Anda di halaman 1dari 38

foEaslalsia

Y&J.#&J&ru

r
Setelah mempetajari bab
a.

b.
c.
d.

e"

Hakikat keberadaan aiam semesta.


Hakikat manusi.a.,,,{1n tt;uaq umat.manrmia hidup di dunia.
,,:,
Hakikat kecerdasan can kesadaran diri yang dimiliki oleh manusia.
,Kesalinqtergantungan
(interdependensi) umai r,ranusia dengan
1'

aLam semesta, :

j_.r*1* dengan seluruh isinya sebagai satu kesatuan sistem.


,Heterkaitan
antara perilaku etis dengan tingkat kesaoaran spiritual (spintual
:,.
',Quotient*SQ).

ffiffi

ini, Anda diharapkaa.memperoleh penr:errihan tentang:

Etika'tsisnis dan Profesi


,,:,'i

HAKIKAT KiEBETARAN
Uniukmemahami nrengap.r berbagai disiplin ilmu dan teknologitidaksepenuhnya mampL. memahami
nriqteri'keberadaan alam semesta:clanliftii, tagi segenu!.nya dapa{,1,qr.errjg11s$an,d1n 1n-.emecahkan
l@rguipqrmasgfahan dunia saat ini, mq\1.pe1lu
$f jgrm$Iqj,q{Oih dahqS!'p.a yang dinyataltln

:-.

' .. .,

'.. j;

: a! r:'-i:'j\i:

:i"

j:rir'i. li.

a l

r.r.srnurriacher (datam Eko wijy,q"ti.&t!$'ffili".efttte,.F:l1l$br1tur,Iuitl,';.,


r".;,llrK.i.;oran (hakik,rt) tentang /,s,rt ffl (.Jidiiri.
!;.ifuu1i,.....|r"i .,'r -,;1'..t'
untut lnemahami du1114,,1,,',' ,'; ,',
,'b. l,,Kebena.an tentang alat (tools) yang'd.ipakai

,ol
c.

,,,.,r

ii

].,]r,]
i
i

Kebertaran tentan3 cara bclajar tentang dunia

' ,

',

"

i :lr' :: 'l, r.'ilr.r::"iir:iilllri )lir:'"ll:r

-r,'

'
Kebenaran teniang zksistensi menyangkuidetiiiiaran ang adanyg empat,tingkx eksistensi
dgnia, yaitrr: be1da, tunibut -t.,n buhan, he*un, aun manusia. Yang membedakanlya a.dalah.unsrlr'
kestylaranvang dimiliki o1,:h keempat kelompok eksistensr tergebut. I(ebcuaran tentani; alaf rnai<sudnya

ketepatan pcnggurLaarl aiat (ruols) yang.drpati.l! untuk metnahami keempat tingkat eksistensi
tersebut. Di sipi henciakni,.r diterapkan asas ketepatan (adaequatio). Ada kecenderungan bahwa para
a<la1trh

ilmuwan hrrnyl mengrl<ui penciekatan ilmiah (pende[alan rasional) sebagai pendekatan lunggaluntuk'
memahami eksistensi alanr semesta, padahal kebenaran iimiah haryalerlandaskan pada.fakta o}jelclif
(falcta y4qg ilapat clibul;tikirn melalui pancaindra). Mrsalnya, penclckatan rasio (pend;l<atan ilmiah)
paling tcpat dipakiri r.rnir:li rnemahami benda {fisiQ, namun tidak sepenuhnya tepat dip&ai u.ntuit
me*rahemi pola kesia bioiogis, etika, kesadaran spiiitual;hakikat rnanusia,'apalagi untuk memalxiirii
Tuhan (potensi murni) (*i.orrr.o, rentang caia beiiiar'Ydllng rrr.t yargklt dunia afan

|rerbe{r.T,*,

empat bidang pengetahua n: {1") saya*batitx, (2) sqry,"lahklah,'(T} dunia*.batin, dan (4) cluni,a*la'ltiriah"/
rnasulah
Cuqia;ldiiumpai dua corak masalah, yaitu;
r:.teterial. i)alam kebenirmn tentang hid.up

ti

!l]

kolvergen (bertitik ternu), yaitu sesuatu,ya"g,d*p"q dipecahkan:secara menyeluruh, dan (2) masalah
rlivergeu (bcrtitik pisirh), yritu sesuatu yang selalu beriarvanan. Kedua masalah irti tcrttu tidak dapat
dipecrihkan dertgan citra \ iltig sanla.
Iltinya adalah L'rahu.a ada berbagai tingkat eksislenq! alam dan tingkat eksistensi kesacl;iran.
Oleli karerra itu, rurtrrh rrrcncmukan hakikat kebenaran tiilak culcup Ilarrya dengan lricngitltrlrlkau
pendekatal iimiah/rasiorr;r1. Contoh sederhana, uqtulimemilhami tiga dimensil:erbeda atas objek yang

sama-yaitu
/, ciiareirsi tisik (hubungan sebab-akilat bgibagaielemen fisik), dirnensi etik (perilaku baik'
buruk), tlan dimensi estetik (sesuatrr yang indah{ida( indah;;tentu tidalc bisa hanya rnerlSglrililki,-rl
satu alat, yaitu pcnclekatan lasioual. PenJekatan rasiortal mungki;r efcktif untuk rnertrahartri djmcrtsi
memihami perilaku. Apalagi
tisik, tetapi akan iuenjarli alat yang tidak sepinulinyairlemada!

""tut

jika digiinakan untuk nrernahami a,r;pekkeinclahanl,gql.i,ik)1,lenluakan lebih salah

kaprah. ,

'.

modcrn-yaitu suatu paham vanli sL'rinb disebtrt


,sebagai materialistih, mekar,istik, dan d;tlrriili*,tiff*$'me'nandang lunia fisilJdunia 1a1e1.i
sebagal satu-satnrlya keberaclaan yang,$iakut.tifen'rit.niil,pengetahuan: Alam seniesta seolah-olatl
Cianlgap sebagai nr.,rin r-lksasa yang bekerja secara mekanistik. Alanr se;nesta har-r1"a Jrlilitt scbagai
deluarr'
r-r,ur.".i*,,ur,oriri yrns terbentang trr*,L tuk:*"r:,*":rang In steruya
ACa kecelcleruqgr;I1 yatrg clisodorkan oleh saintisme

l*1.,,**calii'an
'

-'''i:'
'

'"'t':

lll
'';.:

,;f1.:.

:ii:l'iir

i'l'

.-i;r

ii:'i:

'" )::1

'rr'

:;;l

ii'i

ueb I: Manusia dan Alam Sernesta

'lt''

1;er:rjr:lertar: i}rniah dan rasional. Namun schumachcr telah me*girrgatkan


para ilmuwan tsntan$
;'' l,r,ya tirrglrrlr.an-tingkatan eksistensi alarn
scrnesta sebagai bcrikut:

L
t.

3:

jlenda, .iapat

iirruiruh;n.
,'

,.i"

ditrrliskan
dittrliskan

p
p+X

Capat

Hewal:l, dapat ditulislcan

, Pi-XfY','i

Manusia, <lapat dituliskan

P*i(|L*z

ngr" rnrmberil(arrsrmbolpuutult bend,tmati,,'(untuk

yuntuk

unsurhidtt,,
kesadaran,d.tn
!r
,'l ri::luk 'x,,sa.larqndrri (kesaclaran rransendenlal/spirirual),
maka.l"por Jikut";;;-,l*;il;;
rtlrrn.semest*
memiliki jenlangyangrc*agi,,ke
y4ug tet_Dagt,_.iKe Oalam
-^.".. "'.! rrxLrri.tri^r.JtrUdrr$
t,. , , ,,... ,,,
dalam enlpat
errrpat tmgltat,
tingkat, yaitU:
yaitu:
.
.:.
alalah benda mati; ,varig rranya mimiiiki ursur p (substansi, materl).,
,, .,,,,,., ,,,,,.,
:]',gl"
leTama
llngkatkecluaadalah tumbuh-tumbuhan, yang nrempunyai *,rru,
,

:
b,

in ;;;;il;rdupan),

:.].::":-lkctigaadala.lr.golonganhcwan,yan5memiIi1jun.,.EX'rlirrry(k;;";,;^;
ir'
lrnqktl kecrnpat adalah qolongan nranusia, yang nrcrniliki senrua ulrsur
fl X I( dan Z (unsur
kcsadaran transendentallspirituai).r,:".'

r,'l-f

Scor'trtq sosiolog, Pitilinr,\lexandror.ich Sorokjn (dalarn El<o


Wijcyanro dl<k.,20r)2) mencoba
ni.'njc'loslir*.p:.rbaharr-pe*rbahan besa- (krisis) dan fluktrrrsi
,,.,*"i #;;;;";";;'";;
scjar:ali kelii;lupan urnat manusia ini berdasarkon:skema,iiga
sistem:rihi, yaitu: iril;';*r]ooo1,,,,,,,,,,,..r,,
d,r. icc,rjisris. si.srcm,ilai inclriawi berada pada sisi ekstreimnru,
,rrg;;;;;o;;;"'i"nr- semua
nilai etika bersilat relatif dan bahrva perqepsi;indiiawi rnerupakun
r1;r't l*'herraran' Semcntara pada sisi ekstren"
lainnya, sistem
rea'liias se;ati berada di luar iurrto;ut*ii.r"or,rrJa*;

r#;;;ng.ot,*",.,
i,t",;,;;";';;;;;;;j;*r" bahwa

,utolrrt*nr*

nilai

"*;r;;aI) cian barrwa pengetahuan dapai,,r,


'iiircLoleir nrchlui perr{aiarn., baiin. Sistem ini percaya rrr.;, ,ir,-r,r.; ;;;ffir;;;,i, ,;:;;, keadjran,
l<''l'ctritratt' cirn kcind.rhiln yilng suprirmanusiu*t. s*lonj"tn1.a,
tur.i1-nrt.rrarik
i.o-" k;i;;
^",.rsi:;1.'n) nil.ri ilri nrcrnirrrcutt.o,., ,il.t.,r, nitai idealistis
).ang rampil u*u.gu, n*,:r;;;;;;;ll,
al ortur.
J(:'(,r-la sislent t:ila^ eltstrenr indriarvi dan ideasional
tersebtrt. Krisis i:rrrlfitlilnensi (tcr,nasuk

..,,,,...,

.rr,,.'1,

yang

,ri r rt onesia ,,*"j;1,,,; ;;;; ;;;;;;';;*;;;;;;,,;;j;"._,


jnai1,,',i\asi, incrustriarisasi,
,lr,rr kcrrrajri,rn ilnru pcngrtah-uan darr tekn<,log, yung
,""rrrrrl' ,-rrrr;, ,;.;;;;;i.*''pra, urp*t
irp'l r clu pr r y rru berori e ntasi rnateri/fi sik /
si stem*nriai iidriawi.).
Den3an cara yang agak berheda, chopra (2004) mengcrnul,okan
tiga ringkat ke6eradaan, yaitu:
.
tlrltrtltirr lisil., dom.rin krrantum, dan dornairr nonlokal. Do,rr"ri,,
fis;k acl,,lali
, : i,,ii

tl,rrr alarn scrrLsrir yang dapar uikerahui

*"rul.,i

tl:1rr 1lilagc,tt..Api, air, tanah, udara, runrah,

d,--rn,ri, substrrrrsi, materi,

o"r.r*,r."-o;;;;;,,..;";;;il:;il",,

dibaui,

mobil, tumbuh-tun;birhan, Ir:rviru,


*.or,nr"i.,ringkat,
ll'rt,
tl;tn
sebagrinya
adalah contoh eksistensi pada dornain iisik irri. patla <jcnr,"r;n fisik
'l;inull,
-'- ini,
It'3rla.va dilratasi oleh ruang dan waktu. Segalirnya nrengikutl .iklu.,
tohi.. ,r,,",*i, ;; ;;,t.
lrad+at]nsk1t k1<lua, domain kuanrurrr"liegalanya terdiri otro t,r*r.lrL;il;;;;;;."Melatui,,:
,,,..,
pcrssfftaanEinstein;dimanaE..=,,m,c1'dapatdiketahui.bahwaencrgi(!.)sanadenganiru.*u..(m),.r,i-.,i.
dikrlikan de,'gan kuadrat kecepatan crhal,a (c'?)..Jadi, sebcrrarnyr
r"r"rg' a,,;;;#;r,-;r*u rurr,
hrnl"l licrbeda bcntuk. Dcngirn kemajuan ilmu fisika dan dipcrkcnolkur-r,ry,
ririL,, i*ntrm, dapat
dibuiCikan bahw:i benda atau.substan"riiyangltgrypak pa"lat terrry;r1a
hanya berwgiud,vibrasi l ....., .,
setelah cliurai rnenjaai.a;r*r.-"r, otom, sutr-aron,,,{*,.,;;r;;";;;-il,
r;'lo:rbrrng
*;*,''ir"',r
f]i1
oi'iclt 1'arrg diarnati
tern)'ata saljng mcmcngaruhi. Bila pengamat nrcnalsirk.n g.:lo*boig,
maka vang
I:ttrrpal< edrllh gelonrbang. N,nr,in bila penganr"L
rr',.n*Frir.l*.ari substarrs,/p.ir.l;iel,

;;.;;;,

,urrfoi
:'

r::l

:,

Gambar

1.1

:,

1,

',;

Tinokat Keberadaan AIam Semesta dan Alam.Kehidupan Manusia

Sumber: Sentatu Quantum lkl'rltis: Ielnologii{ ktivdsi Kekudtan H ai. 2OA7

Bencla adalalr sesurrrl yang tampak, sedangkan a)an: energt adaiah scsliatu yang tidak t.rmPal<.
adalah sesuatu yang tampak, tetapi perSsaan seseorailg adalah sesYa:u yang tidak

..,,i;.).,t,.,,5a!l-b,lseseorang

kebiasaan
..,..:. ' , tampak, Nasjb seseorang il]encerruirikanl karektel;1y1, dan karahter,seseoranq berasal.dari
'r,1.,,:
seqeorallg
pikiran
.
dan tindakannya. 'Iinclailan ,.seorang:ditentukanll.,oleh.pikirannl'4, sedangkan
,:-i ,,., ,,,sangat dipengaruhi olch pcrasarrn (erlosi)-nya dan pada akhirnya tinSkll keluatangln emosi/perasartn
(spiritual) seseorang.
r ,, .:,:,. .ji: ,.,: seseorang.aki..n mencermiirkan tingkat keitratangan kesadaran

., . ,

hatrikat keberadaan alatn scmtsta liclali


,.l,ltrl,,.t:.t1...,,.:.,, .,Berclasarkan uraiair di atas, dapat dlsimpulkan,,,lahrya
oleh sementara ilmuwan. Dengau
y,::':rr:;:,i: ,:.,nanya rerDatas parJa scsuai-Ll yang trersifat filik,sbbigair,ranadrylkini
,,
.r,.,

'

kemajual llmu fisit,a clarr adanya ketertarikan para ilmuwan untuk rnulai nlcugkaji lrat-hal spiritutrl
,..u.u lebih rasional, nraka mulai diyakini bahwa hal-hal yang tidak tarnpak oleh pancaintlrir jirgir
merupakan bagiap tak terpisahkan dari hakikat keberadaan. Di samping itu, rnal"irt dapat dibuktikarr
terdapiir tingkaran-ririgkata llfllair{enfiaii'keberadaan alanr 1euel;a dari yang"itasa!
(berwujuci fisik/kasar) sarrrpai fung tidak'*d$Alrr:31a.,(tidak,berwujud fisik) dan sangat halus,

:r1]iit:rpfti.[;h*
.r....l,,,,r..i,.'.1,,,.,r1iata

.i+,l]lii.i.'i;':,li,]...,''.."....,l.].i;ili::.l..'.i.',l.,'::..,;ll..
' '

t'.,i1{!,,:l:1:,:.ttt,,r.r : r'

,:,,. 'q

.,.;, r.l.':,1..,.ri,,,",

HAKIKAT ffi;aFrlUSIA
1,,1i,.a:,..i.,,,,..,.,,

i ,, ,
*1..

Stevenson dan Fiaberman (2001) mcngatakan,,:f;hvvi; meski'ada:begitu banyai< hal yang sallgat
bergantui:g paila konscp tenta$g hakikx,,,ganliiiaiitio*otr tcrdapat begitq ba4yak ketiCaksepakatan

.>---

Bab 1: Manusia dan Alam Semesta


..

mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini karena banyak pihak hanya melihat
hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa mendudukkannya dalam konteks keseluruhan yang
utuh' Karl Merrx, misalnya, (daiam Stevenson dan Haberman, 2001) mengatakan bahwa hakikat riil
manusia adalah keseluruhan hubungan sosial dengan menolak adanya Tirhan dan menganggap bahwa
trap pribadi adalah produk dari tahapan ekonomis tertentu

dari masyarakat manusia tempat manusia

itu hidup.
Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelas terasa
bila melihat perkenrbangan dan aliran dalam psikologi, khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi
psikologis tentang manusia. McDavid dan Harari (dalam |alaluddin Rakhmat, 2001) mengelompokkan
empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut:

1.

