Anda di halaman 1dari 33

RENUNGAN PADUAN SUARA

Senin, 03 Juli 2023

Nas Bacaan : Kolose 3 : 14 - 15


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Pokok - Pokok Renungan


1. Tema Bulanan: “Bangunlah hidup bersama yang baik dan berkualitas” serta Tema Mingguan dengan tema: “Hidup
Bersama Sebagai Tubuh Kristus”, merupakan tema-tema yang saling berkaitan, karena ketika kita membangun
hidup bersama yang baik dan berkualitas dalam keluarga, gereja dan masyarakat berarti itu artinya kita juga
mempraktekkan firman hidup sebagai tubuh Kristus. Dalam membangun hidup bersama diperlukan adanya kasih,
komitmen, saling menghargai dan menghormati, kita harus sadari itu terlebih dahulu yang tentu saja yang paling
utama tetap mendasari Kristus adalah kepala dalam keluarga, gereja, dan masyarakat, sehingga dalam
membangun hidup bersama tetap meneladani kasih Kristus. Bangunlah hidup bersama yang baik dan berkualitas
di tengah keluarga, gereja dan masyarakat sehingga selalu tercipta suasana yang damai dan sejahtera bagi
sesama manusia.

2. Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada jemaat Kolose menekankan bahwa kasih menjadi pengikat yang penting.
Ia menyatakan, “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan” (ay. 14). Paulus memahami dan meyakini bahwa kasih memiliki daya kekuatan yang luar biasa.
Oleh karena itu, sebagai manusia baru dalam Kristus, jemaat Kolose dimotivasi agar kasih menjadi dasar pengikat
yang mempersatukan dan menyempurnakan. Paulus sadar benar bahwa tidak mudah untuk bisa berbelas
kasihan, murah hati, rendah hati, lemah lembut dan sabar; dibutuhkan kasih yang tulus dan murni dari Kristus. Jika
semua dapat saling mengasihi, maka segala tantangan yang datang akan dapat diatasi dengan baik.

3. Ada tiga Jenis Kasih yang mempersatukan, yang harus kita lakukan agar kesatuan, kerukuanan itu terjadi, yaitu:
Pertama, Hidup yang Rendah Hati. Ketika seseorang mau mengampuni itu menunjukkan kerendahan hati, dimana
ia mau menerima kekurangan oang lain. Kerendahan hati berarti juga kita mau mengalah, sehingga terjadi
kerukunan. Perbedaan pendapat, kesalahan tidak dapat dihindari pada saat kita berinteraksi dalam pergaulan,
namun hal yang lebih jauh, yaitu perkelahian dapat kita hindari ketika kita mau merendahkan diri, mau
memaafkan, mau mengampuni orang yang bersalah pada kita. Kemampuan kita merendahkan diri, dan
mengampuni orang lain tergantung dari sejauh mana kita menyadari anugerah, kasih pengampunan yang
diberikan Allah dalam Yesus Kristus pada kita.
Kedua, Hidup Yang Sabar meliputi Kelemah lembutan dan kesabaran. Kedua gaya hidup ini sangat berperan
dalam menghidari terjadinya perkelahian atau perpecahan dalam satu komunitas atau gereja. Sabar dalam
mendengar orang berbicara, dan sabar dalam memberi jawaban; sabar dalam mengambil keputusan; kemudian
lemah-lembut dalam bertanya atau memberi jawaban, adalah salah satu senjata dalam menciptakan dan
mempertahankan kesatuan atau kerukunan. Memotong orang yang sedang berbicara, apalagi yang emosi, dan
menjawab atau bertanya dengan nada yang keras dan tajam akan menyulut terjadinya perkelahian yang berakhir
pada perpecahan.
Ketiga, Hidup Yang Mau Berbagi. Salah satu Kunci yang sangat jitu menghadirkan kesatuan atau kerukuan
adalah kalau terjadi saling berbagi, saling tolong menolong diantara anggota keluarga, gereja dan masyarakat.
Ketika seseorang mengalami kesulitan, dan ia mendapat pertolongan, adalah sangat menyejukkan. Hal inilah yang
diinginkan Allah, seperti Firman Tuhan dalam Gal. 6:2: Bertolong tolonganlah kamu menanggung bebanmu,
demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. Pertolongan yang diterima oleh orang yang membutuhkan adalah
seperti kesejukan embun gunung Hermon, yang dirasakan gunung gunung lainnya yang tandus di Sion. Gunung
Hermon mau berbagi kesejukannya kepada gunung yang lain.
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 10 Juli 2023

Nas Bacaan : Kejadian 6 : 9 - 22


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Renungan


1. Tema mingguan “Upayakanlah kesejahteraan bersama”. Kesejahteraan bersama dapat terwujud bila diantara
kita ada upaya untuk mewujudkannya. Sejahtera dapat terwujud salah satunya adalah dengan membangun
kedekatan dengan Allah dan sesama itu pun dapat terjadi jika kita mau meruntuhkan tembok pemisah dan
menjadi agen yang menjembatani terwujudnya perdamaian. Sebab jarak yang terjadi karena dosa, telah
dihancurkan oleh darah Kristus, dengan demikian, maka jarak antara kita dengan sesama orang tebusan tidak
boleh lagi ada. Kita semua harus siap sedia, dimanapun dan apapun keberadaan kita untuk dapat menjalin
hubungan yang baik. Caranya adalah dengan saling peduli, mengasihi, menghargai, melayani, mendoakan,
membangun, menerima kelebihan bahkan kekurangan satu dengan yang lainnya serta mau saling
mengampuni, sebab itulah teladan yang sudah Tuhan Yesus berikan dalam kehidupan kita yang harus kita
lakukan.

2. Teks Kejadian 6:9-22 menunjukkan mereka yang menjalani hidup penuh kejahatan dan kekerasan pasti
menerima kebinasaan. Allah kita adalah Allah yang penuh kasih karunia namun Ia juga Allah yang adil. Di
dalam keadilan-Nya, Ia menghukum. Dan setiap orang yang mengabaikan kasih karunia Tuhan, hidupnya akan
binasa. Nuh menjalani hidup yang tidak bercela, beriman dan bergaul akrab dengan Tuhan. Itulah yang
menyelamatkan kehidupan keluarganya dari bahaya. Hidup Nuh menjadi model hidup yang benar di tengah
zaman yang rusak. Hasilnya adalah ia menjadi berkat bagi manusia dan ciptaan yang lain. Allah dalam setiap
keputusan-Nya, memiliki rencana untuk menyelamatkan. Saat melihat kehidupan yang sudah rusak, Allah
mencari jalan keluar lewat hidup Nuh. Allah melibatkan manusia dalam rangka menjalankan penyelamatan.
Terlepas dari Nuh orang yang benar tapi ia juga pernah jatuh dalam dosa. Pada setiap zaman Allah selalu
memanggil manusia untuk mewujudkan rencana dan kehendak Allah.

3. Ketaatan berbicara tentang harga yang harus dibayar, sesuatu yang harus dikorbankan, penyangkalan diri, dan
inilah yang biasanya dihindari orang, karena kebanyakan orang maunya mengikuti keinginannya sendiri, hidup
sesuka hatinya, tidak mau diatur, dan biasanya dilakukan karena keterpaksaan karena takut akan disanksi/
dihukum. Ketaatan adalah hal yang mutlak, karena ketaatan merupakan tanda kita mengasihi Tuhan dengan
segenap hati kita. Tuhan Yesus sendiri memberikan contoh kepada kita semua. Dalam keadaan-Nya sebagai
manusia, Ia taat sampai matidi kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita semua, itu karena Tuhan Yesus
mengasihi kehidupan kita. Dalam hal ini ketaatan kepada Tuhan seperti yang dilakukan Nuh itu juga bisa
merupakan jalan terwujudnya kesejahteraan bersama dengan sesama. Hubungan yang intim dan karib dengan
Tuhan membuat Ia disenangkan, kalau hubungan Tuhan dengan kita terjalin baik bahkan dengan sangat baik
maka hubungan kita dengan sesama pun akan baik. Tetapi sebaliknya jika hubungan kita dengan Tuhan tidak
baik, maka akan terjadi hal yang demikian antara kita dengan sesama kita. Mari upayakan kesejahteraan
bersama itu dengan memulainya dari diri sendiri yaitu hidup penuh dengan ketaatan dan membangun
hubungan dengan Tuhan setiap hari, bangunlah mezbah doa dalam kehidupanmu dan keluargamu terlebih
dahulu, berkomunikasilah dengan Dia setiap hari bukan hanya saat tertentu saja baru kita ingat berdoa dan
baca alkitab tetapi setiap hari maka dengan begitu kita akan selalu dengan rendah hati mengupayakan
kesejahteraan bersama karena itu juga merupakan wujud kasih kita kepada Tuhan.
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 17 Juli 2023

Nas Bacaan : Yesaya 1 : 21 - 27


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

Pokok - Pokok Renungan


1. Tema Mingguan “Perjuangkanlah keadilan bagi yang lemah”. Menyuarakan kebenaran, dan mengendalikan
kesewenangan otoritas dan pemegang kebijakan perlu dilakukan agar keadilan diterima dan dinikmati siapapun
tanpa terkecuali. Oleh karena di mata Tuhan,yang pandai, atau kurang, kaya atau miskin, kaum papa dan para
janda-janda memiliki hak yang sama. Sebagai bagian intelektual dengan Kasih dan Iman Kristen perlu
mengambil peran dalam rancangan, implementasi dan mengadvokasi terwujudnya keadilan. Hal ini sebagai
tindakan realistik bagi pemimpin yang diberkati Tuhan, dengan menolong yang tertindas, berjuang bagi kaum
lemah dan mengupayakan kehidupan yang lebih baik. Jika hal ini tidak dilakukan oleh mereka yang berdiri di
posisi tinggi artinya tidak melaksanakan tuntunan hukum Taurat. Keadilan menjadi semu tanpa bermakna bagi
para anggota yang dipimpinnya.

2. Teks Yesaya 1:21-27 menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada umat Tuhan diungkap secara gamblang
oleh Yesaya. Dulunya mereka adalah pelaku keadilan dan kebenaran . Kini, mereka menerima suap serta
mengabaikan hak anak-anak yatim dan para janda. Ketidakadilan dan ketidakbenaran itulah yang menguasai
kehidupan mereka sekarang. Yesaya menggambarkan perubahan itu dengan kalimat: dulu setia sekarang
seperti seorang pelacur, dulu berharga seperti perak yang murni, namun kini perak itu tidak murni lagi karena
bercampur air dan logam. Perak campuran tidak dapat disebut lagi sebagai logam mulia karena tidak berharga
lagi. Perubahan yang salah arah itulah yang ingin diperbaiki oleh Tuhan. Perubahan yang Dia lakukan dimulai
dari para pemimpinnya. Mereka akan diproses sehingga akan menjadi pemimpin yang baik dan setia kepada
Tuhan, seperti para hakim yang adil di zaman dahulu. Proses perbaikan itu memang tidak mudah dan
menyakitkan, seperti memurnikan kembali perak dan membersihkannya dari unsur-unsur yang mengotorinya.
Jika pemurnian itu telah selesai, maka perak dapat dibentuk menjadi benda berharga dan berfungsi dalam
kehidupan.
3. Tuhan mempunyai perhatian khusus terhadap orang yang lemah dan tidak berdaya, dan Ia memberkati orang
yang menunjukkan kasih setia kepada yang membutuhkan. Kita bisa menunjukkannya dengan kemurahan hati
seperti memperhatikan orang yang lemah atau sedang menderita, baik dalam pikiran, tubuh, maupun harta
benda. Kita harus memperhatikan penderitaan mereka, dan berusaha mengetahui keadaan mereka. Ikut
merasakan apa yang mereka rasakan, dan bermurah hati dalam menilai atau tidak dengan mudah menghakimi
mereka. Orang yang memperhatikan orang lemah, akan diperhatikan oleh Tuhan, selain itu juga disebut
berbahagia (diberkati) di bumi. Tindakan yang seperti ini memiliki janji untuk hidup yang sekarang maupun
hidup yang akan datang. Menolong orang-orang lemah adalah cara yang paling pasti untuk menjadi orang
yang dikenan oleh Tuhan. Sebagai orang yang juga mendapat kasih karunia Tuhan maka kita harus selalu
bertindak adil terhadap semua orang terkhusus orang yang lemah dan tertindas. Jangan takut menyuarakan
kebenaran jika kita melihat ketidakadilan itu di depan kita, karena itu juga sangat berarti bagi orang-orang yang
mendapatkan ketidakadilan.

Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-
apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
Efesus 5:11
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 24 Juli 2023

Nas Bacaan : Keluaran 2 : 1 - 10


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama yang Ramah dan Peduli kepada Anak

Pokok - Pokok Renungan


1. Tema Mingguan “Hidup bersama yang ramah dan peduli kepada anak”. Ada kalimat bijak mengatakan “Mencintai
anak tidak cukup, yang terpenting anak sadar bahwa mereka dicintai oleh orang tuanya.” Hal ini memberi
pengertian bahwa orang tua wajib mencintai anak-anaknya, tetapi mencintai saja tidak cukup karena belum tentu
anak-anak merasa dicintai. Oleh sebab itu orang tua harus memastikan bahwa cinta kasih yang mereka berikan
kepada anak-anak, betul-betul dirasakan oleh mereka. Mereka harus sadar bahwa mereka dicintai oleh orang
tuanya. Kalau ini terjadi, maka akan terjalin komunikasi yang baik, bahkan anak-anak pasti dapat menghormati
dan mencintai orang tua mereka.

2. Kelahiran seorang anak adalah peristiwa bahagia yang dinanti-nantikan setiap keluarga Ibrani. Itulah yang
dialami Amran dan Yokhebet dalam teks Keluaran 2:1-10. Pasangan suami-istri dari keturunan suku Lewi ini
telah dikarunia Tuhan sepasang putra dan putri masing-masing bernama Harun dan Miryam. Kini, sang ibu
mengandung lagi dan menanti kelahiran anak ketiga. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kabar bahwa raja
Mesir mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki orang Ibrani. “Lemparkanlah segala anak
laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil, tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.”
Demikian bunyi perintah Firaun. Perintah ini sangat bertentangan dengan iman orang Ibrani. Iman orang Ibrani
mengajarkan bahwa anak laki-laki adalah milik pusaka Tuhan. Mereka adalah pewaris tanah perjanjian yang
telah dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub, leluhur Amran dan Yokhebet. Yokhebet melahirkan seorang
bayi laki-laki. Wajah bayi laki-laki mungil itu amat rupawan. Rasa bahagia bercampur sedih memenuhi hati suami-
istri ini. Rumah mereka tak lagi aman. Sewaktu-waktu tentara Firaun akan merenggut anak mereka dan
membunuhnya. Yokhebet dan suaminya secara diam-diam menyembunyikan bayinya sampai pada batas usia
yang dirasa tidak bisa lagi disembunyikan. Bayi laki-laki itu lalu dimasukan dalam sebuah peti dan dilepas
mengapung di sungai Nil dalam pengawasan sang kakak perempuan, Miryam. Akhirnya bayi itu terselamatkan
oleh putri Firaun yang kala itu hendak mandi di sungai.

3. Sebagai keluarga kita perlu memperhatikan kualitas komunikasi dalam keluarga yang semakin kurang dilakukan
akibat smart phone atau hand phone. Orang yang jauh jadi dekat dan yang dekat jadi jauh karena kesibukan
masing-masing di facebook, twitter, whatsapp dan lain-lain. Oleh sebab itu orang tua perlu meluangkan waktu
untuk bercakap-cakap dengan anak-anak. Demikian juga anak-anak perlu membangun komunikasi dengan
orang tua. Jika komunikasi terjalin maka dalam keluarga akan tercipta suasana keakraban yang saling mengasihi
dan menghormati. Orang tua mencintai anak-anaknya dan anak merasakan cinta kasih orang tua melalui
komunikasi yang terbangun dengan baik. Selain itu sebagai orang tua kita juga perlu menyadari bahwa anak
adalah anugerah dan miliknya Tuhan oleh sebab itu kita juga harus perlakukan anak dengan baik seperti
misalnya menghindari kata-kata kasar yang dapat merusak mental anak dan tindakan kekerasan non verbal
seperti memukul, menampar, menendang itu pun harus kita hindari supaya anak tersebut punya mental yang
sehat. Mendidik tidak harus dengan kekerasan dan tegas bukan berarti harus memakai kekerasan justru kita
sebagai orang tua harus bisa lebih bersikap bijaksana dan menumbuhkan rasa percaya diri anak kepada kita,
dengan bisa menempatkan diri dengan mereka kapan waktunya kita sebagai teman untuk mereka, kapan
waktunya kita sebagai orang tua. Dengan begitu anak dapat merasa aman dan terlindungi dan semakin
mengasihi keluarganya.
RENUNGAN AKHIR BULAN
Senin, 31 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Petrus 1 : 22 - 25


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama dalam Kasih

Pokok - Pokok Renungan


1. Tema Mingguan “Rawatlah hidup bersama dalam kasih” Tanpa tindakan nyata, segala pembicaraan tentang
kasih menjadi omong kosong belaka. Namun, tindakan yang didasari oleh alasan-alasan yang keliru juga sama
buruknya. Rasul Paulus menulis dalam 1 Korintus 13:3, “Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang
ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun
tidak ada faedahnya bagiku”. Sangat mungkin orang berbuat baik tanpa didasari kasih. Kasih lebih dari sekadar
tindakan, lebih dari sekadar keinginan-keinginan berbuat baik yang hanya bertahan sebentar. Kasih harus
timbul dari dalam hati. Kasih sejati hanya bisa timbul ketika menyadari betapa Dia sudah terlebih dahulu
mengasihi kita. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak
sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. Karenanya, sebagai orang percaya harusnya menjadi kasih bagi orang
lain dan hidup saling mengasihi. Dengan begitu kita dapat selalu merawat hidup bersama.

2. Surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia.
Petrus menyebut sidang pembacanya “pendatang perantauan”. Pendatang artinya adalah orang asing dalam
masyarakat tempat tinggalnya, tanpa hak-hak dan perlindungannya. Perantauan aslinya berarti orang yang
hidup tersebar di luar negerinya sendiri. Ungkapan pendatang perantauan bisa diartikan sebagai kiasan: orang
percaya di dunia ini adalah pendatang, karena tanah air mereka ada di surga. Namun 1 Petrus 1:1 juga
memberi kesan kuat bahwa sidang pembaca adalah jemaat yang tersebar di pedalaman kota-kota tersebut dan
oleh masyarakat diperlakukan sebagai “orang asing”, tanpa hak apa pun. Mereka baru saja menjadi orang
percaya dan mereka jelas bekas kafir dan hidup dalam lingkungan kafir. Dalam masyarakat, mereka tergolong
kelas rendah. Pesan Petrus memang bersifat internal, diperuntukkan bagi orang percaya, tetapi bukan berarti ia
mengajarkan sebuah eksklusivisme. Petrus hendak mendidik jemaat agar walau pun menderita, mereka mesti
membangun solidaritas dan bela rasa di antara mereka, saling mengasihi sebagai saudara bahkan dengan
standar kasih Tuhan. Dalam lingkup internal inilah orang percayas berlatih bagaimana berbela rasa, bersolider,
mengasihi, sehingga pada akhirnya mereka akan mampu untuk mengasihi orang lain bahkan musuh sekali
pun.

3. Hidup dalam kasih persaudaraan itulah yang dikehendaki Kristus di antara anak-anak manusia sehingga ada
sukacita di dunia dan nama Tuhan dimuliakan di surga. Dan memang itulah tujuan kedatangan Kristus di dunia.
Dan Ia sendiri memberi teladan bagaimana mengasihi, berbela rasa, dan menyelamatkan manusia dari
penderitaannya. Dengan demikian, sudah sepatutnya orang Kristen hidup dalam persaudaraan dengan semua
orang dengan penuh kasih walaupun mungkin sedang menderita. Petrus mengatakan: hendaklah kamu
mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan dengan
kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk
itulah kamu dipanggil, yaitu untuk menjadi berkat . kasih kita harus menjangkau semua orang. Pertama-tama
merangkul orang-orang dekat, saudara, sahabat, teman, sesama orang beriman, lalu orang lain atau orang
asing, bahkan musuh sekali pun. Dewasa ini, media sosial memberi kemudahan untuk berkomunikasi dengan
orang di mana pun. Bersamaan dengan itu, kadang-kadang kita lebih akrab dengan orang-orang yang bahkan
mungkin belum pernah kita temui. Kita mudah memberi perhatian pada orang-orang asing itu melalui komentar-
komentar di media sosial digital, mengapresiasi keberhasilan mereka, dan bahkan rela menolong kesulitan
mereka, itu baik, Namun menjadi masalah, apabila orang-orang seisi rumah, sanak saudara, sabahat dan
rekan kerja, orang-orang se-lembaga, yang sebenarnya banyak membantu kita, bahkan menjadi “tulang
punggung” kehidupan dan keberhasilan kita, tetapi kita abaikan, tak pernah kita beri perhatian apa lagi
apresiasi. Petrus menegaskan, kasih persaudaraan harus tulus ikhlas, sungguh-sungguh, dan dengan segenap
hati. Kasih yang tulus, jujur, dan sungguh-sungguh harus mampu menjangkau pihak luar, justru karena terlatih
kesungguhannya dari dalam, dengan orang-orang dekat. Rawatlah hidup bersama dengan kasih kepada
semua orang dengan sungguh tanpa memandang perbedaan terkhusus dengan orang terdekat kita.
PA LAKI - LAKI
Selasa, 04 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Korintus 10 : 14 - 17


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama sebagai Tubuh Kristus

Telaah Teks
1. Tema hidup bersama sebagai tubuh Kristus mengandung amanat untuk menjaga suatu keutuhan hidup secara
bersama sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, meskipun terdapat kepelbagaian atau
perbedaan dalam persekutuan tersebut. Atas dasar itu, teks kitab 1 Korintus ini dirasa paling tepat untuk
mengungkapkan tema di atas, yang diharapkan berfaedah bagi kehidupan persekutuan orang-orang Kristen
saat ini.

2. Jemaat Korintus merupakan suatu persekutuan Kristen yang di dalamnya terdiri atas berbagai suku bangsa
dari berbagai belahan dunia. Kemajemukan sangat kental terdapat dalam persekutuan kekristenan di Korintus,
mengingat kota Korintus merupakan kota pelabuhan terbesar saat itu. Banyak orang dari berbagai suku bangsa
yang berlayar dari Utara ke Selatan, atau dari Barat ke Timur menjadikan pelabuhan di kota Korintus sebagai
pelabuhan transit. Otomatis kota Korintus dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai suku bangsa, sehingga kota
ini menjadi kota dengan tingkat kemajemukan atau keanekaragaman budaya, bahasa, ideologi, bahkan paham
agama yang cukup tinggi. Secara umum, surat-surat yang ditulis oleh rasul Paulus lebih dominan
mengungkapkan pandangan dan pemikiran teologi Paulus untuk bagaimana warga jemaat Korintus dapat hidup
menjaga keutuhan hidup bersama sebagai satu tubuh Kristus, meskipun anggota jemaat memiliki perbedaan
pandangan, dan lainnya. Terlihat bahwa pada teks 1 Korintus 10, khususnya ayat 14 – 17 rasul Paulus
mengingatkan anggota jemaat Korintus tentang bagaimana orang-orang Kristen menjadi satu melalui
Perjamuan Kudus. Roti yang satu dipecahkan dan dibagi-bagi kepada masing-masing orang tanpa
memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada. Artinya apa? Artinya, orang-orang Kristen yang banyak dan
berbeda sebenarnya adalah satu tubuh, sehingga mendapat bagian dalam roti yang satu. Jadi, karena orang-
orang Kristen meskipun memiliki perbedaan dalam segala hal merupakan satu tubuh Kristus, sehingga hidup
bersama merupakan suatu kewajiban, bukan pilihan. Wajib bagi orang-orang Kristen untuk hidup bersama.

Pertanyaan Pendalaman
1. Apa makna nas alkitab “karena roti adalah satu, maka kita sekalipun banyak adalah satu tubuh” dikaitkan
dengan tema minggu “hidup bersama sebagai tubuh Kristus” ?
2. Dalam pengamatan saudara, apakah dalam konteks hidup sekarang ini yang penuh persaingan, orang-
orang Kristen (laki-laki gereja) dapat hidup bersama dalam perbedaan? Kalau dapat, bagaimana wujudnya?
Kalau tidak, apa yang menjadi alasannya?
RENUNGAN LAKI - LAKI
Selasa, 11 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Timotius 2 : 1 - 7


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Renungan


1. Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap umat manusia, teristimewa umat beragama adalah bahwa
tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menjalani hidup ini sendirian tanpa membutuhkan orang lain.
Artinya, kita bisa hidup dan menjalani hidup ini karena ada orang lain, begitu pun sebaliknya, orang lain pun bisa
hidup dan menjalani hidup ini karena ada kita. Inilah yang dinamakan saling ketergantungan” antara satu dengan
lainnya. Atas dasar itu, tema “upayakanlah kesejahteraan bersama” setidaknya harus dimengerti dalam paham
hidup saling ketergantungan. Kita tidak mungkin dapat mengalami kesejahteraan apabila kita sendiri tidak
mengupayakan suatu kesejahteraan bersama yang lain. Rasul Paulus, melalui surat yang ia tulis kepada rekan
sekerjanya, Timotius, mengingatkan tentang pentingnya menunjukkan perhatian untuk banyak orang, bahkan
semua orang, seperti tertera dalam perikop bacaan ini, 1 Timotius 2:1-7. Ada beberapa wujud perhatian berdoa
dan mengucap syukur terhadap orang lain, antara lain: 1). mendoakan orang lain serta mengucap syukur kepada
Tuhan karena kehadiran orang lain di tengah bahkan bersama kita. 2). Mendoakan para raja (pemimpin) dan
semua pembesar. Tujuan mendoakan para pemimpin dan pembesar adalah supaya kita dapat hidup tenang dan
tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa ketenangan dan ketentraman
hidup, serta kebaikan dan kehormatan kita sebagai manusia tidak semata merupakan upaya manusia, melainkan
merupakan campur tangan Tuhan. begitu juga sebaliknya, bahwa segala yang ingin kita capai dalam hidup,
seperti ketenangan, ketentraman, kebaikan, kehormatan, bahkan keselamatan tidak akan Tuhan berikan jika kita
sendiri tidak mengupayakannya melalui sikap dan perbuatan kita terhadap orang lain, meskipun itu dinyatakan
lewat doa. Meskipun kita diperlakukan tidak baik oleh orang lain, atau pemimpin kita, namun kesejahteraan
mereka juga harus tetap menjadi panggilan kita, sebab kesejahteraan mereka juga akan menjadi kesejahteraan
kita. Hal ini sejalan dengan Yeremia 29: 7, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan
berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”. Sebagai seorang
laki-laki, Timotius harus memperhatikan panggilan untuk mengupayakan kesejahteraan bersama ini.

