Anda di halaman 1dari 8

Identitas Buku

Judul buku : Falsafah Hidup


Pengarang : Prof. Dr. Hamka
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun : Tahun terbit 2015
Tebal Halaman : 428 Halaman

Sinopsis Buku
Lahir, berjuang, dan akhirnya mati. Demikianlah kita menjalani hidup. Melalui
buku ini, Buya Hamka menguraikan tentang rahasia kehidupan dan perilaku
manusia. Kesimpulan akhirnya dari buku ini adalah Agama Islam memulangkan
kekuasaan kepada Allah belaka, yang Esa di dalam kekuasaan-Nya. Itulah Tauhid,
yang mengakui Tuhan hanya Satu. Setelah itu memandang manusia sama
derajatnya. Tidak ada kelebihan si anu dan si fulan, semuanya sama di sisi Tuhan;
kelebihan seorang diri yang lain hanyalah takwanya, budinya dan kecerdasan
akalnya. Bukan karena pangkat atau harta kekayaan. Tangan si lemah dibimbing
sehingga beroleh kekuatan. Diambil hak dari tangan yang kuat dan kuasa lalu
dipindahkan kepada yang lemah, sehingga tegaklah perimbangan. Inilah hidup
yang dikehendaki Islam.
Inilah Falsafah Hidup yang kita kehendaki hidup seperti inilah yang menghasilkan
ribuan orang mulia yang berguna di kehidupan dunia sampai akhirat. Dan, bila
kita bisa mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Isi Sinopsis Buku


Filsafat Hidup adalah salah satu seri buku yang ditulis oleh Buya Hamka. Buku
ini merupakan seri kedua setelah Tasawuf Modern. Dapat diketahui dari buku
tersebut luasnya wawasan beliau, dan tingginya nilai-nilai yang beliau yakini dan
amalkan. Meskipun begitu sebagai pembaca yang kritis kita harus tetap
mempertanyakan apa yang tertulis di buku tersebut, dan suatu hal yang wajar bila
terkadang terdapat sedikit ketidaksetujuan didalamnya. Pada buku ini pembahasan
terdiri daripada Sembilan bab, yang dimana semua berkenaan dengan falsafah
hidup seorang insan.
Filsafat pertama : Hidup
Pada saat kita mengamati, merenungi, menilai dan menimbang, apa-apa yang
terasa oleh panca indera, maka akan muncul satu kesadaran bahwa terdapat
keharmonisan yang disusun dengan sangat cerdas pada alam raya. Kekuatan ini
menggetarkan dada dan menghempaskan rasa pada satu entitas yang memiliki
kemampuan untuk mengatur semuanya. Dari sini manusia mengenal Tuhan.
Tuhan diatas semuanya menciptakan makhluk yang bernama manusia dengan
akal. Satu hal yang membedakan antara manusia dan binatang. Memberikan
kedudukan manusia di dunia sebagai pemimpin, yang dapat membawa kebaikan
kepada yang dipimpinnya maupun kerusakan besar. Untuk itulah Tuhan
memberikan informasi yang dibutuhkan bagi manusia untuk hidup di dunia.
Lewat perantara nabi manusia mengenal Tuhan dengan nama Allah azza wa jalla,
yang mengajarkan manusia mengenai diri-Nya, tentang ciptaan-Nya, dan tentang
tanggung jawab yang harus di emban manusia di dunia.

Filsafat kedua : Akal


Akal adalah yang membedakan antara manusia dan binatang. Bilamana binatang
hanya mengikuti nafsunya saja, manusia memiliki akal yang menjadi tali
pengekang nafsu agar tidak menjerumuskannya didalam jurang kehinaan.
Orang-orang yang berakal akan terus belajar dari perjalanan hidupnya, mencari
hikmah dari setiap tindakan yang dia lakukan. Keberhasilan akan membuatnya
semakin rendah hati karena akalnya menunjukan bahwa masih banyak yang
sebetulnya lebih mulia daripada dirinya. Kegagalan tidak membuatnya patah
arang, bahkan kegagalan baginya adalah sebuah karunia oleh sebab dari sana dia
mengetahui dimana letak kekurangannya. Orang yang tidak pernah mencoba,
tidak akan pernah gagal, oleh karenaya tidak akan mengetahui dimana letak
kelemahannya. Orang berakal akan memancarkan dari dirinya cahaya karisma,
yang terlahir dari keluhuran budinya. Keluhuran budi terlahir dari kemampuan
manusia mengendalikan hawa nafsunya dengan akalnya. Bila nafsu sudah dapat
dikekang oleh akal, maka semua tindak tanduknya layaklah dijadikan pedoman,
perkataannya adalah perkataan yang bermanfaat, dan pemikirannya adalah
pemikiran yang lurus. Jika sudah begitu alangkah banyaknya manfaat yang
terkandung didalam dirinya dan bahagialah umat karena kedatangannya.
Sedangkan tujuan diciptakannya akal yang paling tinggi adalah mengenal sang
pencipta, Allah. Akal manusia yang membimbing untuk mengerjakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, menjauhi kebodohan, dan
mengarahkan hati untuk terus bermunajat kepada-Nya.