Psikoanalisis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginankeinginan terpendam (homo volensi). Tokoh-tokoh aliran ini antara lain: Freud, fung, Abraham,
Horney, dan Bion.

2.

3,

Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagai makhluk yang digerekkan semuanya oleh
llngkungan (homo mechanicus). Teori ini menyebut manusia sebagai manusia mesin (homo
mechanicus) karena perilaku manusia sepenuhnya ditentukan/dibentuk oleh lingkungan. Teori

ini disebut juga sebagai teori belajar karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia-kecuali
insting-adalah hasil belajar (dari lingkungan). Ada keyakinan bahwa ji.wa manusia pada saat
dilanirkan diumpamakan seperti meja lilin (tabula rasa), belum mempunyai warna mental dan
siap untuk dilukis oleh pengalaman dari lingkungannya. Tokoh-tokoh dalam aliran ini antara
lain: Hull, Ivliller dan Doliard, Rotter, Sklinner, serta Bandura.
Kognitif, yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif mengorganisasikan
dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens). Manusia tidak lagi dianggap sebagai
makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungannya. Tokoh-tokoh aliran ini, antara Iain:
L,ewin, Heider, Festinger, Piaget, dan Kohlberg.

4.

Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
trattsaksional dengan lingkungannya (homo ludens). Di sini diperkenalkan konsep I - thou
Relationship, bukan sebagai I - it Relatiortship,yangartinya menunjukkan pentingnya hubungan
seseorang dengan orang lain sebagai prihadi dengan pribadi,bukan sebagai pribadi dengan benda.

Dengan kata lain, yang ditekankan adalah hubungan subjek dengan subjek, bukan subjek dengan
objek. Tokoh-tokoh aliran ini, antara lain: Rogers, Combs dan Snygg, Maslow May Satir, serta
Peris.

Untuk memahami hakikat manusia secara utuh, adrl baiknya kembali memahami pendapat
Schumacher tentang empat tingkat eksistensi kehidupan sebagaimana telah disinggung sebelumnya,
yang terdiri atas: benda (P-unsur materi), tumbuh-tumbuhan (P + unsur hidup X), hewan (P + X +
unsur kesadaran Y), dan manusia (P + X +

y+

unsur kesadaran dvi Z). Manusia merupakan makhluk


ciptaan Tuhan yarig menduduki tingkat eksistensi tertinggi karena memiliki semua unsur (4 X f)
yang dimiliki oleh tingkat eksistensi yang lebih rendah, namun sekaligus jr,rga memiliki unsur Z yang

tidak ada pada tingkat eksistensi yang lebih rendah.


Steiner (1999) melihat hakikat manusia berdasarkan lapisan-lapisan euergi yang melekat pada
tubuh manusia sebagai satu kesatuan, yaitu: (1) badan fis1k (p\tsical boCy), (2) badan eterlk (etheric
body), (3) badan astral (astral bod), @) badan ego (consciousness-body), (5) ruanas (spirit-selfl, (6)
buddhi (life-spirit), dan (7) atma (spirit-man). Manusia mempunyai lapisan fisik (materi) yang sama

:-1s1.:ii..l9i:,,"

Etika Bisnis dan Profesi

dengan semua benda mati, tumbuh-tumbuhan, dan binatang. Badan eterik merupakar: lapisan/unsur
hidup yang rnemungkinkan sesuatu itu mengalami siklus hidup, tumbuh, matang, berkembang, dan

rnari. Manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang mempunyai lapisan eterih sedangka.n benda mati
tidak mernpunyai lapisan ini. Badan astral merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu memiliki
nafsu (pa.s-sion), keinginan (desire), serta merasakan senang dan sakit. Manusia dan binatang memiliki
Iapisarr astra.l. Lapisan ego mernungkinkan timbulnya kesadaran Aku (I atau myselfl dan di luar Aku.
Lapisan ini hanya dimiliki oleh manusia, sedangkan binatang tidak mempunyar lapisan ini. Keempat
lapisan ini (fisik, eterik, astrai, dan ego) sudah terbentuk sepenuhnya pada diri manusia, sedangkan
lapisan manas baru terbentuk sebagian dan lapisan buddhi dan atma masih berupa potensi yang dapat
dikembangkan lebih lanjut. Ketujuh Iapisan yang menyelinruti manusia ini terbentang dari lapisan

i
I
I

t?
;
t
!
I

yang paling padat (fisik) sampai ke lapisan yang paling halus (atma, roh).
Dalam membahas konsep manajemenbaruberdasarlcandharma,Hawley(2001) menganalogikan
suatu orgarrisasi seperti manusia yang memiliki empat agenda (bagian) yang saling melengkapi dan
mempunyai saling ketergantungan, yaitu: (1) agenda tubuh, (2) agenda kepala, (3) agenda hati, dan (4)
agenda semangat. Agenda tubuhberkaitan dengan kesehatan fisik anggota (karyawan) organisasi dan

kesehatan kolektif organisasi secara keseluruhan. Agenda kepala merupakan pikiran rasional yang
menjadi fungsi dari otak bagian kiri. Bagian ini memecahkan berbagai persoalan organisasi (struktur,

uraian dan pembagian tugas. dan hubungan antar bagian), pemecahan masalah yang berkaitan
dengan efisiensi dan produktifitas, serta pengambilan keputusan yang bersifat linier/logis. Agenda
hati merupakan pikiran emosional yang menjadi fungsi otak bagian kanan yang berurt-sa.n dengan
masalah emosional/perasaan, serta hubungan antar pribadi dalam suatu organisasi. Agenda semangat
merupakan agenda roh (spiritual), hal yang belum pernah disinggung dalam organisasiimanajemen.
Agenda ini berkaitan dengan cara setiap anggota organisasi memaknai kehidupan, hal yang berkaitan
dengan aspek spiritual/ketenangan batin. Agustian (2001) dan I(ustara (2005) membagi manusia ke
dalam tiga lapisan, yaitu: fisik, mental (jiwa, mind), dan spiritual (roh, soul).

Berdasarkan uraian di atas, makin banyak ilmuwan yang mulai menyadari bahwa untuk
memahami hakikat manusia secara utuh, diperlukan pemahaman atas lapisan-lapisan keberadaan
manusia tersebut. Walaupun dalam mengemukakan jumlah lapisan tersebut para ilmu.wan tampaknya
ma.sih berbeda pendapat, namun sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang sangat prinsipil.

IIal ini

tampak dari pendapat-pendapat yang tampaknya berbeda tersebut, ternyata dapat ditarik benang
merahnya dengan menghubungkan unsur-unsur/lapisan-lapisan yang mereka kemukakan. Ardana
(2005) telah mencoba rnembuat skema hubungan antar lapisan yang dikemukakan oleh para ilmuwan
sebagaimana tampak pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2
Skema Hubungan Lapisan-lapisan Manusia

Fisik
Eterik
Astral

Tubuh (body)

Hat-, (heart)

Ego

Manas

Buddhi
Atma

Fisik

Jiwa (mrnd, psikismentat)

Kepata (heod)
Semanqat (sp,nf)

Roh (soul, spmt)

I
!
t

qqu r. rvtdilustd udil Ataln 5enresla

Manusia adalah bagian dari keberadaan alam semesta. Segaia sesuatu yang ada di alam semestx
(makrokosmos) juga ada di alam manusia (mikrokosmos). Oleh karena itu, alam semesta
dan alam
manusia sebenarnya sama-sama mempunyai tiga lapisan keberadaan, yaitu: tisik (body),energi pikiran
(mind), dan kesadaran murni (roh, soul, spirit).

HAKIKA'I OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTEIIIGENCE)


Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan sangat luar
biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan,
nremungkinkan mernilikiperasaan, menjembatanikehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik,
kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendalikan berbagai
organ tubuh, dan sebagainya.

Menurut A.gus Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen di dalam otak
manusia, yaitu: (1) neocortex, (2) corpus callasum. (3) cerebellum, (4) otak reptile, (5) hippocampus,
(6) amigdala, (7) pituitary gland, (8) hypothalcmus, dan (9) thalamus. Neocortex merupakan lapisan
otak paling luar yang hanya dimiliki oleh manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Lapisan ini
mernungkinkan manusia mempunyai berbagai kemampuan, seperti menulis, membaca, melakukan
perhitungan rumit, menguasai bahasa, melukis, dan sebagainya. Corpus cqliasum merupakan
penghubung antara belahan l<ti neocortex (left cerebral hemisphere) dan belahan kanan neocortex
(right celebral hcmisphere). Cerebellum atau sering disebut otak kecil berfungsi mengatur gerakan dan
gerak refleks. Otak reptile terletak di lapisan paling dalam dari otak kita dan memiliki fungsi yang
berhubungan dengan rasa aman dan rasa takut. Bagian ini berfungsi mengend.alikan pernapasan,
peredaran darah, detak jantung, pencernaan, dan kesadaran. Hippocampu.s berhubungan dengan

ingatan.iangka panjang; amigdala melakukan fungsi mengatur emosi; pttuitary gland befiungsi
memengaruhi dan mengatur kerja hormon-hormon. Hypothalamus mengontrol hormon-hormon
seksual, agresi, tekanan darah, suhu badan. dan rasa haus; sedangkan thalamusberfungsi mengaktifkan

sensor indra lang sedang menerima informasi dari luar. Hippocampus, amigdala, dan thalamus
merupakan bagian dari sistem limbikyang terletak di lapisan/bagian tengah otak dan fungsi utamanya
adalah mengendalikan emosi dan perasaan.

Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Rukky Santoso (2001), pada otak terd.apat tiga puluh miliar
sel dan bagian-bagian sel ini membentuk kerja sama yang rumit melalui bagian-bagian kecil lainnya

yang disebut neuron. Ada ratusan miliar jumlah neuron, suatu jumlah yang melebihi jumlah bintang
di galaksi Birnasakti (Maltz, 2004). Dilihat dari neuroscience-ilmu yang mempelajari tentang otak

manusia-otak manusia diibaratkan konrputer (namun tidak sama dengan komputer), menerima
masukan melalui pancaindra, kemudian disalurkan melalui sistem jaringan saraf ke otak untuk diolah
dan disimpan di otak. Hasil olahan (keputusan, informasi) tersebut disalurkan kembali melalui sistem
jtrringan saraf ke seluruh organ tubuh (Semiawan, 1999).

Ilrnuwan yang pertama kali meneliti tentang belahan o*tak kiri (teft hentisphere) dan belahan
otak kanan (right hemisphere) adalah Roger Wolkott Sperry (dalam Taugada, 2OO3). Otak ldri
menjalankan fungsi berpikir secara kognitif dan rasional dengan karakteristik yang bersifat logis,
matematis, analitis, realistis, vertikal, kuantitatif, intelektual, objektifi dan mengontrol sistem motorik
bagian tubuh kanan. Sementara itu, otak kanan memiliki fungsi berpikir secara afektif dan relasional;

memiliki karakteristik kualitatif, irnpulsi( spiritual, holistik, emosional, artistik, kreatif, subjektif,
simbolis, imajinatif, simultan, intuitil dan mengontroi gerak tubuh sebelah kiri.

r:Etika Bisnis dan Profesi

Gambar 1.3
Komponen-komponen Otak Manusia

Pembagi input semua


Sensfrr

dan orientasi

qerakan tubuh

Kognitif, memori, dan

gErlltrltrh

kontroI emosi

Area penerima dan

pengotah input
pengiihatan

Area penerima
suara dan
pengo[ah

informasi
Ko

ntroi gerakan respons

otomatis (sebagai hasil


belajar)

dan kontrol

Humphrey (2000) membedakan kerja otak berdasarkan gelombang elektro, yaitu: gelombang
alpha' beta, delta, dan theta. Getaran/gelombang otak dapat diukur dengan mesin EUG.
Gelornbang
delta mempunyai daerah frekuensi yang paling rendah sekitar 0.5-4 Hz putaran per
detik. Kondisi
ini terjadi Pada saat seseorang tidur lelap atau sedang melakukan meditasi mendalam. Gelornbang
theta tetiadi pada frekuertsi 4-7 Hz, muncul pada saat tidur disertai mimpi ringan,
atau meditasi pada
tingkat yang belum mendalam. Gelombang alpha yang sangat merrarik terjadi pada frekuensi g-13
Hz, muncul dengan mudah pada saat memejamkan mata, mendengarkan musik,
meditasi pada tahap
awal, dan dalam keadaan santai. Gelombang beta timbul pada frekuensi 13-30
Hz, terjadi pada saat
teriaga dan perhatian terpusat secara aktif, misalnya pada saat memecahkan suatu
masalah.
Sementara itu, Ned Herrmann (dalam Lumsdaine dan Lumsdaine, 1995) mengembangkan
lebih
lanjut fungsi otak dengan membaginya ke dalam empat kuadran seperti terlihat pada
Gambar 1.4.

Bila dikaitkan dengan kecerdasan (intelligence), berkat otaknya manusia mempu_iyai banyak
kecerdasan (multiple intelligence). Gardner (1999) mendefinisikan kecerdasan
sebagai potensi
biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat diakti{kan dalam suatu la tar (setting)kebudayaan
untr'rk memecahkan masalah atau menciptakan produk-produk bermanfoat
dalam suatu kebud ayaan.
Pada awaln,a' ilmuwan hanya mengenal kecerdasan tunggal yang disebut sebagai

kecerdasan

intelektual (intellectual quotient). Namun belakangan terbukti bahwa manusia sebenarnya


mempunyai
banyak kecerdasan. Gardner pada awalnya mengiclentifikasi tujuh kecerdasan marrusia,
yaitu: linguistic,
logical-mathematical, musical, bodily-kinesthetical, spatial, interpersonal, dan intraperso,nal
intelligence.
Walaupun masih ragt-, Garciner menambahkan kemungkinan tiga potensi kecerdasan,
yaitu:
naturalist, spiritual, dan existential intelligence. Guilford (dalam Semiawan, 1997)
membangun
struktur intelektual yang seluruhnya berjumlah i20 kemampuan (5 x 6 x 4)--lima kemarnpuan
operasi (evaluasi, produksi konvergen, produksi divergen, memori, kognisi),
enam kemarnpuanproduk
(unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, implikasi), dan empat kemampuan
konten(figurasi, simbolik,
semantik, dan perilaku).