2. Laki-laki gereja saat ini harus menerjemahkan Firman Tuhan ini mulai dari keluarga, kemudian jemaat, dan
masyarakat. Sebagai suami/ayah mengupayakan kesejahteraan bersama harus mulai dari keluarga, yakni dari
berdoa untuk keluarga dan berdoa bersama keluarga. Kemudian bekerja untuk kesejahteraan keluarga, dalam
arti apa yang dikerjakan suami/ayah semua hasilnya untuk keluarga, bukan untuk kenikmatan diri sendiri atau
kebahagiaan sendiri. begitu selanjutnya untuk jemaat dan masyarakat. Rasul Paulus bilang di ayat 3 tadi, itulah
yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita.
DISKUSI LAKI - LAKI
Selasa, 18 Juli 2023

Nas Bacaan : Yeremia 22 : 15 - 16


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi yang Lemah

Studi Kasus:

D i bawah ini ada beberapa kasus kriminal yang mengusik rasa keadilan publik, dikutip dari informasi
merdeka.com, 22 Januari 2020 (diakses dari, https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-kasus-
kriminal-yang-mengusik-rasa-keadilan-publik.html).
Indonesia dikenal sebagai negara hukum, dalam artian setiap tindak kejahatan harus dihukum sesuai
dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Namun, ada beberapa kasus hukum di Indonesia yang
mengusik rasa keadilan publik. Contohnya, Kasus pelajar yang membunuh pelaku begal untuk menyelamatkan sang
kekasih terancam hukuman seumur hidup. Pelaku merupakan seorang siswa SMA berinisial ZA (16), menusuk
pelaku begal yang menghadangnya di pinggiran kebun tebu hingga meninggal dunia di lokasi kejadian. ZA
mengambil pisau dari jok sepeda motor dan langsung menusukkan ke dada Misnan (35), salah satu pelaku hingga
meninggal dunia. Pisau tersebut memang sengaja dibawa di dalam jok untuk kepentingan praktik di sekolahnya.
Atas kasus tersebut ZA ditetapkan sebagai tersangka. ZA pun sudah menjalankan persidangan, dalam sidang
dakwaan dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU), ZA dikenakan dengan pasal 340 KUHP, 338 KUHP, 351 KUHP
(3) dan UU darurat pasal 2 (1) dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup. Dakwaan itu dibacakan JPU dalam
sidang digelar tertutup di Pengadilan Negeri Kepanjen pada Selasa (14/1).
Selain itu ada juga kasus-kasus serupa, antara lain: 1). seorang nenek yang mencuri Tiga Buah Kakao,
dihukum satu bulan penjara. 2). Basar Suyanto dan Kholil, warga Kediri, Jawa Timur, meringkuk di kursi terdakwa
dengan tuduhan mencuri buah semangka. Basar dan Kholil akhirnya divonis hukuman percobaan selama 15 hari
pada tahun 2009. 3). Manisih, Sri Suratmi, Juwono, dan Rusnono kasus pencurian biji kapuk masing-masing
hukuman penjara selama 24 hari. 4). Nenek Asyani tahun 2015, asal Situbondo, Jawa Timur divonis bersalah
bersalah karena terbukti mencuri dua batang pohon jati milik perhutani untuk dibuat tempat tidur. Nenek Asyani
divonis 1 tahun penjara dengan masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda Rp500 juta subsider 1 hari hukuman
percobaan.
Kasus-kasus di atas seolah menjadi cermin betapa penegakan hukum di Tanah Air masih tebang pilih.
Ketika koruptor yang merampok uang rakyat masih bebas berkeliaran, mereka yang lemah secara ekonomi dan
status sosial begitu mudahnya diseret ke meja hijau bahkan dipenjara.

Penjelasan Teks
Teks Alkitab ini menceritakan tentang raja Yoyakim yang ditegur oleh Tuhan karena melakukan
ketidakadilan dalam pemerintahannya. Yoyakim hanya mencari keuntungan sendiri dengan cara melakukan
pemerasan. Tidak hanya itu, selain Yoyakim melakukan tindakan pemerasan, bahkan tidak segan-segan
menumpahkan darah orang lain. Atas dasar itu, Tuhan mengecam raja Yoyakim sebagaimana yang dinubuatkan
oleh nabi Yeremia (Yeremia 22:13-19). Dalam nubuat ini, Yoyakim diingatkan tentang ayahnya, raja Yosia yang
memerintah dengan keadilan dan kebenaran (ay.15), bahkan mengadili perkara orang sengsara dan orang miskin
dengan adil (ay.16). Bagi Tuhan, sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Yeremia, kalau mau mengenal diriNYA
(Tuhan), maka lakukan keadilan. Artinya, orang yang melakukan keadilan adalah orang yang mengenal Tuhan.
Meskipun kita rajin berdoa, ibadah, baca Firman Tuhan, namun jika kita tidak melakukan keadilan, maka kita
sebenarnya belum mengenal Tuhan.

Pertanyaan Diskusi
1. Apa komentar anda tentang penanganan kasus-kasus yang dialami oleh orang miskin dan susah, serta orang
kaya atau yang punya pangkat dan jabatan?
2. Bagaimana anda melihat penanganan kasus-kasus tersebut dalam kaitannya dengan Firman Tuhan tadi?
3. Apakah anda telah memperlakukan keadilan, sehingga dapat menjadi contoh dalam keluarga atau orang-orang di
sekitar anda? Jelaskan!
MEDITASI LAKI - LAKI
Selasa, 25 Juli 2023

Nas Bacaan : Efesus 6 : 1 - 4


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama yang Ramah dan Peduli Kepada Anak

Langkah - Langkah Meditasi:


1. Ibadah meditasi ini diawali dengan:
- Doa Pembuka Ibadah
- Nyanyian Pembuka Ibadah : KJ No.26 : 1 “Mampirlah Dengar Doaku”

2. Pelayanan Firman
- Doa mohon Roh Kudus oleh pemimpin ibadah
- Pembacaan Alkitab oleh pemimpin ibadah,
- Pemimpin ibadah menyampaikan pesan teks:
Umumnya orang menganggap bahwa laki-laki yang berwibawa adalah laki-laki yang tegas, jarang senyum,
apalagi tertawa. Laki-laki yang tegas adalah laki-laki yang berwibawa. Lewat teks bacaan Alkitab tadi,
tampak bahwa ketegasan bukanlah tanda bahwa seseorang itu berwibawa. Kewibawaan seorang laki-lak
dalam suatu rumah tangga tidak semata-mata bukan terletak pada sikap tegasnya. Dalam teks bacaan
Efesus 6:1-4, khususnya ayat 4 terlihat bahwa laki-laki (bapa-bapa) yang berwibawa adalah laki-laki
sikapnya tidak menimbulkan amarah dalam hati anak-anak. Dalam hal ini, laki-laki yang berwibawa adalah
laki-laki yang mendidik, memberikan ajaran, dan yang selalu menasihati anak-anak. Sikap ini merupakan
wujud bagian dari karakter ramah dan peduli yang ditunjukkan oleh laki-laki. Dalam sikap seperti inilah
wibawa seorang laki-laki itu akan nampak, dan sikap ini akan menghasilkan hidup bersama yang rukun dan
damai.

3. Meditasi
- Menyanyikan lagu : KJ No.457 : 1, 4 “Ya Tuhan Tiap Jam”.
- Peserta ibadah membacakan berulang-ulang pembacaan Alkitab tersebut dalam hatinya, sambil
menemukan bagian Firman Tuhan yang dianggap menyentuh hati dan penuh makna bagi dirinya.
- Setiap peserta merenungkan bagian yang bermakna bagi dirinya dan bertekad untuk mencerminkan hal
tersebut dalam sikap hidup yang berpadanan dengan kehendak Tuhan.
- Setiap peserta ibadah mengakhiri meditasinya dengan berdoa dalam hati

4. Penutup
- Doa Syukur oleh pemimpin ibadah
- Nyanyian Pengutusan : KJ No. 427 : 1 “Ku Suka Menuturkan”
- Berkat
PA PEREMPUAN
Rabu, 05 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Yohanes 1 : 5 - 10


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Telaah Teks
1. Surat Yohanes yang pertama dialamatkan kepada jemaat Kristen yang didirikan dalam iman dan kebenaran,
namun menghadapi tantangan yang serius dari para guru/nabi palsu yang muncul dan menyesatkan banyak
orang (.Mat.24:11). Siapakah guru-guru palsu itu? Mereka pernah berada di dalam gereja tetapi menarik diri dari
sana.(1Yoh.2:19). Walaupun mereka telah meninggalkan gereja, mereka tetap berusaha untuk menyebarkan
ajaran mereka ke dalamnya dan membujuk anggota jemaat untuk beralih dari iman yang sejati (1 Yoh.2:26). Para
guru palsu ini mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Mesias. Sangatlah sulit bagi seorang Yahudi untuk percaya
kepada seorang Mesias yang disalibkan. Selain itu, pengaruh ajaran gnostic (pengetahuan) juga paling
berbahaya yang mengancam gereja pada saat itu. Penganut Gnostik mengajarkan bahwa tubuh pada
hakekatnya adalah jahat, maka tidak menjadi penting bagi seseorang untuk merawat tubuhnya dengan baik,
sebaliknya tubuh digunakan untuk memuaskan hawa nafsu tanpa batas.(berzinah). Ajaran-ajaran tersebut,
sangat berpotensi terhadap perpecahan dalam Jemaat.

2. Dalam realitas tersebut, Yohanes menyampaikan ajaran yang benar untuk memelihara iman dan persekutuan
jemaat sebagai Tubuh Kristus (Band. 1 Kor.12:1-31). Yohanes dengan tegas mengatakan apa yang kami
sampaikan kepadamu adalah sebuah kebenaran yang kami dengar dari Yesus Kristus bahwa Allah adalah
terang dan didalam Dia tidak ada kegelapan (ay.5). Di sini, Yohanes menghubungkan terang dengan sifat Allah,
yakni kebaikan, keutuhan, kebijaksanaan, dll. Maka mereka yang hidup dalam persekutuan dengan Allah
adalah mereka yang dapat membangun persekutuan hidup dengan sesama (ay.7a). Sedangkan kegelapan
menunjuk kepada perbuatan yang jahat, seperti: kebejatan moral, perzinahan, penghujatan terhadap Allah,
menyesatkan orang beriman. Dengan demikian, jemaat tidak boleh mengikuti ajaran yang diajarkan oleh guru-
guru palsu maupun kelompok gnostic. Sebaliknya, umat harus berpegang pada kebenaran bahwa Kristus adalah
Mesias, Anak Allah yang disalibkan untuk membebaskan kita dari dosa (ay.7b). Pernyataan ini sekaligus
membantah anggapan lawan-lawan Yohanes bahwa mereka tidak mempunyai dosa. Menurut Yohanes, mereka
menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada didalam mereka (ay.8). Kebenaran yang dimaksudkan di sini ialah
bahwa guru-guru palsu mengatakan bahwa mereka mengenal Allah, ternyata sama sekali berlawanan dengan
perkataan dan perbuatan mereka (menyesatkan sesama, menghujat Allah, kebejatan moral., dan lain-lain).
Selanjutnya, Yohanes mendorong mereka untuk mengakui dosa-dosa yang telah diperbuat kepada Allah, maka
Allah akan mengampuni segala dosa yang kita perbuat dengan adil dan setia (ay.9). Yohanes mengutuk orang
pendusta yang mengatakan bahwa ia mengenal Allah tapi tidak melakukan perintah-perintah Allah; seseorang
mengatakan bahwa ia berada dalam persekutuan dengan Kristus, namun hidup dalam dosa adalah pendusta
karena tidak melakukan kebenaran Firman (ay.6,10).

