3. Ada tiga Jenis Kasih yang mempersatukan, yang harus kita lakukan agar
kesatuan, kerukuanan itu terjadi, yaitu: Pertama, Hidup yang Rendah Hati.
Ketika seseorang mau mengampuni itu menunjukkan kerendahan hati,
1
dimana ia mau menerima kekurangan oang lain. Kerendahan hati berarti juga
kita mau mengalah, sehingga terjadi kerukunan. Perbedaan pendapat,
kesalahan tidak dapat dihindari pada saat kita berinteraksi dalam pergaulan,
namun hal yang lebih jauh, yaitu perkelahian dapat kita hindari ketika kita
mau merendahkan diri, mau memaafkan, mau mengampuni orang yang
bersalah pada kita. Kemampuan kita merendahkan diri, dan mengampuni
orang lain tergantung dari sejauh mana kita menyadari anugerah, kasih
pengampunan yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus pada kita. Kedua,
Hidup Yang Sabar meliputi Kelemah lembutan dan kesabaran. Kedua gaya
hidup ini sangat berperan dalam menghidari terjadinya perkelahian atau
perpecahan dalam satu komunitas atau gereja. Sabar dalam mendengar
orang berbicara, dan sabar dalam memberi jawaban; sabar dalam mengambil
keputusan; kemudian lemah-lembut dalam bertanya atau memberi jawaban,
adalah salah satu senjata dalam menciptakan dan mempertahankan
kesatuan atau kerukunan. Memotong orang yang sedang berbicara, apalagi
yang emosi, dan menjawab atau bertanya dengan nada yang keras dan
tajam akan menyulut terjadinya perkelahian yang berakhir pada perpecahan.
Ketiga, Hidup Yang Mau Berbagi. Salah satu Kunci yang sangat jitu
menghadirkan kesatuan atau kerukuan adalah kalau terjadi saling berbagi,
saling tolong menolong diantara anggota keluarga, gereja dan masyarakat.
Ketika seseorang mengalami kesulitan, dan ia mendapat pertolongan, adalah
sangat menyejukkan. Hal inilah yang diinginkan Allah, seperti Firman Tuhan
dalam Gal. 6: 2: Bertolong tolonganlah kamu menanggung bebanmu,
demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”. Pertolongan yang diterima oleh
orang yang membutuhkan adalah seperti kesejukan embun gunung Hermon,
yang dirasakan gunung gunung lainnya yang tandus di Sion. Gunung
Hermon mau berbagi kesejukannya kepada gunung yang lain.
2
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 10 Juli 2023
3
Terlepas dari Nuh orang yang benar tapi ia juga pernah jatuh dalam dosa.
Pada setiap zaman Allah selalu memanggil manusia untuk mewujudkan
rencana dan kehendak Allah.
3. Ketaatan berbicara tentang harga yang harus dibayar, sesuatu yang harus
dikorbankan, penyangkalan diri, dan inilah yang biasanya dihindari orang,
karena kebanyakan orang maunya mengikuti keinginannya sendiri, hidup
sesuka hatinya, tidak mau diatur, dan biasanya dilakukan karena
keterpaksaan karena takut akan disanksi/ dihukum. Ketaatan adalah hal
yang mutlak, karena ketaatan merupakan tanda kita mengasihi Tuhan
dengan segenap hati kita. Tuhan Yesus sendiri memberikan contoh
kepada kita semua. Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia taat sampai
matidi kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita semua, itu karena Tuhan
Yesus mengasihi kehidupan kita. Dalam hal ini ketaatan kepada Tuhan
seperti yang dilakukan Nuh itu juga bisa merupakan jalan terwujudnya
kesejahteraan bersama dengan sesama. Hubungan yang intim dan karib
dengan Tuhan membuat Ia disenangkan, kalau hubungan Tuhan dengan
kita terjalin baik bahkan dengan sangat baik maka hubungan kita dengan
sesama pun akan baik. Tetapi sebaliknya jika hubungan kita dengan
Tuhan tidak baik, maka akan terjadi hal yang demikian antara kita dengan
sesama kita. Mari upayakan kesejahteraan bersama itu dengan
memulainya dari diri sendiri yaitu hidup penuh dengan ketaatan dan
membangun hubungan dengan Tuhan setiap hari, bangunlah mezbah doa
dalam kehidupanmu dan keluargamu terlebih dahulu, berkomunikasilah
dengan Dia setiap hari bukan hanya saat tertentu saja baru kita ingat
berdoa dan baca alkitab tetapi setiap hari maka dengan begitu kita akan
selalu dengan rendah hati mengupayakan kesejahteraan bersama karena
itu juga merupakan wujud kasih kita kepada Tuhan.
4
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 17 Juli 2023
5
pemimpinnya. Mereka akan diproses sehingga akan menjadi pemimpin
yang baik dan setia kepada Tuhan, seperti para hakim yang adil di zaman
dahulu. Proses perbaikan itu memang tidak mudah dan menyakitkan,
seperti memurnikan kembali perak dan membersihkannya dari unsur-
unsur yang mengotorinya. Jika pemurnian itu telah selesai, maka perak
dapat dibentuk menjadi benda berharga dan berfungsi dalam kehidupan
3. Tuhan mempunyai perhatian khusus terhadap orang yang lemah dan tidak
berdaya, dan Ia memberkati orang yang menunjukkan kasih setia kepada
yang membutuhkan. Kita bisa menunjukkannya dengan kemurahan hati
seperti memperhatikan orang yang lemah atau sedang menderita, baik
dalam pikiran, tubuh, maupun harta benda. Kita harus memperhatikan
penderitaan mereka, dan berusaha mengetahui keadaan mereka. Ikut
merasakan apa yang mereka rasakan, dan bermurah hati dalam menilai
atau tidak dengan mudah menghakimi mereka. Orang yang
memperhatikan orang lemah, akan diperhatikan oleh Tuhan, selain itu
juga disebut berbahagia (diberkati) di bumi. Tindakan yang seperti ini
memiliki janji untuk hidup yang sekarang maupun hidup yang akan
datang. Menolong orang-orang lemah adalah cara yang paling pasti untuk
menjadi orang yang dikenan oleh Tuhan. Sebagai orang yang juga
mendapat kasih karunia Tuhan maka kita harus selalu bertindak adil
terhadap semua orang terkhusus orang yang lemah dan tertindas. Jangan
takut menyuarakan kebenaran jika kita melihat ketidakadilan itu di depan
kita, karena itu juga sangat berarti bagi orang-orang yang mendapatkan
ketidakadilan.
6
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 24 Juli 2023
7
melahirkan seorang bayi laki-laki. Wajah bayi laki-laki mungil itu amat
rupawan. Rasa bahagia bercampur sedih memenuhi hati suami-istri ini.
Rumah mereka tak lagi aman. Sewaktu-waktu tentara Firaun akan
merenggut anak mereka dan membunuhnya. Yokhebet dan suaminya
secara diam-diam menyembunyikan bayinya sampai pada batas usia yang
dirasa tidak bisa lagi disembunyikan. Bayi laki-laki itu lalu dimasukan dalam
sebuah peti dan dilepas mengapung di sungai Nil dalam pengawasan sang
kakak perempuan, Miryam. Akhirnya bayi itu terselamatkan oleh putri Firaun
yang kala itu hendak mandi di sungai.
8
RENUNGAN AKHIR BULAN
Senin, 31 Juli 2023
9
sendiri. Ungkapan pendatang perantauan bisa diartikan sebagai kiasan:
orang percaya di dunia ini adalah pendatang, karena tanah air mereka
ada di surga. Namun 1 Petrus 1:1 juga memberi kesan kuat bahwa sidang
pembaca adalah jemaat yang tersebar di pedalaman kota-kota tersebut
dan oleh masyarakat diperlakukan sebagai “orang asing”, tanpa hak apa
pun. Mereka baru saja menjadi orang percaya dan mereka jelas bekas
kafir dan hidup dalam lingkungan kafir. Dalam masyarakat, mereka
tergolong kelas rendah. Pesan Petrus memang bersifat internal,
diperuntukkan bagi orang percaya, tetapi bukan berarti ia mengajarkan
sebuah eksklusivisme. Petrus hendak mendidik jemaat agar walau pun
menderita, mereka mesti membangun solidaritas dan bela rasa di antara
mereka, saling mengasihi sebagai saudara bahkan dengan standar kasih
Tuhan. Dalam lingkup internal inilah orang percayas berlatih bagaimana
berbela rasa, bersolider, mengasihi, sehingga pada akhirnya mereka akan
mampu untuk mengasihi orang lain bahkan musuh sekali pun.
10
yang sebenarnya banyak membantu kita, bahkan menjadi “tulang
punggung” kehidupan dan keberhasilan kita, tetapi kita abaikan, tak
pernah kita beri perhatian apa lagi apresiasi. Petrus menegaskan, kasih
persaudaraan harus tulus ikhlas, sungguh-sungguh, dan dengan segenap
hati. Kasih yang tulus, jujur, dan sungguh-sungguh harus mampu
menjangkau pihak luar, justru karena terlatih kesungguhannya dari dalam,
dengan orang-orang dekat. Rawatlah hidup bersama dengan kasih
kepada semua orang dengan sungguh tanpa memandang perbedaan
terkhusus dengan orang terdekat kita.
PA LAKI-LAKI
Selasa, 04 Juli 2023
PENGANTAR:
1. Tema hidup bersama sebagai tubuh Kristus mengandung amanat untuk
menjaga suatu keutuhan hidup secara bersama sebagai orang-orang
yang percaya kepada Tuhan Yesus, meskipun terdapat kepelbagaian atau
perbedaan dalam persekutuan tersebut. Atas dasar itu, teks kitab 1
Korintus ini dirasa paling tepat untuk mengungkapkan tema di atas, yang
diharapkan berfaedah bagi kehidupan persekutuan orang-orang Kristen
saat ini.
2. Jemaat Korintus merupakan suatu persekutuan Kristen yang di dalamnya
terdiri atas berbagai suku bangsa dari berbagai belahan dunia.
Kemajemukan sangat kental terdapat dalam persekutuan kekristenan di
Korintus, mengingat kota Korintus merupakan kota pelabuhan terbesar
saat itu. Banyak orang dari berbagai suku bangsa yang berlayar dari Utara
ke Selatan, atau dari Barat ke Timur menjadikan pelabuhan di kota
Korintus sebagai pelabuhan transit. Otomatis kota Korintus dipenuhi oleh
orang-orang dari berbagai suku bangsa, sehingga kota ini menjadi kota
dengan tingkat kemajemukan atau keanekaragaman budaya, bahasa,
ideologi, bahkan paham agama yang cukup tinggi. Secara umum, surat-
surat yang ditulis oleh rasul Paulus lebih dominan mengungkapkan
pandangan dan pemikiran teologi Paulus untuk bagaimana warga jemaat
Korintus dapat hidup menjaga keutuhan hidup bersama sebagai satu
tubuh Kristus, meskipun anggota jemaat memiliki perbedaan pandangan,
11
dan lainnya. Terlihat bahwa pada teks 1 Korintus 10, khususnya ayat 14 –
17 rasul Paulus mengingatkan anggota jemaat Korintus tentang
bagaimana orang-orang Kristen menjadi satu melalui Perjamuan Kudus.
Roti yang satu dipecahkan dan dibagi-bagi kepada masing-masing orang
tanpa memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada. Artinya apa?
Artinya, orang-orang Kristen yang banyak dan berbeda sebenarnya
adalah satu tubuh, sehingga mendapat bagian dalam roti yang satu. Jadi,
karena orang-orang Kristen meskipun memiliki perbedaan dalam segala
hal merupakan satu tubuh Kristus, sehingga hidup bersama merupakan
suatu kewajiban, bukan pilihan. Wajib bagi orang-orang Kristen untuk
hidup bersama.
PERTANYAAN:
1. Apa makna nas alkitab “karena roti adalah satu, maka kita sekalipun
banyak adalah satu tubuh” dikaitkan dengan tema minggu “hidup
bersama sebagai tubuh Kristus” ?
2. Dalam pengamatan saudara, apakah dalam konteks hidup sekarang
ini yang penuh persaingan, orang-orang Kristen (laki-laki gereja) dapat
hidup bersama dalam perbedaan? Kalau dapat, bagaimana wujudnya?
Kalau tidak, apa yang menjadi alasannya?
12
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 11 Juli 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap umat manusia,
teristimewa umat beragama adalah bahwa tidak ada seorang pun di dunia
ini yang bisa menjalani hidup ini sendirian tanpa membutuhkan orang lain.
Artinya, kita bisa hidup dan menjalani hidup ini karena ada orang lain, begitu
pun sebaliknya, orang lain pun bisa hidup dan menjalani hidup ini karena
ada kita. Inilah yang dinamakan saling ketergantungan” antara satu dengan
lainnya. Atas dasar itu, tema “upayakanlah kesejahteraan bersama”
setidaknya harus dimengerti dalam paham hidup saling ketergantungan.
Kita tidak mungkin dapat mengalami kesejahteraan apabila kita sendiri tidak
mengupayakan suatu kesejahteraan bersama yang lain. Rasul Paulus,
melalui surat yang ia tulis kepada rekan sekerjanya, Timotius,
mengingatkan tentang pentingnya menunjukkan perhatian untuk banyak
orang, bahkan semua orang, seperti tertera dalam perikop bacaan ini, 1
Timotius 2: 1 – 7. Ada beberapa wujud perhatian berdoa dan mengucap
syukur terhadap orang lain, antara lain: 1). mendoakan orang lain serta
mengucap syukur kepada Tuhan karena kehadiran orang lain di tengah
bahkan bersama kita. 2). Mendoakan para raja (pemimpin) dan semua
pembesar. Tujuan mendoakan para pemimpin dan pembesar adalah
supaya kita dapat hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan
kehormatan. Hal ini mengisyaratkan bahwa ketenangan dan ketentraman
hidup, serta kebaikan dan kehormatan kita sebagai manusia tidak semata
13
merupakan upaya manusia, melainkan merupakan campur tangan Tuhan.
begitu juga sebaliknya, bahwa segala yang ingin kita capai dalam hidup,
seperti ketenangan, ketentraman, kebaikan, kehormatan, bahkan
keselamatan tidak akan Tuhan berikan jika kita sendiri tidak
mengupayakannya melalui sikap dan perbuatan kita terhadap orang lain,
meskipun itu dinyatakan lewat doa. Meskipun kita diperlakukan tidak baik
oleh orang lain, atau pemimpin kita, namun kesejahteraan mereka juga
harus tetap menjadi panggilan kita, sebab kesejahteraan mereka juga akan
menjadi kesejahteraan kita. Hal ini sejalan dengan Yeremia 29: 7,
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah
untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah
kesejahteraanmu”. Sebagai seorang laki-laki, Timotius harus
memperhatikan panggilan untuk mengupayakan kesejahteraan bersama ini.
2. Laki-laki gereja saat ini harus menerjemahkan Firman Tuhan ini mulai dari
keluarga, kemudian jemaat, dan masyarakat. Sebagai suami/ayah
mengupayakan kesejahteraan bersama harus mulai dari keluarga, yakni
dari berdoa untuk keluarga dan berdoa bersama keluarga. Kemudian
bekerja untuk kesejahteraan keluarga, dalam arti apa yang dikerjakan
suami/ayah semua hasilnya untuk keluarga, bukan untuk kenikmatan diri
sendiri atau kebahagiaan sendiri. begitu selanjutnya untuk jemaat dan
masyarakat. Rasul Paulus bilang di ayat 3 tadi, itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita.
14
DISKUSI LAKI-LAKI
Selasa, 18 Juli 2023
Studi Kasus:
Di bawah ini ada beberapa kasus kriminal yang mengusik rasa
keadilan publik, dikutip dari informasi merdeka.com, 22 Januari 2020 (diakses
dari, https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-kasus-kriminal-yang-mengusik-
rasa-keadilan-publik.html).
Indonesia dikenal sebagai negara hukum, dalam artian setiap tindak
kejahatan harus dihukum sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Namun, ada beberapa kasus hukum di Indonesia yang mengusik rasa
keadilan publik. Contohnya, Kasus pelajar yang membunuh pelaku begal untuk
menyelamatkan sang kekasih terancam hukuman seumur hidup. Pelaku
merupakan seorang siswa SMA berinisial ZA (16), menusuk pelaku begal yang
menghadangnya di pinggiran kebun tebu hingga meninggal dunia di lokasi
kejadian. ZA mengambil pisau dari jok sepeda motor dan langsung
menusukkan ke dada Misnan (35), salah satu pelaku hingga meninggal dunia.
Pisau tersebut memang sengaja dibawa di dalam jok untuk kepentingan praktik
di sekolahnya. Atas kasus tersebut ZA ditetapkan sebagai tersangka. ZA pun
sudah menjalankan persidangan, dalam sidang dakwaan dibacakan Jaksa
Penuntut Umum (JPU), ZA dikenakan dengan pasal 340 KUHP, 338 KUHP,
351 KUHP (3) dan UU darurat pasal 2 (1) dengan ancaman hukuman penjara
seumur hidup. Dakwaan itu dibacakan JPU dalam sidang digelar tertutup di
Pengadilan Negeri Kepanjen pada Selasa (14/1).
15
Selain itu ada juga kasus-kasus serupa, antara lain: 1). seorang nenek
yang mencuri Tiga Buah Kakao, dihukum satu bulan penjara. 2). Basar Suyanto
dan Kholil, warga Kediri, Jawa Timur, meringkuk di kursi terdakwa dengan
tuduhan mencuri buah semangka. Basar dan Kholil akhirnya divonis hukuman
percobaan selama 15 hari pada tahun 2009. 3). Manisih, Sri Suratmi, Juwono,
dan Rusnono kasus pencurian biji kapuk masing-masing hukuman penjara
selama 24 hari. 4). Nenek Asyani tahun 2015, asal Situbondo, Jawa Timur
divonis bersalah bersalah karena terbukti mencuri dua batang pohon jati milik
perhutani untuk dibuat tempat tidur. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara
dengan masa percobaan 1 tahun 3 bulan dan denda Rp500 juta subsider 1 hari
hukuman percobaan.
Kasus-kasus di atas seolah menjadi cermin betapa penegakan hukum
di Tanah Air masih tebang pilih. Ketika koruptor yang merampok uang rakyat
masih bebas berkeliaran, mereka yang lemah secara ekonomi dan status sosial
begitu mudahnya diseret ke meja hijau bahkan dipenjara.