10

r: lvtanusta dan Alam

Gamhar 1.4.
Empat Kuadran Berpikir

Hclistic
lntuitive
ntegrating
Synthesinsing
I

lnterpersonal
Feeling Based

Kinesthetic
Emotional

Whoie Brain Model

Clark (dalam Munandar, 1999) mengembangkan rnodel integratif yang mengintegrasikan


empat fungsi otak, yaitu: fungsi berpikir (kognitif), fungsi afektit, fungsi fisik, dan
fungsi intuisiifirasat
yang seluruhnya memunculkan kreativitcs. Fungsi berpikir kognitif rlerupakan fungsi
otak kanan
dan otak l<tri (neocortex). Fungsi afektif mengelola emosi dan perasaan yang merupakan
fungsi dari
sistem limbik. Fungsi fisik meliputi gerakan, penglihatan, pendengaran, penciuman,
pencecapan,

dan pera5aan. Fungsi intuisi adalah pemahainan secara menyeluruh dan sebagian
merupakan hasil
iintesis tingkat tinggi dari semua fungsi otak. Konsep kreativitas sudah banyak dikenal, namun
tidak

mudalr didefinisikan. Clark sendiri mengartikan kreatit,itas sebagai suatu kon,lisi dan sikap
lang
mencerminkan ekspresi tertinggi dari suatu bakat yang dimiliki seseorang.
Zohar dan Marshall (2002) melihat fungsi otak dari tiga cara berpikir atau tiga ragam kecerdasan,
yaitu: proses berpikir seri (otaklntellectual Quotient-IQ), berpikir asosiatif (otakEmotionat
euotientEQ), dan berpikir menyatukan (ota1*spiritual Quotient-SQ). Ilerpikir seri (otak Ie) menggambarkan
cara berpikir linier, logis, dan tidak melibatkan perasaan. Berpikir asosiatif (otak Ee)

menciptakan

asosiasi antar hal, rnisalnya nasi dengan rasa lapar, rumah dengan kenyamanan, salakan
anjing dengan

bahaya, warna merah dengan emosi, dan sebagainya. Berpiltr asosiatif melandasi
sebagian besar
kecerdasan emosional. Berpikir menyatukan (otak SQ) mengintegrasikan fungsi
Ie dan Ee sehingga
dapat diperoleh suatu makna atau penyadaran diri. Penelitian Persinger <lan Ramachand.ran (dalam

Zoirar dan Marshall, 2002) mengindikas.lkan adanya semacam God Spot cli sekitar Lobus 'temporal
yang memungkinkan manusia memperoleh kesadaran spirituai/transenclental. Selanjutnya,
Zohar
dan Marshall mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual (iQ) rrrerup:rkan alat yang efektif
untuk
11

Etika Bisnis dan Profesi

mengeksplorasi dunia materi serta untuk mengumpulkan modal materiil (uang dan segala sesuatu
yang dapat dibeli dengan uang). Kecerdasan hati (EQ) erguna untuk mengasah/mengembangkan
ketajaman rasa yang diperlukan dalam membangun modal sosial, yaitu modal berupa jaringanl
hubungan dengan orang lain yang memunskirk* komunitas dan organisasi berfu.ngsi secara efektif
demi kepentingan bersama. Kecerdasan spiritual (SQ) berguna untuk memupuk modal spiritual, yaitu
modal/kekayaan yang merefleksikan berbagai nilai bersama, visi bersama, dan tujuan mendasar dalam
kehidupan yang memperkaya aspek-aspek kehidupan umat manusia yang lebih dalam.
Istilah kecerdasan emosional (EQ) pertama kali dicetuskan oleh Peter Salovey, psikolog dari
Harvard University dan ]ohn Mayer dari University of New Hampshire pada tahun i990 (dalam
Shapiro, 2001) untuk menggambarkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi

keberhasilan. Kualitas-kualitas tersebut antara lain: empati, kemampuan menf,ungkapkan dan


memahami perasaan, pengendalian amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai,
kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan, serta sikap
hormat. Istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence) menjadi populer berkat buku best-seller
karya Daniel Goleman yang berjudul Emotional lntelligence yang terbit pada tahun 1995. Goleman
(2000) menjelaskau emosi sebagai suatu perasaan yang'disertai pikiran-pikiran yang khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertin<iak. Kecerdasan emosi
berhubungan dengan kemampuan mengontrol impuls sehingga dapat bertindak dengan cara-cara yang
tidak berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain, fokus dari kecerdasan emosi
adalah pengendalian diri dan empati. Pengendalian diriberkaitan dengan kemampuan memahami diri
sendiri sehingga tidak kehilangan kendali diri yang merugikan diri sendiri, sedangkan empatiberkaitan
dengan kemampuan memahami orang lain sehingga tidak menimbulkan tindakan yang merugikan
orang lain (Patton, 2002). ladi, kecerdasan emosional mencakup keterampilan mengendalikan diri
(intrapersonal) dan keterampilan berhubungan dengan orang lain (interpersonal, hubungan sosial).
Harus diingat bahwa kecerdasan emosional (EQ) bulenlah lawan dari kecerdasan intelc='.tual (IQ),
melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia
nyata.

Istilah kecerdasan spiritual (SQ) pertama kali diperkenalkan oleh Danar Zohar dan Ian
Marshall pada tahun 2000 dalam bukunya yang berjudul SQ; Spiritual Intelligence-The Unlimited
Intelligence. Akan tetapi, tidak mudah untuk memberikan definisi SQ. Zohar dan Marshall sendiri
tidak memberikan definisi, namun hanya rr.emberikan tanda-tanda SQ, yaitu kemampuan bersikap
flekstbel, tingkat kesadaran tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit, kualitas hidup yang diilhami oleh visi
dan nilai-nilai, keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, berpandangan holistik,
kecenderungan untuk selalu bertanya "rnengapa?" atau "bagaimana?", serta memiliki kemudahan
untuk selalu bekerja melawan konvensi. Memang sulit untuk memahami SQ. Agustian (2001) sendiri
memberikan klitik terhadap konsep SQ Zohar dan Marshall tersebut sebagai konsep yang belum
menyentuh aspek ketuhanan, baru sebatas tataran biologis dan psikologis semata. Hal ini dapat
dimaklumi nrengingat aspek spiritualitas (ketuhanan)--sedagaimana dikatakan oleh Campbell (dalam
Hawley, 2001)-merupakan suatu dimensi alam semesta yang berada di luar jangkauan iudra manusia.
Untuk lebih menyederhanakan pemahaman pada aspek spiritualitas ini, Gymnastiar (2002) tidak
memberikan definisi, namun mengungkapkannya dalam bentuk puisi yang sederhana dan sangat
indah sebagai berikut:

1)

pdu l;

tytdnu5ta oan Atam

)emesta

evolusi kesadaran yang dikemukakan Sutrisna, Ibnu Arabi (dalam


Frager, 1999) membagi empat tingkat
kesadaran berdasarkan pengamalan dan pemahaman akan hakikat
kehidupan sebagai UJritut,
1' Tingkat pertama: jalan syariah, yaitu tahap di mana seseorang secara taat

2'

asas mengikuti hukumhukum moral (hukum keagamaan) dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
kaitannya dengan upala
mencari harta benda/kekayaan materi, hukum moral ini diikuti untuk menilai
sah atau tidaknya
apa yang mcnjadi milikku dan milikmu. Pada tahap ini, orang yang
taat mengikuti ajaran agama
secara lahiriah' tetapi rnasih memiliki rasa kemelekatan atas apa
yang rnenjadi miliknya dan apa
yang menjadi milik orang lain-walaupun apa yang dimilikinya itu telah
diperoleh menurut
hukurn moral keagatnaan-maka dapat dikatakan bahwa kesadaran diri
seseorang tersebut ada
pada tiugkat syaribh.
Tingkat kedua: jalan thariqah,yaitu tahap di mana seseorang mencoba mencari kebenaran
melalui
jalart tanpa rernbu (upaya menggali kebenaran melalui pengalaman
iangsung, melampaui hukum
moral l:eagamaan). Pada tahap ini, tingkat kesadaran seseorang telah melanipaui
tinjkat syaribh.
Dalam kaitannya dengan kekayaan materi, dalam diri seseorang telah tumbuh p".u*u,
milikku
adalah milikmu dan milikmu adalah milikku. Intinya telah murrcul rasa kebersamaan
dan rasa

milik bersama.

3'

Tingkat ketiga: ialan haqiqah, yattu tahap di mana seseorang relah rnemahami
makua terdalam
dari praktik syarihh dan thariqah. Seseorang dalam tahap ini sering memperoleh
pengalamarr
langsung tentang kebenaran gaib. Orang pada tahap kesadaran ini teiah
merasakan bahr+.a tidak
ada lagi aPa yang menjadi milikku dan milikmu. Semua aclalah rnilik Tuhan.

Tidak

ad.a

lagi

rasa kemelekatan pada kekayaan materi. Kesadaran pada tahap ini hanya
dimiliki oleh mereka
yang batinnya sudah sangat tinggi, seperti para nabi dan rasul, para sufi, atau
orang-orang suci

terkemuka.

4'

Tingkat keempat: jalan mdrifah, yaitu tahap di mana seseorang telah mempunyai
kearifan dan
peugetahuan terdalam tentang kebena.i:an spiritual. Pada tahap ini, kesadaran
seseorang telah
mencapai tahap tertinggi, di mana orang seperti ini telah menyadari bahwa
tidak ada lagi aku
dan kamu. Masing-masing pribadi menyadari bahwa segalanya adalah Tuhan,
bahwa tidt ada
satu pun dan tidak ada seorang
Pun yang terpisah dari Tuhan. Inilah tujuan utama dari tasawuf
(agama Islam), agama Hindu menyebutnya moksa,dan Budha
menyebutny a nirwana.

AIAM

SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN sIsTEM

Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatlan sistem. pengertian
sistem
menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan poerwadarminta (1976) aclalah:

a'
b'
c'

Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama untuk melakukan
suatu maksud,
misarnya urat syaraf dalam tubuh;
Sekelornpok pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun dan
diatur baik-baik,
misalnya
I
Cara (metode) yang teratur untuk meiakukan sesuatu, misalnya pengajaran

filsafat;

bahasa.

17

Etika Bisnis dan Profesi

sistem mempunyai karakteristik/ciri-ciri sebagai


)ogiyanto (l9gg) menyebutkan bahwa setiap
berikut:
a. Mempunyai komponen-komponen (.components/subq'stents)'

b.
c.
d.
e.
f.

Ada baias suatu sistem (boundaries)'


Ada lingkungan luar sistem (environnrent)'
Ada penghubung(interface).
(output) '
Ada masuka n (input), proses (process), dan keluaran
Ada sasaran (objectives) atau tujuan (goal)'

sistem adalah hahwa setiap elemen (bagian' unsur' subsistem)


saling memerlukan, dan saling memcngaruhi satu dengan
saling bekerja sama, saling mendrt
""s,
Oleh karena itu' adanya gangguan
lainnya dalam kerangka mencapai tujuan sistem secara keseluruhan'
berpengaruh pada pola interaksi dengan
pada satu elemen-sekecil apa Pun gangguan tersebut-akan
akan berpengaruh pada pencapaian
elemen-eiemen lainnya. pada akhirnya, tentu saja hal tersebut
tujuan sistem secara keseluruhan sebagai satu kesatuan'
keseimbangan berbagai
Gejala banjir di ibu kota |akarta adalah contoh nvata terganggunya
(DKI) Jakarta boleh saja tidak peduli dengan
elemen yang ada. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
merasa itu bukan wilayahnya' Akan
penggundulan hutan di daerah Puncak atau daerah Bogor karena

Inti dari pemahaman konsep

yang justru menimpa w-iayah DKI


tetapi, akibat penggundulan hutan itu telah menimbulkan banjir
izin reklamasi Pantai Indah Kapuk untuk pembangunan
)akarta. Pemda DKI juga boleh saja memberi

semuainihutanbakaumenjadi
.o*uh-..rr".uh m.wahiun lapangan golf di daerahtersebut, tetapi akibat
Kapuk' Barangkali penggundulan
musnah dan berpotensi menimbulkan pengikisan daerati pantai
positifdengan banjir yang sering
hutan bakau di sekiLai jalan tol bandara Soekarno-Hatta berkorelasi
nadi penerbangan dan transportasi
menenggelamkan jalan tol tersebut sehingga mengganggu urat
pemerintah negaraSoekarno-Hatta dan arah sebaliknya. Atau dalam skala global,

ke Bandara

di negara-negara yang sedang


negaramaju boleh saja tidak peduli terhatiap penebangan kayu liar
pemanasan global akibat penebangan
berkembang di belahan benua Asia dan Afrika, tetapi dampak
negara-negara maju' Begitu pula
hutan liar di negara-negara berkembang tersebut juga dirasakan oleh
di negara-negara maiu
pencemaran udara akilat pelepasan karbon dioksida dari industri-industri
juga
berpengaruh pada
telah berpengaruh terhadap penipisan lapisan ozon yang pada gilirannya
bumi (manusia, binatang' dan
pemanasan global yang dur,rpuk yu dirasakan oleh seluruh perrghuni
tumbuh-tumbuhan), termasuk penghuni bumi di negara-negara maju'
dipisahkan. Perilaku umat
Manusia dan alam merupakan satu kesatuan sistenr yang tidak dapat
beserta seluruh isinya'
manusia akan sangat menentukarr nasib keberadaan bumi' alam semesta,

SPIRITUATITAS DAN ETIKA


Namun, pengembangan
Sebenarnya, kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter.
IQ, EQ, dan
karakter harus dilakukan melalui pengembangan keernpat kecerdasan manusia--PQ,
dengan
etika
antara
SQ-secara seimbang clan utuh. Brnyak pakar etika yang masih rnembedakan

tidak dapat dipilahspiritualitas, padahal kecluanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan
hubungan perilaku
pilah. Menurut mereka, etika adalah adat, kebiasaan, dan ilmu yang mempelajari
manusia dengan
manusia yang bersitat horizontal-yaitu hubungan manusia dengan manusia,

psu

0t*-

I . rytdt

lu5td udn Atam >gntgsta

lembaga/institusi, manusia dengan alam, dan lembaga/organisasi dengan lembaga/organisasi


lainnya.
Sementara itu, sPiritualitas berhubungan dengan perilaku manusia yang
bersifat vertikal, dalam
arti hubungan manusia dengan Tuhan/kekuatan tak terbatas. Menurut mereka, spiritualitas
bukan
merupakan bidang kajian etika.
Pemahaman tentang etika yang terpisah dari spiritualitas ini sangat l:eliru. Dengan
pemisahan
pemahaman seperti ini, bisa saja seseorang yang te'lah mempelajari teori-teor.i
etika dan telah berkalikali mengikuti pelatihan kode etik, tetapi belum menjamin bahwa perilakunya bersifat etis
selama
kecerdasan spiritual (SQ)-nya masih rendah. Sebaliknya, orang yang mempunyai
Se tinggi sudah
pasti mempunyai perilaku etis y'ang tinggi pula.
Seiatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya
dimanfaatkarL sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan (kesadaran transendental/
kesadaran spiritual). Bila kesadaran spiritual telah tercapai, maka kesadaran etis dengan
sendirinya
tercapai. Namun harus diingat bahwa dalam perjalanan mendaki puncak kesadaran spiritual
ini, syarat
mutlak yang harus dipenuhi adalah orang yang bersangkutan harus menjalani perilaku hiclup
yang
etis dan hidup sesuai dengan norma-norma moral yang telah diajarkan oleh semua agama. pada
tahap
awal, periiaku etis akan memengaruhi kesadaran spiritual seseorang. Nanun pada langkah-langkah
selanjutnya, kesadaran spiritual akan menentukan tingkat kesadaran etis seseorang.

KASUS

Ekplorosi Minyok dqn Gss (Migos) di Jowq


Demi mengejar pendapatan negara, kegiatan ekplorasi migas terus clipacu, termasuk di
Jawa. Di
pulau yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia itu, sedikitnya rerdapat
sembilan
perusahaan yang telah mendapat konser;i untuk mengeksplorasi rninyak bumi. Berbagai kecelakaan
juga terjadi di wilayah kegiatan penambangan minyak ini. Dalam kurun waktu
36 tahun terakhir,
paling tidak ada delapan kejadian kecelakaan, yaitu:

a.

p.

Pada 20 lr{ei 1971, sumur pengeboran minyak Pertamina di Kedokan Ilunder Unit III,
Cirebon
meledak dan menyemburkau minyak bercampur lumpur sehingga menggenangi daerah sekitar

dan sekitar 550 warga diungsikan.

Tanggal

I September 1984, sumur eksplorasi Pertamiua di Pasirjadi, Subang terbakar

akibat

kebocoran gas.

c.
d.
e,
f.
g.
h.