3. Tema Minggu ini, “Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus”. Tema ini mau menegaskan kepada perempuan GPM
saat ini, bahwa kita telah dipersatukan denga Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib. Dengan demikian kita
telah hidup didalam terang Kristus yang menuntun kita untuk membangun persekutuan hidup dengan sesama
melalui sikap saling menolong, saling menghargai, saling mengasihi, saling melayani, dan sebagainya.

Pertanyaan Pendalaman
1. Apa pesan perikop 1 Yohanes 1 : 5 - 10 bagi perempuan gereja masa kini
2. Apa pendapat saudara tentang makna hidup bersama sebagai Tubuh Kristus (tema mingguan)

1
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 12 Juli 2023

Nas Bacaan : Amos 8 : 4 - 8


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Renungan


1. Setiap kita pasti mendambakan hidup yang sejahtera. Secara umun, pengertian sejahtera menunjuk pada suatu
keadaan yang baik; sehat, aman, damai, makmur dan selamat (bebas dari segala bentuk gangguan). Dengan
kata lain, sejahtera atau kesejahteraan merupakan kebutuhan esensial (mendasar) bagi hidup manusia.
Sayangnya saat ini, kita diperhadapkan dengan berbagai masalah, seperti: penyakit, krisis pangan
menyebabkan kenaikan harga barang, gempa bumi, tanah longsor, banjir, penyebaran berita bohong (hoax)
melalui media sosial, gossip, Kekerasan dalam rumah tangga (kdrt), penipuan, kecurangan, dan sebagainya.
Masalah-masalah tersebut membuat hidup kita tidak sejahtera; tidak damai, tidak bahagia, tidak aman dan tidak
tenang.

2. Kitab Amos berisi kecaman kepada bangsa Israel karena kepemimpinan yang rusak, keserakahan dan
penindasan kepada orang-orang miskin. Pada satu sisi, bangsa Israel adalah bangsa yang makmur; banyak
orang menjadi kaya dan membangun rumah yang bagus (Am.3:15), dan hidup berpesta pora (Am.4:1). Namun,
orang kaya tidak memakai kekayaan atau pengaruh mereka untuk menolong sesama. Sebaliknya mereka
semakin serakah. Mereka menipu orang jujur dan membebani orang miskin dengan pajak yang berat. Di sisi lain,
mereka setia melakukan perayaan-perayaan keagamaan.tapi Tuhan mulai bosan dengan ibadat mereka yang
pura-pura (munafik) sebab mereka tidak memperlakukan sesama dengan baik. Perbuatan mereka keji dihadapan
Tuhan sebagaimana dijelaskan dalam perikop bacaan kita tadi. Ayat 5: para pedagang membuat ukuran dan
timbangan palsu (curang) dengan cara mengecilkan efa (timbangan untuk menjual gandum dan terigu) dan
membesarkan syikal (batu timbangan untuk menimbang emas dan perak). Akibatnya, gandum atau terigu dijual
dengan harga yang mahal tapi jumlahnya sedikit. Demikian juga dengan emas dan perak dijual dengan jumlah
yang kecil tapi mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Ayat 6, mereka menjual terigu yang rusak bercampur
terigu yang baik, kepada orang miskin sehingga terigu yang dibeli itu tidak baik kualitas (tidak sehat). Dosa yang
dilakukan oleh bangsa Israel (para pemimpin, orang kaya) akan mendatangkan penghukuman Allah bagi
mereka.(ay.7-8).

3. Tema Minggu ini: “Upayakanlah Kesejahteraan Bersama” merupakan Misi/Tugas Gereja (orang Kristen) untuk
menghadirkan keadilan, kedamaian, kemakmuran bagi sesama; terutama kaum yang lemah (orang miskin).
Selain itu, tidak boleh melakukan praktek makan riba (memperoleh keuntungan yang besar), tidak melakukan
penipuan, kecurangan karena dapat mengorbankan hidup sesama. Sebaliknya dengan jabatan, kuasa dan
kekayaan kita membantu mereka yang memerlukan bantuan. Kata Paulus: Kita yang kuat wajib membantu orang
yang lemah (Roma 15:1)
DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 19 Juli 2023

Nas Bacaan : Zakharia 7 : 8 - 10


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

1. Kisah Sedih (Dikutip Dari Detik News) :

“Mencuri 3 Buah Kakao, Seorang Ibu Dihukum”

Ibu Mina (57 Thn) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3 buah kakao (coklat) di perkebunan
milik PT Rumpun Sari Antan (RSA) akan menjadikannya sebagai orang hukuman di ruang pengadilan. Bahkan
untuk perbuatannya itu dia dihukum 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan. Kisah sedih ini
berawal saat Mina, seorang ibu yang miskin sedang memanen kedelai, matanya tertuju pada 3 buah kakao yang
sudah masak. Ia kemudian memetik buah-buah tersebut untuk disemai sebagai bibit di kebunnya. Tak lama
kemudian datanglah seorang mandor yang menegurnya, bahwa tindakannya itu adalah perbuatan mencuri. Ibu
Mina menyadari kesalahannya dengan meminta maaf kepada sang mandor dan berjanji tidak akan
melakukannya lagi serta menyerahkan buah-buah kakao yang dipetiknya kepada mandor tersebut. Mina berfikir
masalah telah selesai dan kembali bekerja. Namun, seminggu kemudian dia mendapat panggilan pemeriksaan
dari polisi dan duduk sebagai seorang terdakwa. Selama siding berlangsung, seluruh pihak; keluarga, tetangga,
aktivis perjuangan perempuan, LSM memberikan dukungan dan tekanan melalui media sosial memohon keadilan
bagi ibu Mina, akhirnya wanita yang keseharian bekerja di kebun untuk hidup, tidak ditahan di sel tahanan.

2. Kajian Teks :Kitab Zakharia dialamatkan kepada rakyat Yehuda yang baru kembali ke Yerusalem dari
pembuangan di Babel (Thn.538 SM). Mereka segera melakukan pekerjaan pembangunan Bait Allah (pusat
ibadat) dan penyelesaian sejumlah persoalan yang sedang dihadapi rakyat Yehuda pasca pembuangan, antara
lain: pelaksanaan puasa untuk memperingati kehancuran bait Allah bukan dilakukan memuliakan Tuhan, justeru
dilakukan untuk diri sendiri (ay.5-6). Mereka beribadah kepada Tuhan tetapi mengabaikan perintah atau hukum
Tuhan. Puasa mereka sia-sia karena tidak membuat mereka lebih peduli terhadap kaum miskin. Hal ini dijelaskan
dalam perikop bacaan tadi, Firman Tuhan melalui Zakhariaz sangat keras. Tuhan mengingatkan rakyat Yehuda
bahwa mereka tidak pernah bersungguh-sungguh berpuasa kepada Tuhan? Mereka tidak melakukan puasa
dengan didorong oleh motivasi yang sejati untuk Tuhan? Sebab Puasa (ibadah)) yang sejati adalah
memerdekakan orang yang teraniaya (band.Yes.58:6); menegakkan hukum dan memperhatikan dengan kasih
saying kepada mereka yang lemah (ay.9), dan jangan menindas dan memberlakukan ketidakadilan dengan
mengambil hak orang lemah; janda, anak yatim, orang asing, dan orang miskin serta jangan melakukan
kejahatan kepada mereka (ay.10). Karena Tuhan akan memberi keadilan kepada orang yang tertindas, dan
membela perkara orang miskin (band.Maz.140:13). Tetapi Allah menghukum orang jahat yang suka menindas
orang lemah; janda, anak yatim piatu (band.Mal.3:5).

3. Tema Mingguan: “Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah” tema ini mengingatkan orang percaya
(perempuan) bahwa ada banyak kasus ketidakadilan terhadap mereka yang lemah; orang miskin, janda, yatim
piatu, korban kekerasan, dll. Perempuan gereja terpanggil untuk memperjuangkan keadilan bagi mereka.

Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang dapat perempuan gereja maknai dari kisah seorang ibu yang dihukum karena memetik 3 buah kakao
dalam hubungan dengan nas bacaan Zakharia 7: 8-10.
2. Apakah perempuan gereja sudah memperjuangkan keadilan bagi yang lemah? Jika sudah apa saja? Jika belum
apa kendala dan berikan solusinya.
MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 26 Juli 2023

Nas Bacaan : Kejadian 21 : 8 - 21


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak.

Langkah - Langkah Meditasi:


1. Pelayan mempersilahkan peserta kebaktian berdiri dan melagukan PKJ.No.2 “Mulia, Mulia NamaNya”
Mulia, mulia, nama-Nya. Bagi Yesus kemuliaan pujisembah!
Mulia kekuasaan-Nya memb’ri berkat bagi jemaat bersyukurlah!
Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus. Dialah selamanya Sang Raja benar
Mulia, mulia nama-Nya. Sang Penebus, Maha kudus, Maha besar!
2. Pelayan menyampaikan Doa Pembukaan
3. Pelayan mengajak peserta kebaktian melagukan PKJ. No. 255
“FirmanMu Kupegang Selalu”
FirmanMu kupegang selalu, saat duka saat senang.
Jalan hidupyang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firmanMu kupegang selalu, sayapMu tempat berteduh.
FirmanMu Tuhan, kupegang s’lalu.
Hilanglah keraguanku! Bila hatiku rasa susah,
padaMu aku berserah, firmanMu ku pegang selalu,
maka amanlah jiwaku.
4. Pelayan mengajak peserta kebaktian memabaca Alkitab: Kejadian 21: 8-21 secara bersama-sama. Kemudian
masing-masing membaca ulang dalam hati selama 3-5 menit.
5. Pelayan memberikan beberapa catatan tentang perikop Kejadian 21:8-21:
 Anak adalah milik Tuhan (band.Maz.127:3) yang dianugerahkan bagi setiap orang tua (keluarga). Orang tua
memiliki tanggungjawab untuk memelihara, melindungi dan membahagiakan anak. Memang, ada orang tua
yang berjuang sungguh-sungguh untuk membahagiakan anaknya. Namun, ada orang tua yang menyia-nyiakan
kehadiran seorang anak dengan melakukan tindakan kekerasan; baik kekerasan fisik (pemukulan,
penganiayaan) maupun kekerasan psikis (caci maki, penghinaan,dll)
 Kekerasan juga dialami oleh Hagar dan Ismail. Perikop Kejadian 21:8-21 menyebutkan Abraham mengusir
Hagar dan Ismail, anaknya. Tindakan kekerasan ini disebabkan oleh kecemburuan Sara yang berpikir bahwa
Ismail bisa menjadi “saingan” bagi Izhak untuk mendapatkan hak sebagai ahli waris (ay.10). Hagar dan Ismail
mengembara di padang gurun Bersyeba (ay.14). Perjalanan di padang gurun semakin berat karena mereka
kehabisan air. Hal ini membuat Hagar menjadi putus asa lalu membuang Ismail ke semak-semak (ay.15).
Sementara itu, dia berdiri dari kejauhan sambil menangis dan berkata, “Tidak tahan aku melihat anak itu mati
(ay.16). Tangisan Hagar dan Ismail didengar oleh Tuhan, maka Ia mengutus malaikat untuk menyelamatkan
Ismail, anak Hagar. Tuhan Allah juga menuntun membuka mata Hagar sehingga dia dapat melihat sumur
(ay.19). Tindakan penyelamatan Allah ini menunjukkan bahwa Allah peduli kepada anak.(korban kekerasan).
Dengan demikian, perempuan gereja juga harus memperjuangkan hidup yang ramah dan peduli kepada anak.
STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK!