Filsafat ketiga : Hukum Alam


Untuk mengerti mengenai hukum alam, tidak harus memperlajari ilmu mengenai
alam terlampau banyak. Jikalau memang begitu maka alangkah banyaknya
manusia yang rugi karena tidak mendapatkan hikmah dari pengetahuan mengenai
hukum alam. Untuk dapat mengetahui mengenai hukum alam, syaratnya hanya
satu saja, bersihkan hati nurani dari segala jenis kotoran yang merusak. Perhatikan
bagaimana pengaruhnya alam raya ini pada diri kita. Maka akan didapat dua
perasaan yang muncul bergantian, yaitu senang dan sakit.
Sebetulnya apa itu rasa senang dan sakit yang dirasakan manusia ?. Ternyata
setelah ditelaah bukan hanya terkait dengan pemenuhan nafsu dan insting yang
juga ada pada binantang. Senang dan sakit yang dirasakan manusia lebih terkait
dengan kesehatan jiwa/hati, yang mana terkait juga dengan akal yang tidak
dimiliki oleh binatang. Kesehatan hati adalah hakikat dari tujuan hidup manusia.
Itulah mengapa banyak orang tidak bahagia meskipun ia sudah memuaskan hawa
nafsunya dengan harta yang melimpah, perempuan-perempuan maupun jabatan.
Sebetulnya penderitaan adalah salah satu perkakas untuk mempertahankan hidup
semua makhluk bernyawa. Namun rasa sakit juga ada yang memiliki nilai lebih
tinggi, yaitu iffah dan syajaah. Iffah artinya kesanggupan menahan diri, sedangkan
syajaah kekuatan untuk menjalani penderitaan untuk kemaslahatan yang lebih
besar. Keduanya adalah hal yang menimbulkan rasa sakit di hati namun sangat
berguna bagi peradaban umat manusia.
Jika iffah manusia kuat timbul qanaah, yaitu mencukupkan pada diri sendiri. Jika
iffah lemah maka timbul  tamak, yaitu selalu merasa tidak cukup dengan apa yang
ada di hadapan. Jika tamak hilang maka timbul perangai amanat, yaitu dapat
dipercaya. Bila manusia yang amanat berlaku adil maka timbul belas kasihan.
Belas kasihan menimbulkan ampun. Perangai ini yang disebut dengan keutamaan.
Keutamaan yang sifatnya menyerang seperti yang banyak dimiliki oleh kesatria,
jenderal, yang mana mereka berani menyebangi bahaya dan tidak segan
menghadapi maut, semuanya adalah bagian dari syaja’ah.
Iffah dan syaha’ah adalah perangai mulia terkait diri sendiri, sedangkan untuk diri
terhadap alam ada dua perangai lainnya, yaitu adil dan hikmah. Iffah dan syaja’ah
terkumpul pada i’tidal (sederhana), sedangkan adil dan hikmah terdapat pada
mahabbah, yaitu cinta sesama manusia.

Filsafat ke empat : Adab dan Kesopanan


Adab dibagi menjadi dua jenis, yaitu adab yang sifatnya keluar dan adab yang
sifatnya ke dalam. Adab yang sifatnya keluar adalah berkenaan dengan kesopanan
dalam pergaulan. Bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya
dengan baik sesuai dengan adat istiadat.
Adab yang sifatnya kedalam adalah berkaitan dengan kesopanan batin. Sumber
dari segala adab yang terlihat secara kasat mata. Bila batin suci, bersih, niat baik,
tidak menginginkan apapun yang buruk untuk manusia kecuali kebaikan, maka
hidupnya akan baik dan tercermin dari adab kesopanan.
Adab batin dibagi menjadi dua bagian yaitu adab kepada Sang Pencipta adab
kepada sesama manusia.

