Anda di halaman 1dari 165

RENUNGAN PADUAN SUARA

Senin, 03 Juli 2023

Nas Bacaan : Kolose 3:14-15


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Tema Bulanan: “Bangunlah hidup bersama yang baik dan berkualitas” serta
Tema Mingguan dengan tema: “Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus”,
merupakan tema-tema yang saling berkaitan, karena ketika kita membangun
hidup bersama yang baik dan berkualitas dalam keluarga, gereja dan
masyarakat berarti itu artinya kita juga mempraktekkan firman hidup sebagai
tubuh Kristus. Dalam membangun hidup bersama diperlukan adanya kasih,
komitmen, saling menghargai dan menghormati, kita harus sadari itu terlebih
dahulu yang tentu saja yang paling utama tetap mendasari Kristus adalah
kepala dalam keluarga, gereja, dan masyarakat, sehingga dalam
membangun hidup bersama tetap meneladani kasih Kristus. Bangunlah hidup
bersama yang baik dan berkualitas di tengah keluarga, gereja dan
masyarakat sehingga selalu tercipta suasana yang damai dan sejahtera bagi
sesama manusia

2. Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada jemaat Kolose menekankan bahwa


kasih menjadi pengikat yang penting. Ia menyatakan, “Dan di atas semuanya
itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan” (ay. 14). Paulus memahami dan meyakini bahwa kasih
memiliki daya kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, sebagai manusia
baru dalam Kristus, jemaat Kolose dimotivasi agar kasih menjadi dasar
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Paulus sadar benar
bahwa tidak mudah untuk bisa berbelas kasihan, murah hati, rendah hati,
lemah lembut dan sabar; dibutuhkan kasih yang tulus dan murni dari Kristus.
Jika semua dapat saling mengasihi, maka segala tantangan yang datang
akan dapat diatasi dengan baik.

3. Ada tiga Jenis Kasih yang mempersatukan, yang harus kita lakukan agar
kesatuan, kerukuanan itu terjadi, yaitu: Pertama, Hidup yang Rendah Hati.
Ketika seseorang mau mengampuni itu menunjukkan kerendahan hati,

1
dimana ia mau menerima kekurangan oang lain. Kerendahan hati berarti juga
kita mau mengalah, sehingga terjadi kerukunan. Perbedaan pendapat,
kesalahan tidak dapat dihindari pada saat kita berinteraksi dalam pergaulan,
namun hal yang lebih jauh, yaitu perkelahian dapat kita hindari ketika kita
mau merendahkan diri, mau memaafkan, mau mengampuni orang yang
bersalah pada kita. Kemampuan kita merendahkan diri, dan mengampuni
orang lain tergantung dari sejauh mana kita menyadari anugerah, kasih
pengampunan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus pada kita. Kedua,
Hidup Yang Sabar meliputi Kelemah lembutan dan kesabaran. Kedua gaya
hidup ini sangat berperan dalam menghidari terjadinya perkelahian atau
perpecahan dalam satu komunitas atau gereja. Sabar dalam mendengar
orang berbicara, dan sabar dalam memberi jawaban; sabar dalam mengambil
keputusan; kemudian lemah-lembut dalam bertanya atau memberi jawaban,
adalah salah satu senjata dalam menciptakan dan mempertahankan
kesatuan atau kerukunan. Memotong orang yang sedang berbicara, apalagi
yang emosi, dan menjawab atau bertanya dengan nada yang keras dan
tajam akan menyulut terjadinya perkelahian yang berakhir pada perpecahan.
Ketiga, Hidup Yang Mau Berbagi. Salah satu Kunci yang sangat jitu
menghadirkan kesatuan atau kerukuan adalah kalau terjadi saling berbagi,
saling tolong menolong diantara anggota keluarga, gereja dan masyarakat.
Ketika seseorang mengalami kesulitan, dan ia mendapat pertolongan, adalah
sangat menyejukkan. Hal inilah yang diinginkan Allah, seperti Firman Tuhan
dalam Gal. 6: 2: Bertolong tolonganlah kamu menanggung bebanmu,
demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. Pertolongan yang diterima oleh
orang yang membutuhkan adalah seperti kesejukan embun gunung Hermon,
yang dirasakan gunung gunung lainnya yang tandus di Sion. Gunung
Hermon mau berbagi kesejukannya kepada gunung yang lain.

2
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 10 Juli 2023

Nas Bacaan : Kejadian 6:9-22


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Tema mingguan “Upayakanlah kesejahteraan bersama”. Kesejahteraan
bersama dapat terwujud bila diantara kita ada upaya untuk
mewujudkannya. Sejahtera dapat terwujud salah satunya adalah dengan
membangun kedekatan dengan Allah dan sesama itu pun dapat terjadi
jika kita mau meruntuhkan tembok pemisah dan menjadi agen yang
menjembatani terwujudnya perdamaian. Sebab jarak yang terjadi karena
dosa, telah dihancurkan oleh darah Kristus, dengan demikian, maka jarak
antara kita dengan sesama orang tebusan tidak boleh lagi ada. Kita
semua harus siap sedia, dimanapun dan apapun keberadaan kita untuk
dapat menjalin hubungan yang baik. Caranya adalah dengan saling
peduli, mengasihi, menghargai, melayani, mendoakan, membangun,
menerima kelebihan bahkan kekurangan satu dengan yang lainnya serta
mau saling mengampuni, sebab itulah teladan yang sudah Tuhan Yesus
berikan dalam kehidupan kita yang harus kita lakukan.

2. Teks Kejadian 6:9-22 menunjukkan mereka yang menjalani hidup penuh


kejahatan dan kekerasan pasti menerima kebinasaan. Allah kita adalah
Allah yang penuh kasih karunia namun Ia juga Allah yang adil. Di dalam
keadilan-Nya, Ia menghukum. Dan setiap orang yang mengabaikan kasih
karunia Tuhan, hidupnya akan binasa. Nuh menjalani hidup yang tidak
bercela, beriman dan bergaul akrab dengan Tuhan. Itulah yang
menyelamatkan kehidupan keluarganya dari bahaya. Hidup Nuh menjadi
model hidup yang benar di tengah zaman yang rusak. Hasilnya adalah ia
menjadi berkat bagi manusia dan ciptaan yang lain. Allah dalam setiap
keputusan-Nya, memiliki rencana untuk menyelamatkan. Saat melihat
kehidupan yang sudah rusak, Allah mencari jalan keluar lewat hidup Nuh.
Allah melibatkan manusia dalam rangka menjalankan penyelamatan.

3
Terlepas dari Nuh orang yang benar tapi ia juga pernah jatuh dalam dosa.
Pada setiap zaman Allah selalu memanggil manusia untuk mewujudkan
rencana dan kehendak Allah.

3. Ketaatan berbicara tentang harga yang harus dibayar, sesuatu yang harus
dikorbankan, penyangkalan diri, dan inilah yang biasanya dihindari orang,
karena kebanyakan orang maunya mengikuti keinginannya sendiri, hidup
sesuka hatinya, tidak mau diatur, dan biasanya dilakukan karena
keterpaksaan karena takut akan disanksi/ dihukum. Ketaatan adalah hal
yang mutlak, karena ketaatan merupakan tanda kita mengasihi Tuhan
dengan segenap hati kita. Tuhan Yesus sendiri memberikan contoh
kepada kita semua. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia taat sampai
matidi kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita semua, itu karena Tuhan
Yesus mengasihi kehidupan kita. Dalam hal ini ketaatan kepada Tuhan
seperti yang dilakukan Nuh itu juga bisa merupakan jalan terwujudnya
kesejahteraan bersama dengan sesama. Hubungan yang intim dan karib
dengan Tuhan membuat Ia disenangkan, kalau hubungan Tuhan dengan
kita terjalin baik bahkan dengan sangat baik maka hubungan kita dengan
sesama pun akan baik. Tetapi sebaliknya jika hubungan kita dengan
Tuhan tidak baik, maka akan terjadi hal yang demikian antara kita dengan
sesama kita. Mari upayakan kesejahteraan bersama itu dengan
memulainya dari diri sendiri yaitu hidup penuh dengan ketaatan dan
membangun hubungan dengan Tuhan setiap hari, bangunlah mezbah doa
dalam kehidupanmu dan keluargamu terlebih dahulu, berkomunikasilah
dengan Dia setiap hari bukan hanya saat tertentu saja baru kita ingat
berdoa dan baca alkitab tetapi setiap hari maka dengan begitu kita akan
selalu dengan rendah hati mengupayakan kesejahteraan bersama karena
itu juga merupakan wujud kasih kita kepada Tuhan.

4
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 17 Juli 2023

Nas Bacaan : Yesaya 1:21-27


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Tema Mingguan “Perjuangkanlah keadilan bagi yang lemah”.
Menyuarakan kebenaran, dan mengendalikan kesewenangan otoritas dan
pemegang kebijakan perlu dilakukan agar keadilan diterima dan dinikmati
siapapun tanpa terkecuali. Oleh karena di mata Tuhan,yang pandai, atau
kurang, kaya atau miskin, kaum papa dan para janda-janda memiliki hak
yang sama. Sebagai bagian intelektual dengan Kasih dan Iman Kristen
perlu mengambil peran dalam rancangan, implementasi dan
mengadvokasi terwujudnya keadilan. Hal ini sebagai tindakan realistik
bagi pemimpin yang diberkati Tuhan, dengan menolong yang tertindas,
berjuang bagi kaum lemah dan mengupayakan kehidupan yang lebih baik.
Jika hal ini tidak dilakukan oleh mereka yang berdiri di posisi tinggi artinya
tidak melaksanakan tuntunan hukum Taurat. Keadilan menjadi semu
tanpa bermakna bagi para anggota yang dipimpinnya.

2. Teks Yesaya 1:21-27 menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada


umat Tuhan diungkap secara gamblang oleh Yesaya. Dulunya mereka
adalah pelaku keadilan dan kebenaran . Kini, mereka menerima suap
serta mengabaikan hak anak-anak yatim dan para janda. Ketidakadilan
dan ketidakbenaran itulah yang menguasai kehidupan mereka sekarang.
Yesaya menggambarkan perubahan itu dengan kalimat: dulu setia
sekarang seperti seorang pelacur, dulu berharga seperti perak yang
murni, namun kini perak itu tidak murni lagi karena bercampur air dan
logam. Perak campuran tidak dapat disebut lagi sebagai logam mulia
karena tidak berharga lagi. Perubahan yang salah arah itulah yang ingin
diperbaiki oleh Tuhan. Perubahan yang Dia lakukan dimulai dari para

5
pemimpinnya. Mereka akan diproses sehingga akan menjadi pemimpin
yang baik dan setia kepada Tuhan, seperti para hakim yang adil di zaman
dahulu. Proses perbaikan itu memang tidak mudah dan menyakitkan,
seperti memurnikan kembali perak dan membersihkannya dari unsur-
unsur yang mengotorinya. Jika pemurnian itu telah selesai, maka perak
dapat dibentuk menjadi benda berharga dan berfungsi dalam kehidupan

3. Tuhan mempunyai perhatian khusus terhadap orang yang lemah dan tidak
berdaya, dan Ia memberkati orang yang menunjukkan kasih setia kepada
yang membutuhkan. Kita bisa menunjukkannya dengan kemurahan hati
seperti memperhatikan orang yang lemah atau sedang menderita, baik
dalam pikiran, tubuh, maupun harta benda. Kita harus memperhatikan
penderitaan mereka, dan berusaha mengetahui keadaan mereka. Ikut
merasakan apa yang mereka rasakan, dan bermurah hati dalam menilai
atau tidak dengan mudah menghakimi mereka. Orang yang
memperhatikan orang lemah, akan diperhatikan oleh Tuhan, selain itu
juga disebut berbahagia (diberkati) di bumi. Tindakan yang seperti ini
memiliki janji untuk hidup yang sekarang maupun hidup yang akan
datang. Menolong orang-orang lemah adalah cara yang paling pasti untuk
menjadi orang yang dikenan oleh Tuhan. Sebagai orang yang juga
mendapat kasih karunia Tuhan maka kita harus selalu bertindak adil
terhadap semua orang terkhusus orang yang lemah dan tertindas. Jangan
takut menyuarakan kebenaran jika kita melihat ketidakadilan itu di depan
kita, karena itu juga sangat berarti bagi orang-orang yang mendapatkan
ketidakadilan.

Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan


yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah
perbuatan-perbuatan itu.
Efesus 5:11

6
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 24 Juli 2023

Nas Bacaan : Keluaran 2:1-10


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama yang Ramah dan Peduli kepada Anak

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Tema Mingguan “Hidup bersama yang ramah dan peduli kepada anak”. Ada
kalimat bijak mengatakan “Mencintai anak tidak cukup, yang terpenting
anak sadar bahwa mereka dicintai oleh orang tuanya.” Hal ini memberi
pengertian bahwa orang tua wajib mencintai anak-anaknya, tetapi mencintai
saja tidak cukup karena belum tentu anak-anak merasa dicintai. Oleh sebab
itu orang tua harus memastikan bahwa cinta kasih yang mereka berikan
kepada anak-anak, betul-betul dirasakan oleh mereka. Mereka harus sadar
bahwa mereka dicintai oleh orang tuanya. Kalau ini terjadi, maka akan
terjalin komunikasi yang baik, bahkan anak-anak pasti dapat menghormati
dan mencintai orang tua mereka.

2. Kelahiran seorang anak adalah peristiwa bahagia yang dinanti-nantikan


setiap keluarga Ibrani. Itulah yang dialami Amran dan Yokhebet dalam teks
Keluaran 2:1-10. Pasangan suami-istri dari keturunan suku Lewi ini telah
dikarunia Tuhan sepasang putra dan putri masing-masing bernama Harun
dan Miryam. Kini, sang ibu mengandung lagi dan menanti kelahiran anak
ketiga. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kabar bahwa raja Mesir
mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki orang Ibrani.
“Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam
sungai Nil, tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.” Demikian bunyi
perintah Firaun. Perintah ini sangat bertentangan dengan iman orang Ibrani.
Iman orang Ibrani mengajarkan bahwa anak laki-laki adalah milik pusaka
Tuhan. Mereka adalah pewaris tanah perjanjian yang telah dijanjikan
kepada Abraham, Ishak dan Yakub, leluhur Amran dan Yokhebet. Yokhebet

7
melahirkan seorang bayi laki-laki. Wajah bayi laki-laki mungil itu amat
rupawan. Rasa bahagia bercampur sedih memenuhi hati suami-istri ini.
Rumah mereka tak lagi aman. Sewaktu-waktu tentara Firaun akan
merenggut anak mereka dan membunuhnya. Yokhebet dan suaminya
secara diam-diam menyembunyikan bayinya sampai pada batas usia yang
dirasa tidak bisa lagi disembunyikan. Bayi laki-laki itu lalu dimasukan dalam
sebuah peti dan dilepas mengapung di sungai Nil dalam pengawasan sang
kakak perempuan, Miryam. Akhirnya bayi itu terselamatkan oleh putri Firaun
yang kala itu hendak mandi di sungai.

3. Sebagai keluarga kita perlu memperhatikan kualitas komunikasi dalam


keluarga yang semakin kurang dilakukan akibat smart phone atau hand
phone. Orang yang jauh jadi dekat dan yang dekat jadi jauh karena
kesibukan masing-masing di facebook, twitter, whatsapp dan lain-lain. Oleh
sebab itu orang tua perlu meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan
anak-anak. Demikian juga anak-anak perlu membangun komunikasi dengan
orang tua. Jika komunikasi terjalin maka dalam keluarga akan tercipta
suasana keakraban yang saling mengasihi dan menghormati. Orang tua
mencintai anak-anaknya dan anak merasakan cinta kasih orang tua melalui
komunikasi yang terbangun dengan baik. Selain itu sebagai orang tua kita
juga perlu menyadari bahwa anak adalah anugerah dan miliknya Tuhan
oleh sebab itu kita juga harus perlakukan anak dengan baik seperti
misalnya menghindari kata-kata kasar yang dapat merusak mental anak
dan tindakan kekerasan non verbal seperti memukul, menampar,
menendang itu pun harus kita hindari supaya anak tersebut punya mental
yang sehat. Mendidik tidak harus dengan kekerasan dan tegas bukan
berarti harus memakai kekerasan justru kita sebagai orang tua harus bisa
lebih bersikap bijaksana dan menumbuhkan rasa percaya diri anak kepada
kita, dengan bisa menempatkan diri dengan mereka kapan waktunya kita
sebagai teman untuk mereka, kapan waktunya kita sebagai orang tua.
Dengan begitu anak dapat merasa aman dan terlindungi dan semakin
mengasihi keluarganya.

8
RENUNGAN AKHIR BULAN
Senin, 31 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Petrus 1:22-25


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama dalam Kasih

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Tema Mingguan “Rawatlah hidup bersama dalam kasih” Tanpa tindakan
nyata, segala pembicaraan tentang kasih menjadi omong kosong belaka.
Namun, tindakan yang didasari oleh alasan-alasan yang keliru juga sama
buruknya. Rasul Paulus menulis dalam 1 Korintus 13:3, “Sekalipun aku
membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku”. Sangat mungkin orang
berbuat baik tanpa didasari kasih. Kasih lebih dari sekadar tindakan, lebih
dari sekadar keinginan-keinginan berbuat baik yang hanya bertahan
sebentar. Kasih harus timbul dari dalam hati. Kasih sejati hanya bisa
timbul ketika menyadari betapa Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita.
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak
sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. Karenanya, sebagai orang
percaya harusnya menjadi kasih bagi orang lain dan hidup saling
mengasihi. Dengan begitu kita dapat selalu merawat hidup bersama.

2. Surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat yang tersebar di Pontus, Galatia,


Kapadokia, Asia Kecil, dan Bitinia. Petrus menyebut sidang pembacanya
“pendatang perantauan”. Pendatang artinya adalah orang asing dalam
masyarakat tempat tinggalnya, tanpa hak-hak dan perlindungannya.
Perantauan aslinya berarti orang yang hidup tersebar di luar negerinya

9
sendiri. Ungkapan pendatang perantauan bisa diartikan sebagai kiasan:
orang percaya di dunia ini adalah pendatang, karena tanah air mereka
ada di surga. Namun 1 Petrus 1:1 juga memberi kesan kuat bahwa sidang
pembaca adalah jemaat yang tersebar di pedalaman kota-kota tersebut
dan oleh masyarakat diperlakukan sebagai “orang asing”, tanpa hak apa
pun. Mereka baru saja menjadi orang percaya dan mereka jelas bekas
kafir dan hidup dalam lingkungan kafir. Dalam masyarakat, mereka
tergolong kelas rendah. Pesan Petrus memang bersifat internal,
diperuntukkan bagi orang percaya, tetapi bukan berarti ia mengajarkan
sebuah eksklusivisme. Petrus hendak mendidik jemaat agar walau pun
menderita, mereka mesti membangun solidaritas dan bela rasa di antara
mereka, saling mengasihi sebagai saudara bahkan dengan standar kasih
Tuhan. Dalam lingkup internal inilah orang percayas berlatih bagaimana
berbela rasa, bersolider, mengasihi, sehingga pada akhirnya mereka akan
mampu untuk mengasihi orang lain bahkan musuh sekali pun.

3. Hidup dalam kasih persaudaraan itulah yang dikehendaki Kristus di antara


anak-anak manusia sehingga ada sukacita di dunia dan nama Tuhan
dimuliakan di surga. Dan memang itulah tujuan kedatangan Kristus di
dunia. Dan Ia sendiri memberi teladan bagaimana mengasihi, berbela
rasa, dan menyelamatkan manusia dari penderitaannya. Dengan
demikian, sudah sepatutnya orang Kristen hidup dalam persaudaraan
dengan semua orang dengan penuh kasih walaupun mungkin sedang
menderita. Petrus mengatakan: hendaklah kamu mengasihi saudara-
saudara, penyayang dan rendah hati, dan janganlah membalas kejahatan
dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya,
hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu
untuk menjadi berkat . kasih kita harus menjangkau semua orang.
Pertama-tama merangkul orang-orang dekat, saudara, sahabat, teman,
sesama orang beriman, lalu orang lain atau orang asing, bahkan musuh
sekali pun. Dewasa ini, media sosial memberi kemudahan untuk
berkomunikasi dengan orang di mana pun. Bersamaan dengan itu,
kadang-kadang kita lebih akrab dengan orang-orang yang bahkan
mungkin belum pernah kita temui. Kita mudah memberi perhatian pada
orang-orang asing itu melalui komentar-komentar di media sosial digital,
mengapresiasi keberhasilan mereka, dan bahkan rela menolong kesulitan
mereka, itu baik, Namun menjadi masalah, apabila orang-orang seisi
rumah, sanak saudara, sabahat dan rekan kerja, orang-orang se-lembaga,

10
yang sebenarnya banyak membantu kita, bahkan menjadi “tulang
punggung” kehidupan dan keberhasilan kita, tetapi kita abaikan, tak
pernah kita beri perhatian apa lagi apresiasi. Petrus menegaskan, kasih
persaudaraan harus tulus ikhlas, sungguh-sungguh, dan dengan segenap
hati. Kasih yang tulus, jujur, dan sungguh-sungguh harus mampu
menjangkau pihak luar, justru karena terlatih kesungguhannya dari dalam,
dengan orang-orang dekat. Rawatlah hidup bersama dengan kasih
kepada semua orang dengan sungguh tanpa memandang perbedaan
terkhusus dengan orang terdekat kita.
PA LAKI-LAKI
Selasa, 04 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Korintus 10 : 14 – 17


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama sebagai Tubuh Kristus

PENGANTAR:
1. Tema hidup bersama sebagai tubuh Kristus mengandung amanat untuk
menjaga suatu keutuhan hidup secara bersama sebagai orang-orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus, meskipun terdapat kepelbagaian atau
perbedaan dalam persekutuan tersebut. Atas dasar itu, teks kitab 1
Korintus ini dirasa paling tepat untuk mengungkapkan tema di atas, yang
diharapkan berfaedah bagi kehidupan persekutuan orang-orang Kristen
saat ini.
2. Jemaat Korintus merupakan suatu persekutuan Kristen yang di dalamnya
terdiri atas berbagai suku bangsa dari berbagai belahan dunia.
Kemajemukan sangat kental terdapat dalam persekutuan kekristenan di
Korintus, mengingat kota Korintus merupakan kota pelabuhan terbesar
saat itu. Banyak orang dari berbagai suku bangsa yang berlayar dari Utara
ke Selatan, atau dari Barat ke Timur menjadikan pelabuhan di kota
Korintus sebagai pelabuhan transit. Otomatis kota Korintus dipenuhi oleh
orang-orang dari berbagai suku bangsa, sehingga kota ini menjadi kota
dengan tingkat kemajemukan atau keanekaragaman budaya, bahasa,
ideologi, bahkan paham agama yang cukup tinggi. Secara umum, surat-
surat yang ditulis oleh rasul Paulus lebih dominan mengungkapkan
pandangan dan pemikiran teologi Paulus untuk bagaimana warga jemaat
Korintus dapat hidup menjaga keutuhan hidup bersama sebagai satu
tubuh Kristus, meskipun anggota jemaat memiliki perbedaan pandangan,

11
dan lainnya. Terlihat bahwa pada teks 1 Korintus 10, khususnya ayat 14 –
17 rasul Paulus mengingatkan anggota jemaat Korintus tentang
bagaimana orang-orang Kristen menjadi satu melalui Perjamuan Kudus.
Roti yang satu dipecahkan dan dibagi-bagi kepada masing-masing orang
tanpa memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada. Artinya apa?
Artinya, orang-orang Kristen yang banyak dan berbeda sebenarnya
adalah satu tubuh, sehingga mendapat bagian dalam roti yang satu. Jadi,
karena orang-orang Kristen meskipun memiliki perbedaan dalam segala
hal merupakan satu tubuh Kristus, sehingga hidup bersama merupakan
suatu kewajiban, bukan pilihan. Wajib bagi orang-orang Kristen untuk
hidup bersama.

PERTANYAAN:
1. Apa makna nas alkitab “karena roti adalah satu, maka kita sekalipun
banyak adalah satu tubuh” dikaitkan dengan tema minggu “hidup
bersama sebagai tubuh Kristus” ?
2. Dalam pengamatan saudara, apakah dalam konteks hidup sekarang
ini yang penuh persaingan, orang-orang Kristen (laki-laki gereja) dapat
hidup bersama dalam perbedaan? Kalau dapat, bagaimana wujudnya?
Kalau tidak, apa yang menjadi alasannya?

12
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 11 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Timotius 2 : 1 - 7


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok-Pokok Renungan :
1. Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap umat manusia,
teristimewa umat beragama adalah bahwa tidak ada seorang pun di dunia
ini yang bisa menjalani hidup ini sendirian tanpa membutuhkan orang lain.
Artinya, kita bisa hidup dan menjalani hidup ini karena ada orang lain, begitu
pun sebaliknya, orang lain pun bisa hidup dan menjalani hidup ini karena
ada kita. Inilah yang dinamakan saling ketergantungan” antara satu dengan
lainnya. Atas dasar itu, tema “upayakanlah kesejahteraan bersama”
setidaknya harus dimengerti dalam paham hidup saling ketergantungan.
Kita tidak mungkin dapat mengalami kesejahteraan apabila kita sendiri tidak
mengupayakan suatu kesejahteraan bersama yang lain. Rasul Paulus,
melalui surat yang ia tulis kepada rekan sekerjanya, Timotius,
mengingatkan tentang pentingnya menunjukkan perhatian untuk banyak
orang, bahkan semua orang, seperti tertera dalam perikop bacaan ini, 1
Timotius 2: 1 – 7. Ada beberapa wujud perhatian berdoa dan mengucap
syukur terhadap orang lain, antara lain: 1). mendoakan orang lain serta
mengucap syukur kepada Tuhan karena kehadiran orang lain di tengah
bahkan bersama kita. 2). Mendoakan para raja (pemimpin) dan semua
pembesar. Tujuan mendoakan para pemimpin dan pembesar adalah
supaya kita dapat hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan
kehormatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa ketenangan dan ketentraman
hidup, serta kebaikan dan kehormatan kita sebagai manusia tidak semata

13
merupakan upaya manusia, melainkan merupakan campur tangan Tuhan.
begitu juga sebaliknya, bahwa segala yang ingin kita capai dalam hidup,
seperti ketenangan, ketentraman, kebaikan, kehormatan, bahkan
keselamatan tidak akan Tuhan berikan jika kita sendiri tidak
mengupayakannya melalui sikap dan perbuatan kita terhadap orang lain,
meskipun itu dinyatakan lewat doa. Meskipun kita diperlakukan tidak baik
oleh orang lain, atau pemimpin kita, namun kesejahteraan mereka juga
harus tetap menjadi panggilan kita, sebab kesejahteraan mereka juga akan
menjadi kesejahteraan kita. Hal ini sejalan dengan Yeremia 29: 7,
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah
untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah
kesejahteraanmu”. Sebagai seorang laki-laki, Timotius harus
memperhatikan panggilan untuk mengupayakan kesejahteraan bersama ini.
2. Laki-laki gereja saat ini harus menerjemahkan Firman Tuhan ini mulai dari
keluarga, kemudian jemaat, dan masyarakat. Sebagai suami/ayah
mengupayakan kesejahteraan bersama harus mulai dari keluarga, yakni
dari berdoa untuk keluarga dan berdoa bersama keluarga. Kemudian
bekerja untuk kesejahteraan keluarga, dalam arti apa yang dikerjakan
suami/ayah semua hasilnya untuk keluarga, bukan untuk kenikmatan diri
sendiri atau kebahagiaan sendiri. begitu selanjutnya untuk jemaat dan
masyarakat. Rasul Paulus bilang di ayat 3 tadi, itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita.

14
DISKUSI LAKI-LAKI
Selasa, 18 Juli 2023

Nas Bacaan : Yeremia 22 : 15 - 16


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan bagi yang Lemah.

Studi Kasus:
Di bawah ini ada beberapa kasus kriminal yang mengusik rasa
keadilan publik, dikutip dari informasi merdeka.com, 22 Januari 2020 (diakses
dari, https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-kasus-kriminal-yang-mengusik-
rasa-keadilan-publik.html).
Indonesia dikenal sebagai negara hukum, dalam artian setiap tindak
kejahatan harus dihukum sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Namun, ada beberapa kasus hukum di Indonesia yang mengusik rasa
keadilan publik. Contohnya, Kasus pelajar yang membunuh pelaku begal untuk
menyelamatkan sang kekasih terancam hukuman seumur hidup. Pelaku
merupakan seorang siswa SMA berinisial ZA (16), menusuk pelaku begal yang
menghadangnya di pinggiran kebun tebu hingga meninggal dunia di lokasi
kejadian. ZA mengambil pisau dari jok sepeda motor dan langsung
menusukkan ke dada Misnan (35), salah satu pelaku hingga meninggal dunia.
Pisau tersebut memang sengaja dibawa di dalam jok untuk kepentingan praktik
di sekolahnya. Atas kasus tersebut ZA ditetapkan sebagai tersangka. ZA pun
sudah menjalankan persidangan, dalam sidang dakwaan dibacakan Jaksa
Penuntut Umum (JPU), ZA dikenakan dengan pasal 340 KUHP, 338 KUHP,
351 KUHP (3) dan UU darurat pasal 2 (1) dengan ancaman hukuman penjara
seumur hidup. Dakwaan itu dibacakan JPU dalam sidang digelar tertutup di
Pengadilan Negeri Kepanjen pada Selasa (14/1).

15
Selain itu ada juga kasus-kasus serupa, antara lain: 1). seorang nenek
yang mencuri Tiga Buah Kakao, dihukum satu bulan penjara. 2). Basar Suyanto
dan Kholil, warga Kediri, Jawa Timur, meringkuk di kursi terdakwa dengan
tuduhan mencuri buah semangka. Basar dan Kholil akhirnya divonis hukuman
percobaan selama 15 hari pada tahun 2009. 3). Manisih, Sri Suratmi, Juwono,
dan Rusnono kasus pencurian biji kapuk masing-masing hukuman penjara
selama 24 hari. 4). Nenek Asyani tahun 2015, asal Situbondo, Jawa Timur
divonis bersalah bersalah karena terbukti mencuri dua batang pohon jati milik
perhutani untuk dibuat tempat tidur. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara
dengan masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda Rp500 juta subsider 1 hari
hukuman percobaan.
Kasus-kasus di atas seolah menjadi cermin betapa penegakan hukum
di Tanah Air masih tebang pilih. Ketika koruptor yang merampok uang rakyat
masih bebas berkeliaran, mereka yang lemah secara ekonomi dan status sosial
begitu mudahnya diseret ke meja hijau bahkan dipenjara.

Penjelasan Teks
Teks Alkitab ini menceritakan tentang raja Yoyakim yang ditegur oleh
Tuhan karena melakukan ketidakadilan dalam pemerintahannya. Yoyakim
hanya mencari keuntungan sendiri dengan cara melakukan pemerasan. Tidak
hanya itu, selain Yoyakim melakukan tindakan pemerasan, bahkan tidak segan-
segan menumpahkan darah orang lain. Atas dasar itu, Tuhan mengecam raja
Yoyakim sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Yeremia (Yeremia 22:13-
19). Dalam nubuat ini, Yoyakim diingatkan tentang ayahnya, raja Yosia yang
memerintah dengan keadilan dan kebenaran (ay.15), bahkan mengadili perkara
orang sengsara dan orang miskin dengan adil (ay.16). Bagi Tuhan,
sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Yeremia, kalau mau mengenal
diriNYA (Tuhan), maka lakukan keadilan. Artinya, orang yang melakukan
keadilan adalah orang yang mengenal Tuhan. Meskipun kita rajin berdoa,
ibadah, baca Firman Tuhan, namun jika kita tidak melakukan keadilan, maka
kita sebenarnya belum mengenal Tuhan.

Pertanyaan Diskusi
1. Apa komentar anda tentang penanganan kasus-kasus yang dialami oleh
orang miskin dan susah, serta orang kaya atau yang punya pangkat dan
jabatan?
2. Bagaimana anda melihat penanganan kasus-kasus tersebut dalam
kaitannya dengan Firman Tuhan tadi?

16
3. Apakah anda telah memperlakukan keadilan, sehingga dapat menjadi
contoh dalam keluarga atau orang-orang di sekitar anda? Jelaskan!

MEDITASI LAKI-LAKI
Selasa, 25 Juli 2023

Nas Bacaan : Efesus 6 : 1 - 4


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama yang Ramah dan Peduli Kepada Anak

Langkah - Langkah Meditasi:


1. Ibadah meditasi ini diawali dengan:
- Doa Pembuka Ibadah
- Nyanyian Pembuka Ibadah : KJ No.26 : 1 “Mampirlah Dengar Doaku”

2. Pelayanan Firman
- Doa mohon Roh Kudus oleh pemimpin ibadah
- Pembacaan Alkitab oleh pemimpin ibadah,
- Pemimpin ibadah menyampaikan pesan teks:
Umumnya orang menganggap bahwa laki-laki yang berwibawa adalah
laki-laki yang tegas, jarang senyum, apalagi tertawa. Laki-laki yang
tegas adalah laki-laki yang berwibawa. Lewat teks bacaan Alkitab tadi,
tampak bahwa ketegasan bukanlah tanda bahwa seseorang itu
berwibawa. Kewibawaan seorang laki-lak dalam suatu rumah tangga
tidak semata-mata bukan terletak pada sikap tegasnya. Dalam teks
bacaan Efesus 6:1-4, khususnya ayat 4 terlihat bahwa laki-laki (bapa-
bapa) yang berwibawa adalah laki-laki sikapnya tidak menimbulkan
amarah dalam hati anak-anak. Dalam hal ini, laki-laki yang berwibawa
adalah laki-laki yang mendidik, memberikan ajaran, dan yang selalu

17
menasihati anak-anak. Sikap ini merupakan wujud bagian dari karakter
ramah dan peduli yang ditunjukkan oleh laki-laki. Dalam sikap seperti
inilah wibawa seorang laki-laki itu akan nampak, dan sikap ini akan
menghasilkan hidup bersama yang rukun dan damai.

3. Meditasi
- Menyanyikan lagu : KJ No.457 : 1, 4 “Ya Tuhan Tiap Jam”.
- Peserta ibadah membacakan berulang-ulang pembacaan Alkitab
tersebut dalam hatinya, sambil menemukan bagian Firman Tuhan
yang dianggap menyentuh hati dan penuh makna bagi dirinya.
- Setiap peserta merenungkan bagian yang bermakna bagi dirinya dan
bertekad untuk mencerminkan hal tersebut dalam sikap hidup yang
berpadanan dengan kehendak Tuhan.
- Setiap peserta ibadah mengakhiri meditasinya dengan berdoa dalam
hati

4. Penutup
- Doa Syukur oleh pemimpin ibadah
- Nyanyian Pengutusan : KJ No. 427 : 1 “Ku Suka Menuturkan”
- Berkat

18
PA PEREMPUAN
Rabu, 05 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Yohanes 1 : 5 - 10


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

TELAAH TEKS:
1. Surat Yohanes yang pertama dialamatkan kepada jemaat Kristen yang
didirikan dalam iman dan kebenaran, namun menghadapi tantangan yang
serius dari para guru/nabi palsu yang muncul dan menyesatkan banyak
orang (.Mat.24:11). Siapakah guru-guru palsu itu? Mereka pernah berada di
dalam gereja tetapi menarik diri dari sana.(1Yoh.2:19). Walaupun mereka
telah meninggalkan gereja, mereka tetap berusaha untuk menyebarkan
ajaran mereka ke dalamnya dan membujuk anggota jemaat untuk beralih
dari iman yang sejati (1 Yoh.2:26). Para guru palsu ini mengajarkan bahwa
Yesus bukanlah Mesias. Sangatlah sulit bagi seorang Yahudi untuk percaya
kepada seorang Mesias yang disalibkan. Selain itu, pengaruh ajaran gnostic
(pengetahuan) juga paling berbahaya yang mengancam gereja pada saat
itu. Penganut Gnostik mengajarkan bahwa tubuh pada hakekatnya adalah
jahat, maka tidak menjadi penting bagi seseorang untuk merawat tubuhnya
dengan baik, sebaliknya tubuh digunakan untuk memuaskan hawa nafsu
tanpa batas.(berzinah). Ajaran-ajaran tersebut, sangat berpotensi terhadap
perpecahan dalam Jemaat.
2. Dalam realitas tersebut, Yohanes menyampaikan ajaran yang benar untuk
memelihara iman dan persekutuan jemaat sebagai Tubuh Kristus (Band. 1
Kor.12:1-31). Yohanes dengan tegas mengatakan apa yang kami
sampaikan kepadamu adalah sebuah kebenaran yang kami dengar dari

19
Yesus Kristus bahwa Allah adalah terang dan didalam Dia tidak ada
kegelapan (ay.5). Di sini, Yohanes menghubungkan terang dengan sifat
Allah, yakni kebaikan, keutuhan, kebijaksanaan, dll. Maka mereka yang
hidup dalam persekutuan dengan Allah adalah mereka yang dapat
membangun persekutuan hidup dengan sesama (ay.7a). Sedangkan
kegelapan menunjuk kepada perbuatan yang jahat, seperti: kebejatan
moral, perzinahan, penghujatan terhadap Allah, menyesatkan orang
beriman. Dengan demikian, jemaat tidak boleh mengikuti ajaran yang
diajarkan oleh guru-guru palsu maupun kelompok gnostic. Sebaliknya, umat
harus berpegang pada kebenaran bahwa Kristus adalah Mesias, Anak Allah
yang disalibkan untuk membebaskan kita dari dosa (ay.7b). Pernyataan ini
sekaligus membantah anggapan lawan-lawan Yohanes 1 bahwa mereka tidak
mempunyai dosa. Menurut Yohanes, mereka menipu diri sendiri dan
kebenaran tidak ada didalam mereka (ay.8). Kebenaran yang dimaksudkan
di sini ialah bahwa guru-guru palsu mengatakan bahwa mereka mengenal
Allah, ternyata sama sekali berlawanan dengan perkataan dan perbuatan
mereka (menyesatkan sesama, menghujat Allah, kebejatan moral., dan lain-
lain). Selanjutnya, Yohanes mendorong mereka untuk mengakui dosa-dosa
yang telah diperbuat kepada Allah, maka Allah akan mengampuni segala
dosa yang kita perbuat dengan adil dan setia (ay.9). Yohanes mengutuk
orang pendusta yang mengatakan bahwa ia mengenal Allah tapi tidak
melakukan perintah-perintah Allah; seseorang mengatakan bahwa ia
berada dalam persekutuan dengan Kristus, namun hidup dalam dosa
adalah pendusta karena tidak melakukan kebenaran Firman (ay.6,10).
3. Tema Minggu ini, “Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus”. Tema ini mau
menegaskan kepada perempuan GPM saat ini, bahwa kita telah
dipersatukan denga Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib. Dengan
demikian kita telah hidup didalam terang Kristus yang menuntun kita untuk
membangun persekutuan hidup dengan sesama melalui sikap saling
menolong, saling menghargai, saling mengasihi, saling melayani, dan
sebagainya.