6. Pelayan memberikan kesempatan kepada peserta kebaktian untuk berbagi pendapat ataupun pengalaman
berkaitan dengan tema mingguan: Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak berdasarkan Kejadian
21:8-21.
7. Pelayan mengajak peserta kebaktian untuk memberikan persembahan syukur sambil melagukan PKJ No 216
“Berlimpah Sukacita DiHatiku”
1. Berlimpah sukacita dihatiku, dihatiku, dihatiku. Berlimpah sukacita dihatiku tetap dihatiku.
Reff: Aku bersyukur bersukacita, kasih Tuhan diam didalamku (2X)
2. Berlimpah kasih Yesus dihatiku, dihatiku, dihatiku. Berlimpah kasih Yesus di hatiku, tetap dihatiku (ulang
reff).
8. Pelayan berdoa syukur :
9. Pelayan mengajak peserta kebaktian melagukan PKJ No 165 : 2
“Janji Yang Manis”
Yakinkan janji: Kau tak kulupakan, dengan sukacita aku jalan t’rus.
Dunia dan kawan tiada kuharapkan, satu yang setia, Yesus Penebus.
Refrein: Kau tidak’kan Aku lupakan, Aku memimpinmu, Aku membimbingmu,
Kau tidak’kan Aku lupakan, Aku Penolongmu, yakinlah teguh.
10. Berkat: “Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kamu
sekalian” Amin.
PA PEMUDA
Kamis, 06 Juli 2023

Nas Bacaan : Galatia 3 : 25 - 29


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Telaah Teks
1. Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia pada pasal 3:25-29 yang menjadi bacaan hari ini merupakan suatu
penegasan yang Paulus sampaikan kepada umat di Galilea tentang kepenuhan Janji Allah yang memberikan
kebebasan kepada setiap orang percaya agar mereka tidak lagi terkungkung dalam dosa dan perhambaan
apapun. Oleh karenanya, setiap orang yang telah menerima Kristus dan hidup di dalam Kristus akan menerima
Janji Keselamatan Allah. Pada ayat 28, secara tegas Paulus menyampaikan bahwa tidak akan ada lagi orang
Yahudi atau Yunani, hamba atau orang merdeka bahkan laki-laki atau perempuan. Tidak ada lagi sekat yang
membatasi, semua orang percaya menerima Janji yang sama yakni Janji Keselamatan Allah.
2. Janji adalah hutang yang harus dibayar. Pernahkah saudara/i mendengar bunyi kalimat ini? Ya! Janji adalah
suatu komitmen yang harus dipenuhi. Berjanji berarti berkomitmen dan harus berusaha menepatinya dan tidak
boleh ada pengingkaran. Letak kepercayaan yang paling tinggi adalah menepati janji, sebab dengan menepati
janji maka seseorang akan sangat dihargai, dipercayai dan diandalkan.
3. Janji manusia sangat mungkin bisa diingkari tetapi janji Allah di dalam karya keselamatan Yesus Kristus adalah
pasti. Sebagai pemuda/I Kristen, seyogianya kita harus dapat meneladani teladan Kristus yang menggenapi
Janji-Nya untuk menyelamatkan semua orang percaya. Benar bahwa pasti ada kealpaan untuk mengingkari janji
atau komitmen kita namun sedapatnya kita harus berusaha untuk menepati setiap janji yang kita sampaikan
kepada sesama dalam lingkup keluarga, gereja dan masyarakat. Orang-orang muda harus dapat diandalkan,
dapat dipercaya dan diperhitungkan dan untuk menjadi orang-orang muda yang punya integritas demikian maka
tunjukkanlah itu lewat komitmen dan aksi yang nyata.

Pertanyaan Pendalaman
1. Apa yang sdr/i maknai dari Pembacaan hari ini dalam kaitan dengan Hidup bersama sebagai tubuh Kristus?
2. Kemukakanlah pengalaman Sdr/i terkait dengan Komitmen atau Janji dalam Lingkup Keluarga, Gereja
(Pelayanan) dan Masyarakat!
RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 13 Juli 2023

Nas Bacaan : Efesus 4 : 28 - 32


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Renungan


1. Bertobat bukan selalu tentang pilihan, tetapi cara waras untuk bertindak, tujuan indah untuk menghargai hidup,
solusi terbaik untuk sadar sudah terlalu lama berdosa. Kutipan ini sungguh menggugah hati kita dan
menyadarkan kita agar tidak terlarut dalam hidup yang dipenuhi dosa. Tidak menjadi hamba dosa dan menuruti
semua keinginan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

2. Pada ayat-ayat bacaan kita, secara terbuka Paulus memaparkan realita hidup manusia yang dipenuhi dengan
dosa. Mencuri, berkata-kata yang tidak berkenan (perkataan kotor), pertikaian, kemarahan, fitnah dan segala
kejahatan. Semua tindakan yang demikian bagi Paulus adalah wujud mendukakan Roh Kudus Allah. Oleh
karenanya, bagian terakhir bacaan kita disampaikan oleh Paulus untuk mengingatkan kita agar hidup di dalam
kasih dan saling mengampuni sebagai sesama manusia.

3. Masa muda adalah masa-masa dimana kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang sangat
mungkin membuat kita melakukan segala sesuatu yang tidak berkenan atau tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Emosi yang masih labil dan belum dapat mengontrol diri bisa menjadi boomerang untuk bertindak, berkata-kata
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, baiknya sebagai anak-anak muda biasakan untuk
hidup Takut kepada Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dalam persekutuan-persekutuan
peribadahan serta aksi-aksi sosial yang dapat menolong sesama. Jadikan masa muda kita berarti dan berguna
bagi sesama sehingga kita akan menjadi pribadi-pribadi yang disenangi Tuhan.
DISKUSI PEMUDA
Kamis, 20 Juli 2023

Nas Bacaan : Amsal 22 : 22


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan bagi yang Lemah

Studi Kasus1

A syani, perempuan berusia 63 tahun di Situbondo, Jawa Timur, divonis satu tahun penjara dengan masa
percobaan 15 bulan dan denda Rp 500 juta karena bersalah mencuri kayu jati milik Perhutani. Perempuan
yang bekerja sebagai tukang pijat ini sempat ditahan di Lapas Situbondo selama tiga bulan sebelum akhirnya lepas
setelah Bupati Dadang Wigarto menjadi penjamin.
Di persidangan, Asyani mengaku kayu tersebut bukan curian dan telah ia simpan sejak lama. Namun,
Asyani tidak dapat menunjukkan surat keterangan asal usul kayu tersebut. Ahli hukum dan mantan hakim konstitusi
yang pernah menjadi saksi untuk Asyani, Achmad Sodiki, pun meragukan bukti yang digunakan dalam pengadilan.
Ia menyebut kronologi pencurian kayu dan identifikasi kayu masih tidak jelas. Asyani juga tidak seharusnya dijerat
dengan UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Menurutnya,
undang-undang tersebut didesain untuk menjerat pelaku perusakan hutan yang masif dan berskala besar, bukan
untuk menjerat warga di sekitar hutan yang kerusakannya tak signifikan.

Dari kasus diatas, ada beberapa pertanyaan yang akan disampaikan untuk didiskusikan:
1. Menurut Sdr/i, Benarkah pemberlakukan keadilan bagi Sang Ibu yang “mencuri” itu? Kemukakan
alasannya!
2. Apa yang saudara pahami tentang kata “menginjak-injak” dalam nas bacaan kita berkaitan dengan studi
kasus di atas?

Pesan Teks
Pengamsal memberi perhatian penting kepada orang yang lemah dengan menggunakan beberapa ungkapan yang
bersifat simbolik. Pintu gerbang merupakan tempat melakukan persidangan umum atau pengadilan. Pada pintu
gerbang ini kita diingatkan untuk memperlakukan mereka yang mengalami peradilan secara baik dan benar. Karena
tempat ini sangat mempengaruhi keadaan mereka menjadi lebih baik atau buruk. Kemiskinan merupakan salah satu
faktor yang membuat mereka semakin tidak berdaya dan tak mampu keluar dari kelemahan tersebut. Kondisi
mereka yang seperti demikian sangatlah membutuhkan dukungan dan solidaritas kita sebagai sesama. Kata
“janganlah meningjak-injak” dalam teguran pengamsal menekankan pentingnya aspek menahan diri atau
pengendalian diri ketika berhadapan dengan orang yang lemah. Mungkin kita mendapati ada hal yang keliru yang
telah dilakukannya, namun keadaan yang lemah dari orang tersebut menjadi hal prioritas untuk kita harus
memahami dan berempati dengannya. Kita harus bisa menolongnya supaya kehidupannya tidak semakin sulit dan
bertambah penderitaannya.

1
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/24/01300001/kasus-kasus-ketidakadilan-di-indonesia.
MEDITASI PEMUDA
Kamis, 27 Juli 2023

Nas Bacaan : Yosua 4 : 20 - 24


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak

Langkah - Langkah Meditasi:

1. Menyanyikan Ny.GPM. No. 1:1 “Akang Manis Lawang”


2. Doa Pembukaan sekaligus Doa Pembacaan Alkitab
3. Membaca Alkitab secara bersama-sama dari Yosua 4 : 20-24
4. Menyanyikan Ny.Gpm. No. 14 : 1 “Ku S’lalu ingin MemujiMu”
5. Pengaturan Meditasi diatur sbb :
- Dalam perenungan bersama, setiap peserta diberikan waktu 3-5 menit untuk merenungkan Bacaan Alkitab
dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari sebagai orang muda.
- Setelah itu, pemimpin kebaktian memberikan kesempatan kepada peserta kebaktian untuk menyampaikan
hasil perenungannya.
- Hasil tersebut dikemas dengan menyampaikan sebuah Quote atau Kutipan yang memotivasi.
6. Pemimpin kebaktian menyampaikan Pesan Teks dengan Rumusan Quote atau Kutipan juga.
7. Doa syukur oleh Pemimpin.
8. Menyanyi Ny. GPM. No. 255 : 1 “Tuhan Penyelamat”
9. Berkat .
PA UNIT
Jumat, 07 Juli 2023

Nas Bacaan : Roma 12 : 15 - 16


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Telaah Teks
1. Surat Paulus kepada jemaat di Roma sebagai nasehatnya ditengah kondisi pertentangan antara orang kristen
Yahudi dan orang kristen non Yahudi. Menurut mereka dari golongan kristen Yahudi bahwa dengan melakukan
hukum taurat dan sunat maka ia akan diselamatkan. Mereka mengklaim bahwa keselamatan hanya pada mereka
saja dan di luar persekutuan mereka tidak ada keselamatan. Hal ini tentu mengganggu relasi hidup persekutuan
jemaat teristimewa dengan mereka dari golongan non Yahudi. Untuk mengatasinya, maka melalui surat
pastoralnya, Paulus dengan panjang lebar menjelaskan tentang keselamatan sebagai anugerah Allah didalam
karya penebusan Tuhan Yesus Kristus. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka ia berada dalam
penghukuman (1:18-32;). Tidak ada seorangpun yang dapat menyelamatkan dirinya dari penghukuman Allah
atas dosanya, baik orang Yahudi maupun non Yahudi (2:1-16;17-29). Hanya karena kasih karunia Allah didalam
Kristus, semua manusia yang beriman dan percaya akan dibenarkan dan diselamatkan. Itulah sebabnya sangat
penting dan menentukan adalah jawaban iman semua orang, baik orang Yahudi maupun non Yahudi kepada
Kristus atas keselamatan sebagai kasih karunia dari Allah(3:21-31). Beriman kepada Kristus akan terwujud
didalam relasi hidup bersama orang percaya sebagai tubuh Kristus.

2. Rasul Paulus menegaskan bahwa sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yesus harus menampakkan dan
mewujudkan hidup di dalam KASIH antar saudara seiman dan semua orang sebagai sesamanya(12:9-21). Orang
yang hidup dan mengalami kasih Kristus akan menampakan sikap empatinya dengan sesama ketika mereka
mengalami kondisi apapun, baik suka maupun duka. Hal ini diungkapkan dalam ayat 15, “bersukacitalah dengan
orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis”. Artinya sikap empati sebagai wujud
kasih Kristus ketika kita mengambil bagian dengan sesama saat mereka merasakan sukacita dan kegembiraan
maupun kesedihan atau dukacita. Kasih yang tidak hanya simpati saja, namun kasih yang empati dimana kita
menempatkan seluruh keberadaan kita bersama-sama pada situasi orang tersebut. Kasih yang berempati
berpusat pada HATI yang berbelas kasih dengan orang lain. Memang diakui untuk mewujudkan hal demikian
bukanlah perkara mudah, sebab sikap kemanusiaan kita cenderung untuk melakukan hal yang terbalik. Kalau
ada yang bersukacita, kita menjadi iri hati. Tetapi kalau ada yang berduka, kita bersikap tidak peduli atau malah
bersuka kalau orang tersebut tidak kita sukai. Hal ini perlu kita rubah dalam sebuah pertobatan dengan sungguh-
sungguh menghayati cinta kasih Kristus bagi kehidupan kita bersama. Di ayat 16, Paulus menasehati kita agar
tetap satu hati dengan hidup dalam kerendahan hati. Jangan mengganggap diri pandai dengan memikirkan
perkara-perkara yang tinggi, tetapi pikirkanlah perkara-perkara yang sederhana. Sebab hal demikian akan
mengganggu kerukunan hidup. Kerukunan hidup sebagai satu persekutuan adalah hal penting. Kerukunan dalam
persekutuan unit dan sektor harus kita wujudkan sebagai orang percaya. Kerukunan dapat kita lakukan ketika
masing-masing orang mewujudkan sikap kerendahan hati, tidak sombong serta tinggi hati. Kita merasa semua
orang penting dan berarti dalam satu persekutuan. Sekalipun kita punya kelebihan, namun kita juga mempunyai
kelemahan. Seperti itu pula dengan orang lain. Itulah sebabnya bagaimana masing-masing orang mempunyai
talenta untuk saling melengkapi dalam mewujudkan persekutuan hidup bersama sebagai tubuh Kristus,
sebagaimana tema mingguan kita.