Penjelasan Teks
Teks Alkitab ini menceritakan tentang raja Yoyakim yang ditegur oleh
Tuhan karena melakukan ketidakadilan dalam pemerintahannya. Yoyakim
hanya mencari keuntungan sendiri dengan cara melakukan pemerasan. Tidak
hanya itu, selain Yoyakim melakukan tindakan pemerasan, bahkan tidak segan-
segan menumpahkan darah orang lain. Atas dasar itu, Tuhan mengecam raja
Yoyakim sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Yeremia (Yeremia 22:13-
19). Dalam nubuat ini, Yoyakim diingatkan tentang ayahnya, raja Yosia yang
memerintah dengan keadilan dan kebenaran (ay.15), bahkan mengadili perkara
orang sengsara dan orang miskin dengan adil (ay.16). Bagi Tuhan,
sebagaimana yang dinubuatkan oleh nabi Yeremia, kalau mau mengenal
diriNYA (Tuhan), maka lakukan keadilan. Artinya, orang yang melakukan
keadilan adalah orang yang mengenal Tuhan. Meskipun kita rajin berdoa,
ibadah, baca Firman Tuhan, namun jika kita tidak melakukan keadilan, maka
kita sebenarnya belum mengenal Tuhan.
Pertanyaan Diskusi
1. Apa komentar anda tentang penanganan kasus-kasus yang dialami oleh
orang miskin dan susah, serta orang kaya atau yang punya pangkat dan
jabatan?
2. Bagaimana anda melihat penanganan kasus-kasus tersebut dalam
kaitannya dengan Firman Tuhan tadi?
16
3. Apakah anda telah memperlakukan keadilan, sehingga dapat menjadi
contoh dalam keluarga atau orang-orang di sekitar anda? Jelaskan!
MEDITASI LAKI-LAKI
Selasa, 25 Juli 2023
2. Pelayanan Firman
- Doa mohon Roh Kudus oleh pemimpin ibadah
- Pembacaan Alkitab oleh pemimpin ibadah,
- Pemimpin ibadah menyampaikan pesan teks:
Umumnya orang menganggap bahwa laki-laki yang berwibawa adalah
laki-laki yang tegas, jarang senyum, apalagi tertawa. Laki-laki yang
tegas adalah laki-laki yang berwibawa. Lewat teks bacaan Alkitab tadi,
tampak bahwa ketegasan bukanlah tanda bahwa seseorang itu
berwibawa. Kewibawaan seorang laki-lak dalam suatu rumah tangga
tidak semata-mata bukan terletak pada sikap tegasnya. Dalam teks
bacaan Efesus 6:1-4, khususnya ayat 4 terlihat bahwa laki-laki (bapa-
bapa) yang berwibawa adalah laki-laki sikapnya tidak menimbulkan
amarah dalam hati anak-anak. Dalam hal ini, laki-laki yang berwibawa
adalah laki-laki yang mendidik, memberikan ajaran, dan yang selalu
17
menasihati anak-anak. Sikap ini merupakan wujud bagian dari karakter
ramah dan peduli yang ditunjukkan oleh laki-laki. Dalam sikap seperti
inilah wibawa seorang laki-laki itu akan nampak, dan sikap ini akan
menghasilkan hidup bersama yang rukun dan damai.
3. Meditasi
- Menyanyikan lagu : KJ No.457 : 1, 4 “Ya Tuhan Tiap Jam”.
- Peserta ibadah membacakan berulang-ulang pembacaan Alkitab
tersebut dalam hatinya, sambil menemukan bagian Firman Tuhan
yang dianggap menyentuh hati dan penuh makna bagi dirinya.
- Setiap peserta merenungkan bagian yang bermakna bagi dirinya dan
bertekad untuk mencerminkan hal tersebut dalam sikap hidup yang
berpadanan dengan kehendak Tuhan.
- Setiap peserta ibadah mengakhiri meditasinya dengan berdoa dalam
hati
4. Penutup
- Doa Syukur oleh pemimpin ibadah
- Nyanyian Pengutusan : KJ No. 427 : 1 “Ku Suka Menuturkan”
- Berkat
18
PA PEREMPUAN
Rabu, 05 Juli 2023
TELAAH TEKS:
1. Surat Yohanes yang pertama dialamatkan kepada jemaat Kristen yang
didirikan dalam iman dan kebenaran, namun menghadapi tantangan yang
serius dari para guru/nabi palsu yang muncul dan menyesatkan banyak
orang (.Mat.24:11). Siapakah guru-guru palsu itu? Mereka pernah berada di
dalam gereja tetapi menarik diri dari sana.(1Yoh.2:19). Walaupun mereka
telah meninggalkan gereja, mereka tetap berusaha untuk menyebarkan
ajaran mereka ke dalamnya dan membujuk anggota jemaat untuk beralih
dari iman yang sejati (1 Yoh.2:26). Para guru palsu ini mengajarkan bahwa
Yesus bukanlah Mesias. Sangatlah sulit bagi seorang Yahudi untuk percaya
kepada seorang Mesias yang disalibkan. Selain itu, pengaruh ajaran gnostic
(pengetahuan) juga paling berbahaya yang mengancam gereja pada saat
itu. Penganut Gnostik mengajarkan bahwa tubuh pada hakekatnya adalah
jahat, maka tidak menjadi penting bagi seseorang untuk merawat tubuhnya
dengan baik, sebaliknya tubuh digunakan untuk memuaskan hawa nafsu
tanpa batas.(berzinah). Ajaran-ajaran tersebut, sangat berpotensi terhadap
perpecahan dalam Jemaat.
2. Dalam realitas tersebut, Yohanes menyampaikan ajaran yang benar untuk
memelihara iman dan persekutuan jemaat sebagai Tubuh Kristus (Band. 1
Kor.12:1-31). Yohanes dengan tegas mengatakan apa yang kami
sampaikan kepadamu adalah sebuah kebenaran yang kami dengar dari
19
Yesus Kristus bahwa Allah adalah terang dan didalam Dia tidak ada
kegelapan (ay.5). Di sini, Yohanes menghubungkan terang dengan sifat
Allah, yakni kebaikan, keutuhan, kebijaksanaan, dll. Maka mereka yang
hidup dalam persekutuan dengan Allah adalah mereka yang dapat
membangun persekutuan hidup dengan sesama (ay.7a). Sedangkan
kegelapan menunjuk kepada perbuatan yang jahat, seperti: kebejatan
moral, perzinahan, penghujatan terhadap Allah, menyesatkan orang
beriman. Dengan demikian, jemaat tidak boleh mengikuti ajaran yang
diajarkan oleh guru-guru palsu maupun kelompok gnostic. Sebaliknya, umat
harus berpegang pada kebenaran bahwa Kristus adalah Mesias, Anak Allah
yang disalibkan untuk membebaskan kita dari dosa (ay.7b). Pernyataan ini
sekaligus membantah anggapan lawan-lawan Yohanes 1 bahwa mereka tidak
mempunyai dosa. Menurut Yohanes, mereka menipu diri sendiri dan
kebenaran tidak ada didalam mereka (ay.8). Kebenaran yang dimaksudkan
di sini ialah bahwa guru-guru palsu mengatakan bahwa mereka mengenal
Allah, ternyata sama sekali berlawanan dengan perkataan dan perbuatan
mereka (menyesatkan sesama, menghujat Allah, kebejatan moral., dan lain-
lain). Selanjutnya, Yohanes mendorong mereka untuk mengakui dosa-dosa
yang telah diperbuat kepada Allah, maka Allah akan mengampuni segala
dosa yang kita perbuat dengan adil dan setia (ay.9). Yohanes mengutuk
orang pendusta yang mengatakan bahwa ia mengenal Allah tapi tidak
melakukan perintah-perintah Allah; seseorang mengatakan bahwa ia
berada dalam persekutuan dengan Kristus, namun hidup dalam dosa
adalah pendusta karena tidak melakukan kebenaran Firman (ay.6,10).
3. Tema Minggu ini, “Hidup Bersama Sebagai Tubuh Kristus”. Tema ini mau
menegaskan kepada perempuan GPM saat ini, bahwa kita telah
dipersatukan denga Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib. Dengan
demikian kita telah hidup didalam terang Kristus yang menuntun kita untuk
membangun persekutuan hidup dengan sesama melalui sikap saling
menolong, saling menghargai, saling mengasihi, saling melayani, dan
sebagainya.
Pertanyaan PA:
1. Apa pesan perikop 1 Yohanes 1 : 5 - 10 bagi perempuan gereja masa kini
2. Apa pendapat saudara tentang makna hidup bersama sebagai Tubuh
Kristus (tema mingguan)
20
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 12 Juli 2023
21
serakah. Mereka menipu orang jujur dan membebani orang miskin dengan
pajak yang berat. Di sisi lain, mereka setia melakukan perayaan-perayaan
keagamaan.tapi Tuhan mulai bosan dengan ibadat mereka yang pura-pura
(munafik) sebab mereka tidak memperlakukan sesama dengan baik.
Perbuatan mereka keji dihadapan Tuhan sebagaimana dijelaskan dalam
perikop bacaan kita tadi. Ayat 5: para pedagang membuat ukuran dan
timbangan palsu (curang) dengan cara mengecilkan efa (timbangan untuk
menjual gandum dan terigu) dan membesarkan syikal (batu timbangan
untuk menimbang emas dan perak). Akibatnya, gandum atau terigu dijual
dengan harga yang mahal tapi jumlahnya sedikit. Demikian juga dengan
emas dan perak dijual dengan jumlah yang kecil tapi mendapatkan
keuntungan berlipat ganda. Ayat 6, mereka menjual terigu yang rusak
bercampur terigu yang baik, kepada orang miskin sehingga terigu yang
dibeli itu tidak baik kualitas (tidak sehat). Dosa yang dilakukan oleh bangsa
Israel (para pemimpin, orang kaya) akan mendatangkan penghukuman
Allah bagi mereka.(ay.7-8).
3. Tema Minggu ini: “Upayakanlah Kesejahteraan Bersama” merupakan
Misi/Tugas Gereja (orang Kristen) untuk menghadirkan keadilan,
kedamaian, kemakmuran bagi sesama; terutama kaum yang lemah (orang
miskin). Selain itu, tidak boleh melakukan praktek makan riba (memperoleh
keuntungan yang besar), tidak melakukan penipuan, kecurangan karena
dapat mengorbankan hidup sesama. Sebaliknya dengan jabatan, kuasa dan
kekayaan kita membantu mereka yang memerlukan bantuan. Kata Paulus:
Kita yang kuat wajib membantu orang yang lemah (Roma 15:1)
22
DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 19 Juli 2023
23
selesai dan kembali bekerja. Namun, seminggu kemudian dia mendapat
panggilan pemeriksaan dari polisi dan duduk sebagai seorang terdakwa.
Selama siding berlangsung, seluruh pihak; keluarga, tetangga, aktivis
perjuangan perempuan, LSM memberikan dukungan dan tekanan melalui
media sosial memohon keadilan bagi ibu Mina, akhirnya wanita yang
keseharian bekerja di kebun untuk hidup, tidak ditahan di sel tahanan.
2. Kajian Teks :Kitab Zakharia dialamatkan kepada rakyat Yehuda yang baru
kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Babel (Thn.538 SM). Mereka
segera melakukan pekerjaan pembangunan Bait Allah (pusat ibadat) dan
penyelesaian sejumlah persoalan yang sedang dihadapi rakyat Yehuda
pasca pembuangan, antara lain: pelaksanaan puasa untuk memperingati
kehancuran bait Allah bukan dilakukan memuliakan Tuhan, justeru
dilakukan untuk diri sendiri (ay.5-6). Mereka beribadah kepada Tuhan tetapi
mengabaikan perintah atau hukum Tuhan. Puasa mereka sia-sia karena
tidak membuat mereka lebih peduli terhadap kaum miskin. Hal ini dijelaskan
dalam perikop bacaan tadi, Firman Tuhan melalui Zakhariaz sangat keras.
Tuhan mengingatkan rakyat Yehuda bahwa mereka tidak pernah
bersungguh-sungguh berpuasa kepada Tuhan? Mereka tidak melakukan
puasa dengan didorong oleh motivasi yang sejati untuk Tuhan? Sebab
Puasa (ibadah)) yang sejati adalah memerdekakan orang yang teraniaya
(band.Yes.58:6); menegakkan hukum dan memperhatikan dengan kasih
saying kepada mereka yang lemah (ay.9), dan jangan menindas dan
memberlakukan ketidakadilan dengan mengambil hak orang lemah; janda,
anak yatim, orang asing, dan orang miskin serta jangan melakukan
kejahatan kepada mereka (ay.10). Karena Tuhan akan memberi keadilan
kepada orang yang tertindas, dan membela perkara orang miskin
(band.Maz.140:13). Tetapi Allah menghukum orang jahat yang suka
menindas orang lemah; janda, anak yatim piatu (band.Mal.3:5).
3. Tema Mingguan: “Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah” tema ini
mengingatkan orang percaya (perempuan) bahwa ada banyak kasus
ketidakadilan terhadap mereka yang lemah; orang miskin, janda, yatim
piatu, korban kekerasan, dll. Perempuan gereja terpanggil untuk
memperjuangkan keadilan bagi mereka.
Pertanyaan Diskusi:
1. Apa yang dapat perempuan gereja maknai dari kisah seorang ibu yang
dihukum karena memetik 3 buah kakao dalam hubungan dengan nas
bacaan Zakharia 7: 8-10.
24
2. Apakah perempuan gereja sudah memperjuangkan keadilan bagi yang
lemah? Jika sudah apa saja? Jika belum apa kendala dan berikan
solusinya.
MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 26 Juli 2023
Langkah-Langkah Meditasi :
1. Pelayan mempersilahkan peserta kebaktian berdiri dan melagukan PKJ.No.2
“Mulia, Mulia NamaNya”
Mulia, mulia, nama-Nya. Bagi Yesus kemuliaan pujisembah!
Mulia kekuasaan-Nya memb’ri berkat bagi jemaat bersyukurlah!
Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus. Dialah selamanya Sang Raja benar
Mulia, mulia nama-Nya. Sang Penebus, Maha kudus, Maha besar!
2. Pelayan menyampaikan Doa Pembukaan
3. Pelayan mengajak peserta kebaktian melagukan PKJ. No. 255
“FirmanMu Kupegang Selalu”
FirmanMu kupegang selalu, saat duka saat senang.
Jalan hidupyang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firmanMu kupegang selalu, sayapMu tempat berteduh.
25
FirmanMu Tuhan, kupegang s’lalu.
Hilanglah keraguanku! Bila hatiku rasa susah,
padaMu aku berserah, firmanMu ku pegang selalu,
maka amanlah jiwaku.
4. Pelayan mengajak peserta kebaktian memabaca Alkitab: Kejadian 21: 8-21
secara bersama-sama. Kemudian masing-masing membaca ulang dalam hati
selama 3-5 menit.
5. Pelayan memberikan beberapa catatan tentang perikop Kejadian 21:8-21:
Anak adalah milik Tuhan (band.Maz.127:3) yang dianugerahkan bagi
setiap orang tua (keluarga). Orang tua memiliki tanggungjawab untuk
memelihara, melindungi dan membahagiakan anak. Memang, ada orang
tua yang berjuang sungguh-sungguh untuk membahagiakan anaknya.
Namun, ada orang tua yang menyia-nyiakan kehadiran seorang anak
dengan melakukan tindakan kekerasan; baik kekerasan fisik (pemukulan,
penganiayaan) maupun kekerasan psikis (caci maki, penghinaan,dll)
Kekerasan juga dialami oleh Hagar dan Ismail. Perikop Kejadian 21:8-21
menyebutkan Abraham mengusir Hagar dan Ismail, anaknya. Tindakan
kekerasan ini disebabkan oleh kecemburuan Sara yang berpikir bahwa
Ismail bisa menjadi “saingan” bagi Izhak untuk mendapatkan hak sebagai
ahli waris (ay.10). Hagar dan Ismail mengembara di padang gurun
Bersyeba (ay.14). Perjalanan di padang gurun semakin berat karena
mereka kehabisan air. Hal ini membuat Hagar menjadi putus asa lalu
membuang Ismail ke semak-semak (ay.15). Sementara itu, dia berdiri
dari kejauhan sambil menangis dan berkata, “Tidak tahan aku melihat
anak itu mati (ay.16). Tangisan Hagar dan Ismail didengar oleh Tuhan,
maka Ia mengutus malaikat untuk menyelamatkan Ismail, anak Hagar.
Tuhan Allah juga menuntun membuka mata Hagar sehingga dia dapat
melihat sumur (ay.19). Tindakan penyelamatan Allah ini menunjukkan
bahwa Allah peduli kepada anak.(korban kekerasan). Dengan demikian,
perempuan gereja juga harus memperjuangkan hidup yang ramah dan
peduli kepada anak. STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK!
6. Pelayan memberikan kesempatan kepada peserta kebaktian untuk berbagi
pendapat ataupun pengalaman berkaitan dengan tema mingguan: Hidup
Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada Anak berdasarkan Kejadian 21:8-
21.
7. Pelayan mengajak peserta kebaktian untuk memberikan persembahan syukur
sambil melagukan PKJ No 216 “Berlimpah Sukacita DiHatiku”
26
1. Berlimpah sukacita dihatiku, dihatiku, dihatiku. Berlimpah sukacita
dihatiku tetap dihatiku.
Reff: Aku bersyukur bersukacita, kasih Tuhan diam didalamku (2X)
2. Berlimpah kasih Yesus dihatiku, dihatiku, dihatiku. Berlimpah kasih
Yesus di hatiku, tetap dihatiku (ulang reff).
8. Pelayan berdoa syukur :
9. Pelayan mengajak peserta kebaktian melagukan PKJ No 165 : 2
“Janji Yang Manis”
Yakinkan janji: Kau tak kulupakan, dengan sukacita aku jalan t’rus.
Dunia dan kawan tiada kuharapkan, satu yang setia, Yesus Penebus.
Refrein: Kau tidak’kan Aku lupakan, Aku memimpinmu, Aku membimbingmu,
Kau tidak’kan Aku lupakan, Aku Penolongmu, yakinlah teguh.