Pada 24 Oktober 1995, terjadi kebakaran hebat di Unit Pengolahan

IV Cilacap yane mengakibatkan


sekitar 590 rumah rusak, 738 sumur tercema! debu tersebar di Kelurairan Lomanis, Donan, dan
Tambakreja.
Tanggal26 Februari 2002, kebakaran menimpa sumur eksplorasi Randublatung, Blora. Akibatnya,
sekitar 1096 warga terpaksa mengungsl.
Tanggal 16 Maret 2004, sumur eksplorasi Pertamina di Pondok Tengah, desa Bunibakti, Bekasi
rrienyemburkan gas. Ratusan warga terpaksa mengungsi uptuk menghindari bahaya kebakaran.
Tanggal 15 Februari 2005, terjadi ledakan pipa gas nitrogen di Lrnit pengolahan VI, Balongan,

Indramayu yang mengakibatkan enarn pekerja terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Tang-gal7 Desember 2005, sumur tua Pertamina di Ledok, Blora meledak clan terbakar. Akibatnya,
dua orang terluka dan seorang meninggai dunia.
Tanggal 29 Mei 2006, sumur eksplorasi PT Lapindo Brantas di desa Renokenongo nrengalami
kebocoran sehingga gas dan lumpur panas keluar dari sumur tersebut.
19

Bisnis dan Profesi

|uli 2006, sumur 5 di Desa Campurejo, Bojonegoro menyemburkan gas. Sedikitnya


2.672 warga di sekitar lokasi mengungsi dari rumah mereka dan 3l orang dirawat di rumah sakit
Tanggal 29

karena sesak napas dan mual-tnual akibat menghirup gas'

Dampaii kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan sumur PT T,apindo Brantas
tanggal 2g lvlei 2006 tei nyata sangat parah-bahkan yang terparah Cari seluruh peristiwa yang pernah
terjadi. Sampai hari ke-110 sejak lumpur panas tersebut menyembur tanggal29 Mei 2006, genangan
lumpur telah mencapai wiiayah seluas 436 hekare. Genangan lumpur tersebut telah menenggelamkan
enam desa-yaitu desa lv{rncii, Pejarakan, fatirejo, Ronokenongo, Kedung Bendo, dan Desa Siringserta rnerendam2.467 rumah,24 pabrik, 18 sekolah, dan 360 areal pertanian. Selain itu, sebanyak
9.789 penduduk harus rneugungsi dan seki.tar 1.776 buruh kehilangan pekerjaan. PT Lapindo sendiri
dalam upaya untuk mencoba menghentikan semburan lumpur panas tersebut telah rnengeluarkan
biaya sekitar Rp S00 miliar. PT Lapindo juga beberapa kali berjanji untuk membayarkan_ganti rugi
kepada penduduk, tetapi penduduk beberapa kali dibuat jengkel karena Proses pemberian ganti rugi
ini dilakukan secara bertahap <ian berlarut-larut. Akibat kejengkelan ini, penduduk sempat lnenduduki
ruas jalan tol Gempoi-Porong clan meletakkan barang-barangnya dr sekitar jalan tol tersebut. Akibatnya
bisa dibayangkan; terjadi keixacetan to[al cian banlak mobil terjebak di dalamnya. Di beberapa bagian
jalan tol ini sudah mulai digenangi iumpur panas tersebut sehingga beberapa kali jaian tol GempolPorong ini ditutrrp. Bahkarr, behrerapa wilayah jalan tol tersebut sudah tidak dapat dipergunakan lagi.
Akibat yang ditimbulkan lumpur tersebut brrkan saja menimpa penduduk di wilayah genangan, tetapi
juga telah berpengaruir besar terhadap perekonomian |a"wa Timur karena terganggunya kelancaran
arus lalu lintas barang dan orang di sekitar |awa Timrrr.
Ada beberapa isu yang berkembang tentang faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan lumpur
panas tersebut. Pihak PT Lapindo Brairtas pada awalnya mencoba menjelaskan terjadinya ledakan
lumpur tersebut ada kaitannya dengan gempa yang menimpa wilayah Yogyakarta, namun banyak
pakar rnembantah keras sinyalerneir ini. Pada akhirnya diakui bahwa terjadinya semburan lumpur
tersebut sebagai akibat dau pecahnya formasi sumur pengeboran karena dalam proses pengeboran
minl,ak pihak PT Lapincio Brantas tidak memasangcasing sesuai dengan spesifikasi standar teknis
pengeboran. PT Lapindo nrungkin beranggapan bahr,l'a dengan tidak memasang cctsing, maka akan
terjadi penghematan biaya eksplorasi yang sangat signilikan. Apalagi dengan harga minyak dan gas
),ang rnakin membubung l-rrngua trrenCekati harga US$100/barrel, maka diharapkan. akan diperoleh
keuntunga:r yans sangat besar

tlari penghematan tersebut. Akan tetapi karena ingin

berhemat,

akibatnya jusinr sangar l:ri.rl ,,li n)alla r)erusahaan harus n-rengeluarkan biaya el<stra di luar perkiraannya
untuk nrelnirayar bi;iya ganti rugi yltns sgfialrtnya tidak perlu dikeiuarkan. Belum lagi kalau nanti ada
ancafftan tuntlrtan iiiiiiur-ir oielr tvai-ga dan perusahaan iain-seperii PT |asa Marga pemilik jalan toi
Gernpoi-Pororlg, alau perrrilrli pirbriii yang pabriknya terrggelam-yang merasa dirugikan hak-haknya.

Bisa saja rnasalah-masaiah tersebut mengancam kebangkrutan PT Lapindo Brantas sebagai suatu

perusahaari.

Penterintah ser,djri iarnpaknlra tidak bisa lepas tangan dari tanggung jawab karena pemerintah
yang n-,ern!'rerikan izin kr.-nsesi eksplorasi tersebut. Dalam kasus ini tampaknya pemerintah belum
mernberikan inforrnasi yirng rransparan apakah pihak P I Lapindo Brantas telah mengikuti peraturan
dan persyaratan vang berl<;ritan dengan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) atau belum.

itu juga tidak ada upaya tcgas untuk menegai<kan peraturan yang aela. Terbukti santpai
rnenjelang akhir tahun 2{)U7 belunr ada tanda-tanda untuk membawa kasus ini ke pengadilan untuk

Selain

,o

"Bila hati kian bersih, pikiran pun selalu jernih, semangat hidup 'kan gigih, prestasi
mudah diraih, tapi
bila hati busuk, pikiran iahat merasuk, akhlak pun kian terpuruk, dia jadi makhluk terkutuk. Bila
hati
kian lapang, hidup susah tetap senang, walau kesulitan menghadang, dihadapi clengan tenang,
tapi
bila hati sempit, segalanya jadi rumit, seakan hidup terhimpit, lahir batin rerasa sakit."

Mirip dengan ungkapan Gymnastiar, Lama Surya Das (2002) juga mengungkapkan kehidupan
spiritualitas sebagai hal-hal yang berhubungan dengan kehadiran Ilahi, Tuhan, roh, jiwa, kebenaran,
pengetahuan diri, pengalaman mistis, kedamaian batin, dan pencerahan. Dalam Bhagavad
Gita
dijumpai ayat (sloka 2.66) sebagai berikut:
"Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa tidak mungkin memiliki
kecerdasan rohani maupun pikiran yans mantap. Tanpa kecerd:san rohani dan pikiran yang mantap,
tidak mungkin ada kedamaian. Tanpa kedamaian, bagaimana mungkin ada kebahagiaan?"

Spirittralitas berhubungarr dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan


langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi m,rni).
Dari uraian sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pada awalnl'a para ilmuwan hanya mengenal kecerdasan intelektual (IQ). Dengan kecerdasan ini,
manusia dianggap malnpu mengatasi berbagai persoalan hidup. Namun belakangan baru disadari
bahwa sebenarnya manusia mempunyai banyak kecerdasan (multiple intelligence).
b. Meskipun manusia mempunyai banyak kecerdasan, pada hakikatnya semua kecerdasan itu dapat

c.
d.
'

dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu: kecerdasan intelektual (IQ), kecer<iasan emosional (Ee),
dan kecerdasan spiritual (SQ). Kecerdasan intelektual (IQ) berguna untuk mernahami dunia fisik
dan membangun kekayaan materi. Kecerdasan emosional (EQ) berguna untuk mengenal diri
dan orang lain serta untuk membangun hubungan sosial/modal sosial. Kecerdasan spiritual (Se)
berguna untuk mencari makna hidup melalui hubungan dengan Tuhan (kesadaran tak terbatas)
dan untuk memupuk modal spiritual.
Ketiga jenis kecerdasan tersebut (IQ, EQ, SQ) merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan,
dengan SQ sebagai fondasinya.
Etika adalah cabang ilmu yang membahas tentang perilal<u marrusia, mengenai apa yang baik dan
apa yang cidak baik dalam konteks htibungan manusia dengan Tuhan, marusia dengan manusia
lain, clan manusia dengan alam. Banyall yang keliru menafsirkan bahwa etika hanya menyentuh
aspek hubungan manusia derrgan rnanusia lainnya melalui proses penalaran (logika, Ie) saja.
Padahal dalam kajian etika, di samping mencari konsep, teori, dan penjelasan logis tentang apa
yang baik dan tidak baik menyangkut perilaku manusia, hendaknya hasil pemahaman tersebut
juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan pro$es transformasi diri menuju tingkat-tingkat
kematangan emosi dan kesadaran diri ,vang lebih tinggi. Oleh karena itu, kajian dan implementasi
etika nrelibatkan ketiga kecerdasan secara terpadu, yaitu Ie, Ee, dan Se .

l'lAKl KAT Pl Kl RAN (It,llND) DAN KESADARAN (coNsclousN ESs)


Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga Blaise pascal
(dalam Hart, 1997) sampai mengatakan:

13

Etika Bisnis dan Profesi

"Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir. Di dalamnya terletak semua martabat dan kebajikann;,a;
dan seluruh kewajibannya adalah berpikir sebagaimana seharusnya."

Begitu juga dengan Descartes (dalam Walters, 1996) yang menempatkan pikiran sedemikian
pentingnya sehingga ia mengatakan:
"Saya berpikir, karena itu saya ada."

Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind) atau mental
sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik yang disadari maupun tidak disadarjyang merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Ialaluddin Rakhmat (2001) melihat proses
berpikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi: sensasi, persepsi, memoti, dan berpikir.
Sensasi merupakan alat pengindraan melalui pancaindra yang menghubungkan organisme (manusia)

dengan lingkungan. Proses sensasi terjadi saat alat pengindra merekam informasi lingkungan dan
mengubahnya menjadi impuls-impuls saraf sehingga dipahami oleh otak. Persepsi adalah proses

pemberian malina pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain,
persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memoli adalah proses menyimpan informasi dan
memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah informasi dan memanipulasikan informasi untuk
memenuhi kebutuharr atau memberikan respons.
Hal ini juga secara jelas disebutkan dalam buku Bhagawad Gita, sloka 6.5 yang terjemahannya
adalah sebagai berikut:
"Seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak menyebabkan dirinya
merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran juga musuhnya. Sifat pikiran adalah
liar, tidak ubahnya seperti kuda liar, atau kera, namun manusia iuga mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan pikiran agar menjadi jinak, tenang. Hanya melalui ketenangan pikiran rnanusia baru
dapat merrembus l<esadaran yang lebih tinggi."

Alkitab, sebagaimana dikutip oleh Hart, sudah mengatakan bahwa Anda adalah produk
pemikiran Anda sendiri. Pikiran menentukan siapa cian apa diri seseorang sebagai individu. Pikiran
akan menentukan apakalr umat manusia akan menuju sakit atau sehat, emosi yang bergejolak atau
stabil, sikap dan perilaku negatif atau positif, waiak yang baik atau buruk, serta menuju ke kesadaran
yang lebih tinggi atau menuju ke kesadaran yang lebih rendah. Hart melukiskan beberapa pengaruh
pentrng dari pikiran sebagaimana terlihat pada Gambar 1.4.
Erbe Sentanu (2007) mengatakan bahwa pikiran rasional bukanlah kemampuan tertinggi yang
dimiliki umat manusia. i)i atas pikran rasional masih ada kesadaran murni (sering juga disebut
kesadaran transendental, kesadaran tak terbatas, atau kesadaran roh/atma). Sebagaimana dikatakan
oleh Walters, kesadaran dalam keadaannya yang mrrrni bersifat tnutlak, lebih mutlak dari kecepatan

fisik Seperti atmosfir bumi, serta lebih nrutlak


suatu manifestasi energi, dan energi itu sendiri
itu
hanyalah
dari keberadaan benda. Paclahal benda
cahaya yang melambat ketika memasuki medium

merupakan getaran kesadaran. Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmund Freud (dalam Hjelle dan
Ziegler, 1992) membedakan tiga lapisan kesadaran, yaitu: ( I ) lapisan sadar (consci ous level), (2) lapisan
prasadar (preconscious level), dan (3) lapisan tidak sadar (unconscious level).

t; tvlanusta oan Atam Semesta

Gambar 1.4
Pengaruh Pikiran

Lapisan sadar berhubungan dengan ,lunia luar dalam wujud sensasi dan
berbagai pengalarnan

yang disadari setiap saat. Lapisan prasadar-sering disebut memori (ingatan)


yang tersedit-

menyangkut pengalaman-pengalaman yang tidak disadari pada saat pengalaman


tersebut terjadi,
namun derrgan mudah dapat muncul kembali menjadi kesadaran secara spontan
atau dengan sedikit
usaha' Lapisan tidak sadar-yang merupakan iapisan paling dalam dari pikiran
nranrrsia-menyimpan
semua dorongan insting primitif serta emosi dan memori yang menqancarn
pikiran sadar yang telah
sedemikian ditekan, atau secara tidak disadari telah didorong ke dalarn lapisan
yang paling dalam
pada pildran manusia. Krishna (\999) membagi kesadaran manusia ke dalam
lima tintkat kesadaran/
iapisan utama. Kelima lapisan tersebut adalah sebagai berikut:

(l)

(2)

Lapisan kesadaran fisik, yang ditentulian oleh makanan.

Lapisan kesadaran psikis, yang diciasarkan atas energi ciari uiiaia yang disalurkan
melalrri
pernapasan.

(3)

Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasiolal dan emosional.
Bila
pikiran ki.cau atau dalam keadaan rnarah, maka napas kita akan lebih cepat (ngos-ngosan).
Sebaliknya, bila pikiran tenang maka napas kita juga tenang. Seluruh kepribadian
kita ditentukan
oleh pikiran.
(4) Lapisan intelegensia (bukan intelek), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi pekerti.
Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
(5) Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir pemekaran
kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesad.aran tertinggi yang dapat dicapai
oleh
manusia. Pada tahap ini manusia telah melampaui dualisme kehidupan di dunia.

t5

Etika Bisnis dan Profesi

Manusia telah memiliki lapisan kesadaran mental/emosional yang telah berkembang, sementara
hewan belum mencapai tingkat/lapisan kesadaran ini. Kondisi pikiran pada lapis ketiga-ini sangat
menentukan apakah kepribadian manusia dapat berkembang ke lapisan kesadaran yang lebih tinggi

(tingkat kesadaran transenderrtal), tetap stagnan, atau bahkan turun pada lapisan kesadaran yang lebih
rendah.

TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN


Siapa pun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup umat manusia adalah
untuk memperoleh kebahagiaan. Bahkan iataluddin Rahrnat (2004) mengatakan bahwa secara agama,

filsafat, dan ilmu pengetahuan, orang harus memilih hidup bahagia. Namun dalam kehidupan seharihar:i, apalagi dalam era dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialisme, makin banyak orang yang
merasa tidak bahagia. Kebahagiaan seolah-olah menjadi barang langka yang sulit dijangkau. Mengapa
hal ini dapai terjadi? Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan penafsiran/pemahaman tentang

cara untuk mencapai kel'rahagiaan

itu sendiri.

Perbedaan pemahaman tentang hidup

ini

sangat

bergantung pada evolusi kesadaran seseorailg.


Untuk memahami tingkat kesadaran ini, ada baiknya dikutip pendapat Sutrisna (2007) yang
membedakan tiga trngkat kesadaran manusia, yaitu: (1) kesadaran hewani, (2) kesadaran manusia,
dan (3) kesadaran Tuhan. Pada iabel 1.i dijelaskan secara singkat ciri-ciri menonjol dari tiga golongan
manusia berdasarkan evolusi tingkat kesadarannya.

Tujuan Hidup

Tabel 1.1
olongan Manusia Berdasarkan Tingkat Kesadaran

Buruk sangka/selatu

berpikir negatif

Kenikmatan rohani;
Kekayaan hanya atat untuk
menyempurnakan tingkat
kesadaran rohani

Bergerak di sekitar
dua sifat ekstrem,

tergantung tingkat

Tingqi hati/sombong
Kikir
14u

kenikmatan duniawi dan


rohani

Keseimbangan antara

Kenikmatan duniawi;
kekayaan, kekuasaan
fi abatan), dan kenjkmatan
fisik sebagai tujuan hidup

kesadarannya

nafi k

Pemarah

Bekerja dengan pamrih


Tida

k percaya/tidak ingat

kepada Tuhan

Sumber: Sutrisna. Power ofsoul.2007 (dimodifikasi oleh

.
.
o
'.
.

Setatu berbaik sangka/

berpikir positif
Rendah hati
Dermawan

Jujur
Penyabar
Bekerja secara tulus dan
tanpa pamrih
Setatu pasrah/men!'erahkan

Penulis).
/

Tidak mudah mengukur tingkat kesadaran yang dimiliki seseorang berdasarkan ukuran objektif
atau pendekatan ilmiah yang biasa digunakan oleh iimu pengetahuan pada umumnya. Kematangan
diri hanya dapat dirasakan secara subjektifoleh yang bersangkutan melalui refleksi diri. Seialan dengan

16

5ao i: Manusta dan Alam sernesta

mencari kebenaran. Ada apa sebenarnya dengan kasus lumpur panas ini? Siapa yang bertanggung
jawab dan sejauh mana dampak yang ditimbulkannya mengingat kerugian yang ditimbulkan
bukan
saja dari aspek ekonomi, tetapi juga aspek psikologis, sosiologis, ekologis, hak-hak asasi manusia,
d.an
masa depan penghidupan penduduk yang terkena nrusibah tersebut.
Sumber: diolah dari Kompos, 2006-2007

,.-----/M
Pertonyqqn:
a.