Pertanyaan PA:
1. Apa pesan perikop 1 Yohanes 1 : 5 - 10 bagi perempuan gereja masa kini
2. Apa pendapat saudara tentang makna hidup bersama sebagai Tubuh
Kristus (tema mingguan)

20
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 12 Juli 2023

Nas Bacaan : Amos 8 : 4 - 8


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Setiap kita pasti mendambakan hidup yang sejahtera. Secara umun,
pengertian sejahtera menunjuk pada suatu keadaan yang baik; sehat,
aman, damai, makmur dan selamat (bebas dari segala bentuk gangguan).
Dengan kata lain, sejahtera atau kesejahteraan merupakan kebutuhan
esensial (mendasar) bagi hidup manusia. Sayangnya saat ini, kita
diperhadapkan dengan berbagai masalah, seperti: penyakit, krisis pangan
menyebabkan kenaikan harga barang, gempa bumi, tanah longsor, banjir,
penyebaran berita bohong (hoax) melalui media sosial, gossip, Kekerasan
dalam rumah tangga (kdrt), penipuan, kecurangan, dan sebagainya.
Masalah-masalah tersebut membuat hidup kita tidak sejahtera; tidak damai,
tidak bahagia, tidak aman dan tidak tenang.
2. Kitab Amos berisi kecaman kepada bangsa Israel karena kepemimpinan
yang rusak, keserakahan dan penindasan kepada orang-orang miskin.
Pada satu sisi, bangsa Israel adalah bangsa yang makmur; banyak orang
menjadi kaya dan membangun rumah yang bagus (Am.3:15), dan hidup
berpesta pora (Am.4:1). Namun, orang kaya tidak memakai kekayaan atau
pengaruh mereka untuk menolong sesama. Sebaliknya mereka semakin

21
serakah. Mereka menipu orang jujur dan membebani orang miskin dengan
pajak yang berat. Di sisi lain, mereka setia melakukan perayaan-perayaan
keagamaan.tapi Tuhan mulai bosan dengan ibadat mereka yang pura-pura
(munafik) sebab mereka tidak memperlakukan sesama dengan baik.
Perbuatan mereka keji dihadapan Tuhan sebagaimana dijelaskan dalam
perikop bacaan kita tadi. Ayat 5: para pedagang membuat ukuran dan
timbangan palsu (curang) dengan cara mengecilkan efa (timbangan untuk
menjual gandum dan terigu) dan membesarkan syikal (batu timbangan
untuk menimbang emas dan perak). Akibatnya, gandum atau terigu dijual
dengan harga yang mahal tapi jumlahnya sedikit. Demikian juga dengan
emas dan perak dijual dengan jumlah yang kecil tapi mendapatkan
keuntungan berlipat ganda. Ayat 6, mereka menjual terigu yang rusak
bercampur terigu yang baik, kepada orang miskin sehingga terigu yang
dibeli itu tidak baik kualitas (tidak sehat). Dosa yang dilakukan oleh bangsa
Israel (para pemimpin, orang kaya) akan mendatangkan penghukuman
Allah bagi mereka.(ay.7-8).
3. Tema Minggu ini: “Upayakanlah Kesejahteraan Bersama” merupakan
Misi/Tugas Gereja (orang Kristen) untuk menghadirkan keadilan,
kedamaian, kemakmuran bagi sesama; terutama kaum yang lemah (orang
miskin). Selain itu, tidak boleh melakukan praktek makan riba (memperoleh
keuntungan yang besar), tidak melakukan penipuan, kecurangan karena
dapat mengorbankan hidup sesama. Sebaliknya dengan jabatan, kuasa dan
kekayaan kita membantu mereka yang memerlukan bantuan. Kata Paulus:
Kita yang kuat wajib membantu orang yang lemah (Roma 15:1)

22
DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 19 Juli 2023

Nas Bacaan : Zakharia 7: 8-10


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

1. Kisah Sedih (Dikutip Dari Detik News) :

“Mencuri 3 Buah Kakao, Seorang Ibu Dihukum”

I bu Mina (57 Thn) tak pernah menyangka perbuatan isengnya memetik 3


buah kakao (coklat) di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA)
akan menjadikannya sebagai orang hukuman di ruang pengadilan. Bahkan
untuk perbuatannya itu dia dihukum 1 bulan 15 hari penjara dengan masa
percobaan 3 bulan. Kisah sedih ini berawal saat Mina, seorang ibu yang
miskin sedang memanen kedelai, matanya tertuju pada 3 buah kakao yang
sudah masak. Ia kemudian memetik buah-buah tersebut untuk disemai
sebagai bibit di kebunnya. Tak lama kemudian datanglah seorang mandor
yang menegurnya, bahwa tindakannya itu adalah perbuatan mencuri. Ibu
Mina menyadari kesalahannya dengan meminta maaf kepada sang mandor
dan berjanji tidak akan melakukannya lagi serta menyerahkan buah-buah
kakao yang dipetiknya kepada mandor tersebut. Mina berfikir masalah telah

23
selesai dan kembali bekerja. Namun, seminggu kemudian dia mendapat
panggilan pemeriksaan dari polisi dan duduk sebagai seorang terdakwa.
Selama siding berlangsung, seluruh pihak; keluarga, tetangga, aktivis
perjuangan perempuan, LSM memberikan dukungan dan tekanan melalui
media sosial memohon keadilan bagi ibu Mina, akhirnya wanita yang
keseharian bekerja di kebun untuk hidup, tidak ditahan di sel tahanan.
2. Kajian Teks :Kitab Zakharia dialamatkan kepada rakyat Yehuda yang baru
kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Babel (Thn.538 SM). Mereka
segera melakukan pekerjaan pembangunan Bait Allah (pusat ibadat) dan
penyelesaian sejumlah persoalan yang sedang dihadapi rakyat Yehuda
pasca pembuangan, antara lain: pelaksanaan puasa untuk memperingati
kehancuran bait Allah bukan dilakukan memuliakan Tuhan, justeru
dilakukan untuk diri sendiri (ay.5-6). Mereka beribadah kepada Tuhan tetapi
mengabaikan perintah atau hukum Tuhan. Puasa mereka sia-sia karena
tidak membuat mereka lebih peduli terhadap kaum miskin. Hal ini dijelaskan
dalam perikop bacaan tadi, Firman Tuhan melalui Zakhariaz sangat keras.
Tuhan mengingatkan rakyat Yehuda bahwa mereka tidak pernah
bersungguh-sungguh berpuasa kepada Tuhan? Mereka tidak melakukan
puasa dengan didorong oleh motivasi yang sejati untuk Tuhan? Sebab
Puasa (ibadah)) yang sejati adalah memerdekakan orang yang teraniaya
(band.Yes.58:6); menegakkan hukum dan memperhatikan dengan kasih
saying kepada mereka yang lemah (ay.9), dan jangan menindas dan
memberlakukan ketidakadilan dengan mengambil hak orang lemah; janda,
anak yatim, orang asing, dan orang miskin serta jangan melakukan
kejahatan kepada mereka (ay.10). Karena Tuhan akan memberi keadilan
kepada orang yang tertindas, dan membela perkara orang miskin
(band.Maz.140:13). Tetapi Allah menghukum orang jahat yang suka
menindas orang lemah; janda, anak yatim piatu (band.Mal.3:5).
3. Tema Mingguan: “Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah” tema ini
mengingatkan orang percaya (perempuan) bahwa ada banyak kasus
ketidakadilan terhadap mereka yang lemah; orang miskin, janda, yatim
piatu, korban kekerasan, dll. Perempuan gereja terpanggil untuk
memperjuangkan keadilan bagi mereka.

Pertanyaan Diskusi:
1. Apa yang dapat perempuan gereja maknai dari kisah seorang ibu yang
dihukum karena memetik 3 buah kakao dalam hubungan dengan nas
bacaan Zakharia 7: 8-10.

24
2. Apakah perempuan gereja sudah memperjuangkan keadilan bagi yang
lemah? Jika sudah apa saja? Jika belum apa kendala dan berikan
solusinya.

MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 26 Juli 2023

Nas Bacaan : Kejadian 21: 8-21


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik Dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak.

Langkah-Langkah Meditasi :
1. Pelayan mempersilahkan peserta kebaktian berdiri dan melagukan PKJ.No.2
“Mulia, Mulia NamaNya”
Mulia, mulia, nama-Nya. Bagi Yesus kemuliaan pujisembah!
Mulia kekuasaan-Nya memb’ri berkat bagi jemaat bersyukurlah!
Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus. Dialah selamanya Sang Raja benar
Mulia, mulia nama-Nya. Sang Penebus, Maha kudus, Maha besar!
2. Pelayan menyampaikan Doa Pembukaan
3. Pelayan mengajak peserta kebaktian melagukan PKJ. No. 255
“FirmanMu Kupegang Selalu”
FirmanMu kupegang selalu, saat duka saat senang.
Jalan hidupyang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firmanMu kupegang selalu, sayapMu tempat berteduh.

25
FirmanMu Tuhan, kupegang s’lalu.
Hilanglah keraguanku! Bila hatiku rasa susah,
padaMu aku berserah, firmanMu ku pegang selalu,
maka amanlah jiwaku.
4. Pelayan mengajak peserta kebaktian memabaca Alkitab: Kejadian 21: 8-21
secara bersama-sama. Kemudian masing-masing membaca ulang dalam hati
selama 3-5 menit.
5. Pelayan memberikan beberapa catatan tentang perikop Kejadian 21:8-21:
 Anak adalah milik Tuhan (band.Maz.127:3) yang dianugerahkan bagi
setiap orang tua (keluarga). Orang tua memiliki tanggungjawab untuk
memelihara, melindungi dan membahagiakan anak. Memang, ada orang
tua yang berjuang sungguh-sungguh untuk membahagiakan anaknya.
Namun, ada orang tua yang menyia-nyiakan kehadiran seorang anak
dengan melakukan tindakan kekerasan; baik kekerasan fisik (pemukulan,
penganiayaan) maupun kekerasan psikis (caci maki, penghinaan,dll)
 Kekerasan juga dialami oleh Hagar dan Ismail. Perikop Kejadian 21:8-21
menyebutkan Abraham mengusir Hagar dan Ismail, anaknya. Tindakan
kekerasan ini disebabkan oleh kecemburuan Sara yang berpikir bahwa
Ismail bisa menjadi “saingan” bagi Izhak untuk mendapatkan hak sebagai
ahli waris (ay.10). Hagar dan Ismail mengembara di padang gurun
Bersyeba (ay.14). Perjalanan di padang gurun semakin berat karena
mereka kehabisan air. Hal ini membuat Hagar menjadi putus asa lalu
membuang Ismail ke semak-semak (ay.15). Sementara itu, dia berdiri
dari kejauhan sambil menangis dan berkata, “Tidak tahan aku melihat
anak itu mati (ay.16). Tangisan Hagar dan Ismail didengar oleh Tuhan,
maka Ia mengutus malaikat untuk menyelamatkan Ismail, anak Hagar.
Tuhan Allah juga menuntun membuka mata Hagar sehingga dia dapat
melihat sumur (ay.19). Tindakan penyelamatan Allah ini menunjukkan
bahwa Allah peduli kepada anak.(korban kekerasan). Dengan demikian,
perempuan gereja juga harus memperjuangkan hidup yang ramah dan
peduli kepada anak. STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK!
6. Pelayan memberikan kesempatan kepada peserta kebaktian untuk berbagi
pendapat ataupun pengalaman berkaitan dengan tema mingguan: Hidup
Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak berdasarkan Kejadian 21:8-
21.
7. Pelayan mengajak peserta kebaktian untuk memberikan persembahan syukur
sambil melagukan PKJ No 216 “Berlimpah Sukacita DiHatiku”

26
1. Berlimpah sukacita dihatiku, dihatiku, dihatiku. Berlimpah sukacita
dihatiku tetap dihatiku.
Reff: Aku bersyukur bersukacita, kasih Tuhan diam didalamku (2X)
2. Berlimpah kasih Yesus dihatiku, dihatiku, dihatiku. Berlimpah kasih
Yesus di hatiku, tetap dihatiku (ulang reff).
8. Pelayan berdoa syukur :
9. Pelayan mengajak peserta kebaktian melagukan PKJ No 165 : 2
“Janji Yang Manis”
Yakinkan janji: Kau tak kulupakan, dengan sukacita aku jalan t’rus.
Dunia dan kawan tiada kuharapkan, satu yang setia, Yesus Penebus.
Refrein: Kau tidak’kan Aku lupakan, Aku memimpinmu, Aku membimbingmu,
Kau tidak’kan Aku lupakan, Aku Penolongmu, yakinlah teguh.
10. Berkat: “Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan
Persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” Amin.

PA PEMUDA
Kamis, 06 Juli 2023

Nas Bacaan : Galatia 3 : 25-29


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama sebagai Tubuh Kristus

Kajian Teks :
1. Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia pada pasal 3:25-29 yang menjadi
bacaan hari ini merupakan suatu penegasan yang Paulus sampaikan
kepada umat di Galilea tentang kepenuhan Janji Allah yang memberikan
kebebasan kepada setiap orang percaya agar mereka tidak lagi
terkungkung dalam dosa dan perhambaan apapun. Oleh karenanya, setiap
orang yang telah menerima Kristus dan hidup di dalam Kristus akan
menerima Janji Keselamatan Allah. Pada ayat 28, secara tegas Paulus
menyampaikan bahwa tidak akan ada lagi orang Yahudi atau Yunani,
hamba atau orang merdeka bahkan laki-laki atau perempuan. Tidak ada lagi
sekat yang membatasi, semua orang percaya menerima Janji yang sama
yakni Janji Keselamatan Allah.
2. Janji adalah hutang yang harus dibayar. Pernahkah saudara/i mendengar
bunyi kalimat ini? Ya! Janji adalah suatu komitmen yang harus dipenuhi.
Berjanji berarti berkomitmen dan harus berusaha menepatinya dan tidak

27
boleh ada pengingkaran. Letak kepercayaan yang paling tinggi adalah
menepati janji, sebab dengan menepati janji maka seseorang akan sangat
dihargai, dipercayai dan diandalkan.
3. Janji manusia sangat mungkin bisa diingkari tetapi janji Allah di dalam karya
keselamatan Yesus Kristus adalah pasti. Sebagai pemuda/I Kristen,
seyogianya kita harus dapat meneladani teladan Kristus yang menggenapi
Janji-Nya untuk menyelamatkan semua orang percaya. Benar bahwa pasti
ada kealpaan untuk mengingkari janji atau komitmen kita namun
sedapatnya kita harus berusaha untuk menepati setiap janji yang kita
sampaikan kepada sesama dalam lingkup keluarga, gereja dan masyarakat.
Orang-orang muda harus dapat diandalkan, dapat dipercaya dan
diperhitungkan dan untuk menjadi orang-orang muda yang punya integritas
demikian maka tunjukkanlah itu lewat komitmen dan aksi yang nyata.

Pertanyaan :
1. Apa yang sdr/i maknai dari Pembacaan hari ini dalam kaitan dengan Hidup
bersama sebagai tubuh Kristus ?
2. Kemukakanlah pengalaman Sdr/i terkait dengan Komitmen atau Janji dalam
Lingkup Keluarga, Gereja (Pelayanan) dan Masyarakat!

28
RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 13 Juli 2023

Nas Bacaan : Efesus 4 : 28-32


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

Pokok-Pokok Renungan :
1. Bertobat bukan selalu tentang pilihan, tetapi cara waras untuk bertindak,
tujuan indah untuk menghargai hidup, solusi terbaik untuk sadar sudah
terlalu lama berdosa. Kutipan ini sungguh menggugah hati kita dan
menyadarkan kita agar tidak terlarut dalam hidup yang dipenuhi dosa. Tidak
menjadi hamba dosa dan menuruti semua keinginan yang bertentangan
dengan kehendak Tuhan.

2. Pada ayat-ayat bacaan kita, secara terbuka Paulus memaparkan realita


hidup manusia yang dipenuhi dengan dosa. Mencuri, berkata-kata yang
tidak berkenan (perkataan kotor), pertikaian, kemarahan, fitnah dan segala
kejahatan. Semua tindakan yang demikian bagi Paulus adalah wujud

29
mendukakan Roh Kudus Allah. Oleh karenanya, bagian terakhir bacaan kita
disampaikan oleh Paulus untuk mengingatkan kita agar hidup di dalam
kasih dan saling mengampuni sebagai sesama manusia.

3. Masa muda adalah masa-masa dimana kita selalu diperhadapkan dengan


berbagai persoalan yang sangat mungkin membuat kita melakukan segala
sesuatu yang tidak berkenan atau tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Emosi yang masih labil dan belum dapat mengontrol diri bisa menjadi
boomerang untuk bertindak, berkata-kata yang tidak sesuai dengan
kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, baiknya sebagai anak-anak muda
biasakan untuk hidup Takut kepada Tuhan dan selalu mendekatkan diri
kepada Tuhan dalam persekutuan-persekutuan peribadahan serta aksi-aksi
sosial yang dapat menolong sesama. Jadikan masa muda kita berarti dan
berguna bagi sesama sehingga kita akan menjadi pribadi-pribadi yang
disenangi Tuhan.

DISKUSI PEMUDA
Kamis, 20 Juli 2023

Nas Bacaan : Keluaran 22 : 22


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan bagi yang Lemah

Studi Kasus1

A syani, perempuan berusia 63 tahun di Situbondo, Jawa Timur, divonis satu


tahun penjara dengan masa percobaan 15 bulan dan denda Rp 500 juta
karena bersalah mencuri kayu jati milik Perhutani. Perempuan yang bekerja
sebagai tukang pijat ini sempat ditahan di Lapas Situbondo selama tiga bulan
sebelum akhirnya lepas setelah Bupati Dadang Wigarto menjadi penjamin.
Di persidangan, Asyani mengaku kayu tersebut bukan curian dan telah
ia simpan sejak lama. Namun, Asyani tidak dapat menunjukkan surat

1
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/24/01300001/kasus-kasus-
ketidakadilan-di-indonesia.

30
keterangan asal usul kayu tersebut. Ahli hukum dan mantan hakim konstitusi
yang pernah menjadi saksi untuk Asyani, Achmad Sodiki, pun meragukan bukti
yang digunakan dalam pengadilan. Ia menyebut kronologi pencurian kayu dan
identifikasi kayu masih tidak jelas. Asyani juga tidak seharusnya dijerat dengan
UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan. Menurutnya, undang-undang tersebut didesain untuk
menjerat pelaku perusakan hutan yang masif dan berskala besar, bukan untuk
menjerat warga di sekitar hutan yang kerusakannya tak signifikan.

Dari kasus diatas, ada beberapa pertanyaan yang akan disampaikan untuk
didiskusikan :
1. Menurut Sdr/i, Benarkah pemberlakukan keadilan bagi Sang Ibu yang
“mencuri” itu? Kemukakan alasannya!
2. Bila dikaitkan dengan bacaan kita, apakah kasus diatas tergolong
penindasan bagi kaum lemah? Jelaskan!
3. Sebagai orang-orang muda, apa yang akan Sdr/I lakukan jika
diperhadapkan dengan situasi seperti kasus diatas?

MEDITASI PEMUDA
Kamis, 27 Juli 2023

Nas Bacaan : Yosua 4 : 20-24


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup bersama yang Ramah dan Peduli kepada Anak

Langkah-Langkah Meditasi :

1. Menyanyikan Ny.GPM. No. 1:1 “Akang Manis Lawang”


2. Doa Pembukaan sekaligus Doa Pembacaan Alkitab
3. Membaca Alkitab secara bersama-sama dari Yosua 4 : 20-24
4. Menyanyikan Ny.Gpm. No. 14 : 1 “Ku S’lalu ingin MemujiMu”
5. Pengaturan Meditasi diatur sbb :
- Dalam perenungan bersama, setiap peserta diberikan waktu 3-5 menit
untuk merenungkan Bacaan Alkitab dan mengaitkan dengan kehidupan
sehari-hari sebagai orang muda.

31
- Setelah itu, pemimpin kebaktian memberikan kesempatan kepada
peserta kebaktian untuk menyampaikan hasil perenungannya.
- Hasil tersebut dikemas dengan menyampaikan sebuah Quote atau
Kutipan yang memotivasi.
6. Pemimpin kebaktian menyampaikan Pesan Teks dengan Rumusan Quote
atau Kutipan juga.
7. Doa syukur oleh Pemimpin.
8. Menyanyi Ny. GPM. No. 255 : 1 “Tuhan Penyelamat”
9. Berkat .

PA UNIT
Jumat, 07 Juli 2023

Nas Bacaan : Roma 12 : 15 – 16


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Pengantar:
1. Surat Paulus kepada jemaat di Roma sebagai nasehatnya ditengah kondisi
pertentangan antara orang kristen Yahudi dan orang kristen non Yahudi.
Menurut mereka dari golongan kristen Yahudi bahwa dengan melakukan
hukum taurat dan sunat maka ia akan diselamatkan. Mereka mengklaim
bahwa keselamatan hanya pada mereka saja dan di luar persekutuan
mereka tidak ada keselamatan. Hal ini tentu mengganggu relasi hidup
persekutuan jemaat teristimewa dengan mereka dari golongan non Yahudi.
Untuk mengatasinya, maka melalui surat pastoralnya, Paulus dengan
panjang lebar menjelaskan tentang keselamatan sebagai anugerah Allah
didalam karya penebusan Tuhan Yesus Kristus. Ketika manusia jatuh ke
dalam dosa, maka ia berada dalam penghukuman (1:18-32;). Tidak ada

32
seorangpun yang dapat menyelamatkan dirinya dari penghukuman Allah
atas dosanya, baik orang Yahudi maupun non Yahudi (2:1-16;17-29). Hanya
karena kasih karunia Allah didalam Kristus, semua manusia yang beriman
dan percaya akan dibenarkan dan diselamatkan. Itulah sebabnya sangat
penting dan menentukan adalah jawaban iman semua orang, baik orang
Yahudi maupun non Yahudi kepada Kristus atas keselamatan sebagai kasih
karunia dari Allah(3:21-31). Beriman kepada Kristus akan terwujud didalam
relasi hidup bersama orang percaya sebagai tubuh Kristus.
2. Rasul Paulus menegaskan bahwa sebagai orang yang beriman kepada
Tuhan Yesus harus menampakkan dan mewujudkan hidup di dalam KASIH
antar saudara seiman dan semua orang sebagai sesamanya(12:9-21).
Orang yang hidup dan mengalami kasih Kristus akan menampakan sikap
empatinya dengan sesama ketika mereka mengalami kondisi apapun, baik
suka maupun duka. Hal ini diungkapkan dalam ayat 15, “bersukacitalah
dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang
menangis”. Artinya sikap empati sebagai wujud kasih Kristus ketika kita
mengambil bagian dengan sesama saat mereka merasakan sukacita dan
kegembiraan maupun kesedihan atau dukacita. Kasih yang tidak hanya
simpati saja, namun kasih yang empati dimana kita menempatkan seluruh
keberadaan kita bersama-sama pada situasi orang tersebut. Kasih yang
berempati berpusat pada HATI yang berbelas kasih dengan orang lain.
Memang diakui untuk mewujudkan hal demikian bukanlah perkara mudah,
sebab sikap kemanusiaan kita cenderung untuk melakukan hal yang
terbalik. Kalau ada yang bersukacita, kita menjadi iri hati. Tetapi kalau ada
yang berduka, kita bersikap tidak peduli atau malah bersuka kalau orang
tersebut tidak kita sukai. Hal ini perlu kita rubah dalam sebuah pertobatan
dengan sungguh-sungguh menghayati cinta kasih Kristus bagi kehidupan
kita bersama. Di ayat 16, Paulus menasehati kita agar tetap satu hati
dengan hidup dalam kerendahan hati. Jangan mengganggap diri pandai
dengan memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi pikirkanlah perkara-
perkara yang sederhana. Sebab hal demikian akan mengganggu kerukunan
hidup. Kerukunan hidup sebagai satu persekutuan adalah hal penting.
Kerukunan dalam persekutuan unit dan sektor harus kita wujudkan sebagai
orang percaya. Kerukunan dapat kita lakukan ketika masing-masing orang
mewujudkan sikap kerendahan hati, tidak sombong serta tinggi hati. Kita
merasa semua orang penting dan berarti dalam satu persekutuan.
Sekalipun kita punya kelebihan, namun kita juga mempunyai kelemahan.
Seperti itu pula dengan orang lain. Itulah sebabnya bagaimana masing-

33
masing orang mempunyai talenta untuk saling melengkapi dalam
mewujudkan persekutuan hidup bersama sebagai tubuh Kristus,
sebagaimana tema mingguan kita.
3. Tema mingguan :”hidup bersama sebagai Tubuh Kristus” hendak
menegaskan bahwa kehidupan kita bersama sebagai satu persekutuan
dengan menampakan sikap hidup saling membantu, mengasihi, menopang
satu dengan yang lain, maka kita telah wujudkan persekutuan hidup sebagai
tubuh Kristus. Begitupun sebaliknya kalau yang kita nampakkan kondisi
pertikaian, perselisihan, pertentangan, maka hal itu akan merusak
persekutuan bersama sebagai tubuh Kristus.

Pertanyaan PA :
1. Apa makna dari nas alkitab “hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu
bersama” dalam hubungan dengan tema mingguan “hidup bersama sebagai
Tubuh Kristus” ?
2. Hal apa saja yang menjadi kendala dalam upaya mewujudkan hidup
bersama yang baik dan berkualitas dan apa solusinya ?

RENUNGAN UNIT
Jumat, 14 Juli 2023

Nas Bacaan : Mazmur 122 : 1 – 9


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakan Kesejahteraan Bersama

Pokok-Pokok Renungan :
1. Sebagai makhluk sosial kita tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa orang
lain. Allah telah menciptakan kita untuk hidup bersama dan membangun
masa depan yang baik secara bersama pula. Perintah dan amanat Tuhan
itu tentu tidak mudah kita lakukan sebab pada kenyataannya sebagai
manusia kecenderungan mementingkan diri sendiri sangat kuat. Kenyataan
ini menjadi tantangan untuk kita dalam mewujudkan kebersamaan hidup
yang baik dan berkualitas. Namun hal tersebut jangan menyurutkan
semangat kita dalam mewujudkan hidup yang baik dan berkualitas demi
kesejahteraan bersama.

34
2. Nas bacaan kita di saat ini juga menjadi pergumulan pemazmur bersama
dengan umat Israel saat mereka datang ke rumah Tuhan untuh berdoa dan
menyembah kepada Tuhan. Dalam doa itu pemazmur menyampaikan
kerinduannya untuk kesejahteraan terjadi di kota Yerusalem. Kesejahteraan
dan kesentosaan menjadi milik para pemimpin dan umat di kota suci itu.
Kesejahteraan yang bukan saja untuk kota Yerusalem tetapi juga untuk
lingkungan tempat tinggal dan keluarga. Sebab dengan kesejahteraan hidup
dalam keluarga, bertetangga di lingkungan serta semua warga kota, maka
dengan sendirinya semua akan menikmati kehidupan yang baik dan
berkualitas. Baik itu secara jasmani dimana kebutuhan hidup sesehari
terpenuhi maupun kehidupan rohani dimana umat mewujudkan sikap hidup
takut akan Tuhan.
3. Apa yang menjadi kerinduan dan harapan pemazmur untuk hidup sejahtera
bagi umat dimintakan oleh pemazmur dari Tuhan dengan datang ke rumah
Tuhan. Pemazmur tidak meminta kesejahteraan ketika ia ada di istana atau
tempat lain. Tetapi pemazmur menyadari sungguh bahwa sumber sejahtera
adalah Tuhan Allah dan pemazmur langsung datang kepadaNya di
rumahNya. Sebab pemazmur yakin bahwa Tuhan bersemayam dan berdiam
di rumahNya dan itulah salah satu tempat yang penting untuk memanjatkan
permohonannya. Lebih baik satu hari di pelataran Tuhan dari pada seribu
hari di tempat lain (Maz.84:11).
4. Pemazmur dalam menyampaikan permohonannya kepada Tuhan dengan
tidak sendiri, namun iapun mengajak umat untuk bersama-sama. Sebab
untuk menikmati hidup sejahtera bukan hanya berlaku pada segelintir orang
saja. Bukan saja untuk kelompok tertentu saja, namun kepada semua
orang. Itulah sebabnya pemazmur mengajak umat untuk bersama-sama
datang kepada Tuhan di rumahNya serta memanjatkan harapan dan
kerinduan untuk kesejahteraan hidup bersama. Kebersamaan untuk
menyatu hati, satu harapan dan tujuan, tidak ada perpecahan dan
perselisihan. Dengan mewujudkan hal demikian maka umat akan menikmati
berkat Tuhan. Persekutuan yang indah dan rukun, ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkatNya.(Maz.133).
5. Sebagai pribadi, keluarga maupun persekutuan unit, kitapun punya
kerinduan dan harapan untuk menikmati kesejahteraan bersama. Untuk itu
semua keteladanan pemazmur menjadi hal penting untuk kita lakukan.
Dengan setia dan taat datang di rumah Tuhan, memuji dan menyembahNya
serta memohon berkat kesejahteraan dari Tuhan. Tuhan sumber berkat dan
sejahtera dan tidak ada pada kekuatan lain di luar Tuhan. Bisa saja

35
mendapat berkat dengan cara lain dengan mengandalkan kekuatan di luar
Tuhan, tetapi tidak membawa berkat dan sukacita. Sebab semuanya itu sia-
sia dan membawa kebinasaan. Pentingnya dalam kebersamaan datang
kepada Tuhan, menyatu hati sebagai satu persekutuan hidup yang indah
dan manis di hadapan Tuhan. Tuhan tidak akan mencurahkan berkat damai
sejahtera bagi kehidupan kita dalam keluarga, persekutuan unit, jemaat
ataupun masyarakat kalau ada perselisihan, pertentangan pertikaian.
Namun hanya dalam persekutuan yang saling mengasihi, menopang satu
dengan yang lain maka selalu ada berkat dari Tuhan.

DISKUSI UNIT
Jumat, 21 Juli 2023

Nas Bacaan : Yeremia 7 : 1 – 7


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

Pengantar Diskusi :

S aat ini sering terjadi di tengah masyarakat dimana orang-orang “kecil” yaitu
orang asing, janda, yatim mengalami penindasan atas hak-hak hidup
mereka serta diperlakukan secara tidak adil. Banyak berita dan peristiwa
mewarnai realitas hidup dalam masyarakat yang membuktikan bahwa keadilan
serta keberpihakan kepada mereka kaum lemah, masih jauh dari apa yang
diharapkan. Hukum hanya menjadi milik mereka yang punya uang, jabatan dan
kekuasaan. Hukum seakang jauh dan tidak berpihak kepada mereka yang
lemah. Hukum ibarat pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Dalam
kondisi demikian, diharapkan kehadiran kita sebagai gereja atau orang kristen

36
yang terpanggil untuk menyuarakan dan memperjuangkan keadilan serta hak-
hak hidup mereka yang lemah, mesti terwujud dalam seluruh panggilan
pelayanan kita. Kita selalu membangun persekutuan dengan Allah yang penuh
kasih dalam doa dan ibadah. Hal tersebut mesti menjadi kekuatan bagi kita
untuk melaksanakan tugas dan panggilan tersebut. Sangat miris kalau sampai
kita lupa terhadap tanggung jawab dan panggilan untuk memperjuangkan
keadilan bagi yang lemah, apalagi larut dan ikut menyuburkan tindakan-
tindakan ketidakadilan dan kekerasan. Sebab hal tersebut tidak sesuai dengan
apa yang Tuhan kehendaki. Dialah Allah Yang Maha Adil dan selalu
menyatakan keberpihakanNya kepada mereka yang lemah dan mengalami
berbagai tindakan kekerasan. Kita pun akan berhadapan dengan Tuhan Allah
yang menegur untuk sebuah pembaharuan dan pertobatan hidup.

Kajian Nas
Nas diskusi kita saat ini menyaksikan tentang teguran Allah yang keras dan
tegas kepada umat pilihan Israel yang mengabaikan tanggung jawab
keberpihakkan kepada mereka sebagai orang asing, janda, yatim serta yang
mengalami tindakan kekerasan. Allah sangat marah, sebab realitas perbuatan
umat Israel yang dinilai “munafik” kepada Allah. Disatu sisi mereka mencuri,
membunuh, berzinah, bersumpah palsu, menyembah dan mengikuti baal dan
allah-allah lain, sedangkan disisi yang lain dengan tegak berdiri mereka datang
ke hadapan Tuhan dan berkata “kita selamat”(ayat 11). Mereka menganggap,
Tuhan seakan “buta” dan tidak melihat apa yang mereka lakukan. Mereka pun
merasa aman dan nyaman dengan keberadaan yang baik-baik dan aman-aman
saja. Sehingga hal tersebut membuat mereka terus berkanjang dengan sikap
dan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan. Melalui nabi Yeremia, Allah
menyampaikan kepada umat Israel untuk berbalik dan bertobat dengan
memperbaiki langkah hidup dan perbuatan mereka. Yakni dengan tidak
menindas dan melakukan kekerasan kepada mereka yang lemah serta tidak
menyembah baal dan allah-allah lain, maka Tuhan Allah akan berdiam bersama
dengan mereka di tanah yang diberikan Tuhan kepada leluhur mereka. Janji
penyertaan Tuhan sebagai janji berkat berlaku tanpa batas waktu, sampai
kekal. Hal ini penting dan mesti direspons oleh umat dengan kesungguhan hati
serta mewujudkan dan melakukannya dalam seluruh kehidupan mereka yakni
harus dan senantiasa berlaku adil kepada mereka yang lemah.

Tema Mingguan.

37
Hal ini sesuai dengan tema mingguan kita “perjuangkanlah keadilan bagi yang
lemah”. Tema ini menegaskan bagi kita semua bahwa realitas hidup yang
penuh dengan ketidakadilan dan kekerasan membuat kita semua terpanggil
untuk berjuang mewujudkan keadilan bagi mereka sebagai orang asing, miskin,
janda, yatim. Sebab mereka inilah yang selalu menjadi korban kesewenang-
wenangan dari orang-orang yang mempunyai uang, kekuasaan dan jabatan.
Itulah sebabnya sebagai orang kristen, ketika kita menjadi orang-orang yang
mempunyai kesempatan dan talenta serta berkat dari Tuhan, maka semestinya
kita wujudkan dalam tanggung jawab panggilan untuk memperjuangkan
keadilan kepada mereka yang lemah.

Pertanyaan Diskusi :
1. Apa komentar saudara ketika kita mempunyai kesempatan, berkat dan
talenta dari Tuhan, namun kita tidak gunakan untuk membantu dan
menolong mereka yang lemah ?
2. Diskusikanlah realitas hidup kita sebagai orang kristen yang sangat rajin
beribadah, namun terkadang sikap dan perilaku jauh dari hakekat ibadah itu
sendiri !

MEDITASI UNIT
Jumat, 28 Juli 2023

Nas Bacaan : Matius 19 : 13 – 15


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama Dalam Kasih

Langkah-Langkah Meditasi :
1. Nyanyian pembukaan KJ. No. 355 : 1, 2 mengawali kegiatan meditasi
2. Pemimpin berdoa awal membuka kegiatan meditasi sekaligus memohon
tuntunan Roh Kudus untuk pembacaan alkitab.
3. Membaca alkitab secara bersama-sama dan diulang lagi sambil
memahaminya lebih seksama.
4. Pemimpin membacakan pengantar sebelum masuk ke dalam meditasi :

38
Seringkali anak-anak tidak mendapat perhatian yang layak dalam kehidupan
bermasyarakat. Mereka dianggap sebagai kelompok yang lemah dan sering
diabaikan. Hal ini terjadi saat orang datang membawa anak-anak untuk
didoakan dan diberkati Tuhan Yesus, justru mereka dimarahi oleh murid-
muridNya. Dalam pandangan para murid, anak-anak tidak layak untuk
datang kepada Yesus. Ke mana saja Tuhan Yesus pergi, banyak sekali
orang-orang datang dan mengikutiNya. Menurut para murid, anak-anak
dengan kondisi mereka pasti merepotkan urusan penting Tuhan Yesus
bersama dengan orang banyak. Namun reaksi Yesus justru berbeda dengan
para murid, dimana Ia menyambut mereka dengan penuh sukacita dan
menyatakan bahwa orang-orang seperti merekalah yang empunya kerajaan
Allah. Tuhan Yesus mau menyatakan bahwa orang yang seperti anak-anak
inilah yang dinilai hina dan rendah justru yang akan memiliki kerajaan Allah.
Kerajaan Allah diwarisi bukan pada kemuliaan manusia. Yang mulia bagi
manusia, justru hina bagi Allah. Sebaliknya yang hina bagi manusia, mulia
bagi Allah. Tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan latar
berlakang mereka. Kita semua adalah sama dihadapan Tuhan sebagai
orang-orang hina yang dimuliakan Tuhan karena anugerahNya dan bukan
karena apa yang kita miliki. Kebersamaan dengan tidak membeda-bedakan
satu dengan yang lain, adalah sangat penting untuk membangun
persekutuan hidup dalam kasih yang menerima dan menikmati berkat dari
Tuhan.
5. Pertanyaan untuk meditasi : hal apa saja yang mesti dilakukan sebagai satu
persekutuan untuk mewujudkan hidup bersama didalam kasih tanpa
membeda-bedakan satu dengan yang lain ?
6. Memasuki meditasi selama 15 menit dengan merenungkan pertanyaan di
atas dan dikaitkan dengan nas bacaan serta tema mingguan.
7. Masing-masing peserta menyampaikan hasil meditasi bisa berupa
pernyataan, puisi maupun lagu namun tidak saling menanggapi.
8. Pemimpin menyimpulkan semua hasil meditasi dengan kesimpulan akhir.
9. Pemimpin berdoa syukur.
10.Menyanyikan KJ. No. 355 : 3
11.Pemimpin memohon berkat Tuhan.
12.Menyanyikan lagu “Bapa terima kasih”.

39
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 01 Juli 2023

Nas Bacaan : Efesus 5 : 1 - 4


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Persembahan Yang Benar

Pokok-Pokok Renungan:
1. Tanpa terasa kita telah melewati enam bulan pertama di tahun 2023. Kini,
kita telah tiba di anak tangga pertama bulan Juli. Adapun tema bulanan
yang diturunkan Lembaga Pembinaan Jemaat (LPJ) GPM, yakni

40
Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas. Tema ini
bertujuan untuk memudahkan kita, agar dapat memahami setiap
pemberitaan yang seyogianya berlangsung sepanjang bulan ini. Kata
bangunlah merupakan imperatif yang sesungguhnya merujuk kepada
suatu ajakan dengan kesadaran penuh. Ajakan seperti ini memberikan
semangat untuk berdiri atau bangkit dari satu kondisi tertentu. Jadi tema
bulanan kita menggambarkakn perintah secara sadar kepada sekelompok
orang untuk berdiri atau bangkit, dengan tujuan terciptanya suatu kondisi
yang baik dan berkualitas demi kepentingan bersama. Kepentingan
bersama yang dimaksudkan bukan untuk kelompok tertentu saja
melainkan merangkul semua orang dalam persekutuan tubuh Kristus. Hal-
hal yang harus dijangkau tidak hanya bersifat rohani saja melainkan juga
yang bersifat jasmani. Misalnya dengan mengupayakan kesejahteraan
bersama, memperjuangkan keadilan bagi yang lemah, ramah serta peduli
kepada anak-anak dan lain sebagainya. Kesadaran seperti ini tentu saja
harus dimulai dari pribadi masing-masing. Dengan demikian akan
terwujud harapan untuk membangun hidup bersama yang baik dan
berkualitas.
2. Efesus adalah salah satu kota di Asia Kecil yang pernah dikunjungi oleh
rasul Paulus, untuk memberitakan injil tentang Tuhan Yesus Kristus. Pada
zaman Paulus, kota Efesus masih sangat terkenal dengan penyembahan-
penyembahan berhala. Sebagian besar orang Efesus melakukan
penyembahan kepada berhala-berhala dan salah satunya yang paling
terkenal yaitu dewi Artemis. Meskipun demikian, Paulus sangat berhasil
menjalankan misinya di kota Efesus sehingga membuat sebagian besar
orang memutuskan untuk percaya kepada Kristus. Ketika di penjara,
Paulus menyurati jemaat Efesus agar mereka tidak lagi hidup sama
seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang
sia-sia. Artinya dengan sungguh meninggalkan manusia lama dan hidup
dengan manusia baru yang mengenal Kristus dan hidup dalam
kebenaran. Karena itu pada bagian bacaan kita Efesus 5:1-4, Paulus
kembali menegaskan kepada mereka agar hidup sebagai anak-anak
terang. Maksudnya ialah menjadi penurut-penurut Allah atau dengan kata
lain taat/patuh dan tidak melawan ketetapan-Nya. Salah satu nilai penting
yang juga dikemukakan Paulus dalam nasihatnya ialah agar jemaat hidup
di dalam kasih. Sama seperti Tuhan Yesus Kristus yang telah mengasihi
manusia sehingga menyerahkan diri-Nya sebagai persembahan dan
korban yang harum bagi Allah (ay. 2). Hidup dalam kasih yang

41
dimaksudkan Paulus dalam perikop ini ialah tidak melakukan hal-hal yang
menentang Allah karena untuk memperkatakannya saja dilarang (ay. 3-4).
3. Berbicara soal memberikan persembahan, seringkali orang berfikir hanya
sebatas mempersembahkan materi saja. Namun, persembahan yang
benar sesungguhnya ialah memberi hidup seutuhnya untuk dipakai Allah.
Sesuai tema mingguan, maka firman Tuhan saat ini mengajarkan kita
untuk hidup di dalam kasih sebagai bukti persembahan yang benar.
Sebagai para pengasuh yang terpanggil untuk melayani, kita diwajibkan
juga untuk selalu mempersembahkan yang benar kepada Allah. Salah
satu caranya yaitu dengan penuh kasih menjalankan tanggungjawab
pelayanan bagi peserta didik (anak asuh), serta menghindari perkataan-
perkataan kotor atau tidak membangun dalam setiap pengajaran kita.
Sebab sikap dan tindakan kita sebagai para pengasuh haruslah juga
menjadi contoh bagi semua anak dan remaja yang kita didik. Dengan
demikian, kita dapat di sebut sebagai anak-anak terang karena melakukan
kehendak Tuhan sekaligus menjadi teladan bagi orang lain. Teruslah
menjadi orang-orang percaya dan para pelayan Tuhan yang dengan
sukacita mempersembahkan yang benar di hadapan Allah.