10. Berkat: “Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan
Persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” Amin.
PA PEMUDA
Kamis, 06 Juli 2023
Kajian Teks :
1. Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia pada pasal 3:25-29 yang menjadi
bacaan hari ini merupakan suatu penegasan yang Paulus sampaikan
kepada umat di Galilea tentang kepenuhan Janji Allah yang memberikan
kebebasan kepada setiap orang percaya agar mereka tidak lagi
terkungkung dalam dosa dan perhambaan apapun. Oleh karenanya, setiap
orang yang telah menerima Kristus dan hidup di dalam Kristus akan
menerima Janji Keselamatan Allah. Pada ayat 28, secara tegas Paulus
menyampaikan bahwa tidak akan ada lagi orang Yahudi atau Yunani,
hamba atau orang merdeka bahkan laki-laki atau perempuan. Tidak ada lagi
sekat yang membatasi, semua orang percaya menerima Janji yang sama
yakni Janji Keselamatan Allah.
2. Janji adalah hutang yang harus dibayar. Pernahkah saudara/i mendengar
bunyi kalimat ini? Ya! Janji adalah suatu komitmen yang harus dipenuhi.
Berjanji berarti berkomitmen dan harus berusaha menepatinya dan tidak
27
boleh ada pengingkaran. Letak kepercayaan yang paling tinggi adalah
menepati janji, sebab dengan menepati janji maka seseorang akan sangat
dihargai, dipercayai dan diandalkan.
3. Janji manusia sangat mungkin bisa diingkari tetapi janji Allah di dalam karya
keselamatan Yesus Kristus adalah pasti. Sebagai pemuda/I Kristen,
seyogianya kita harus dapat meneladani teladan Kristus yang menggenapi
Janji-Nya untuk menyelamatkan semua orang percaya. Benar bahwa pasti
ada kealpaan untuk mengingkari janji atau komitmen kita namun
sedapatnya kita harus berusaha untuk menepati setiap janji yang kita
sampaikan kepada sesama dalam lingkup keluarga, gereja dan masyarakat.
Orang-orang muda harus dapat diandalkan, dapat dipercaya dan
diperhitungkan dan untuk menjadi orang-orang muda yang punya integritas
demikian maka tunjukkanlah itu lewat komitmen dan aksi yang nyata.
Pertanyaan :
1. Apa yang sdr/i maknai dari Pembacaan hari ini dalam kaitan dengan Hidup
bersama sebagai tubuh Kristus ?
2. Kemukakanlah pengalaman Sdr/i terkait dengan Komitmen atau Janji dalam
Lingkup Keluarga, Gereja (Pelayanan) dan Masyarakat!
28
RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 13 Juli 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Bertobat bukan selalu tentang pilihan, tetapi cara waras untuk bertindak,
tujuan indah untuk menghargai hidup, solusi terbaik untuk sadar sudah
terlalu lama berdosa. Kutipan ini sungguh menggugah hati kita dan
menyadarkan kita agar tidak terlarut dalam hidup yang dipenuhi dosa. Tidak
menjadi hamba dosa dan menuruti semua keinginan yang bertentangan
dengan kehendak Tuhan.
29
mendukakan Roh Kudus Allah. Oleh karenanya, bagian terakhir bacaan kita
disampaikan oleh Paulus untuk mengingatkan kita agar hidup di dalam
kasih dan saling mengampuni sebagai sesama manusia.
DISKUSI PEMUDA
Kamis, 20 Juli 2023
Studi Kasus1
1
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/24/01300001/kasus-kasus-
ketidakadilan-di-indonesia.
30
keterangan asal usul kayu tersebut. Ahli hukum dan mantan hakim konstitusi
yang pernah menjadi saksi untuk Asyani, Achmad Sodiki, pun meragukan bukti
yang digunakan dalam pengadilan. Ia menyebut kronologi pencurian kayu dan
identifikasi kayu masih tidak jelas. Asyani juga tidak seharusnya dijerat dengan
UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan. Menurutnya, undang-undang tersebut didesain untuk
menjerat pelaku perusakan hutan yang masif dan berskala besar, bukan untuk
menjerat warga di sekitar hutan yang kerusakannya tak signifikan.
Dari kasus diatas, ada beberapa pertanyaan yang akan disampaikan untuk
didiskusikan :
1. Menurut Sdr/i, Benarkah pemberlakukan keadilan bagi Sang Ibu yang
“mencuri” itu? Kemukakan alasannya!
2. Bila dikaitkan dengan bacaan kita, apakah kasus diatas tergolong
penindasan bagi kaum lemah? Jelaskan!
3. Sebagai orang-orang muda, apa yang akan Sdr/I lakukan jika
diperhadapkan dengan situasi seperti kasus diatas?
MEDITASI PEMUDA
Kamis, 27 Juli 2023
Langkah-Langkah Meditasi :
31
- Setelah itu, pemimpin kebaktian memberikan kesempatan kepada
peserta kebaktian untuk menyampaikan hasil perenungannya.
- Hasil tersebut dikemas dengan menyampaikan sebuah Quote atau
Kutipan yang memotivasi.
6. Pemimpin kebaktian menyampaikan Pesan Teks dengan Rumusan Quote
atau Kutipan juga.
7. Doa syukur oleh Pemimpin.
8. Menyanyi Ny. GPM. No. 255 : 1 “Tuhan Penyelamat”
9. Berkat .
PA UNIT
Jumat, 07 Juli 2023
Pengantar:
1. Surat Paulus kepada jemaat di Roma sebagai nasehatnya ditengah kondisi
pertentangan antara orang kristen Yahudi dan orang kristen non Yahudi.
Menurut mereka dari golongan kristen Yahudi bahwa dengan melakukan
hukum taurat dan sunat maka ia akan diselamatkan. Mereka mengklaim
bahwa keselamatan hanya pada mereka saja dan di luar persekutuan
mereka tidak ada keselamatan. Hal ini tentu mengganggu relasi hidup
persekutuan jemaat teristimewa dengan mereka dari golongan non Yahudi.
Untuk mengatasinya, maka melalui surat pastoralnya, Paulus dengan
panjang lebar menjelaskan tentang keselamatan sebagai anugerah Allah
didalam karya penebusan Tuhan Yesus Kristus. Ketika manusia jatuh ke
dalam dosa, maka ia berada dalam penghukuman (1:18-32;). Tidak ada
32
seorangpun yang dapat menyelamatkan dirinya dari penghukuman Allah
atas dosanya, baik orang Yahudi maupun non Yahudi (2:1-16;17-29). Hanya
karena kasih karunia Allah didalam Kristus, semua manusia yang beriman
dan percaya akan dibenarkan dan diselamatkan. Itulah sebabnya sangat
penting dan menentukan adalah jawaban iman semua orang, baik orang
Yahudi maupun non Yahudi kepada Kristus atas keselamatan sebagai kasih
karunia dari Allah(3:21-31). Beriman kepada Kristus akan terwujud didalam
relasi hidup bersama orang percaya sebagai tubuh Kristus.
2. Rasul Paulus menegaskan bahwa sebagai orang yang beriman kepada
Tuhan Yesus harus menampakkan dan mewujudkan hidup di dalam KASIH
antar saudara seiman dan semua orang sebagai sesamanya(12:9-21).
Orang yang hidup dan mengalami kasih Kristus akan menampakan sikap
empatinya dengan sesama ketika mereka mengalami kondisi apapun, baik
suka maupun duka. Hal ini diungkapkan dalam ayat 15, “bersukacitalah
dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang
menangis”. Artinya sikap empati sebagai wujud kasih Kristus ketika kita
mengambil bagian dengan sesama saat mereka merasakan sukacita dan
kegembiraan maupun kesedihan atau dukacita. Kasih yang tidak hanya
simpati saja, namun kasih yang empati dimana kita menempatkan seluruh
keberadaan kita bersama-sama pada situasi orang tersebut. Kasih yang
berempati berpusat pada HATI yang berbelas kasih dengan orang lain.
Memang diakui untuk mewujudkan hal demikian bukanlah perkara mudah,
sebab sikap kemanusiaan kita cenderung untuk melakukan hal yang
terbalik. Kalau ada yang bersukacita, kita menjadi iri hati. Tetapi kalau ada
yang berduka, kita bersikap tidak peduli atau malah bersuka kalau orang
tersebut tidak kita sukai. Hal ini perlu kita rubah dalam sebuah pertobatan
dengan sungguh-sungguh menghayati cinta kasih Kristus bagi kehidupan
kita bersama. Di ayat 16, Paulus menasehati kita agar tetap satu hati
dengan hidup dalam kerendahan hati. Jangan mengganggap diri pandai
dengan memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi pikirkanlah perkara-
perkara yang sederhana. Sebab hal demikian akan mengganggu kerukunan
hidup. Kerukunan hidup sebagai satu persekutuan adalah hal penting.
Kerukunan dalam persekutuan unit dan sektor harus kita wujudkan sebagai
orang percaya. Kerukunan dapat kita lakukan ketika masing-masing orang
mewujudkan sikap kerendahan hati, tidak sombong serta tinggi hati. Kita
merasa semua orang penting dan berarti dalam satu persekutuan.
Sekalipun kita punya kelebihan, namun kita juga mempunyai kelemahan.
Seperti itu pula dengan orang lain. Itulah sebabnya bagaimana masing-
33
masing orang mempunyai talenta untuk saling melengkapi dalam
mewujudkan persekutuan hidup bersama sebagai tubuh Kristus,
sebagaimana tema mingguan kita.
3. Tema mingguan :”hidup bersama sebagai Tubuh Kristus” hendak
menegaskan bahwa kehidupan kita bersama sebagai satu persekutuan
dengan menampakan sikap hidup saling membantu, mengasihi, menopang
satu dengan yang lain, maka kita telah wujudkan persekutuan hidup sebagai
tubuh Kristus. Begitupun sebaliknya kalau yang kita nampakkan kondisi
pertikaian, perselisihan, pertentangan, maka hal itu akan merusak
persekutuan bersama sebagai tubuh Kristus.
Pertanyaan PA :
1. Apa makna dari nas alkitab “hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu
bersama” dalam hubungan dengan tema mingguan “hidup bersama sebagai
Tubuh Kristus” ?
2. Hal apa saja yang menjadi kendala dalam upaya mewujudkan hidup
bersama yang baik dan berkualitas dan apa solusinya ?
RENUNGAN UNIT
Jumat, 14 Juli 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Sebagai makhluk sosial kita tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa orang
lain. Allah telah menciptakan kita untuk hidup bersama dan membangun
masa depan yang baik secara bersama pula. Perintah dan amanat Tuhan
itu tentu tidak mudah kita lakukan sebab pada kenyataannya sebagai
manusia kecenderungan mementingkan diri sendiri sangat kuat. Kenyataan
ini menjadi tantangan untuk kita dalam mewujudkan kebersamaan hidup
yang baik dan berkualitas. Namun hal tersebut jangan menyurutkan
semangat kita dalam mewujudkan hidup yang baik dan berkualitas demi
kesejahteraan bersama.
34
2. Nas bacaan kita di saat ini juga menjadi pergumulan pemazmur bersama
dengan umat Israel saat mereka datang ke rumah Tuhan untuh berdoa dan
menyembah kepada Tuhan. Dalam doa itu pemazmur menyampaikan
kerinduannya untuk kesejahteraan terjadi di kota Yerusalem. Kesejahteraan
dan kesentosaan menjadi milik para pemimpin dan umat di kota suci itu.
Kesejahteraan yang bukan saja untuk kota Yerusalem tetapi juga untuk
lingkungan tempat tinggal dan keluarga. Sebab dengan kesejahteraan hidup
dalam keluarga, bertetangga di lingkungan serta semua warga kota, maka
dengan sendirinya semua akan menikmati kehidupan yang baik dan
berkualitas. Baik itu secara jasmani dimana kebutuhan hidup sesehari
terpenuhi maupun kehidupan rohani dimana umat mewujudkan sikap hidup
takut akan Tuhan.
3. Apa yang menjadi kerinduan dan harapan pemazmur untuk hidup sejahtera
bagi umat dimintakan oleh pemazmur dari Tuhan dengan datang ke rumah
Tuhan. Pemazmur tidak meminta kesejahteraan ketika ia ada di istana atau
tempat lain. Tetapi pemazmur menyadari sungguh bahwa sumber sejahtera
adalah Tuhan Allah dan pemazmur langsung datang kepadaNya di
rumahNya. Sebab pemazmur yakin bahwa Tuhan bersemayam dan berdiam
di rumahNya dan itulah salah satu tempat yang penting untuk memanjatkan
permohonannya. Lebih baik satu hari di pelataran Tuhan dari pada seribu
hari di tempat lain (Maz.84:11).
4. Pemazmur dalam menyampaikan permohonannya kepada Tuhan dengan
tidak sendiri, namun iapun mengajak umat untuk bersama-sama. Sebab
untuk menikmati hidup sejahtera bukan hanya berlaku pada segelintir orang
saja. Bukan saja untuk kelompok tertentu saja, namun kepada semua
orang. Itulah sebabnya pemazmur mengajak umat untuk bersama-sama
datang kepada Tuhan di rumahNya serta memanjatkan harapan dan
kerinduan untuk kesejahteraan hidup bersama. Kebersamaan untuk
menyatu hati, satu harapan dan tujuan, tidak ada perpecahan dan
perselisihan. Dengan mewujudkan hal demikian maka umat akan menikmati
berkat Tuhan. Persekutuan yang indah dan rukun, ke sanalah Tuhan
memerintahkan berkatNya.(Maz.133).
5. Sebagai pribadi, keluarga maupun persekutuan unit, kitapun punya
kerinduan dan harapan untuk menikmati kesejahteraan bersama. Untuk itu
semua keteladanan pemazmur menjadi hal penting untuk kita lakukan.
Dengan setia dan taat datang di rumah Tuhan, memuji dan menyembahNya
serta memohon berkat kesejahteraan dari Tuhan. Tuhan sumber berkat dan
sejahtera dan tidak ada pada kekuatan lain di luar Tuhan. Bisa saja
35
mendapat berkat dengan cara lain dengan mengandalkan kekuatan di luar
Tuhan, tetapi tidak membawa berkat dan sukacita. Sebab semuanya itu sia-
sia dan membawa kebinasaan. Pentingnya dalam kebersamaan datang
kepada Tuhan, menyatu hati sebagai satu persekutuan hidup yang indah
dan manis di hadapan Tuhan. Tuhan tidak akan mencurahkan berkat damai
sejahtera bagi kehidupan kita dalam keluarga, persekutuan unit, jemaat
ataupun masyarakat kalau ada perselisihan, pertentangan pertikaian.
Namun hanya dalam persekutuan yang saling mengasihi, menopang satu
dengan yang lain maka selalu ada berkat dari Tuhan.
DISKUSI UNIT
Jumat, 21 Juli 2023
Pengantar Diskusi :
S aat ini sering terjadi di tengah masyarakat dimana orang-orang “kecil” yaitu
orang asing, janda, yatim mengalami penindasan atas hak-hak hidup
mereka serta diperlakukan secara tidak adil. Banyak berita dan peristiwa
mewarnai realitas hidup dalam masyarakat yang membuktikan bahwa keadilan
serta keberpihakan kepada mereka kaum lemah, masih jauh dari apa yang
diharapkan. Hukum hanya menjadi milik mereka yang punya uang, jabatan dan
kekuasaan. Hukum seakang jauh dan tidak berpihak kepada mereka yang
lemah. Hukum ibarat pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Dalam
kondisi demikian, diharapkan kehadiran kita sebagai gereja atau orang kristen
36
yang terpanggil untuk menyuarakan dan memperjuangkan keadilan serta hak-
hak hidup mereka yang lemah, mesti terwujud dalam seluruh panggilan
pelayanan kita. Kita selalu membangun persekutuan dengan Allah yang penuh
kasih dalam doa dan ibadah. Hal tersebut mesti menjadi kekuatan bagi kita
untuk melaksanakan tugas dan panggilan tersebut. Sangat miris kalau sampai
kita lupa terhadap tanggung jawab dan panggilan untuk memperjuangkan
keadilan bagi yang lemah, apalagi larut dan ikut menyuburkan tindakan-
tindakan ketidakadilan dan kekerasan. Sebab hal tersebut tidak sesuai dengan
apa yang Tuhan kehendaki. Dialah Allah Yang Maha Adil dan selalu
menyatakan keberpihakanNya kepada mereka yang lemah dan mengalami
berbagai tindakan kekerasan. Kita pun akan berhadapan dengan Tuhan Allah
yang menegur untuk sebuah pembaharuan dan pertobatan hidup.
Kajian Nas
Nas diskusi kita saat ini menyaksikan tentang teguran Allah yang keras dan
tegas kepada umat pilihan Israel yang mengabaikan tanggung jawab
keberpihakkan kepada mereka sebagai orang asing, janda, yatim serta yang
mengalami tindakan kekerasan. Allah sangat marah, sebab realitas perbuatan
umat Israel yang dinilai “munafik” kepada Allah. Disatu sisi mereka mencuri,
membunuh, berzinah, bersumpah palsu, menyembah dan mengikuti baal dan
allah-allah lain, sedangkan disisi yang lain dengan tegak berdiri mereka datang
ke hadapan Tuhan dan berkata “kita selamat”(ayat 11). Mereka menganggap,
Tuhan seakan “buta” dan tidak melihat apa yang mereka lakukan. Mereka pun
merasa aman dan nyaman dengan keberadaan yang baik-baik dan aman-aman
saja. Sehingga hal tersebut membuat mereka terus berkanjang dengan sikap
dan perbuatan yang mendukakan hati Tuhan. Melalui nabi Yeremia, Allah
menyampaikan kepada umat Israel untuk berbalik dan bertobat dengan
memperbaiki langkah hidup dan perbuatan mereka. Yakni dengan tidak
menindas dan melakukan kekerasan kepada mereka yang lemah serta tidak
menyembah baal dan allah-allah lain, maka Tuhan Allah akan berdiam bersama
dengan mereka di tanah yang diberikan Tuhan kepada leluhur mereka. Janji
penyertaan Tuhan sebagai janji berkat berlaku tanpa batas waktu, sampai
kekal. Hal ini penting dan mesti direspons oleh umat dengan kesungguhan hati
serta mewujudkan dan melakukannya dalam seluruh kehidupan mereka yakni
harus dan senantiasa berlaku adil kepada mereka yang lemah.
