Anda di halaman 1dari 2

Khotbah Minggu 10 Februari

2013

Dalam hidup persekutuan, kita semua diingatkan menjadi pelaku Firman Allah sebagai garam dan terang dunia. Jemaat GPIB Pondok Ungu sampai hari ini semakin berkembang dan kita percaya jemaat ini selalu dikasihi Allah; senantiasa berkati Tuhan. Biarlah dalam kehidupan berjemaat, kita tetap saling memberkati. Dengan menjadi garam dan terang dunia maka kita dapat menyaksikan kebaikan Tuhan yang selalu melimpah dalam hidup kita setiap hari. Menjadi garam dan terang dunia, bukan berarti hidup dalam sungut-sunggut; hidup dalam keluh kesah. Jika pun hari ini kita bermasalah dan ada dalam kesusahan, kiranya kita tetap menjadi garam dan terang dunia seperti yang diminta Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menghendaki hidup kita tidak sia-sia dan memalukan namaNya. Mari saudara-saudaraku biarlah kita mau menjadi berkat bagi siapapun juga, teristimewa dalam hidup persekutuan kita. Bersama Tuhan Yesus hidup kita berkelimpahan dalam berkat dan dipakai sebagi saluran berkat bagi orang lain untuk kemuliaan nama Allah. Amin.

GARAM DAN TERANG DUNIA Matius 5:13-15 Saudara-saudara yang dikasihi Allah, Ucapan Tuhan Yesus dalam khotbah di bukit mengajarkan bahwa umat Tuhan mengalami kebahagiaan saat mereka hidup taat dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Dalam kaitan itu, murid-murid diajarkan bahwa fungsi mereka adalah garam dan sekaligus terang. Fungsi ganda ini mengajarkan murid-murid Tuhan untuk menjalani hidup yang berguna dan membawa kebahagiaan bagi orang lain. Dengan kata lain kebahagiaan bersama Tuhan diteruskan dan dibagikan kepada sesama yang membutuhkan sehingga mereka dapat mengalami berkat Allah lewat hidup umat Tuhan. Anda tahu rasa garam? Pasti asin. Anda tahu juga fungsinya? Bisa sebagai penyedap rasa sehingga masakan tidak hambar; bisa juga sebagai bahan pengawet sehingga ikan tidak busuk; atau sebagai antiseptic sehingga luka dapat sembuh. Ada banyak fungsi garam jika kita pelajari lebih dalam lagi. Lalu bagaimana dengan terang? Saudara pasti tahu bahwa tanpa terang tidak ada kehidupan dan manusia mustahil dapat beraktivitas dengan leluasa. Anak-anak kita membutuhkan penerangan di malam hari saat mereka membuka buku pelajarannya. Mercu suar di pantai sangat menolong kapal-kapal yang berlayar ketika terangnya bersinar. Karena itu kita mengerti begitu banyak keluhan saat lampu listrik padam sebab semua kegiatan tidak berjalan dengan normal. Walaupun kecil sinarnya, terang sebuah lilin sangat berarti banyak bagi keluarga di malam hari. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa bersamaNya kita ini adalah garam dunia dan sekaligus terang dunia. Garam yang memberi rasa, dan bukan garam hambar; garam tawar. Terang yang menyinari semua orang, dan