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 08 Juli 2023

Nas Bacaan : 1 Tesalonika 5 : 14 - 15


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus

Pokok -Pokok Renungan :

42
1. Sejak zaman perjanjian baru telah terbentuk kelompok-kelompok atau yang
kita sebut persekutuan. Tentu saja persekutuan yang dimaksudkan ialah
kumpulan orang-orang yang telah mengaku percaya kepada Kristus.
Memiliki status sebagai orang percaya, seharusnya tercermin lewat setiap
sikap dan tindakan yang kita lakukan. Cerminan dimaksud harus didasari
pada pemahaman bahwa kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus.
Artinya setiap anggota tubuh Kristus harus bersikap dan bertindak mengikuti
teladan Kristus dalam hidup persekutuan, sebagaimana tema mingguan
kita: hidup bersama sebagai tubuh Kristus.
2. Tesalonika adalah ibu kota provinsi Roma yang terletak di Makedonia
bagian utara Yunani, berada pada jalan utama antara timur dan barat
kekaisaran Romawi. Di kota Tesalonika, Paulus pernah berkunjung dan
memberitakan tentang Kristus (Lih. KPR. 11:1-10). Meskipun tidak diketahui
berapa lama Paulus di Tesalonika, namun pemberitaannya memberikan
hasil. Hal ini terbukti dengan kesetiaan orang Tesalonika kepada Tuhan dan
melalui mereka firman Tuhan telah tersebar di wilayah itu. Khusunya pada
bagian bacaan kita, rasul Paulus memberikan nasihat kepada orang-orang
yang telah percaya kepada Kristus. Nasihatnya itu bertujuan agar orang
percaya di Tesalonika menjalin hubungan dalam persekutuan yang penuh
dengan kedamaian. Agar terciptanya hidup damai, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh mereka. Hal yang pertama, tegorlah mereka
yang hidup dengan tidak tertib. Artinya ada kewajiban berupa sikap yang
harus dilakukan ketika mendapati atau diperhadapkan dengan mereka yang
tidak tertib. Teguran yang diberikan tentu saja harus disertai dengan sopan
santun, kelemah lembutan dan kasih. Kedua, hiburlah mereka yang tawar
hati. Setiap orang dapat saja mengalami persoalan-persoalan hidup yang
membuat mereka tawar hati. Jadi, peranan memberikan motifasi, harapan
baru serta sukacita juga menjadi tanggungjawab bersama yang harus
dilakukan. Ketiga, belalah mereka yang lemah. Dalam kehidupan bersama
sebagai peersekutuan ada juga orang-orang yang lemah karena tidak
mendapatkan keadilan atau hak-hak mereka. Oleh karena itu, orang-orang
seperti ini harus mendapatkan dukungan dan pembelaan. Keempat,
sabarlah terhadap semua orang. Artinya setiap orang memiliki karakter
hidup masing-masing yang berbeda, karena itu untuk memperoleh
persekutuan yang rukun maka diperlukan kesabaran dari tiap-tiap orang.
Berdasarkan cara hidup yang dinasihatkan Paulus kepada orang-orang di
Tesalonika, maka sesungguhnya ia hendak menyampaikan untuk hidup
menurut kehendak Allah. Dengan kata lain Paulus ingin menyampaikan

43
agar orang-orang Tesalonika tidak melakukan kejahatan, melainkan
mengusahakan kebaikan dalam hidup bersama sebagai tubuh Kristus.
3. Nasihat Paulus kepada jemaat di Tesalonika dalam bacaan saat ini juga
memberikan pelajaran yang berharga bagi kita. Tanggungjawab sebagai
pendidik (pengasuh), mengharuskan kita berhadapan dengan anak-anak di
setiap tingkatan jenjang dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu, kita
harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan agar hidup mereka sesuai
dengan kehendak Tuhan. Misalnya menegur ketika salah, menghibur yang
sedih, membela yang lemah dan sabar terhadap semua orang. Dengan
mengupayakan dan melakukan kebaikan kepada sesama sebagai
persekutuan, sama halnya dengan menciptakan hidup bersama sesuai
kehendak Allah sebagai tubuh Kristus. Tekunlah menjalankan
tanggungjawab kita dengan tidak lupa mengupayakan kebaikan demi
kehidupan bersama.

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 15 Juli 2023

Nas Bacaan : Yesaya 16 : 1 - 5


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Upayakanlah Kesejahteraan Bersama

44
Pokok - Pokok Renungan :
1. Setiap orang menginginkan hidup yang penuh dengan kesejahteraan.
Meskipun demikian, tidak semua orang mau berusaha untuk
mendapatkannya. Bahkan hal terparah yang sering terjadi yaitu bekerja
hanya untuk kepentingan diri sendiri. Karena itu, tema mingguan:
upayakanlah kesejahteraan bersama sangatlah penting untuk dimaknai.
Mengupayakan berasal dari kata dasar upaya yang berarti usaha untuk
mencapai suatu maksud tertentu. Artinya, terjadi tindakan pro aktif dari
seseorang atau sekelompok orang yang akan melaksanakannya. Tindakan
pro aktif ini tentu saja untuk kepentingan bersama. Sebab bekerja untuk
kepentingan bersama menunjukkan bentuk kepedulian kita
kepada orang lain dan kualitas hidup yang baik.
2. Yesaya adalah seorang nabi besar dalam perjanjian lama yang cukup
terkenal. Karyanya sebagai seorang nabi dimulai ketika ia menerima
penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah. Peristiwa itu terjadi pada tahun
742 SM, di tahun meninggalnya raja Uzia (6:1). Pada umumnya kitab
Yesaya terdiri dari tiga bagian besar antara lain: sebelum pembuangan (1-
39), kabar baik bagi umat Allah di pembuangan (40-55) serta peringatan dan
janji untuk umat Allah (56-66). Khususnya pada bagian bacaan kita Yesaya
16:1-5 (nubuatan tentang bangsa lain), merupakan kelanjutan dari pasal
sebelumnya yang berisikan ucapan ilahi terhadap Moab. Ucapan ilahi ini
menggambarkan adanya penderitaan yang dialami bangsa Moab, sehingga
mengakibatkan ratap tangis dan perkabungan. Karena mengalami
penderitaan, maka bangsa Moab mengirimkan domba dengan harapan raja
Yehuda dapat mengizinkan pengungsi Moab memasuki Yehuda. Bagian ini
memperlihatkan suatu keadaan atau situasi yang mengharuskan orang-
orang Moab menaklukkan diri kepada para pemerintah di Sion. Berilah
nasihat, pertahankanlah hak…..terhadap si pembinasa (ay 3-4a),
merupakan suatu seruan atau permohonan yang langsung ditujukan kepada
Sion. Seruan atau permohonan ini bertujuan agar orang-orang Moab
mendapatkan hak hidup serta tempat perlindungan yang aman, sehingga
dapat melindungi mereka dari si pembinasa. Dengan memberikan
perlindungan terhadap orang-orang Moab, memperlihatkan suatu tindakan
yang mengusahakan atau mengupayakan kesejahteraan.
3. Keadaan atau situasi sulit yang dialami orang-orang Moab, dapat juga
dirasakan oleh siapapun termasuk kita sebagai para pengasuh. Karena itu,
ada nilai-nilai penting yang dapat dipelajari bersama berdasarkan seruan

45
atau permohonan yang disampaikan kepada pemerintah Yehuda.
Maksudnya ialah ketika kita diperhadapkan dengan mereka yang
membutuhkan pertolongan, maka memberi bantuan harus menjadi
perhatian bersama. Kita tidak bertindak hanya demi kepentingan diri sendiri,
tetapi lebih mengutamakan kepentingan bersama demi kesejahteraan
persekutuan pengasuh. Misalnya ada pengasuh yang berhalangan ketika
melakukan tanggungjawab pelayanan, maka tanggungjawab itu dapat di
ambil alih oleh rekan pengasuh yang lain. Atau ketika rekan pengasuh
mengalami permasalahan, kita dapat memposisikan diri sebagai pendengar
yang baik sekaligus memberikan nasihat serta penguatan. Hal-hal
sederhana seperti ini dapat kita lakukan sebagai bentuk memperioritaskan
kepentingan bahkan kesejahteraan bersama. Dengan demikian teruslah
lakukan hal-hal positif demi terciptanya kehidupan yang selalu
mengutamakan kepentingan-kepentingan bersama.

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 22 Juli 2023

Nas Bacaan : Mazmur 82 : 3 - 4


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan

46
Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah

Pokok-Pokok Renungan :
1. Perjuangkanlah keadilan bagi yang lemah, merupakan tema mingguan yang
akan mengantarkan kita memahami setiap pemberitaan firman Tuhan di
sepanjang minggu ini. Kata adil memiliki pengertian yang sama dengan
berpihak pada kebenaran, tidak berat sebelah dan tidak sewenang-wenang.
Sedangkan orang lemah artinya orang yang berada dalam situasi atau
keadaan yang memprihatinkan. Jadi tema mingguan ini hendak
menegaskan bahwa adanya upaya dan usaha yang harus dilakukan,
dengan tujuan memberikan rasa keadilan bagi orang-orang yang dianggap
lemah. Hal ini perlu mendapat perhatian karena tidak semua orang memiliki
rasa simpati bahkan empati kepada orang lain.
2. Mazmur adalah salah satu kitab dalam perjanjian lama. Kitab Mazmur berisi
nyanyian pujian, doa untuk pertolongan Allah dan syair yang menyatakan
kepercayaan umat kepada Allah. Di kitab ini juga dinyatakan berbagai
perasaan yang ada pada manusia antara lain dukacita dan sukacita,
keraguan dan kepercayaan, hati yang terluka dan yang terhibur,
keputusasaan dan pengharapan, kemarahan dan ketenangan, keinginan
balas dendam dan mengampuni dan lain sebagainya. Mazmur 82:3-4 di beri
perikop oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yaitu Allah dalam sidang ilahi.
Perikop ini sesungguhnya menggambarkan tentang pernyataan Allah yang
berkaitan dengan kepemimpinan para pemimpin. Hal ini didasari karena
terjadinya kepemimpinan yang mengabaikan keadilan. Dikatakan demikian
sebab para pemimpin menghakimi dengan lalim dan menunjukkan
keberpihakkan kepada orang fasik (ay. 2). Padahal Allah Israel selalu
menghendaki supaya keadilan ditegakkan, termasuk juga menolong orang
berkekurangan. Karena itu jelas tertulis di dalam ayat 3, berilah keadilan
kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang
sengsara dan orang yang kekurangan. Tindakan pembelaan terhadap
orang lemah, anak yatim, yang sengsara dan kekurangan wajib dilakukan
oleh siapapun sebagai wujud menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Salah
satu tindakan nyata memperioritaskan keadilan yaitu dengan cara
meluputkan orang yang lemah dan miskin dari tangan orang fasik (ay. 4).
Dengan demikian mereka yang lemah dapat menjalani kehidupannya tanpa
tekanan atau ketidakadilan.

47
3. Keadilan di dalam Alkitab tidak semata-mata hanya mematuhi hukum, tetapi
juga berarti hidup dalam relasi kasih dan kepedulian. Allah menghendaki
agar keadilan itu berlaku untuk semua ciptaan. Meskipun demikian, sebagai
manusia sering kali kita melakukan ketidakadilan terhadap sesama manusia
dan ciptaan yang lainnya. Ketidakadilan itu nampak ketika kita mengabaikan
hak orang lain atau dengan kata lain, menunjukkan keberpihakkan kepada
hal yang salah. Ketidakadilan juga terlihat ketika kita semena-mena kepada
yang lemah, miskin, tak berdaya, hanya karena kita memiliki jabatan dan
lain sebagainya. Sebagai orang-orang percaya, kita harus memahami
bahwa Allah Sang Maha adil menghendaki keadilan terjadi bagi umat-Nya.
Oleh sebab itu jadilah pelaku-pelaku keadilan, serta terus memperjuangkan
keadilan itu kepada sesama termasuk mereka yang lemah. Karena dengan
memperjuangkan keadilan, berarti kita telah bertindak sesuai dengan
kehendak Allah. Biarlah keadilan tidak hanya dikumandangkan saja, tetapi
dapat diwujudnyatakan lewat sikap dan tindakan sebagai orang-orang yang
di pilih Allah untuk melayani. Misalnya dalam tanggungjawab sebagai para
pengasuh, kita memperlakukan dengan sama semua anak-anak asuh tanpa
memandang status sosial, hubungan keluarga, kedekatan dan lain
sebagainya. Teruslah perjuangkan keadilan kepada semua orang termasuk
orang yang lemah, sebab Allah yang kita percayai adalah Allah yang adil.

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 29 Juli 2023

48
Nas Bacaan : Ulangan 6 : 4 - 9
Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada
Anak

Pokok-Pokok Renungan :
1. Hal terpenting yang menjadi perioritas utama bagi pasangan suami istri
setelah menikah yaitu memiliki anak (keturunan). Sebab satu keluarga
dapat dikatakan lengkap bila di dalamnya ada ayah, ibu dan juga anak.
Meskipun telah memiliki anak, namun tidak semua orang tua memahami
dengan benar cara memperlakukan anak tersebut. Dikatakan demikian
karena ada sebagian besar anak yang diperlakukan dengan tidak
semestinya. Oleh sebab itu tema mingguan: hidup bersama yang ramah
dan peduli kepada anak, harus menjadi perhatian kita bersama. Karena
semua anak berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan tidak semena-
mena, dari orang yang berada di sekitarnya. Untuk itu kita akan
memahaminya lewat bacaan Alkitab, Ulangan 6:4-9.
2. Kitab Ulangan adalah salah satu kitab dari lima kitab Torah dalam perjanjian
lama. Kitab ini disajikan sebagai perkataan-perkataan terakhir Musa kepada
generasi Israel yang siap memasuki tanah yang dijanjikan. Kitab Ulangan
terdiri dari beberapa bagian antara lain pendahuluan dan pidato-pidato
Musa. Bacaan kita merupakan bagian dari pidato Musa yang ke dua. Isi
pidato ini memuat pengajaran yang berbicara tentang kasihilah Allah dan
taatilah hukum-hukum-Nya. Hal ini sejalan dengan perikop pada bacaan kita
yakni kasih kepada Allah adalah perintah yang utama. Bagian ini berbicara
tentang hukum khusus yaitu larangan untuk beribadat kepada illah lain
selain Allah. Ini adalah bentuk ketaatan mutlak yang harus ditaati oleh
semua bangsa Israel. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa
dan kekuatan (ay. 5), merupakan Kasih yang menggambarkan ketaatan dan
perasaan Israel terhadap Allah yang menyudahi belenggu perbudakkan
mereka di Mesir. Artinya tindakan yang harus dilakukan orang Israel
selanjutnya ialah mengasihi Allah dan taat seutuhnya kepada perintah-
perintah-Nya. Ayat 7-9 menekankan bagaimana seharusnya sikap Israel
terhadap perintah Allah. Israel harus selalu mengingat perintah-perintah itu
di setiap saat dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya ialah
ketaatan atas perintah Allah tidak hanya diperuntukkan bagi diri sendiri,

49
melainkan juga diwariskan atau diajarkan kepada semua orang termasuk
keturunannya.
3. Meskipun tidak semua orang tua bertindak tidak semena-mena terhadap
anaknya, akan tetapi tindakan keliru memperlakukan anak sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. hal ini akan sangat nampak ketika anak
melakukan kesalahan. Ada orang tua yang dengan sabar menuntun dan
membina anaknya, tetapi ada juga orang tua yang secara sadar atau tidak
sadar melakukan tindakan yang tidak mendidik. Misalnya dengan
melakukan kekerasan secara fisik (memukul, mencubit, menampar dll) dan
non fisik (mengeluarkan kata-kata kotor). Berdasarkan fakta hidup seperti ini
maka kebenaran firman Tuhan mengajarkan kita baik sebagai orang tua
maupun persekutuan para pengasuh untuk memperlakukan anak dengan
semestinya. Bukti kita mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan
kekuatan harus diwujudnyatakan dalam sikap dan perbuatan yang juga
penuh kasih kepada anak-anak. Caranya ialah dengan penuh kasih
mengajarkan berulang-ulang tentang ketaatan kepada perintah Allah.
Memperlakukan mereka sebagaimana tema mingguan kita, hidup bersama
yang ramah dan peduli kepada anak. Biarlah kita menjadi orang tua dan
para pengasuh yang dimampukan untuk melakukan tanggungjawab dalam
hidup bersama yang mencerminkan kasih Allah. Ingatlah anak adalah
anugerah dari Allah yang masih membutuhkan kita agar dapat diayomi,
dididik, dibina, diajarkan dan lain sebagainya. Jadi perlakukanlah mereka
sesuai kebenaran firman Tuhan, supaya mereka bertumbuh dalam ketaatan
dan kasih kepada Allah.

50
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin 3 Juli 2023

Nas Bacaan : Kolose 3 :14-15


Tema Bulanan : Bangunlah hidup Bersama yang baik dan berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama sebagai tubuh KRISTUS

Pokok – Pokok Pikiran Renungan :


Saat kita berada dihari inipasti kita akan tersentak dalam kekaguman yang luar
biasa sebab perjalanan kita di tahun ini telah tiba di minggu pertama bulan juli.
Semua ini dialami semata – mata hanya karena kebaikan TUHAN dan untuk itu
kita bersyukur, bukan saja karena dianugerahkan kesempatan menikmati hari
ini tetapi lebih dari pada itu kita diberikan kesempatan untuk menjalani
kehidupan ini dengan semua orang yang ada disekitar kita. Dan untuk
menuntun kita menjalani kehidupan dibulan ini kita dituntun dengan tema
bulanan ”Bangunlah hidup bersama yang baik dan berkualitas ” dan tema
mingguan kita ”hidup bersama sebagai tubuh KRISTUS”. Pada prinsipnya tidak
ada satupun manusia yang dapat hidup sendiri tanpa orang lain. hal ini terjadi
karena pada setiap kita memiliki kelemahan dan karena itu kita memerlukan
orang lain untuk saling melengkapi agar tercipta kebersamaan yang indah
tetapi ini semua harus dibangun dengan usaha yang serius dan itu harus
dimulai dan didasari dalam kasih. Sebab tanpa Kasih kehidupan yang dibangun
bersama akan bersifat sementara akang manis kalau ada mau sesuatu , tetapi
kalau apa yang katong mau itu tidak dapat maka hidup bersama itu akang
hambar. Paulus mengingatkan Orang di Kolose supaya membangun hidup
bersama dengan mempergunakan kasih sebagai kekuatan yang
mempersatukan dan menyempurnakan karena tidak sedikit terjadi keretakan
bahkan kehancuran dalam membangun hidup bersama sebagai tubuh Kristus
karena masing-masing menganggap diri lebih penting lebih hebat dibandingkan
orang lain. hidup bersama akan menjadi indah bukan karena orang – orang
yang membangun hidup itu memiliki dunia ini tetapi hidup bersama akan
menjadi indah sebagai tubuh kristus hanya karena kita membangunnya dalam
dalam kasih , karena ikatan yang kuat dengan tali Kasih bukan saja
menciptakan satu kesatuan tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan ada
damai sejahtera.

51
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin 17 Juli 2023

Nas Bacaan : Yesaya 1 :21-27


Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkan Keadilan Bagi yang Lemah

Pokok – Pokok Pikiran Renungan


Kalau kita ditanyakan tentang memilih hidup diperlakukan secara adil atau tidak
maka tidak ada seorang pun yang memilih untuk hidup diperlakukan secara
tidak adil. Entah itu perlakuan tidak adil yang dilakukan dan dialami ditengah
keluarga tapi juga orang–orang yang ada disekitar. Minggu ini kita dituntun
dengan tema ” perjuangkan keadilan bagi nyang lemah” tema ini menjadi
penting bagi Gereja dan umat TUHAN karena untuk memperoleh perlakuan
yang adil sudah sangat sulit apalagi bagi mereka yang lemah , mereka ini
sering dijadikan sebagai objek dari ketidak adilan pada sisi yang lain kita tahu
bahkan mengakui bahwa berlaku adil bagi semua orang adalah kewajiban kita
dan semua orang berhak menikmati perlakuan yang berkeadilan sebab buah
dari memperjuangkan dan berlaku adil itu mendatangkan berkat ketentraman,
kesejahteraan ditengah – tengah kehidupan. Bagian bacaan ini merupakan
nubuatan Yesaya tentang penghakiman dan pemulihan ALLAH, , penghakiman
ALLAH atas Yehuda ini disebabkan atas praktek ketidak setiaan kepada ALLAH
tapi juga praktek ketidak adilan yang dilakukan oleh para pemimpin (23)
memperjuangkan keadilan adalah tugaqs kita sebagai orang – orang yang juga
pernah mengalami keadilan ALLAH lewat jawaban ALLAH atas pergumulan tapi
juga penyertaan ALLAH disepanjang perjuangan dan perjalanan kehidupan
kita,ingat keadilan adalah sifat ALLAH oleh karena itu seluruh karya kita harus
bermuarah kepada hal memperjuangkan keadilan bagi yang lemah ditengah –
tengah dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. berhentilah berbuat jahat,
belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan.

52
53
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 07 Agustus 2023

Nas Bacaan : Roma 10 : 12


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Menghargai dan Menerima Perbedaan

Pokok – Pokok Renungan:


- Alasan klasik yang sering kita dengar saat bertanya perihal tidak
bergabung dengan paduan suara atau tidak bergabung dengan satu
organisasi atau perkumpulan dengan mengatakan : ”o.. beta seng cocok
dengan dia, o.. beta beda dengan dia”. Sekali lagi perbedaan dijadikan
faktor pencetus. Padahal kalau kita ambil misal dalam satu kumpulan
paduan suara harmonisasi akan tercipta saat masing – masing kita
membawakan lagu dalam jenis – jenis suara yang berbeda, ada sopran,
alto, tenor dan bas maka terciptalah harmoni yang merdu dan enak untuk
didengar. Hal tentang perbedaan ini lebih miris lagi ketika kita hanya mau
menghargai dan menerima mereka yang berasal dari satu suku, warna kulit
yang sama bahkan memiliki status dan derajat yang sama.
- Kita melupakan jati diri kita sebagai orang–orang yang ditebus Allah tanpa
diskriminasi suku, warna kulit bahkan status dan derajat kita dalam
lingkungan sosial kita. Perbedaan itulah yang membuat hidup ini semakin
berwarna. Perbedaan itu pula yang menjadikan kita mampu memahami
keagungan dan kemahakuasaan Allah. Oleh sebab itu perbedaan
janganlah dijadikan alasan untuk melanggengkan tindakan diskriminasi
bagi mereka yang berbeda.
- Rasul Paulus memiliki pengalaman hidup ditengah–tengah kemajemukan
dan keanekaragaman manusia. Ia dilahirkan dan dibesarkan dikota Tarsus.
Tarsus pada waktu itu merupakan pusat kebudayaan, filsafat dan
pendidikan Yunani-Romawi. Dengan demikian Tarsus menjadi ramai
dengan orang–orang dari berbagai bangsa, agama dan kebudayaan, yang
menarik dan harus menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menghargai
dan menerima perbedaan. Prinsip Rasul Paulus yakni mendasarkan
pandangan terhadap perbedaan dari sisi manusia tetapi mendasarkannya
dalam keyakinan akan kasih Allah bagi semua orang. Dengan demikian
kita juga seharusnya dapat memandang orang lain yang berbeda dengan
diri kita.

54
- Setiap orang harus melihat perbedaan tidak dengan sikap yang
bermusuhan tetapi dengan sikap keterbukaan, persahabatan, dan
kehangatan sebagai wujud kita menghargai dan menerima perbedaan.
Mari jadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk membangun hidup.

55
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin 14 Agustus 2023

Nas Bacaan : Roma 13:12-14


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan

Pokok – Pokok Renungan:


- Hidup yang harmonis merupakan syarat utama untuk mewujudkan sebuah
kondisi hidup bermasyarakat yang beradab dan bermartabat. Hidup yang
harmonis akan menciptakan kehidupan yang saling meghargai setiap
perbedaan yang juga berdampak pada kondisi kehidupan yang jauh dari
pertikaian dan perpecahan. Orang Maluku memiliki filosofi hidup ” ale rasa
beta rasa”, kalimat ini mengandung makna filosofis yang sangat luar biasa
bagi kehidupan dimaluku bahwa walaupun beda kampung adat istiadat,
bahasa, status sosial dan lainnya katong orang basudara.
- Kenyataan hari ini telah berbeda, sebab hidup yang harmonis telah
digantikan dengan ego pribadi bahkan kelompok, suka memaksakan
kehendak tanpa mempertimbangkan rasa atau kondisi orang lain, sehingga
membawa kita terjebak dalam bingkai keangkuhan dan menjauhkan kita
dari kebersamaan sejati sebagai satu keluarga. Namun takala kita
menyadari bahwa keutuhan dan keharmonisan itu adalah fondasi untuk
membangun kehidupan yang kokoh dan tak tergoyahkan, maka kita tidak
akan kehilangan identitas dan integritas kekristenan kita. Apalagi jika kita
hidup dengan kecendrungan berada dalam kegelapan atau kita tidak lagi
hidup dalam norma–norma kesopanan, maka kehidupan yang seperti ini
akan mengakibatkan perpecahan yang tak terelakan.
- Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma mengajak kita
sebagai orang percaya dan yang tertebus oleh Yesus dari dalam kegelapan
untuk meninggalkan cara hidup yang gelap dengan mengenakan
perlengkapan senjata terang, yakni hidup dengan sopan. Hal ini berarti kita
diminta untuk tidak melakukan hal-hal seperti yang dilakukan oleh orang-
orang dunia yang tidak mengenal Yesus yang hanya hidup dalam pesta
pora, mabuk, percabulan, iri hati, serta mementingkan diri sendiri. Sebagai
pengikut-pengikut Kristus, kita harus mengambil keputusan iman untuk
tetap mengikuti cara hidup Yesus serta, berpikir dan berperasaan seperti
Yesus. Dengan demikian kita akan mampu hidup dengan sopan yang akan

56
bermuara kepada terciptanya hidup yang harmonis dan jauh dari
perpecahan.
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin 21 Agustus 2023

Nas Bacaan : Ulangan 23 :15-16


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja Dan Masyarakat
Tema Mingguan : Membangun Hidup Tanpa Penindasan

Pokok – Pokok Renungan


- Merdeka berarti bebas dari penjajahan, bebas dari penindasan, bebas dari
rupa – rupa hal yang membelenggu hak–hak hidup yang membuat manusia
tidak dapat menentukan pilihan–pilihan hidup yang sesungguhnya dan hal
ini akan menjadi pegangan menuju ke arah masa depan yang bahagia. Tak
terasa kita telah berada di usia kemerdekaan yang ke-78, tapi benarkah kita
telah merdeka seutuhnya? Kita kembali dituntun menjalani usbu ini dengan
tema ”membangun hidup tanpa penindasan”. Tema ini mengingatkan kita
bahwa sesungguhnya di alam kemerdekaan ini masih ada saja penindasan
baik yang dialami oleh kaum minoritas, kaum perempuan, bahkan bagi
anak–anak. Penindasan yang mereka alami itu baik secara fisik maupun
psikis.
- Saat ini kita kembali belajar tentang nilai–nilai kehidupan yang semestinya
menjadi model kehidupan kita sebagai orang–orang yang dimerdekaan oleh
Allah. Dari pidato Musa yang kita baca saat ini kita belajar bagaimana
menjalani dan memaknai hidup itu sebagai anugerah yang harus di pakai
untuk membangun hidup yang lebih baik lebih bermartabat, dengan tidak
lagi melakukan tindakan–tidakan penindasan yang mengakibatkan
penderitaan bagi sesama. Bagian ini berisikan ketentuan untuk berlaku
murah hati dan melindungi kaum yang lemah, orang miskin serta para
budak orang Israel. Kita juga dituntut untuk menaati perintah tersebut dalam
kebenaran Allah, dengan tetap berbuat baik kepada mereka yang lemah
dan kepada mereka yang membutuhkan. Mari kita bangun hidup
berdasarkan kasih dan tanpa penindasan. Ingat siapa menindas orang yang
lemah menghina penciptaNya (bnd. Amsal 14:31a).

57
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin 28 Agustus 2023

Nas Bacaan : Kidung Agung 1 : 2 – 8


Ttema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja Dan Masyarakat
Tema Mingguan : Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta

Pokok – Pokok Renungan :


- Cinta, satu kata sederhana dengan berjuta makna. Dalam konteks filsafat
kata cinta diartikan sebagai kualitas baik yang mewarisi semua perasaan,
kebaikan simpati dan kasih sayang. Cinta berdampak pada kebahagiaan,
kehangatan, kemesraan hidup karena cinta itu sendiri adalah anugerah Allah,
kekuatan Allah (kasih Allah). Semua kita mendambakan keharmonisan hidup
dalam keluarga. Tidak ada seorangpun yang menghendaki kalau terjadi
konflik di dalam keluarga. Demi terciptanya keutuhan hidup dalam keluarga
maka semua anggota keluarga harus hidup penuh cinta dan saling
mendukung. Karena tanpa kekuatan cinta yang tulus pasti terjadi
kecemburuan dan akan sangat berdampak pada keutuhan keluarga.
- Dalam panduan tema mingguan ”Merawat Keutuhan Keluarga Dengan
Kekuatan Cinta”, ada ajakan untuk kita memahami bahwa masyarakat yang
kuat dan tangguh itu berawal dari keluarga yang utuh harmonis dan penuh
cinta. Merawat keluarga agar tetap utuh memang tidak semudah yang kita
katakan. Hal itu dikarenakan masih ada saja yang dalam hidup keluarganya
masih ada sikap membeda–bedakan antara anak yang satu dengan anak
yang lain, bahkan diantara suami isteri pun kehangatan cinta menjadi suam–
suam kuku. Kini kata cinta hanya diucapkan sebagai pemanis, kata cinta
dipakai sebagai pengalas lidah untuk mencapai suatu tujuan yang buruk.
Padahal Salomo dalam kitab kidung Agung mengajarkan kita untuk
memahami hakikat dan kekuatan cinta itu sendiri dalam kaitan dengan
membangun keutuhan hidup.
- Ingatlah bukan suatu kebetulan cinta itu menghampiri dan tumbuh di dalam
kehidupan manusia, melainkan semua karena Anugerah Allah. Allah
menghendaki kita hidup dan merawat kehidupan berlandaskan pada cinta
Allah yang tidak memandang kita hina karena pelanggaran dan
pemberontakan kita tetapi dengan cintaNya menebus dan menjadikan kita

58
kepunyaanNYA. Mari membangun keutuhan keluarga kita dengan kekuatan
cinta yang tulus. Keluarga yang kuat bukan ditentukan berdasarkan jumlah
anggota keluarga didalamnya tapi dari seberapa besar cinta yang diberikan
dan diterima.
PA LAKI-LAKI
Selasa, 01 Agustus 2023

Nas Bacaan : Lukas 6:35-36


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama dalam Kasih

Telaah Teks
1. Teks Lukas 6:35-36 yang menjadi bahan telaah kita merupakan pengajaran
Tuhan Yesus yang penting untuk kita lihat dalam kaitan dengan
tanggungjawab merawat kehidupan individu, keluarga maupun komunal.
Ketika Yesus mengajar, Ia berkata: “tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan
berbuatlah baik kepada mereka..(ayat 35a)”. Ajaran ini hendak menegaskan
bahwa perbuatan mengasihi dan kebaikan itu harus ditunjukkan bahkan
kepada musuh. Ini tentu bukanlah ajaran yang mudah. Tetapi juga bukanlah
sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Dalam ayat selanjutnya dijelaskan
alasan dasarnya: “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu
adalah murah hati” (ay.36). Murah hati menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah suka memberi, tidak pelit, penyayang, pengasih, suka
menolong dan baik hati. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan
pengertian murah hati yang dijelaskan oleh Injil Matius dalam nas ini yaitu:
mengasihi dan mengampuni sesama. Pertama, Murah hati berkaitan
dengan perbuatan mengasihi. Seseorang yang bermurah hati selalu
tergerak untuk berlaku kasih terhadap orang lain. Ia tidak akan tinggal diam
sebelum mewujudkan tindakan kasihnya itu dalam perbuatan menolong
atau membantu. Ia senantiasa berupaya menghadirkan kebaikan di mana
saja. Sikap seperti ini adalah sikap yang patut dimiliki dan diteladani dalam
menjaga atau merawat persekutuan hidup bersama dalam keluarga
maupun berjemaat dan bermasyarakat. Di dalam kehidupan bersama, tidak
semua orang memiiki kemampuan dan tingkat ekonomi yang sama. Ada
orang-orang lemah, kurang, atau yang mengalami kesusahan dan
membutuhkan perhatian atau bantuan. Karena itu, hanya orang-orang yang
memiliki kemurahan hati selalu berbelas kasih kepada orang lain. Ini

59
merupakan kewajiban setiap pengikut Kristus untuk menunjukkan
kemurahan hati dalam perbuatan nyata mengasihi orang lain sebagaimana
yang telah ditunjukkan pula oleh Allah dalam Yesus Kristus. Kedua, Murah
hati berkaitan pula dengan pengampunan. Seseorang yang bermurah hati
adalah orang yang bersedia mengampuni. Ia tidak mau melihat relasi dalam
kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat menjadi terganggu karena
tidak mau memaafkan bila ada yang melakukan kesalahan.
1 Ada yang tetap
memegang prinsip walaupun keliru atau salah. Ada yang tahan gengsi dan
tidak mau merendah, sehingga sulit mengampuni orang lain, apalagi
mengampuni musuh. Padahal memberi pengampunan adalah salah satu
cara untuk menjaga relasi atau hubungan.
2. Dua hal yang menjadi makna dari sikap murah hati ini telah lebih awal di
tunjukkan oleh Allah dalam Yesus Kristus. Karena kasih-Nya kepada kita
Yesus rela berkorban di kayu salib untuk memberikan anugerah
pengampunan. Oleh sebab itu, sebagai pengikut Kristus, kita pun diajak
dalam hal mengasihi dan mengampuni mesti dilandaskan pada kesadaran
ini bahwa kita telah mendapatkan anugerah atau kemurahan dari Allah,
maka kita pun mau bermurah hati kepada sesama. Inilah ajaran Yesus yang
perlu dijadikan sikap etis moral dan menjadi titik berangkat pengayaan
harmonisasi hidup. Kehidupan bersama yang harmonis dapat terawat jika
dalam hidup bersama kita saling mengasihi dan mengampuni. Kasih
merupakan fondasi kuat bagi persekutuan. Kasih menjadi perekat
persekutuan. Kasih menjadi dasar dari setiap hubungan yang terjalin di
dalam persekutuan agar kedamaian dan kerukunan tercipta. Demikian pun
pengampunan menjadi jalan terciptanya pemulihan relasi. Dengan
demikian, kehidupan bersama akan terawat melalui kehidupan yang saling
mengasihi dan kesediaan untuk mengampuni. Semua ini perlu diwujudkan
dalam tindakan nyata bukan hanya sekedar berkata-kata. Saling mengasihi
dan mengampuni, itulah wujud kemurahan hati.

Pertanyaan PA:
1. Kemurahan hati berarti mengasihi dan mengampuni. Mengapa kita sulit
mengasihi dan memberikan pengampunan kepada orang lain juga musuh?
Berikanlah pendapat!.
2. Bagaimana Laki-laki gereja dapat mewujudkan kemurahan hati dalam
rangka merawat hidup bersama di dalam keluarga, gereja dan
masyarakat?

60
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 08 Agustus 2023

Nas Bacaan : 1 Tawarikh 24: 1-5


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Menghargai dan Menerima Perbedaan

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Perbedaan biasanya menjadi alasan bagi seseorang untuk memisahkan diri
dari orang lain atau dari sebuah komunitas. Banyak orang menginginkan
segala sesuatu bersifat sama atau seragam. Padahal didalam banyak hal,
perbedaan justru memberikan kepada kita kesempatan untuk berpikir dan
menikmati kehidupan yang lebih indah. Pelangi misalnya, jika hanya terdiri
dari satu warna maka ia tidak akan terlihat indah. Demikian juga berbagai
ciptaan Tuhan yang lain seperti bunga, pohon, hewan, dan sebagainya. Jika
semuanya sama, maka kita tidak akan pernah menikmati keindahan dalam
keaneka-ragaman. Tuhan juga menciptakan manusia dalam sifat dan
karakter yang berbeda. Tuhan melengkapi manusia dengan kemampuan,
potensi dan keahlian yang berbeda sehingga dapat saling mendukung dan
menopang dalam kehidupan. Di dalam rumah tangga kita masing-masing;
suami-isteri dan anak-anak, serta cucu-cucu memiliki sifat dan karakter
yang berbeda tetapi tetap dapat hidup bersama sebagai satu keluarga,
terlebih lagi dapat hidup secara harmonis.
2. Nas bacaan kita hari ini berbicara tentang para imam yang dibagi dalam
rombongan. Secara khusus dalam 1 Tawarikh 24:1-5, dijelaskan tentang
pembagian jabatan dan tugas untuk penyelenggaraan ibadah. Kita tahu
bahwa penyelenggara ibadah di Israel pada masa lampau hanya dapat
dilakukan oleh kaum Lewi, dari keturunan Harun. Harun memiliki empat
orang anak: Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar. Nadab dan Abihu telah mati,
hanya tinggal Eleazar dan Itamar yang memgang jabatan imam. Dalam
pembagian tugas penyelenggaraan ibadah itu didapati bahwa keturunan

61
Eleazar lebih banyak dibandingkan dengan keturunan Itamar. Masing-
masing keturunan memiliki kecakapan dan potensi. Tetapi dilakukan pula
cara tertentu untuk membagi supaya tidak terjadi kesalahpahaman, sebab
ada “pemimpin-pemimpin kudus” dan “pemimpin-pemimpin Allah”. Melalui
cara diundi, Daud bersama-sama dengan Zadok dan Ahimelekh membagi-
bagikan mereka sebagai orang-orang yang akan melayani di rumah Allah
dan menyelenggarakan ibadah. Karena itu, bani Eleazar dibagi menjadi 16
orang pemimpin kelompok dan bani Itamar dibagi menjadi 8 pemimpin
kelompok. Pengambilan undian itu dilakukan dengan adil dan bijaksana
tanpa membeda-bedakan jumlah dan dari keturunan siapa. Akhirnya,
didapatilah 24 orang imam yang bertugas sebagai penyelenggara ibadah.
Hasil pengundian itu diterima dengan baik oleh semua keturunan Harun.
3. Tidak dapat kita sangkali bahwa perbedaan sering menimbulkan persoalan.
Namun, hal itu terjadi karena kita kedapatan terlalu memaksakan kehendak,
memaksa ingin didengarkan, menganggap orang lain lebih rendah, merasa
derajat atau status lebih tinggi, merasa suku-nya lebih baik dari suku lain,
merasa agamanya yang lebih benar, merasa tidak puas dengan keadaan,
dan masih banyak hal lain yang mengakibatkan terjadinya pertikaian dalam
satu komunitas. Sebagai makhluk sosial, kita sadar bahwa hidup dalam satu
komunitas masyarakat ada pelbagai perbedaan. Perbedaan suku, agama,
warna kulit, bahasa, adat istiadat, status social dan sebagainya. Perbedaan
tersebut adalah anugerah Allah yang harus disyukuri dan diterima. Menolak
dan tidak menghargai perbedaan sama artinya kita menolak karya Allah
Sang Pencipta. Perbedaan yang adalah anugerah Allah itu bukanlah batu
sandungan untuk membangun dan menata hidup yang lebih baik. Sebagai
warga gereja secara khusus laki-laki, kita memiliki kemampuan dan keahlian
yang berbeda. Kita punya beragam karunia. Semua itu adalah anugerah
Allah semata-mata. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki, status dan
jabatan yang dimiliki, cara berpikir dan bertindak pada diri masing-masing,
semua itu diberikan oleh Allah supaya kita hidup bersama untuk maksud
kebaikan. Karena itulah, dalam perbedaan kita harus dapat membangun
kehidupan yang saling mengasihi, menopang dan membangun demi
menjaga keutuhan hidup bersama di tengah keluarga, gereja dan
masyarakat.

