Anda di halaman 1dari 2

Manusia Makhluk yang Paling Sempurna

JAKARTA, Detak Berita - Asal usul manusia adalah berasal dari air dan tanah. Atau dengan kata lain, jika
seorang manusia ditinjau dari asal usulnya berarti ia bersifat jasmaniyah. Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang paling indah, paling tinggi, paling mulia dan paling sempurna, dengan demikian tidak ada
makhluk lain di alam ini yang menyamai keberadaan manusia. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk
Tuhan berpangkal dari manusia itu sendiri yang memang sempurna dari segi fisik, mental, kemampuan dan
karya-karyanya. Bisa jadi manusia dan binatang keduanya mempunyai indera yang sama seperti mata,
telinga dan lidah, namun yang menjadi tanda kemanusiaan manusia adalah bahwa ia mampu berbicara
untuk menjelaskan, mendengar untuk menyadari dan mengerti, melihat untuk dapat membedakan dan
mendapatkan petunjuk. Jika kemampuan-kemampuan ini hilang dari manusia, maka hilanglah
kemanusiaannya dan derajatnya turun sama dengan binatang.

Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di
atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-
Nya di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat matang. Sebab itu, ketika
para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah berfirman: “Sungguh Aku mengetahui apa
yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).

Kemuliaan tersebut bukan karena subjektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala makhluk-
Nya, melainkan berdasarkan standar ilmiah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna
baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan nafsu hewaniyahnya,
demikian juga gerak mekanik seluruh tubuhnya yang demikian indah dan dinamis. Dengan demikian,
manusia dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah kepada
makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka memperoleh kemuliaan-Nya.

Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al
Isra’ : 70).
Namun demikian, kemulian manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan
tersebut dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan kehendak yang telah
dirancang Tuhan Pencipta.

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat memanfaatkan secara optimal tiga
anugerah keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emosional, dan Intelektual dalam diri
mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup,
mereka akan menjadi makhluk paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka
kehilangan kontrol atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan visi hidup akan
menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta dan di dunia.

Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai.” (QS. Al A’raf : 179).

Manusia dinobatkan jauh mengungguli semua makhluk bumi dan bahkan para malaikat, tetapi pada saat
yang sama, mereka bisa tak lebih berarti dibandingkan dengan syaitan terkutuk dan binatang jahanam
sekalipun. Manusia dihargai sebagai makhluk yang mampu menaklukkan alam, namun bisa juga merosot
menjadi yang rendah dari segala yang rendah.

Oleh karena itu, manusia sendirilah yang harus menetapkan sikap dan menentukan nasib akhir mereka
sendiri, apakah menjadi makhluk yang terpuji, mencapai derajat yang tinggi atau sebaiknya menjadi makhluk
yang lebih rendah derajatnya dibanding binatang serta tersesat. Kesempurnaan manusia sebagai makhluk
Allah SWT tidak dilihat dari segi fisik (kecantikan ataupun ketampanan seseorang), tapi sempurna dimata
Allah SWT adalah siapa yang paling bertaqwa diantara mereka semua. Mari kita luruskan misi dan visi hidup
kita agar sesuai dengan kehendak Allah SWT, semoga kita dapat tetap menjaga kemuliaan tersebut
sehingga derajat kita tidak dipandang rendah baik dihadapan Allah SWT maupun di antara makhluk
ciptaan-Nya, Aamiin.

DB

Anda mungkin juga menyukai