3. Tema mingguan: ”hidup bersama sebagai Tubuh Kristus” hendak menegaskan bahwa kehidupan kita bersama
sebagai satu persekutuan dengan menampakan sikap hidup saling membantu, mengasihi, menopang satu
dengan yang lain, maka kita telah wujudkan persekutuan hidup sebagai tubuh Kristus. Begitupun sebaliknya
kalau yang kita nampakkan kondisi pertikaian, perselisihan, pertentangan, maka hal itu akan merusak
persekutuan bersama sebagai tubuh Kristus.
Pertanyaan PA
1. Apa makna dari nas alkitab “hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama” dalam hubungan dengan
tema mingguan “hidup bersama sebagai Tubuh Kristus” ?
2. Hal apa saja yang menjadi kendala dalam upaya mewujudkan hidup bersama yang baik dan berkualitas dan apa
solusinya ?
RENUNGAN UNIT
Jumat, 14 Juli 2023

Nas Bacaan : Mazmur 122 : 1 - 9


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakan Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Renungan


1. Sebagai makhluk sosial kita tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Allah telah menciptakan kita untuk
hidup bersama dan membangun masa depan yang baik secara bersama pula. Perintah dan amanat Tuhan itu
tentu tidak mudah kita lakukan sebab pada kenyataannya sebagai manusia kecenderungan mementingkan diri
sendiri sangat kuat. Kenyataan ini menjadi tantangan untuk kita dalam mewujudkan kebersamaan hidup yang
baik dan berkualitas. Namun hal tersebut jangan menyurutkan semangat kita dalam mewujudkan hidup yang baik
dan berkualitas demi kesejahteraan bersama.

2. Nas bacaan kita di saat ini juga menjadi pergumulan pemazmur bersama dengan umat Israel saat mereka datang
ke rumah Tuhan untuh berdoa dan menyembah kepada Tuhan. Dalam doa itu pemazmur menyampaikan
kerinduannya untuk kesejahteraan terjadi di kota Yerusalem. Kesejahteraan dan kesentosaan menjadi milik para
pemimpin dan umat di kota suci itu. Kesejahteraan yang bukan saja untuk kota Yerusalem tetapi juga untuk
lingkungan tempat tinggal dan keluarga. Sebab dengan kesejahteraan hidup dalam keluarga, bertetangga di
lingkungan serta semua warga kota, maka dengan sendirinya semua akan menikmati kehidupan yang baik dan
berkualitas. Baik itu secara jasmani dimana kebutuhan hidup sesehari terpenuhi maupun kehidupan rohani
dimana umat mewujudkan sikap hidup takut akan Tuhan.

3. Apa yang menjadi kerinduan dan harapan pemazmur untuk hidup sejahtera bagi umat dimintakan oleh pemazmur
dari Tuhan dengan datang ke rumah Tuhan. Pemazmur tidak meminta kesejahteraan ketika ia ada di istana atau
tempat lain. Tetapi pemazmur menyadari sungguh bahwa sumber sejahtera adalah Tuhan Allah dan pemazmur
langsung datang kepadaNya di rumahNya. Sebab pemazmur yakin bahwa Tuhan bersemayam dan berdiam di
rumahNya dan itulah salah satu tempat yang penting untuk memanjatkan permohonannya. Lebih baik satu hari di
pelataran Tuhan dari pada seribu hari di tempat lain (Maz.84:11).

4. Pemazmur dalam menyampaikan permohonannya kepada Tuhan dengan tidak sendiri, namun iapun mengajak
umat untuk bersama-sama. Sebab untuk menikmati hidup sejahtera bukan hanya berlaku pada segelintir orang
saja. Bukan saja untuk kelompok tertentu saja, namun kepada semua orang. Itulah sebabnya pemazmur
mengajak umat untuk bersama-sama datang kepada Tuhan di rumahNya serta memanjatkan harapan dan
kerinduan untuk kesejahteraan hidup bersama. Kebersamaan untuk menyatu hati, satu harapan dan tujuan, tidak
ada perpecahan dan perselisihan. Dengan mewujudkan hal demikian maka umat akan menikmati berkat Tuhan.
Persekutuan yang indah dan rukun, ke sanalah Tuhan memerintahkan berkatNya.(Maz.133).

5. Sebagai pribadi, keluarga maupun persekutuan unit, kitapun punya kerinduan dan harapan untuk menikmati
kesejahteraan bersama. Untuk itu semua keteladanan pemazmur menjadi hal penting untuk kita lakukan. Dengan
setia dan taat datang di rumah Tuhan, memuji dan menyembahNya serta memohon berkat kesejahteraan dari
Tuhan. Tuhan sumber berkat dan sejahtera dan tidak ada pada kekuatan lain di luar Tuhan. Bisa saja mendapat
berkat dengan cara lain dengan mengandalkan kekuatan di luar Tuhan, tetapi tidak membawa berkat dan
sukacita. Sebab semuanya itu sia-sia dan membawa kebinasaan. Pentingnya dalam kebersamaan datang
kepada Tuhan, menyatu hati sebagai satu persekutuan hidup yang indah dan manis di hadapan Tuhan. Tuhan
tidak akan mencurahkan berkat damai sejahtera bagi kehidupan kita dalam keluarga, persekutuan unit, jemaat
ataupun masyarakat kalau ada perselisihan, pertentangan pertikaian. Namun hanya dalam persekutuan yang
saling mengasihi, menopang satu dengan yang lain maka selalu ada berkat dari Tuhan.
DISKUSI UNIT
Jumat, 21 Juli 2023

Nas Bacaan : Yeremia 7 : 1 - 7


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

Pengantar Diskusi

S aat ini sering terjadi di tengah masyarakat dimana orang-orang “kecil” yaitu orang asing, janda, yatim mengalami
penindasan atas hak-hak hidup mereka serta diperlakukan secara tidak adil. Banyak berita dan peristiwa
mewarnai realitas hidup dalam masyarakat yang membuktikan bahwa keadilan serta keberpihakan kepada mereka
kaum lemah, masih jauh dari apa yang diharapkan. Hukum hanya menjadi milik mereka yang punya uang, jabatan
dan kekuasaan. Hukum seakang jauh dan tidak berpihak kepada mereka yang lemah. Hukum ibarat pisau yang
tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Dalam kondisi demikian, diharapkan kehadiran kita sebagai gereja atau orang
kristen yang terpanggil untuk menyuarakan dan memperjuangkan keadilan serta hak-hak hidup mereka yang lemah,
mesti terwujud dalam seluruh panggilan pelayanan kita. Kita selalu membangun persekutuan dengan Allah yang
penuh kasih dalam doa dan ibadah. Hal tersebut mesti menjadi kekuatan bagi kita untuk melaksanakan tugas dan
panggilan tersebut. Sangat miris kalau sampai kita lupa terhadap tanggung jawab dan panggilan untuk
memperjuangkan keadilan bagi yang lemah, apalagi larut dan ikut menyuburkan tindakan-tindakan ketidakadilan dan
kekerasan. Sebab hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Dialah Allah Yang Maha Adil dan
selalu menyatakan keberpihakanNya kepada mereka yang lemah dan mengalami berbagai tindakan kekerasan. Kita
pun akan berhadapan dengan Tuhan Allah yang menegur untuk sebuah pembaharuan dan pertobatan hidup.

Pesan Teks
Nas diskusi kita saat ini menyaksikan tentang teguran Allah yang keras dan tegas kepada umat pilihan Israel yang
mengabaikan tanggung jawab keberpihakkan kepada mereka sebagai orang asing, janda, yatim serta yang
mengalami tindakan kekerasan. Allah sangat marah, sebab realitas perbuatan umat Israel yang dinilai “munafik”
kepada Allah. Disatu sisi mereka mencuri, membunuh, berzinah, bersumpah palsu, menyembah dan mengikuti baal
dan allah-allah lain, sedangkan disisi yang lain dengan tegak berdiri mereka datang ke hadapan Tuhan dan berkata
“kita selamat”(ayat 11). Mereka menganggap, Tuhan seakan “buta” dan tidak melihat apa yang mereka lakukan.
Mereka pun merasa aman dan nyaman dengan keberadaan yang baik-baik dan aman-aman saja. Sehingga hal
tersebut membuat mereka terus berkanjang dengan sikap dan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan. Melalui nabi
Yeremia, Allah menyampaikan kepada umat Israel untuk berbalik dan bertobat dengan memperbaiki langkah hidup
dan perbuatan mereka. Yakni dengan tidak menindas dan melakukan kekerasan kepada mereka yang lemah serta
tidak menyembah baal dan allah-allah lain, maka Tuhan Allah akan berdiam bersama dengan mereka di tanah yang
diberikan Tuhan kepada leluhur mereka. Janji penyertaan Tuhan sebagai janji berkat berlaku tanpa batas waktu,
sampai kekal. Hal ini penting dan mesti direspons oleh umat dengan kesungguhan hati serta mewujudkan dan
melakukannya dalam seluruh kehidupan mereka yakni harus dan senantiasa berlaku adil kepada mereka yang
lemah.

Tema Mingguan.
Hal ini sesuai dengan tema mingguan kita “perjuangkanlah keadilan bagi yang lemah”. Tema ini menegaskan bagi
kita semua bahwa realitas hidup yang penuh dengan ketidakadilan dan kekerasan membuat kita semua terpanggil
untuk berjuang mewujudkan keadilan bagi mereka sebagai orang asing, miskin, janda, yatim. Sebab mereka inilah
yang selalu menjadi korban kesewenang-wenangan dari orang-orang yang mempunyai uang, kekuasaan dan
jabatan. Itulah sebabnya sebagai orang kristen, ketika kita menjadi orang-orang yang mempunyai kesempatan dan
talenta serta berkat dari Tuhan, maka semestinya kita wujudkan dalam tanggung jawab panggilan untuk
memperjuangkan keadilan kepada mereka yang lemah.

Pertanyaan Diskusi
1. Apa komentar saudara ketika kita mempunyai kesempatan, berkat dan talenta dari Tuhan, namun kita tidak
gunakan untuk membantu dan menolong mereka yang lemah ?
2. Diskusikanlah realitas hidup kita sebagai orang kristen yang sangat rajin beribadah, namun terkadang sikap dan
perilaku jauh dari hakekat ibadah itu sendiri !
MEDITASI UNIT
Jumat, 28 Juli 2023

Nas Bacaan : Matius 19 : 13 - 15


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak

Langkah - Langkah Meditasi:


1. Nyanyian pembukaan KJ. No. 355 : 1, 2 mengawali kegiatan meditasi
2. Pemimpin berdoa awal membuka kegiatan meditasi sekaligus memohon tuntunan Roh Kudus untuk pembacaan
alkitab.
3. Membaca alkitab secara bersama-sama dan diulang lagi sambil memahaminya lebih seksama.
4. Pemimpin membacakan pengantar sebelum masuk ke dalam meditasi :
Seringkali anak-anak tidak mendapat perhatian yang layak dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka dianggap
sebagai kelompok yang lemah dan sering diabaikan. Hal ini terjadi saat orang datang membawa anak-anak untuk
didoakan dan diberkati Tuhan Yesus, justru mereka dimarahi oleh murid-muridNya. Dalam pandangan para
murid, anak-anak tidak layak untuk datang kepada Yesus. Ke mana saja Tuhan Yesus pergi, banyak sekali
orang-orang datang dan mengikutiNya. Menurut para murid, anak-anak dengan kondisi mereka pasti merepotkan
urusan penting Tuhan Yesus bersama dengan orang banyak. Namun reaksi Yesus justru berbeda dengan para
murid, dimana Ia menyambut mereka dengan penuh sukacita dan menyatakan bahwa orang-orang seperti
merekalah yang mempunyai kerajaan Allah. Tuhan Yesus mau menyatakan bahwa orang yang seperti anak-anak
inilah yang dinilai hina dan rendah justru yang akan memiliki kerajaan Allah. Kerajaan Allah diwarisi bukan pada
kemuliaan manusia. Yang mulia bagi manusia, justru hina bagi Allah. Sebaliknya yang hina bagi manusia, mulia
bagi Allah. Selain itu, nas bacaan ini menegaskan tanggung jawab kita untuk memberi perhatian pada anak.
Sikap ramah dan peduli pada anak harus menjadi dikap kita sebagai orang percaya yang memahami arti hidup
bersama sebagai persekutuan yang mana di dalamnya ada juga kelompok anak-anak.
5. Pertanyaan untuk meditasi: hal apa saja yang mesti dilakukan sebagai satu persekutuan untuk mewujudkan
bersama yang ramah dan peduli kepada anak ?
6. Memasuki meditasi selama 15 menit dengan merenungkan pertanyaan di atas dan dikaitkan dengan nas bacaan
serta tema mingguan.
7. Masing-masing peserta menyampaikan hasil meditasi bisa berupa pernyataan, puisi maupun lagu namun tidak
saling menanggapi.
8. Pemimpin menyimpulkan semua hasil meditasi dengan kesimpulan akhir.
9. Pemimpin berdoa syukur.
10. Menyanyikan KJ. No. 355 : 3
11. Pemimpin memohon berkat Tuhan.
12. Menyanyikan lagu “Bapa terima kasih”.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 01 Juli 2023