62
DISKUSI LAKI-LAKI
Selasa, 15 Agustus 2023

Nas Bacaan : Roma 14:13-18


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan

Pengantar Diskusi

Curahan Hati seorang Penatua

B eta sudah tidak respek lagi dengan dia,” kata seorang rekan penatua di
gereja ketika nama seorang rekan pelayan lainnya disebut. Rupanya
hubungan mereka sedang tidak baik. Penatua itu menganggap bahwa orang
yang namanya disebut itu adalah seorang yang egois dan tidak mau menerima
pendapat orang lain. Penatua itu lalu berkisah: pernah suatu kali beta bersaat
teduh dan bacaan renungan SHK hari itu membahas tentang gereja. Renungan
itu mengatakan bahwa di dalam gereja orang-orang percaya memuji dan
mengagungkan nama Tuhan, bertumbuh dan belajar tentang firman Tuhan,
serta saling mengasihi satu sama lain. Gereja dengan keadaan seperti itu
adalah wujud kecil dari gambaran surga yang kelak akan datang, atau dengan
kata lain gereja bisa jadi gambaran surga yang ada di dunia. Tapi, bacaan
renungan itu membuat beta mengernyit. “Wah, dalam beta punya gereja ada
banyak konflik. Bagaimana mungkin dikatakan seperti surga kalau di dalam
gereja sendiri terdapat persaingan dan permusuhan?” Ada jemaat yang tidak
suka dengan majelis di gerejanya, atau sebaliknya. Ada pula sederet konflik
yang terjadi antar jemaat, antar panitia, bahkan juga antar pemimpin, lalu
bagaimanakah gereja dapat tetap utuh dan harmonis? Beta hanya bisa
bergumam dalam hati.

63
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimanakah pendapat saudara terhadap curahan hati penatua dalam
cerita di atas, benarkah banyak konflik sedang terjadi dalam gereja?
2. Bagaimanakah cara mengatasi masalah atau perselisihan demi kehidupan
gereja dan masyarakat yang utuh dan harmonis, berdasarkan nas ini?

Pesan Teks
Nas hari ini, Roma 14:13-18  berbicara tentang bagaimana membangun
kehidupan yang penuh damai sejahtera. Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus
menulis kepada jemaat di Roma agar tidak saling menghakimi satu sama lain.
Perbuatan menghakimi lebih menunjuk kepada apa yang orang lain lakukan.
Namun menjadi batu sandungan lebih menunjuk pada perbuatan yang kita
lakukan dan dampaknya bagi orang lain. Pada saat surat Roma ini ditulis,
situasi jemaat di kota Roma saat itu sementara terjadi perselisihan mengenai
makanan apa yang dapat dimakan oleh orang-orang percaya. Kemungkinan
besar terdapat beberapa golongan yang mengutarakan pendapat berbeda.
Golongan yang satu menyatakan bahwa orang percaya harus makan sayuran
saja, golongan lain menyatakan bahwa semua makanan adalah halal (Rm
14:2), sementara golongan lainnya menyatakan bahwa anggur yang
memabukkan tidak boleh diminum (Rm 14:21). Di sisi lain juga ada golongan
yang menyatakan bahwa semua makanan yang telah dipersembahkan ke
dewa-dewa tidak boleh dimakan oleh orang percaya. Semua ini akhirnya
menimbulkan kebingungan dan perselisihan di antara orang percaya lainnya.
Bagaimana Paulus mengatasi perselisihan tersebut? Paulus tidak menyalahkan
siapapun. Ia memberikan pemahaman bahwa di dalam Tuhan Yesus, tidak ada
sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hal itu dikatakannya dengan
mendasarkannya pada ucapan Tuhan Yesus yang menyatakan bahwa semua
makanan adalah halal (Mrk 7:19). Oleh karena sebenarnya bagi orang-orang
percaya tidak ada sesuatu larangan pun terhadap makanan. Walaupun
demikian, Paulus menasihatkan agar dalam hal makanan, jangan sampai
menyakiti hati sesama saudara dan apa yang dimakan menjadi batu
sandungan bagi orang lain (ay. 15). Paulus menegaskan bahwa “kerajaan Allah
itu bukan soal makanan atau minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera
dan sukacita oleh Roh Kudus”. Jadi, kehidupan dalam kebenaran dan damai
sejahtera yang dikerjakan oleh Roh Kudus akan membuat mereka terus hidup

64
dalam persekutuan kasih. Pertentangan soal makanan dan minuman bukanlah
hal sepele, sebab terkadang karena hal-hal itu relasi persaudaraan menjadi
terganggu. Seperti halnya apa yang pernah terjadi di jemaat Roma telah
merusak pekerjaan Tuhan. Akhirnya, Paulus mengajak jemaat agar mengejar
apa yang mendatangkan damai sejahtera dan hal-hal yang berguna untuk
saling membangun, bukan menjadi batu sandungan. Dengan begitu kehidupan
yang harmonis dan jauh dari perpecahan dapat terwujud.

MEDITASI LAKI-LAKI
Selasa, 22 Agustus 2023

Nas Bacaan : 2 Raja-Raja 13:1-5


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Membangun Hidup Tanpa Penindasan

Langkah-Langkah Meditasi:
1. Menyanyi : KJ No. 27 : 1, 4 Meski tak layak diriku
2. Doa pembukaan
3. Menyanyi : KJ No.40 : 1,4 Ajaib benar anugerah
4. Doa pembacaan Alkitab.
5. Membaca Alkitab : 2 Raja-raja 13: 1-5 (secara berbalasan)
6. Langkah-langkah meditasi :
- Pemimpin membacakan pengantar untuk masuk dalam meditasi.
Nas hari ini memperlihatkan alasan yang umum ketika orang memohon
pengampunan Tuhan, yaitu karena tidak tahan menanggung hukuman
Allah atas perbuatan salah atau dosa yang dilakukan. Ketika Raja
Yoahas tidak menjauhi penyembahan berhala, Allah menyerahkan Israel
ke tangan raja Aram. Israel tidak berdaya melawan penindasan raja
Aram. Karena itu, Yoahas memohon belas kasihan Tuhan untuk
menolong mereka keluar dari penindasan itu. Tuhan mendengarkan
permohonan mereka dan mengirimkan seorang penolong sehingga
mereka terlepas dari penindasan raja Aram dan dapat menduduki
kemah-kemah tempat tinggal mereka seperti sediakala.
- Pemimpin membacakan pertanyaan pengarah untuk direnungkan dalam
meditasi.

65
Pertanyaan tersebut yakni : “Apakah kecenderungan menindas orang
lain masih kita lakukan? Sebagai suami/laki-laki menindas
isteri/perempuan dan anak, sebagai pemimpin menindas bawahan, dan
sebagainya.
- Setiap peserta ibadah masuk dalam meditasi (perenungan) dan
memohon pengampunan dari Allah agar tidak lagi melakukan
penindasan dalam bentuk apapun dan kepada siapapun. Meditasi dapat
dilakukan selama 3-5 menit.
- Masing-masing peserta mengungkapkan hasil meditasinya bisa berupa
refleksi singkat, menyanyikan sebuah lagu atau membuat puisi sesuai
dengan tema mingguan atau nas bacaan hari ini.
7. Pemimpin kebaktian memberikan kesimpulan akhir
8. Menyanyi KJ. 381 : 1 dstnya Yang Mahakasih (sambil persembahan
diberikan)
9. Pemimpin kebaktian berdoa syafaat
10. Menyanyi KJ. 432: 1 Jika padaku ditanyakan
11. Pemimpin kebaktian menyampaikan berkat :
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dan dari Tuhan
Yesus Kristus Penyelamat kehidupan kita, di dalam tuntunan Roh Kudus,
kiranya tinggal menyertai dan memberkati kita semua, hari ini dan selama-
lamanya, amin.

66
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 29 Agustus 2023

Nas Bacaan : Kejadian 29:1-20


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta

Pokok - Pokok Pikiran Renungan:


1. Tema Mingguan “Merawat Keutuhan Keluarga dengan Kekuatan Cinta”.
Inilah tema yang menjadi dasar dilaksanakannya pekan pembinaan
keluarga di tahun ini. Tema ini mengisyaratkan betapa cinta adalah
kekuatan untuk merawat keutuhan keluarga. Keluarga yang tidak kuat rasa
cintanya akan mudah hancur atau retak. Keluarga memang adalah
komunitas cinta kasih. Cinta kasih yang dilandaskan pada kasih Allah yaitu
kasih agape. Cinta kasih dalam keluarga Kristen melibatkan Allah dan
didasarkan pada cinta kasih sejati yakni kasih agape. Dengan begitu, pola
relasi dalam keluarga: antara suami-isteri, orang tua dan anak, antar orang
saudara dan kerabat, tergantung dan terikat oleh cinta kasih di dalam Allah.
Keutuhan dalam keluarga bisa terpelihara karena ada cinta kasih di dalam-
Nya.
2. Teks Kejadian 29 :1-20 Menjelaskan tentang kisah kuatnya kekuatan cinta.
Bahwa karena cinta Yakub kepada Rahel yang sangat besar, ia rela
menuruti syarat yang diberikan Laban ayah Rahel untuk bekerja selama
tujuh tahun demi mendapatkan Rahel. Yakub menganggap tujuh tahun itu
seperti beberapa hari saja karena cintanya kepada Rahel (ay. 20). Tetapi,

67
hal itu baru awal bagi Yakub sebab Laban memperdayainya. “Bekerjalah
tujuh tahun lagi!” kata Laban. Namun, karena sangat mencintai Rahel,
Yakub tidak merasa keberatan untuk memenuhi persyaratan yang
diberikan, dengan penuh kesabaran Yakub melaluinya. Empat belas tahun
menunggu untuk memiliki Rahel, tanpa lelah dan tanpa berpaling. Yakub
begitu mencintai Rahel. Kisah ini memperlihatkan kekuatan cinta dapat
mengubah paradigma dan perspektif seseorang sehingga sesuatu yang
sangat berat sekalipun dianggap menjadi sesuatu yang ringan. Kekuatan
cinta dapat mendorong seseorang untuk memaksimalkan kapasitas yang
ada padanya dari tidak mampu menjadi mampu. Kekuatan cinta pun dapat
membuat seseorang mampu bertahan menghadapi segala rintangan. Cinta
juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan segala sesuatu dengan
kerelaan hati dan sukacita. Itulah yang terjadi dan dialami oleh Yakub. Tidak
semua orang, termasuk laki-laki gereja sanggup melakukan seperti yang
dilakukan Yakub. Tetapi apa yang diperlihatkan oleh Yakub memberikan
makna bagi semua laki-laki untuk tetap menjaga kekuatan cinta di dalam diri
dan berlaku sabar dan setia, agar kehidupan dalam keluarga tetap harmonis
dan bahagia serta terjaga keutuhannya.
3. Merawat keutuhan keluarga dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang
di dalamnya harus kuat rasa cinta kasihnya. Hanya dengan kekuatan cinta
kasih, kita akan berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga, berusaha
membahagiakan suami-isteri, orangtua dan anak-anak dengan waktu,
tenaga dan pikiran yang kita punya. Cinta kasih perlu dijaga, dipelihara dan
diperjuangkan agar tidak mudah goyah apalagi pudar. Harus ada usaha
dari setiap anggota keluarga untuk mewujudkan kehidupan yang penuh
cinta kasih. Laki-laki gereja memiliki peran penting sebagai kepala keluarga
untuk menjaga atau merawat keutuhan keluarga dengan baik. Di tengah
banyaknya kasus kekerasan dan perceraian di kalangan keluarga Kristen,
menjadi tantangan tersendiri untuk kita laki-laki gereja supaya mampu
menjaga relasi cinta kasih dalam keluarga. Keluarga yang kuat rasa cinta
kasihnya, akan saling menyayangi dan menghargai serta mampu
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan. Cinta kasih dalam keluarga
harus selalu dilandaskan pada cinta kasih Kristus sebagai Kepala atas
rumah tangga, supaya kehidupan keluarga tetap terjaga. Suami isteri
berlaku setia, orangtua mengasihi anak-anak dan anak-anak menaruh
hormat serta penghargaan kepada orangtua. Dengan demikian, keluarga
yang kuat di dalam cinta akan tetap utuh. Keutuhan dalam keluarga akan

68
memperkuat keutuhan dalam gereja dan masyarakat. Marilah kita menjaga
dan merawat keutuhan keluarga, gereja dan masyarakat!

PA PEREMPUAN
Rabu, 02 Agustus 2023

Nas Bacaan : Yohanes 13:34-35


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama Dalam Kasih

Pengantar
Bulan ini selalu dingat sebagai bulan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Berbagai
kegiatan dsalam masyarakat dilakukan menyongsong dan merayakan HUT
kemerdekaan RI, termasuk yang berlangsung dalam persekutuan gereja.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendorong nilai-nilai
pembangunan bangsa. Salah satu yang dilakukan oleh GPM yakni melakukan
pembinaan bagi warga gereja dengan menyasarkan pada tema pembinaan
bulan ini yakni “Menjaga keutuhan keluarga, gereja dan masyarakat”.
Pembinaan ini diperlukan guna menyikapi realitas kerentanan gaya hidup
individualis atau pikir diri sendiri yang terus meluas dan mempengaruhi
berkurangnya rasa empati, solidaritas dan kebersamaan dengan sesama yang
lain. Untuk itu, tanggung jawab menjaga keutuhan dikhususkan lagi pada peran
merawat hidup bersama dalam kasih. Dalam realitas bergereja sebagai
persekutuan perempuan, tanggung jawab merawat ini masih terbatas pada

69
ruang-ruang ritual semata. Karena itu, perlu untuk membaca dan mendalami
apa kata Yohanes di hari ini.

Telaah teks
- Nas bacaan hari ini merupakan salah satu bagian dari satu perikop yakni
ayat 31-35. Perikop tentang perintah baru ini terletak di antara dua kisah
yakni Yesus memperingatkan Yudas dan Yesus memperingatkan Petrus.
Pola penempatan terjadi pada suatu alur besar yakni pasal 13 yang
menekankan hal tentang waktu Yesus yang sudah dekat untuk kembali
kepada Bapa (13:1). Waktu yang dekat itu kemudian dihubungkan oleh
penulis Injil Yohanes dengan menyebutkan Yesus sebagai Anak Manusia
(13:31). Sebutan ini bertujuan untuk menyatakan diriNya sebagai Mesias
yang datang untuk menyelamatkan manusia. Sebutan Anak Manusia juga
untuk menyatakan bahwa Yesus adalah benar-benar manusia dan Ia
terpisah dari Allah. Keterpisahan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperlihatkan kekuasaan Allah sebagai raja dan kemuliaan yang
diberikanNya kepada Yesus. Dengan maksud ini, maka jalan penyelamatan
melalui penderitaan dan kematian merupakan jalanNya sebagai Anak
Manusia. Jalan ini pun didukung oleh peran kedua muridNya – Yudas dan
Petrus – yang memberi andil besar bagi berlangsungnya penderitaan
Yesus (lih. 13:11, 18, !8:1-11; 18:25-27).
- Penempatan kisah kontribusi kedua tokoh tersebut dan penekanan ulang
tentang hal waktu kebersamaan Yesus dengan para murid dalam ayat 31-33
sebelum nas bacaan hari ini, tentunya bertujuan untuk memberi bingkai latar
tertentu guna menguatkan pesan dari nas bacaan tentang saling mengasihi.
Penulis Injil Yohanes juga telah lebih dulu membuat seperti kesimpulan
singkat tentang hal saling mengasihi berkaitan dengan Yesus (13:1). Pada
nas bacaan kita, hal saling mengasihi kembali menjadi perintah yang
disampaikan Yesus kepada para murid sebagai perintah baru. Berdasarkan
hal-hal tersebut, ada beberapa pesan penting dari nas bacaan kita yakni :
1. Sikap saling mengasihi merupakan wujud atau bentuk dari iman
seorang murid kepada Tuhan Yesus yang adalah Anak Manusia, Sang
Penyelamat. Ia memberikan keselamatan kepada manusia melalui jalan
penderitaan dan kematianNya. PengorbananNya merupakan puncak
bukti kasihNya kepada manusia. Selama Ia masih bersama-sama
dengan para muridNya, hal mengasihi telah Ia lakukan dan teladankan
kepada mereka. Salah satunya dengan tindakan membasuh kaki
mereka (1-16)

70
2. Para murid harus menyikapi perintah tentang hal mengasihi dengan
iman. Sebab iman dapat melahirkan tindakan yang sama seperti yang
telah Tuhan lakukan. Pada sisi ini, pola keteladanan menjadi bentuk
dari iman seorang murid kepada Tuhan. Pola keteladanan melalui sikap
saling mengasihi menjadi kewajiban seorang murid bukan sebuah
pilihan. Pola keteladanan saling mengasihi menuntut para murid untuk
mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Pada pola keteladanan ini
terbentuklah suatu relasi atau hubungan yang baik antara seseorang
dengan yang lain.
3. Situasi krisis kehidupan yang terjadi misalnya : menguatnya keinginan
uang/materi (seperti Yudas) dan ketakutan pada kekuatan
dunia/kekuasaan (seperti Petrus) tidak boleh mengesampingkan
bahkan meniadakan tanggung jawab pengikut atau murid Yesus untuk
melakukan kasih. Sikap yang menonjol dalam ketokohan Yudas dan
Petrus sangatlah nampak sebagai sikap yang cenderung memikirkan
diri sendiri atau keselamatan diri. Karena itu, Yudas bisa menjual
Yesus dan Petrus dapat menyangkal Yesus. Sikap saling mengasihi
mestinya menjadi karakter dan gaya hidup seorang murid Tuhan.
Dengan demikian sikap saling mengasihi harus menjadi tanda
kesaksian para murid tentang Tuhan yang dipercayai. Kesaksian tidak
hanya berlangsung dalam kata/pengajaran/khotbah, melainkan juga
harus berlangsung dalam perbuatan.

Pertanyaan Pendalaman Teks:


1. Pola keteladanan Yesus ditegaskan melalui pernyataanNya : “sama seperti
Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”.
Apakah melalui pola keteladanan ini dapat mendorong hidup bersama
berlangsung dalam kasih? Jelaskanlah!
2. Sikap mementingkan diri sendiri dapat berdampak pada ketidakutuhan
dalam keluarga juga persekutuan. Sikap ini dapat berwujud dalam berbagai
bentuk tindakan atau perbuatan (contohnya: Petrus dan Yudas).
Identifikasikan dan jelaskanlah bentuk tindakan atau perbuatan dari sikap
mementingkan diri sendiri yang pernah dilakukan oleh perempuan gereja
(bisa dalam keluarga, persekutuan atau tempat bekerja)?

71
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 09 Agustus 2023

Nas Bacaan : Kejadian 25 : 19-34


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Menghargai dan Menerima Perbedaan

Pokok-Pokok Pikiran :
- Cerita Esau dan Yakub merupakan kisah yang lazim kita dengar. Hidup
kakak dan adik yang lahir bersamaan sebagai anak kembar, namun
memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Esau sebagai kakak memiliki
bulu yang sangat banyak ditubuhnya dan lebih menyukai pekerjaan
berburu serta tinggal di padang. Berbeda dengan Yakub yang lebih suka
tinggal di kemah, tenang dan mengambil peran untuk masak serta
menyediakan makanan bagi keluarga.
- Perbedaan yang dimiliki oleh Esau dan Yakub sangatlah dipengaruhi oleh
cara pandang dan kesukaan orang tua mereka. Ishak dan Ribka

72
mentransfer karakterisik sifat dari mereka masing-masing melalui
pendidikan dan pembinaan selama masa pertumbuhan Esau dan Yakub.
Hal mana kemudian berpengaruh pada waktu anak-anak ini bertambah
dewasa untuk memilih tugas dan hal yang disukai. Seiring dengan
berjalannya waktu, pilihan yang berbeda ini kemudian menjadi akar
masalah bagi kehidupan keluarga mereka. Situasi ini memberi pesan
penting bagi kita tentang cara pembinaan dan pendidikan orang tua,
khususnya ibu atau perempuan dewasa dalam keluarga untuk
melakukannya secara netral. Karena itu, setiap keluarga kristen harus
terlebih dulu mempercakapkan dan menyepakati pola serta isi pembinaan
dan pendidikan yang hendak diberikan kepada anak-anak. Hal ini juga
berguna supaya tidak menimbulkan kebingungan bagi anak terhadap nilai-
nilai atau prinsip-prinsip keluarga yang harus dipegang oleh semua
anggota keluarga dan diterapkan.
- Perbedaan Esau dan Yakub yang kemudian menjadi masalah ketika Esau
pulang dari padang dalam keadaan lelah dan mencium enaknya aroma
masakan yang dimasak oleh Yakub. Kelelahan pada tubuh Esau sehingga
ia tak mampu menahan keinginannya pada makanan yang dimasak oleh
adiknya itu. Tanpa berpikir panjang, ia meminta masakan kacang merah
dan berjanji untuk membayar makanan tersebut dengan menjual hak
kesulungannya kepada Yakub. Dengan entengnya Esau mengatakan :
sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?.
Cara pandang Esau terhadap hak kesulungan yang sangat sempit dan
ringan menunjukkan bahwa keadaan fisik yang lelah bisa saja memberi
pengaruh bagi cara pandangnya, tapi selain itu bisa juga karena pengaruh
didikan orang tua, baik kepada Esau tapi juga kepada Yakub. Yakub yang
kemudian bisa menggunakan kesempatan memberikan makanan hasil
masakannya kepada kakaknya yang lelah sebagai kesempatan untuk
memperdaya Esau dan memperoleh hak kesulungan tentunya bukanlah
suatu tindakan main-main atau tidak serius. Percakapan ini terbukti pada
saat Ishak hendak memberkati Esau sebagai anak sulung, tapi kemudian
diperdayai oleh Ribka yang bersekongkol dengan Yakub; anaknya, supaya
Yakub yang memperoleh berkat itu (Kejadian 27:1-40)
- Kisah pada nas bacaan kita hingga Ishak memberkati Yakub memberi
pesan kepada kita sebagai perempuan gereja bahwa kehadiran atau
keberadaan kita dalam keluarga dan persekutuan sangatlah menentukan
tercipta dan tetap terpeliharanya keutuhan hidup keluarga bersama dan
pencapaian bagi masa depan khususnya anak-anak. Untuk itu, sebagai

73
perempuan gereja, kita harus memiliki cara pandang tentang hidup
bersama yang mesti disertai dengan sikap mengakui dan menerima
perbedaan yang ada. Perempuan gereja harus bisa mengelola perbedaan
secara bijak dengan kasih yang memampukannya untuk bersikap adil,
supaya tidak memicu terjadinya konflik hingga perpecahan dalam keluarga
dan persekutuan.

DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 16 Agustus 2023

Nas Bacaan : Amsal 19:13-14


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Hiduplah Harmonis dan jauhi Perpecahan

Pengantar Diskusi

D alam suatu narasi pada media sosial yang ditulis oleh pendeta yang
sekaligus sebagai salah satu pimpinan di gereja ini yang berjudul
Oikumene From Below (oikumene dari bawah), diuraikanlah figur seorang
perempuan pendeta. Ada salah satu paragraf yang menarik dalam narasi
tersebut dan merupakan suatu catatan reflektif yang dapat dijadikan sebagai
referensi tambahan untuk memahami arti kata “ISTRI”, sebagaimana yang

74
dikatakan pula dalam nas bacaan hari ini. Demikian tulisan pada salah satu
paragraph tersebut yakni :

Rev. Margaretha Hendriks-Ririmasse nama yang tidak asing lagi di Dewan


Gereja-Gereja sedunia (WCC)…perempuan kelahiran pulau Haruku ini
pernah menjadi wakil ketua MPH Sinode, Direktur LPJ GPM…Istri dari Pdt.
dr. Brury Hendriks (mantan ketua Sinode GPM) ini juga aktif dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan di antaranya Gerakan Perempuan Peduli
(GPP) saat bara konflik mendera Maluku 1999. (RR)

Pertanyaan Pengarah :
Apakah yang saudara pahami tentang keberadaan seorang perempuan ketika
profil tentang dirinya dikenakan pula sebutan “istri”. Jelaskanlah pemahaman
saudara (setidaknya saudara dapat menghubungkan sebutan ini dalam kaitan
dengan aspek sosial, etika dan moral/agama) untuk memahami kedudukan
yang setara dalam tanggung jawab perempuan mengupayakan kehidupan yang
harmonis dan menjauhkan perpecahan (sebagaimana nas bacaan hari ini dan
tema mingguan) ?

Pesan Teks
Pengamsal menguraikan situasi keluarga yang buruk karena pengaruh dua
tokoh penting yakni anak dan istri. Dan pihak yang merasakan dampaknya
disebutkan oleh pengamsal dengan kata “ayah”, jika anak yang melakukan hal
buruk. Berbeda dengan hal buruk yang dilakukan oleh istri, pengamsal tidak
menyebutkan langsung dampaknya sikapnya kepada siapa. Hal ini merupakan
cara pengamsal untuk memperlihatkan keterkaitan yang erat dalam hubungan
dua orang yang menyatakan kesatuan pada sebutan yang dikenakannya yakni
“istri” atau “suami”. Hubungan kedua orang ini dengan sebutan yang dikenakan
oleh mereka tidak hanya menunjuk pada suatu status sosial seseorang yakni
sebagai orang yang sudah menikah. Pengamsal menyebutkan “istri” yang
dihubungkan dengan situasi pertengkaran dan sifat yang baik yakni berakal
budi memiliki makna bahwa seorang perempuan yang telah menikah (memiliki
suami) mempunyai sikap dan sifat yang dapat menentukan baik buruknya
situasi hidup bersama khususnya dalam keluarga, bukan hanya bergantung
pada dirinya sendiri melainkan juga dipengaruhi oleh suaminya. Karena itu
pula, relasi mereka berdua (suami dan istri) dengan Tuhan sangatlah
menentukan sikap saling memberi atau mempengaruhi secara positif diantara

75
mereka sehingga sikap mereka masing-masing atau istri bisa menghadirkan
situasi hidup yang baik.

MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 23 Agustus 2023

Nas Bacaan : Kejadian 16:1-16


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Membangun Hidup Tanpa Penindasan

1. Doa Pembukaan

2. Menyanyi: PKJ 35 (3x)

76
Suci, suci, suci, jiwaku menyembahMu.
Hatiku mengagungkanMu, suci Kau, Tuhan.

3. Doa pembacaan Alkitab

4. Pembacaan Alkitab : Kejadian 16:1-16

5. Menyanyi : PKJ. 127 : 1


Jadilah Tuhan, kehendakMu, ku tanah liat di tanganMu
Bentuklah aku sesukaMu, aku nantikan sentuhanMu

6. Langkah-langkah meditasi :
- Dilakukan secara pribadi
Bersaat teduh.....renungkan dan maknailah kata ”menindas” pada ayat
(ayat 6, ayat 9 dan ayat 11). Perenungan ini dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan : jika saudara pernah menghadapi penindasan,
bagaimana saudara menyikapi kondisi penindasan tersebut?
- Dilakukan dalam bentuk sharing/berbagi di kelompok kecil
Bentuklah kelompok-kelompok kecil dan berbagilah pengalaman untuk
saling menguatkan (bukan untuk diskusi)
- Menyanyi: PKJ. 255
FirmanMu kupegang selalu saat duka, saat senang.
Jalan hidup yang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firmanMu kupegang selalu, sayapMu tempat berteduh.
firmanMu, Tuhan, kupegang slalu. Hilanglah keraguanku.
Bila hatiku rasa susah, padaMu aku berserah.
FirmanMu kupegang selalu maka amanlah jiwaku.
- Pemimpin membacakan kesimpulan akhir sebagai pegangan hidup bagi
perempuan gereja sesuai pesan nas bacaan yakni :
Hukum saat itu memang mengijinkan seorang suami tidur dengan
budak istrinya jika istrinya tidak bisa mengandung dan mempunyai
anak. Anak budak itu menjadi anak majikan perempuannya. Hukum ini
memberikan ruang bagi Sarah untuk tetap menguasai Hagar sebagai
hambanya. Hal ini menyebabkan Hagar merasa tidak adil dan melihat
apa yang dilakukan Sarah sebagai bentuk penindasan terhadap dirinya.
Penindasan dari Sarah ini ternyata telah dipicu juga oleh penghinaan
yang dilakukan oleh Hagar kepadanya. Cerita ini sesungguhnya

77
menggambarkan situasi penindasan yang dilakukan oleh kedua-
duanya, Sarah dan Hagar. Mereka telah melakukan penindasan dalam
bentuk psikis dan fisik. Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi
penindasan mudah tercipta karena adanya pihak yang menganggap
dirinya memiliki kekuasaan dan kelebihan serta menganggap pihak lain
sebagai pihak yang memiliki kekurangan/keterbatasan dan tidak
memiliki kekuasaan. Faktor yang mempengaruhi ini seharusnya disikapi
oleh perempuan gereja dengan cara pandang tentang relasi orang
beriman sebagai relasi yang setara/sejajar sehingga perempuan gereja
dapat menghindarkan dirinya dari tindakan penindasan dan
bertanggung jawab membangun kehidupan yang memberdayakan
sesamanya.

7. Menyanyi : PKJ. 127 : 2


Jadilah Tuhan kehendakMu, sucikan hati pikiranku
Tiliklah aku dan ujilah, ku didepanMu sujud sembah

8. Doa

9. Menyanyi : PKJ. 127 : 3, 4


Jadilah Tuhan, kehendakMu, segala kuasa di tanganMu.
Tolonglah Tuhan, aku lemah, jamahlah aku, kuatkanlah.
Jadilah Tuhan, kehendakMu. Berilah RohMu kepadaku.
Kehidupanku kuasailah, hingga trang Kristus tampak cerah.

10.Berkat

RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 30 Agustus 2023

Nas Bacaan : Kidung Agung 2:1-7


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta

Pokok-Pokok Pikiran :
1. Hari ini diperingati sebagai hari keluarga GPM. Perayaan hari keluarga
GPM baru dirayakan secara khusus pada tahun 2015 yang bertepatan

78
dengan perayaan HUT GPM. Pemaknaan terhadap hari keluarga GPM ini
diikuti dengan pekan bina keluarga. Setiap keluarga diarahkan untuk
melakukan ibadah di rumahnya dengan menggunakan tata kebaktian yang
telah disediakan oleh LPJ GPM. Bentuk perayaan dengan cara ini tentunya
bertujuan supaya keluarga-keluarga dari warga GPM tetap utuh dan hidup
dalam keharmonisan. Cinta menjadi salah satu kekuatan untuk
membangun keluarga kristen yang utuh dan harmonis tersebut.
2. Puji-pujian yang disampaikan oleh mempelai laki-laki dan perempuan
dalam nas bacaan hari ini merupakan syair cinta yang mengungkapkan
hubungan yang sangat dekat dan intim antara seorang laki-laki sebagai
suami dengan perempuan yang adalah istrinya. Hubungan tersebut
digambarkan sebagai hubungan yang penuh dengan keindahan sama
seperti bunga mawar dan bunga bakung yang hidup di Saron. Keindahan
bunga-bunga itu karena hidup di tanah yang subur. Kesuburan tanah
memberi arti tentang suatu kondisi tanah yang baik, yang memiliki banyak
unsur hara. Artinya, hubungan yang indah dalam suatu pernikahan (suami-
istri) termasuk keluarga karena dipengaruhi pula oleh nilai-nilai baik yang
dimiliki oleh masing-masing orang yakni suami, istri serta anggota keluarga
lainnya. Nilai-nilai baik tersebut misalnya : kasih sayang atau cinta kasih,
lemah lembut, sabar, murah hati, dll
3. Rumah pesta menyimbolkan kenikmatan cinta yang dapat dialami oleh
pasangan suami dan istri karena adanya hal baik dari luar yang dihadirkan
ke dalam rumah tangga. Sebagai suami dan istri, faktor dari luar itu bisa
berupa berkat-berkat yang diperoleh melalui pekerjaan atau hal-hal baik
lainnya dari luar lingkungan keluarga dan dapat memberikan manfaat bagi
hubungan suam-istri serta keluarganya.
4. Tangan kanan biasanya dipakai untuk tujuan tertentu seperti makan,
menyiapkan makanan, memberi salam dan membelai seseorang. Hal ini
berarti anggota tubuh yang dimiliki oleh suami atau istri sebaiknya dipakai
untuk menghadirkan kebaikan bahkan kehidupan bagi pasangannya dan
keluarganya. Kehidupan yang dapat dihadirkan melalui efektifitasnnya
seseorang menggunakan anggota tubuhnya, misalnya melalui pekerjaan,
pelayanan dalam keluarga, menyatakan kasih sayang. Dengan demikian,
tidak ada kekerasan atau KDRT dalam rumah tangga atau keluarga.
5. Perempuan gereja harus mampu mewujudkan kehidupan rumah tangga
dan keluarganya yang selalu disertai penanaman nilai-nilai yang baik dari
dalam dirinya. Nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan untuk menciptakan
kehidupan yang penuh cinta kasih, kehangatan dan keharmonisan. Untuk

79
itu, segala sesuatu yang ia peroleh dari luar dirinya yakni dari
lingkungannya (rumah, tempat bekerja) termasuk dari persekutuan wadah
pelayanan perempuan harus dijadikannya sebagai peluang untuk
mendukung kehidupan yang baik tersebut.
6. Relasi yang harus dihadirkan perempuan gereja dalam kehidupan rumah
tangganya haruslah didasari pada iman percaya. Relasi ini bagi Rasul
Paulus sama seperti relasi antara jemaat atau gereja (perempuan/istri)
dengan Tuhan Yesus (laki-laki/suami). Kelanggengan relasi akan
memberikan jaminan keselamatan dan kehidupan bagi perempuan dan
keluarganya

PA PEMUDA
Kamis, 03 Agustus 2023

Nas Bacaan : 1 Yohanes 4:19-21


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama dalam Kasih

80
I. Pengantar :
Kita telah memasuki bulan Agustus 2023, bulan “keramat” bagi bangsa kita,
Indonesia tercinta, karena pada bulan ini kemerdekaan bangsa kita
diproklamasikan. “Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat”
adalah tema yang memayungi pergumulan kita di bulan ini. Bangsa kita
sudah merdeka dan tahun ini kita akan merayakan ulang tahun
kemerdekaannya yang ke 78. Tetapi apakah kemerdekaan itu benar-benar
sudah dinikmati di dalam keluarga, didalam kehidupan bergereja dan juga
dalam kehidupan bermasyarakat kita? Ini pertanyaan yang masih
menggelitik hati kita.

II. Telaah Teks.


1. Bacaan kita hari ini, bagian dari surat Yohanes yang pertama pasal 4 : 7
– 21 yang berbicara tentang “Allah adalah kasih”. Khusus bacaan kita,
ayat 19 – 21 berbicara tentang :
- Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (Ayat 19).
Mengasihi, berarti menaruh kasih, mencintai atau menyayangi.
Dalam ayat ini Yohanes menegaskan bahwa tindakan “mengasihi” itu
dapat kita lakukan karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita.
Pertanyaannya, siapa yang kita kasihi? maka kita bisa mengasihi.
Siapa yang kita kasihi? Allah yang telah mengasihi kita atau sesama
manusia dan ciptaan lainnya yang Allah tempatkan di sekitar kita?
- Dalam ayat 20 dikatakan bahwa : “Jikalau seorang berkata: "Aku
mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah
pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.”
Di sini, Yohanes mau menegaskan bahwa jika kita mengasihi Allah
maka kasih itu mesti diwujudkan dalam mengasihi saudara kita. Jadi
kalau kita masih benci kepada saudara, jangan bilang kalau kita
mengasihi Allah, karena itu BOHONG. Jadi kita harus mengasihi
sesama yang kita temui dalam kehidupan kita, yang kelihatan di
mata kita karena Allah hadir dalam diri mereka bagi kita.
- Untuk mempertegas ajarannya, dalam ayat 21 Yohanes mengatakan
bahwa perintah untuk saling mengasihi bukan dia buat sendiri tetapi
perintah Allah yang dia terima dan dia teruskan. “Dan perintah ini kita
terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga
mengasihi saudaranya.” Mengasihi Allah yang berwujud dalam

81
mengasihi saudara, bukanlah pilihan, tetapi perintah yang harus
dilakukan.

Saudaraku, dari telaah teks di atas, kita belajar bahwa Allah telah
sungguh-sungguh mengasihi kita. Kasih Allah itu terwujud dalam
pengorbanan PuteraNya Yesus Kristus, agar kita terbebas dari kuasa
dosa dan maut. Allah tidak menuntut dari kita untuk membalas kasihNya
kepada kita dengan hal-hal yang berat dan muluk-muluk, tapi cukup
dengan mengasihi saudara kita.
Bicara tentang saudara, maka ada saudara yang kita miliki karena
punya hubungan darah dengan kita, tapi ada juga saudara yang kita
peroleh karena memilki iman yang sama kepada Tuhan Yesus. Namun
ada juga saudara yang walaupun tidak seiman tetapi telah menjadi
seperti saudara bagi kita karena persahabatan, teman kerja dan
sebagainya, istilah anak sekarang “teman rasa sodara”. Selain itu ada
juga ciptaan Tuhan lainnya yang mesti kita kasihi sehingga kita tidak
merusaknya, seperti alam lingkungan kita. Jika kita tidak menyayangi
lingkungan kita dan kita merusaknya, maka alam ini akan menjadi
ancaman bagi kita, apalagi di musim penghujan.
Mari kita mengasihi semua “saudara” itu, agar kita dapat hidup bersama
dalam kasih, karena Tuhan telah lebih dulu mengasihi kita.

III. Pertanyaan PA
1. Mengapa sulit untuk melakukan hal mengasihi seperti yang dikatakan
ini: “barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” ? Jelaskanlah!
2. Apa yang akan saudara lakukan jika saudara mendapati seorang teman
yang marah atau dendam terhadap saudaranya atau keluarganya?
Bagaimana cara mendampingi yang baik untuk menolongnya dan
menolong saudara atau keluarganya?

RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 10 Agustus2023

Nas Bacaan : Kejadian 37: 1-11


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan :Menghargai dan Menerima Perbedaan

82
Pokok - Pokok Renungan:
1. Dalam kenyataan hidup sesehari kita pasti pernah menemukan adanya
keluarga yang meng”anakemas”kan salah satu anak dalam keluarga
mereka dengan berbagai alasan. Bisa karena anak itu pintar, anak itu rajin,
anak itu berbakat di suatu bidang sehingga membanggakan orang tua atau
karena alasan lainnya. Kondisi seperti ini pasti akan menimbulkan
kecemburuan di antara anak yang “diemaskan” dengan anak yang lainnya.
Hal ini juga terjadi dalam keluarga Yakub seperti yang dikisahkan dalam
bacaan kita, Kejadian pasal 37 ayat 1 sampai 11. Yakub menunjukan kasih
sayang yang berbelebihan kepada Yusuf dibandingkan dengan anak-
anaknya yang lain. Sikap Yakub ini seperti cerminan dari pengalaman
dirinya yang disayang oleh Ribka ibunya, sementara Esau, kakaknya,
disayang oleh ayah mereka, Ishak. Sebetulnya pengalaman hidupnya mesti
menjadi pelajaran berharga baginya saat dia sudah berkeluarga dan punya
anak-anak. Namun yang terjadi adalah Yakub mengulangi apa yang
dilakukan kedua orang tuanya. Kasih sayang Yakub yang begitu menyolok
kepada Yusuf menimbulkan kemarahan, kebencian dan kecemburuan di
hati saudara-saudaranya (ayat 1 – 4). Ditambah lagi dengan mimpi-mimpi
Yusuf (2 kali mimpi) yang memiliki arti : Ayah, Ibu dan sauadara-saudaranya
akan tunduk dan hormat kepadanya. Yakub memang menegor Yusuf
karena mimpinya itu, karena bagi Yakub, mana mungkin ia dan isterinya
akan tunduk sampai ke tanah dan hormat kepada Yusuf. Yakub belum
memahami bahwa sesungguhnya Allah telah memulai rencana
penyelamatan kepada umatNya melalui Yusuf (5 – 11). Demi melampiaskan
rasa iri, marah, benci dan cemburu seseorang dapat melakukan tindakan
kekerasan bahkan sampai membunuh. Dan itulah yang terjadi dengan
saudara-saudara Yusuf. Mereka berpikir bahwa dengan melenyapkan
Yusuf, perhatian dan kasih sayang Yakub, ayah mereka, akan beralih
kepada mereka.
2. Teman-teman pemuda yang dikasihi Tuhan Yesus. Tema pemberitaan di
bulan Agustus ini adalah : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan
Masyarakat. Tema ini mengisyaratkan bagi kita bahwa Keutuhan Keluarga
adalah hal yang yang sangat penting dan perlu dijaga. Karena jika keluarga
sudah utuh maka hal itu akan berimbas ke luar. Seperti kata pepatah “ala
bisa karena biasa”. Jika kita telah terbiasa menjaga dan merawat keutuhan
hidup kita di dalam keluarga, maka kita akan melakukannya juga saat kita
berada di dalam persekutuan bergereja maupun bermasyarakat. Untuk bisa

83
menjaga keutuhan keluarga, gereja maupun masyarakat maka hal penting
lainnya yang harus kita perhatikan dan lakukan adalah Menghargai dan
Memerima Perbedaan, seperti yang diisyaratkan oleh tema mingguan kita.
Saudaraku, setiap kita diciptakan Tuhan dengan ciri, sifat, karakter dan
karunia yang berbeda. Perbedaan ini bukan dimaksudkan agar kita
bersaing, bertengkar dan saling mengolok-olok, tetapi agar kita saling
melengkapi. Karena itu, hindarilah dari hati kita rasa iri, cemburu, benci,
sakit hati dan perasaan lainnya yang tidak menguntungkan terhadap orang
lain yang punya kelebihan. Yang harus terjadi adalah kita menghargai
kelebihan itu dan jadilah bangga jika ada kenalan, saudara teman kita yang
punya kelebihan. Jika hal ini dapat kita tanamkan, maka keutuhan kita di
keluarga, gereja dan masyarakat akan tetap tejaga.
3. Saudaraku, mungkin saja di antara saudara ada yang mengalami hal-hal
seperti yang dialami dalam keluarga Yakub. Mungkin saudara ada di posisi
Yusuf, atau Yakub, atau di posisi saudara-saudara Yusuf. Mari belajar dari
keluarga ini untuk tidak mengulangi kesalahan yang mereka lakukan. Jika
kita adalah seorang tua, mari kita menjadi orang tua yang bijak. Berikanlah
kasih sayang yang sama bagi setiap anak yang Tuhan berikan kepada kita.
Jika kita menjadi anak yang tidak punya kelebihan khusus yang dapat
dibanggakan sehingga “kurang” mendapat perhatian dan kasih sayang,
jangan kita menjadi iri dan cemburu kepada saudara kita yang punya
kelebihan. Mari belajar untuk menerima dan menghargai kelebihan
saudaramu itu. Jika hal ini bisa kita lakukan di rumah, maka di masyarakat
dan gereja, kita juga dapat melakukannya. Tuhan Yesus menolong kita
semua. Amin!!