Filsafat ke lima : Sederhana


Sederhana disini bukan terkait dengan pakaian yang buruk, makan yang sedikit,
ataupun rumah yang kumuh. Sederhana disini dimaknai dengan menempatkan
sesuatu sesuai dengan tempatnya, dia tidak terlalu condong terhadap sesuatu.
Orang yang sederhana tidak berlebihan meskipun pada perkara yang digariskan
mulia. Oleh karena itu Rasulullah membatasi supaya manusia tidak puasa terus
menerus, Rasul juga meringankan ibadah shalat Qiyamul lail dengan tidak
menjadikannya wajib, manusia di anjurkan untuk kembali bekerja selepas shalat
Jum’at. Hal ini menunjukan bahwa ibadah itu baik asalkan tidak berlebihan.
Meski juga dapat dibilang kegiatan yang tidak ritual pun sebetulnya ibadah kalau
diniatkan demikian. Maka harus berimbanglah antara ibadah yang sifatnya ritual
dan ibadah yang sifatnya muamalah.
Selain itu kesederhanaan meliputi kesederhanaan dalam niat, sederhana dalam
berpikir, sederhana dalam menyatakan pendapat, sederhana dalam keperluan
hidup, sederhana dalam perasaan suka cita, sederhana dalam harta benda,
sederhana dalam mencari jabatan dan sederhana dalam mencari nama.
Kesederhanaan dalam segala hal berarti tidak berlebihan dalam hal tersebut.
Kesederhanaan lahir dari pribadi yang mendapatkan didikan yang baik terkait
budi pekerti luhur. Pendidikan demikian tidaklah harus ditemukan di sekolah-
sekolah formal, seperti yang didapatkan oleh Buya Hamka, melainkan dapat
ditemukan dari hikmah yang terpancar dari orang-orang sholeh, orang tua yang
baik budinya, maupun orang biasa yang memiliki budi pekerti yang luhur. Meski
tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal memberikan banyak pengetahuan
yang akhirnya membuat hati menjadi rendah yang adalah kunci dari sifat
sederhana. Jika hati rendah maka manusia akan semakin sadar dengan rendahnya
ilmu yang ia miliki, dan semakin malu untuk berlebihan karna memang tiadalah
pantas untuk berlaku demikian.
Pendidikan mengajarkan sejati mengajarkan rasa bahwa diri adalah bagian dari
masyarakat dan tidak mungkin melepaskan diri dari masyarakat. Pendidikan
membuat manusia berkhidmat pada akal dan ilmunya, bukan kepada nafsunya.

Filsafat Ke Enam : Berani


Keberanian dalam bahasa arab di sebut Sya’jaah. Keberanian dibagi menjadi dua
jenis :

1. Keberanian semangat
2. Keberanian hati/budi
Keberanian semangat berkaitan dengan keberanian untuk mengorbankan jiwa raga
untuk kebaikan yang lebih besar. Seperti keberanian serdadu di medan perang,
keberanian dokter untuk mencari obat dari penyakit yang berbahaya dll.
Kebernainan budi terkait dengan dengan menyatakan pendapat apa yang dia
yakini sebagai sebuah kebenaran. Memegang teguh pemikiran akan apa yang
dipandang sebagai benar dan menyampaikannya. Meskipun dalam waktu
bersamaan manusia harus membuka diri akan kemungkinan salah, dan
mendengarkan pendapat yang lainnya secara terbuka (open minded).
Islam adalah ajaran yang mendidik umatnya untuk berani. Sejak 14 abad yang lalu
umat didorong untuk berani melawan kedzaliman yang terjadi ditengah-tengah
umat. Mempertanyakan tentang tradisi yang menyimpang, akhlak yang buruk, dan
kebodohan yang mengakar. Sehingga dalam perkembangannya, Islam telah
melalui asam garam kemajuan peradaban yang sangat tinggi dan memberikan
inspirasi kepada bangsa eropa untuk membuka diri pada monopoli ilmu
pengetahuan yang dilakukan oleh gereja. Banyak ilmuwan yang terlahir dari
budaya berani, dibidang agama, kedokteran, teknik, filsuf dll. Kebebasa berpikir
dan mengemukakan pendapat yang terjadi pada masa kekhalifahan Islam, telah
mendorong umat ini untuk menghasilkan pemikir-pemikir terbaik pada zamannya.
Budaya ini yang harus kembali didorong olem umat Islam saat ini.