Coba Anda bahas kasus di atas, apakah kegiatan eksplorasi minyak di pulau Jawa yang padat
penduduk ini masih dapat dibenarkan bila lihat dari sudut manusia dan alam sebagai satu
kesatuan sistem?

b.
c.

Bagaimana Anda mengaitkan proses keputusan pemberian izin konsesi eksplorasi migas oleh
pemerintah tersebut dengan tingkat-tingkat kesadaran pejabat pemerintah?
Bagaimana Anda menilai tindakan PT Lapindo Brantas yang tidak memasang casing dalamproses
pengeboran sumur eksplorasi tersebut bila lihat dari hakikat manusia secara utuh?

Pengusoho yong Spirituol


Awalnya Hery Syaefudin (38 tahun), penasaran melihat situ (danau) di seputar Depok, )awa Barat
yang dibiarkan menganggur dan ditumbuhi semak beltrkar. Ia berpikir, rnengapa tidak dimanfaatkan
menjadi kawasan agrowisata berbasis tanaman hias saja? Hery memulainya dari situ Pengasingan

di Kecamatan Sawangan. Dia melihat situ tersebut nyaris lenyap, bairkan nyaris diuruk menjadi
perumahan oleh suatu perusahaan pengembang. Perusakan lingkungan dapat dihindari ketika pada
tahun 2003 wali kota Depok saat itu, Badrul Kamal meminta Dinas Pertamanan mengeruk situ/
danau seluas 6,5 ha itu sehingga situ Pengasingan tersebut kembali bertungsi (sebagai resapan air dan
pengendali banjia Penulis). Tahun 2005, Hery membeli tanah seluas 3000 m2 di sekitar situ tersebut
dan mengubah serta menata situ Pengasingern menjadi tempat yang sedap dipandang.
Di situ ada kolam ikan, penuh tarrarnan hias, dan rerumputan hijau. HerT kemudian mengajak
?varga setempat untuk mengembangkan tanaman hias, memelihara ikan, dal mengelola situ tersebut
menjadi daerah wisata sekaligus daerah yang produktif. Sekz,rang ada sekitar 500 warga menjadi petani
tanaman hias dan sekitar 100 pedagang yang memiliki kios di sepanjang jalan Bojongsari-Ciputat.
Kini, Hery merasa bangga karena cita-citanya memberdayakan masyarakat Sawangan ada hasilnya.
Penghasilan seorang petani tanaman hias di S;lwangan sekarang ini se kitar Rp 3 juta hingga Rp l5 juta
per bulan.

Perlqnyclon:
Bagaimana Anda menilai seorang Hery dalam mengelola bisnis tanaman hias dan wisata situ di atas
bila dilihat dari tingkat kesadaran sebagai manusia, makna, serta tujuan hid'rp?

21

22-

l,r
i,r

llr
{,,,

i.;
1,.
i,:
Iri

,.
;
iit:
l:,

{&sa{a6

rYfr"r"fiudqN
'f.

srrtetah mempelajari bab ini, Anda diharapkan memperotch penccrahan tentang:


a.
.

b.

Hubungan antara agama, etika, dan nitai.


d.

.,. Persamaan dan perbedaan aniara hukum, etika, Can etiket:

e.

Pengertian karakter dan hubungannya dengan etika.


,' , Pembangunan manusli',ieuiqhrlya,,berdasarkan pemahaman konsep,konsep
', ,dan hubungal:illtarko:rggq. seperti: kecerdasan/kesaclaran, tuiuanTriiiai:nilai
.
,., kehidupari,.,!-lraktel.1

,oan,etfka;

..,1..t. '.....:

2t

'

,,,,

Ltika Bisnis dan Profesi


lirrri -.i::,i.t,,ril

ir:rti.1::r:iali.

tri i.:,-....tr ,r. :,r1::rir lirl.


, .:r

.::.:_,

.']ii

r -,:,..

.r

I.IAKIKAT

FEE"S&fr&T

Istilah filsrfat sudali cukup dikenal sejak zan:an dahulu. -\{eski bcgitu, untu}< nrulai urrr,<tt iinisil(ilrny&
berasal dari d*a kata Yunairi:
perkar* nludah;'3ila. dililtalilrdai!:'.tarttllietani,q;r,filgata!
,, ,,,.,,!Fr:lly4!a,lukan
-i.t_..
:1.
i.r.,tr::..:'|:1.:i::-i,...:i:i,:i'i .
,.

lilr.:iii.r.;.:

.t

:...

:.

Nlp q*,lhapia..Philoberarti cinta,,.qcdql1gkan.qrUl.&1{b,erarti,hriltsana. Dengan demiliian,pliltxliopia


berrrti cinta terhadap ltebiyaksanaan (Fuad Farid lsmail Jan Abdul l{ami,j lvlutav uUi. 2003). NairrLrrr
'.irrrtuk
,.,,
mernbuka pcmahainan lebih'lanjli te,irlqnS..,iilsafu;,,acla balknyaidirnulai ciengan menUutip
pcrnyataan Suriusunr-rnrri (2rJ00) yang membedalcat, cntara pengctahuan (ilm"r) tlengan fiisaflat"
Pengetahu.an dimulai darli rasa ingi::r tahu,'keplgtian'$imulai'dari rasa ragu-ritgu, cleu filsiitat dinrtr]iti
ciari lceduanya. Selanjutnl;i, lirrriAs'rmaltri rucngutip peritvataatt \Vill Durant yang nlurtgulttpr.iit.tltli;
tllsalat sc[.rrgli prrsr,liarr nr;irinii'yang nrerebut pa]ltai un'.uk pcnclrtratutt P*sttl.an infrntcr't (rrren'aiiiii
ilmu pengclahuar,). l.il:aihhh vrlng mcnlenartgkan tcrrpat berpijak i.r.rgi kugLutun kcilr:trirrn. Sr'Lr'i:il,
pantai dapat direbuL olclr piisukal mlrinir (filsatat), maka pasukan nt*r'inir alian pcilii ,"iun se lirnjrrrrry;r
tugas pasul<an inlhnt:ii rilrnrr pengetahtrati) untuk menyempurnakart tcrnpat yang ttiuh dir'eL,trt
tcrsebut.

,
'

,1

"'

KaraLieristil.. utiima berpiltir lilsr$at adajah. $ifatnya yang rnenyeluruh, sangat rlrcnilasar, c'ra:i
spekulatif. $ifatnya yeslg lne]4,truruh, arlirrya nempertanypkan lrakikat keberaclaan dan l*ebenaralr
tentang kcberar-1aan ilu ser"rdiri sebagai s*tu kesatuan secara keseluruhan, brikan dnri ptr:rpektii i:i,ianil
,'per bidang, atall septrlung-srpolong. Nienurut Suriasumantri (2000), pckok permas;rlaharr yang cliltilji
fllsutat nrerrc;rkup tiga ser:i. IaitLr: apa yang disebut ben:.ti ,lait apa ysnB rlir.bLrt s,ilrrir rl,::qil.:,), t,;.rti:l
yang ditnggap baik Jirn r',i,r:iri yrrrrg dianggap brrruL (ctika), scrtx apt yang dizurggrl , rlrrlirl) <1it,t ,'1r.t
yang dianggap icleL (c\i('lil(r). [Lu]ali scbabnya, filsafat di[<ata]<an seflyaf indrrk Jariseli,ruh crl,-rug
iltr1u pengi:tahuan dan seiri. Iin:u pengelahuan merupakantiabanl; ya-irg sudah tcrspcsi':1,sasi, mi:lihal.

haltikat ketrenararr dari sucriit p;rrrdangyang berl5cda-l;r:Jc alas surru ribjek kcbcradaun yaitg turrg5il.
Sifatnya yang rnendasar berarli bahrva tllsafat titlak begitu saja pcrcaya bahwa ilrnuiLu irclalrrlt l>-'trrir.
Sifatnya yang spckulrtif l.inrt'na filsafat seialu ingin nrencari j.rrvab bul<au sirja pacla sr'atu hal y.rr]l;

I sudah diketahui,

telapiju$a

I ', . --' , Theo l{uijbers

segala sesuatu

yangbeluln dike-tahui.

(clniarn Ab<lulkadir &luham,nad, 2005) taenjeiaskan tilsafal set-auai Lerli.rl.rtr

.-,intglektual yang metoclis, sistematis, clan secara reflektif menairgkap rnaiina haldki ltr:seli.lrul-rat: ya;rg
ada. Objck filsafat bc,sifal urrivo'sal dau mencal,iup segala sesuatu yarrg dial.rn:i nrirnu:,iii. \cla:ijli,rry'.'

.,rrrAbdulka<iir lvluhan:rmacl mer!elaskan fiisafat ilengan nrelihat ullsur-unsurnya sebagai bciiliut:


a. Kcgiatan intelckrurl (pcrrrikiran).
b. Mcncari mukr,u vrrr:g lr;Itiki (intcrpretasi).

,',ttiii,,'

Se

gala fakta dan .lejaia

d lt"rgon

.,

.:r-,'

(objek)

r,.

;r

,.

, ,,. ''

' '

'

.n.o ,*tl.k.r;. rrtrtodis, dan sistcmatis (merode).


Untuk kebahagiaa n manrisia (tujuan),

..|i,|...::..,,:..|.,.|..:.::

,,,i1.':,r,irr,.,.-,,,,1,,

Uniuk daoat
Unturk
lebih n:ernperjelas petbedaau tjlsafat dengan iluru pengetirhuan, a'iait uirlr-tii
dapar lcbilr

menrbedakan suaiu;abang iJnru <lengan cabang ilmu lairrnya, dapat dilihat tlari tig:r usircl., yail u: (l)
dikqji (ontrlogis), (b) prosedurlnleto{g:{p'ulgmengkajinya (epistemologis), ,i*rt (c) ri-rjuu,:

.;:i$-oFiekyrang

Penggunaanfilsa[at/i1muitusendiri(aksiologis).
Pada thbel l. i cliri,rlikas perbcdaan filsafat dengan iimu
1111,
',

i..r':
i:

,:i

pe

ngetahuan

dilihrt tlari lictiga

asPl'k

i:l
E
'fi;
,iI
ii'{

l.,j

$3n

l:

l!ir;al;:ti. l\rji,rnA, Ltti(a, dan HUkUm

Tabel 2;t
Perhedaan Filsalat

de

ngan iimu

*$slwk**ti

Segata sesuatu yang bersifat


fisik dan nonfisik, baik
dapat direkam meta[ui
rnqilpqn yalg

yanq
indra
tiriak - _

[1isl.e inoioqis

l
I

$ega!.a sesuatu yang bersifat

fisik d:n yang ctanat direkam

mclaluiindra r

:,

Pendekatan yang bersifat

Penoekatan ilmiah,

reflektif atau rasiona[-dcduktji

menggunakan dLla pendekatan;


'leduktil dan induktif secara

,:nl.'nS-Igklgkl!'
Sangat'ahstrak; bermanfaat
tetapi,,tidak:secara [angsung
beoi,umat manusi;i

: : ":.1i1 ".;-;',i
r

1.
I

t,
ir
ii.
i

,,,.,

rsgqt!nglL_tryLrygul3:

irtrri( rnenlpei"oleh pcnrahafian tentallgagama;


di balvah ini dikutip Lreberapa pengertian
clan definisi
I ('

l, ..i;tt

i: rl

;i{iA,n

_
Sangat konkret. langsunE
rlapaI dimanfaatkan bagi

)"

1r

'i

;t,!;inln.

Agus L{. F}irrjana (2i}05) mengutip,CIe;S;;ian agama dari Ensiklopedi inclonesia karangan
I:f is -irt ShadilF Agama berasal dari bahaia.sanslrerfa: ,r be.rarti t.iriak, gow
berarti pergi, dan a
hc:rrr; h,'r;ifnt atau keadaatr. Jadi istiiah aganra berarli: bcrrifnt ti4,*
1,*gi, rrrrp, [u,i,i,irir-li,

tiilak btrub*.h..J)engan demikian,,agrma adalah pegangan atau pedoma.n bagi rnanusia urrtuk
rrrncrp;ri hiclrrp ltckal.
Frr'rcJ F;rritl Isnraii cltn Abclrrl Hamid Mutawalii (2u03) rrrerrjclask;in l:nl;rva aganra
arlalah satu
benttrk k*t*tiipan Ilahi yang mengarahkan nereka yrng berirl<al-dengan pilihin mereka
sencliri
ter ltarlap icetetapan ]lahi tersehut'kepacla kcbaikan iltaup Ji .{u,ia ljan;;;;;;
il;il;
altliir'.,,t.

.1. r\hdrrlkrtli,
-t

hluhammad (2006) rnembcriJ<au dua rumlisan ag:rrrj;l. yaitu: ( r) mcnyaugkut


hul'i*ng;lrt *ntara manusiarlelrganrsuatu-kekuasaaq luar yalg iain rl,rrr iebih dariparla.p. yu"g
cli''hn:i oleh rnanrrsia, dan $f apa yang disvariatkan atiaitlcngan o.ron,oru p.,, nrrr, ny",
'
hu'r,,1',, purintrh drur larangau serir, pcrunluk untuk kebaikun
di r'rrnia a* ifr,i.",. '

-rnur;.

l);"rri be$erapa ciefinisi di atai, dapat dirinci'rulnusan aganra bel',ln: rrk.ur utlsur-unsur pcntirrg

, ,, .,,
".r,begaihei'ik,"rt:
1, ]JUhrrtr5;rn rnrnusia dr'ngan sesuatu yang tak terbatas,

fang transelrrlental, yang llahi*Tuhan

Y;rrr.i hi;rlra F.:,r.

2'

Btrisi pedoman tingkah laku (dalam hentuk lararrgan clan perinlah), r:i1ai-nilai, clal normar]oi:1114

yang diwaliyukan ialtgsung Ot*n nalri rnelalui

nabi-,iabi.

,,

3.Unru1*]"ebahagiaanlridirp'rtanusra.a1.a;n1a*urr.hiriupke]ialdiatrihir;it.
!

I
i

'Qehenarnya

cialaru pengertian agania teicakupuiisurluilsur rr.tama sei:agai

teriklt:

L Ac1akitabsuci.,
,,,- :
2. Kitrrb suci yarrq clitulis oleh Nabi berdasarkan wahyu Iargsuug rlari -f,.:rr;rrr.
:.
s*atu lernbaga yang membiqa, menuutrin umat rnalusia, rlan mentrlsirkan kitab srrci hagi
fda
' '.'
k*penfingan urnatuya. 1,. , ,,,, ,:
..
'

25

Etil<a Bisnis dan Profesi


, ,r'i' ,.,. .,.

.'

'

4.Setiapaga1I1l1ller1siajaralri1arrpedomantentmg;

a.
b"
:

.'

ketuhanan, ,
,
,. ; ,, : ,

Tatwa, dogma, cioki,'in, atau frliafat tenlang


Susil;r, uroral, atir*

r:-tiJrir. ,r ,

c.I1ituaI,upacafa,ir{alllatacaraberibadat'
I

:'i

i:;'

'':
:

'

,._

Tatwa, dogma, aiau filsafat ketuhananl.,mg{umug(an,tetrra;rg haickat Allah ('l'uiirur) r,arrt:


,
dikenal, dialami, diyakini, dan clipercaya s:Iiq kehe$dak;Nya bagi um*t manugia dan duuia. Tujur',n
tatlva ini adalah untuk me.,,akinkan umat mariusiibahwa adakekuatan tak terbatas (Tlrhan Y]vlIr) 1'ang
merupakan sumber segala i.eberadaan (eksisteusi), sik';iligus yang rnengatur seluruli kel,eradrrait irii.
Susiia, etikii, atau n:oi:al bL:risi iiilrma perilaku i,ang rpepiadi pedoman perilaku yarrg sesr:ai drn y.rng
tidal< sesuai ilenurui li,:ir,:irclak Allah (Tr-,}:an), iraik iiu dalam hidup pLibacli se$eoi'turg ir:;ii"tlruiL d:-.1r,ti
hubungan pribadi \t.s,,():.1n8 r-lcngrrn o,ang lain (masyarakat) r.inn.t.ngrn ularr: lCtinir,).5r'!tlr'tirarrl
riggl, upilcara, atau tiita cilra beritradat menetapkan bagairnana seharusirya urctr:cle dstl iilii Li',r'r
nianusia berhubung;n dengan Allah (Tuhan).,Tujuan semga agarna acialah menuutu;it ut:Lat tttanusi;r
agar Inernpcroleli 1..c5;.lrirr::',rn (di dunia) dan kchidup.ir kek-al di akhirut.
:.-.

