Anda di halaman 1dari 2

KOMUNIKASI SPIRITUAL

1 Yohanes 2: 7-17

Saudara yang dikasihi Allah,


Penulis surat 1 Yohanes berbicara tentang perintah lama, atau perintah yang
sudah diajarkan Tuhan Yesus seperti dikatakan Yohanes 13:34-35:  Aku memberikan
perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku
telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian
semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi. Pengajaran Tuhan Yesus adalah pengajaran berkuasa yang harus diingat,
diperhatikan dan dilakukan dalam kehidupan kita, dalam keluarga dan persekutuan.
Pengajaran tentang kasih dan saling mengasihi mendapat tantangan ketika (1)
tahu perintah Tuhan tetapi tidak mengerjakannya dengan alasan: belum saatnya, masih
manusia yang penuh kekurangan. Padahal sikap semacam ini memperlihatkan bahwa
kita hidup dalam kebohongan; dalam kemunafikan; tidak sungguh mau menjadi pelaku
firman; (2) sengaja memilih untuk hidup dalam kebutaan rohani; atau memang tidak
mau hidup dalam terang Tuhan. Terang Tuhan merusak semua kesenangan dunia dalam
diri seseorang yang sukar dilepaskan; hidup berkanjang dalam dosa; menikmati
kehidupan yang mempermalukan Tuhan; dan (3) menolak untuk mendengar kebenaran
yang disampaikan bahkan oleh orang-orang yang mengasihinya. Mendengar hanya
sekedar mendengar dan tidak sunguh-sungguh memperhatikan apalagi melakukannya.
Lenbih memilihi hidup sebagai manusia lama dengan segala tabiatnya,
Perintah Tuhan Yesus sangat jelas: supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Tuhan Yesus
sudah lebih dahulu mengasihi kita. Berarti tidak boleh kasih itu bertepuk sebelah tangan.
Kita tidak benar-benar mengalami kasih Tuhan jika kita tidak sungguh mengasihi-Nya.
Sebab kita dapat berselingkuh; berkhianat; menyakiti hati Allah yang menuntut
kesetiaan yang total. Hal semacam ini terjadi sebab doktrin sesat yang didengar atau
dipelajari dari kaum antikristus yang menolak Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang
mati tersalib untuk mengasihi manusia berdosa. Pengajaran antikristus, menyangkal
karya keselamatan yang dianugerahkan Allah bagi yang percaya kepada Tuhan Yesus
dalam hidupnya.
Dengan penuh cinta kasih, kita diajarkan untuk saling mengasihi dan bukan
membenci. Kebencian disamakan dengan kegelapan yang membawa seseorang pada
kebinasaan. Kebencian tidak pernah mendatangkan kebahagiaan dalam hidup. Kita
teringat pada kebencian Kain terhadap adiknya, Habel atau kebencian Esau terhadap
adiknya Yakub atau kebencian raja Saul terhadap gembala muda, Daud. Kebencian
dapat mengakibatkan kejahatan yang mengerikan dan tidak dapat dicegah. Kebencian
mengakibatkan orang hidup dalam penyesalan seumur hidup sebab mata imannya sudah
dibutakan. Jadi resep mengakhiri kebencian adalah percaya kepada Kasih Tuhan Yesus
yang sudah menebus dosa kita dan membawa kita hidup dalam terang Tuhan.
Dalam kasih Tuhan itu, kita dapat saling menguatkan baik terhadap orang-orang
dewasa maupun yang masih muda agar mereka tidak menyalahgunakan kasih karunia
Allah dengan kembali hidup sesuai keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan
hidup. Mereka yang hidup dalam kekerasan hati ibarat orang bebal yang terus menerus
melakukan kesalahan sama seperti dikatakan Amsal 26:11  Seperti anjing kembali ke
muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya. Tidak ada cara
lain kecuali orang bertobat dan jangan berbuat dosa lagi (2:1); jangan mengasihi dunia
ini dan lakukan kehendak Tuhan agar kita hidup selamanya (2:17).
Kebenaran firman Tuhan ini bermaksud memproteksi kita dari kuasa dosa yang
sama seperti virus yang mematikan. Kita tidak punya cara lain untuk mengalahkan dosa
dengan segala keinginannya. Dosa tidak ada obat pencegahnya baik diminum atau
disuntikkan. Dosa hanya dapat dikalahkan dalam iman kepada Tuhan Yesus yang
menjadikan kita menjadi pelaku firman Tuhan. Menjadi murid Yesus berarti hidup dalam
paket komplit: percaya dan taat sebagai pelaku firman dengan tuntunan Roh Kudus.
Kita menjalani hidup sekarang ini dengan bahaya virus yang terus menyebar.
Pemerintah mengingatkan kita hidup disiplin dalam protokol kesehatan sembari
menunggu vaksinasi. Sebagai umat Tuhan, firmanNya mengajarkan kita untuk mentaati
pemerintah sebagai wakil Allah. Mari kita patuh dan menjadi pelaku firman Tuhan dan
menerapkan hal-hal baik yang disampaikan pemerintah. Firman Tuhan mengingatkan
kita untuk tidak lagi hidup dalam dosa: hidup dalam keangkuhan hidup. Tidak merasa
kebal rohani; anggap remeh apalagi kita bosan hidup dalam penguncian. Keadaan
semacam ini justru mendorong kita makin hidup dalam kasih Tuhan. Kita berkomunikasi
dengan Tuhan untuk apa yang kita hadapi. Dengan berdoa, membaca Alkitab, saling
menghibur, memuji dan beribadah serta bersyukur.
Kita dingatkan untuk saling berbicara sebelum segala sesuatu terlambat.
Kekayaan manusia bahkan tidak gunanya ketika manusia tidak menemukan
kebahagiaan dalam hidupnya. Kita bersyukur jika baru-baru ini terbitnya SKB 3 Menteri
yang menghargai hak dan kebebasan seorang pelajar dalam sekolah negeri dan tidak
boleh ada pemaksaan dalam menggunakan seragam sekolahnya berdasarkan atribut
keagamaannya. Persoalan yang muncul sebab keberatan seorang siswi dan orang tua
Kristen dan mendapat respons baik oleh pemerintah kita. Semoga anak-anak kita makin
berprestasi dalam pendidikannya di tengah kehidupan yang menghargai kemajemukan
dan kesetaraan bagi semua warga bangsa. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, dalam
kehidupan keluarga tidak boleh ada kekerasan dan ketidak-adilan baik suami-istri, orang
tua dengan anak atau antar keluarga besar itu sendiri. Kita semua diajarkan untuk
saling mengasihi dan memperlihatkan kasih Tuhan bersinar di tengah kehidupan
bersama. Jangan saudara katakan: menang jadi arang, kalah jadi abu. Sikap semacam
itu memperlihatkan dosa yang masih membelenggu hidup kita; masih nyata keangkuhan
hidup. Mari kita putus mata rantai dosa dengan saling mengampuni dan mengasihi. Mari
hidup dalam terang Tuhan Yesus agar kegelapan lenyap dan kita hidup selamanya bagi
kemuliaan Allah. Amin

Anda mungkin juga menyukai