, Sulu dan
Selayar.