.'..

EdAKEMEY ffiEE[{,:I
Yr,nrrrri ciiros (tentuk tunggal) 1'ang berarti: tcn;put tirrg;;al, prrl'll$ rtrji,Firi,
karrdgqg, kebiasaan, aelet, watak, perasaan, sikap, ceraiberpikir. Beuiult jamalu:ya ileialah la t:iha, ,va*g
rbirar:ti adat istiadat. L)aianr ii.rl -ini, kata etilia santa pengertianuya dengau ri,oral. Mtlral berasd ilari
kata Latin: irios (ber::rii< ru:rBgal), atav tnores (bentak jamak) vang bcrurti aciat isiirdrrl, kt'l^i;ir;.i.irr,

Etika berasel Jari

k;tii

(I(ttte[ 20(}l).] :
,,Untuk
'.',,,,'
mempel'o1eli pcmahamen lebih lanjut-mengen'1i etika, di birwah ini dikutip beberapa

l kelakuan, watak, tabiat, alihlale, cara hidup

1. , Ada dua pengertan *iika;

sebagai praksis dan;sebagai refleksi.rsebagai prahsis, e iilia belarti rrilrriqilui dan nornta-nor1n.r nrt,r"al bailt yang dipraktikliar: atar-r justrrr tidak dipraktjlili.rn, \,i)l.,ul)Lr,i
,..,..,.r- seharusnya dipralitikkan. Etika sebagai prakgis'samaarltrlyadengan ntoral a[au nrc,r'alitas**yirilu
, apa yang harus dilakukan, tidaii boleh dilakukan;,pantas dilakukan, dan sebagainya. iitiira sr*:iy,rii
.. ,..:,r:
refleksi adalai: pcnrikiran moral (Ileltens, 2001).
iEtika secara etimologis dapat diartikar: seba$ai-.iln:u ten*Lng apa yang biasa dilalir.Llian, atau ilrnu
.t
tcntirng adat kebi;rsaan yai"]g herkenaan dengan hidup yang bark dan yrng but'uli (('trrtcr; 2Uilli.
:r litilah iain dari etika adalah susila. Su:rirtinl,il.a*,{-ulr;ilo,,*rlinyakebiasaan ntauilryluh lnl:u.
laCi, susila berarti kchitisaarr atarr tingkah laku perbuatan manusiir yang buil<. Etil<u scbagai ilrrttr
rdisebut /ala susiltt, yar':g raempelajari
.r
!atp:nilaiiltentang baik dan burui'nya sllat$ peibuata-nr i:ipa
, ,,yung,.*rrrs dikerjakar atau dihindail,:r-lt+Sqal3a,1tahubungan y{ng baih'cii arllair*,scslrilt

'l

.:.:

,rnanusia {suhardana, 2006).


,.
. ,. :,,!,:::..: ,. ,:i: . . .
l,4enurut Ka:rrus ReriLr lJithasu lr-rConesia terbitan I)eprrtcnren Pcndidikan -leli I(ci-rutii'.1'aur;
(i988), clika dirtrn:r.rrkar: ciaianr pengertian sebagai berikut:

a.

,Ilirtu tcritln6 i'i)a viillg ball; dan aPa yarlg l-luruk, clall tr'fi{ilttg hrk cl.rn l.;ct.r.ijilirtit i,l,'i,.,i
(rt<lrhk);

DaD

b.
c.

Kumpulan

asas atau

l:

iltsarar, Agama, t0ka, dan Hukum

nilai yang berkenaan dengan akhlak;

Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Mentrrut Webster\ Collegiate Dictionary, sebagaimana dikuiip oleh Duska dan Duska (2003), ada
empat arti ethic ssbagai berikut:

a.
b.
c.
d.

The di'scipline dealing with what is good and bad and with moral
A set of moral principles or values;

tltiy

arui obligation;

A thcory or system of moral values;


The principles of conduct governing an individual or group,

Menurut Lawrence, Weber, dan Post (2005), etika adalah suatu konsepsi tentang perilaku benar
dan salah. Etika menjelaskan kepada k,ta apakah perilaku kita bermoral atau tidak dan berkaitau

dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental-bagaimana kita berpikir dan bertindak


7.

terhadap crang lain dan bagaimana kita inginkan mereka berpikir dan oertindak terhadap kita.
Menurut David P. Baron (2005), etika adalah suatu pendekatan sistem?tis atas penilaian moral
yang didasarkan atas penalaran, analisis, sintesis, dan reflektif.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa ternyata etika mempunyai banyak arti. Namun
demikian, setidaklya arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut:
a. Etika sebagai praksis; sama dengan moral atau moralitas yang berarti aclat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.
b. Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pernikiran/penilaian moral. Etika sebagai pemikiran
moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat
kritis, metodis, dan sistematis. Dalam taraf ini ilmu etika dapat saja mencoba merumuskan suatu
teori, konsep, asas, atau prinsip-nrinsip tentang perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak
baik, mengapa perilaku tersebut dianggap baik atau tidak baik, mengapa rnenjadi baik itu sangat
bermanfaat, dan sebagainya.,

HAKIKAT NITAI

Istilah nilai bukan hal yang asing bagi hampir setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Bagi setiap
i$u rumah tmgga yang berbelanja ke pasar tahu persis berapa nilai (uang) dari setiap barang yang
dibeli di pasar. Dalam hal ini, nilai barang sarna pengertiannya dengan harga barang yang dibayar. Nilai
uang (harga) yang dibayar untuk memperoleh barang tersebut sering disebut sebagai nilai ekonomis.
Sesuatu mempunyai nilai ekonomis karena sesuatu tersebut dapat bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan hidup secara fisik, atau mernberi kenikmatan rasa dan fisik, atau untuk rneningkatkan citra/
gengsi. Para akuntan, pelaku bisnis, ibu rumah tangga, tukang becak paham betul cara menghitung
dan tnelaporkan nilai uanginilai ekonomis dari harta (kekayaan) yang dimilikinya dari kegiatan bisnis

atau dari pekerjaan yang dilakukannya. I{amun marilah direnungkan, apakah nilai hanya diartikan
sebatas nilai ekonomis saja?

Untuk memahami pengertian nilai secara lebih mendalam, di bawah ini dikutip beberapa
definisi tentang nilai.

l.

Doni Koesoerna A. (2007) mendefinisikan nilai sebagai kualitas suatu hal yang menjadikan hal
itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi semacam objek bagi
kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan sesuatu yang memberi malata dalam hidup, yang
memberikan titik tolak, isi, dan tujuan dalam hidup.

sE-

:l

-+

Etika Bisnis dan Profesi

!
t
$

2.

Fuad Farid Ismaii dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) merumuskan nilai sebagai standar atau
ukuran (norma) yang kita. gunakan untuk mengukur segala sesuatu. Selanjutnya dikatakan bahwa
ada bermacam-macan-r hukum nilai sesuai dengan jenis-jenis nilai tersebut, juga sesuai dengan
beragamnya perhatian kita mengenai segala sesuatu. Ada nilai materialis yang berkaitan dengan
ukuran harta pada diri kita, ada nilai kesehatan yang mengungkapkan tentang signifikansi

kesehatan dalam oandangan kita, ada nilai ideal yang mengungkapkan tentang kedudukan
keadilan dan kesetiaan dalam hati kita, serta ada nilai-nilai sosiologis yang menunjukkan
signifikansi kesuksesan dalam kehidupan praktis, dan nilai-nilai yang lain,
Sorokin dalam Capra (2002) mengungkapkan tiga sistem nilai dasar yang melandasi semua
manifestasi suatu kebudayaan, yaitu: nilai indriawi, ideasional, dan idealistis. Sistem nilai indriawi
menekankan bahwa nilai-nilai indriawi (materi) merupakan realitas al<hit (ultinuz), dan bahwa
fenomena spiritual hanyalah suatu manifestasi dari rnateri. Sistem ini berpandangan bahwa
semua nilai etika bersifat relatif dan bahwa persepsi iridriawi merupakan satu-satunya sumber
pengetahuan dan kebenaran. Sistem nilai ideasionalberada padaekstremlain di mana realitas sejati
berada di luar dunia materi (berada dalam alam spiritual), dan bahwa pengetahuan sejati dapat
diperoleh melalui pengalaman batin. Sistem nilai ideasional percaya pada nilai-nilai etika absolut
darr standar keadilan, kebenaran, serta keindahan yang supramanusiawi. Gambaran tentang dunia
ideasional yang meyakini realitas sejati adalah alam spiritual, yang di Barat meliputi pemikiran
Plato dan Yahudi-Kristen (roh dan citra Tuharr). Di Timur, misalnya kisah Mahabarata (Hindu)
dan Budha (d.i India), Tao di Cina, dan Islam di negara-negara Arab. Tarik-menarik dan saling
memengaruhi antara kedua paham ini menghasilkan suatu tahap sintesis tingka r menengah, yaitu
sistem idealistis yang merupakan perpaduan harmonis dan seimbang antara kedua nilai ekstrem
indriawi dan ideasional tersebut. Denga.n mempelajari sejarah peradaban umat manusia, Sorokin

meryrmpulkan bahwa proses peradaban selalu mengikuti siklus perPutaran dari tiga sistem nilai
itu. Saat ini, dengan dipelopori budaya Barat, telah terjadi proses penurunan dan kehancuran
tahapan ideasional dan idealistis menuju kenaikan dan dominasi tahapan indria.wi.
Sebenarnya pembahasan sekitar persoalan tatanan nilai secara lebih konseptual diungkapkan oleh
filsuicemerlang asal |erman, Max Scheller dalam bukunya setebal 590 halaman yang berjudul Der
Formalisme in der Ethik und die Materiale Wertethik (dalam Suseno, 2006). Esensi dr.'i pendapat
Max Scheller sekitar persoalan nilai dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Ia membantah anggapan Immanuel Kant bahwa hakikat moralitas terdiri atas kehendak

untuk memenuhi kewajiban. Kewajiban bukaniah unsur primer, melainkan mengikuti

b.
c.

apa yang bernilai. )adi, bukan asal memenuhi kewajiban, melainkan realisasi nilai-nilai
rnerupakan inti tindakan moral.
Nilai-nilai itu bersifat material (berisi, iawan dari forma! dan apriori.
Harus dibedakan dengan tajam antara nilai-nilai itu sendiri (werte, values) dan apa yang
bernilai/realitas bernilai (guten goods). Seperti warna merah yang muncul pada sebuah
realitas berwarna; ada dinding merah, baju merah, dan sebagainya. Begitu pula nilai yang
muncul pada suatu benda, perbuatan, atau orang, misalnya: hutan indah, perbuatan mulia,
orang jujur.

d.

Cara menangkap nilai bukan dengan pikiran, melainkan dengan suatu perasaan intensional
(tidak dibatasi dengan perasaan fisik atau emosional, melainkan dengan keterbukaan hati
atau budi).

F
pce 4. ril5dtd(, Agdtna,

e,

a.
b.
c.

EUKa,

oan HuKum

Ada empat gugus nilai yang mandiri dan jelas berbeda antara satu dengan lainnya, yaitu: (i)
gugus nilai-nilai sekitar yang enak dan yang tidak enak, (2) gugus nilai-nilai vital sekitar yalg
luhur dan yang hina, (3) gugus rrilai-nilai rohani, dan (4) gugus nilai-nilai tertinggi sekitar
yang kudus dan yang profane yang dihayati manusia dalam pengalaman religius. Keempat
gugus nilai ini membentuk suatu tatanan atau hierarki; ada yang lebih rendah dan ada yang
lebih tinggi. Gugus nilai enak dan tidak euak yang paling rendah, diikuti gugus nilai vital,
selanjutnya gugus nilai rohani, dan yang paling tinggi gugus nilai-nilai sekitar yang kudus.
Hierarki sekitar gugus nilai ini bersifat apriori, artinya terlepas dari segala pengalaman.
Pada gugus ketiga (nilai-nilai rohani) dan gugus keempat (sekitar nilai-nilai yang kudus),
keduanya nrempunyai ciri khas vaitu tidak mempunyai acuan apa pun pada perasaan fisik
di sekitar tubuh kita. Ada tiga macam nilai rohani, yaitu: ( I ) nilai esretik, (2) nilai-nilai yang
benar dan yang tidak belar, dan (3) nilai-nilai pengertian kebenaran rnurni, yaitu bernilainya
pengetahuan karena pengetahuan itu sendiri dan bukan karena ada rnanfaatnya.
Corak kepribadian, baik orang per orang maupun sebuah komunitas, akan ditentukan oleh
nilai-nilai mana yang dominan.

Dari penjelasan tentang nilai tersebut, sebenarnya dapat disimpulkan tiga hal, yaitu:
Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal).
Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup dikenal.
Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki <iari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi.

HI.'BUNGAN AGAIJIA, ETIKA, DAN NITAI


Sebagaimana telali diuraikan sebelumnya, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi
berkat kelebihan akal/pikiran yang diberikan Tuhan kepada manusia. Berkat pikirannya, mamrsia
mampu memperoleh ilmu (pengetahuan) tentang hakikat keberadaan (duniawi) melalui proses

penalaran serta mampu menyadari adanya kekuatan tak terbatas di luar dirinya yang menciptakan
{an mengatur eksistensi alam raya. Hanya nranusia yang manDu menyadari perlunya mencapai nilai

tertinggi atau nilai akhir (hidup kekal di akhirat) yang harus dicapai di samping adanya nilai-nilai
antara, y'Iitu nilai-nilai yang lebih rendah (keka1'aan, kekuasaan, kenikmatan duniawi).
Semua agama melalui kitab sucinya masing masing mengajarkan tentang tiga hal pokok, yaitu:
(1) hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Budha, Brahman, Kekuatan tak terbatas, dan lain-lain),
(2) etika, tata susila, dan (3) ritual, tata cara beribadat. |elas sekali bahwa antara agama dan etika
tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan
(spiritualitas) seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia
dengan Tuhan), tetapi juga oleh kualitas moral/etika (kualitas* hubungan manusia d.engan manusia
lain dalam masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa
dilandasi oleh nrlai-nilai moral.
Akhirnya, tingkat keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tingkat/kualitas
peribadatan, dan tingkat/kualitas moral seseoraug akan menentukan gugus/hierarki nilai kehidupan
yang telah dicapai. Tujuan semua agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal
di akhirat (agama Hindu menyebut Moksa, agama Budha menyebut Nirwana). Dari sudut pandang

29

'=.

@Fffi-.-

Etika Bisnis dan Profesi

semua agamar pencapr,iarr nrlai-nilai kehidupan duniawi (nilai-nilai yang lebih rendah) bukan
mcnrpakan tujuan akhir, tetapi hanya merupakan tujuan sementara atau tujuan antara, dan dianggap
hanya sebagai media atau alat (means) untuk mendukung pencapaian tujuan akhir (nilai tertinggi
kehidupan).