Khotbah Minggu 10 Februari

2013

bukannya terang yang tersembunyi. Dengan pengajaranNya, Tuhan Yesus mendorong kita mampu memberi pengaruh yang baik di tengah perilaku hidup yang menyimpang dan berlawanan dengan Firman Allah. Sebagai umat Tuhan kita dapat menjadi pembawa damai sejahtera saat keluarga kita dalam situasi konflik. Sebagai umat Tuhan, kita bisa menjadi orang-orang muda yang menjaga kekudusan hidup dengan menolak penggunaan narkoba. Sebagai umat Tuhan, kita berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kejujuran dan kebenaran. Sebagai umat Tuhan hidup keluarga kita menjadi contoh yang baik sebagai keluarga yang rukun dan suka memberi pertolongan. Pengajaran Yesus tentang garam dan terang hendak menolong kita agar bersaksi di tengah lingkungan masyarakat dan bukannya mengurung diri; mengisolir diri. Saudara dan saya harus menjadi saksi dari kasih Allah bagi sesame lewat berkat yang sudah Tuhan karuniakan. Menjadi garam dan terang dunia berarti menjadi berkat untuk hidup orang lain. Betapa pentingnya itu garam! Betapa pentingnya itu terang! Dan itu berarti betapa pentingnya anak-anak Tuhan bagi hidup orang lain! Itulah yang Tuhan Yesus maksudkan agar hidup kita menjadi berkat buat yang lain. Hidup dan pelayanan kita sangat dibutuhkan bagi orang lain. Bukankah ini tugas yang mulia. Tuhan Yesus membuat hidup kita berarti dan membawa sukacita serta kegembiraan bagi orang lain. Seperti yang Tuhan kehendaki, itu yang harus kita lakukan. Mengingkari panggilan menjadi garam dan menjadi terang, pasti ada akibatnya. Garam hambar pasti dibuang. Untuk apa kalau garam sudah rusak kualitasnya? Dibuang dan diinjak-injak orang. Jelas memalukan dan menakutkan jika hidup kita sebagai orang Kristen tidak memberi berkat bagi hidup orang lain. Apa gunanya terang yang disembunyikan di balik gantang? Mustahil orang menaruh pelita dibawah gantang (Gantang adalah alat

menakar beras atau kacang-kacangan dan bukan untuk tempat pelita). Tuhan Yesus tidak menghendaki kita mengambil peran yang bukan pada tempatnya. Jadilah terang yang menyinari orang lain bahkan kota yang tersembunyi dapat terlihat. Menjadi terang supaya orang lain dapat mengerti apa yang baik dan apa yang buruk; agar orang lain dapat menyaksikan kuasa Tuhan Yesus sampai hari ini bekerja memberkati kita. Dengan kekuatan apa kita mampu menjani hidup kita sebagai garam dan terang dunia? Jika hidup kita sarat dengan kekuatiran dan kedagingan, bukannya jadi garam dunia, malah jadi tiang garam. Perhatikan bagaimana istri Lot menjadi tiang garam sebab tidak patuh pada Firman Allah (Kejadian 19:26). Ketidaktaatan menyebabkan hukuman Tuhan terjadi. Mengabaikan Firman Allah membawa celaka dalam hidup sendiri. Karena itu memang kita butuhkan pertolongan Roh Kudus, agar fungsi hidup kita sebagai garam atau sebagai terang dunia benar-benar dapat dipraktekkan. Firman Allah ini mengajarkan kita agar iman disertai dengan perbuatan. Kita adalah garam, kita adalah terang dunia. Dalam rangka hari ulang tahun Persekutuan Teruna, firman Allah ini mendorong saudara sekalian untuk bertumbuh menjadi pribadi Kristen yang baik; hormat pada orang tua; rajin belajar dan suka menolong dengan tulus. Sebagai teruna Kristen, kamu harus jadi contoh buat teman-temanmu yang lain lewat perkataan-perkataan yang ramah dan santun. Teruna-teruna Kristen di jemaat GPIB Pondok Ungu harus tekun mengejar cita-citanya. Jadi pelajar yang berprestasi dan mengunakan waktu dengan bertanggung jawab. Demikian pula kepada kakak-kakak layan dapat mengajarkan Firman Allah yang benar tidak hanya dengan pengajaran lisan tetapi juga dengan perbuatan yang baik. Sikap, tutur kata dan perbuatan saudara sebagai Pembina rohani di gereja ini pasti ditiru oleh anak-anak Teruna.

Anda mungkin juga menyukai