Nas Bacaan : Efesus 5 : 1 - 4


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Persembahan Yang Benar

Pokok - Pokok Renungan


1. Tanpa terasa kita telah melewati enam bulan pertama di tahun 2023. Kini, kita telah tiba di anak tangga
pertama bulan Juli. Adapun tema bulanan yang diturunkan Lembaga Pembinaan Jemaat (LPJ) GPM, yakni
Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas. Tema ini bertujuan untuk memudahkan kita, agar dapat
memahami setiap pemberitaan yang seyogianya berlangsung sepanjang bulan ini. Kata bangunlah merupakan
imperatif yang sesungguhnya merujuk kepada suatu ajakan dengan kesadaran penuh. Ajakan seperti ini
memberikan semangat untuk berdiri atau bangkit dari satu kondisi tertentu. Jadi tema bulanan kita
menggambarkakn perintah secara sadar kepada sekelompok orang untuk berdiri atau bangkit, dengan tujuan
terciptanya suatu kondisi yang baik dan berkualitas demi kepentingan bersama. Kepentingan bersama yang
dimaksudkan bukan untuk kelompok tertentu saja melainkan merangkul semua orang dalam persekutuan tubuh
Kristus. Hal-hal yang harus dijangkau tidak hanya bersifat rohani saja melainkan juga yang bersifat jasmani.
Misalnya dengan mengupayakan kesejahteraan bersama, memperjuangkan keadilan bagi yang lemah, ramah
serta peduli kepada anak-anak dan lain sebagainya. Kesadaran seperti ini tentu saja harus dimulai dari pribadi
masing-masing. Dengan demikian akan terwujud harapan untuk membangun hidup bersama yang baik dan
berkualitas.

2. Efesus adalah salah satu kota di Asia Kecil yang pernah dikunjungi oleh rasul Paulus, untuk memberitakan injil
tentang Tuhan Yesus Kristus. Pada zaman Paulus, kota Efesus masih sangat terkenal dengan penyembahan-
penyembahan berhala. Sebagian besar orang Efesus melakukan penyembahan kepada berhala-berhala dan
salah satunya yang paling terkenal yaitu dewi Artemis. Meskipun demikian, Paulus sangat berhasil
menjalankan misinya di kota Efesus sehingga membuat sebagian besar orang memutuskan untuk percaya
kepada Kristus. Ketika di penjara, Paulus menyurati jemaat Efesus agar mereka tidak lagi hidup sama seperti
orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia. Artinya dengan sungguh meninggalkan
manusia lama dan hidup dengan manusia baru yang mengenal Kristus dan hidup dalam kebenaran. Karena itu
pada bagian bacaan kita Efesus 5:1-4, Paulus kembali menegaskan kepada mereka agar hidup sebagai anak-
anak terang. Maksudnya ialah menjadi penurut-penurut Allah atau dengan kata lain taat/patuh dan tidak
melawan ketetapan-Nya. Salah satu nilai penting yang juga dikemukakan Paulus dalam nasihatnya ialah agar
jemaat hidup di dalam kasih. Sama seperti Tuhan Yesus Kristus yang telah mengasihi manusia sehingga
menyerahkan diri-Nya sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah (ay. 2). Hidup dalam kasih
yang dimaksudkan Paulus dalam perikop ini ialah tidak melakukan hal-hal yang menentang Allah karena untuk
memperkatakannya saja dilarang (ay. 3-4).

3. Berbicara soal memberikan persembahan, seringkali orang berfikir hanya sebatas mempersembahkan materi
saja. Namun, persembahan yang benar sesungguhnya ialah memberi hidup seutuhnya untuk dipakai Allah.
Sesuai tema mingguan, maka firman Tuhan saat ini mengajarkan kita untuk hidup di dalam kasih sebagai bukti
persembahan yang benar. Sebagai para pengasuh yang terpanggil untuk melayani, kita diwajibkan juga untuk
selalu mempersembahkan yang benar kepada Allah. Salah satu caranya yaitu dengan penuh kasih
menjalankan tanggungjawab pelayanan bagi peserta didik (anak asuh), serta menghindari perkataan-perkataan
kotor atau tidak membangun dalam setiap pengajaran kita. Sebab sikap dan tindakan kita sebagai para
pengasuh haruslah juga menjadi contoh bagi semua anak dan remaja yang kita didik. Dengan demikian, kita
dapat di sebut sebagai anak-anak terang karena melakukan kehendak Tuhan sekaligus menjadi teladan bagi
orang lain. Teruslah menjadi orang-orang percaya dan para pelayan Tuhan yang dengan sukacita
mempersembahkan yang benar di hadapan Allah.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 08 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Tesalonika 5 : 14 - 15


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Pokok - Pokok Renungan


1. Sejak zaman perjanjian baru telah terbentuk kelompok-kelompok atau yang kita sebut persekutuan. Tentu saja
persekutuan yang dimaksudkan ialah kumpulan orang-orang yang telah mengaku percaya kepada Kristus.
Memiliki status sebagai orang percaya, seharusnya tercermin lewat setiap sikap dan tindakan yang kita lakukan.
Cerminan dimaksud harus didasari pada pemahaman bahwa kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus. Artinya
setiap anggota tubuh Kristus harus bersikap dan bertindak mengikuti teladan Kristus dalam hidup persekutuan,
sebagaimana tema mingguan kita: hidup bersama sebagai tubuh Kristus.

2. Tesalonika adalah ibu kota provinsi Roma yang terletak di Makedonia bagian utara Yunani, berada pada jalan
utama antara timur dan barat kekaisaran Romawi. Di kota Tesalonika, Paulus pernah berkunjung dan
memberitakan tentang Kristus (Lih. KPR. 11:1-10). Meskipun tidak diketahui berapa lama Paulus di Tesalonika,
namun pemberitaannya memberikan hasil. Hal ini terbukti dengan kesetiaan orang Tesalonika kepada Tuhan dan
melalui mereka firman Tuhan telah tersebar di wilayah itu. Khusunya pada bagian bacaan kita, rasul Paulus
memberikan nasihat kepada orang-orang yang telah percaya kepada Kristus. Nasihatnya itu bertujuan agar
orang percaya di Tesalonika menjalin hubungan dalam persekutuan yang penuh dengan kedamaian. Agar
terciptanya hidup damai, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mereka. Hal yang pertama,
tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib. Artinya ada kewajiban berupa sikap yang harus dilakukan ketika
mendapati atau diperhadapkan dengan mereka yang tidak tertib. Teguran yang diberikan tentu saja harus
disertai dengan sopan santun, kelemah lembutan dan kasih. Kedua, hiburlah mereka yang tawar hati. Setiap
orang dapat saja mengalami persoalan-persoalan hidup yang membuat mereka tawar hati. Jadi, peranan
memberikan motifasi, harapan baru serta sukacita juga menjadi tanggungjawab bersama yang harus dilakukan.
Ketiga, belalah mereka yang lemah. Dalam kehidupan bersama sebagai peersekutuan ada juga orang-orang
yang lemah karena tidak mendapatkan keadilan atau hak-hak mereka. Oleh karena itu, orang-orang seperti ini
harus mendapatkan dukungan dan pembelaan. Keempat, sabarlah terhadap semua orang. Artinya setiap orang
memiliki karakter hidup masing-masing yang berbeda, karena itu untuk memperoleh persekutuan yang rukun
maka diperlukan kesabaran dari tiap-tiap orang. Berdasarkan cara hidup yang dinasihatkan Paulus kepada
orang-orang di Tesalonika, maka sesungguhnya ia hendak menyampaikan untuk hidup menurut kehendak Allah.
Dengan kata lain Paulus ingin menyampaikan agar orang-orang Tesalonika tidak melakukan kejahatan,
melainkan mengusahakan kebaikan dalam hidup bersama sebagai tubuh Kristus.

3. Nasihat Paulus kepada jemaat di Tesalonika dalam bacaan saat ini juga memberikan pelajaran yang berharga
bagi kita. Tanggungjawab sebagai pendidik (pengasuh), mengharuskan kita berhadapan dengan anak-anak di
setiap tingkatan jenjang dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu, kita harus memiliki kemampuan untuk
mengarahkan agar hidup mereka sesuai dengan kehendak Tuhan. Misalnya menegur ketika salah, menghibur
yang sedih, membela yang lemah dan sabar terhadap semua orang. Dengan mengupayakan dan melakukan
kebaikan kepada sesama sebagai persekutuan, sama halnya dengan menciptakan hidup bersama sesuai
kehendak Allah sebagai tubuh Kristus. Tekunlah menjalankan tanggungjawab kita dengan tidak lupa
mengupayakan kebaikan demi kehidupan bersama.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 15 Juli 2023

Nas Bacaan : Yesaya 16 : 1 - 5


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Renungan :


1. Setiap orang menginginkan hidup yang penuh dengan kesejahteraan. Meskipun demikian, tidak semua orang
mau berusaha untuk mendapatkannya. Bahkan hal terparah yang sering terjadi yaitu bekerja hanya untuk
kepentingan diri sendiri. Karena itu, tema mingguan: upayakanlah kesejahteraan bersama sangatlah penting
untuk dimaknai. Mengupayakan berasal dari kata dasar upaya yang berarti usaha untuk mencapai suatu maksud
tertentu. Artinya, terjadi tindakan pro aktif dari seseorang atau sekelompok orang yang akan melaksanakannya.
Tindakan pro aktif ini tentu saja untuk kepentingan bersama. Sebab bekerja untuk kepentingan bersama
menunjukkan bentuk kepedulian kita kepada orang lain dan kualitas hidup yang baik.

2. Yesaya adalah seorang nabi besar dalam perjanjian lama yang cukup terkenal. Karyanya sebagai seorang nabi
dimulai ketika ia menerima penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah. Peristiwa itu terjadi pada tahun 742 SM, di
tahun meninggalnya raja Uzia (6:1). Pada umumnya kitab Yesaya terdiri dari tiga bagian besar antara lain:
sebelum pembuangan (1-39), kabar baik bagi umat Allah di pembuangan (40-55) serta peringatan dan janji untuk
umat Allah (56-66). Khususnya pada bagian bacaan kita Yesaya 16:1-5 (nubuatan tentang bangsa lain),
merupakan kelanjutan dari pasal sebelumnya yang berisikan ucapan ilahi terhadap Moab. Ucapan ilahi ini
menggambarkan adanya penderitaan yang dialami bangsa Moab, sehingga mengakibatkan ratap tangis dan
perkabungan. Karena mengalami penderitaan, maka bangsa Moab mengirimkan domba dengan harapan raja
Yehuda dapat mengizinkan pengungsi Moab memasuki Yehuda. Bagian ini memperlihatkan suatu keadaan atau
situasi yang mengharuskan orang-orang Moab menaklukkan diri kepada para pemerintah di Sion. Berilah nasihat,
pertahankanlah hak…..terhadap si pembinasa (ay 3-4a), merupakan suatu seruan atau permohonan yang
langsung ditujukan kepada Sion. Seruan atau permohonan ini bertujuan agar orang-orang Moab mendapatkan
hak hidup serta tempat perlindungan yang aman, sehingga dapat melindungi mereka dari si pembinasa. Dengan
memberikan perlindungan terhadap orang-orang Moab, memperlihatkan suatu tindakan yang mengusahakan
atau mengupayakan kesejahteraan.

3. Keadaan atau situasi sulit yang dialami orang-orang Moab, dapat juga dirasakan oleh siapapun termasuk kita
sebagai para pengasuh. Karena itu, ada nilai-nilai penting yang dapat dipelajari bersama berdasarkan seruan
atau permohonan yang disampaikan kepada pemerintah Yehuda. Maksudnya ialah ketika kita diperhadapkan
dengan mereka yang membutuhkan pertolongan, maka memberi bantuan harus menjadi perhatian bersama. Kita
tidak bertindak hanya demi kepentingan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kepentingan bersama demi
kesejahteraan persekutuan pengasuh. Misalnya ada pengasuh yang berhalangan ketika melakukan
tanggungjawab pelayanan, maka tanggungjawab itu dapat di ambil alih oleh rekan pengasuh yang lain. Atau
ketika rekan pengasuh mengalami permasalahan, kita dapat memposisikan diri sebagai pendengar yang baik
sekaligus memberikan nasihat serta penguatan. Hal-hal sederhana seperti ini dapat kita lakukan sebagai bentuk
memperioritaskan kepentingan bahkan kesejahteraan bersama. Dengan demikian teruslah lakukan hal-hal positif
demi terciptanya kehidupan yang selalu mengutamakan kepentingan-kepentingan bersama.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 22 Juli 2023

Nas Bacaan : Mazmur 82 : 3 - 4


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

Pokok - Pokok Renungan


1. Perjuangkanlah keadilan bagi yang lemah, merupakan tema mingguan yang akan mengantarkan kita memahami
setiap pemberitaan firman Tuhan di sepanjang minggu ini. Kata adil memiliki pengertian yang sama dengan
berpihak pada kebenaran, tidak berat sebelah dan tidak sewenang-wenang. Sedangkan orang lemah artinya
orang yang berada dalam situasi atau keadaan yang memprihatinkan. Jadi tema mingguan ini hendak
menegaskan bahwa adanya upaya dan usaha yang harus dilakukan, dengan tujuan memberikan rasa keadilan
bagi orang-orang yang dianggap lemah. Hal ini perlu mendapat perhatian karena tidak semua orang memiliki
rasa simpati bahkan empati kepada orang lain.