Filsafat Ke Tujuh : Keadilan


Ahli mengenai demokrasi mengatakan terdapat tiga perkara inti berkaitan dengan
keadilan, yang pertama adalah persamaan, yang kedua adalah kemerdekaan, dan
yang ketiga adalah kepemilikan.  Secara singkat akan dijelaskan mengenai
tonggak demokrasi lainnya berikut ini.
Kemerdekan menyatakan pikiran
Kebebasan menyatakan pikiran adalah nilai luhur dalam dunia Islam, dan
mungkin yang paling pertama dan utama berkembang dari seluruh agama
monoteisme lainnya. Pada masa lalu khalifah bahkan memberikan arahan untuk
para cendekiawan mengumpulkan berbagai ilmu pengetahuan dari seluruh dunia
untuk dipelajari dan diajarkan di universitas-universitas Islam. Bahkan duduk
perkara mengenai metode ilmiah dikembangkan oleh ilmuwan Islam, yang
kemudian dikembangkan oleh cendekiawan di seluruh dunia yang saat itu
menimba ilmu di negara Islam
Kebebasan beragama
Agama Islam adalah agama yang tidak ada paksaan didalamnya. bahkan ajaran
Islam mengajarkan bahwa tidak boleh seorang muslim memaksakan agamanya
kepada manusia lainnya. Hal ini dipraktekan oleh Rasulullah sendiri, dimana
beliau tidak mampu memaksakan agama Islam kepada pamannya sendiri Abu
Thalib sampai ia meninggal.
Kemerdekaan hak milik
Kemerdekaan hak miliki dibagi menjadi dua, hak milik yang sifatnya materil dan
hak milik yang sifatnya immateril (kekayaan intelektual). Salah satu inti ajaran
Islam adalah untuk melindung harta. Bahkan salah satu bentuk jihad adalah
melindung harta dari orang-orang dzolim yang ingin merebut harta dengan cara
yang ilegal. Kemerdekaan memiliki arti, bahwa seseorang mengetahui secara jelas
kewajiban yang harus ia tunaikan, dan ia dapat menunaikannya dengan aman dan
mendapatkan haknya atas hal tersebut secara adil. Kemerdekaan memberikan
kesempatan kepada manusia untuk berkembang sesuai dengan kemauannya.

Filsafat Ke Delapan : Persahabatan


Manfaat persahabatan diantara manusia sangat banyak. Diantaranya adalah,
sahabat dapat menjadi tempat menyulam cita-cita, dan membersamai kita dalam
mencapainya. Sahabat adalah tempat kembali dari penatnya urusan hidup, tempat
yang nyaman untuk mengeluarkan seluruh keluh kesah kita, dan mendapatkan
ketentraman dengan menceritakan kepadanya.

Filsafat Ke Depalan : Islam Sebagai Pembentuk Hidup


Islam adalah agama keselamatan. Manusia hidup menginginkan hidup bahagia
dan selamat. Maka Allah menurunkan agama Islam yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia tersebut. Allah menurunkan ajaran ini melalui nabi-nabi dan
rasul-rasulnya yang banyak, yang ditutup oleh nabi Muhammad SAW.
Syariat yang diajarkan nabi dan rasul tersebut adalah

1. Mengerjakan sholat
2. Menunaikan zakat
3. Mengerjakan puasa
4. Pergi Haji
5. Menyempurnakan dengan Jihad
kesimpulannya adalah, Islam memulangkan seluruh kekuatan hanya pada Allah
belaka. Itulah tauhid, yang mengakui Tuhan yang patut disembah hanya satu, dan
derajat manusia seluruhnya adalah sama, tidak peduli sebanyak apa harta yang ia
miliki ataupun kedudukan yang ia dapatkan. Derajat manusia hanya berbeda
dihadapan Allah dari takwanya, dan takwa hanya Allah saja yang tau. Itulah
dalam Islam, keadilan sosial adalah kewajiban karena hal tersebut adalah bagian
dari syariat. Tidak boleh membeda-bedakan hak manusia dari warna kulitnya,
sukunya, keturunannya, pangkat dll. Semuanya sama derajatnya di masyarakat.
Inilah kehidupan yang dikehendaki oleh Islam. Hidup inilah yang dicari-cari oleh
ahli pikir, dan didunia modern disebut sebagai Hak Asasi Manusia.

Anda mungkin juga menyukai