HUKUM, ETIKA, DAN ETIKET


Hukum, etika, dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan dan mempunyai arti yang hampir
sama walaupun terdapat juga perbedaan. Tabel 2.2 berikut ini menjelaskan persamaan dan perbedaan
ketiga istilah tersebut.
Tabel2.2
Persamaan dan Perbeciaan Hukum. Etika, dan Etiket

Persamaan: Sama-sama

peritaku manusia

Perbedaan:

Sumber hukurn:
a, Pemerintah

Sunber Etika:

Sifat pengaturan:

Sifat pengaturan:

Sifat Pengaturan:

TertuUs berupa Undang-undang,


Peraturan Pemerintah, dan

Ada yang lisan (berupa adat

Lisan

Objek yang diatur:


Bersifat tahiriah (misatnya:
hukum warisan. hukum agraria,
hukum tata negara) dan rohaniah
(misatnya: hukum pidana)

Masvarakat

kebiasaan) dan ada yang tertulis


kode etik

0bjek yang diatur:


Bersiftt rohaniah, misalnya:
perilaku etis fiujur, tidak menipu,
bertanggung jawab) dan peritaku
tidak etis (korupsi, mencuri,
berzina)

0bjek yang diatur:


Bersifut tahiriah, rr ;satnya:
tata cara berpakaian (untuk
pesta, sekotah, pedemuan
resmi, berkabung, dan lain-

tain), tata cara menerima


tamu, tata cara berbicara
dengan oran3 tua. dan

PARADIGMA MANUSIA UTUH


Sebelum membahas model paradigma pembangunan manusia seutuhnya, perlu terlebih dahulu
dipahami pengertian beberapa konsep dan/atau hubrrngan antar berbagai konsep penting yang terkait
dengan pembangunan manusia seutuhnya, antara lain: karaktea kepribadian, kecerdasan, etika,
gelombang otak, tujuan hidup, agama, dan rneditasr,r*r;o

Korokter don Kepribodiqn


Istilah keprib adian (personaiity) dankarakteriwatak (character) banyak dijumpai dalarn ilmu psikologi.
Meskipun demikian, ternyata tidak mudah untuk mernberikan definisi yang seragam bila mempelajari
beberapa definisi yang disampaikan oleh para pakar psikologi. Soedarsono (2.002) misalnya,
mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas kejiwaan seseorang yang menampilkan sisi yang didapat
dari ketnrunan (orang tua, leh.rhur) dan sisi yang didapat dari pendidikan, pengalarnan hidup, serta

30

iingkungannya' Karakter adalah sisi kepribadian yang didapat dari pengalaman, pen,lidikan,
dan
lingkungan sehingga bisa dikatakan bahwa karakter adalah bagian dari kepribadian. Sisi yang didapat
dari faktor keturunan (seperti: bakat, kecerdasan, dan temperamen) memang sulit untuk diubah,
namun sisi yang dibentuk berdasarkan pendidikan, pengalaman, dan lingkungarrnfa (disebut karakter)
dapat diuL,ah. Cloud (2007) mendefinisikan karakter sebagai kemampuan untuk memenuhi tuntutan
kenyataatt. Di sini Cloud menegaskan bahwa karakter seseorang akan sangat menentukan apakah
ia akan berhasil dalam menghadapi tuntutan kenyataan dalam situasi tertentu, sementara tuntutan
kenyataan tersebut sangat banyal< dan beragam. Sejalan dengan Cloud, Ezra (2006) bahkan berani
mengatakan bahwa karakter adalah culture untuk sebuah kesuksesan yang langgeng dan tahan uji.
Oleh karena itu, Lilik Agung (2007) mendefinisikan karakter sebagai kompetensi yang harus dimiliki
oleh seseorangYang berkaitan dengan kinerja terbaik agar ia mampu menghadapi tantangan realita/
kenyataan yang selalu berubah dan mampu meraih kesuksesan yang bersrfat langgeng.
lValaupun beberapa definisi tentang karakter sebagaimana telah diuraikan sebelumnya terlihat
berbeda, namun sebenarnya dapat ditarik benang merahnya sebagai berikut:
a. Karakter adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang. Kompeteusi ini mencakup
pengembangan secara seimbang dan utuh ketiga laipisan, yaitu: fisik (body), pikiran (mind), dan

jiwa/roh (spiritual).

b.
c.
d.

Karakter menentukan keberhasilan seseorang (Sentanu rnenyebutrrya sebagai "nasib").


Karakter dapat diubah, dibentuk, dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan tiada henti serta
melalui pengalaman hidup.
Tingkat keberhasilan seseorang ditentukan oleh tingkat kecocokan karakter yang dimilikinya
dengan tuntutan kenyataan/realita.

Sejatinya, setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan (kesadaran transendental/
kesadaran spiritual). Sungguh menarik apa yatg dikatakan oleh Chopra (2005) bahwa karakter/sifatsifat yang dimiliki oleh mereka yang telah mencapai tingkat kesadaran Tuhan sebenarnya sama persis
dengan karakter/sifat-sifat yaug dimiliki oleh sel tubuh mairusia. Adakah dari kita yang menyadari

bagaimana sebenarnya sifat-sifat sel (tubuh)?

Chopra menyebutkan ada 10 karakter sel (l0C) yang seharusnya dapat dijadikan sebagai

"
karakter
umat manusia.
1. Ada maksud yang lebih tinggi.

Setiap sel dalam tubuh menyadari bahwa masing-masing sel


bekerja bukan untuk kepentingan sendiri-sendiri, meiainkan demi kerejahteraan tubuh secara
keseluruhan. Sitap mementingkan diri sendiri (untuk kehidupan/kesejahteraan sel itu sendiri)

2.
3.
4.

bukanlah pilihan.
Kesatuan (keutuhan). Semua sel saling berhubrrngan dan berkomunikasi dengan segala jenis sel
lainnya. Menarik diri atau tidak mau berkomunikasi bukanlah pilihan.
Kesidaran. Sel-sel beradaptasi dari saat ke saat. Mereka cerdas dan tetap fleksibel terhadap situasi
yang ada. Terperangkap dalam kebiasaan kaku bukanlah pilifran.
Penerimaan. Sel-sel saling mengenal satu dengan yang lain sebagai bagian yang sama pentingnya.
Setiap sel saling memahami adanya saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Berfungsi

sendiria n bukanlah pilihan.

5.

Kreatifitas. Walaupun setiap sel mempunyai fungsi unik, mereka rlampu menggabungkan atau
rrienernukan cara-cara baru yang kreatif. Berpegang kepada perilaku lama bukanlah pilihan.

-i-..

EEFqe+F::''--*

6.

Keberadaan. Sel-sel itu patuh kepada siklus universal berupa adanya saat istirahat dan saat aktif
dalam kegiatannya. Semua makhluk memerlukan istirahat/tidur. Dalam keheningan tidur, tubuh
berinkubasi. Begitu pun sel memerlukan istirahat dalam keheningan total. Dengan demikian,
terlalu alctif atau agresif bukanlah pilihan.

7.

Efisiensi. Dalam menjalankan fungsinya, sel-sel mengeluarkan energi sekecil mungkin. Mereka
sepenuhnya percaya bahwa mereka akan dipelihara. Dengan demikian, menumpuk/menimbun
makanan, udara, atau air berlebihan bukanlah pilihan.

8.

Pembentukan ikatan. Karena kesamaan genetika, sel-sel itu tahu bahwa mereka itu pada dasarnya
sama. Mereka menyadari saling tergantung dan saling memerlukan satu dengan lainnya. Bagi
mereka menjadi sel buangan bukanlah pilihan.
9. Memberi. Kegiatan sel yang utama adalah memberi dan memelihara integritas sel-sel lainnya.
Hanya menerirna bukanlah pilihan.
10. Keabadian. Sel-sel bereproduksi untuk meneruskan pengetahuan, pengalaman, dan talenta mereka
tanpa menahan alra pun untuk generasi sel berikutnya. furang antar generasi bukanlah pilihan.

Kecerdqsqn, Kqrokter, don Etiko


Hal yang juga sangat menarik disampaikan oleh Wahyuni Nafis (2006), seorang penulis cendekia
muda Indonesia yang patut dibanggakan. Melalui pemahamannya atas pemikiran/ajaran^tradisional
Islarn dan diinspirasi oleh beberapa pemikiran Stephen F.. Covey, ia menyebut tiga jenis kecerdasan
dengan tiga golongan etika, yaitu: (t) psiko etika, (2) sosio etika, dan (3) teo etika. Psiko etika
merupakan masalah aku dengan aku, sosio etika menyangkut masalah aku dengan oranglain, dan teo

etika menyangkut rnasalah aku dengan Tuhan. Masing-niasing golongan etika ini ditandai oleh tiga
karakter sehingga secara keseluruhan ada sembilan karakter.
Tabel 2.3
Etika dan Karakter

1. Teo Etika
Saling ketergantungan
Masalah aku denoan Tuhan
Sosio Etika
Ketergantungan
Masatah aku

3. Psiko Etika
Kemandirian

l'lasalah oku de

9. Takwa (pasrah diri)


8. Ikhtas (tuLus)
6. Sitaturahmi
5, Amanah

(tati kasih)

(integritas)

4.

3. Tawaduk (beritmu)
2. Syukur
1. Sabar

Sumber: Wahyuni Nafis. 9Jolon untuk Cerdas Emosi don Cerdas Spirituol. hlm. I 57. 2006

felas sekali bahwa konsep etika Nafis jauh lebih luas pengertiannya dibandingkan dengan
konsep etika yang sudah banyak dikenal selama ini. Konsep etika selama ini hanya dipahami sebatas
hubungan antar manusia dengan manusia lainnya, sedangkan konsep etika Nafis berdasarkan
paradigma manusia utuh-yaitu masalah manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia
lain dan alam, serta manusia dengan Tuhan.
Hubungan antara pemikiran kecerdasan Covey, karakter/sifat-sifat sel Chopra, dan golongan
etika menurut Nafis ditunjukkan pada'l'abel 2.4.

32

rrao z: iltsalal, /\gama, tttka, dan Hukunt

Tabel 2.4
Hubungan Kecerdasan, Karakter Sel, dan Etika

Efisiensi (setiap sel menerima energi/makanan dengan

Psiko Etika

tidak bertebihan untuk mempertahankan hidup, tidak


mau menimbun makanan/energi)

xesia.rrr,

1t

. Psiko Etika

.rr*prrn n.r.a.pt*il

Keabadian (meneruskan pengetahuan dan talenta


kepada se!seI gerrerasi berikutnya)
Penerimaan (menerima kehadiran dan ketergantungan
dengan selsel lainnya)
Memberi (memberi/menrbantu integritas selseL
[ain nya)
Pembentukan ikatan (kesadaran bahwa keunikan/
perbedaan fungsi setiap sel tidakLah meniadakan

Sosio Etika

kesamaan identjtas mereka)


Maksud yang tebih tinggi (mengabdi kepada
kepentingan tubuh/sesuatu yang Lebih besar, lebih
[uas. lebih tinggi, serta tidak mementingkan diri
sendiri)
Kesatuan (semua sel menyadari kesatuan/kebersamaan

o Teo Etika

mereka)

Kreatifitas (menemukarr cara-cara baru, tidak


berpegang pada peritaku [ama)
Keberadaan (semua sel patuh pada siklus hidup
universat)

Korqkter don Porodigmo Pribqdi Utuh


Salaupun ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantarkan umat manusia pada pertu:nbuhan
ekonomi dan kemajuan pembangunan fisik yang mengagumkan, narrun itu tidak serta-merta
membawa kebahagiaan bagi umat manusia. |ustru berbagai kemajuan tersebut disertai dengan
kemunculan berbagai masalah, seperti: makin banyak manusia yang miskin; melebarnya jurang
antara golongan kaya dan miskin; berkurangnya pemimpin yang berkarakter; keresahan, kegelisahan,
teror' serta kekerasan makin meluas; korupsi dan kolusi makin menjadi-jadi; dan sebagainya. Covey
(2005) telah memberikan jawaban atas semua itu yang sebenarnya sangat sederhana, yaitu
bermula
dari paradigma yang tidak komplet mengenai siapa sesungguhnya diri seseorang. Orang tidak lagi

mampu memahami hakikat/kodratnya sebagai manusia

utuh.

Covey telah mengingatkan bahwa untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan


pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat kemampuan manusia, yaitu:
tubuh (PQ), intelektual (IQ), hati (EQ), dan jiwa/roh (Se).

33

cl=HttrFm,E

Akhir-akhir ini sudah makin banyak pakar yang mengungkapkan hal senada dengan Covey.
Sekadar contoh, Cloud (2007) sendiri mengatakan bahwa kunci pembangunan karakter adalah
integritas. Tentu pemahaman atas integritas ini tidak sekadar berarti jujur atau PunF prinsip moral,
tetapi terkandung juga pengertian: utuh dan tidak terbagi, menyatu, berkonstruksi kukuh, serta
mempunyai konsistensi.

Kqrokter dqn Proses Tronsformosi Kesodoron Spirituol


Merumuskan karakter mcmang diperlukan, tetapi herhenti pada tahap perumusan saja belum
mencukupi karena dikhawatirkan rumusan karakter tersebut hanya akan menjadi semacam doktrin
atau slogan yang disakralkan saja.

Sebenarnya yang lebih penting adalah langkah konkret berikutnya, yaitu bag-Jimana cara

melakukan proses transformasi

diri untuk

mencapai atau bergerak menuju idealisme karakter

tersebut.

Masalahnya, sampai sekarang belum banyak ibau pengetahuan dan teknologi yang mampu
mengkaji ranah spiritual melalui pendekatan rasional/r.lmiah. Ilmu psikologi mencoba memasuki
ranah kejiwaan, namun dalam perkembangannya ilrnu ini cenderung membatasi kajiannya hanya
pada lapisan pikiran (mental/emosional) dan tidak ada upal'a untuk masuk lebih dalam ke ranah roh
(kesadaran spiritual/transendental). Sementara itu, ajaran agama yang seharusnya dapat dijadikan
panduan dalam pengembangan/olah batin, dalam perjalanannya sering kali pengajarannya lebih

bersifat indoktrinasi, sekadar menja.lankan praktik berbagai ritual, serta kurang mengedepankan
pendeliatan melalui proses nalar, pengamalan, dan pengalaman langsung melalui refleksi diri'
Akibatnya, ajaran agama yang inulja itu tidak mampu memberikan pencerahan kepada umatnya.
Hal irri mudah dilihat pada kehidupan sehari-hari saat ini. Walaupun hampir sebagian besar umat
manusia di dunia-teristimewa di Indonesia-mengaku telah menganut salah satu agama tertentu,
namun berbagai bentuk kejahatan, seperti korupsi, kekerasan, konflik antar pemeluk agama berbeda,
dan sejenisnya justru makin menjadi-jadi'
Meskipun terlarnbat, akhir-akhir ini sudah rnulai banyak pakar dari berbagai latar keilmuanbahkan banyak yang bergelar Ph.D._mttlai berani dan tertarik untuk menyelami ranah spiritual ini
dari pendekatan yang lebih rasional. Hal yang menarik adalah bahwa aPa yang merelta tulis sebenarnya
bukanlah hal baru. Mereka hanya menulis ulang dengan kemasan baru-dalam arti ulasannya dengan
pendekatan yang leb;h rasional-dari berbagai buku/literatur kuno yang telah ada sejak zaman dahulu
yarrg ditulis oleh para nabi, praktisi keagamaan, dan praktisi spiritual di negara-negara Timur, seperti

India, Cina, dan negara-negara Arab. Dengan cara ini justru masyarakat Barat makin banyak yang
mulai berminat untuk menyelami dan menjalani praktik-praktik spiritual. .

Pikirtln, Meditosi, don Gelombong Oiok


Olah pikir (brainware managemertt) adalah suatu konsep dan keterampilan untuk mengatur gelombang
otak manusia yang paling sesuai dengan aktivitasnlra sehingga bisa mencapai hasil optimal (Sentanu,
2007). Otak akan memancarkan gelombang sesuai dengan tirrgkat keadaan pikiran/kejiwaan seseorang.
Saat ini gelombang otak telah dapat diukur dengan menggunakan Elektroensefalogram (EEG). Dilihat

dari frekuensi gelombang otak ini, setidaknya gelombang otak dapat digolongkan ke dalam empat
golongan sebagaimana terlihat pada Tabel 2.5 berikut ini.
?,r.

oj}--

r.Ju.u-,

^yqttto,

L(tAo, uott

IluAullt

Tabel 2.5
Empat Kategori Gelombang Otak

Beta (14-100 Hz)

Kognitif, analisis, [ogika, otak kiri, konsentrasi, prasangka. pikiran sadar, aktif,
fight or fLight, disease, cortisol,
Kh usyu k, retaksasi, meditatif, /ocu s-a le ftness, s u p er Le o rni n g, a kses nu ra ni bavrah
sadar, ikhtas, nyaman, tenang, santai, istirahat, puas, segar, bahagia, endorphine,
cemas, was-was. khawatir. stres,

Atpha (8-13,9 llz)

serotonin

Theta (4-7,9 Hz)

Sangat khusyuk, deep-meditotion, probLem solving, mimpi. intuisi, nurani bawah


sadar, ikhlas, kreatif, i
if, heninE, jmajinatif, cate;holaqmes. AVP

Oetta (0,1-3,9 tlz)

Tidur Letap, non ohysical state, nurani bawah sadar kotektif, tidak ada pikiran dan
perasaan, celLuLar
ion. HGH

Sumber: Sentanu . Quontum lkhlos: Teknologi Aktivosr Kekuotorr

Hoti. hlm.