Tema Mingguan.
37
Hal ini sesuai dengan tema mingguan kita “perjuangkanlah keadilan bagi yang
lemah”. Tema ini menegaskan bagi kita semua bahwa realitas hidup yang
penuh dengan ketidakadilan dan kekerasan membuat kita semua terpanggil
untuk berjuang mewujudkan keadilan bagi mereka sebagai orang asing, miskin,
janda, yatim. Sebab mereka inilah yang selalu menjadi korban kesewenang-
wenangan dari orang-orang yang mempunyai uang, kekuasaan dan jabatan.
Itulah sebabnya sebagai orang kristen, ketika kita menjadi orang-orang yang
mempunyai kesempatan dan talenta serta berkat dari Tuhan, maka semestinya
kita wujudkan dalam tanggung jawab panggilan untuk memperjuangkan
keadilan kepada mereka yang lemah.
Pertanyaan Diskusi :
1. Apa komentar saudara ketika kita mempunyai kesempatan, berkat dan
talenta dari Tuhan, namun kita tidak gunakan untuk membantu dan
menolong mereka yang lemah ?
2. Diskusikanlah realitas hidup kita sebagai orang kristen yang sangat rajin
beribadah, namun terkadang sikap dan perilaku jauh dari hakekat ibadah itu
sendiri !
MEDITASI UNIT
Jumat, 28 Juli 2023
Langkah-Langkah Meditasi :
1. Nyanyian pembukaan KJ. No. 355 : 1, 2 mengawali kegiatan meditasi
2. Pemimpin berdoa awal membuka kegiatan meditasi sekaligus memohon
tuntunan Roh Kudus untuk pembacaan alkitab.
3. Membaca alkitab secara bersama-sama dan diulang lagi sambil
memahaminya lebih seksama.
4. Pemimpin membacakan pengantar sebelum masuk ke dalam meditasi :
38
Seringkali anak-anak tidak mendapat perhatian yang layak dalam kehidupan
bermasyarakat. Mereka dianggap sebagai kelompok yang lemah dan sering
diabaikan. Hal ini terjadi saat orang datang membawa anak-anak untuk
didoakan dan diberkati Tuhan Yesus, justru mereka dimarahi oleh murid-
muridNya. Dalam pandangan para murid, anak-anak tidak layak untuk
datang kepada Yesus. Ke mana saja Tuhan Yesus pergi, banyak sekali
orang-orang datang dan mengikutiNya. Menurut para murid, anak-anak
dengan kondisi mereka pasti merepotkan urusan penting Tuhan Yesus
bersama dengan orang banyak. Namun reaksi Yesus justru berbeda dengan
para murid, dimana Ia menyambut mereka dengan penuh sukacita dan
menyatakan bahwa orang-orang seperti merekalah yang empunya kerajaan
Allah. Tuhan Yesus mau menyatakan bahwa orang yang seperti anak-anak
inilah yang dinilai hina dan rendah justru yang akan memiliki kerajaan Allah.
Kerajaan Allah diwarisi bukan pada kemuliaan manusia. Yang mulia bagi
manusia, justru hina bagi Allah. Sebaliknya yang hina bagi manusia, mulia
bagi Allah. Tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan latar
berlakang mereka. Kita semua adalah sama dihadapan Tuhan sebagai
orang-orang hina yang dimuliakan Tuhan karena anugerahNya dan bukan
karena apa yang kita miliki. Kebersamaan dengan tidak membeda-bedakan
satu dengan yang lain, adalah sangat penting untuk membangun
persekutuan hidup dalam kasih yang menerima dan menikmati berkat dari
Tuhan.
5. Pertanyaan untuk meditasi : hal apa saja yang mesti dilakukan sebagai satu
persekutuan untuk mewujudkan hidup bersama didalam kasih tanpa
membeda-bedakan satu dengan yang lain ?
6. Memasuki meditasi selama 15 menit dengan merenungkan pertanyaan di
atas dan dikaitkan dengan nas bacaan serta tema mingguan.
7. Masing-masing peserta menyampaikan hasil meditasi bisa berupa
pernyataan, puisi maupun lagu namun tidak saling menanggapi.
8. Pemimpin menyimpulkan semua hasil meditasi dengan kesimpulan akhir.
9. Pemimpin berdoa syukur.
10.Menyanyikan KJ. No. 355 : 3
11.Pemimpin memohon berkat Tuhan.
12.Menyanyikan lagu “Bapa terima kasih”.
39
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 01 Juli 2023
Pokok-Pokok Renungan:
1. Tanpa terasa kita telah melewati enam bulan pertama di tahun 2023. Kini,
kita telah tiba di anak tangga pertama bulan Juli. Adapun tema bulanan
yang diturunkan Lembaga Pembinaan Jemaat (LPJ) GPM, yakni
40
Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas. Tema ini
bertujuan untuk memudahkan kita, agar dapat memahami setiap
pemberitaan yang seyogianya berlangsung sepanjang bulan ini. Kata
bangunlah merupakan imperatif yang sesungguhnya merujuk kepada
suatu ajakan dengan kesadaran penuh. Ajakan seperti ini memberikan
semangat untuk berdiri atau bangkit dari satu kondisi tertentu. Jadi tema
bulanan kita menggambarkakn perintah secara sadar kepada sekelompok
orang untuk berdiri atau bangkit, dengan tujuan terciptanya suatu kondisi
yang baik dan berkualitas demi kepentingan bersama. Kepentingan
bersama yang dimaksudkan bukan untuk kelompok tertentu saja
melainkan merangkul semua orang dalam persekutuan tubuh Kristus. Hal-
hal yang harus dijangkau tidak hanya bersifat rohani saja melainkan juga
yang bersifat jasmani. Misalnya dengan mengupayakan kesejahteraan
bersama, memperjuangkan keadilan bagi yang lemah, ramah serta peduli
kepada anak-anak dan lain sebagainya. Kesadaran seperti ini tentu saja
harus dimulai dari pribadi masing-masing. Dengan demikian akan
terwujud harapan untuk membangun hidup bersama yang baik dan
berkualitas.
2. Efesus adalah salah satu kota di Asia Kecil yang pernah dikunjungi oleh
rasul Paulus, untuk memberitakan injil tentang Tuhan Yesus Kristus. Pada
zaman Paulus, kota Efesus masih sangat terkenal dengan penyembahan-
penyembahan berhala. Sebagian besar orang Efesus melakukan
penyembahan kepada berhala-berhala dan salah satunya yang paling
terkenal yaitu dewi Artemis. Meskipun demikian, Paulus sangat berhasil
menjalankan misinya di kota Efesus sehingga membuat sebagian besar
orang memutuskan untuk percaya kepada Kristus. Ketika di penjara,
Paulus menyurati jemaat Efesus agar mereka tidak lagi hidup sama
seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang
sia-sia. Artinya dengan sungguh meninggalkan manusia lama dan hidup
dengan manusia baru yang mengenal Kristus dan hidup dalam
kebenaran. Karena itu pada bagian bacaan kita Efesus 5:1-4, Paulus
kembali menegaskan kepada mereka agar hidup sebagai anak-anak
terang. Maksudnya ialah menjadi penurut-penurut Allah atau dengan kata
lain taat/patuh dan tidak melawan ketetapan-Nya. Salah satu nilai penting
yang juga dikemukakan Paulus dalam nasihatnya ialah agar jemaat hidup
di dalam kasih. Sama seperti Tuhan Yesus Kristus yang telah mengasihi
manusia sehingga menyerahkan diri-Nya sebagai persembahan dan
korban yang harum bagi Allah (ay. 2). Hidup dalam kasih yang
41
dimaksudkan Paulus dalam perikop ini ialah tidak melakukan hal-hal yang
menentang Allah karena untuk memperkatakannya saja dilarang (ay. 3-4).
3. Berbicara soal memberikan persembahan, seringkali orang berfikir hanya
sebatas mempersembahkan materi saja. Namun, persembahan yang
benar sesungguhnya ialah memberi hidup seutuhnya untuk dipakai Allah.
Sesuai tema mingguan, maka firman Tuhan saat ini mengajarkan kita
untuk hidup di dalam kasih sebagai bukti persembahan yang benar.
Sebagai para pengasuh yang terpanggil untuk melayani, kita diwajibkan
juga untuk selalu mempersembahkan yang benar kepada Allah. Salah
satu caranya yaitu dengan penuh kasih menjalankan tanggungjawab
pelayanan bagi peserta didik (anak asuh), serta menghindari perkataan-
perkataan kotor atau tidak membangun dalam setiap pengajaran kita.
Sebab sikap dan tindakan kita sebagai para pengasuh haruslah juga
menjadi contoh bagi semua anak dan remaja yang kita didik. Dengan
demikian, kita dapat di sebut sebagai anak-anak terang karena melakukan
kehendak Tuhan sekaligus menjadi teladan bagi orang lain. Teruslah
menjadi orang-orang percaya dan para pelayan Tuhan yang dengan
sukacita mempersembahkan yang benar di hadapan Allah.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 08 Juli 2023
42
1. Sejak zaman perjanjian baru telah terbentuk kelompok-kelompok atau yang
kita sebut persekutuan. Tentu saja persekutuan yang dimaksudkan ialah
kumpulan orang-orang yang telah mengaku percaya kepada Kristus.
Memiliki status sebagai orang percaya, seharusnya tercermin lewat setiap
sikap dan tindakan yang kita lakukan. Cerminan dimaksud harus didasari
pada pemahaman bahwa kita adalah anggota-anggota tubuh Kristus.
Artinya setiap anggota tubuh Kristus harus bersikap dan bertindak mengikuti
teladan Kristus dalam hidup persekutuan, sebagaimana tema mingguan
kita: hidup bersama sebagai tubuh Kristus.
2. Tesalonika adalah ibu kota provinsi Roma yang terletak di Makedonia
bagian utara Yunani, berada pada jalan utama antara timur dan barat
kekaisaran Romawi. Di kota Tesalonika, Paulus pernah berkunjung dan
memberitakan tentang Kristus (Lih. KPR. 11:1-10). Meskipun tidak diketahui
berapa lama Paulus di Tesalonika, namun pemberitaannya memberikan
hasil. Hal ini terbukti dengan kesetiaan orang Tesalonika kepada Tuhan dan
melalui mereka firman Tuhan telah tersebar di wilayah itu. Khusunya pada
bagian bacaan kita, rasul Paulus memberikan nasihat kepada orang-orang
yang telah percaya kepada Kristus. Nasihatnya itu bertujuan agar orang
percaya di Tesalonika menjalin hubungan dalam persekutuan yang penuh
dengan kedamaian. Agar terciptanya hidup damai, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh mereka. Hal yang pertama, tegorlah mereka
yang hidup dengan tidak tertib. Artinya ada kewajiban berupa sikap yang
harus dilakukan ketika mendapati atau diperhadapkan dengan mereka yang
tidak tertib. Teguran yang diberikan tentu saja harus disertai dengan sopan
santun, kelemah lembutan dan kasih. Kedua, hiburlah mereka yang tawar
hati. Setiap orang dapat saja mengalami persoalan-persoalan hidup yang
membuat mereka tawar hati. Jadi, peranan memberikan motifasi, harapan
baru serta sukacita juga menjadi tanggungjawab bersama yang harus
dilakukan. Ketiga, belalah mereka yang lemah. Dalam kehidupan bersama
sebagai peersekutuan ada juga orang-orang yang lemah karena tidak
mendapatkan keadilan atau hak-hak mereka. Oleh karena itu, orang-orang
seperti ini harus mendapatkan dukungan dan pembelaan. Keempat,
sabarlah terhadap semua orang. Artinya setiap orang memiliki karakter
hidup masing-masing yang berbeda, karena itu untuk memperoleh
persekutuan yang rukun maka diperlukan kesabaran dari tiap-tiap orang.
Berdasarkan cara hidup yang dinasihatkan Paulus kepada orang-orang di
Tesalonika, maka sesungguhnya ia hendak menyampaikan untuk hidup
menurut kehendak Allah. Dengan kata lain Paulus ingin menyampaikan
43
agar orang-orang Tesalonika tidak melakukan kejahatan, melainkan
mengusahakan kebaikan dalam hidup bersama sebagai tubuh Kristus.
3. Nasihat Paulus kepada jemaat di Tesalonika dalam bacaan saat ini juga
memberikan pelajaran yang berharga bagi kita. Tanggungjawab sebagai
pendidik (pengasuh), mengharuskan kita berhadapan dengan anak-anak di
setiap tingkatan jenjang dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu, kita
harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan agar hidup mereka sesuai
dengan kehendak Tuhan. Misalnya menegur ketika salah, menghibur yang
sedih, membela yang lemah dan sabar terhadap semua orang. Dengan
mengupayakan dan melakukan kebaikan kepada sesama sebagai
persekutuan, sama halnya dengan menciptakan hidup bersama sesuai
kehendak Allah sebagai tubuh Kristus. Tekunlah menjalankan
tanggungjawab kita dengan tidak lupa mengupayakan kebaikan demi
kehidupan bersama.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 15 Juli 2023
44
Pokok - Pokok Renungan :
1. Setiap orang menginginkan hidup yang penuh dengan kesejahteraan.
Meskipun demikian, tidak semua orang mau berusaha untuk
mendapatkannya. Bahkan hal terparah yang sering terjadi yaitu bekerja
hanya untuk kepentingan diri sendiri. Karena itu, tema mingguan:
upayakanlah kesejahteraan bersama sangatlah penting untuk dimaknai.
Mengupayakan berasal dari kata dasar upaya yang berarti usaha untuk
mencapai suatu maksud tertentu. Artinya, terjadi tindakan pro aktif dari
seseorang atau sekelompok orang yang akan melaksanakannya. Tindakan
pro aktif ini tentu saja untuk kepentingan bersama. Sebab bekerja untuk
kepentingan bersama menunjukkan bentuk kepedulian kita
kepada orang lain dan kualitas hidup yang baik.
2. Yesaya adalah seorang nabi besar dalam perjanjian lama yang cukup
terkenal. Karyanya sebagai seorang nabi dimulai ketika ia menerima
penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah. Peristiwa itu terjadi pada tahun
742 SM, di tahun meninggalnya raja Uzia (6:1). Pada umumnya kitab
Yesaya terdiri dari tiga bagian besar antara lain: sebelum pembuangan (1-
39), kabar baik bagi umat Allah di pembuangan (40-55) serta peringatan dan
janji untuk umat Allah (56-66). Khususnya pada bagian bacaan kita Yesaya
16:1-5 (nubuatan tentang bangsa lain), merupakan kelanjutan dari pasal
sebelumnya yang berisikan ucapan ilahi terhadap Moab. Ucapan ilahi ini
menggambarkan adanya penderitaan yang dialami bangsa Moab, sehingga
mengakibatkan ratap tangis dan perkabungan. Karena mengalami
penderitaan, maka bangsa Moab mengirimkan domba dengan harapan raja
Yehuda dapat mengizinkan pengungsi Moab memasuki Yehuda. Bagian ini
memperlihatkan suatu keadaan atau situasi yang mengharuskan orang-
orang Moab menaklukkan diri kepada para pemerintah di Sion. Berilah
nasihat, pertahankanlah hak…..terhadap si pembinasa (ay 3-4a),
merupakan suatu seruan atau permohonan yang langsung ditujukan kepada
Sion. Seruan atau permohonan ini bertujuan agar orang-orang Moab
mendapatkan hak hidup serta tempat perlindungan yang aman, sehingga
dapat melindungi mereka dari si pembinasa. Dengan memberikan
perlindungan terhadap orang-orang Moab, memperlihatkan suatu tindakan
yang mengusahakan atau mengupayakan kesejahteraan.
3. Keadaan atau situasi sulit yang dialami orang-orang Moab, dapat juga
dirasakan oleh siapapun termasuk kita sebagai para pengasuh. Karena itu,
ada nilai-nilai penting yang dapat dipelajari bersama berdasarkan seruan
45
atau permohonan yang disampaikan kepada pemerintah Yehuda.
Maksudnya ialah ketika kita diperhadapkan dengan mereka yang
membutuhkan pertolongan, maka memberi bantuan harus menjadi
perhatian bersama. Kita tidak bertindak hanya demi kepentingan diri sendiri,
tetapi lebih mengutamakan kepentingan bersama demi kesejahteraan
persekutuan pengasuh. Misalnya ada pengasuh yang berhalangan ketika
melakukan tanggungjawab pelayanan, maka tanggungjawab itu dapat di
ambil alih oleh rekan pengasuh yang lain. Atau ketika rekan pengasuh
mengalami permasalahan, kita dapat memposisikan diri sebagai pendengar
yang baik sekaligus memberikan nasihat serta penguatan. Hal-hal
sederhana seperti ini dapat kita lakukan sebagai bentuk memperioritaskan
kepentingan bahkan kesejahteraan bersama. Dengan demikian teruslah
lakukan hal-hal positif demi terciptanya kehidupan yang selalu
mengutamakan kepentingan-kepentingan bersama.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 22 Juli 2023
46
Berkualitas
Tema Mingguan : Perjuangkanlah Keadilan Bagi Yang Lemah
Pokok-Pokok Renungan :
1. Perjuangkanlah keadilan bagi yang lemah, merupakan tema mingguan yang
akan mengantarkan kita memahami setiap pemberitaan firman Tuhan di
sepanjang minggu ini. Kata adil memiliki pengertian yang sama dengan
berpihak pada kebenaran, tidak berat sebelah dan tidak sewenang-wenang.
Sedangkan orang lemah artinya orang yang berada dalam situasi atau
keadaan yang memprihatinkan. Jadi tema mingguan ini hendak
menegaskan bahwa adanya upaya dan usaha yang harus dilakukan,
dengan tujuan memberikan rasa keadilan bagi orang-orang yang dianggap
lemah. Hal ini perlu mendapat perhatian karena tidak semua orang memiliki
rasa simpati bahkan empati kepada orang lain.
2. Mazmur adalah salah satu kitab dalam perjanjian lama. Kitab Mazmur berisi
nyanyian pujian, doa untuk pertolongan Allah dan syair yang menyatakan
kepercayaan umat kepada Allah. Di kitab ini juga dinyatakan berbagai
perasaan yang ada pada manusia antara lain dukacita dan sukacita,
keraguan dan kepercayaan, hati yang terluka dan yang terhibur,
keputusasaan dan pengharapan, kemarahan dan ketenangan, keinginan
balas dendam dan mengampuni dan lain sebagainya. Mazmur 82:3-4 di beri
perikop oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yaitu Allah dalam sidang ilahi.