DISKUSI PEMUDA
Kamis, 17 Agustus 2023

Nas Bacaan : Mazmur 133: 1-3

84
Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan :Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan/
(Merawat Persaudaraan yang Rukun –Tema HUT RI)

Kisah inspiratif :
“Saling Mendendam Tak Ada Gunanya.”

W illy dan Anis berkerja pada kantor yang sama. Ternyata mereka
bersahabat sejak kecil. Rumah mereka bersebelahan. Waktu SD dan
SMP mereka satu sekolah, namun saat SMA, mereka terpisah karena Willy
memilih masuk SMK dan Anes di SMA. Suatu ketika terjadi tawuran antara
sekolah Willy dan sekolah Anis. Pada kejadian tawuran itu, Willy terkena
lemparan batu hingga kepalanya luka dan mengeluarkan darah cukup banyak
sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Sejak saat itu Willy jadi benci kepada
Anis, padahal saat tawuran Anis tidak ada di situ, karena ia langsung pulang.
Seiring berjalannya waktu, dendam di hati Willy semakin membara sampai
sauatu ketika, Willy mengalami kecelakaan tabrak lari. Willy terlegeletak
bersimbah darah di jalan raya. Pada saat yang sama, Anis dan Papanya
melintas. Melihat ada kerumunan di pinggir jalan, Anis meminta Papanya
menepi. Dan.. “Astaga, Willy..!!” seru Anis melihat korban lakalantas itu.
Selanjutnya Anis meminta mereka yang ada di situ mengangkat Willy ke
mobilnya lalu Anis dan Papanya membawa Willy ke rumah sakit..
Saat mereka akan pulang, Willy meminta maaf kepada Anis karena telah salah
menilai sehingga menaruh dendam padanya. Merekapun merajut kembali
persahabatan mereka yang sempat koyak. Jadilah mereka sahabat “rasa
saudara” (sahabat yang hubungannya sudah lebih dari pada saudara).
Hubungan itu berjalan hingga kini dan tanpa mereka rencanakan, mereka bisa
sekantor.”2
Pertanyaan Diskusi:
1. Berikan pendapat saudara mengenai kisah inspiratif di atas dalam kaitannya
dengan tema mingguan : Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan!
2. Hari ini kita sedang merayakan Hari Ulang Tahun Bangsa kita yang ke 78.
Apa yang anda pahami sebagai pemuda gereja dari bacaan Mazmur 133
bila dikaitkan dengan tema perayaan HUT RI Merawat Persaudaraan yang
Rukun? Jelaskan pehaman tersebut!

Pesan Teks:
2
Seperti yang diceriterakan Anis dan Willy (bukan nama sebenarnya) kepada
saya pada hari Sabtu, 22 April 2023 di Lateri Beach Restaurant.

85
Persekutuan dan persaudaraan yang rukun digambarkan oleh Daud dalam
nyanyian ziarahnya di Mazmur 133 dengan “minyak yang baik” (ayat 2) dan
“embun gunung Hermon” (ayat 3). Di dalam Alkitab, baik Perjanjian lama
maupun Perjanjian Baru, banyak diungkapkan penggunaan minyak untuk
aktifitas tertentu. Seperti :
 Pengurapan seseorang yang akan dinobatkan untuk menduduki jabatan
tertentu seperti raja (band. 1 Samuel 10 : 1 Penobatan Saul sebagai raja
Israel oleh Samuel dengan pengurapan yang menggunakan minyak)
 Sebagai alat untuk menyembuhkan orang sakit (band. Yakobus 5 ayat 14)
Sementara ungkapan embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk
memberi gambaran tentang kesegaran dan kesejukan dalam kehidupan. Jika
berada di puncak gunung, udara gunung yang sejuk dan segar pasti akan
memberikan rasa nyaman, aman dan damai kepada kita.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa hidup rukun dan damai itu
sungguh amat berharga seperti minyak yang mahal serta mendatangkan
suasana yang damai, aman, nyaman, sejuk, segar dan teduh, seperti embun
gunung.
Dalam kehidupan ini, kita mengenal dua makna “Saudara”, yaitu : “saudara”
karena ada ikatan darah dan “saudara” karena ikatan iman ataupun pekerjaan/
pergaulan. Dalam ikatan persaudaraan seperti itulah, pemazmur menghendaki
adanya sikap saling mengasihi, rukun dan damai, saling mengampuni
manakala terjadi kesalahan. Di sinilah letak pentingnya hidup bersama dengan
menjaga dan memelihara semangat kerukunan. Permusuhan cepat
diselesaikan. Konflik cepat diatasi. Satu sama lain merasakan diterima dengan
tangan terbuka dan hati yang hangat.

Selamat berdiskusi . Tuhan Yesus Memberkati!!!

MEDITASI PEMUDA
Kamis, 24 Agustus 2023

Nas Bacaan : Amsal 14: 31

86
Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan :Membangun Hidup Tanpa Penindasan

Langkah - Langkah Meditasi:


1. Pemimpin kebaktian mengajak peserta kebaktian berdiri dan menyanyikan
Nyanyian Jemaat GPM Nomor 1 “Akang Manis Lawang”
1. Akang manis lawang, kalo katong samua su bakumpul,
katong manyanyi, sama-sama puji Tete manise..
Toki tifa dendang, la rame – rame angka suara.....
Katong barsuka, somba Tete manis (2x)
2. Ayo basudara, katong samua baku gandeng tangan,
katong badendang, muliakan kasih ama yang kekal..
Toki toleng-toleng, tiop tahuri angka pujian....
Katong barsuka, somba Tete manis (2x)
3. Ayo loko lengso, katong manari dengan suka ria,
katong sombayang, jaga hidop orang basudara e
Toki toto buang, deng tiop suling angka syukur.....
Katong barsuka, somba tete manis (2x)

2. Doa pembukaan oleh seorang pengrus ranting


Duduk
3. Menyanyikan KJ. No. 56 dengan setengah suara 2x dan diakhiri dengan
“amin” sebagai doa Epiklese
Datanglah kepadaku, ya Roh Kudus. Datanglah kepadaku, ya Roh Kudus.
B’rilah api dalam hati, hidupku penuhilah, ya Roh kudus. Amin!

4. Membaca Alkitab : Amsal 14 : 31 secara bersama-sama, lalu pemimpin


memberi kesempatan kepada masing-masing peserta ibadah membaca di
dalam hati.

5. Pemimpin memberikan beberapa catatan tentang nas: Amsal 14 : 31 “Siapa


menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya,tetapi siapa menaruh
belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia. ”
- Tema mingguan kita adalah Membangun Hidup Tanpa Penindasan.
Tema ini mengisyaratkan kepada kita agar jangan mengusahakan/
membangun hidup dengan melakukan penindasan kepada orang lain,

87
atau dengan kata lain kita harus membangun kehidupan kita dengan jalan
yang benar dan tidak mengorbankan orang lain.
- “menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, artinya ketika
seseorang menindas orang yang lemah maka orang itu telah menghina
Pencita (TUHAN), sebab orang lemah itu adalah manusia yang Tuhan
ciptakan segambar dan serupa dengan-Nya.
- “siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.”
Tuhan menghendaki kita menaruh belas kasih kepada orang yang lemah -
orang-orang miskin, sakit, tertindas, terpinggirkan, dll- karena semuanya
untuk kemuliaan Pencipta. Dialah yang mengatur agar bumi senantiasa
penuh dengan kebaikan yang memuliakan nama-Nya. Menaruh belas
kasihan adalah tindakan memberikan belas kasih kepada orang lemah
sehingga mereka tertolong.
- Jauhilah hidup kita dari tindakan menghina orang lain dan berbelas
kasihlah untuk menolong mereka sebab TUHAN memberkati orang yang
baik hati.
6. Meditasi : Masing-masing peserta kebaktian masuk dalam keheningan
sambil merenungi dan menghayati ayat bacaan serta penjelasan teks yang
diberikan pemimpin kebaktian. Waktunya 3 – 5 menit
7. Peserta kebaktian diberi kesempatan untuk berbagi pendapat ataupun
pengalaman berkaitan dengan tema mingguan Membangun Hidup Tanpa
Penindasan dan nas Amsal 14 : 31.
8. Menyanyikan : NyJGPM Nomor 14 "Ku S’lalu Ingin MemujiMu"
Ku s’lalu ingin memujiMu sebagaimana hidupku
Karna cinta kasih setiaMu menuntun di setiap waktu
Bagai rusa rindu airMu begitu juga jiwaku
Dawai cinta mengalun syahdu getarkan sluru hidupku
Kicau burung menyambut sang surya hangat cahaya kemulian
Kuncup bunga di taman lestari sebarkan aroma cintaMu
Ombak samudara riuh menderu memuji keagunganMu
Ya Tuhan b’ri kekuatan ku mau bersaksi bagiMu
Madahku tahtaMu kan abadi selama-lamanya
9. Doa Syukur Oleh Pemimpin Kebaktian diakhiri dengan Doa Bapa Kami
10. Peserta Kebaktian berdiri dan melagukan bersama : NyJ GPM Nomor 310 :
1, 2 “Satu Tangan Tak Kuat”
Satu tangan tak kuat berjuang.. Dua tangan tak kuat berjuang
Bila kita semua berjuang Hasil pasti besar mari kita semua berjuang
Hasil pasti besar pasti besar Hasil pasti besar pasti besar

88
Bila kita semua berjuang hasil pasti besar Britakan namaNya
Satu mulut tak kuat tabaos Dua mulut tak kuat tabaos
Bila kita semua tabaos orang pasti dengar Mari kita semua tabaos
Hasil pasti besar pasti besar Hasil pasti besar pasti besar
Bila kita semua berjuang hasil pasti besar Saksikan firmanNya
11. Berkat :
P. Pulanglah dengan damai dan terimalah berkat Tuhan :
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan
Yesus Kristus menyertai saudara-saudari. Amin!

12. Nyanyian Akhir Ibadah: “Bapa, T’rima Kasih”

=====

RENUNGAN PEMUDA (KUNCI BULAN)

89
Kamis, 31 Agustus 2023

Nas Bacaan : Kejadian 34: 1-12


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan :Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta

Pokok - Pokok Renungan:


1. Hari ini kita telah berada di hari terakhir bulan Agustus. Marilah kita
berterima kasih kepada Tuhan Yesus kristus, karena hanya dengan kasih
dan pemeliharanNya, kita bisa sampai di penghujung bulan Agustus 2023.
Saudaraku, teman-teman pemuda yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita belajar
dari Kisah Dina dan Sikhem seperti yang tertera dalam bacaan kita,
Kejasian 34 : 1 – 12. Disitu dikisahkan bahwa Dina, anak perempuan satu-
satunya dari Yakub dicemari oleh Sikhem. Sebagai laki-laki, Sikhem ingin
bertanggungjawab, karena itu dia meminta ayahnya, Hemor, datang
mendapati Yakub dan meminta agar Dina untuk dijadikan isterinya. Yakub
tidak langsung menerima permintaan Hemor dan anaknya, karena anak-
anaknya yang laki-laki sedang tidak berada di rumah. Saat mereka kembali,
barulah Yakub mengutarakan peristiwa yang menimpa saudara perempuan
semata wayang mereka, Dina (ayat 1 – 12).
Anak-anak Yakub menerima permintaan itu tetapi ada syaratnya.
Sayangnya, persetujuan dengan syarat itu penuh trik dan tipu muslihat (ayat
13 dst)
2. Saudaraku, belajar dari kisah Dina dan Sikhem di atas dan berpedoman
pada tema mingguan kita “Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan
Cinta” maka ada beberapa pesan yang kita peroleh di sini :
 Rasa sayang dan cinta yang tumbuh dalam hati seorang laki-laki
terhadap perempuan adalah hal yang wajar dan manusiawi. Namun
untuk mewujudkan rasa sayang dan cinta itu tidak boleh dilakukan
dengan jalan yang tidak terpuji seperti yang dilakukan Sikhem. Justeru
sebagai laki-laki, kita harus menjaga harkat dan martabat perempuan
yang kita sayang. Kekuatan cinta yang tulus akan mendorong kita untuk
melakukannya.
 Kekuatan cinta akan membuat kita menjadi orang-orang yang
menghargai pendapat orang lain, termasuk anak-anak dalam keluarga.
Hal ini diperlihatkan oleh Yakub, saat Hemor dan Sikhem datang
mendapati dirinya untuk meminta Yakub menyetujui perkawinan Sikhem

90
dan Dina. Ia menghargai anak-anaknya karena itu ia ingin tahu dulu apa
pendapat mereka sebelum ia mengambil keputusan.
 Kekuatan cinta akan membuat kita dijauhkan dari perilaku tidak terpuji
yang penuh trik dan tipu muslihat seperti yang dilakukan anak-anak
lelaki Yakub. Yang meminta agar Sikhem, Hemor dan orang-orang
senegerinya disunat sebagai syarat untuk mereka menerima Sikhem
menjadi suami Dina, namun saat mereka kesakitan setelah mereka
disunat, malah mereka diserang, dibunuh dan harta kekayaan mereka
dijarah.
3. Itulah hal-hal yang kita pelajari dari bacaan kita hari ini dalam kaitannya
dengan tema pergumulan kita di minggu ini. Jangan hanya kita pelajari
tetapi haruslah kita melakukannya dalam kehidupan nyata kita. Rawatlah
keutuhan keluarga kita, baik keluarga karena memiliki hubungan darah,
maupun keluarga yang kita milki karena iman, ataupun karena pekerjaan
dengan kekuatan cinta, agar kita tetap hidup berdampingan secara damai
dan nama Tuhan diperluakan. Tuhan Yesus menolong kita semua dalam
mengakhiri bulan ini dan menuntun kita memasuki bulan baru nanti. Amin!!

91
PA UNIT
Jumat, 04 Agustus 2023

Nas Bacaan : Galatia 5:1-15


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja Dan Masyarakat
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama Dalam Kasih.

Telaah Teks
1. Inti teks ini adalah perihal kemerdekaan Kristen. Paulus hendak
mengajarkan bahwa umat Kristen telah memperoleh kemerdekaan dari
cengkeraman hukum Taurat dan adat-kebiasaan Yudaisme. Taurat dan
adat-kebiasaan Yudaisme merupakan suatu sistem keselamatan oleh
perbuatan. Paham keselamatan oleh perbuatan bertentangan dengan
karya selamat yang dikaryakan Allah dalam Yesus Kristus. Keselamatan
adalah anugerah Allah bukan hasil dari usaha manusia termasuk
melakukan hukum Taurat dan adat-kebiasaan Yudaisme. Ajaran tentang
kemerdekaan Kristen ini dsampaikan untuk mengingatkan jemaat Galatia
bahwa Kristus telah membebaskan mereka dari hukum Taurat dan adat-
kebiasaan Yudaisme. Jemaat Galatia tidak boleh terpengaruh dengan
ajaran para pengacau tetapi “berdirilah teguh dan jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan” (ayat 1). Jemaat Galatia haruslah berpegang
pada ajaran tentang kemerdekaan Kristen dan tidak boleh terpengaruh
dengan paham bahwa orang dapat diselamatkan karena melakukan hukum
Taurat dan adat-kebiasaan Yudaisme. Oleh sebab itu kepada mereka
Paulus katakan: “jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali
tidak akan berguna bagimu” (ayat 2dan3). Bila jemaat Galatia
mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, maka mereka pasti “lepas
dari Kristus” dan “hidup di luar kasih karunia” (ayat 4). Paulus menegaskan
bahwa jemaat Galatia adalah “orang-orang yang ada di dalam Kristus
Yesus” serta sedang menantikan kebenaran yang diharapkan “dalam Roh”
dan “karena iman” (ayat 5). Hukum Taurat dan sunat tidaklah
menyelamatkan tetapi Kristus, sehingga mereka “hidup hanya karena iman
yang bekerja oleh kasih” (ayat 6). Mereka harus percaya pada Kristus dan
bukannya terpengaruh pangacau yang disebut Paulus dengan sebutan
“sedikit ragi” (ayat 7,8,9). Maksudnya adalah seperti ragi yang membuat
adonan mengembang, seorang pengacau atau satu kelompok kecil dapat
mempengaruhi semua orang di dalam jemaat Galatia. Para pengacau

92
menyebarkan berita bohong. Kata mereka Paulus menyetuji sunat, tapi
Paulus justeru menyangkal hal itu (ayat 10). Sebaliknya, Saliblah yang
Paulus beritakan dan karena itu ia tetap mengalami penghambatan atau
kesukaran (ayat 11). Mereka yang menyebarkan berita bohong tentang
dirinya pasti menanggung akibat buruk dari perbuatannya. Lebih dari itu ia
mempersilahkan para penghasut itu untuk mengebirikan diri sendiri (ayat
12). Sunat menjadi masalah antara Paulus dengan para pengacau.
Mereka menginginkan agar semua penyembah berhala yang bertobat
harus lebih dahulu menjadi anggota perjanjian Abraham dengan disunat,
sebelum dibaptiskan sebagai orang Kristen. Tuntutan ini dipahami Paulus
sebagai upaya menambahkan sesuatu pada keselamatan yang dikaryakan
Kristus. Keselamatan yang dianugerahkan Kristus itu sempurna (tak ada
cacat celanya) adanya. Sehingga tak perlu lagi ditambah dengan apapun.
Jadi cerita bahwa Paulus menyetujui sunat adalah dalih (alasan yang
dibuat-buat untuk mendukung kebenaran perbuatannya) para pengacau.
Atas dasar itu Paulus menolak dengan tegas pikiran tentang
diberlakukannya sunat sebagai syarat menjadi Kristen.

2. Semua orang yang telah dimerdekakan dalam Kristus tak boleh lagi
memperhambakan diri mereka dalam dosa. Sebaliknya terpanggil untuk
hidup dalam kasih. Kasih adalah karakter kemerdekaan Kristen atau buah
keselamatan di dalam Kristus. Tindakan saling mengasihi adalah wujud
kasih. Mengasihi dengan cara saling melayani adalah buah dari
keselamatan. Jadi saling melayani bukanlah upaya atau “tiket” untuk
memperoleh keselamatan (ayat 13). Itulah sebabnya kasih dipahami
Paulus sebagai esensi hukum Taurat. Bila orang-orang merdeka saling
melayani, maka sebenarnya mereka telah melaksanakan hukum Taurat.
Hanya saja, hukum Taurat diwujudkan karena orang percaya sudah
diselamatkan bukan agar memperoleh keselamatan (ayat 14). Jadi sikap
dan pandangan Paulus tentang hukum Tauat ditegaskan di sini. Hukum
Taurat selayaknya diterima dan diberlakukan jemaat Galatia sebagai
sebuah ajaran dan bukan syarat untuk memperoleh keselamatan. Karena
itu Paulus memberi makna baru bagi hukum Taurat. Walau demikian,
orang-orang yang telah diselamatkan masih akan terus bergumul untuk
mewujudkan kasih. Tantangan pasti dihadapi, yakni “saling mengigit dan
menelan”. Tindakan saling menyakitkan dan mengorbankan orang lain
demi kepentingan diri sendiri akan yang lain terus digumuli. Orang lain
tersakiti baik karena perbuatan maupun perkataan sesamanya. Selan itu

93
sesama dapat saja dimanfaatkan agar keuntungan diperoleh bagi diri
sendiri. Paulus mengingatkan jemaat Galatia akan hal itu agar mereka
waspada dan berusaha mengatasinya supaya tidak saling membinasakan.
Kasih mengharuskan orang-orang yang telah diselamatkan memperbaiki
kesalahan relasi dengan sesamanya, sehingga terbebas dari kebinasaan
(ayat 15).

Pertanyaan Pendalaman :
Apa saja yang dapat dipelajari sebagai pelajaran iman dari nas hari ini?

94
RENUNGAN UNIT
Jumat, 11 Agustus 2023

Nas Bacaan : Yakobus 2:1-4


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan: Menghargai dan Menerima Perbedaan

Pokok-Pokok Renungan :
1. Teks ini menegaskan panggilan untuk menunjukkan bahwa iman kita
harus selalu bertumbuh dan hidup bukan mati. Iman yang hidup ditandai
oleh perbuatan baik. Sebaliknya perbuatan jahat adalah bukti matinya
iman. Hal ini berarti bahwa iman berkorelasi dengan perbuatan atau
tindakan. Iman bukanlah sesuatu yang abstrak atau tak dapat dialami
secara konkrit tetapi sangat riil karena berlangsung dalam keseharian
hidup kita. Bila demikian halnya, maka tindakan yang kita aktakan sebagai
orang beriman semestinya diinspirasi atau digerakan oleh iman itu sendiri.
Iman dan perbuatan bukanlah dua hal yang terpisah tetapi menyatu dalam
hidup orang beriman. Perbuatan atau tindakan sejatinya merupakan wujud
konkrit dari iman atau kepercayaan kita kepada Allah di dalam Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Bila kita mengaku percaya atau beriman, maka
seluruh perbuatan atau tindakan kita harusnya membuat Allah dimuliakan.
Kesadaran seperti ini perlu dimiliki orang Kisten agar terhindar dari
melakukan perbuatan yang brutal, konyol atau merusak serta
menyakitkan. Ingatlah bahwa selamanya kita akan tetap hidup bersama
orang lain atau sesama. Oleh sebab itu pasti akan terus pula berlangsung
relasi dengan sesama manusia. Relasi di antar manusia bahkan dengan
ciptaan yang lainnya membuka ruang bagi berlangsungnya tindakan.
Tindakan atau perbuatan apapun yang diaktakan tidak boleh terlepas dari
kaitannya dengan iman.
2. Yakobus berpesan kepada kita sebagai orang yang beriman kepada
Yesus Kristus, agar hendaknya janganlah iman itu diwujudkan dengan
memandang muka. Sekalipun kita pasti akan menjumpai perbedaan
dalam keberadaan sebagai manusia, namun haruslah diingat dan dihayati
bahwa semua orang sama di hadapan Allah. Tindakan memandang muka
atau pilih kasih bukan saja menciderai relasi di antara sesama manusia
tetapi juga dengan Allah Sang Pencipta. Hindarilah kecenderungan
memberi perlakuan istimewa kepada orang tertentu hanya karena alasan
kelebihan kekayaan, pengaruh, kuasa atau kedudukan. Selain itu

95
janganlah kiranya memperlakukan orang lain dengan tidak pantas hanya
karena ia miskin atau alasan tidak manusiawi lainnya. Berusahalah
sungguh-sungguh agar tidak bertindak senonoh. Maksudnya bertindak
tidak baik, tidak sopan, tidak pantas kepada sesama kita. Mari belajar dan
terima bahwa pada kenyataannya kita hidup dengan berbagai perbedaan.
Baik agama, asal, suku, harta, kedudukan, jabatan dan status sosial. Kita
memang berbeda dalam banyak hal, namun semuanya diciptakan oleh
Pencipta yang satu saja adanya. Dia-lah pencipta yang baik dan
menciptakan semua orang sama yakni sebagai gambar dan rupa-Nya di
bumi ini. Ingatlah bahwa di hadapan Sang Pencipta kita semua sama
adanya. Teruslah berusaha memenuhi hati dan pikiran dengan Roh,
hikmat dan kebaikan supaya tindakan kita berarti bagi sesama dan
berkenan pada Allah. Hargai dan terimalah perbedaan masing-masing
sebab hanya dengan demikian kita dapat menjaga keutuhan keluarga,
gereja dan masyarakat. Amin.

96
DISKUSI UNIT
Jumat, 18 Agustus 2023

Nas Bacaan : Amsal 29:22-23


Tema Bulan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat.
Tema Mingguan : Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan

Pengantar Diskusi

K ehidupan keluarga, gereja dan masyarakat yang utuh pasti berlangsung


secara harmonis atau tiadanya perpecahan. Harmoni merupakan buah dari
dijalaninya hidup secara bijaksana. Bijaksana dipahami dalam dua pengertian.
Pertama, selalu menggunakan akal budi, arif dan adil. Kedua, kecakapan dalam
menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Kehidupan yang utuh atau
berkualitas tidaklah terjadi dengan sendirinya. Harus ada kesadaran dan upaya
bersungguh-sungguh dari orang beriman untuk hidup secara harmonis. Orang
yang hidupnya harmonis adalah mereka yang selalu menggunakan akal budi,
arif, adil, dan cakap menghadapi atau memecahkan masalah. Karakter dan
kapasitas atau kemampuan seperti itulah yang layak dimiliki orang beriman.
Untuk maksud tersebut diperlukan adanya kesadaran dan upaya. Sadar bahwa
setiap manusia memiliki kelemahan atau tidak sempurna dan berusaha karena
hidup akan selalu diperhadapkan dengan masalah. Kelemahan dan masalah
tidaklah baik untuk dibiarkan tetap ada. Keduanya harus dihadapi dan diatasi,
bila tidak, maka pertumbuhan ke arah dimilikinya hidup yang berkualitas pasti
terhambat.

Pesan Teks
Teks hari menyebutkan secara konkrit kelemahan dan masalah yang
sesungguhnya merupakan gumulan orang beriman. Selain itu disebutkan pula
karakter yang baik dengan maksud menjadi pembanding, sehingga perbedaan
muncul jelas dengan sendirinya. Manusia adalah makhluk yang memiliki dua
karakter secara bersamaan, yakni baik dan buruk. Fakta inilah yang menjadi
alasan diperlukannya kebijaksanaan agar yang baik dan buruk dapat
dibedakan. Penulis menyebutkan adanya tiga karakter buruk yaitu Si pemarah,
lekas gusar, dan keangkuhan. Sedangkan karakter yang baik adalah rendah
hati. Karakter buruk berdampak tidak baik misalnya pertengkaran dan

97
pelanggaran. Sebaliknya karakter baik membuat hidup menjadi berarti yakni
menerima pujian. Jelas sudah bahwa karakter buruk pasti menghancurkan
keutuhan dan harmoni hidup dan oleh sebab itu harus diatasi. Karakter baik
harus dimiliki, dipertahankan dan dikembangkan agar hidup yang berkualitas
dapat dialami baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat. Sebaiknya
dahulukan penataan kehidupan keluarga baru kemudian gereja dan
masyarakat. Keluarga yang harmoni serta utuh atau yang tidak ada perpecahan
di dalamnya pasti berdampak pula bagi gereja dan masyarakat. Semua
anggota keluarga tertantang untuk berusaha menjadi orang bijaksana. Sebab
hanya orang bijaksanalah yang mampu mengatasi karakter buruk (lihat
pengertian bijaksana pada point 1 di atas)

Pertanyaan Diskusi:
1. Sebab apakah yang membuat seseorang lekas gusar, menjadi Si pemarah
dan angkuh serta bagaimana cara mengatasi hal tersebut termasuk
dampaknya: pertengkaran, pelanggaran juga merendahkan orang?
2. Selain rendah hati, hal baik apakah yang perlu juga dimiliki orang
bijaksana?

98
MEDITASI UNIT
Jumat, 25 Agustus 2023

Nas Bacaan : Amsal 24:1-4


Tema Bulan : Menjaga Keutuhan Keluarga,Gereja dan Masyarakat.
Tema Mingguan : Membangun Hidup Tanpa Penindasan.

Langkah – Langkah Meditasi


1. Pemimpin mengajak umat berdiri :
Menyanyikan KJ.No.17:1,3; Tuhan Allah Hadir:
Tuhan Allah hadir pada saat ini.
Hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tubuh serta jiwa,
tunduklah menghadap Dia.
Marilah umat-Nya, hatimu serahkan
dalam kerendahan.
Kami menanggalkan hasrat sia-sia,
Keinginan manusia; jiwa-raga kami,
hidup seluruhnya, Tuhan, Kau-lah yang
empunya.
Dikau-lah, Yang Esa, patut dimuliakan
seberhana alam.
2. Pemimpin membawakan doa pembuka.
-------duduk------
3. Menyanyikan KJ.No.18:1; Allah Hadir Bagi Kita
Allah hadir bagi kita dan hendak memb’ri berkat,
Melimpahkan kuasa RohNya bagai hujan yang lebat.
Dengan Roh Kudus, ya Tuhan,
umat-Mu berkatlah!
Baharui hati kami; o, curahkan kurnia.
4. Pemimpin membawakan doa pembacaan Alkitab.
5. Pembacaan Alkitab (secara bersama-sama)
6. Menyanyikan KJ.No.58:1; Maha Kasih Yang Ilahi

99
Maha kasih yang ilahi, nikmat sorga turunlah
Mendiamai hati kami; Kau-lah mahkota kurnia.
Yesus, Kau berlimpah rahmat,
Sumber kasih yang besar!
Datanglah membawa s’lamat
bagi kami yang gentar.
7. Pemimpin; hari ini kita kembali diingatkan bahwa Tuhan-lah Pencipta yang
baik. Hati adalah salah satu dari demikian banyaknya anugerah terindah
yang Tuhan anugerahkan. Hati adalah pusat kendali kehidupan sebagai
manusia yang perlu dirawat agar dapat tetap berfungsi seturut maksud
Sang Khalik. Peliharalah hatimu, kiranya suci adanya supaya maksud ilahi
menjadi jelas dan baik pula akhlak serta kelakuan. Hati yang suci
menyuburkan perasaan positif dan sikap yang baik. Perasaan sebaliknya
perasaan negatif dan sikap yang buruk terlahir dari hati yang “sakit” atau
“kotor”. Bersihkanlah dari iri sebab hal itu hanya akan merusak hidup.
Hidup adalah kesempatan untuk berjumpa dengan semua orang dengan
berbagai latar belakang dan perangai. Orang dengan perangai buruk pun
dapat menjadi sebab seseorang mengalami iri hati. Iri adalah rasa tidak
senang jika melihat orang lain mendapatkan kebahagiaan. Pengertian yang
lainnya adalah rasa ingin seperti orang yang mendapatkan kesenangan,
termasuk yang dialami orang jahat. Hidup orang yang jahat kelihatannya
bahagia tapi sesungguhnya tidaklah demikian. Walaupun mereka
mengalami kebahagiaan, sesungguhnya semua itu sementara saja dan
bukanlah bahagia sejati. Kebahagiaan sejati adalah suasana sukacita
karena telah melakukan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu hidup ini
haruslah dijalani dengan bijak.
8. Menyanyikan KJ.No.:33:1; Suara-Mu Kudengar:
Suara-Mu kudengar memanggil diriku,
Supaya ‘ku di Golgota dibasuh darah-Mu!
Aku datanglah, Tuhan pada-Mu;
Dalam darah-Mu kudus sucikan diriku.
9. Pemimpin: jalani hidup dengan bijak salah satu wujudnya adalah tidak iri
dan bergaul dengan orang jahat. Sekalipun demikian tetaplah berdoa
kepada mereka agar bertobat dan berbalik dari perbuatan salah. Jangan iri
dan bergaul mengandung maksud tidak terpengaruh dan ikut-ikutan
melakukan kejahatan. Hati dan perkataan orang jahat tidak layak untuk
ditiru. Mereka memikirkan penindasan dan membicarakan bencana.
Seruan untuk tidak iri dan bergaul dengan orang jahat bertujuan

100
menghindarkan kita dari hidup sebagai penindas dan pembuat bencana.
Bersihkan dan sucikanlah hati seraya pehuni hidup dengan kebaikan.
Jadilah orang baik dan jauhilah kejahatan. Ingatlah bahwa Allah
menyelidiki hati dan oleh sebab itu buanglah iri. Gantilah iri dengan lemah
lembut juga rendah hati, maka hidupmu pasti terpelihara dalam pengasihan
Allah, kini dan nanti.
10. Menyanyikan: KJ.No.58:1 Mahakasih Yang Ilahi:
Mahakasih yang ilahi, nikmat sorga turunlah
mendiami hati kami; Kau mahkota kurnia.
Yesus, Kau berlimpah rahmat,
Sumber kasih yang besar!
Datanglah membawa s’lamat
bagi kami yang gentar.
11. Pemimpin: berdoa syukur dan mohon berkat.

101
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 05 Agustus 2023

Nas Bacaan : II Tesalonika 1 : 3-12


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama Dalam Kasih

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Bersyukur adalah tindakan aktif positif yang memungkinkan seseorang
mengalami kemurahan Tuhan atas setiap dinamika kehidupan yang
dijalaninya. Oleh karenanya, bersyukur harus menjadi prioritas membangun
hubungan dengan Tuhan dan sesama. Rasul Paulus menitikberatkan
ucapan Syukur dan Doa kepada Jemaat di Tesalonika sebagai bagian dari
mereka meyakini Kuasa Allah di dalam Yesus Kristus atas kepenuhan Iman
yang mereka miliki. Dalam berbagai penderitaan dan kesulitan-kesulitan
hidup, Paulus tetap memperkokoh Iman mereka untuk tetap mengarahkan
hati dan pikiran hanya kepada Tuhan, sebab hanya dengan demikian Iman
yang mereka pupuk dan dalami menjadi dasar kekuatan untuk mereka
menghadapi tantangan dan pergumulan hidup.
2. Keluarga sebagai basis utama pembentukan kerakter dan pembinaan Iman
haruslah membawa setiap anggota keluarganya untuk tetap berpegang
teguh pada keyakinan akan Kristus yang menyelamatkan itu, hanya dengan
demikian tugas mengasuh dan mendidik akan menjadi tugas bersama baik
dari orang tua kepada anak-anak atau pengasuh kepada anak-anak
asuhnya. Oleh karenanya, pembimbingan pengasuh harus tetap
memprioritaskan cinta kasih Allah kepada anak-anak dan sebaliknya.
Bahwa mengucap syukur dan berdoa adalah wujud kecintaan anak-anak
pada Tuhan serta cara untuk tetap membiasakan mereka bergantung
sepenuhnya kepada Tuhan. Dengan demikian, karakter anak-anak yang
mengasihi Tuhan dan sesama dapat dimiliki oleh setiap pribadi mereka.

102
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 12 Agustus 2023

Nas Bacaan : Yakobus 2 :8-9


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Menghargai dan Menerima Perbedaan

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Semua orang di dunia ini memiliki keunikan. Ada yang berkulit hitam,
putih, coklat; ada yang rambutnya lurus, keriting; ada yang postur
tubuhnya tinggi dan pendek; ada pula yang status sosialnya kaya dan
miskin. Apapun perbedaan-perbedaannya, sesungguhnya semua manusia
yang diciptakan oleh Tuhan Allah memiliki keunikan dan patut dihargai.

2. Yakobus dalam suratnya, menekankan tentang hidup saling menghargai


dan mengasihi. Jangan memandang muka, sebab disampaikan bahwa itu
adalah pelanggaran / dosa (ay.9). Sikap saling menghargai harus
ditanamkan sedari dini pada anak-anak kita, pada keluarga kita bahkan
setiap orang yang kita layani. Sebagai pengasuh pun demikian,
hendaknya tidak menerapkan sikap mementingkan diri sendiri (ego), tidak
membeda-bedakan anak-anak yang kita asuh, tidak memprioritaskan satu
dan mengabaikan yang lain. Jika demikian kita lakukan, maka
sesungguhnya kita sementara menerapkan jarak antar sesama tetapi juga
pola pengasuhan yang tidak baik. Oleh karenanya, dalam hal mendidik
dan mengasuh mari terapkan rasa saling menghargai dan mengasihi.
Mulailah dari dalam keluarga kita, pelayanan kita serta dalam dunia kerja
kita.

103
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 19 Agustus 2023

Nas Bacaan : Amsal 20 : 3


Tema Bulanan : Merawat Persaudaraan yang Rukun
Tema Mingguan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Amsal Salomo memberikan banyak Nasihat, Wejangan, Didikan dan
Pesan-pesan positif yang menyadarkan manusia untuk melakukan hal-
hal yang baik dan mendatangkan sukacita. Pada bacaan hari ini,
dalam penekannya pada ayat 3, dijelaskan bahwa orang yang
terhormat adalah mereka yang menjauhi perbantahan atau tidak
masuk dalam kumpulan orang-orang yang suka berdebat. Mereka ini
memiliki integritas terhadap hidup yang berfokus untuk masa depan,
tetapi orang-orang yang bodoh, yang tidak dapat menguasai emosi
dan amarah membiarkan diri mereka untuk menjadi orang-orang yang
hanya mempermalukan diri mereka sendiri.
2. Sebagai pengasuh hendaknya kita dapat mengontrol emosi ketika
melaksanakan tugas, dapat menyeimbangkan kewarasan dan
perasaan sehingga tidak mudah terbuai dengan situasi yang
membawa kita menjadi orang-orang bodoh dan tidak memiliki
perasaan. Tutur kata, tindakan kita sebagai pengasuh hendaknya
memperlihatkan kita sebagai pelayan-pelayan anak yang
menghendaki kerukunan hidup bersama sebagai sebuah persekutuan.
Persekutuan di dalam keluarga, di dalam pelayanan bahkan di tengah-
tengah masyarakat. Jadikan pribadi kita sebagai pribadi yang

104
merangkul dan menghangatkan bukan memisahkan dan
memanaskan.

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 26 Agustus 2023

Nas Bacaan : Pengkhotbah 4 : 1-3


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Membangun hidup tanpa Penindasan

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Keabsahan kehidupan manusia pada dasarnya ialah bebas. Merasa
bebas dan ingin bebas dari segala sesuatu yang mengikat dan
menindas. Tertekan dengan berbagai persoalan dan tuntutan hidup
terkadang membawa manusia terkungkung pada batasan-batasan
yang menghendakinya untuk tidak dapat berkreasi. Pandangan kita
diarahkan pada Pengkhotbah 4 : 1 - 3 yang sungguh menegaskan
tentang satu hal penting ialah bahwa akar kejahatan menghasilkan
tindakan penindasan. Pengkhotbah dengan tegas menyatakan pada
ayat yang ke 3 bahwa lebih baik atau lebih bahagia manusia itu tidak
lahir atau tidak ada di dunia supaya tidak melihat kejahatan dan tidak
tertindas.
2. Penegasan pengkhotbah terkadang juga menjadi bahan perenungan
kita sebagai orang-orang percaya ketika diperhadapkan dengan
kejadian yang menguras emosi karena tindakan penindasan dan
ketidakadilan. Sungguh, sebagai para pengasuh tindakan-tindakan ini
kadang juga kita praktekkan dalam melaksanakan pengasuhan bagi
anak-anak kita. “penindasan” yang kita lakukan bisa berupa kata-kata
yang menyakiti dan gesture tubuh yang tidak peduli. Dengan demikian,
lewat bacaan hari ini sesungguhnya kita disadarkan untuk menjadi

105
para pelayan anak yang lemah lembut, penuh kasih dan sabar serta
menghindarkan diri dari sikap yang terkesan “menindas” dan membuat
anak-anak kita tidak nyaman.

RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR


Senin, 07 Agustus 2023

Nas Bacaan : Roma 10:12


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja, dan Masyarakat
Tema Mingguan : Menghargai dan Menerima Perbedaan

Pokok - Pokok Pikiran:


- Tema Bulanan: “Menjaga keutuhan keluarga, gereja dan masyarakat” serta
Tema Mingguan dengan tema: “Menghargai dan menerima perbedaan”,
merupakan tema-tema yang saling berkaitan, Hubungan antar sesama
tidak pernah luput dari kehidupan kita sebagai manusia, karena
sesungguhnya kita tidak akan bisa hidup sendiri-sendiri, kita tidak akan
bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Manusia selalu
berusaha untuk menjalin komunikasi dan interaksi dengan sesamanya.
Manusia selalu berusaha mengaktualisasikan dirinya atau ketika manusia
belajar mengenai dirinya sendiri, sesamanya, dan lingkungan sekitarnya,
maka manusia itu selalu memerlukan uluran tangan dari orang lain. Maka
dari itu diperlukan terjalinnya hubungan antar sesama. Setiap hubungan
pasti ada yang namanya pasang surut, kadang harmonis kadang tidak,
bagaimana kita menjaga keutuhan itu salah satunya dengan menghargai
dan menerima perbedaan dengan hati besar dan menerima kalau cara
pandang setiap orang itu pasti berbeda dan jangan memaksakan harus
seperti pandangan kita.

106
- Rasul Paulus sejak kecil sudah terbiasa hidup dalam kehidupan yang
majemuk. Ia dilahirkan dan dibesarkan sebagai seorang Yahudi yang taat
beragama dari garis keturunanan suku Benyamin Seseorang yang lahir
dan besar di kota semacam ini, tentulah akan mendapat banyak
pengalaman, hidup dalam kemajemukan dan keanekaragaman umat
manusia. Rasul Paulus mendasarkan pandangan dan sikapnya terhadap
kemajemukan dan keanekaragaman umat manusia, bukan sekadar pada
bagaimana pengalaman hidup dalam kemajemukan memengaruhi dirinya,
melainkan juga dalam keyakinannya akan kasih Allah pada semua orang. 
Itulah sebabnya, Rasul Paulus pada ayat 12, berkata, “Sebab tidak ada
perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang
satu itu adalah Tuhan dari semua orang yang berseru kepada-Nya.”

RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR


Senin, 21 Agustus 2023

Nas Bacaan : Ulangan 23:15-16


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja, dan Masyarakat
Tema Mingguan : Membangun Hidup Tanpa Penindasan

Pokok - Pokok Pikiran:


- Tema mingguan Membangun hidup tanpa penindasan”. Sejarah kehidupan
Umat Tuhan yaitu bangsa Israel, Tuhan tidak membiarkan mereka
mengalami penindasan, yang mengakibatkan mereka semakin lemah
bahkan tidak berdaya, tetapi Tuhan yang berdaulat akan mengingat,
meneguhkan mereka dengan perjanjian dan membangkitkan, memulihkan
bahkan menyatukan mereka kembali dalam kasih sehingga olehnya akan
diberi jaminan kemenangan serta harapan perdamaian. Tuhan berinisiatif
melalui Perjanjian-Nya terhadap nenek moyang Israel yaitu Abraham,
membenarkan dan menguduskan hidup mereka, sekaligus memisahkan
mereka dari kenajisan, sehingga olehnya mereka dipulihkan dan
dibenarkan melalui kebenaran yang bersumber dari Tuhan, dengan upaya
mengangkat derajat mereka menjadi anak-anakNya.
- Teks Ulangan 23:15-16 Perlindungan kepada budak yang melarikan diri
dari tuannya agak tidak diserangkan kembali kepada tuannya yang lama.
Ini adalah langkah kemanusiaan sebab budak itu akan mengalami

107
1
penghukuman yang berat apabila ia diserahkan kembali kepada pemilik
lamanya. Israel memiliki banyak aturan yang harus mereka jalani antara
lain kudus dalam ibadahnya, juga dalam pertempuran. Ketika ada seorang
laki-laki yang tidak tahir, orang itu harus keluar perkemahan dan
membersihkan diri. Demikian pula dalam pembuangan kotoran, mereka
harus menutupinya dengan pasir agar tanah itu tetap bersih. Dalam hal
budak pelarian, mereka harus memperlakukannya dengan baik dan tidak
menindas. Israel juga dilarang melakukan pelacuran yang merupakan
bagian penyembahan berhala, apalagi mempersembahkan uang dari hasil
perbuatan itu kepada Tuhan.

108
109
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 04 September 2023

Nas Bacaan : 1 Raja-Raja 18 : 36 – 39


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa Dan Bekerja

Pokok-Pokok Renungan :
1. Dua hari lagi tepatnya di tanggal 6 September, sebagai persekutuan
pelayan dan umat, kita akan mensyukuri bertambah satu tahun usia bagi
Gereja Protestan Maluku yang ke 88 tahun. Syukur atas kasih dan anugerah
Allah dalam Kristus Kepala GPM yang selalu menuntun, menyertai dan
memberkati seluruh tugas dan tanggung jawab menanam dan menyiram
dari ujung Halmahera Maluku Utara sampai Tenggara jauh. Hanya oleh
karena kasih dan anugerah Tuhan itu sajalah GPM tetap setia dalam
pelayanan dan kesaksian memberitakan Injil kerajaan Allah sekalipun
menghadapi berbagai tantangan dan persoalan di tengah perubahan
zaman. Tidak dapat disangkali bahwa realitas dunia dengan kemajuan di
era digital ini membawa dampak yang besar bagi GPM, baik positif maupun
negatif. Dunia handphone dan gadged yang sekali tekan membuat orang
dapat mengetahui informasi dengan cepat dan membuat dunia seakan lebih
kecil dan sempit. Tanpa disadari menimbulkan sikap malas dan harap
gampang serta tidak mau berjuang dan bekerja keras.
2. Disamping itu GPM ditantang pula dengan berbagai tantangan-tantangan
iman sehingga terkadang membuat pelayan maupun umat yang tidak
sungguh-sungguh untuk meyakini akan kuasa Tuhan. Kalaupun berdoa
tidak bertekun dan mungkin menunggu terlalu lama akhirnya mengambil
jalan pintas dengan mengandalkan kekuatan di luar Tuhan. Lebih
mengandalkan kekuatan diri, kepintaran, kemampuan sebagai manusia
ataupun kuasa-kuasa kegelapan. Hal ini menyebabkan lebih memperberat
persoalan yang bukannya menyelesaikan masalah tanpa masalah (slogan
Penggadaian) tetapi menyelesaikan masalah tambah masalah. Padahal doa
adalah hal yang penting dan mendasar bagi kehidupan kita sebagai orang
percaya. Doa menjadi nafas hidup kita dan alat untuk kita berkomunikasi
dengan Allah dan meyakini kuasa Allah untuk menolong kita saat kita
menghadapi tantangan dan persoalan.
3. Kekuatan doa yang menghadirkan mujizat kuasa Allah yang dasyat
disaksikan dalam nas bacaan ini melalui nabi Elia saat berhadapan dengan

110
450 nabi baal. Elia meminta Tuhan menunjukkan kuasaNya sebagai tanda
dan bukti bagi umat Israel serta juga raja Israel Ahab yang hidupnya
melakukan kejahatan di mata Allah dengan menyembah kepada baal-baal.
Untuk membuktikannya, Elia meminta masing-masing memotong seekor
lembu dan diletakan di atas kayu. Kemudian nabi-nabi baal memanggil
nama allah mereka dan Elia pun memanggil nama Tuhan. Hal tersebut
disetujui, dimulai duluan oleh para nabi baal yang memanggil allah mereka
dari pagi, tengah hari sampai sore, sambil menari-nari, berteriak-teriak
dengan menoreh-noreh tubuh mereka dan berdarah-darah sampai mereka
kerasukan. Namun tidak ada jawaban dari baal atau allah mereka.
Kemudian giliran nabi Elia yang dengan kesungguhan hati meminta kuasa
Tuhan dinyatakan dengan mengirimkan api turun dari langit untuk
membakar korban bakaran. Dalam sekejab mata turunlah api dari langit dan
membakar habis korban bakaran nabi Elia yang bahkan telah disiram
dengan air yang sangat banyak. Semua habis terbakar, dan hal itu
disaksikan oleh umat Israel dan mereka sujud menyembah dengan berkata
“Tuhan Dialah Allah”.
4. Kesaksian inipun menjadi teladan bagi kita sebagai persekutuan Paduan
Suara dalam seluruh kehidupan kita khusus tugas dan tangggung jawab
pelayanan. Pentingnya doa yang menjadi kekuatan serta nafas hidup orang
percaya mesti kita wujudkan dalam seluruh kehidupan kita. Doa dengan
kesungguhan hati, meminta kuasa dan mujizat Tuhan dalam kehidupan kita
ketika berhadapan dengan berbagai tantangan maupun masalah dalam
pelayanan. Kita juga bersaksi tentang kuasa doa melalui kidung-kidung
pujian kita sehingga semua orang yang mendengarkannya menjadi terhibur
dan menguatkan iman dan percaya mereka kepada Tuhan. Jangan kita
mengandalkan kuasa-kuasa kegelapan, sebab semuanya itu sia-sia. Namun
andalkan Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat.

111
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 11 September 2023

Nas Bacaan : 2 Korintus 11 : 21b – 33


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapi Perubahan
Zaman.

Pokok-Pokok Renungan :
1. Rasul Paulus yang awalnya seorang penghabat pekerjaan Tuhan dengan
membinasakan para murid Tuhan, dijamah Tuhan Yesus di depan pintu kota
Damsyik. Jamahan Tuhan ini membuat Paulus berubah total menjadi
seorang pekabar injil yang teguh dalam imannya kepada Tuhan Yesus. Ia
tetap setia menjalani tugas panggilan pelayanan pemberitaan injil kepada
jemaat-jemaat yang ia layani. Dalam surat pastoral kepada jemaat di
Korintus yang juga menghadapi berbagai tantangan iman, Paulus
menyaksikan tentang perjalanan hidupnya ketika percaya dan menerima
Kristus sebagai Juruselamatnya dan dia teruskan iman percayanya itu
kepada semua orang yang ia layani.
2. Penderitaan demi penderitaan seakang menjadi makanan hari-hari bagi
Paulus. Namun kenyataan itu Paulus bersyukur dan bermegah justru
didalam kelemahannya. Sebuah kenyataan yang sangat kontras dari kaca
mata manusia. Orang akan bermegah, bangga dengan kehebatan,
kekuatan, kemampuan, kepintarannya. Bagi Paulus semuanya itu menjadi
sebuah kebodohan dan tidak punya arti apa-apa, ketika Kristus menjadi
sumber hidup dan yang utama dalam kehidupan Paulus. Itulah sebabnya ia
merincikan kepada jemaat di Korintus tentang statusnya sebagai seorang
Ibrani, berkebangsaan Israel, keturunan Abraham dan menjadi pelayan
Kristus dengan bukti dan pengalaman penderitaannya. Di penjara, didera,
dalam bahaya maut, di sesah lima kali, setiap kali empat puluh kurang satu
pukulan, tiga kali didera, satu kali dilempari batu, tiga kali mengalami kapal
karam, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut, menghdapi bahaya
banjir, ancaman penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dn
orang-orang bukan Yahudi. Bahaya di kota, di padang gurun, di tengah laut
serta bahaya dari saudara-saudara palsu. Kerap Paulus tidak tidur, lapar,
haus dan dahaga, berpuasa, dingin tanpa pakaian. Semuanya yang

112
dilakukan Paulus sebagai wujud imannya kepada Kristus melalui
pelayanannya kepada jemaat-jemaat dengan penuh sukacita. Bagi Paulus
kalau satu jemaat yang sakit, ia pun sangat merasakan sakit mereka, dan
kalaupun jemaat bersukacita, Paulus menyambutnya dengan penuh ucapan
syukur.
3. Apa yang diteladankan oleh Paulus sesuai dengan tema pelayanan kita
“tetap teguh dalam iman menghadapi perubahan zaman”. Kenyataan
sekarang ini memang diakui tantangan iman bagi kita sebagai orang
percaya sangat besar dengan kemajuan dunia yang berubah begitu cepat.
Semua serba moderen dan canggih dan selalu diukur dengan logika dan
pengetahuan. Iman dan keyakinan seakan menjadi sebuah dongeng. Selalu
mustahil bagi manusia sebab semuanya dilihat dan diukur dengan logika.
Hal ini sungguh menantang kita sebagai orang percaya. Sejauhmana
pengalaman iman Paulus dengan kekayaan pelayanannya itu menjadi
penting bagi kita sekarang ini. Justru kita mesti bersyukur untuk semua hal
yang terjadi sebagai kenyataan dalam tantangan dan persoalan hidup,
bahwa disitulah iman kita terus diuji. Ketika ada beban dan masalah, apakah
kita datang kepada Tuhan Yesus dalam doa dan meminta tuntunan dan
kuasaNya bagi kita ataukah kita mengandalkan kemampuan serta
kepintaran kita semata ? Setiap beban serta persoalan dalam kehidupan
mesti kita melihatnya sebagai cara Tuhan untuk membentuk kita agar tetap
kuat dan teguh dalam iman serta percaya kita kepada Tuhan.
4. Hal inilah yang mesti kita wujudkan dalam tugas dan pelayanan sebagai
persekutuan Paduan Suara. Ada banyak hal yang menantang serta
persoalan baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun persekutuan,
namun dengan penuh keyakinan iman kepada Kristus, maka kita akan
mendapat jawaban dan jalan keluar dari setiap beban dan persoalan. Kita
saksikan itu juga melalui kidung-kidung pujian yang memberikan
penghiburan serta kekuatan iman kepada semua orang yang mendengar,
sehingga dengan tuntunan kuasa Roh Kudus mereka dapat dihibur dan
memberikan sukacita.

113
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 18 September 2023

Nas Bacaan : Hosea 2 : 17


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Menghadirkan Kehidupan Yang Aman dan Tenteram

Pokok-Pokok Renungan:
1. Kita bersyukur atas kasih dan anugerah yang besar dan melimpah dari Allah
dalam Kristus Yesus bagi kehidupan kita sampai saat ini. Sekalipun banyak
tantangan dan persoalan yang kita hadapi serta sikap serta perilaku hidup
yang terkadang mendukakan hati Tuhan dan sesama, namun cinta dan
sayang Tuhan tidak pernah berubah dalam kehidupan kita. Hal demikianpun
yang terjadi dalam kehidupan umat pilihan Israel yang berlaku tidak setia
kepada Tuhan, dimana mereka menyembah kepada baal. Mereka hidup
tidak lagi bersandar dan berharap kepada Tuhan namun kepada baal. Hal
ini membuat Allah marah dan menegur mereka dengan keras. Melalui nabi
Hosea, Allah menyampaikan seruan pertobatan kepada umat. Tuhan Allah
mengharapkan umat pilihanNya itu menyadari akan segala pelanggaran dan
dosa mereka serta berbalik kepada Allah untuk menikmati kehidupan yang
penuh berkat. Kehidupan yang aman dan tenteram sebagai harapan dan
dambaan umat, hanya ketika umat mau bertobat dan berbalik kepada Allah.
2. Kesaksian firman ini mau menegaskan bagi kita bahwa, setiap hal yang
terjadi baik masalah, tantangan maupun penderitaan didalam kehidupan
kita, pasti seijin Tuhan dan ada maksud Tuhan yang indah dibalik semua
yang kita alami. Seperti halnya umat pilihan Tuhan Israel yang hidupnya
tidak setia kepada Tuhan, namun Tuhan tetap setia kepada janjiNya untuk
umat Israel sebagaimana yang telah dinyatakan kepada Abraham bapa
leluhur Israel. Kesetiaan Tuhan kepada janjiNya itulah yang membuat Allah
harus menegur mereka, ibarat seorang ayah yang mendidik anaknya
dengan memakai rotan. Pasti didikan itu sangat menyakitkan, proses
pemulihan yang harus dijalani umat Israel sebagai konsekwensi perbuatan
mereka kepada Tuhan. Namun Tuhan tidak akan membiarkan mereka
menjalaninya sendiri. Tuhan akan memberikan kekuatan untuk mereka

114
dapat menanggungnya. Semua itu harus dilalui oleh umat Israel untuk
dipulihkan dan dibarui. Kehidupan baru dalam cinta kasih Allah dengan
keamanan dan ketenteraman yang kekal dan abadi.
3. Menghadirkan kehidupan yang aman dan tenteram menjadi tema kita
pelayan kita adalah sebagai janji Allah kepada umat Israel ketika mereka
berbalik dan bertobat. Allah yang berjanji dan Ia setia untuk
menggenapinya. Keamanan dan ketenteraman menjadi hal yang penting
dalam kehidupan yang dibangun untuk masa depan yang baik. Semua hal
dapat dilakukan dan diwujudkan ketika keamanan dan ketenteraman
terjamin secara baik. Situasi dan kondisi yang jauh dari ancaman
keselamatan kepada umat dijanjikan oleh Tuhan Allah. Tidak ada ancaman
dari binatang-binatang yang buas baik di hutan belantara, burung-burung di
udara serta binatang melata. Tidak ada ancaman deru perang dari busur
panah, pedang dan alat perang lainnya sebagai gambaran perdamain,
keamanan dan ketenteraman dinikmati oleh Israel.
4. Demikianpun kita sebagai pribadi, keluarga maupun persekutuan Paduan
Suara yang merindukan dan mendambakan suasana hidup yang aman dan
tenteram. Semuanya akan kita nikmati ketika kita mau bersandar dan
bergantung serta mengandalkan Allah dalam Kristus dalam kehidupan kita.
Diluar Tuhan dan tanpa campur tangan Tuhan, pasti kehidupan kita tidak
akan aman dan tenteram. Setiap persoalan dan tantangan akan membuat
kita menjadi stress. Semua kekuatan dan kemampuan kita kerahkan untuk
menyelesaikannya, sebab kita merasa hebat, kuat dan mampu. Namun
akhirnya semakin hari semakin berat dan betapa bahaya kita menjadi putus
asa dan bisa melakuka hal-hal yang fatal dan membahayakan kehidupan
kita, keluargaa serta orang lain. Pengalaman Israel ini menjadi teladan bagi
kita untuk tetap setia dan taat kepada Tuhan dan selalu meminta
perlidungan dan penyertaanNya yang memberikan keamanan dan
ketenteraman bagi kehidupan kita. Kita menyaksikan juga melalui kidung
pujian yang mengambarkan cinta kasih Allah yang memberikan keamanan
dan ketenteraman bagi kehidupan kita.

115
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 25 September 2023

Nas Bacaan : Amsal 11 : 2


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Wujudkanlah Syukur Dengan Hidup Rendah Hati Dan
Taat.

Pokok-Pokok Renungan:
1. Tanpa terasa kita sudah ada di minggu terakhir bulan September dengan
penuh rasa syukur atas kasih dan anugerah Tuhan bagi kehidupan kita.
Bersyukur sebagai tanda terima kasih serta pengakuan kepada Tuhan
sumber hidup dan berkat, bahwa tanda penyertaan dan tuntunan serta
berkat dari Tuhan, maka hidup kita sia-sia dan tidak ada gunanya.
Pengakuan dengan bersyukur akan selalu menjadikan kita sebagai orang-
orang yang rendah hati serta taat dalam melakukan kehendak Tuhan. Kita
tidak menjadi sombong dan angkuh, tetapi selalu mengakui dan mengagumi
kemahakuasaan Tuhan yang tiada tertandingi dengan kekuatan apapun di
dunia ini.
2. Pengamsal menegaskan dalam bacaan firman Tuhan di saat ini bahwa
jikalau keangkuhan tiba, maka tibalah pula cemohan. Artinya orang yang
angkuh dan sombong ketika melakukan sesuatu hanya dengan tujuan untuk
kepujian dirinya sendiri. Ia akan melakukan pencitraan yang mau
menunjukkan kepada semua orang kehebatannya. Padahal sikap dan
perilaku demikian tidak mengundang simpati namun antipati karena pasti
orang akan melihat hasilnya tidak baik dan tidak berguna serta bermafaat
untuk banyak orang. Kemudiaan dilanjutkan oleh pengamsal bahwa hikmat
selalu ada pada orang yang rendah hati. Artinya orang-orang yang
mengandalkan hikmat Tuhan menyadari akan semua yang mereka lakukan
bukan untuk kepujian dirinya tetapi untuk kepujian serta kemuliaan nama
Tuhan. Mereka hanya sebagai alat yang dipakai Tuhan untuk mengabdi dan
melayani. Semua hasil yang didapat dan diperoleh pasti diberkati Tuhan dan
menjadi berkat serta bermanfaat bagi semua orang.

116
3. Seluruh kesaksian kitab Amsal ini menegaskan tentang pentingnya hikmat
Tuhan yang mesti kita memohonkan dari Tuhan agar dapat menuntun
perjalanan hidup kita dalam mewujudkan perintah Tuhan dalam seluruh
hidup kita. Hal ini penting sebab tanpa hikmat Tuhan kita akan kehilangan
arah hidup dan menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong sebab
merasa segala hal yang diperoleh dan miliki itu dari kekuatan dan
kemampuan dirinya. Mereka sangat mementingkan kepentingan diri sendiri.
Hanya untuk diri mereka sajalah yang dipikirkan. Kalaupun sesuatu hal yang
dilakukan kelihatannya baik namun ternyata ada kepentingan dan motivasi
untuk diri mereka yang bersumber dari keangkuhan dan kesombongan diri.
4. Kesaksian firman Tuhan ini menjadi teladan buat kita sebagai pribadi,
keluarga serta persekutuan Paduan Suara. Ketika kita mempunyai talenta
untuk menyanyi, maka kita harus bersyukur dan selalu rendah hati untuk
memuji dan memuliakan Tuhan melalui kidung pujian yang kita bawakan.
Jauhkanlah rasa kesombongan dan keangkuhan ketika kita pintar atau
mahir bernyanyi serta mempunyai suara yang merdu. Sebab kalau hal itu
kita tunjukkan maka pasti tidak disukai oleh teman-teman dalam
persekutuan Paduan Suara. Kita mesti bersikap rendah hati, suka
membantu dan menolong saat berlatih menyanyi dalam paduan suara.
Sehingga semua orang terbantu dan dapat mewujudkan satu persekutuan
paduan suara yang menyanyi dan memuji Tuhan bagi hormat dan
kemuliaan nama Tuhan. Dengan demikian maka kehidupan yang selalu kita
nikmati terwujud dengan penuh ungkapan syukur dan selalu meminta
hikmat Tuhan agar kita dapat mewujudkan sikap hidup yang taat dan setia
kepada Tuhan. Dari padanya kita menikmati kehidupan yang diberkati
Tuhan dan kita menjadi saluran berkat bagi semua orang.

117
PA LAKI-LAKI
Selasa, 05 September 2023

Nas Bacaan : Nehemia 4:7-9


Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur dan Melayani di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa dan Bekerja

Telaah Teks
1. Teks ini ditelaah dalam bingkai tema mingguan: bersama-sama berdoa dan
bekerja. Perlu diingat bahwa gagasan bersama-sama berdoa dan bekerja
merupakan penjabaran dari tema bulan sebagaimana tersebut di atas.
Bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel dan mengalami
perubahan zaman yang luar biasa hebat. Mereka pernah mengalami zaman
kejayaan dan sekarang hanya tinggal reruntuhan. Zaman sudah berubah,
tapi umat Tuhan ini harus tetap beriman. Iman menjadi kentara (kelihatan
jelas) saat umat Tuhan ini mengaktakan perilaku bersyukur, melayani,
berdoa dan bersama-sama bekerja. Nas hari ini terfokus pada akta berdoa
dan bersama-sama bekerja.
2. Berdoa dan bersama-sama bekerja adalah pilihan sikap beriman bangsa
Israel untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah hancur.
Pekerjaan ini mengakibatkan bangsa Israel dibawah pimpinan Nehemia
mendapat tantangan atau perlawanan dari para musuh. Nehemia adalah
seorang Yahudi yang bertugas sebagai pelayan pribadi (juru minum)
Artahsasta, raja Persia (1:11, 2:1). Ia kemudian diangkat sebagai bupati di
Yehuda untuk melaksanakan dua tugas pokok. Pertama, memimpin
sekelompok orang Yahudi yang pulang ke Yerusalem, mengawasi
pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem, dan menentukan
keluarga-keluarga mana saja yang boleh tinggal di dalam kota. Kedua,
mencanangkan sejumlah pembaruan sosial dan politik di antara orang

118
Yahudi, termasuk menegakkan ibadat yang benar kepada Allah (13:4-31).
Kepemimpinan Nehemia dihadang atau dihambat Sanbalat (gubernur
Samaria) dan sekutunya (4:1-9, 6:1-14). Orang Samaria menentang
kehadiran kembali orang Yahudi, sebab menganggap diri mereka sebagai
keturunan Yusuf dan pengikut sejati hukum Taurat. Mereka tidak
menghendaki Yerusalem dan Bait Allah dibangun kembali. Tobia disebut
juga “orang Amon” (lihat 2:19) karena menjadi pemimpin dari daerah Amon
yang berada di sebelah Timur sungai Yordan. Bangsa Israel dan Amon
sering terlibat perang dan pada akhirnya mereka dikalahkan Saul dan Daud
(1Sam.11, 2Sam.12). Gesyem, orang Arab memperoleh kekuasaan dari
bangsa Persia dan diberi wewenang untuk memerintah sejumlah besar
suku Arab yang berada di sebelah Selatan dan Timur Yudea, yakni Edom
dan Idumea. Asdod adalah sebuah kota di Filistin. Tembok kota ini
dihancurkan oleh Uzia raja Yehuda (783-742 sM). Jadi dapatlah dipahami
bahwa penyebutan nama orang dan wilayah dalam ayat 7 bacaan kita
dimaksudkan untuk mengatakan bahwa musuh-musuh Nehemia datang dari
Utara, Timur, dan Selatan. Selain itu perlawanan para musuh Nehemia
adalah artikulasi luka dan kepahitan sejarah masa lampau. Bangsa Israel
pernah punya sejarah yang kelam dengan wilayah-wilayah ini. Oleh sebab
itu mereka tidak menghendaki pembangunan kembali tembok Yerusalem
dan Bait Allah (ayat 8). Nehemia sedang menghadapi perlawanan sengit
musuh-musuhnya. Berdoa dan berjaga siang malam (ayat 9) adalah pilihan
cara pertama yang dipilih Nehemia saat menghadapi dan mengatasi
perlawanan musuhnya (pilihan cara yang lain dapat dibaca di ayat 10-23).
Perlawanan musuh tidaklah menghentikan tindakan beriman berdoa dan
bekerja bersama-sama. Perlawanan atau masalah dihadapi dengan tetap
mengandalkan Tuhan sebagai Pelindung dan Penyelamat satu-satunya.
Kepemimpinan Nehemia adalah kepemmpinan berdoa dan bekerja. Sosok
Nehemia adalah teladan pemimpin sekaligus laki-laki yang senantiasa
memelihara imannya saat menghadapi berbagai kesukaran.

Pertanyaan Pendalaman
Pelajaran beriman apakah yang dapat kita pelajari sebagai laki-laki gereja
dari teks hari ini, khususnya pribadi Nehemia?

119
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 12 September 2023

Nas Bacaan : Ibrani 12:7-11


Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur dan Melayani di Tengah Perubahan
Zaman.
Tema Mingguan : Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapi Perubahan Zaman.

Pokok – Pokok Renungan :


1. Iman atau beriman merupakan tema teologi yang digumuli dengan serius
oleh penulis-penulis Alkitab. Penulis surat Ibrani adalah salah satunya (lih.
Mis.pasal 11:1). Iman, tak pernah mereka bicarakan terlepas dari kehidupan
orang beriman itu sendiri. Hidup orang beriman tak pernah lepas dari
penderitaan. Beriman berarti percaya kepada Allah di dalam Yesus dan Roh
Kudus. Kita meyakini bahwa Allah itu baik atau besar kasih-Nya.. Bila Allah
itu baik, mengapa kita harus mengalami penderitaan? Suka atau tidak,
penderitaan adalah kenyataan yang pasti dialami oleh semua orang
beriman. Kita dapat saja bertanya, dari manakah datang penderitaan?
Apakah penderitaan disebabkan oleh dosa, orang lain, alam atau Tuhan?
Pertanyaan seperti ini tidaklah mudah untuk ditemukan jawabnya. Oleh
sebab itu orang beriman dapat saja bersikap mempersalahkan apa-apa
atau siapa-siapa bahkan Allah.
2. Nas hari ini merupakan bagian dari nasihat untuk bertekun dalam iman
(12:1-17). Daripada terus bertanya tentang penderitaan tetapi tak ada
jawaban yang memuaskan lalu bersikap mempersalahkan, lebih baik
berusaha menemukan makna. Penderitaan hendaknya dimaknai sebagai
kesempatan untuk menjadi orang beriman yang bertekun dalam iman.
Bertekun berarti bersungguh-sungguh bukan ikut-ikutan, asal-asalan dan

120
mudah “patah”. Kualitas seperti itulah yang diharapkan dari orang beriman
khususnya laki-laki gereja. Kesungguhan atau ketekunan dalam iman teruji
dan terbukti melalui penderitaan. Penderitaan dapat dimaknai sebagai “batu
uji” atau “batu asah” iman orang beirman. Situasi hidup demikian memang
tidaklah mudah, kita bagaikan sedang menanggung ganjaran atau
hukuman. Namun jika kamu harus menanggung ganjaran: Allah
memperlakukan kamu seperti anak, demikianlah kata nas hari ini. Kuasa
dan cara Tuhan yang penuh rahasia, kadang-kadang berada di luar
jangkauan pengertian manusia. Ingatlah bahwa kehadiran Tuhan pada saat
menderita dapat memberi kekuatan untuk kita melanjutkan hidup dan masa
depan. Penderitaan tak pernah menghapuskan, membatalkan dan
menggagalkan kebaikan Allah. Dia-lah Bapa yang mengasihi dan tahu serta
peduli dengan kesusahan anak-anak-Nya. Pikirkanlah sungguh-sungguh
apa kata penulis dalam nas hari ini: jikalau kamu bebas dari ganjaran yang
harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampangan. Bertekunlah dalam iman dan tanggunglah ganjaran supaya
engkau menjadi anak dan bukan anak-anak gampangan. Hanya ada dua
kemungkinan bagi orang beriman, menjadi anak atau anak-anak
gampangan. Anak adalah mereka yang meyakini bahwa dalam kesusahan,
tantangan, pergumulan atau penderitaan, ia hanya boleh bergantung dan
hidup dari kemurahan Allah. Orang-orang seperti inilah yang akan tetap
menghormaati dan taat kepada Bapa Pengasih dan Penyanyang, walau
sedang menghadapi kesukaran. Mereka tidak akan menjadi anak-anak
gampangan. Anak-anak gampangan adalah orang beriman yang jatuh ke
dalam pencobaan dan kalah dalam penderitaan. Mereka mudah patah, loyo
dan menyerah saat menghadapi kesukaran. anak-anak gampangan
bersikap harap gampang dalam hidup. Hal-hal seperti inilah yang tidak
boleh dimiliki oleh orang berman terutama laki-laki gereja. Berusahalah
menjadi anak sebab dengan demikian kita adalah orang beriman yang
terhisap dalam kekudusan Allah. Kita memang sedang berada di dunia atau
zaman yang terus berubah dengan begitu banyak persoalan. Namun kita
harus berbeda dengan dunia. Perbedaan kita adalah bertekun dalam iman.
Dunia dan zaman ini akan terus berubah serta berguncang tapi orang
beriman harus tetap menjadi kudus, benar, bersukacita dan damai.
Renungkanlah dengan sungguh bahwa kehidupan iman itu dapat
diumpamakan dengan perlombaan lari yang tujuannya adalah hidup
bersama Allah di surga. Kehidupan orang beriman tidak hanya sedang
berlangsung dalam kesementaraan ini tapi pasti berlanjut bersama Allah di

121
surga baka. Bertekunlah dalam iman, tetap mendekat pada Allah, bersandar
pada-Nya dan hiduplah karena kemurahan-Nya. Amin.

DISKUSI LAKI-LAKI
Selasa, 19 September 2023

Nas Bacaan : Hakim-Hakim 18: 1-21


Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Menghadirkan Kehidupan yang Aman dan Tenteram

1. Kitab Hakim-Hakim berisi tuturan tentang masa setelah suku-suku Israel


mulai mendiami tanah Kanaan, tetapi sebelum mereka bersatu sebagai
suatu bangsa di bawah seorang raja. Bagian awal kitab Hakim-Hakim
adalah kesaksian bahwa Yosua telah meninggal dan suku-suku Israel
belum merebut seluruh tanah Kanaan. Pada zaman ini Tuhan memilih para
pemimpin khusus yang disebut “hakim-hakim” untuk meimpin suku-suku
Israel mengalahkan musuh-musuh mereka. Kisah mengenai kepahlawanan
para hakim inilah yang mengisi sebagian besar kitab Hakim-Hakim.
2. Pasal-pasal terakhir kitab Hakim-Hakim tidak lagi berbicara tentang para
hakim, namun mengisahkan pelanggaran hukum, kejahatan, dan perang
saudara di antara rang Israel. Kehidupan suku-suku Israel penuh dengan
kekacauan karena mereka tidak memiliki seorang pemimpin tunggal (=raja).
Nas bacaan hari ini adalah salah satu kisah setelah kematian Simson. Jadi
pada masa ini bangsa Israel tak lagi dipimpin oleh seorang hakim dan
belum juga memiliki raja. Bangsa Israel sedang berada pada situasi
ketiadaan pemimpin dan karena itu Suku Dan bertindak atas kehendak
mereka sendiri. Teks ini bertutur tentang Suku Dan yang mencari tempat
tinggal baru di sebelah utara dan menetap di sana.
3. Selanjutnya teks ini disistimatisir agar bahan diskusi menjadi kentara
(nampak dengan jelas).

122
Pertama, situasi pencetus atau latar belakang. Suku Dan sebagaimana
yang lainnya sedang mengalami kekosongan kepemimpinan. Selain itu
suku ini belum mendapat bagian milik pusaka atau wilayah sebagai tempat
menetap. Mereka berusaha sendiri sebagai suatu suku karena didesak oleh
kepentingan memiliki wilayah untuk menetap (milik pusaka). Ada kebutuhan
mendesak yang harus dicari solusinya dan oleh sebab itu mereka tak lagi
menunggu sampai bangsa Israel memiliki pemimpin. Kedua, kebutuhan
mendesak harus pula ditanggapi secara cepat (“gercep”/gerak cepat), tepat
dan benar. Setiap masalah atau kebutuhan terutama yang mendesak
sebaiknya ditanggapi dengan berpedoman pada prinsip: cepat, tepat dan
benar. Suku Dan bertindak cepat, tak menunggu sampai dimilikinya
seorang pemimpin oleh bangsa Israel. Mereka juga tepat dalam bertindak,
ada rencana, sasaran, strategi, dan analisa. Hindarilah untuk menjadi laki-
laki gereja yang menjalani keberadaan tanpa rencana hidup. Suku Dan
berencana untuk memiliki wilayah pemukiman atau milik pusaka. Setiap
rencana haruslah disertai dengan sasaran yang jelas. Sasaran mereka
adalah kota wilayah Lais. Selain itu tepat dalam bertindak, buktinya adalah
kejelasan strategi. Strategi suku ini adalah bertindak sesuai tahapan. Lima
orang gagah perkasa dipilih dan ditugaskan untuk mengintai dan
menyelidiki sasaran. Para pengintai menemukan fakta bahwa penduduk
kota Lais hidup dengan aman tenteram, kaya harta, terpisah (jauh dari
Sidon), dan tidak bergaul dengan siap pun juga. Sasaran mereka ideal (baik
atau memenuhi harapan); wilayahnya subur, teripash dari orang sekitar,
sehingga kemungkinan dibantu penduduk sekitar saat diserang sangat
kecil. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa mereka tidak bergaul dengan
orang lain. Artinya penduduk kota Lais tidak memiliki sekutu yang dapat
membantu saat berperang. Lais adalah kota yang lemah (“tidak memiliki
kubu”) dan memiliki sekutu.Temuan ini dijadikan data yang selanjutnya
dianalisis dan argumen atau alasan bertindak. Prinsip cepat dan tepat
dapatlah disebut sudah terpenuhi, tapi tidaklah demikian dengan dimensi
benar. Upaya Suku Dan untuk memiliki wilayah tempat bermukim ternyata
disertai dengan tindakan kekerasan, yakni merampas dan memaksa.
Patung sesembahan Mikha dirampas dan memaksa orang muda suku Lewi
untuk mengikuti mereka. Hasrat mulia tak selalu diusahakan sesuai rencana
dann dengan cara yang benar. Kedua bahan ini kiranya dapat didiskusikan
dengan arahan pertanyaan berikut.
4. Pertanyaan pertama, apa masalah atau kebutuhan terutama yang
mendesak dan sedang saudara-saudara gumuli? Kedua, apa rencana jalan

123
keluar yang saudara miliki dan berikanlah pendapat saudara tentang prinsip
bertindak: cepat, tepat dan benar? Selamat berdiskusi.

MEDITASI LAKI-LAKI
Selasa, 26 September 2023

Nas Bacaan : Amsal 15:33


Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur dan Melayani di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Wujudkanlah Syukur Dengan Hidup Rendah Hati dan
Taat.

Langkah – Langkah Meditasi


1. Menghadap Tuhan …………berdiri………….
Menyanyikan PKJ.No.:7:1; Bersyukurlah Pada Tuhan
Bersyukurlah pada Tuhan, serukanlah nama-Nya!
Bernyanyilah bagi Tuhan, mari bermazmur-lah!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya.
Aku hendak bernyanyi seumur hidup-ku.
2. Doa pembukaan (oleh pemimpin) ……..duduk……..
3. Menyanyikan KJ.No.: 454:1;
Indahnya Saat Yang Teduh
Indahnya saat yang teduh menghadap takhta Bapa-ku:
ku naikkan doa pada-Nya, sehingga hatiku lega.
Di waktu bimbang dan gentar, jiwaku aman dan segar;
ku bebas dari seteru di dalam saat yang teduh.
4. Pelayanan Firman
Pemimpin berdoa untuk pembacaan Alkitab
Pembacaan Alkitab : Amsal 15:33

124
5. Menyanyikan PKJ.No.: 255; Firman-Mu Kupegang Selalu:
Firman-Mu kupegang selalu, saat duka saat senang.
Jalan hidup yang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firman-Mu kupegang selalu, sayap-Mu tempat berteduh.
Firman-Mu, Tuhan, kupegang s’lalu. Hilanglah keraguanku!
Bila hatiku rasa susah, pada-Mu aku berserah,
firman-Mu kupegang selalu, maka amanlah jiwaku.
6. Pemimpin: saudaraku yang dikasihi, dalam kitab Amsal, hikmat
dianggap berhubungan langsung dengan petunjuk Tuhan. Mereka
yang berhikmat sesungguhnya adalah orang yang beribadat dan
menghormati Tuhan serta hidup sesuai dengan perintah-Nya. Ada
demikian banyaknya perintah Tuhan yang hendaknya kita wujudkan
dalam hidup ini. Hidup dalam kerendahan hati adalah satunya.
Kerendahan hati sejatinya merupakan sifat baik yang menjadikan
seseorang mendapat kehormatan, dihormati atau menjadi terhormat.
Kita adalah laki-laki gereja yang telah dewasa, namu hendaklah
dihayati bahwa kerendahan hati dapat pula berarti merasa tak berdaya
sama seperti anak-anak. Sesungguhnya semua yang kita miliki
sementara saja adanya dan oleh sebab itu janganlah bergantung
padanya. Bergantunglah pada Dia Sang Abadi, Tuhan Pencipta dan
Pemelihara. Jadilah laki-laki yang merendah di hadapan Tuhan agar
kehendak-Nya mereja atas mu. kedudukan, kekuatan, jabatan, karier
dan harta juga sementara saja adanya. Berharaplah pada Sang
Penunggu jalan zaman yang berkuasa menganugerahkan apa pun
melebihi yang engkau harapkan. Jadilah laki-laki gereja yang kuat dan
tenang di hadapan Tuhan serta berusahalah untuk tidak merendahkan
martabat orang lain. Rendahkanlah diri mu di hadapan Tuhan dan
hiduplah berkasih kasihan seorang akan yang lain. ……….hening…….
7. Menyanyikan KJ.No.: 364:1; Berserah Kepada Yesus;
Berserah kepada Yesus tubuh, roh dan jiwa ku;
ku kasihi, ku perrcaya, ku ikuti Dia t’rus.
Aku berserah, aku berserah; kepada-Mu juru s’lamat,
aku berserah!
8. Pemimpin: saudara ku yang dikasihi, mari dengar lagi dan hayati apa
kata nas hari ini: takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan
hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan. Kita dapat saja
memiliki kebanggaan akan diri sendiri atau apapun yang berharga

125
dalam hidup. Namun berusahalah sunggu-sungguh agar kebanggaan
tidak berubah menjadi kesombongan. Kesombongan dipandang
sebagai akar dosa, sebab menyisihkan orang lain dan Tuhan. Mereka
yang sombong selalu besar kepala dan angkuh. Oleh sebab itu semua
kita diminta untuk menjadi laki-laki gereja yang rendah hati.
9. Menyanyikan KJ.No.: 410:1; Tenaglah Kini Hatiku
Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja tetap ku rasa tangan-Nya.
Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.
10. Pemimpin: berdoa syafaat dan mohon berkat.