2. Mazmur adalah salah satu kitab dalam perjanjian lama. Kitab Mazmur berisi nyanyian pujian, doa untuk
pertolongan Allah dan syair yang menyatakan kepercayaan umat kepada Allah. Di kitab ini juga dinyatakan
berbagai perasaan yang ada pada manusia antara lain dukacita dan sukacita, keraguan dan kepercayaan, hati
yang terluka dan yang terhibur, keputusasaan dan pengharapan, kemarahan dan ketenangan, keinginan balas
dendam dan mengampuni dan lain sebagainya. Mazmur 82:3-4 di beri perikop oleh Lembaga Alkitab Indonesia
(LAI) yaitu Allah dalam sidang ilahi. Perikop ini sesungguhnya menggambarkan tentang pernyataan Allah yang
berkaitan dengan kepemimpinan para pemimpin. Hal ini didasari karena terjadinya kepemimpinan yang
mengabaikan keadilan. Dikatakan demikian sebab para pemimpin menghakimi dengan lalim dan menunjukkan
keberpihakkan kepada orang fasik (ay. 2). Padahal Allah Israel selalu menghendaki supaya keadilan ditegakkan,
termasuk juga menolong orang berkekurangan. Karena itu jelas tertulis di dalam ayat 3, berilah keadilan kepada
orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang sengsara dan orang yang kekurangan. Tindakan
pembelaan terhadap orang lemah, anak yatim, yang sengsara dan kekurangan wajib dilakukan oleh siapapun
sebagai wujud menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Salah satu tindakan nyata memperioritaskan keadilan yaitu
dengan cara meluputkan orang yang lemah dan miskin dari tangan orang fasik (ay. 4). Dengan demikian mereka
yang lemah dapat menjalani kehidupannya tanpa tekanan atau ketidakadilan.

3. Keadilan di dalam Alkitab tidak semata-mata hanya mematuhi hukum, tetapi juga berarti hidup dalam relasi kasih
dan kepedulian. Allah menghendaki agar keadilan itu berlaku untuk semua ciptaan. Meskipun demikian, sebagai
manusia sering kali kita melakukan ketidakadilan terhadap sesama manusia dan ciptaan yang lainnya.
Ketidakadilan itu nampak ketika kita mengabaikan hak orang lain atau dengan kata lain, menunjukkan
keberpihakkan kepada hal yang salah. Ketidakadilan juga terlihat ketika kita semena-mena kepada yang lemah,
miskin, tak berdaya, hanya karena kita memiliki jabatan dan lain sebagainya. Sebagai orang-orang percaya, kita
harus memahami bahwa Allah Sang Maha adil menghendaki keadilan terjadi bagi umat-Nya. Oleh sebab itu
jadilah pelaku-pelaku keadilan, serta terus memperjuangkan keadilan itu kepada sesama termasuk mereka yang
lemah. Karena dengan memperjuangkan keadilan, berarti kita telah bertindak sesuai dengan kehendak Allah.
Biarlah keadilan tidak hanya dikumandangkan saja, tetapi dapat diwujudnyatakan lewat sikap dan tindakan
sebagai orang-orang yang di pilih Allah untuk melayani. Misalnya dalam tanggungjawab sebagai para pengasuh,
kita memperlakukan dengan sama semua anak-anak asuh tanpa memandang status sosial, hubungan keluarga,
kedekatan dan lain sebagainya. Teruslah perjuangkan keadilan kepada semua orang termasuk orang yang
lemah, sebab Allah yang kita percayai adalah Allah yang adil.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 29 Juli 2023

Nas Bacaan : Ulangan 6 : 4 - 9


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada
Anak

Pokok - Pokok Renungan


1. Hal terpenting yang menjadi perioritas utama bagi pasangan suami istri setelah menikah yaitu memiliki anak
(keturunan). Sebab satu keluarga dapat dikatakan lengkap bila di dalamnya ada ayah, ibu dan juga anak.
Meskipun telah memiliki anak, namun tidak semua orang tua memahami dengan benar cara memperlakukan
anak tersebut. Dikatakan demikian karena ada sebagian besar anak yang diperlakukan dengan tidak semestinya.
Oleh sebab itu tema mingguan: hidup bersama yang ramah dan peduli kepada anak, harus menjadi perhatian
kita bersama. Karena semua anak berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan tidak semena-mena, dari orang
yang berada di sekitarnya. Untuk itu kita akan memahaminya lewat bacaan Alkitab, Ulangan 6:4-9.

2. Kitab Ulangan adalah salah satu kitab dari lima kitab Torah dalam perjanjian lama. Kitab ini disajikan sebagai
perkataan-perkataan terakhir Musa kepada generasi Israel yang siap memasuki tanah yang dijanjikan. Kitab
Ulangan terdiri dari beberapa bagian antara lain pendahuluan dan pidato-pidato Musa. Bacaan kita merupakan
bagian dari pidato Musa yang ke dua. Isi pidato ini memuat pengajaran yang berbicara tentang kasihilah Allah
dan taatilah hukum-hukum-Nya. Hal ini sejalan dengan perikop pada bacaan kita yakni kasih kepada Allah
adalah perintah yang utama. Bagian ini berbicara tentang hukum khusus yaitu larangan untuk beribadat kepada
illah lain selain Allah. Ini adalah bentuk ketaatan mutlak yang harus ditaati oleh semua bangsa Israel. Kasihilah
Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan (ay. 5), merupakan Kasih yang menggambarkan
ketaatan dan perasaan Israel terhadap Allah yang menyudahi belenggu perbudakkan mereka di Mesir. Artinya
tindakan yang harus dilakukan orang Israel selanjutnya ialah mengasihi Allah dan taat seutuhnya kepada
perintah-perintah-Nya. Ayat 7-9 menekankan bagaimana seharusnya sikap Israel terhadap perintah Allah. Israel
harus selalu mengingat perintah-perintah itu di setiap saat dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya
ialah ketaatan atas perintah Allah tidak hanya diperuntukkan bagi diri sendiri, melainkan juga diwariskan atau
diajarkan kepada semua orang termasuk keturunannya.

3. Meskipun tidak semua orang tua bertindak tidak semena-mena terhadap anaknya, akan tetapi tindakan keliru
memperlakukan anak sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. hal ini akan sangat nampak ketika anak
melakukan kesalahan. Ada orang tua yang dengan sabar menuntun dan membina anaknya, tetapi ada juga
orang tua yang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan yang tidak mendidik. Misalnya dengan
melakukan kekerasan secara fisik (memukul, mencubit, menampar dll) dan non fisik (mengeluarkan kata-kata
kotor). Berdasarkan fakta hidup seperti ini maka kebenaran firman Tuhan mengajarkan kita baik sebagai orang
tua maupun persekutuan para pengasuh untuk memperlakukan anak dengan semestinya. Bukti kita mengasihi
Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan harus diwujudnyatakan dalam sikap dan perbuatan yang juga
penuh kasih kepada anak-anak. Caranya ialah dengan penuh kasih mengajarkan berulang-ulang tentang
ketaatan kepada perintah Allah. Memperlakukan mereka sebagaimana tema mingguan kita, hidup bersama yang
ramah dan peduli kepada anak. Biarlah kita menjadi orang tua dan para pengasuh yang dimampukan untuk
melakukan tanggungjawab dalam hidup bersama yang mencerminkan kasih Allah. Ingatlah anak adalah
anugerah dari Allah yang masih membutuhkan kita agar dapat diayomi, dididik, dibina, diajarkan dan lain
sebagainya. Jadi perlakukanlah mereka sesuai kebenaran firman Tuhan, supaya mereka bertumbuh dalam
ketaatan dan kasih kepada Allah.
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin, 03 Juli 2023

Nas Bacaan : Kolose 3 : 14 - 15


Tema Bulanan : Bangunlah hidup Bersama yang baik dan berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama sebagai tubuh Kristus

Pokok Renungan
- Saat kita berada dihari inipasti kita akan tersentak dalam kekaguman yang luar biasa sebab perjalanan kita di
tahun ini telah tiba di minggu pertama bulan juli. Semua ini dialami semata – mata hanya karena kebaikan
TUHAN dan untuk itu kita bersyukur, bukan saja karena dianugerahkan kesempatan menikmati hari ini tetapi
lebih dari pada itu kita diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan ini dengan semua orang yang ada
disekitar kita. Dan untuk menuntun kita menjalani kehidupan dibulan ini kita dituntun dengan tema bulanan
”Bangunlah hidup bersama yang baik dan berkualitas ” dan tema mingguan kita ”hidup bersama sebagai tubuh
KRISTUS”.
- Pada prinsipnya tidak ada satupun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa orang lain. hal ini terjadi karena
pada setiap kita memiliki kelemahan dan karena itu kita memerlukan orang lain untuk saling melengkapi agar
tercipta kebersamaan yang indah tetapi ini semua harus dibangun dengan usaha yang serius dan itu harus
dimulai dan didasari dalam kasih. Sebab tanpa Kasih kehidupan yang dibangun bersama akan bersifat
sementara akang manis kalau ada mau sesuatu, tetapi kalau apa yang katong mau itu tidak dapat maka hidup
bersama itu akang hambar.
- Paulus mengingatkan Orang di Kolose supaya membangun hidup bersama dengan mempergunakan kasih
sebagai kekuatan yang mempersatukan dan menyempurnakan karena tidak sedikit terjadi keretakan bahkan
kehancuran dalam membangun hidup bersama sebagai tubuh Kristus karena masing-masing menganggap diri
lebih penting lebih hebat dibandingkan orang lain. hidup bersama akan menjadi indah bukan karena orang –
orang yang membangun hidup itu memiliki dunia ini tetapi hidup bersama akan menjadi indah sebagai tubuh
kristus hanya karena kita membangunnya dalam dalam kasih , karena ikatan yang kuat dengan tali Kasih bukan
saja menciptakan satu kesatuan tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan ada damai sejahtera.
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin 17 Juli 2023

Nas Bacaan : Yesaya 1 : 21 - 27


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkan Keadilan Bagi yang Lemah

Pokok Renungan
- Kalau kita ditanyakan tentang memilih hidup diperlakukan secara adil atau tidak maka tidak ada seorang pun
yang memilih untuk hidup diperlakukan secara tidak adil. Entah itu perlakuan tidak adil yang dilakukan dan
dialami ditengah keluarga tapi juga orang-orang yang ada disekitar. Minggu ini kita dituntun dengan tema ”
perjuangkan keadilan bagi nyang lemah” tema ini menjadi penting bagi Gereja dan umat TUHAN karena untuk
memperoleh perlakuan yang adil sudah sangat sulit apalagi bagi mereka yang lemah. Mereka ini sering
dijadikan sebagai objek dari ketidak adilan pada sisi yang lain kita tahu bahkan mengakui bahwa berlaku adil
bagi semua orang adalah kewajiban kita dan semua orang berhak menikmati perlakuan yang berkeadilan sebab
buah dari memperjuangkan dan berlaku adil itu mendatangkan berkat ketentraman, kesejahteraan ditengah –
tengah kehidupan.
- Bagian bacaan ini merupakan nubuatan Yesaya tentang penghakiman dan pemulihan ALLAH, penghakiman
ALLAH atas Yehuda ini disebabkan atas praktek ketidak setiaan kepada ALLAH tapi juga praktek ketidak adilan
yang dilakukan oleh para pemimpin (23) memperjuangkan keadilan adalah tugaqs kita sebagai orang-orang
yang juga pernah mengalami keadilan ALLAH lewat jawaban ALLAH atas pergumulan tapi juga penyertaan
ALLAH disepanjang perjuangan dan perjalanan kehidupan kita,ingat keadilan adalah sifat ALLAH oleh karena itu
seluruh karya kita harus bermuarah kepada hal memperjuangkan keadilan bagi yang lemah ditengah-tengah
dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik, usahakanlah
keadilan.

Anda mungkin juga menyukai