Perikop ini sesungguhnya menggambarkan tentang pernyataan Allah yang
berkaitan dengan kepemimpinan para pemimpin. Hal ini didasari karena
terjadinya kepemimpinan yang mengabaikan keadilan. Dikatakan demikian
sebab para pemimpin menghakimi dengan lalim dan menunjukkan
keberpihakkan kepada orang fasik (ay. 2). Padahal Allah Israel selalu
menghendaki supaya keadilan ditegakkan, termasuk juga menolong orang
berkekurangan. Karena itu jelas tertulis di dalam ayat 3, berilah keadilan
kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang
sengsara dan orang yang kekurangan. Tindakan pembelaan terhadap
orang lemah, anak yatim, yang sengsara dan kekurangan wajib dilakukan
oleh siapapun sebagai wujud menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Salah
satu tindakan nyata memperioritaskan keadilan yaitu dengan cara
meluputkan orang yang lemah dan miskin dari tangan orang fasik (ay. 4).
Dengan demikian mereka yang lemah dapat menjalani kehidupannya tanpa
tekanan atau ketidakadilan.
47
3. Keadilan di dalam Alkitab tidak semata-mata hanya mematuhi hukum, tetapi
juga berarti hidup dalam relasi kasih dan kepedulian. Allah menghendaki
agar keadilan itu berlaku untuk semua ciptaan. Meskipun demikian, sebagai
manusia sering kali kita melakukan ketidakadilan terhadap sesama manusia
dan ciptaan yang lainnya. Ketidakadilan itu nampak ketika kita mengabaikan
hak orang lain atau dengan kata lain, menunjukkan keberpihakkan kepada
hal yang salah. Ketidakadilan juga terlihat ketika kita semena-mena kepada
yang lemah, miskin, tak berdaya, hanya karena kita memiliki jabatan dan
lain sebagainya. Sebagai orang-orang percaya, kita harus memahami
bahwa Allah Sang Maha adil menghendaki keadilan terjadi bagi umat-Nya.
Oleh sebab itu jadilah pelaku-pelaku keadilan, serta terus memperjuangkan
keadilan itu kepada sesama termasuk mereka yang lemah. Karena dengan
memperjuangkan keadilan, berarti kita telah bertindak sesuai dengan
kehendak Allah. Biarlah keadilan tidak hanya dikumandangkan saja, tetapi
dapat diwujudnyatakan lewat sikap dan tindakan sebagai orang-orang yang
di pilih Allah untuk melayani. Misalnya dalam tanggungjawab sebagai para
pengasuh, kita memperlakukan dengan sama semua anak-anak asuh tanpa
memandang status sosial, hubungan keluarga, kedekatan dan lain
sebagainya. Teruslah perjuangkan keadilan kepada semua orang termasuk
orang yang lemah, sebab Allah yang kita percayai adalah Allah yang adil.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 29 Juli 2023
48
Nas Bacaan : Ulangan 6 : 4 - 9
Tema Bulanan : Bangunlah Hidup Bersama Yang Baik dan Berkualitas
Tema Mingguan : Hidup Bersama Yang Ramah dan Peduli Kepada
Anak
Pokok-Pokok Renungan :
1. Hal terpenting yang menjadi perioritas utama bagi pasangan suami istri
setelah menikah yaitu memiliki anak (keturunan). Sebab satu keluarga
dapat dikatakan lengkap bila di dalamnya ada ayah, ibu dan juga anak.
Meskipun telah memiliki anak, namun tidak semua orang tua memahami
dengan benar cara memperlakukan anak tersebut. Dikatakan demikian
karena ada sebagian besar anak yang diperlakukan dengan tidak
semestinya. Oleh sebab itu tema mingguan: hidup bersama yang ramah
dan peduli kepada anak, harus menjadi perhatian kita bersama. Karena
semua anak berhak mendapatkan perlakuan yang baik dan tidak semena-
mena, dari orang yang berada di sekitarnya. Untuk itu kita akan
memahaminya lewat bacaan Alkitab, Ulangan 6:4-9.
2. Kitab Ulangan adalah salah satu kitab dari lima kitab Torah dalam perjanjian
lama. Kitab ini disajikan sebagai perkataan-perkataan terakhir Musa kepada
generasi Israel yang siap memasuki tanah yang dijanjikan. Kitab Ulangan
terdiri dari beberapa bagian antara lain pendahuluan dan pidato-pidato
Musa. Bacaan kita merupakan bagian dari pidato Musa yang ke dua. Isi
pidato ini memuat pengajaran yang berbicara tentang kasihilah Allah dan
taatilah hukum-hukum-Nya. Hal ini sejalan dengan perikop pada bacaan kita
yakni kasih kepada Allah adalah perintah yang utama. Bagian ini berbicara
tentang hukum khusus yaitu larangan untuk beribadat kepada illah lain
selain Allah. Ini adalah bentuk ketaatan mutlak yang harus ditaati oleh
semua bangsa Israel. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa
dan kekuatan (ay. 5), merupakan Kasih yang menggambarkan ketaatan dan
perasaan Israel terhadap Allah yang menyudahi belenggu perbudakkan
mereka di Mesir. Artinya tindakan yang harus dilakukan orang Israel
selanjutnya ialah mengasihi Allah dan taat seutuhnya kepada perintah-
perintah-Nya. Ayat 7-9 menekankan bagaimana seharusnya sikap Israel
terhadap perintah Allah. Israel harus selalu mengingat perintah-perintah itu
di setiap saat dan dalam keadaan bagaimanapun juga. Maksudnya ialah
ketaatan atas perintah Allah tidak hanya diperuntukkan bagi diri sendiri,
49
melainkan juga diwariskan atau diajarkan kepada semua orang termasuk
keturunannya.
3. Meskipun tidak semua orang tua bertindak tidak semena-mena terhadap
anaknya, akan tetapi tindakan keliru memperlakukan anak sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. hal ini akan sangat nampak ketika anak
melakukan kesalahan. Ada orang tua yang dengan sabar menuntun dan
membina anaknya, tetapi ada juga orang tua yang secara sadar atau tidak
sadar melakukan tindakan yang tidak mendidik. Misalnya dengan
melakukan kekerasan secara fisik (memukul, mencubit, menampar dll) dan
non fisik (mengeluarkan kata-kata kotor). Berdasarkan fakta hidup seperti ini
maka kebenaran firman Tuhan mengajarkan kita baik sebagai orang tua
maupun persekutuan para pengasuh untuk memperlakukan anak dengan
semestinya. Bukti kita mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan
kekuatan harus diwujudnyatakan dalam sikap dan perbuatan yang juga
penuh kasih kepada anak-anak. Caranya ialah dengan penuh kasih
mengajarkan berulang-ulang tentang ketaatan kepada perintah Allah.
Memperlakukan mereka sebagaimana tema mingguan kita, hidup bersama
yang ramah dan peduli kepada anak. Biarlah kita menjadi orang tua dan
para pengasuh yang dimampukan untuk melakukan tanggungjawab dalam
hidup bersama yang mencerminkan kasih Allah. Ingatlah anak adalah
anugerah dari Allah yang masih membutuhkan kita agar dapat diayomi,
dididik, dibina, diajarkan dan lain sebagainya. Jadi perlakukanlah mereka
sesuai kebenaran firman Tuhan, supaya mereka bertumbuh dalam ketaatan
dan kasih kepada Allah.
50
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin 3 Juli 2023
51
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin 17 Juli 2023
52
53
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 07 Agustus 2023
54
- Setiap orang harus melihat perbedaan tidak dengan sikap yang
bermusuhan tetapi dengan sikap keterbukaan, persahabatan, dan
kehangatan sebagai wujud kita menghargai dan menerima perbedaan.
Mari jadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk membangun hidup.
55
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin 14 Agustus 2023
56
bermuara kepada terciptanya hidup yang harmonis dan jauh dari
perpecahan.
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin 21 Agustus 2023
57
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin 28 Agustus 2023
58
kepunyaanNYA. Mari membangun keutuhan keluarga kita dengan kekuatan
cinta yang tulus. Keluarga yang kuat bukan ditentukan berdasarkan jumlah
anggota keluarga didalamnya tapi dari seberapa besar cinta yang diberikan
dan diterima.
PA LAKI-LAKI
Selasa, 01 Agustus 2023
Telaah Teks
1. Teks Lukas 6:35-36 yang menjadi bahan telaah kita merupakan pengajaran
Tuhan Yesus yang penting untuk kita lihat dalam kaitan dengan
tanggungjawab merawat kehidupan individu, keluarga maupun komunal.
Ketika Yesus mengajar, Ia berkata: “tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan
berbuatlah baik kepada mereka..(ayat 35a)”. Ajaran ini hendak menegaskan
bahwa perbuatan mengasihi dan kebaikan itu harus ditunjukkan bahkan
kepada musuh. Ini tentu bukanlah ajaran yang mudah. Tetapi juga bukanlah
sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Dalam ayat selanjutnya dijelaskan
alasan dasarnya: “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu
adalah murah hati” (ay.36). Murah hati menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah suka memberi, tidak pelit, penyayang, pengasih, suka
menolong dan baik hati. Pengertian ini tidak jauh berbeda dengan
pengertian murah hati yang dijelaskan oleh Injil Matius dalam nas ini yaitu:
mengasihi dan mengampuni sesama. Pertama, Murah hati berkaitan
dengan perbuatan mengasihi. Seseorang yang bermurah hati selalu
tergerak untuk berlaku kasih terhadap orang lain. Ia tidak akan tinggal diam
sebelum mewujudkan tindakan kasihnya itu dalam perbuatan menolong
atau membantu. Ia senantiasa berupaya menghadirkan kebaikan di mana
saja. Sikap seperti ini adalah sikap yang patut dimiliki dan diteladani dalam
menjaga atau merawat persekutuan hidup bersama dalam keluarga
maupun berjemaat dan bermasyarakat. Di dalam kehidupan bersama, tidak
semua orang memiiki kemampuan dan tingkat ekonomi yang sama. Ada
orang-orang lemah, kurang, atau yang mengalami kesusahan dan
membutuhkan perhatian atau bantuan. Karena itu, hanya orang-orang yang
memiliki kemurahan hati selalu berbelas kasih kepada orang lain. Ini
59
merupakan kewajiban setiap pengikut Kristus untuk menunjukkan
kemurahan hati dalam perbuatan nyata mengasihi orang lain sebagaimana
yang telah ditunjukkan pula oleh Allah dalam Yesus Kristus. Kedua, Murah
hati berkaitan pula dengan pengampunan. Seseorang yang bermurah hati
adalah orang yang bersedia mengampuni. Ia tidak mau melihat relasi dalam
kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat menjadi terganggu karena
tidak mau memaafkan bila ada yang melakukan kesalahan.
1 Ada yang tetap
memegang prinsip walaupun keliru atau salah. Ada yang tahan gengsi dan
tidak mau merendah, sehingga sulit mengampuni orang lain, apalagi
mengampuni musuh. Padahal memberi pengampunan adalah salah satu
cara untuk menjaga relasi atau hubungan.
2. Dua hal yang menjadi makna dari sikap murah hati ini telah lebih awal di
tunjukkan oleh Allah dalam Yesus Kristus. Karena kasih-Nya kepada kita
Yesus rela berkorban di kayu salib untuk memberikan anugerah
pengampunan. Oleh sebab itu, sebagai pengikut Kristus, kita pun diajak
dalam hal mengasihi dan mengampuni mesti dilandaskan pada kesadaran
ini bahwa kita telah mendapatkan anugerah atau kemurahan dari Allah,
maka kita pun mau bermurah hati kepada sesama. Inilah ajaran Yesus yang
perlu dijadikan sikap etis moral dan menjadi titik berangkat pengayaan
harmonisasi hidup. Kehidupan bersama yang harmonis dapat terawat jika
dalam hidup bersama kita saling mengasihi dan mengampuni. Kasih
merupakan fondasi kuat bagi persekutuan. Kasih menjadi perekat
persekutuan. Kasih menjadi dasar dari setiap hubungan yang terjalin di
dalam persekutuan agar kedamaian dan kerukunan tercipta. Demikian pun
pengampunan menjadi jalan terciptanya pemulihan relasi. Dengan
demikian, kehidupan bersama akan terawat melalui kehidupan yang saling
mengasihi dan kesediaan untuk mengampuni. Semua ini perlu diwujudkan
dalam tindakan nyata bukan hanya sekedar berkata-kata. Saling mengasihi
dan mengampuni, itulah wujud kemurahan hati.
Pertanyaan PA:
1. Kemurahan hati berarti mengasihi dan mengampuni. Mengapa kita sulit
mengasihi dan memberikan pengampunan kepada orang lain juga musuh?
Berikanlah pendapat!.
2. Bagaimana Laki-laki gereja dapat mewujudkan kemurahan hati dalam
rangka merawat hidup bersama di dalam keluarga, gereja dan
masyarakat?
60
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 08 Agustus 2023
61
Eleazar lebih banyak dibandingkan dengan keturunan Itamar. Masing-
masing keturunan memiliki kecakapan dan potensi. Tetapi dilakukan pula
cara tertentu untuk membagi supaya tidak terjadi kesalahpahaman, sebab
ada “pemimpin-pemimpin kudus” dan “pemimpin-pemimpin Allah”. Melalui
cara diundi, Daud bersama-sama dengan Zadok dan Ahimelekh membagi-
bagikan mereka sebagai orang-orang yang akan melayani di rumah Allah
dan menyelenggarakan ibadah. Karena itu, bani Eleazar dibagi menjadi 16
orang pemimpin kelompok dan bani Itamar dibagi menjadi 8 pemimpin
kelompok. Pengambilan undian itu dilakukan dengan adil dan bijaksana
tanpa membeda-bedakan jumlah dan dari keturunan siapa. Akhirnya,
didapatilah 24 orang imam yang bertugas sebagai penyelenggara ibadah.
Hasil pengundian itu diterima dengan baik oleh semua keturunan Harun.
3. Tidak dapat kita sangkali bahwa perbedaan sering menimbulkan persoalan.
Namun, hal itu terjadi karena kita kedapatan terlalu memaksakan kehendak,
memaksa ingin didengarkan, menganggap orang lain lebih rendah, merasa
derajat atau status lebih tinggi, merasa suku-nya lebih baik dari suku lain,
merasa agamanya yang lebih benar, merasa tidak puas dengan keadaan,
dan masih banyak hal lain yang mengakibatkan terjadinya pertikaian dalam
satu komunitas. Sebagai makhluk sosial, kita sadar bahwa hidup dalam satu
komunitas masyarakat ada pelbagai perbedaan. Perbedaan suku, agama,
warna kulit, bahasa, adat istiadat, status social dan sebagainya. Perbedaan
tersebut adalah anugerah Allah yang harus disyukuri dan diterima. Menolak
dan tidak menghargai perbedaan sama artinya kita menolak karya Allah
Sang Pencipta. Perbedaan yang adalah anugerah Allah itu bukanlah batu
sandungan untuk membangun dan menata hidup yang lebih baik. Sebagai
warga gereja secara khusus laki-laki, kita memiliki kemampuan dan keahlian
yang berbeda. Kita punya beragam karunia. Semua itu adalah anugerah
Allah semata-mata. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki, status dan
jabatan yang dimiliki, cara berpikir dan bertindak pada diri masing-masing,
semua itu diberikan oleh Allah supaya kita hidup bersama untuk maksud
kebaikan. Karena itulah, dalam perbedaan kita harus dapat membangun
kehidupan yang saling mengasihi, menopang dan membangun demi
menjaga keutuhan hidup bersama di tengah keluarga, gereja dan
masyarakat.
62
DISKUSI LAKI-LAKI
Selasa, 15 Agustus 2023
Pengantar Diskusi
B eta sudah tidak respek lagi dengan dia,” kata seorang rekan penatua di
gereja ketika nama seorang rekan pelayan lainnya disebut. Rupanya
hubungan mereka sedang tidak baik. Penatua itu menganggap bahwa orang
yang namanya disebut itu adalah seorang yang egois dan tidak mau menerima
pendapat orang lain. Penatua itu lalu berkisah: pernah suatu kali beta bersaat
teduh dan bacaan renungan SHK hari itu membahas tentang gereja. Renungan
itu mengatakan bahwa di dalam gereja orang-orang percaya memuji dan
mengagungkan nama Tuhan, bertumbuh dan belajar tentang firman Tuhan,
serta saling mengasihi satu sama lain. Gereja dengan keadaan seperti itu
adalah wujud kecil dari gambaran surga yang kelak akan datang, atau dengan
kata lain gereja bisa jadi gambaran surga yang ada di dunia. Tapi, bacaan
renungan itu membuat beta mengernyit. “Wah, dalam beta punya gereja ada
banyak konflik. Bagaimana mungkin dikatakan seperti surga kalau di dalam
gereja sendiri terdapat persaingan dan permusuhan?” Ada jemaat yang tidak
suka dengan majelis di gerejanya, atau sebaliknya. Ada pula sederet konflik
yang terjadi antar jemaat, antar panitia, bahkan juga antar pemimpin, lalu
bagaimanakah gereja dapat tetap utuh dan harmonis? Beta hanya bisa
bergumam dalam hati.
63
Pertanyaan Diskusi:
1. Bagaimanakah pendapat saudara terhadap curahan hati penatua dalam
cerita di atas, benarkah banyak konflik sedang terjadi dalam gereja?
2. Bagaimanakah cara mengatasi masalah atau perselisihan demi kehidupan
gereja dan masyarakat yang utuh dan harmonis, berdasarkan nas ini?
Pesan Teks
Nas hari ini, Roma 14:13-18 berbicara tentang bagaimana membangun
kehidupan yang penuh damai sejahtera. Dalam ayat-ayat sebelumnya, Paulus
menulis kepada jemaat di Roma agar tidak saling menghakimi satu sama lain.
Perbuatan menghakimi lebih menunjuk kepada apa yang orang lain lakukan.