PA PEREMPUAN
Rabu, 06 September 2023

Nas Bacaan : Efesus 3 : 14 – 21


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah Perubahan
Zaman
Tema Mingguan : Bersama – sama Berdoa dan Bekerja
Tema HUT GPM : Bersyukurlah : Jadilah Gereja Yang Berdoa Dan Bekerja
Bersama Dalam Pelayanan.

Pengantar :
1. Surat Efesus yang ditulis oleh Paulus ketika ia ada dalam penjara karena
memberitakan Injil Kristus (3:1;4:1;6:20). Apapun situasi dan kondisi yang
menantang bahkan mengancam kehidupannya, namun Paulus tetap setia
dan taat dalam melakukan tugas pelayanan pemberitaan injil bagi golongan
non Yahudi. Seperti itu pula harapan Paulus kepada jemaat di Efesus
melalui surat pastoralnya kepada mereka untuk tetap taat dan setia serta
bertumbuh dalam iman dan keyakinan kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat. Itulah sebab Paulus selalu mendoakan jemaat. Ada dua
hal yang menjadi maksud dari doa Paulus yakni pertama jemaat dikuatkan
dan diteguhnya imannya (ay.16), agar hidup jemaat semakin berakar dan
berdasar dalam kasih Kristus (ay.17). Tanpa kekuatan dari Allah dan
berakar didalam Kristus, maka iman jemaat akan hancur. Kedua, jemaat
Efesus dapat memahami dan mengerti akan rancangan keselamatan Allah,

126
meskipun rancangan keselamatan itu sangat lebar, panjang, tinggi dan
dalam yang melampaui pengetahuan manusia (ay.18-19). Paulus
mengharapkan dari kehidupan jemaat agar mereka dapat memahami hal ini
sehingga seluruh kehidupan jemaat selalu berkenan kepada Allah.
Kepenuhan Allah terjadi dalam kehidupan jemaat dengan pengenalan
jemaat yang benar kepada Allah.
2. Doa menjadi kekuatan Paulus untuk berkomunikasi dengan Allah dalam
Kristus. Doa pun menjadi kekuatan umat dalam menyatukan mereka dalam
tanggung jawab pelayanan dan kesaksian. Dalam doa ada kuasa yang
besar, melalui doa kuasa Tuhan dihadirkan dan disaksikan dalam kehidupan
jemaat. Banyak kebutuhan dalam doa dan mendoakan banyak hal yang
menjadi kebutuhan umat dan pelayan dalam seluruh tugas pelayanan dan
kesaksian. Namun Roh Kudus akan membantu kita dalam doa untuk
menyampaikan semua hal kepada Allah Bapa Maha Kudus (bd. Roma
8:26). Paulus memberikan nasehat kepada jemaat bahwa Tuhan
mendengar permohonan dan doa jemaat yang dipanjatkan dengan
kesungguhan hati. Ialah Allah yang maha kuasa yang dapat melakukan hal-
hal yang lebih besar dari apa yang kita doakan (ay.20). Kemuliaan dan
kepujian selalu hadir dalam kehidupan jemaat sebagai jawaban iman jemaat
atas kasih dan anugerahNya (ay.21).
3. Tema mingguan kita “bersyukurlah : jadilah gereja yang berdoa dan
bekerja”. Tema ini mengajak kita semua sebagai umat dan pelayan GPM,
terkhusus wadah pelayanan perempuan untuk bersyukur dan bersukacita.
Syukur dan sukacita kita di hari ini atas anugerah Allah didalam Kristus
dengan bertambah setahun usia bagi GPM yang ke 88 dalam dalam
panggilan pelayanan khusus di tengah dunia, khusus Maluku dan Maluku
Utara. Kita semua bersyukur atas kasih Tuhan yang memungkinkan kita
dalam melaksanakan tugas-tugas pemberitaan Injil. Sekalipun dihantam
dengan berbagai persoalan dan tantangan, namun kita bisa menghadapi
dan melewatinya atas penyertaan dan tuntunan tangan kasih Tuhan. Untuk
itu hendaknya kita menjadi tiang doa dalam keluarga rumah tangga sebagai
gereja yang paling kecil dan kemudian dalam persekutuan pelayanan serta
gereja selalu lembaga dalam seluruh tugas pelayanan dan kesaksiannya.
Kita telah melakukan setiap tugas yang menjadi bagian kita, biarlah yang
menjadi bagian Tuhan kita meminta pertolonganNya. Tuhan akan menjawab
lebih dari apa yang kita minta dan doakan. Itulah iman yang menjadi
kekuatan untuk kita bekerja dan melayani.

127
Pertanyaan PA :
1. Apa makna nas alkitab “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan
dalamnya kasih Kristus” dikaitan dengan tema mingguan “bersyukurlah :
jadilah gereja yang berdoa dan bekerja” ?
2. Apa yang menjadi kendala untuk kita wujudkan aktivitas doa dalam
keseharian hidup kita dan apa solusinya ?

RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 13 September 2023

Nas Bacaan : 2 Timotius 3:1-9


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapi Perubahan Zaman

Pokok-Pokok Pikiran :
1. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu faktor pembawa
perubahan pada dunia sekarang ini. Dunia menjadi lebih terbuka dan
mudah dijangkau oleh semua orang di manapun dia berada. Berbagai
bentuk kejahatan pun tak dapat dibendung kemunculannya pada dunia
yang lebih modern ini. Saat ini kekerasan terhadap perempuan telah
berlangsung juga pada dunia online. Dalam sebuah tulisan
(kompasiana.com) yang melansir data dari Komnas perempuan
menyampaikan bahwa sekarang ini banyak juga pelaporan kasus intimidasi
secara online (cyber harassment), disertai dengan ancaman penyebaran
foto atau video pribadi (malicious distribution) dan pemerasan seksual
online (sex ortion). Selain itu, kekerasan perempuan tidak hanya
dilingkungan rumah tangga saja, akan tetapi juga banyak terjadi pada
lingkungan pendidikan. Dari tahun 2015-2021, kasus kekerasan terhadap
perempuan di perguruan tinggi sebanyak 35 %, pendidikan berbasis

128
agama islam sebanyak 16 % dan di lingkup SMA/SMK sebanyak 15 %.
Berbagai kasus kekerasan ini semakin meningkat disebabkan karena salah
satu faktor penyebabnya yakni stereotype (pelabelan) dari budaya patriakhi
terhadap perempuan. Perempuan dianggap sebagai mahkluk lemah. Hal
mana telah menyebabkan perempuan selalu dijadikan objek dari
kekuasaan atau kekuatan lain, hingga mengakibatkan dirinya menjadi
korban.
2. Nas bacaan hari ini berisi peringatan tentang situsi pada hari-hari terkahir
yang akan dialami oleh orang kristen. Hari-hari terakhir itu merupakan
suatu keadaan yang menantang iman orang kristen karena pada saat itu
banyak sekali muncul ajaran sesat. Perempuan-perempuan lemah yang
sarat dosa menjadi alat yang dipakai oleh para pengajar sesat itu untuk
menjerat mereka dan keluarga mereka. Di saat yang bersamaan, hari-hari
terakhir itu merupakan waktu akhir zaman atau saat Allah datang untuk
menghakimi dunia. Timotius menasihati jemaat Kristen untuk menyikapi
situasi yang menantang iman mereka dengan bersikap menjauh. Sikap
menjauh bukan sekedar menunjuk pada suatu sikap fisik yang
memperlihatkan adanya jarak antara orang kristen yang hidup benar
dengan orang-orang yang hidup tidak benar dan lingkungannya. Sikap
menjauh merupakan tindakan yang disertai iman percaya, sehingga mulai
dari pikiran (baca: hati), perkataan hingga perbuatan orang Kristen tidak
sama dengan orang-orang yang tidak beriman. Sikap menjauh yang
disertai iman akan menolong orang Kristen untuk mampu menahan dirinya
bahkan mengendalikan atau mengontrol dirinya. Sikap seperti ini tentunya
menolong orang Kristen tidak memiliki ciri karakter yang serupa dengan
mereka yang sesat dan lingkungannya.
3. Timotius juga mengatakan bahwa diantara orang-orang yang sesat itu, ada
perempuan-perempuan yang lemah dalam dosanya, yang dikuasai oleh
berbagai nafsu, yang keras pikirannya atau tidak mau hidup dalam
kebenaran. Perempuan-perempuan ini mudah dipengaruhi oleh pengajar-
pengajar sesat yang masuk dalam kehidupan mereka. Sehingga kehidupan
mereka serupa dengan Yanes dan Yambres (ahli sihir di Mesir) yang hidup
menentang ajaran Musa.
4. Perempuan gereja yang mampu hidup menghadapi perubahan zaman
merupakan perempuan gereja yang hidup dalam iman. Ia mampu menjauh
dari hal-hal yang tidak benar atau yang menyesatkan imannya. Ia dapat
mengendalikan dirinya dari godaan dan tawaran gaya hidup yang tidak

129
benar sehingga menjadi perempuan gereja yang tidak mudah dipengaruhi
oleh kekuatan apapun.
5. Tantangan budaya patriakhi tidak boleh melemahkan diri perempuan dan
menjadikannya korban. Karena itu, perempuan gereja yang mampu
mengembangkan sikap menjauh dapat menjadi cara berimannya untuk jeli
membaca situasi di sekitarnya yang berpotensi melemahkan diri atau
menjerumuskan dirinya, termasuk mengkritisi budaya-budaya yang tidak
memberinya penghargaan dan memberi rasa adil dan kesetaraan pada
dirinya.

DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 20 September 2023

Nas Bacaan : Hakim-hakim 18:22-31


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Menghadirkan Kehidupan yang Aman dan Tentram

Pengantar Diskusi

D alam sebuah pemberitaan (malut.bawaslu.go.id) dengan judul “tekad


bawaslu tingkatkan keterlibatan perempuan awasi pemilu 2024”
menyampaikan bahwa Bawaslu akan terus meningkatkan kolaborasi berbagai
stakeholder baik aktivis perempuan, maupun jejaring lainnya dalam rangka
peningkatan kapasitas menyongsong Pemilu 2024. Ketua Badan pengawas
Pemilu (Bawaslu) Provinsi Maluku Utara, Hj.Masita Nawawi Gani SH,
mengatakan : keterlibatan aktif perempuan dalam mengawasi tahapan pemilu
paling tidak dapat meminimalisir potensi dan pelanggaran yang akan terjadi
pada setiap tahapan…peran perempuan dalam mencegah terjadi pelanggaran
pemilu juga dinilai sangat penting dan pengawasan partisipatif ini diperlukan

130
untuk ciptakan pemilu yang demokratis, Luber (langsung, umum, bebas dan
rahasia) dan Jurdil (jujur da adil).

Pertanyaan Pengarah :
Dengan membaca pengantar diskusi diatas, bagaimana saudara memahami
tentang tanggung jawab perempuan kristen untuk menghadirkan kehidupan
yang aman dan tentram dalam konteks menyongsong pemilu 2024?

Pesan Teks
Cerita tentang Bani Dan menyerang dan menguasai Lais; suatu daerah yang
subur, aman dan tentram merupakan kisah yang menunjukkan kehidupan
Bangsa Israel yang tidak taat kepada Allah. Saat itu tidak ada raja di Israel
(18:1), sehingga setiap orang termasuk Suku Dan berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri (lih.17:6). Tindakan yang didasari pada cara
berpikir yang salah seperti yang dilakukan oleh Suku Dan tentunya akan
mendatangkan kekacauan dan menghilangkan situasi yang aman dan tentram
bagi orang lain. Perempuan gereja yang bertanggung jawab menghadirkan
kehidupan aman dan tentram haruslah menjadi perempuan yang tidak
bertindak menurut pandangannya sendiri, kepentingan diri sendiri bahkan
keinginan untuk menguasai. Perempuan yang memberi perlindungan dan tetap
memelihara kehidupan aman dan tentram. Perempuan yang berpikir dan
bertindak untuk kebaikan hidup seluruh makhluk. Untuk itu, perempuan gereja
harus hidup dengan senantiasa memohon pimpinan Tuhan sehingga seluruh
perbuatannya dituntun oleh Roh dan HikmatNya dan menjadikan perempuan
gereja sebagai perempuan bijaksana yang bertindak adil dan benar.

131
MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 27 September 2023

Nas Bacaan : Amsal 18: 12


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah Perubahan
Zaman
Tema Mingguan : Wujudkanlah syukur dengan hidup rendah hati dan taat

Langkah-Langkah Meditasi :
1. Nyanyian pembukaan PKJ. No. 7 : 1 mengawali kegiatan meditasi
2. Pemimpin berdoa awal membuka kegiatan meditasi sekali.
3. Melagukan PKJ No. 15, doa memohon tuntunan Roh Kudus untuk
pembacaan alkitab.
4. Membaca alkitab secara bersama-sama dan diulang sekali lagi sambil
memaknainya lebih mendalam.
4. Pemimpin membacakan pengantar sebelum masuk ke dalam meditasi :
Setiap orang, siapapun dia pasti memilki sikap tinggi hati atau
kesombongan. Hal tersebut merupakan bagian dari sisi kemanusia kita.
Ketika kita memiliki suatu kelebihan dari orang lain, misalnya kekayaan, kita

132
ataupun suami mempunyai jabatan atau kekuasaan, memiliki wajah yang
cantik dlsbnya, maka hal itu bisa saja membuat kita menjadi tinggi hati atau
sombong. Namun penulis kitab Amsal menasehati kita saat ini bahwa sikap
tinggi hati atau sombong akan membuat kita menuju kepada kehancuran.
Apa artinya, iya bahwa dengan sikap seperti ini membuat kita merasa
bahwa semua yang dimiliki dan peroleh itu karena kehebatan dan
kemampuan kita. Kita tidak mengakui dan bersyukur bahwa berkat dan
kelebihan itu berasal dari Tuhan pemilik kehidupan dan sumber berkat. Hal
tersebut akan berakhir kepada kehancuran dan kesia-siaan. Justru
mengakui dan bersyukur kepada Tuhan dengan kerendahan hati akan
membawa kebahagian dan kehormatan bagi kita. Tuhan akan menyayangi
kita serta dihormati oleh sesama sebagai penghargaan dan pengakuan
kepada kita. kita disukai dan disenangi oleh sesame sebab yang kita
tunjukkan adalah sikap hidup kerendahan hati yang menuntun kita untuk
selalu hidup dalam kesederhanaan.
5. Pertanyaan untuk meditasi : ceritakan pengalaman saudara ketika melihat
realitas hidup bahwa sikap sombong membawa kehancuran sedangkan
sikap rendah hati membawa kebahagian ?
6. Memasuki meditasi selama 15 menit dengan merenungkan pertanyaan di
atas dan dikaitkan dengan nas bacaan serta tema mingguan.
7. Masing-masing peserta menyampaikan hasil meditasi bisa berupa
pernyataan, puisi maupun lagu namun tidak saling menanggapi.
8. Pemimpin menyimpulkan semua hasil meditasi dengan kesimpulan akhir.
9. Pemimpin berdoa syukur.
10.Menyanyikan PKJ. 127 : 1, 3
11.Pemimpin memohon berkat Tuhan.
12.Menyanyikan lagu “Bapa terima kasih”.

133
PA PEMUDA
Kamis, 07 September 2023

Nas Bacaan : Efesus 6:18


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Bersama-Sama Berdoa Dan Bekerja

Pengantar

H ari ini merupakan hari ulang tahun kota Ambon yang ke-448 tahun.
Sebagai warga Kota Ambon kita bersyukur atas penyertaan Tuhan Allah.
Kota yang manis dan indah ini tidak hanya nampak melalui penataan ruang dan
pembangunan kotanya yang berlangsung secara fisik, namun secara utuh
berwujud pada kehidupan manusianya yang adil, aman, damai dan sejahtera.
Untuk itu, tindakan bersyukur tentunya tak hanya berlangsung pada dimensi
seremoni ritualistik, melainkan juga mesti terjadi pada panggilan kita untuk
melayani. Tema bulan September menekankan dua hal yang menjadi tindakan
aktif untuk terus dilakukan oleh gereja yakni bersyukur dan melayani. Gereja

134
(lembaga, pelayan dan umat) yang bersyukur merupakan gereja yang
mengakui kebaikan Tuhan dan hidup dalam rasa sukacita atas pemeliharaan
Tuhan. Gereja yang bersyukur merupakan juga gereja yang rendah hati dan
mengandalkan pertolongan Tuhan dalam seluruh kerja pelayanannya. Pada
sisi ini, hal bersyukur dan hal melayani saling berkaitan dan mempengaruhi.
Dengan kalimat lain, hal bersyukur akan menjadi nyata di dalam tindakan
melayani dan pelayanan yang benar hanya dapat terjadi karena adanya
kesadaran akan kebaikan Tuhan yang telah dinikmati. Konkritnya, berdoa dan
bekerja merupakan perwujudan dari rasa syukur dan tanggung jawab melayani.
Berdoa dan bersyukur juga dilakukan dalam rasa kebersamaan dan kesatuan
(sesuai tema mingguan).

Telaah teks
- Di Efesus ada orang-orang kristen yang berlatar belakang yahudi dan non-
yahudi. Mereka hidup bersama sebagai orang-orang yang telah disatukan
melalui keselamatan Kristus. Bersama dengan mereka, ada juga orang-
orang yang belum percaya pada Kristus dan masih menyembah baal yakni
dewi Artemis. Kondisi keberagaman hidup seperti ini tentunya menjadi
tantangan bagi keutuhan jemaat Kristen di Efesus. Karena itu, Paulus
menasihati jemaat di Efesus untuk memiliki sejumlah perlengkapan rohani
sama seperti seorang prajurit yang hendak maju untuk berperang yakni ikat
pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan untuk
memberitakan damai sejahtera, perisai iman, ketopong keselamatan dan
pedang roh yaitu Firman Allah. Seluruh perlengkapan ini menurut Rasul
Paulus harus selalu diminta dalam doa dan permohonan. Artinya, seorang
beriman yang tahu bahwa tantangan yang ia hadapi membutuhkan daya
tahan yang kuat, maka ia harus selalu bergantung pada Tuhan sebagai
sumber kekuatannya. Doa menjadi bentuk ekspresi ketergantungannya
pada Tuhan yang harus dilakukan dengan taat dan setia di tiap waktu.
- Kalimat “berdoa setiap waktu dan permohonan yang tak putus-putus”
menekankan suatu tindakan yang bersifat kontinue. Kontinuitas dimaksud
membutuhkan kesungguhan dan komitmen seseorang untuk
melakukannya. Tidak ada rasa bosan, lelah dan putus asa pada sifat
kontinuitas tersebut. Daya tahannya menghadapi tantangan pun berjalan
seiring dengan daya tahannya berdoa dan bermohon kepada Tuhan.
Dengan kalimat lain, kuatnya seorang yang percaya kepada Kristus
menghadapi tantangan adalah sama kuat dan tekunnya ia berdoa dan
bermohon.

135
- Tujuan doa dan permohonan yang dilakukan tersebut ternyata juga bukan
untuk diri sendiri, melainkan untuk segala orang Kudus, termasuk untuk
Rasul Paulus. Segala orang kudus merupakan orang-orang Kristen yang
ada di berbagai tempat. Baik orang Kristen yahudi maupun non-yahudi.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus dan mau hidup dalam kesatuan
sebagai satu tubuh Kristus, tidak saling membedakan diri dan mau
menggunakan semua karunia yang berbeda-beda untuk saling
membangun. Orang-orang yang memiliki tanggung jawab untuk kemajuan
pemberitaan injil. Hal ini berarti bahwa berdoa menjadi tindakan yang
menunjukkan empati dan keprihatinan kepada sesama yang lain. Berdoa
menjadi ekspresi rasa kebersamaan sebagai persekutuan orang percaya.
Setiap orang saling mengingat satu sama lain melalui doa. Doa tidak hanya
menghubungkan seseorang dengan Tuhan, tapi juga dengan sesamanya.
Doa menjadi pengikat bagi keutuhan hidup bersama sebagai orang
percaya. Keutuhan yang dapat memampukan setiap orang percaya secara
bersama-sama menghadapi tantangan.

Pertanyaan Pengarah
1. Siapakah “segala orang kudus” yang harus didoakan oleh pemuda dan
pemudi Kristen?
2. Ceritakanlah salah satu pengalaman saudara (succes story) merasakan
kekuatan doa guna terjaganya kebersamaan hidup (bisa dalam
persekutuan angkatan muda, atau juga persekutuan yang lain) !
RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 21 September 2023

Nas Bacaan : 2 Korintus 7:5-7


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Tetap teguh Dalam Iman menghadapi Perubahan zaman

Pokok-Pokok Pikiran :
1. Perubahan zaman merupakan suatu kondisi yang tak dapat dielakkan oleh
setiap umat manusia. Salah satu yang tak dapat dihindari dari perubahan
zaman tersebut yakni kemajuan teknologi. Kehidupan orang-orang muda
dewasa ini sementara dikelilingi dengan kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI). Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI)
membawa manfaat yang signifikan terhadap berbagai bidang, termasuk
pendidikan. Dari segi pekerjaan, AI menolong untuk mengerjakan tugas
yang dilakukan dengan menyajikan instruksi pembelajaran seperti yang

136
diminta, bisa mencari referensi sumber belajar tertentu, bahkan mampu
mengerjakan tugas-tugas administrasi dan tugas rutin lainnya. Hal ini
tentunya dapat dilihat sebagai dampak positif dari AI. Namun di samping
dampak positif tersebut, AI juga menimbulkan dampak negatif bagi
kehidupan manusia. Salah satunya yakni ketika banyak pekerjaan bisa
diotonomisasi, maka sedikit saja tenaga kerja dari manusia yang akan
dipakai. Hal ini bisa saja akan mendatangkan masalah baru pula yakni
tingkat pengangguran dan kemiskinan semakin naik. Selain itu,
ketergantungan pada AI bisa saja membuat manusia yang
menggunakannya terbentuk gaya hidup instan dan tidak menggunakan
otaknya lagi secara optimal untuk berlajar. Bagaimana orang-orang muda
menyikapi situasi perubahan zaman seperti ini?
2. Nas bacaan hari ini memberi pesan tentang pentingnya kehadiran Allah
dalam pekerjaan pemberitaan injil yang selalu disertai tantangan bahkan
ancaman. Rasul Paulus menggambarkan kesulitan ini dengan mengatakan
bahwa tubuh mereka tidak tenang. Ketidaktenangan tersebut disebabkan
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Sikapnya sebagai orang percaya
untuk menghadapi situasi dimaksud yakni dengan mempercayakan
hidupnya hanya pada Tuhan. Keyakinan yang besar akan pertolongan
Tuhan tidak akan pernah sia-sia, sebab Tuhan tahu apa yang harus
dilakukanNya. Pengalaman Rasul Paulus menyaksikan kebaikan Tuhan
menghibur orang yang mengakui keterbatasannya (baca : rendah hati),
memberikan pula keyakinan pada dirinya bahwa Allah pasti akan
menolongnya dan semua orang yang bersama dengannya di saat itu.
3. Cara Allah menolong Rasul Paulus yakni dengan menghadirkan Titus
sebagai penghibur. Titus adalah seorang Kristen bukan yahudi yang
bekerja sama dengan Paulus dan menemani Paulus dalam perjalanannya
ke Yerusalem. Titus bukan hanya sekedar teman seperjalanannya, tapi
seperti saudaranya sendiri. Kata Paulus : “bukan hanya oleh
kedatangannya saja, tetapi juga oleh penghiburannya yang dinikmatinya di
tengah-tengah kamu”. Tidak hanya kedatangan Titus yang mendatangkan
sukacita bagi Paulus, melainkan juga informasi-informasi tentang hasil
pelayanan mereka di jemaat korintus disampaikan pula oleh Titus dan hal
ini membawa sukacita besar bagi Rasul Paulus. Hal ini berarti kehadiran
Allah mestinya dimaknai juga melalui kehadiran manusia yang lain.
Seorang teman, seorang saudara atau seorang yang sangat dekat dan
mengenal diri kita dengan baik hingga tahu apa yang harus dilakukannya
supaya kita kuat dan mampu menghadapi berbagai situasi yang

137
melemahkan merupakan jawaban Allah bagi kita yang berada dalam
kesulitan. Pada kisah ini, kita menemukan satu lagi pesan yang penting
yakni kehadiran seseorang sebagai penolong bagi kita
4. AI merupakan salah satu tantangan yang perlu kita hadapi saat ini. Kita
mungkin bisa menerima dan menggunakannya untuk kebaikan hidup kita.
Namun kita tidak bisa menggantungkan harapan hidup kita pada kekuatan-
kekuatan lain yang bersifat sementara, selain dari pada Tuhan.
keberadaan manusia menjadi penting dalam hidup kita. Kita adalah
makhluk sosial dan kita membutuhkan orang lain untuk hidup bersama dan
dapat menjadikan kita benar-benar manusia.

DISKUSI PEMUDA
Rabu, 16 Agustus 2023

Nas Bacaan : Mazmur 119:165


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Menghadirkan kehidupan yang aman dan tentram

Pengantar Diskusi
Sebuah tulisan pada website Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id) tertanggaal
13 April 2023 memberitakan tentang posisi dan peran angkatan muda dalam
pesta demokrasi 2024. Tantangan benyaknya persebaran hoaks, disinformasi,
dan misinformasi menjadi permasalahan besar di kalangan para pemilih muda.
Karena itu perlu ada solusi untuk memitigasi resiko yang terjadi terutama apa
yang berlangsung di media sosial. Gielbran M. Noor, Ketua BEM KM UGM
mengatakan : “fokus dari kontestan politik adalah untuk menjawab

138
permasalahan regionalnya karena setiap regional punya permasalahannya
masing-masing yang kuncinya dipegang oleh calon peserta pemilu”. Untuk itu,
menurutnya literasi politik terkait pemilu harus diberikan secara baik dan
lengkap bagi calon peserta pemilu. Literasi politik ini juga termasuk soal
ketahanan pemilih terhadap intimidasi dan bujukan transaksional yang tidak
sehat. Semua isi literasi ini dapat dilakukan melalui media sosial.

Pertanyaan Diskusi
1. Literasi politik bagi orang-orang muda melalui media sosial merupakan
salah satu cara yang sangat strategis guna menciptakan situasi pesta
demokrasi 2024 berlangsung aman, tentram dan damai sebagaimana yang
disampaikan dalam pengantar diskusi ini. Apakah yang saudara pahami
tentang mengupayakan ketentraman dalam konteks ini sesuai dengan
pesan nas bacaan hari ini? Jelaskanlah!
2. Sebagai generasi Z, apakah yang dapat dilakukan oleh angkatan muda
GPM guna mewujudkan kehidupan yang aman dan tentram melalui
penggunaan media sosial, khususnya menyongsong dan selama pesta
demokrasi 2024?

Pesan Teks
Pemazmur mengartikan ketentraman bukan sebagai suatu keadaan hidup yang
terjadi tanpa kesukaran dan penderitaan. Sebaliknya, ketentraman merupakan
respon diri atau kemampuan untuk menanggung kesukaran dan penderitaan.
Karena itu mencintai taurat Tuhan atau perintah Tuhan di tengah-tengah
penderitaan menjadi cara orang bijak menciptakan ketentraman itu. Dengan
kalimat lainnya, orang percaya yang hidup sesuai perintah/ketetapan/didikan
Tuhan bertanggung jawab untuk menghadirkan kehidupan yang aman dan
tentram karena sikapnya mampu mengatasi hal atau masalah yang
mendatangkan ketidaktentraman.

139
MEDITASI PEMUDA
Kamis, 28 September 2023

Nas Bacaan : Amsal 22:4


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Wujudkanlah Syukur Dengan Hidup Rendah Hati dan Taat

Langkah-Langkah Meditasi :
1. Doa Pembukaan
2. Menyanyikan : PKJ No.15 “Ku siapkan hatiku Tuhan”
3. Doa pembacaan Alkitab
4. Pembacaan Alkitab secara bersama-sama
5. Langkah-langkah meditasi :

140
- Dilakukan secara pribadi
Bersaat teduh (dapat disertai dengan mendengung nyanyian PKJ
No.15).....Renungkan dan maknailah kata ”kerendahan hati”.
Perenungan ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan : apakah
bentuk sikap kerendahan hati yang pernah saudara lakukan?
- Dilakukan dalam bentuk sharing/berbagi di kelompok kecil
Bentuklah kelompok-kelompok kecil dan berbagilah pengalaman tentang
sikap kerendahan hati yang telah dirasakan manfaatnya bagi diri dan
persekutuan (bukan untuk diskusi)
- Menyanyikan : PKJ 179 ”Kasih Paling Agung”
- Pemimpin membacakan kesimpulan akhir sebagai pegangan hidup bagi
pemuda sesuai pesan nas bacaan yakni :
Sikap kerendahan hati merupakan sikap setia menunduk dalam rasa
hormat dan kesadaran akan kesetaraan/kesamaan dengan yang lain.
Sikap ini membutuhkan penyangkalan terhadap ego diri yang tinggi dan
membutuhkan pengorbanan. Seorang pemuda yang mampu bersikap
rendah hati tentunya akan mewujudkan keadaan hidup yang baik, penuh
berkat dan mendatangkan penghargaan atau penghormatan bagi dirinya.
Untuk itu, sikap kerendahan hati ini mestinya didasari dengan
meneladani sikap Tuhan Yesus yang dalam kerendahanNya telah
menyelamatkan dan memberikan kehidupan bagi manusia. Karena itu, Ia
memperoleh kemuliaan dari Allah Bapa yang di sorga.
6. Doa
7. Menyanyikan : PKJ 219 : 1 ”Di saat Ini Kuangkat Tembang”
8. Berkat
PA UNIT
Jumat, 01 September 2023

Nas Bacaan : Keluaran 18: 1-12


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah Perubahan
Zaman
Tema Mingguan : Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta

1. Teks ini ditelaah sehubungan dengan pekan pembinaan keluarga


menjelang perayaan Ulang Tahun GPM ke 88 tanggal 6 September 2023.
Pekan Pembinaan keluarga tahun ini mengusung tema: “Merawat
Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta”. Tema ini sesungguhnya mau
mengarahkan kita semua untuk terus merawat keutuhan keluarga dengan
mengembangkan cinta kasih antar anggota dalam keluarga. Faktanya,

141
keutuhan keluarga sering terganggu oleh karena banyak faktor. Misalnya:
faktor ekonomi atau keuangan, adanya berbagai tindakan kekerasan dalam
keluarga (KDRT), konflik yang berujung perceraian, dan sebagainya
merupakan contoh yang memperlihatkan semkakin merosotnya nilai-nilai
cinta kasih dalam kehidupan keluarga. Padahal, cara hidup saling
mengasihi dalam kehidupan keluarga Kristen merupakan suatu perwujudan
nyata dari takut akan Tuhan, bahkan cinta kasih yang dilandaskan pada
kasih Tuhan perlu menjadi tuntutan moral dalam membangun kualitas
kehidupan keluarga Kristen.
2. Narasi dalam keluaran 18: 1-12 mengisahkan tentang kunjungan Yitro,
Imam di Midian, mertua Musa. Kunjungan ini dilakukan setelah Yitro
mendengar segala perbuatan besar yang dilakukan Allah kepada Musa dan
kepada Israel, umat-Nya, yakni bahwa TUHAN telah membawa orang Israel
keluar dari Mesir (ayat 1). Hal itu menggerakan hati Yitro mengunjungi
Musa. Ia membawa serta Zipora anaknya yang diberikannya sebagai isteri
Musa dan kedua anak laki-laki Zipora, Gersom dan Elieser, ke padang
gurun dekat gunung Allah. Ketika mereka sampai di padang gurun, atas
pesan yang dibawa, Musa keluar mendapatkan mertuanya. Menariknya,
sikap Musa memperlakukan mertuanya Yitro, yang berkepercayaan lain
sungguh patut diteladani. Musa menyambut Yitro dengan sujud di
hadapannya dan mencium mertuanya sebagai tanda penghormatan (ayat
7). Musa saat itu adalah seorang pemimpin bangsa. Tidak semua orang
dalam kapasitasnya selaku pemimpin dapat bersikap demikian,
memperlakukan mertua atau kerabat dengan penuh rasa hormat. Sikap
sujud di hadapan mertua dan memberikan ciuman serta menanyakan kabar
seperti yang dilakukan oleh Musa adalah wujud sikap dan perilaku rendah
hati dan penghargaan kepada orang yang lebih tua. Ini menjadi kesaksian
hidup yang baik yakni memperlakukan orangtua dengan penuh hormat dan
cinta kasih. Sekalipun Yitro adalah ayah mertua namun diperlakukan oleh
Musa seperti orangtuanya sendiri. Hal ini membuka ruang bagi Yitro untuk
memberikan nasehat selaku orangtua bagaimana Musa harus memimpin
bangsa Isarel. Musa menerima nasehat mertuanya dan menerapkannya
dalam proses kepemimpinannya atas Israel. Kehidupan yang saling
mengasihi, saling menasehati dan mendengarkan sebagai orangtua dan
anak termasuk mertua dan menantu sangat penting untuk menjaga
keutuhan relasi dalam keluarga. Musa selanjutnya menceritakan kepada
ayah mertuanya, mengenai segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan bagi
mereka (ayat 8). Tuhan menunjukkan kasih dan kuasa-Nya dalam

142
menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Musa juga
memberikan kesaksian bahwa Tuhan sudah menolong dan memimpin
mereka dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam perjalanan di padang
gurun. Kesaksian Musa tentang perbuatan-perbuatan Allah ini berbuahkan
pengakuan dari mertuanya Yitro. Ia merasa terberkati dan menjadi tergerak
hati mengakui kebesaran Tuhan Allah Israel. “ sekarang aku tahu, bahwa
Tuhan lebih besar dari segala allah….(ayat 11). Yitro bersukacita dan
memuji Tuhan lalu mempersembahkan kurban bakaran dan beberapa
kurban sembelihan di hadapan Allah Israel, yang disantap bersama-sama
dengan tua-tua Israel dan Harun (ayat 12). Kehadiran Yitro, mertua Musa
diterima pula sebagai bagian dari persekutuan umat Tuhan.

Pertanyaan PA :
1. Apa maksud pengakuan Yitro: “sekarang aku tahu, bahwa Tuhan
lebih besar dari segala allah”? Berikanlah pendapat!
2. Jika dalam perkunjungan Yitro menemui Musa mendatangkan berkat
dan sukacita, bagaimana dengan kita? pesan apa yang dapat kita
maknai dari kisah ini dalam rangka merawat keutuhan keluarga?

RENUNGAN UNIT
Jumat, 08 September 2023

Nas Bacaan : Kisah Para Rasul 18: 1-4


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa dan Bekerja

Pokok-Pokok Renungan :
1. Kita sedang berada dalam suasana sukacita perayaan hari ulang tahun
GPM ke 88. Dalam peringatan ulang tahun gereja ini, kita diarahkan dengan

143
tema: Bersama-sama berdoa dan bekerja. Sebagai orang Kristen kita sudah
pernah mendengar istilah berdoa dan bekerja atau “Ora et Labora”, dan
tahu pengertiannya. Ora et Labora adalah motto yang dimunculkan oleh
kelompok biarawan Katolik dari tarekat Benediktin yang mengkhususkan
pelayanannya dengan berdoa bagi dunia. Di samping berdoa sebagai hal
yang penting dan utama, mereka juga bertani, beternak, mengerjakan
pertukangan untuk digunakan sendiri serta menjual sebagian hasil kerja
mereka untuk mencukupi kebutuhan biara. Dengan demikian berdoa dan
bekerja adalah kehidupan mereka sehari-hari. Berdoa adalah pekerjaan
mereka, dan pekerjaan mereka (pertanian, peternakan, pertukangan) itulah
wujud doa-doa mereka. 
2. Doa adalah nafas kehidupan setiap orang yang percaya kepada Tuhan.
Hidup tanpa doa adalah hidup tanpa nafas atau mati secara rohani! Namun
jika hanya mengutamakan doa atau yang ritual dan mengabaikan kerja atau
karya membuat hidup kita sia-sia. Begitu juga sebaliknya, bekerja tanpa
berdoa membuat apa yang kita kerjakan menjadi tidak berguna. Dengan
berdoa kita yakin bahwa apapun yang dikerjakan akan memberikan hasil
yang baik dan berguna bagi orang lain. Namun jika kita tidak mengerjakan
apa yang didoakan, maka doa-doa kita pun tidak terwujud. Kita harus
mengupayakan apa yang didoakan melalui pekerjaan dan karya kita.
Karenanya, berdoa dan bekerja tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Mendoakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang didoakan
adalah satu kesatuan yang mesti diupayakan bersama-sama dalam
pelayanan.
3. Rasul Paulus dalam mengerjakan pekerjaan pelayanan sebagaimana yang
dipaparkan dalam nas bacaan kita ini, selalu berupaya menghidupi dirinya
dengan bekerja tetapi sekaligus berdoa dan mengajar jemaat-jemaat yang
dikunjunginya. Ia melakukan pekerjaan pelayanan itu tidak sendiri namun
bersama orang lain, rekan-rekan sepelayanan seperti Priskila dan Akwila.
Sepsang suami isteri yang selalu bersama dengan Paulus dan membantu
menyediakan egala keperluan Paulus dalam pelaksanaan tugas
pelayanan. Apa yang dikerjakan Paulus dan teman-temannya adalah wujud
dari doa-doanya dan apa yang didoakannya mewujud dalam kerja-kerja
pelayanannya bersama rekan-rekan sepelayanan. Paulus pernah
mengatakan: “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu,
bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang
lemah " (Kis.20:35). Pekerjaan yang dilakukan Rasul Paulus bukan hanya
untuk mencukupkan keperluannya sendiri melainkan juga untuk

144
mencukupkan keperluan rekan-rekan seperjalanannya. Bahkan dengan
pekerjaan itu, mereka dapat membantu orang-orang yang lemah dan susah.
Berdoa dan bekerja bersama-sama adalah satu kesatuan yang dihidupi
Paulus dan rekan-rekannya. Itulah sebabnya, apa yang dikerjakan merek
dalam karya-karya pelayanan dan pekabaran Injil berhasil dan memberikan
dampak pertumbuhan bagi jemaat-jemaat yang mereka layani.
4. Kita bersyukur selaku umat dan pelayan Gereja Protestan Maluku atas
kasih dan kebaikan Tuhan yang tetap menjaga, menyertai dan memberkati
gereja ini dengan segala yang dikerjakan. Keberhasilan yang dicapai oleh
gereja hingga saat ini kita yakini merupakan buah pergumulan dan kerja
bersama seluruh umat dan pelayan di Maluku dan Maluku Utara.
Kendatipun gereja sering diperhadapkan dengan banyak masalah dan
kesulitan, namun oleh pertolongan dan campur tangan Tuhan yang kuat
semuanya dapat dilalui. Hal yang sama kita rasakan dalam karya-karya
pelayanan bersama di Klasis, jemaat-jemaat, sector,unit, wadah pelayanan
organisasi. Kekuatan utama kita dalam mengerjakan pekerjaan pelayanan
adalah dengan selalu bersama berdoa dan bekerja. Bukan berdoa dan
bekerja sendiri-sendiri dalam pelayanan. Pekerjaan pelayanan yang
didoakan dan dikerjakan bersama akan memberikan hasil yang baik dan
bermanfaat bagi orang banyak. Karena itu, kebersamaan dalam berdoa dan
bekerja harus dijaga dan ditingkatkan. Maka menjadi penting untuk kita
renungkan bersama, apakah hal ini masih kita dapati dalam kerja-kerja
pelayanan kita yakni bersama-sama berdoa dan bekerja? Bekerja bukan
untuk kepentingan diri? Semoga umat dan para pelayan GPM tidak bosan
atau lelah untuk bersama-sama berdoa dan bekerja. Karena hanya dengan
mendoakan apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang didoakan,
pekerjaan pelayanan akan berhasil dan membawa kemuliaan bagi nama
Tuhan.