.2007

Ketil<a pikiran berada dalam keadaan sadar (aktif), berarti pikiran sedang berada dalam
gelombang beta. Dalam gelombang ini, pikir:an sangat aktif sehingga akan memaksa otak untuk
rnengeluarkan hormon kortisol dannorepinephrinyangmenyebabkan timbulnya rasa cemas, khawatir.,
gelisah, dan sejenisnya. Oleh karena itu, pikiran harus selalu dilatih untuk me,nasuki gelomba ng alpha

untuk membangun karakter positif, seperti: tenang, sabar, nyaman, ikhlas, bahagia, dan sejenisnya.
Kunci untuk membangun karakter adalah melatih pikiran untuk memasuki gelombang alpha.
Latihan meditasi, yoga, zilcr, retret, dan sejenisnya sangat ertktif untuk memasuki gelombang alpha
ini. Sudah banyak penelitian ilmiah yang telah berhasil rnembuktikan bahwa praktik meditasi dan
sejenisnya inampu membantu melakukan transformasi diri menuju ke arah pengembangan karakterkarakter positif secara efektif. Meditasi (termasuk zikir dan sejenisnya) sebenarnya adalah upaya untuk
mendiamkan suara percakapan dalam pikiran dan menemukan ruang yxng tenang (Rodenbeck, 2007).
Dengan ketenangan, pikiran akan memasuki gelombang alpha.

Model Pembongunon Mqnusio Utuh


Berdasarkan berbagai konsep/pemikiran yang telah dijeiaskan sebelumnya, dapat dibuat dua rnodcl

tentang hakikat keberadaan manusia. Gambar 2.1 menjelaskan suatu modei hakiket manusia
lang dilandasi paradigma tidak utuh (paradigma materialisrne) sehingga menimbulkan berbagai
permasalahan yang memunculkan ketidakbahagiaan. Pada model ini, tuiuan manusia hanya
mengejar kekayaan, kesenangan, dan k,:kuasaan duniawi. Kecerdasan yang dikembangkan harrya
IQ dan kesehatan fisik sehingga praktis kurang atau bahkan iupa mengernbangkan EQ dan SQ.
Gambar 2.2 merupakan suatu model yang dikembangkan untuk kembali kepada paradigma tentang
hakikat manusia seutuhnya. Karakter positif (karaker seperti sifat sel) hanya dapat dikembangkan
melalui pengernbangan hakikat manusia secara utuh. Dalam pengemba.ngan manusia utuh, perlu
dikembangkan juga secara seimbang kecerdasan emcsional dan spiritual di samping kecerdasan
intelektual dan llesehatan fisik. Meditasi, zikir, retret, dan sejerfisnya sangat efektif untuk melengkapi
agama guna mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual. Bila keseimbangan ini dapat
dicapai, maka manusia akan mempunyai karakter positif-karakter yang menyerupai sifat-sifat sel.
Tujuan hidup untuk mencapai kebahagiaan dapat diwujudkan hanya bila karakter positif
dikembangkan.

ini

dapat

35
i!

Etika Bisnis dan Profesi

Gambar 2.1
Model Hakikat Manusia Tidak Utuh
(Paradigma Materiaiisme)

KAYA/
TIDAK BAHAGiA

KARAKTER
NEGATIF

PQ SEHAT

(FrsrK)

IQ TINGGI

EGO TINGGI

SOMBONG,
GELISAH,
BENCI
EQ DAN SQ TIDAK
DiKEM BANGKAN
SQ

RENDAIl

IIDAK

PERCAYA

TUHAN

Pola hidup masyarakat modern dewasa ini dilandasi oleh paradigma hakikat manusia yang
tidak utuh. Manusia lebih berorientasi mengejar kekayaan materi, kesenangan indriawi, dan kekuasaan
sehingga kurang sekali atau bahkan lupa urrtrrk mengemtrangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual. Dengan kata lain, manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari telah bertindak secara tidak
etis. Sikap dan perilaku tidak etis ini mengakibatkan terbentuknya karakter negatif umat manusia'
Sebagai konsekuensinya, walaupun dengan kemajuan iptek manusia telah berhasil meningkatkan
produksi barang dan jasa, namun berbagai persoalan muncul sebagai akibat dari tindakan tidak etis
atau kealpaan mengembangkan EQ dan SQ tersebut, unt?ra lain: meluasnya korupsi dan kejahatan,
melebarnya kesenjangan orang kaya dan orang miskin, meningkatnya berbagai konflik, kegelisahan,
ketakutan, kemarahan, depresi, anarkisrne, dan sebagainya.

o)'-

rrJor6L,

^yottlq,

Ltl^o, uoil nu^ulll

Gambar 2.2
Model Hakikat Manusia Utuh
(Paradigma Manusia Utuh)

KARAKTER

PosrTIF (STFAT
sEL)

PQ SEHAT

FISIK

PSIKO ETIKA

Beritmu, 5abar,
Syukur

SOSIO ETIKA
MEDITASI,

ZIKIR,

Sitaturahmi, Baik
Sangka, Amanah,

RETRET

TEO ETIKA

lakwa, Ikhtas,
Tawakal

Untuk mengatasi hal ini, perlu dikembangkan paradigma haldkat nr:rnusia seutuhnya
dengan mengembangkan sikap dan perilaku hidup etis dalam arti luas, yaitu dengan memadukan
dan menyeimbangkan kualitas kesehatan fisik, pengetahuan intelektual (psiko etika), kematangan
emosional dan kerukunan sosial (sosio etika), dan kesadaran spirituai (teo etika). Meditasi, zikir,
retret, dan sejenisnya terbukti dapat rnelengkapi praktik keagamaan guna meni.ngkatkan kecerdasan
emosional dan spiritual. Meditasi/zikir rnelatih pikiran memasuki gelombang alpha. Transformasi
karakter akan terjadi bila pikiran memasuki gelombang yang sama dengan energi tak terbatas.
Pelatihan dan praktik meditasi, zikir, dan retret akan mengembangkan lapisan emosional dan spiritual
serta melengkapi pengembangan intelekual melalui iptek dan kesehatan fisik vang diperoleh melalui
olahraga dan makanan sehat.

37

Denganmenyeimbangkanpengembanganpadalapisanfisik,intelektual,emoSional,dan
sifat-sifat sel)' Pada
karakter pori ir (karakter yang menyerupai
spiritual ini akan ,.r.r,rrr.rr]kun
gilirannyakualitaskarakteriniakanmemengaruhikualitaskebahagiaanSeseorang.

KASUS

.-

BqpqkPeirusOctqvionus:MeneborPeloyonqnbogiSesgmo]

ilill

il;k Miskin

n-,- n ^+^r. ^.--cirqn ekrahnva. berkar.

Panjangjalanberlikuyu,,g1",u,,,,ditempuhsebelumPakoctav,panggilanakrabnya,berkaryadiBatu'
ditampung sejak tahun 1960' tersebar
,q.nak asuhnya yang sudah
Dia kini memang tidak s-endirian.
p"p*' mulai Minahasa hingga Kupang' Di Malang'
sampai
Aceh
Banda
Dari
di seluruh Indonesia.
sekitat 30'000 anak'
l.riorr.riu' jumlahnya sampai saat ini
dia menampung 7.OOo anak. Di seiuruh
atau jabatan strategis di masyarakat'

dan menempati posisi


Sebagian sudah selesai, lulus, berkarya,
jd"k; Bupuk Anak Miskin' "sudah lama saya canangkan
wali kota Malang sempat memberinya
saya anggaP anak sendiri'
Mereka yang liekurangan akan
berpendidikan.
harus
anak
tekad, semua
pernah dikeluhkan anaknya'
bantul; ;kai PuI c.tu'' Tekad ini
Kirimkan kepada saya agar (bisa) saya
octav,
sendiri didahulukan?,, |arvaban Pak
..Bapak
n,u.,g lain, mengapa tidak anak

membantu un"k
..Sayamemangharusmembantuanakoranglainyangkekurangan.Tuhansendiriyangakanturun
bulh e;rnikahan octav dengan Henriene
d"lu-'pun
l'Terbukti,
l<alian...
r-,embant*
tangan
"rul.iyu,
ilmu'
sarjana dalam beragam disiplin
l,4one, scnlllanya kini strdah r-nenjacli
Petrusoctirvianus,arrirkpetrrrimiskin,dilahirkanpada2gDesenrberlg2sdiDesaLaes,
dari tujuh bersaudara ini
Anakbungsu

Rote, Nusa Te flggaraTimur.


Kecamatarr Rote Barat Da'ya, Pulatr
ayah saya meninggal' Ganrbaran
derita. "Bel; g.rrli orio dua tahun,
dengan
ruu
ut
,.,rdut
awal
sejak
mamPu punya potretnya"' tuturnya'
sekali ticiak"ada sebab kita tak
dan bayangan tentang belia,: sama
octavbisa masuk sekolah dasar' Kem,dian

,"orurrf rc.ut,atnya,
Derita iustru menladicambuk. Diasuh
di Surabaya'
di Kupang, dan akhirnya terdampar
secara meloncat-loncat, sekolah
juga
mengumpulkan kaleng bekas
octav
Atas di Surairaya'
sambil bersekolah cli Sekolah Guru
menangani kotak sampah
biaya hidup' suatu hari' ketika asyik
untuk dibersihkan dan dijual sebaga-i
seorang ibu iba melihat anak
mendadak berhenti" Penumpangnya
mobil
sebttal-r
Maiang,
di Embong,
dia jawab sudah
u, kui.rg bekas' Ditanya di mana orangtuanya'
pakai seraga- ,.t oiutr mengumpult
apa ingin
-.inggal, di" n,"nf iuu bahwa dia hidup menggelandang' Ditanya
tempat
Ditanya
ada.
tidak
terus sekolah, dia jaweb ingin sekali'

Sambilmenerawang,Pakoctavmengenang,..IbuituorangSunda,namanyaBuKandar,
panti asuhan' Karena sa)'a sudah
Beliau lurrgrlng m.mtlwo saya ke
bekerja di kantor sosial setempat.
tiga rekan lain' dua dari
disewakaln rumah dekat panti' Bersama
terlalu besar, 21 tahun, kemudian

SurnbadanseorangdariKupang,kamimengalamititikbalik.Bisasekolahdantidakusahlagirnenjadi

pemulungl'

'

r.^r^r^,-an 'l^, rlrn izin Tuhan *


Pengalamanhidupseringmenakjubkan'Berkatketekunan,doa,danizinTuhansemuanyabisa
ke atas,
Rote tersebut malah berhasil menapak
juga dengan Pak octav, anak yatim asa}

-r-^.

terjadi. Begitu

meraihgelatDoctorofDivinityrJariBiolau.,iu.*iq,diLosAngeles,AS,tahunlgS0,berikutDoctoraf
AS' tahun 1999'
Western Universiff' Wyorning'
Philosophydari t<ennedy

Pakoctavyangsudahpernah-.,'iuaipolitilsrs,pimpinanParkindo,akhirnl,ameninggalkan
Pengalaman sebagai
ai roaurrg Tuhan dengan menjadi pendcta'
bekerja
sepenuhnya
untuk
itu
semua

38

veu 3. t rJotdt/ ngolilct, cut(d, udll nuKum

Pendeta iuga naik turun. Dia pernah mengembara melayani umat di 85 negura di lima benua., di tahan
sepuluh hari di Cina semasa zarnan Mao Zedongkarena berceramah tanpa izin, dan diundang
makan
]

.t

Presiden Jimmy Carter pada acara peringatan 200 tahun kemerdekaan Amerika Serikat.
Pada sisi lain, kegemaran mengajar mengantarnya menjadi penulis buku
lang sangat produktif.

Sudah z9 buku berbahasa Indonesia yang dia selesaikan berikut 2l buku bidang ugurrr;, kehidupanl,
masyarakat, manajemen, dan pemerintahan. Buku terbarunya, jilid ketiga dari seri Menuju Indonesia
I

-l:ir

tit:
i

-r

,i

Jaya dan Indonesia Adidaya akan diluncurkan Rabu (15111) malam


Apa makna karya terbarunya?

ini di hotel Shangri-la, |akarta.

Menurut Pak Octav, "Kemajemukan rnasyarakat lndonesia justru modal dasar yang bisa
kita marrfaatkan untuk peluang menuju pembentukan bangsa dan negara adidaya. Maka, masalah
kemajemukan bukan bencana, bahkan sebuah peluang yang harus kita manfaatkan... l'peluang
datang secara tak terduga. Kejelian seiring kemamprran untuk menangkapnya, ini yang harus bisa kita
lakukan, sekarang.
Sumber: Julius pour. Kompos,

5 November 2006.

Perlonycton:
a.
b.
c.
d.
e.

Coba Anda iukiskan/ceritakan kembali berdasarkan uraian singkat tentang rir.r-ayat hidup pak
Octav tersebut, hubungan antara hakikat manusia utuh dengan pribadi pak Octav tersebut!
Bila menghayati pribadi Pak Octav, seberapa jauh Anda telah merealisasikan apa yang telah
dilaksanakan oleh Pak Octav? Lakukan refleksi diri dan berikan jawaban jujur mengenai
pengalaman Anda sendirii
Bisakah Anda menjelaskan kecerdasan apa saja yang dimiliki oleh pak octav?
Setujukah Anda bahwa Pak Octav telah mencapai kecerdasan spiritual yang tinggi?
felaskan!
Apa yang anda pahami tentang hakikat manusia tidak utuh dan hakikat rnanusia utuh?
|elaskan!

Privotisssi Sorot Komersiolisosi


Apa pun modelnya, privatisasi tidak akan pernah lepas dari komersialisasi. jika sudah merambah pada
Iembaga pendidikan, seperti tertuang pada RUU Badan Hukurn Pendidikan, dipastikan hanya kalangan

fiasyarakat tertentu yang bisa berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencernrati
pola Badan Hukum Milik Negara (BHMN) di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) belakangan ini,
ternyata kanrpus sudah mengarah pada praktik mencari penghasilan. Artinya, misi layanan publik sudah
terabaikan, di mana hanya kalangan tertentu yang bisa mengenyam bangku kuliah, ujar Miftah Thoha,
Guru Besar Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia mengingatkan ketika negara

I
l,j

ini hendak dirintis 60 tahun silam, para tokoh pendiri Republik ini sudah b:rkomitmen nremajulian
kesejahteraan umum dan mencerriaskan kehidupan bangsa. Sektor pendidikan, di samping sektor
kesehatan dan peningkatan taraf perekonomian masyarakat, merupakan jembatan strategis untuk
tnencapai cita-cita itu. Secara global, kata Miftah Thoha, pemikir{n tersebut relevan dengan pengukuran
indeks penrbang,unan manusia (Human Development Index-HDI). Anehny:r, di negeri ini-delgan
alasan pasar bebas-makin tampak jelas upaya menjauh dari cita-cita itu. Privatisasi pada lembaga
pendidikan dan rumah sakit adalah contoh konkret upaya komersialisasi sektor publik.

39

Etika Bisnis dan Profesi

Solqh tofsir otonomi


Miftah melihat fenomena itu sebagai apayL.ng ia istilahkan kebablasan dalam menafsirkan otolomi.
Khusus untuk sekolah dan kampus, otonomi tidaklah mesti lebih tajam pada manajemen kelembagaan
ketimbang fungsi, visi, dan misinya. Penegakan otonomi sekolah dan kampus hendaknya menekankan

pada liemandirian akademik dan pelayanan kepada pemangku kepentingan tanpa terlalu banyak
intervensi birokrasi. Bukan sebaliknya, di mana orang kampus lebih sibuk mengurusi keiembagaan
dan perrghasilan ketimbang mengembangkan riset unggulan. Sementara itu, Masduki Baedlowi dari
Komisi X DPR melihat fenomena itu sebagai ketidakmampuan membawa diri dalam cra pasar bebas.
Kesepakatan WTO telah menggiring masyarakat untuk menganggap pendidikan sebagai industri jasa.
Bukti konkretnya sudah taripak pada perguruan tinggi BHMN. Biaya kuliah menjaC.i mahal, dan ini
secara ideologi bertcntangan dengan pendidikan untuk semua, katanya. Untuk

itu, Komisi X DPR

akan mernbentuk panitia, untuk menghimpun masukan dan telaah kritis terhadap naskah RUU BHP,
Sumber: Kompas, 7 Oktober 2006.

Pertonyoqn:
a.

Menurut Anda, apakah Anda sepakat dengan pendapat Miftah Thoha bahwa fungsi perguruan
tinggi (PT) dalam kerangka RUU BHP makin jauh dari cita-cita pendiri Republik ini? ]elaskan
alasanr-rya!

b.
c.
d.

40

Apakah yang Anda ketahui tentang pengertian "nilai"? Menurut Anda, nilai-nilai apakah yang
ingin dicapai dari proses pendidikan?
Apakah menurut Anc'la sistem pengelolaan PT berdasarkan RUU BHP sejalan dengan pencapaian
cita-cita pendiCikan? (Hubungkan dengan teori-teori etika dan teori nilai yang Anda ketahuil)
Carilah referensi dari heberapa literatur tentang hakikat otonomi daerah! Bagaimana pendapat
Anda tentang penerapan otonomi daerah tersebut bila diimplementasikan pada pengelolaan PT?

Anda mungkin juga menyukai