Namun menjadi batu sandungan lebih menunjuk pada perbuatan yang kita
lakukan dan dampaknya bagi orang lain. Pada saat surat Roma ini ditulis,
situasi jemaat di kota Roma saat itu sementara terjadi perselisihan mengenai
makanan apa yang dapat dimakan oleh orang-orang percaya. Kemungkinan
besar terdapat beberapa golongan yang mengutarakan pendapat berbeda.
Golongan yang satu menyatakan bahwa orang percaya harus makan sayuran
saja, golongan lain menyatakan bahwa semua makanan adalah halal (Rm
14:2), sementara golongan lainnya menyatakan bahwa anggur yang
memabukkan tidak boleh diminum (Rm 14:21). Di sisi lain juga ada golongan
yang menyatakan bahwa semua makanan yang telah dipersembahkan ke
dewa-dewa tidak boleh dimakan oleh orang percaya. Semua ini akhirnya
menimbulkan kebingungan dan perselisihan di antara orang percaya lainnya.
Bagaimana Paulus mengatasi perselisihan tersebut? Paulus tidak menyalahkan
siapapun. Ia memberikan pemahaman bahwa di dalam Tuhan Yesus, tidak ada
sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hal itu dikatakannya dengan
mendasarkannya pada ucapan Tuhan Yesus yang menyatakan bahwa semua
makanan adalah halal (Mrk 7:19). Oleh karena sebenarnya bagi orang-orang
percaya tidak ada sesuatu larangan pun terhadap makanan. Walaupun
demikian, Paulus menasihatkan agar dalam hal makanan, jangan sampai
menyakiti hati sesama saudara dan apa yang dimakan menjadi batu
sandungan bagi orang lain (ay. 15). Paulus menegaskan bahwa “kerajaan Allah
itu bukan soal makanan atau minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera
dan sukacita oleh Roh Kudus”. Jadi, kehidupan dalam kebenaran dan damai
sejahtera yang dikerjakan oleh Roh Kudus akan membuat mereka terus hidup
64
dalam persekutuan kasih. Pertentangan soal makanan dan minuman bukanlah
hal sepele, sebab terkadang karena hal-hal itu relasi persaudaraan menjadi
terganggu. Seperti halnya apa yang pernah terjadi di jemaat Roma telah
merusak pekerjaan Tuhan. Akhirnya, Paulus mengajak jemaat agar mengejar
apa yang mendatangkan damai sejahtera dan hal-hal yang berguna untuk
saling membangun, bukan menjadi batu sandungan. Dengan begitu kehidupan
yang harmonis dan jauh dari perpecahan dapat terwujud.
MEDITASI LAKI-LAKI
Selasa, 22 Agustus 2023
Langkah-Langkah Meditasi:
1. Menyanyi : KJ No. 27 : 1, 4 Meski tak layak diriku
2. Doa pembukaan
3. Menyanyi : KJ No.40 : 1,4 Ajaib benar anugerah
4. Doa pembacaan Alkitab.
5. Membaca Alkitab : 2 Raja-raja 13: 1-5 (secara berbalasan)
6. Langkah-langkah meditasi :
- Pemimpin membacakan pengantar untuk masuk dalam meditasi.
Nas hari ini memperlihatkan alasan yang umum ketika orang memohon
pengampunan Tuhan, yaitu karena tidak tahan menanggung hukuman
Allah atas perbuatan salah atau dosa yang dilakukan. Ketika Raja
Yoahas tidak menjauhi penyembahan berhala, Allah menyerahkan Israel
ke tangan raja Aram. Israel tidak berdaya melawan penindasan raja
Aram. Karena itu, Yoahas memohon belas kasihan Tuhan untuk
menolong mereka keluar dari penindasan itu. Tuhan mendengarkan
permohonan mereka dan mengirimkan seorang penolong sehingga
mereka terlepas dari penindasan raja Aram dan dapat menduduki
kemah-kemah tempat tinggal mereka seperti sediakala.
- Pemimpin membacakan pertanyaan pengarah untuk direnungkan dalam
meditasi.
65
Pertanyaan tersebut yakni : “Apakah kecenderungan menindas orang
lain masih kita lakukan? Sebagai suami/laki-laki menindas
isteri/perempuan dan anak, sebagai pemimpin menindas bawahan, dan
sebagainya.
- Setiap peserta ibadah masuk dalam meditasi (perenungan) dan
memohon pengampunan dari Allah agar tidak lagi melakukan
penindasan dalam bentuk apapun dan kepada siapapun. Meditasi dapat
dilakukan selama 3-5 menit.
- Masing-masing peserta mengungkapkan hasil meditasinya bisa berupa
refleksi singkat, menyanyikan sebuah lagu atau membuat puisi sesuai
dengan tema mingguan atau nas bacaan hari ini.
7. Pemimpin kebaktian memberikan kesimpulan akhir
8. Menyanyi KJ. 381 : 1 dstnya Yang Mahakasih (sambil persembahan
diberikan)
9. Pemimpin kebaktian berdoa syafaat
10. Menyanyi KJ. 432: 1 Jika padaku ditanyakan
11. Pemimpin kebaktian menyampaikan berkat :
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dan dari Tuhan
Yesus Kristus Penyelamat kehidupan kita, di dalam tuntunan Roh Kudus,
kiranya tinggal menyertai dan memberkati kita semua, hari ini dan selama-
lamanya, amin.
66
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 29 Agustus 2023
67
hal itu baru awal bagi Yakub sebab Laban memperdayainya. “Bekerjalah
tujuh tahun lagi!” kata Laban. Namun, karena sangat mencintai Rahel,
Yakub tidak merasa keberatan untuk memenuhi persyaratan yang
diberikan, dengan penuh kesabaran Yakub melaluinya. Empat belas tahun
menunggu untuk memiliki Rahel, tanpa lelah dan tanpa berpaling. Yakub
begitu mencintai Rahel. Kisah ini memperlihatkan kekuatan cinta dapat
mengubah paradigma dan perspektif seseorang sehingga sesuatu yang
sangat berat sekalipun dianggap menjadi sesuatu yang ringan. Kekuatan
cinta dapat mendorong seseorang untuk memaksimalkan kapasitas yang
ada padanya dari tidak mampu menjadi mampu. Kekuatan cinta pun dapat
membuat seseorang mampu bertahan menghadapi segala rintangan. Cinta
juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan segala sesuatu dengan
kerelaan hati dan sukacita. Itulah yang terjadi dan dialami oleh Yakub. Tidak
semua orang, termasuk laki-laki gereja sanggup melakukan seperti yang
dilakukan Yakub. Tetapi apa yang diperlihatkan oleh Yakub memberikan
makna bagi semua laki-laki untuk tetap menjaga kekuatan cinta di dalam diri
dan berlaku sabar dan setia, agar kehidupan dalam keluarga tetap harmonis
dan bahagia serta terjaga keutuhannya.
3. Merawat keutuhan keluarga dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang
di dalamnya harus kuat rasa cinta kasihnya. Hanya dengan kekuatan cinta
kasih, kita akan berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga, berusaha
membahagiakan suami-isteri, orangtua dan anak-anak dengan waktu,
tenaga dan pikiran yang kita punya. Cinta kasih perlu dijaga, dipelihara dan
diperjuangkan agar tidak mudah goyah apalagi pudar. Harus ada usaha
dari setiap anggota keluarga untuk mewujudkan kehidupan yang penuh
cinta kasih. Laki-laki gereja memiliki peran penting sebagai kepala keluarga
untuk menjaga atau merawat keutuhan keluarga dengan baik. Di tengah
banyaknya kasus kekerasan dan perceraian di kalangan keluarga Kristen,
menjadi tantangan tersendiri untuk kita laki-laki gereja supaya mampu
menjaga relasi cinta kasih dalam keluarga. Keluarga yang kuat rasa cinta
kasihnya, akan saling menyayangi dan menghargai serta mampu
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan. Cinta kasih dalam keluarga
harus selalu dilandaskan pada cinta kasih Kristus sebagai Kepala atas
rumah tangga, supaya kehidupan keluarga tetap terjaga. Suami isteri
berlaku setia, orangtua mengasihi anak-anak dan anak-anak menaruh
hormat serta penghargaan kepada orangtua. Dengan demikian, keluarga
yang kuat di dalam cinta akan tetap utuh. Keutuhan dalam keluarga akan
68
memperkuat keutuhan dalam gereja dan masyarakat. Marilah kita menjaga
dan merawat keutuhan keluarga, gereja dan masyarakat!
PA PEREMPUAN
Rabu, 02 Agustus 2023
Pengantar
Bulan ini selalu dingat sebagai bulan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Berbagai
kegiatan dsalam masyarakat dilakukan menyongsong dan merayakan HUT
kemerdekaan RI, termasuk yang berlangsung dalam persekutuan gereja.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendorong nilai-nilai
pembangunan bangsa. Salah satu yang dilakukan oleh GPM yakni melakukan
pembinaan bagi warga gereja dengan menyasarkan pada tema pembinaan
bulan ini yakni “Menjaga keutuhan keluarga, gereja dan masyarakat”.
Pembinaan ini diperlukan guna menyikapi realitas kerentanan gaya hidup
individualis atau pikir diri sendiri yang terus meluas dan mempengaruhi
berkurangnya rasa empati, solidaritas dan kebersamaan dengan sesama yang
lain. Untuk itu, tanggung jawab menjaga keutuhan dikhususkan lagi pada peran
merawat hidup bersama dalam kasih. Dalam realitas bergereja sebagai
persekutuan perempuan, tanggung jawab merawat ini masih terbatas pada
69
ruang-ruang ritual semata. Karena itu, perlu untuk membaca dan mendalami
apa kata Yohanes di hari ini.
Telaah teks
- Nas bacaan hari ini merupakan salah satu bagian dari satu perikop yakni
ayat 31-35. Perikop tentang perintah baru ini terletak di antara dua kisah
yakni Yesus memperingatkan Yudas dan Yesus memperingatkan Petrus.
Pola penempatan terjadi pada suatu alur besar yakni pasal 13 yang
menekankan hal tentang waktu Yesus yang sudah dekat untuk kembali
kepada Bapa (13:1). Waktu yang dekat itu kemudian dihubungkan oleh
penulis Injil Yohanes dengan menyebutkan Yesus sebagai Anak Manusia
(13:31). Sebutan ini bertujuan untuk menyatakan diriNya sebagai Mesias
yang datang untuk menyelamatkan manusia. Sebutan Anak Manusia juga
untuk menyatakan bahwa Yesus adalah benar-benar manusia dan Ia
terpisah dari Allah. Keterpisahan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperlihatkan kekuasaan Allah sebagai raja dan kemuliaan yang
diberikanNya kepada Yesus. Dengan maksud ini, maka jalan penyelamatan
melalui penderitaan dan kematian merupakan jalanNya sebagai Anak
Manusia. Jalan ini pun didukung oleh peran kedua muridNya – Yudas dan
Petrus – yang memberi andil besar bagi berlangsungnya penderitaan
Yesus (lih. 13:11, 18, !8:1-11; 18:25-27).
- Penempatan kisah kontribusi kedua tokoh tersebut dan penekanan ulang
tentang hal waktu kebersamaan Yesus dengan para murid dalam ayat 31-33
sebelum nas bacaan hari ini, tentunya bertujuan untuk memberi bingkai latar
tertentu guna menguatkan pesan dari nas bacaan tentang saling mengasihi.
Penulis Injil Yohanes juga telah lebih dulu membuat seperti kesimpulan
singkat tentang hal saling mengasihi berkaitan dengan Yesus (13:1). Pada
nas bacaan kita, hal saling mengasihi kembali menjadi perintah yang
disampaikan Yesus kepada para murid sebagai perintah baru. Berdasarkan
hal-hal tersebut, ada beberapa pesan penting dari nas bacaan kita yakni :
1. Sikap saling mengasihi merupakan wujud atau bentuk dari iman
seorang murid kepada Tuhan Yesus yang adalah Anak Manusia, Sang
Penyelamat. Ia memberikan keselamatan kepada manusia melalui jalan
penderitaan dan kematianNya. PengorbananNya merupakan puncak
bukti kasihNya kepada manusia. Selama Ia masih bersama-sama
dengan para muridNya, hal mengasihi telah Ia lakukan dan teladankan
kepada mereka. Salah satunya dengan tindakan membasuh kaki
mereka (1-16)
70
2. Para murid harus menyikapi perintah tentang hal mengasihi dengan
iman. Sebab iman dapat melahirkan tindakan yang sama seperti yang
telah Tuhan lakukan. Pada sisi ini, pola keteladanan menjadi bentuk
dari iman seorang murid kepada Tuhan. Pola keteladanan melalui sikap
saling mengasihi menjadi kewajiban seorang murid bukan sebuah
pilihan. Pola keteladanan saling mengasihi menuntut para murid untuk
mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Pada pola keteladanan ini
terbentuklah suatu relasi atau hubungan yang baik antara seseorang
dengan yang lain.
3. Situasi krisis kehidupan yang terjadi misalnya : menguatnya keinginan
uang/materi (seperti Yudas) dan ketakutan pada kekuatan
dunia/kekuasaan (seperti Petrus) tidak boleh mengesampingkan
bahkan meniadakan tanggung jawab pengikut atau murid Yesus untuk
melakukan kasih. Sikap yang menonjol dalam ketokohan Yudas dan
Petrus sangatlah nampak sebagai sikap yang cenderung memikirkan
diri sendiri atau keselamatan diri. Karena itu, Yudas bisa menjual
Yesus dan Petrus dapat menyangkal Yesus. Sikap saling mengasihi
mestinya menjadi karakter dan gaya hidup seorang murid Tuhan.
Dengan demikian sikap saling mengasihi harus menjadi tanda
kesaksian para murid tentang Tuhan yang dipercayai. Kesaksian tidak
hanya berlangsung dalam kata/pengajaran/khotbah, melainkan juga
harus berlangsung dalam perbuatan.
71
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 09 Agustus 2023
Pokok-Pokok Pikiran :
- Cerita Esau dan Yakub merupakan kisah yang lazim kita dengar. Hidup
kakak dan adik yang lahir bersamaan sebagai anak kembar, namun
memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Esau sebagai kakak memiliki
bulu yang sangat banyak ditubuhnya dan lebih menyukai pekerjaan
berburu serta tinggal di padang. Berbeda dengan Yakub yang lebih suka
tinggal di kemah, tenang dan mengambil peran untuk masak serta
menyediakan makanan bagi keluarga.
- Perbedaan yang dimiliki oleh Esau dan Yakub sangatlah dipengaruhi oleh
cara pandang dan kesukaan orang tua mereka. Ishak dan Ribka
72
mentransfer karakterisik sifat dari mereka masing-masing melalui
pendidikan dan pembinaan selama masa pertumbuhan Esau dan Yakub.
Hal mana kemudian berpengaruh pada waktu anak-anak ini bertambah
dewasa untuk memilih tugas dan hal yang disukai. Seiring dengan
berjalannya waktu, pilihan yang berbeda ini kemudian menjadi akar
masalah bagi kehidupan keluarga mereka. Situasi ini memberi pesan
penting bagi kita tentang cara pembinaan dan pendidikan orang tua,
khususnya ibu atau perempuan dewasa dalam keluarga untuk
melakukannya secara netral. Karena itu, setiap keluarga kristen harus
terlebih dulu mempercakapkan dan menyepakati pola serta isi pembinaan
dan pendidikan yang hendak diberikan kepada anak-anak. Hal ini juga
berguna supaya tidak menimbulkan kebingungan bagi anak terhadap nilai-
nilai atau prinsip-prinsip keluarga yang harus dipegang oleh semua
anggota keluarga dan diterapkan.
- Perbedaan Esau dan Yakub yang kemudian menjadi masalah ketika Esau
pulang dari padang dalam keadaan lelah dan mencium enaknya aroma
masakan yang dimasak oleh Yakub. Kelelahan pada tubuh Esau sehingga
ia tak mampu menahan keinginannya pada makanan yang dimasak oleh
adiknya itu. Tanpa berpikir panjang, ia meminta masakan kacang merah
dan berjanji untuk membayar makanan tersebut dengan menjual hak
kesulungannya kepada Yakub. Dengan entengnya Esau mengatakan :
sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?.
Cara pandang Esau terhadap hak kesulungan yang sangat sempit dan
ringan menunjukkan bahwa keadaan fisik yang lelah bisa saja memberi
pengaruh bagi cara pandangnya, tapi selain itu bisa juga karena pengaruh
didikan orang tua, baik kepada Esau tapi juga kepada Yakub. Yakub yang
kemudian bisa menggunakan kesempatan memberikan makanan hasil
masakannya kepada kakaknya yang lelah sebagai kesempatan untuk
memperdaya Esau dan memperoleh hak kesulungan tentunya bukanlah
suatu tindakan main-main atau tidak serius. Percakapan ini terbukti pada
saat Ishak hendak memberkati Esau sebagai anak sulung, tapi kemudian
diperdayai oleh Ribka yang bersekongkol dengan Yakub; anaknya, supaya
Yakub yang memperoleh berkat itu (Kejadian 27:1-40)
- Kisah pada nas bacaan kita hingga Ishak memberkati Yakub memberi
pesan kepada kita sebagai perempuan gereja bahwa kehadiran atau
keberadaan kita dalam keluarga dan persekutuan sangatlah menentukan
tercipta dan tetap terpeliharanya keutuhan hidup keluarga bersama dan
pencapaian bagi masa depan khususnya anak-anak. Untuk itu, sebagai
73
perempuan gereja, kita harus memiliki cara pandang tentang hidup
bersama yang mesti disertai dengan sikap mengakui dan menerima
perbedaan yang ada. Perempuan gereja harus bisa mengelola perbedaan
secara bijak dengan kasih yang memampukannya untuk bersikap adil,
supaya tidak memicu terjadinya konflik hingga perpecahan dalam keluarga
dan persekutuan.
DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 16 Agustus 2023
Pengantar Diskusi
D alam suatu narasi pada media sosial yang ditulis oleh pendeta yang
sekaligus sebagai salah satu pimpinan di gereja ini yang berjudul
Oikumene From Below (oikumene dari bawah), diuraikanlah figur seorang
perempuan pendeta. Ada salah satu paragraf yang menarik dalam narasi
tersebut dan merupakan suatu catatan reflektif yang dapat dijadikan sebagai
referensi tambahan untuk memahami arti kata “ISTRI”, sebagaimana yang
74
dikatakan pula dalam nas bacaan hari ini. Demikian tulisan pada salah satu
paragraph tersebut yakni :
Pertanyaan Pengarah :
Apakah yang saudara pahami tentang keberadaan seorang perempuan ketika
profil tentang dirinya dikenakan pula sebutan “istri”. Jelaskanlah pemahaman
saudara (setidaknya saudara dapat menghubungkan sebutan ini dalam kaitan
dengan aspek sosial, etika dan moral/agama) untuk memahami kedudukan
yang setara dalam tanggung jawab perempuan mengupayakan kehidupan yang
harmonis dan menjauhkan perpecahan (sebagaimana nas bacaan hari ini dan
tema mingguan) ?
Pesan Teks
Pengamsal menguraikan situasi keluarga yang buruk karena pengaruh dua
tokoh penting yakni anak dan istri. Dan pihak yang merasakan dampaknya
disebutkan oleh pengamsal dengan kata “ayah”, jika anak yang melakukan hal
buruk. Berbeda dengan hal buruk yang dilakukan oleh istri, pengamsal tidak
menyebutkan langsung dampaknya sikapnya kepada siapa. Hal ini merupakan
cara pengamsal untuk memperlihatkan keterkaitan yang erat dalam hubungan
dua orang yang menyatakan kesatuan pada sebutan yang dikenakannya yakni
“istri” atau “suami”. Hubungan kedua orang ini dengan sebutan yang dikenakan
oleh mereka tidak hanya menunjuk pada suatu status sosial seseorang yakni
sebagai orang yang sudah menikah. Pengamsal menyebutkan “istri” yang
dihubungkan dengan situasi pertengkaran dan sifat yang baik yakni berakal
budi memiliki makna bahwa seorang perempuan yang telah menikah (memiliki
suami) mempunyai sikap dan sifat yang dapat menentukan baik buruknya
situasi hidup bersama khususnya dalam keluarga, bukan hanya bergantung
pada dirinya sendiri melainkan juga dipengaruhi oleh suaminya. Karena itu
pula, relasi mereka berdua (suami dan istri) dengan Tuhan sangatlah
menentukan sikap saling memberi atau mempengaruhi secara positif diantara
75
mereka sehingga sikap mereka masing-masing atau istri bisa menghadirkan
situasi hidup yang baik.
MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 23 Agustus 2023
1. Doa Pembukaan
76
Suci, suci, suci, jiwaku menyembahMu.
Hatiku mengagungkanMu, suci Kau, Tuhan.
6. Langkah-langkah meditasi :
- Dilakukan secara pribadi
Bersaat teduh.....renungkan dan maknailah kata ”menindas” pada ayat
(ayat 6, ayat 9 dan ayat 11). Perenungan ini dapat dilakukan dengan
menjawab pertanyaan : jika saudara pernah menghadapi penindasan,
bagaimana saudara menyikapi kondisi penindasan tersebut?
- Dilakukan dalam bentuk sharing/berbagi di kelompok kecil
Bentuklah kelompok-kelompok kecil dan berbagilah pengalaman untuk
saling menguatkan (bukan untuk diskusi)
- Menyanyi: PKJ. 255
FirmanMu kupegang selalu saat duka, saat senang.
Jalan hidup yang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firmanMu kupegang selalu, sayapMu tempat berteduh.
firmanMu, Tuhan, kupegang slalu. Hilanglah keraguanku.
Bila hatiku rasa susah, padaMu aku berserah.
FirmanMu kupegang selalu maka amanlah jiwaku.
- Pemimpin membacakan kesimpulan akhir sebagai pegangan hidup bagi
perempuan gereja sesuai pesan nas bacaan yakni :
Hukum saat itu memang mengijinkan seorang suami tidur dengan
budak istrinya jika istrinya tidak bisa mengandung dan mempunyai
anak. Anak budak itu menjadi anak majikan perempuannya. Hukum ini
memberikan ruang bagi Sarah untuk tetap menguasai Hagar sebagai
hambanya. Hal ini menyebabkan Hagar merasa tidak adil dan melihat
apa yang dilakukan Sarah sebagai bentuk penindasan terhadap dirinya.
Penindasan dari Sarah ini ternyata telah dipicu juga oleh penghinaan
yang dilakukan oleh Hagar kepadanya. Cerita ini sesungguhnya
77
menggambarkan situasi penindasan yang dilakukan oleh kedua-
duanya, Sarah dan Hagar. Mereka telah melakukan penindasan dalam
bentuk psikis dan fisik. Hal ini memperlihatkan bahwa kondisi
penindasan mudah tercipta karena adanya pihak yang menganggap
dirinya memiliki kekuasaan dan kelebihan serta menganggap pihak lain
sebagai pihak yang memiliki kekurangan/keterbatasan dan tidak
memiliki kekuasaan. Faktor yang mempengaruhi ini seharusnya disikapi
oleh perempuan gereja dengan cara pandang tentang relasi orang
beriman sebagai relasi yang setara/sejajar sehingga perempuan gereja
dapat menghindarkan dirinya dari tindakan penindasan dan
bertanggung jawab membangun kehidupan yang memberdayakan
sesamanya.
8. Doa
10.Berkat
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 30 Agustus 2023
Pokok-Pokok Pikiran :
1. Hari ini diperingati sebagai hari keluarga GPM. Perayaan hari keluarga
GPM baru dirayakan secara khusus pada tahun 2015 yang bertepatan
78
dengan perayaan HUT GPM. Pemaknaan terhadap hari keluarga GPM ini
diikuti dengan pekan bina keluarga. Setiap keluarga diarahkan untuk
melakukan ibadah di rumahnya dengan menggunakan tata kebaktian yang
telah disediakan oleh LPJ GPM. Bentuk perayaan dengan cara ini tentunya
bertujuan supaya keluarga-keluarga dari warga GPM tetap utuh dan hidup
dalam keharmonisan. Cinta menjadi salah satu kekuatan untuk
membangun keluarga kristen yang utuh dan harmonis tersebut.
2. Puji-pujian yang disampaikan oleh mempelai laki-laki dan perempuan
dalam nas bacaan hari ini merupakan syair cinta yang mengungkapkan
hubungan yang sangat dekat dan intim antara seorang laki-laki sebagai
suami dengan perempuan yang adalah istrinya. Hubungan tersebut
digambarkan sebagai hubungan yang penuh dengan keindahan sama
seperti bunga mawar dan bunga bakung yang hidup di Saron. Keindahan
bunga-bunga itu karena hidup di tanah yang subur. Kesuburan tanah
memberi arti tentang suatu kondisi tanah yang baik, yang memiliki banyak
unsur hara. Artinya, hubungan yang indah dalam suatu pernikahan (suami-
istri) termasuk keluarga karena dipengaruhi pula oleh nilai-nilai baik yang
dimiliki oleh masing-masing orang yakni suami, istri serta anggota keluarga
lainnya. Nilai-nilai baik tersebut misalnya : kasih sayang atau cinta kasih,
lemah lembut, sabar, murah hati, dll
3. Rumah pesta menyimbolkan kenikmatan cinta yang dapat dialami oleh
pasangan suami dan istri karena adanya hal baik dari luar yang dihadirkan
ke dalam rumah tangga. Sebagai suami dan istri, faktor dari luar itu bisa
berupa berkat-berkat yang diperoleh melalui pekerjaan atau hal-hal baik
lainnya dari luar lingkungan keluarga dan dapat memberikan manfaat bagi
hubungan suam-istri serta keluarganya.
4. Tangan kanan biasanya dipakai untuk tujuan tertentu seperti makan,
menyiapkan makanan, memberi salam dan membelai seseorang. Hal ini
berarti anggota tubuh yang dimiliki oleh suami atau istri sebaiknya dipakai
untuk menghadirkan kebaikan bahkan kehidupan bagi pasangannya dan
keluarganya. Kehidupan yang dapat dihadirkan melalui efektifitasnnya
seseorang menggunakan anggota tubuhnya, misalnya melalui pekerjaan,
pelayanan dalam keluarga, menyatakan kasih sayang. Dengan demikian,
tidak ada kekerasan atau KDRT dalam rumah tangga atau keluarga.
5. Perempuan gereja harus mampu mewujudkan kehidupan rumah tangga
dan keluarganya yang selalu disertai penanaman nilai-nilai yang baik dari
dalam dirinya. Nilai-nilai tersebut menjadi kekuatan untuk menciptakan
kehidupan yang penuh cinta kasih, kehangatan dan keharmonisan. Untuk
79
itu, segala sesuatu yang ia peroleh dari luar dirinya yakni dari
lingkungannya (rumah, tempat bekerja) termasuk dari persekutuan wadah
pelayanan perempuan harus dijadikannya sebagai peluang untuk
mendukung kehidupan yang baik tersebut.
6. Relasi yang harus dihadirkan perempuan gereja dalam kehidupan rumah
tangganya haruslah didasari pada iman percaya. Relasi ini bagi Rasul
Paulus sama seperti relasi antara jemaat atau gereja (perempuan/istri)
dengan Tuhan Yesus (laki-laki/suami). Kelanggengan relasi akan
memberikan jaminan keselamatan dan kehidupan bagi perempuan dan
keluarganya
PA PEMUDA
Kamis, 03 Agustus 2023
80
I. Pengantar :
Kita telah memasuki bulan Agustus 2023, bulan “keramat” bagi bangsa kita,
Indonesia tercinta, karena pada bulan ini kemerdekaan bangsa kita
diproklamasikan. “Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat”
adalah tema yang memayungi pergumulan kita di bulan ini. Bangsa kita
sudah merdeka dan tahun ini kita akan merayakan ulang tahun
kemerdekaannya yang ke 78. Tetapi apakah kemerdekaan itu benar-benar
sudah dinikmati di dalam keluarga, didalam kehidupan bergereja dan juga
dalam kehidupan bermasyarakat kita? Ini pertanyaan yang masih
menggelitik hati kita.
81
mengasihi saudara, bukanlah pilihan, tetapi perintah yang harus
dilakukan.
Saudaraku, dari telaah teks di atas, kita belajar bahwa Allah telah
sungguh-sungguh mengasihi kita. Kasih Allah itu terwujud dalam
pengorbanan PuteraNya Yesus Kristus, agar kita terbebas dari kuasa
dosa dan maut. Allah tidak menuntut dari kita untuk membalas kasihNya
kepada kita dengan hal-hal yang berat dan muluk-muluk, tapi cukup
dengan mengasihi saudara kita.
Bicara tentang saudara, maka ada saudara yang kita miliki karena
punya hubungan darah dengan kita, tapi ada juga saudara yang kita
peroleh karena memilki iman yang sama kepada Tuhan Yesus. Namun
ada juga saudara yang walaupun tidak seiman tetapi telah menjadi
seperti saudara bagi kita karena persahabatan, teman kerja dan
sebagainya, istilah anak sekarang “teman rasa sodara”. Selain itu ada
juga ciptaan Tuhan lainnya yang mesti kita kasihi sehingga kita tidak
merusaknya, seperti alam lingkungan kita. Jika kita tidak menyayangi
lingkungan kita dan kita merusaknya, maka alam ini akan menjadi
ancaman bagi kita, apalagi di musim penghujan.
Mari kita mengasihi semua “saudara” itu, agar kita dapat hidup bersama
dalam kasih, karena Tuhan telah lebih dulu mengasihi kita.
III. Pertanyaan PA
1. Mengapa sulit untuk melakukan hal mengasihi seperti yang dikatakan
ini: “barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak
mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” ? Jelaskanlah!
2. Apa yang akan saudara lakukan jika saudara mendapati seorang teman
yang marah atau dendam terhadap saudaranya atau keluarganya?
Bagaimana cara mendampingi yang baik untuk menolongnya dan
menolong saudara atau keluarganya?
RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 10 Agustus2023
82
Pokok - Pokok Renungan:
1. Dalam kenyataan hidup sesehari kita pasti pernah menemukan adanya
keluarga yang meng”anakemas”kan salah satu anak dalam keluarga
mereka dengan berbagai alasan. Bisa karena anak itu pintar, anak itu rajin,
anak itu berbakat di suatu bidang sehingga membanggakan orang tua atau
karena alasan lainnya. Kondisi seperti ini pasti akan menimbulkan
kecemburuan di antara anak yang “diemaskan” dengan anak yang lainnya.
Hal ini juga terjadi dalam keluarga Yakub seperti yang dikisahkan dalam
bacaan kita, Kejadian pasal 37 ayat 1 sampai 11. Yakub menunjukan kasih
sayang yang berbelebihan kepada Yusuf dibandingkan dengan anak-
anaknya yang lain. Sikap Yakub ini seperti cerminan dari pengalaman
dirinya yang disayang oleh Ribka ibunya, sementara Esau, kakaknya,
disayang oleh ayah mereka, Ishak. Sebetulnya pengalaman hidupnya mesti
menjadi pelajaran berharga baginya saat dia sudah berkeluarga dan punya
anak-anak. Namun yang terjadi adalah Yakub mengulangi apa yang
dilakukan kedua orang tuanya. Kasih sayang Yakub yang begitu menyolok
kepada Yusuf menimbulkan kemarahan, kebencian dan kecemburuan di
hati saudara-saudaranya (ayat 1 – 4). Ditambah lagi dengan mimpi-mimpi
Yusuf (2 kali mimpi) yang memiliki arti : Ayah, Ibu dan sauadara-saudaranya
akan tunduk dan hormat kepadanya. Yakub memang menegor Yusuf
karena mimpinya itu, karena bagi Yakub, mana mungkin ia dan isterinya
akan tunduk sampai ke tanah dan hormat kepada Yusuf. Yakub belum
memahami bahwa sesungguhnya Allah telah memulai rencana
penyelamatan kepada umatNya melalui Yusuf (5 – 11). Demi melampiaskan
rasa iri, marah, benci dan cemburu seseorang dapat melakukan tindakan
kekerasan bahkan sampai membunuh. Dan itulah yang terjadi dengan
saudara-saudara Yusuf. Mereka berpikir bahwa dengan melenyapkan
Yusuf, perhatian dan kasih sayang Yakub, ayah mereka, akan beralih
kepada mereka.
2. Teman-teman pemuda yang dikasihi Tuhan Yesus. Tema pemberitaan di
bulan Agustus ini adalah : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan
Masyarakat. Tema ini mengisyaratkan bagi kita bahwa Keutuhan Keluarga
adalah hal yang yang sangat penting dan perlu dijaga. Karena jika keluarga
sudah utuh maka hal itu akan berimbas ke luar. Seperti kata pepatah “ala
bisa karena biasa”. Jika kita telah terbiasa menjaga dan merawat keutuhan
hidup kita di dalam keluarga, maka kita akan melakukannya juga saat kita
berada di dalam persekutuan bergereja maupun bermasyarakat. Untuk bisa
83
menjaga keutuhan keluarga, gereja maupun masyarakat maka hal penting
lainnya yang harus kita perhatikan dan lakukan adalah Menghargai dan
Memerima Perbedaan, seperti yang diisyaratkan oleh tema mingguan kita.
Saudaraku, setiap kita diciptakan Tuhan dengan ciri, sifat, karakter dan
karunia yang berbeda. Perbedaan ini bukan dimaksudkan agar kita
bersaing, bertengkar dan saling mengolok-olok, tetapi agar kita saling
melengkapi. Karena itu, hindarilah dari hati kita rasa iri, cemburu, benci,
sakit hati dan perasaan lainnya yang tidak menguntungkan terhadap orang
lain yang punya kelebihan. Yang harus terjadi adalah kita menghargai
kelebihan itu dan jadilah bangga jika ada kenalan, saudara teman kita yang
punya kelebihan. Jika hal ini dapat kita tanamkan, maka keutuhan kita di
keluarga, gereja dan masyarakat akan tetap tejaga.
3. Saudaraku, mungkin saja di antara saudara ada yang mengalami hal-hal
seperti yang dialami dalam keluarga Yakub. Mungkin saudara ada di posisi
Yusuf, atau Yakub, atau di posisi saudara-saudara Yusuf. Mari belajar dari
keluarga ini untuk tidak mengulangi kesalahan yang mereka lakukan. Jika
kita adalah seorang tua, mari kita menjadi orang tua yang bijak. Berikanlah
kasih sayang yang sama bagi setiap anak yang Tuhan berikan kepada kita.
Jika kita menjadi anak yang tidak punya kelebihan khusus yang dapat
dibanggakan sehingga “kurang” mendapat perhatian dan kasih sayang,
jangan kita menjadi iri dan cemburu kepada saudara kita yang punya
kelebihan. Mari belajar untuk menerima dan menghargai kelebihan
saudaramu itu. Jika hal ini bisa kita lakukan di rumah, maka di masyarakat
dan gereja, kita juga dapat melakukannya. Tuhan Yesus menolong kita
semua. Amin!!
DISKUSI PEMUDA
Kamis, 17 Agustus 2023
84
Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan :Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan/
(Merawat Persaudaraan yang Rukun –Tema HUT RI)
Kisah inspiratif :
“Saling Mendendam Tak Ada Gunanya.”
W illy dan Anis berkerja pada kantor yang sama. Ternyata mereka
bersahabat sejak kecil. Rumah mereka bersebelahan. Waktu SD dan
SMP mereka satu sekolah, namun saat SMA, mereka terpisah karena Willy
memilih masuk SMK dan Anes di SMA. Suatu ketika terjadi tawuran antara
sekolah Willy dan sekolah Anis. Pada kejadian tawuran itu, Willy terkena
lemparan batu hingga kepalanya luka dan mengeluarkan darah cukup banyak
sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Sejak saat itu Willy jadi benci kepada
Anis, padahal saat tawuran Anis tidak ada di situ, karena ia langsung pulang.
Seiring berjalannya waktu, dendam di hati Willy semakin membara sampai
sauatu ketika, Willy mengalami kecelakaan tabrak lari. Willy terlegeletak
bersimbah darah di jalan raya. Pada saat yang sama, Anis dan Papanya
melintas. Melihat ada kerumunan di pinggir jalan, Anis meminta Papanya
menepi. Dan.. “Astaga, Willy..!!” seru Anis melihat korban lakalantas itu.
Selanjutnya Anis meminta mereka yang ada di situ mengangkat Willy ke
mobilnya lalu Anis dan Papanya membawa Willy ke rumah sakit..