DISKUSI UNIT
Jumat, 15 September 2023

Nas Bacaan : 2 Timotius 3: 10-17


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah Perubahan
Zaman
Tema Mingguan : Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapi Perubahan Zaman

PENGANTAR DISKUSI

145
Mengembangkan Keluarga Kudus di Era Disrupsi
(Mengutip materi ceramah Dr.M.M.Hendriks/R)

E ra disrupsi merupakan era baru yang membawa banyak perubahan dalam


tatanan hidup dunia dewasa ini. Sesuai makna katanya, disrupsi
merupakan gangguan khususnya terhadap berbagai lembaga yang mapan,
dimulai dari lembaga-lembaga bisnis dan berkembang ke berbagai lembaga
lainnya termasuk lembaga-lembaga hiburan, social, politik, agama dan lainnya.
(Ohoitimur Y, “Disrupsi: Tantangan Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Peluang bagi Lembaga Pendidikan Tinggi”, dalam Respons, vol.23, 2018,
Perilaku Berbahasa Masyarakat Pada Era Disrupsi, dalam Humaniora dan Era
Disrupsi, Vol I, no.1, 2020, hlm.31). Salah satu produk era disrupsi, yaitulah
perkembangan teknologi digital dan berbagai produk ikutannya, memberi
banyak tantangan dan pengaruh terhadap lembaga keluarga termasuk
lembaga keluarga Kristiani. Sebenarnya ada banyak manfaat yang dibawa oleh
teknologi digital. Umpamanya, anak-anak dalam keluarga bisa mengakses
berbagai konten ilmu pengetahuan untuk membantu proses studi dan
memperluas wawasan. Orang tua juga terberkati dengan berbagai
pengetahuan baru yang diperoleh lewat internet. Bahkan gerejapun bisa
menggunakan berbagai media sosial untuk menyebarkan konten-konten
spiritual yang bermanfaat mengembangkan rohani umat dan untuk
berkomunikasi antar warga gereja.

Namun semua perkembangan yang terjadi dalam masyarakat dunia memiliki


juga sisi negatif yang menantang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan
bergereja. Umpamanya, kita membaca tentang berbagai berita hoax yang
disebarkan lewat media sosial yang seringkali mempengaruhi persepsi
masyarakat tentang sesuatu hal, walaupun berita atau visi yang disebarkan
belum tentu benar. Demikian juga terjadi aksi-aksi pencurian hak cipta,
pembobolan identitas orang untuk dimanfaatkan tanpa persetujuannya demi
mencari dan mengumpulkan dana secara illegal, cyber bullying (perundungan),
sexting (berita-berita tentang seks yang disebarkan lewat medsos) yang bisa
diakses secara mudah juga oleh anak-anak, dll. Dan ini dapat berpengaruh
pada moral dan karakter mereka.

PERTANYAAN DISKUSI
Bagaimanakah kita selaku pribadi dan keluarga-keluarga Kristen membentengi
kehidupan dari pengaruh negatif era disrupsi? Apa yang harus dilakukan agar
tetap teguh dalam iman menghadapi setiap perubahan zaman?

146
PENJELASAN TEKS
Rasul Paulus dalam teks bacaan ini mengingatkan bahwa pada akhir zaman
manusia beribadah secara lahiriah. Ibadah menjadi sebuah formalitas yang
tidak memberi pengaruh pada pertumbuhan iman dan perubahan karakter.
Banyak orang ingin diajar, tetapi tidak pernah “mengenal kebenaran”. Mengenal
kebenaran artinya bukan sekadar mengetahui kebenaran atau menambah
pengetahuan di otak, tetapi harus mengalami keintiman pribadi dengan Tuhan
dan Firman-Nya dan mengaktakannya dalam perbuatan nyata. Paulus
menasehati Timotius tentang bagaimana caranya agar di zaman yang sukar
Timotius dapat mengenal kebenaran dan menjadi kuat sehingga tetap
bertumbuh dalam iman. Pertama, tetaplah berpegang pada kebenaran
Firman:“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah
engkau terima dan engkau yakini… Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau
sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan
menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” (2
Tim. 3:14-15) Firman Tuhan adalah sumber kebenaran yang menuntun
Timotius untuk mengenal mana yang baik menurut kehendak Tuhan. Timotius
dapat berpegang teguh pada kebenaran Firman karena ada orang-orang yang
mengajarinya sejak masa kecilnya di dalam keluarga. Firman yang diajarkan
dan ditanamkan sejak kecil, yang membuat iman Timotius tetap teguh dalam
menghadapi berbagai penganiayaan dan tantangan zaman.

MEDITASI UNIT
Jumat, 22 September 2023

Nas Bacaan : 1 Samuel 16: 19-23


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah Perubahan
Zaman
Tema Mingguan: Menghadirkan Kehidupan yang Aman dan Tenteram

Langkah – Langkah Meditasi :


1. Menyanyikan NR. No. 3: 1 Hormat bagi Allah Bapa
Hormat bagi Allah Bapa, hormat bagi Anak-Nya

147
Hormat bagi Roh Penghibur ketiganya yang Esa
Haleluya, haleluya, ketiganya yang Esa
2. Doa Pembukaan oleh Pemimpin Kebaktian
3. Menyanyikan NR. No. 3: 2
Hormat bagi Raja Sorga, Tuhan kaum manusia
Hormat bagi Raja G’reja di seluruh dunia
Haleluya, haleluya, di seluruh dunia
4. Doa Mohon Roh Kudus untuk pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: 1 Samuel 16: 19-23
6. Menghayati Pesan Firman Tuhan
Pemimpin : meminta masing-masing peserta membaca ulang nas
bacaan tanpa suara dan merenungkan makna pesannya……….
……..kebaktian berlangsung dalam keheningan kurang
lebih 5 menit………..
Pemimpin : ibu bapa, saudara-saudari dan anak-anak yang dikasihi
Tuhan, Perjalanan panjang telah kita lalui bersama Tuhan hingga ke
tepian waktu bulan September. Banyak hal kita temui dalam perjalanan
itu, suka-duka, pahit-manis, susah-senang, sakit-sehat dan sebagainya,
silih berganti mewarnai. Terkadang ada yang tersimpan dalam hati, rasa
kecewa, sedih, marah, sakit hati dan tidak ada kedamaian dan sukacita
dalam diri. Pada siapa harus mengeluh? Pada siapa curahan hati dapat
disampaikan? Hanya diam menunggu dalam keheningan, saat Tuhan
yang mengerti dan peduli bertindak menguatkan dan menghiburkan.
.…… …..hening………
Bukan hanya kita yang pernah berada pada situasi hidup yang susah.
Saul sang raja Israel karena ditolak oleh Allah dan Roh Tuhan
meninggalkannya, menjadi terganggu jiwa dan batinnya..tak ada
kesengsaraan besar yang dialami seorang manusia, selain ketika ia
ditinggalkan oleh Tuhan. Hidup hancur dan sia-sia. Tidak ada lagi
kedamaian dan ketentraman di hati. Tetapi Tuhan selalu peduli dan mau
bekerja memulihkan hidup yang rusak. Melalui alunan melodi kecapi
yang dimainkan oleh sang gembala muda, Daud, ketentraman dan
kedamaian kembali dirasakan. Sang penggembala muda yang tidak
diharapkan itu, menjadi pemulih yang menghadirkan rasa aman dan
tenteram di hati manakala roh jahat menguasai Saul. Saudaraku, saat
hati kita sedang gundah dan sedih atau tertekan oleh banyak persoalan,
tenangkanlah diri di hadapan Tuhan, dengarkanlah lantunan melodi
lagu-lagu yang menguatkan dan menghiburkan hati. Carilah waktu untuk

148
hening sejenak merenungkan kasih Tuhan yang besar melebihi segala
persoalan yang sedang dihadapi. Kedamaian dan ketentaraman sejati
akan kita rasakan hanya ketika damai Allah ada dalam hati kita. Hati kita
akan menjadi bebal ketika mencari jalan sendiri dengan kekuatan diri,
lalu tidak datang pada Tuhan Sumber kedamaian sejati. Tuhan itu baik!
Datang saja kepada-Nya agar damai dan ketentraman dapat kita miliki,
dan kita pun menjadi saluran berkat bagi orang lain juga yang
mendambakan damai dan ketentraman di hati.
…..hening…..
Marilah kita tunduk, menutup mata sambil menyanyikan NR. No.:
131:1 ; Pimpin aku Tuhan Hua
Pimpin aku Tuhan Hua dalam gurun dunia
Engkau kuat dan setia, bimbing Aku yang lemah
Roti surga, roti surga, jadilah makananku, jadilah makananku
7. Persembahan syukur: NR 132: 1 dst Ya Tuhan, Murah-Mu Baka
8. Pemimpin berdoa syukur
9. Menyanyikan NR. No.: 134:1 Tersembunyi Ujung Jalan
Tersembunyi ujung jalan hampir atau masih jauh
Ku dibimbing tangan Tuhan ke neg’ri yang tak ku tahu
Bapa ajar aku ikut apa juga maksud-Mu
Tak bersangsi atau takut, beriman tetap teguh
10. Pemimpin memohon berkat Tuhan: “Kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah Bapa di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus, melimpah atas
kita kini dan selama-lamanya, amin”.

RENUNGAN UNIT
Jumat, 29 September 2023

Nas Bacaan : Matius 20: 26-28


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Wujudkan Syukur dengan Hidup Rendah Hati dan Taat

Pokok – Pokok Renungan :

149
1. Kita telah mengalami kemurahan Tuhan hingga hari ini. Kita patut bersyukur
atas kebaikan Tuhan dalam kehidupan pribadi, keluarga, jemaat dan gereja
seutuhnya. Syukur karena tangan kasih Tuhan tetap menuntun dan
memberkati GPM dan Wadah pelayanan laki-laki GPM di pertambahan usia
masing-masing. Itu bukti kasih karunia TUhan yang melimpah yang patut
diresponi dengan ungkapan syukur tak berhingga dari kita semua, umat dan
pelayan. Panggilan kita selanjutnya dalam mewujudkan ungkapan syukur itu
adalah menjalani kehidupan ini dengan kualitas iman yang sungguh sebagai
orang-orang yang selalu mau rendah hati dan taat.
2. Hal kerendahan hati dan kataatan melayani menjadi dasar nasehat dan
ajaran yang disampaikan Tuhan Yesus kepada para murid. Dalam nas
bacaan kita hari ini, ketika menanggapi permintaan ibu Yakobus dan
Yohanes, Tuhan Yesus mengingatkan soal kebesaran hidup seseorang.
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu”. Artinya bahwa kebesaran seseorang
bukan terletak pada uang, kuasa, jabatan dan kedudukannya, melainkan
pada sikap kerendahan hati yang dimilikinya. Sebab apalah artinya
seseorang memiliki uang, kuasa, jabatan dan kedudukan tetapi menjadi
angkuh dan sombong, tidak peduli kepada orang lain, kehilangan kepekaan
dan rasa kemanusiaan terhadap yang kurang dan lemah, menjatuhkan dan
merusakkan hidup sesama, menganggap diri paling hebat dan benar. Sikap
hidup seperti ini bukanlah sikap yang diinginkan oleh Tuhan. Karena Tuhan
sendiri telah memberikan contoh dan teladan pada diriNya, ketika Ia datang
ke dalam dunia, bukan untuk dilayani melainkan justru memberikan
nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang di kayu salib. Tuhan Yesus
mau melayani tetapi bukan melayani diri, melainkan memberikan diri-
Nya. Dialah Tuhan yang melayani dan menghamba dengan penuh
kerendahan hati dan ketaatan..
3. Ketika Tuhan Yesus mengatakan “Barang siapa ingin menjadi besar
diantara kamu dan seterusnya…” Itu berarti, bagi Tuhan Yesus, tidak salah
seseorang berupaya untuk menjadi besar. Tapi yang Tuhan peringatkan di
sini adalah “cara” yang dilakukan untuk menjadi besar. Apa
yang “besar” dalam konsep kerajaan Allah ternyata berbeda dengan konsep
dunia. Kenyataan memperlihatkan kepada kita, untuk menjadi besar, orang
sering saling sikut supaya bisa mencapai posisi tertentu. Orang  saling
memfitnah dan menjatuhkan supaya bisa mendapatkan jabatan dan kuasa.
Itulah yang seringkali diperlihatkan dunia ini. Tetapi Tuhan punya cara

150
sendiri yang berbeda untuk mengejar dan mendapatkan kebesaran,
yaitu: dengan melayani. Seseorang yang mau menjadi terbesar dan
terkemuka, haruslah melayani dengan rendah hati.
4. Sehari lagi kita akan mengakhiri perjalanan hidup di bulan September dan
masuk bulan Oktober. Firman Tuhan hari ini mau mengingatkan kita semua,
Pertama, marilah kita bersyukur atas kasih dan pemeliharaan Tuhan di
bulan September ini, lalu wujudkanlah ungkapan syukur itu dengan
menjalani kehidupan di bulan baru dalam kerendahan hati dan ketaatan.
Hindarilah kesombongan dan tinggi hati. Tetapi jadilah rendah hati. Setia
dan taat melayani. Kesempatan hidup masih Tuhan beri karena itu jangan
biarkan waktu ini sia-sia. Hidup kita selaku pribadi, keluarga: isteri,
anak/cucu, orang tua dan kerabat atau sesama maupun semesta,
selayaknya dikasihi juga dipelihara bukan disia-siakan. Semua kita memiliki
arti diri dan oleh sebab itu haruslah dengan rela dapat dibagikan pula
kepada orang lain dan semesta. Ingatlah bahwa kita semua hidup dan
berkarya dalam lintasan waktu yang ada batasnya, selalu bergerak ke
depan dan tidak pernah berulang. Karakter waktu yang tidak berulang inilah
yang menuntut kita semua untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya
agar tidak mengalami kehilangan kesempatan. Menyia-nyiakan waktu pasti
berdampak pada terbengkalainya hidup. Jadi berkaryalah dan melayanilah
dengan kreatif, taat dan setia sehingga hidup menjadi kesempatan
mengembangkan potensi yang Allah telah anugerahkan kepada kita
masing-masing.Semoga di bulan yang baru kita tetap hidup bersukacita,
rendah hati dan menjadi berkat ... Amin.

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 02 September 2023

Nas Bacaan : 2 Samuel 13: 1-22


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta

151
Pokok-Pokok Renungan
1. Puji Syukur bagi Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus karena atas tuntunan
dan penyertaanNya, kita telah memasuki bulan September Tahun 2023.
Empat hari lagi kita akan merayakan Ulang Tahun ke.88 Gereja kita, Gereja
Protestan Maluku, Gereja Orang Basudara. Mari kita lantunkan kepada
Tuhan Yesus Kepala Gereja, puji-pujian, hormat dan kemuliaan dan kita
ucapkan banyak selamat bagi mereka : “Dirgayahu Gereja Protestan
Maluku, Gereja Orang Basudara. Semoga kita akan selalu menjadi Gereja
yang bersyukur, berdoa dan melayani.”
2. Saudaraku, memasuki bulan ke-9 ini, Lembaga Pembinaan Jemaat GPM
memberikan tema untuk kita gumuli yaitu “Gereja Yang Bersyukur Dan
Melayani Di Tengah Perubahan Zaman”. Tema ini memberi isyarat untuk
selalu bersyukur, terutama sebagai gereja yang telah dijaga dan dipeliahara
oleh DIA sebagai kepala gereja hingga kita segera akan memasuki tahun
usia ke-88. Rasa syukur itu tidak hanya terungkap dalam kebaktian-
kebaktian tetapi di tengah zaman yang “berubah” ini kita harus terus
melayani dengan sepenuh hati. Pelayanan itu antara lain berwujud dalam
kehidupan keluarga yang selalu utuh, tanpa adanya keretakkan karena
memiliki kekuatan cinta yang selalu terawat Seperti yang terungkap dalam
tema mingguan “Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta”.
3. Bacaan kita hari ini mengisahkan tentang cinta “terlarang” dua bersaudara
beda ibu : “Amnon dan Tamar”. Cinta terlarang yang didukung oleh saudara
sepupu mereka sendiri yaitu “Yonabab”. Mestinya Yonadab yang sudah
mengetahui keinginan Amnon mencegah sepupunya itu untuk melakukan
perbuatan tercela tersebut, tetapi yang dilakukan Yonadab mendukung niat
keji Amnon dengan membuat strategi untuk menjebak Tamar, malah
dengan melibatkan Daud, ayah mereka juga. Maka terjadilah malapetapa di
tengah kehidupan keluarga Daud, Tamar diperkosa Amnon (ayat 5 – 14).
“Sudah jatuh, tertimpa tangga”, itulah yang dialami Tamar selanjutnya.
Setelah mencemari Tamar, Amnon mengusir Tamar dengan tidak hormat
(ayat 15 – 19). Perbuatan Amnon ini tentunya menimbulkan kemarahan
Absalom, saudara kandung (seayah-seibu) Tamar. Juga menimbulkan
kemarahan Daud, ayah mereka. Namun nasi sudah menjadi bubur, Tamar
sudah tercemar. Pertanyaannya? Mengapa hal ini sampai terjadi? Mestinya
Amnon bangga punya adik perempuan yang cantik. Dan sebagai kakak,
Amnon mestinya menjaga dia agar jangan ada orang yang mengganggu,
apalai berbuat tidak senonoh terhadapnya. Rasa cinta terlarang Amnon
terhadap Tamar bisa saja terjadi karena :

152
 Amnon telah dirasuki oleh keinginan duniawi yang disponsori “iblis”
 Kekuatan cinta sebagai sesama saudara tidak terawat dengan baik.
Malah ada kemungkinan terjadi persaingan yang tidak sehat di antara
mereka sebagai anak-anak seayah tapi beda ibu. (Bandingkan juga apa
yang terjadi dengan Yusuf – Kejadian 37 : 12 – 36)
4. Teman-teman pengasuh yang dikasihi Tuhan Yesus! Saling mengasihi
antara saudara itu baik. Malah diharuskan. Tuhan Yesus sendiri dalam
ajarannya menganjurkan umatNya untuk mengasihi sampai kepada musuh
sekalipun. Apalagi kepada saudara. Tetapi jika rasa kasih itu sudah berubah
menjadi cinta asmara, maka itu bahaya. Jika kita mengasihi (menyayangi/
mencintai) seseorang, maka kita harus menjaganya baik fisik maupun
perasaannya dan tidak “melukainya”. Karena itu sejak dini anak-anak kita,
termasuk anak-anak asuh kita di Sekolah Minggu harus diajarkan tentang
“KASIH” yang tulus seperti yang diajarkan Paulus kepada jemaat Korintus
13 : 1 – 13. Ingatkan mereka juga tentang buah-buah roh ( kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri) yang harus dilakukan dan buah-buah
daging (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya) yang harus dijauhkan (galatia 5 : 16 – 26) sehingga mereka
mampu merawat keutuhan keluarga, baik keluarga biologis maupun
keluarga di dalam Tuhan Yesus, dengan kekuatan cinta yang bersumber
pada cinta Tuhan Yesus yang rela berkorban, bukan mengorbankan. Amin!!

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 09 September 2023

Nas Bacaan : 2 Korintus 1: 10-11


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur Dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman

153
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa dan Bekerja

Pokok - Pokok Renungan:


1. Nelson mengalami kecelakaan lalu lintas dan menyebabkan tempurung
lututnya retak. Bukan hanya itu benturan di kepalanya juga membuat
Nelson mengalami geger otak dan tak sadarkan diri alias “koma”.
Menurut dokter yang menanganinya, keadaan Nelson cukup
memprihatinkan dan kemungkinan sembuh hanya 25 %. Mendengar
hal ini, orang tua Nelson pada awalnya sangat terpukul dan kehilangan
harapan. Mereka sempat menyalahkan Tuhan sebagai Tuhan yang
tidak adil. Sebagai “anak baik”, mengapa Nelson harus mengalami
penderitaan ini. Namun dengan adanya kunjungan dari para pelayan,
sahabat dan keluarga, mereka diberi penguatan sehingga “kekuatiran”
mereka berubah menjadi “pengharapan”. Menereka tidak lagi
menyalahkan Tuhan tapi percaya bahwa dibalik semua yang dialami
Nelson, ada rencana Tuhan yang indah baginya dan juga keluarga
mereka. Apalagi setiap orang yang menjenguk Nelson, tidak ada yang
pulang tanpa mendoakannya. Dua minggu kemudian, Nelson sadar.
Orang tuanya kwatir, jangan-jangan dia mengalami amnesia (lupa
ingatan), namun kekwatiran itu berubah menjadi sukacita saat Nelson
bisa mengenal dan memanggil nama Papa, Mama dan adiknya yang
ada di situ. Mama, papa dan semua yang membesuk Nelson
memberikan motivasi dan harapan bagi Nelson untuk sembuh.
Semangatnya untuk sembuh begitu menggebu-gebu. Singkat ceritera,
sebulan setelah kecelakaan itu, Nelson dinyatakan sembuh dan boleh
pulang, nanti dilanjutkan dengan rawat jalan. Prediksi dokter gugur,
Nelson bisa pulih. Keluarga Nelson tak lupa bersyukur dan bersyukur,
karena mereka telah mengalami cinta Tuhan yang luar biasa dalam
kehidupan mereka. Mereka bahkan melihat peristiwa kecelekaan yang
dialami Nelson sebagai sebuah proses untuk pertumbuhan iman
mereka. Karena sejak itu mereka semakin mendekatkan diri dan
berharap kepada Tuhan.
2. Saudaraku, tidak banyak orang yang bisa menerima penderitaan yang
dialaminya dengan begitu saja. Banyak di antara merekaa yang
mempertanyakan kebaikan Tuhan dan berkata “mengapa harus saya,
atau keluarga saya?”. Malah ada yang mulai menyelidiki dosa-dosa
yang menjadi penyebab penderitaan itu. Yang paling parah lagi ada
yang melihat penderitaan yang dialaminya sebagai “kutuk” dari Tuhan.

154
Belajar dari kesaksian Paulus kepada Jemaat Korintus, khususnya
bacaan kita, 2 Korintus 1 : 10 dan 11, Paulus hanya mempercayakan
dirinya kepada Tuhan Allah, yang membangkitkan orang mati dan
berharap bahwa Allah akan menyelamatkan dirinya. Penderitaan luar
biasa yang dialaminya tidak membuat imannya kendor dan bersungut-
sungut. Bahkan segala sesuatu yang dialaminya dijalani dengan
mengucap syukur. Ia merasa berbahagia dan bersukacita karena
Tuhan mengijinkan dia mengalami semua penderitaan itu (band. ay. 1 –
9). Itu pula yang dialami Nelson dan keluarganya. Menjalani setiap
penderitaan dengan ucapan syukur. Mereka percaya bahwa Tuhan
akan menyelamatkan mereka. Tuhan tidak akan membiarkan mereka
bergumul sendiri. Tuhan mengirimkan orang-orang untuk membantu
mereka untuk menggumuli kondisi Nelson. Tuhan mengirimkan orang-
orang untuk menguatkam iman mereka.
3. Teman-teman pengasuh yang dikasihi Tuhan Yesus! Mungkin saja saat
ini saudara berada di posisi Nelson dan keluarga. Tidak ada
“lakalantas” namun ada persoalan “berat” yang sedang saudara hadapi.
Tidak ada di antara kita yang tinggal diam menghadapinya bukan?
Belajarlah pada Paulus, juga Nelson. Tetap berdoa dengan tekun
sambil mengusahakan jalan keluar. Doa orang benar sangat besar
kuasanya (Yakobus 5 : 16c). jangan kwatir, berserahlah kepada Tuhan,
dan IA akan bertindak. Amin!

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 16 September 2023

Nas Bacaan : 1 Petrus 5: 8-11


Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman.

155
Tema Mingguan : Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapai Perubahan
Zaman.

Pokok - Pokok Pikiran:


1.. Tema minggu ini: “Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapi Perubahan
Zaman”. Tema ini menunjukkan sikap orang percaya (gereja) menghadapi
perubahan Zaman yang sangat cepat. Perubahan Zaman dihubungkan
dengan perkembangan teknologi dan informasi di era digital.
Perkembangan tersebut, membawa dampak positif maupun negatif bagi
kehidupan manusia. Satu sisi, perkembangan teknologi dan informasi
membantu kita untuk berkomunikasi secara langsung dengan siapa, kapan
saja, dimana saja baik didalam maupun luar negeri. Selain itu, teknologi
yang berkembang maju dapat membantu melakukan sebuah pekerjaan
dengan mudah (robot) dan memberikan peluang kerja yang baru “penjualan
on line” (pakaian, makanan, dll). Teknologi dan informasi melalui “goegle”
juga memberikan kemudahan mengakses banyak hal yang dibutuhkan
manusia saat ini. Namun, Sisi lain: perkembangan teknologi dan informasi
membawa dampak negatif bagi manusia. Misalnya: perjudian online,
penipuan, tayangan kekerasan, pornografi, penyebaran berita bohong
(hoax), dan sebagainya. Realitas perubahan zaman, khususnya yang
berdampak negatif membutuhkan sikap iman yang teguh agar tidak binasa
(Band.Ef.4:14).
2.. Surat Petrus yang pertama ditujukkan kepada orang Kristen non-Yahudi
untuk menguatkan iman mereka menghadapi penyembahan berhala,
penolakan terhadap pemberitaan injil dan penganiayaan yang dilakukan
oleh Kaisar Nero. Dalam situasi tersebut, Petrus berusaha untuk
mempersiapkan, menghibur dan mendorong orang Kristen untuk tetap
teguh dalam iman dan kuat dalam penderitaan mereka. Hal ini ia jelaskan
dalam perikop 1 Petrus 5:8-11, Petrus menasehati orang Kristen untuk
tetaplah waspada dan berjaga-jagalah lawan si iblis (ay.8). Mereka harus
percaya bahwa tidak lama sebelum akhir zaman, iblis akan datang untuk
menyesatkan orang yang percaya kepada Kristus (Band.Mat.24:4-28;
2Tes.2:3-12; 2Tim.3:1-9; Why.20:7-8). Iblis disamakan dengan singa yang
mengaum-ngaum. Petrus menggunakan kiasan ini untuk menggambarkan
iblis yang ganas dan kejam sedang berusaha menghancurkan iman orang
Kristen. Karena itu, orang Kristen dimintakan untuk melawan iblis dengan
senjata iman yang teguh kepada Kristus (ay.9). Selanjutnya, mereka
diingatkan untuk tidak marah, kecewa dan putus asa pada saat mengalami

156
1

penganiayaan karena setiap orang yang mengikuti Yesus harus mengalami


penderitaan yang berat sama seperti semua orang percaya di seluruh dunia
(ay.9). Dalam penderitaan, Allah mengaruniakan kekuatan sehingga orang-
orang yang bersabar dalam penderitaan akan memperoleh kemuliaan yang
kekal (ay.10).
3.. Makna bagi kita saat ini, Pertama, Perubahan zaman membawa dampak
yang positif maupun negative. Orang percaya senantiasa bersyukur untuk
kemajuan zaman yang bermanfaat bagi manusia sekaligus menggunakan
sarana teknologi dan informasi untuk melayani (misalnya: khotbah online).
Sedangkan hal-hal yang bersifat negatif “berhala zaman ini” harus disikapi
dengan iman yang teguh (sesuai dengan ajaran Kristen), sehingga kita tidak
menjadi serupa dengan dunia (band,Rm.12:2). Kedua, Iblis (kejahatan)
selalu berusaha untuk menghancurkan hidup orang percaya di dalam
Tuhan. Sebab itu, kita harus mengalahkan iblis dengan tunduk kepada Allah
(Yak.4:7), tetap teguh dalam iman, setia memberitakan injil damai sejahtera,
berdoalah setiap waktu, dan melaksanakan firman Tuhan (band.Ef.6:11-18).

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 23 September 2023

Nas Bacaan : Keluaran 33 : 14

157
Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman.
Tema Mingguan : Menghadirkan Kehidupan Yang Aman dan Tenteram

Pokok - Pokok Pikiran:


1.. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “tenteram” memiliki
arti: aman, damai, tidak terdapat kekacauan. Sedangkan kata “aman” berarti
bebas dari bahaya. Hidup aman dan tenteram sangat dirindukan oleh setiap
orang. Hal tersebut juga sangat didambakan oleh Musa dan segenap umat
Israel saat mereka melakukan perjalanan dari tanah Mesir menuju tanah
perjanjian, Kanaan (ay.1). Perjalanan yang akan mereka lalui merupakan
sebuah perjalanan yang berat karena mereka akan melewati padang gurun;
wilayah yang tidak bersahabat bagi siapapun, wilayah yang tandus
kekurangan makanan dan air, cuaca yang ekstrim, bahaya binatang buas
maupun manusia yang jahat. Selain itu, umat Israel akan melewati daerah-
daerah yang dihuni oleh bangsa-bangsa lain yang harus mereka hadapi
dengan peperangan (ay.2). Keadaan tersebut membuat Musa berkata
kepada Tuhan: “Engkau suruh kami pergi, tapi siapakah yang akan
menyertai kami?” (ay.12). Maka Tuhan menjawab Musa: “Aku sendiri akan
membimbing engkau dan memberikan ketenteram kepadamu” (ay.14). Nas
ini menjelaskan bahwa Tuhanlah yang akan menuntun dan memberikan
jaminan keselamatan bagi umat Israel memasuki tanah perjanjian yang
berlimpah susu dan madu. Kata”membimbing” menegaskan bahwa Tuhan
mengasihi, memelihara dan melindungi umat pilihan-Nya dari ancaman
bahaya sehingga mereka akan berdiam di tanah Kanaan dengan aman,
damai, dan tenang. Namun, ada hal yang harus diperhatikan oleh umat
Israel, yakni setia beribadah kepada Tuhan dan taat mengikuti perintahNya
(band.ay.3).

2.. Perjalanan hidup manusia kadang baik-baik saja; sukses, sehat, bahagia,
sukacita dan damai sejahtera. Keadaan tersebut, bisa membuat seseorang
tenang dalam bekerja dan tidak khawatir ada gangguan dari pihak lain.
Akan tetapi kadangkala perjalanan hidup yang kita jalani ibarat “padang
gurun” ada ancaman dan bahaya, kesusahan, penderitaan, ketidakadilan,
dll. Maka orang percaya senantiasa minta Tuhan untuk membimbing,
menjaga dan menyelamatkan supaya hidup kita tetap baik-baik saja. Di sisi
lain, Tuhan akan selalu menyertai kita dengan kasih-Nya asalkan kita tetap
percaya dan setia melakukan perintah Tuhan dengan cara menghadirkan
kehidupan yang aman dan tenteram (tema mingguan). Orang Kristen harus

158
membawa damai sejahtera bagi sesama (keluarga, gereja, masyarakat).
Kita harus hidup rukun dengan orang lain, tidak menghakimi, tidak
melakukan ketidakadilan, kekerasan dan sebagainya. Semoga!

RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 30 September 2023

159
Nas Bacaan : Mazmur 149: 4
Tema Bulanan :Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah Perubahan
Zaman.
Tema Mingguan : Wujudkanlah Syukur Dengan Hidup Rendah Hati dan Taat

Pokok - Pokok Pikiran:


1. Kita sudah berada di hari terakhir bulan September 2023, beberapa saat
lagi kita akan memasuki hari yang baru dan bulan yang baru, oktober 2023.
Mungkin ada yang merasa biasa-biasa saja karena waktu dan saat yang
akan kita tinggalkan serta waktu dan saat yang akan kita masuki pun sama
saja; ada siang, ada malam, ada hari, ada pekan, dan ada bulan. Itulah
pergantian waktu yang biasa terulang terus-menerus secara tetap. Namun,
sebagai orang beriman saya mengajak kita semua untuk bersyukur atas
pimpinan dan penyertaan Tuhan hingga kita dapat mengakhiri bulan ini
dengan berbagai pengalaman suka-duka hidup. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Pemazmur: “Jikalau bukan Tuhan, sia-sialah hidup kita”
(band.Maz.127:1).
2. Mazmur psl 149 merupakan nyanyian syukur yang dinyanyikan umat dalam
rumah ibadat. Umat Israel bersyukur atas kemenangan yang diberikan
Tuhan dalam melawan musuh. Pengakuan Iman (credo) umat Israel ini mau
menunjukkan bahwa Tuhanlah sumber kemenangan mereka bukan karena
kehebatan dan jasa mereka. Hal ini diungkapkan oleh Pemazmur dalam
ayat 4, “Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-
orang rendah hati dengan keselamatan”. Nas ini menjelaskan kepada kita
bahwa jika kita ingin memperoleh keselamatan, perlindungan, sukacita dan
damai sejahtera, maka kita harus memiliki sifat rendah hati. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rendah hati adalah sifat tidak sombong
atau tidak angkuh. Seseorang yang memiliki sifat rendah diri akan
ditinggikan oleh Tuhan (band. Luk.14:11; Ams.18:12). Kita sebenarnya tidak
memiliki alasan untuk sombong (angkuh) karena kita adalah makhluk yang
terbatas yang sangat bergantung kepada Tuhan. Dengan demikian, kita
harus memposisikan diri kita; tidak lebih tinggi, tidak lebih hebat, dan tidak
lebih benar dari orang lain. Selain itu, kita diingatkan bahwa jabatan, harta,
dan kuasa adalah anugerah Tuhan bagi setiap orang untuk melayani Tuhan
dan sesama bukan sebagai sarana pamer kesombongan!
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin, 04 September 2023

160
Nas Bacaan : 1 Raja-Raja 18: 36 – 39
Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa dan Bekerja

Pokok-Pokok Renungan :
1. Istilah Latin ora et labora (berdoa dan bekerja) merupakan istilah yang
sudah tidak asing lagi untuk telinga kita. Namun, tema minggu ini berjudul
“Bersama-sama Berdoa dan Bekerja”, yang dalam bahasa Latin disebut
“orare ac cooperantur”. Setidaknya tema ini hendak menegaskan adanya
aktifitas yang membutuhkan kerjasama, bahkan kerja bersama-sama demi
kebaikan bersama. Jika istilah ora et labora lebih menekankan adanya
aktifitas yang dapat dilakukan secara personal (pribadi), maka istilah orare
ac cooperantur atau bersama-sama berdoa dan bekerja merupakan
aktifitas yang harus dilakukan secara bersama.
2. Konteks bacaan tadi, 1 Raja-Raja 18:36-39, berisikan nabi Elia
memperkenalkan sekaligus meyakinkan tentang Tuhan, Allah Abraham,
Ishak dan Yakub (Israel) kepada nabi-nabi Baal dan juga umat Israel. Nabi
Elia tidak ingin melakukan aktifitas sendiri. Elia menyuruh semua pihak
untuk berdoa dan bekerja bersama-sama. Para nabi Baal dipersilahkan
oleh nabi Elia untuk meperkenalkan dengan cara yang sama dilakukan
juga oleh Nabi Elia. Cara yang disebutkan yaitu: memilih seekor lembu,
memotongnya dan mengolahnya, lalu meletakkannya di atas kayu api,
namun tidak boleh menaruh api. Kemudian, para nabi Baal berdoa untuk
dewa mereka apakah setelah berdoa ada api yang membakar kayu api
tersebut atau tidak. Namun ternyata tidak ada api yang menyalakan kayu
api persembahan para nabi Baal.
Nabi Elia pun melakukan doa yang sama, yang sebelumnya
menyuruh seluruh rakyat Israel untuk mendekat ke dirinya. kemudian
memperbaiki mezbah Tuhan yang telah diruntuhkan. Nabi Elia melakukan
hal yang sama seperti dilakukan oleh para nabi Baal. Hanya saja, nabi Elia
dalam doanya tidak berteriak sekeras-kerasnya seperti yang dilakukan
oleh para nabi Baal. Isi doa nabi Elia adalah menyebut nama Tuhan, Allah
Abraham, Ishak, dan Israel (Yakub). Dalam doanya pula Elia meminta
agar Tuhan menjawab doanya supaya semua orang yang hadir, seluruh
bangsa Israel mengetahui dan mengakui Tuhan yang adalah Allah, lalu
bertobat dan kembali menyembah Tuhan. Doa nabi Elia pun dijawab oleh

161
Tuhan, sebab selesai berdoa turunlah api Tuhan dan menyambar habis
korban bakaran, kayu api, batu, dan tanah itu. Mereka semua yang hadir
pun percaya dan mengaku Tuhan, dialah Allah. Pengakuan ini diucapkan
dua kali.
3. Melalui Teks Alkitab ini kita dapat melihat, bahkan belajar dari cara nabi
Elia menjawab persoalan iman yang dialami oleh bangsa Israel. Bangsa
Israel berada dalam tantangan iman sebab ada pengaruh para nabi Baal
yang ingin menarik umat Israel untuk menyembah Baal dan meninggalkan
Tuhan, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Nabi Elia merasa persoalan
tantangn iman ini cukup berat sehingga ia melibatkan banyak pihak untuk
bekerja bersama supaya melihat hasilnya bersama pula. Nabi Elia tidak
mau berdiam diri, melainkan mengajak seluruh bangsa untuk bergerak
bersama dan menyaksikan bersama, bahkan secara langsung.
Sebagai warga gereja senior (WGS), haruslah diakui bahwa di usia
yang sudah tidak muda lagi kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus
melibatkan yang lain dalam bekerja dan berdoa untuk menjawab
persoalan-persoalan hidup yang menjadi tantangan iman. WGS dengan
segudang pengalaman ilmu hidup dan pengalaman iman tidak boleh putus
asa, melainkan berpengharapan sehingga terus meningkatkan doa.
Tujuannya supaya semua orang dapat melihat, mengaku, dan percaya
bahwa Tuhan itu ada dan hidup sampai kini. Tuhan akan menolong semua
orang yang selalu bersama-sama mau bekerja dan berdoa dengan
sungguh dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.

162
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin, 18 September 2023

Nas Bacaan : Hosea 2 : 17


Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Tuhan Sumber Keselamatan dan Ketentraman

Pokok-Pokok Renungan:
1. Semua orang pasti menginginkan keselamatan dan ketentraman.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menghendaki hidupnya tidak
selamat atau tidak tentram, justru sebaliknya. Oleh karena itu, banyak
ada orang yang berusaha mendapatkan keselamatan dan
ketentraman menurut cara dan kehendaknya. Ada yang bekerja keras,
namun juga ada yang mencari jalan pintas. Ada yang mencarinya
lewat cara duniawi, dan ada pula yang mencarinya melalui cara yang
non-duniawi.
2. Secara umum, kitab Hosea 2 : 1 – 22 berbicara tentang ketidaksetiaan
Israel kepada Allah. Ketidaksetiaan umat Israel terjadi karena mereka
ingin mendapatkan keselamatan dan ketentraman di luar Tuhan. Umat
Israel mencari keselamatan dan ketentraman dengan menemui para
Baal dan menyembahnya. Akibatnya, ibadah Israel ditolak. Umat Israel
tidak sadar bahwa Tuhan sudah memberkati mereka (bd. Ay. 7)
namun mereka tetap menyembah Baal. Karena itu Tuhan mengambil
berkatNYA lagi, tidak ada sukacita pada bangsa Israel, serta
menghukum mereka (bd. Ay. 8 – 13). Itulah cara Israel yang mencari
keselamatan dan ketentraman di luar Tuhan.
Meskipun Israel mencari keselamatan melalui penyembahan kepada
Baal, namun Tuhan kembali mau memberikan keselamatan dan
ketentraman, bahkan berjanji membuat Israel mengalami keselamatan
dan ketentraman apabila Israel mau kembali kepada Tuhan. Ayat
bacaan kita hari ini (Hosea 2: 17) berisikan perjanjian Tuhan kepada
Israel. Isi perjanjian tersebut adalah tidak ada busur panah, pedang,
dan alat perang dari negeri, yang berarti tidak ada konflik, perang.
Pertanda keselamatan dan ketentraman akan selalu dinikmati oleh
umat Israel. Israel akan selamat dan tentram juga karena tidak ada
hewan buas di darat dan burung-burung di udara yang akan
mencalakai mereka. Melalui perjanjian ini, Tuhan mau meyakinkan

163
umatNYa, bahwa keselamatan dan ketentraman hanya bisa diberikan
oleh Tuhan, yang lain tidak.
3. Pesan terdalam dari teks bacaan ini adalah selaku umat yang percaya
kepada Tuhan Yesus, kita harus sadar bahwa di luar Tuhan tidak ada
yang namanya keselamatan dan ketentraman. Tuhan Yesus bukan
berjanji memberikan keselamatan dan ketentraman kepada kita.
Tuhan Yesus justru telah memberikan keselamatan kepada kita
melalui kematian dan kebangkitanNYA di salib. Tuhan Yesus juga
telah membuat tentram hidup kita lewat tuntunan dan pemeliharaan
RohNYA. Jadi, di perkembangan zaman sekarang, janganlah kita
mencari keselamatan dan ketentraman melalui apapun yang
ditawarkan oleh dunia saat ini, entah itu Ilmu pengetahuan, teknologi,
maupun segala hal yang bersifat duniawi.

164
165

Anda mungkin juga menyukai