Saat mereka akan pulang, Willy meminta maaf kepada Anis karena telah salah
menilai sehingga menaruh dendam padanya. Merekapun merajut kembali
persahabatan mereka yang sempat koyak. Jadilah mereka sahabat “rasa
saudara” (sahabat yang hubungannya sudah lebih dari pada saudara).
Hubungan itu berjalan hingga kini dan tanpa mereka rencanakan, mereka bisa
sekantor.”2
Pertanyaan Diskusi:
1. Berikan pendapat saudara mengenai kisah inspiratif di atas dalam kaitannya
dengan tema mingguan : Hiduplah Harmonis dan Jauhi Perpecahan!
2. Hari ini kita sedang merayakan Hari Ulang Tahun Bangsa kita yang ke 78.
Apa yang anda pahami sebagai pemuda gereja dari bacaan Mazmur 133
bila dikaitkan dengan tema perayaan HUT RI Merawat Persaudaraan yang
Rukun? Jelaskan pehaman tersebut!
Pesan Teks:
2
Seperti yang diceriterakan Anis dan Willy (bukan nama sebenarnya) kepada
saya pada hari Sabtu, 22 April 2023 di Lateri Beach Restaurant.
85
Persekutuan dan persaudaraan yang rukun digambarkan oleh Daud dalam
nyanyian ziarahnya di Mazmur 133 dengan “minyak yang baik” (ayat 2) dan
“embun gunung Hermon” (ayat 3). Di dalam Alkitab, baik Perjanjian lama
maupun Perjanjian Baru, banyak diungkapkan penggunaan minyak untuk
aktifitas tertentu. Seperti :
Pengurapan seseorang yang akan dinobatkan untuk menduduki jabatan
tertentu seperti raja (band. 1 Samuel 10 : 1 Penobatan Saul sebagai raja
Israel oleh Samuel dengan pengurapan yang menggunakan minyak)
Sebagai alat untuk menyembuhkan orang sakit (band. Yakobus 5 ayat 14)
Sementara ungkapan embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk
memberi gambaran tentang kesegaran dan kesejukan dalam kehidupan. Jika
berada di puncak gunung, udara gunung yang sejuk dan segar pasti akan
memberikan rasa nyaman, aman dan damai kepada kita.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa hidup rukun dan damai itu
sungguh amat berharga seperti minyak yang mahal serta mendatangkan
suasana yang damai, aman, nyaman, sejuk, segar dan teduh, seperti embun
gunung.
Dalam kehidupan ini, kita mengenal dua makna “Saudara”, yaitu : “saudara”
karena ada ikatan darah dan “saudara” karena ikatan iman ataupun pekerjaan/
pergaulan. Dalam ikatan persaudaraan seperti itulah, pemazmur menghendaki
adanya sikap saling mengasihi, rukun dan damai, saling mengampuni
manakala terjadi kesalahan. Di sinilah letak pentingnya hidup bersama dengan
menjaga dan memelihara semangat kerukunan. Permusuhan cepat
diselesaikan. Konflik cepat diatasi. Satu sama lain merasakan diterima dengan
tangan terbuka dan hati yang hangat.
MEDITASI PEMUDA
Kamis, 24 Agustus 2023
86
Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan :Membangun Hidup Tanpa Penindasan
87
atau dengan kata lain kita harus membangun kehidupan kita dengan jalan
yang benar dan tidak mengorbankan orang lain.
- “menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, artinya ketika
seseorang menindas orang yang lemah maka orang itu telah menghina
Pencita (TUHAN), sebab orang lemah itu adalah manusia yang Tuhan
ciptakan segambar dan serupa dengan-Nya.
- “siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.”
Tuhan menghendaki kita menaruh belas kasih kepada orang yang lemah -
orang-orang miskin, sakit, tertindas, terpinggirkan, dll- karena semuanya
untuk kemuliaan Pencipta. Dialah yang mengatur agar bumi senantiasa
penuh dengan kebaikan yang memuliakan nama-Nya. Menaruh belas
kasihan adalah tindakan memberikan belas kasih kepada orang lemah
sehingga mereka tertolong.
- Jauhilah hidup kita dari tindakan menghina orang lain dan berbelas
kasihlah untuk menolong mereka sebab TUHAN memberkati orang yang
baik hati.
6. Meditasi : Masing-masing peserta kebaktian masuk dalam keheningan
sambil merenungi dan menghayati ayat bacaan serta penjelasan teks yang
diberikan pemimpin kebaktian. Waktunya 3 – 5 menit
7. Peserta kebaktian diberi kesempatan untuk berbagi pendapat ataupun
pengalaman berkaitan dengan tema mingguan Membangun Hidup Tanpa
Penindasan dan nas Amsal 14 : 31.
8. Menyanyikan : NyJGPM Nomor 14 "Ku S’lalu Ingin MemujiMu"
Ku s’lalu ingin memujiMu sebagaimana hidupku
Karna cinta kasih setiaMu menuntun di setiap waktu
Bagai rusa rindu airMu begitu juga jiwaku
Dawai cinta mengalun syahdu getarkan sluru hidupku
Kicau burung menyambut sang surya hangat cahaya kemulian
Kuncup bunga di taman lestari sebarkan aroma cintaMu
Ombak samudara riuh menderu memuji keagunganMu
Ya Tuhan b’ri kekuatan ku mau bersaksi bagiMu
Madahku tahtaMu kan abadi selama-lamanya
9. Doa Syukur Oleh Pemimpin Kebaktian diakhiri dengan Doa Bapa Kami
10. Peserta Kebaktian berdiri dan melagukan bersama : NyJ GPM Nomor 310 :
1, 2 “Satu Tangan Tak Kuat”
Satu tangan tak kuat berjuang.. Dua tangan tak kuat berjuang
Bila kita semua berjuang Hasil pasti besar mari kita semua berjuang
Hasil pasti besar pasti besar Hasil pasti besar pasti besar
88
Bila kita semua berjuang hasil pasti besar Britakan namaNya
Satu mulut tak kuat tabaos Dua mulut tak kuat tabaos
Bila kita semua tabaos orang pasti dengar Mari kita semua tabaos
Hasil pasti besar pasti besar Hasil pasti besar pasti besar
Bila kita semua berjuang hasil pasti besar Saksikan firmanNya
11. Berkat :
P. Pulanglah dengan damai dan terimalah berkat Tuhan :
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan
Yesus Kristus menyertai saudara-saudari. Amin!
=====
89
Kamis, 31 Agustus 2023
90
dan Dina. Ia menghargai anak-anaknya karena itu ia ingin tahu dulu apa
pendapat mereka sebelum ia mengambil keputusan.
Kekuatan cinta akan membuat kita dijauhkan dari perilaku tidak terpuji
yang penuh trik dan tipu muslihat seperti yang dilakukan anak-anak
lelaki Yakub. Yang meminta agar Sikhem, Hemor dan orang-orang
senegerinya disunat sebagai syarat untuk mereka menerima Sikhem
menjadi suami Dina, namun saat mereka kesakitan setelah mereka
disunat, malah mereka diserang, dibunuh dan harta kekayaan mereka
dijarah.
3. Itulah hal-hal yang kita pelajari dari bacaan kita hari ini dalam kaitannya
dengan tema pergumulan kita di minggu ini. Jangan hanya kita pelajari
tetapi haruslah kita melakukannya dalam kehidupan nyata kita. Rawatlah
keutuhan keluarga kita, baik keluarga karena memiliki hubungan darah,
maupun keluarga yang kita milki karena iman, ataupun karena pekerjaan
dengan kekuatan cinta, agar kita tetap hidup berdampingan secara damai
dan nama Tuhan diperluakan. Tuhan Yesus menolong kita semua dalam
mengakhiri bulan ini dan menuntun kita memasuki bulan baru nanti. Amin!!
91
PA UNIT
Jumat, 04 Agustus 2023
Telaah Teks
1. Inti teks ini adalah perihal kemerdekaan Kristen. Paulus hendak
mengajarkan bahwa umat Kristen telah memperoleh kemerdekaan dari
cengkeraman hukum Taurat dan adat-kebiasaan Yudaisme. Taurat dan
adat-kebiasaan Yudaisme merupakan suatu sistem keselamatan oleh
perbuatan. Paham keselamatan oleh perbuatan bertentangan dengan
karya selamat yang dikaryakan Allah dalam Yesus Kristus. Keselamatan
adalah anugerah Allah bukan hasil dari usaha manusia termasuk
melakukan hukum Taurat dan adat-kebiasaan Yudaisme. Ajaran tentang
kemerdekaan Kristen ini dsampaikan untuk mengingatkan jemaat Galatia
bahwa Kristus telah membebaskan mereka dari hukum Taurat dan adat-
kebiasaan Yudaisme. Jemaat Galatia tidak boleh terpengaruh dengan
ajaran para pengacau tetapi “berdirilah teguh dan jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan” (ayat 1). Jemaat Galatia haruslah berpegang
pada ajaran tentang kemerdekaan Kristen dan tidak boleh terpengaruh
dengan paham bahwa orang dapat diselamatkan karena melakukan hukum
Taurat dan adat-kebiasaan Yudaisme. Oleh sebab itu kepada mereka
Paulus katakan: “jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali
tidak akan berguna bagimu” (ayat 2dan3). Bila jemaat Galatia
mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, maka mereka pasti “lepas
dari Kristus” dan “hidup di luar kasih karunia” (ayat 4). Paulus menegaskan
bahwa jemaat Galatia adalah “orang-orang yang ada di dalam Kristus
Yesus” serta sedang menantikan kebenaran yang diharapkan “dalam Roh”
dan “karena iman” (ayat 5). Hukum Taurat dan sunat tidaklah
menyelamatkan tetapi Kristus, sehingga mereka “hidup hanya karena iman
yang bekerja oleh kasih” (ayat 6). Mereka harus percaya pada Kristus dan
bukannya terpengaruh pangacau yang disebut Paulus dengan sebutan
“sedikit ragi” (ayat 7,8,9). Maksudnya adalah seperti ragi yang membuat
adonan mengembang, seorang pengacau atau satu kelompok kecil dapat
mempengaruhi semua orang di dalam jemaat Galatia. Para pengacau
92
menyebarkan berita bohong. Kata mereka Paulus menyetuji sunat, tapi
Paulus justeru menyangkal hal itu (ayat 10). Sebaliknya, Saliblah yang
Paulus beritakan dan karena itu ia tetap mengalami penghambatan atau
kesukaran (ayat 11). Mereka yang menyebarkan berita bohong tentang
dirinya pasti menanggung akibat buruk dari perbuatannya. Lebih dari itu ia
mempersilahkan para penghasut itu untuk mengebirikan diri sendiri (ayat
12). Sunat menjadi masalah antara Paulus dengan para pengacau.
Mereka menginginkan agar semua penyembah berhala yang bertobat
harus lebih dahulu menjadi anggota perjanjian Abraham dengan disunat,
sebelum dibaptiskan sebagai orang Kristen. Tuntutan ini dipahami Paulus
sebagai upaya menambahkan sesuatu pada keselamatan yang dikaryakan
Kristus. Keselamatan yang dianugerahkan Kristus itu sempurna (tak ada
cacat celanya) adanya. Sehingga tak perlu lagi ditambah dengan apapun.
Jadi cerita bahwa Paulus menyetujui sunat adalah dalih (alasan yang
dibuat-buat untuk mendukung kebenaran perbuatannya) para pengacau.
Atas dasar itu Paulus menolak dengan tegas pikiran tentang
diberlakukannya sunat sebagai syarat menjadi Kristen.
2. Semua orang yang telah dimerdekakan dalam Kristus tak boleh lagi
memperhambakan diri mereka dalam dosa. Sebaliknya terpanggil untuk
hidup dalam kasih. Kasih adalah karakter kemerdekaan Kristen atau buah
keselamatan di dalam Kristus. Tindakan saling mengasihi adalah wujud
kasih. Mengasihi dengan cara saling melayani adalah buah dari
keselamatan. Jadi saling melayani bukanlah upaya atau “tiket” untuk
memperoleh keselamatan (ayat 13). Itulah sebabnya kasih dipahami
Paulus sebagai esensi hukum Taurat. Bila orang-orang merdeka saling
melayani, maka sebenarnya mereka telah melaksanakan hukum Taurat.
Hanya saja, hukum Taurat diwujudkan karena orang percaya sudah
diselamatkan bukan agar memperoleh keselamatan (ayat 14). Jadi sikap
dan pandangan Paulus tentang hukum Tauat ditegaskan di sini. Hukum
Taurat selayaknya diterima dan diberlakukan jemaat Galatia sebagai
sebuah ajaran dan bukan syarat untuk memperoleh keselamatan. Karena
itu Paulus memberi makna baru bagi hukum Taurat. Walau demikian,
orang-orang yang telah diselamatkan masih akan terus bergumul untuk
mewujudkan kasih. Tantangan pasti dihadapi, yakni “saling mengigit dan
menelan”. Tindakan saling menyakitkan dan mengorbankan orang lain
demi kepentingan diri sendiri akan yang lain terus digumuli. Orang lain
tersakiti baik karena perbuatan maupun perkataan sesamanya. Selan itu
93
sesama dapat saja dimanfaatkan agar keuntungan diperoleh bagi diri
sendiri. Paulus mengingatkan jemaat Galatia akan hal itu agar mereka
waspada dan berusaha mengatasinya supaya tidak saling membinasakan.
Kasih mengharuskan orang-orang yang telah diselamatkan memperbaiki
kesalahan relasi dengan sesamanya, sehingga terbebas dari kebinasaan
(ayat 15).
Pertanyaan Pendalaman :
Apa saja yang dapat dipelajari sebagai pelajaran iman dari nas hari ini?
94
RENUNGAN UNIT
Jumat, 11 Agustus 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Teks ini menegaskan panggilan untuk menunjukkan bahwa iman kita
harus selalu bertumbuh dan hidup bukan mati. Iman yang hidup ditandai
oleh perbuatan baik. Sebaliknya perbuatan jahat adalah bukti matinya
iman. Hal ini berarti bahwa iman berkorelasi dengan perbuatan atau
tindakan. Iman bukanlah sesuatu yang abstrak atau tak dapat dialami
secara konkrit tetapi sangat riil karena berlangsung dalam keseharian
hidup kita. Bila demikian halnya, maka tindakan yang kita aktakan sebagai
orang beriman semestinya diinspirasi atau digerakan oleh iman itu sendiri.
Iman dan perbuatan bukanlah dua hal yang terpisah tetapi menyatu dalam
hidup orang beriman. Perbuatan atau tindakan sejatinya merupakan wujud
konkrit dari iman atau kepercayaan kita kepada Allah di dalam Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Bila kita mengaku percaya atau beriman, maka
seluruh perbuatan atau tindakan kita harusnya membuat Allah dimuliakan.
Kesadaran seperti ini perlu dimiliki orang Kisten agar terhindar dari
melakukan perbuatan yang brutal, konyol atau merusak serta
menyakitkan. Ingatlah bahwa selamanya kita akan tetap hidup bersama
orang lain atau sesama. Oleh sebab itu pasti akan terus pula berlangsung
relasi dengan sesama manusia. Relasi di antar manusia bahkan dengan
ciptaan yang lainnya membuka ruang bagi berlangsungnya tindakan.
Tindakan atau perbuatan apapun yang diaktakan tidak boleh terlepas dari
kaitannya dengan iman.
2. Yakobus berpesan kepada kita sebagai orang yang beriman kepada
Yesus Kristus, agar hendaknya janganlah iman itu diwujudkan dengan
memandang muka. Sekalipun kita pasti akan menjumpai perbedaan
dalam keberadaan sebagai manusia, namun haruslah diingat dan dihayati
bahwa semua orang sama di hadapan Allah. Tindakan memandang muka
atau pilih kasih bukan saja menciderai relasi di antara sesama manusia
tetapi juga dengan Allah Sang Pencipta. Hindarilah kecenderungan
memberi perlakuan istimewa kepada orang tertentu hanya karena alasan
kelebihan kekayaan, pengaruh, kuasa atau kedudukan. Selain itu
95
janganlah kiranya memperlakukan orang lain dengan tidak pantas hanya
karena ia miskin atau alasan tidak manusiawi lainnya. Berusahalah
sungguh-sungguh agar tidak bertindak senonoh. Maksudnya bertindak
tidak baik, tidak sopan, tidak pantas kepada sesama kita. Mari belajar dan
terima bahwa pada kenyataannya kita hidup dengan berbagai perbedaan.
Baik agama, asal, suku, harta, kedudukan, jabatan dan status sosial. Kita
memang berbeda dalam banyak hal, namun semuanya diciptakan oleh
Pencipta yang satu saja adanya. Dia-lah pencipta yang baik dan
menciptakan semua orang sama yakni sebagai gambar dan rupa-Nya di
bumi ini. Ingatlah bahwa di hadapan Sang Pencipta kita semua sama
adanya. Teruslah berusaha memenuhi hati dan pikiran dengan Roh,
hikmat dan kebaikan supaya tindakan kita berarti bagi sesama dan
berkenan pada Allah. Hargai dan terimalah perbedaan masing-masing
sebab hanya dengan demikian kita dapat menjaga keutuhan keluarga,
gereja dan masyarakat. Amin.
96
DISKUSI UNIT
Jumat, 18 Agustus 2023
Pengantar Diskusi
Pesan Teks
Teks hari menyebutkan secara konkrit kelemahan dan masalah yang
sesungguhnya merupakan gumulan orang beriman. Selain itu disebutkan pula
karakter yang baik dengan maksud menjadi pembanding, sehingga perbedaan
muncul jelas dengan sendirinya. Manusia adalah makhluk yang memiliki dua
karakter secara bersamaan, yakni baik dan buruk. Fakta inilah yang menjadi
alasan diperlukannya kebijaksanaan agar yang baik dan buruk dapat
dibedakan. Penulis menyebutkan adanya tiga karakter buruk yaitu Si pemarah,
lekas gusar, dan keangkuhan. Sedangkan karakter yang baik adalah rendah
hati. Karakter buruk berdampak tidak baik misalnya pertengkaran dan
97
pelanggaran. Sebaliknya karakter baik membuat hidup menjadi berarti yakni
menerima pujian. Jelas sudah bahwa karakter buruk pasti menghancurkan
keutuhan dan harmoni hidup dan oleh sebab itu harus diatasi. Karakter baik
harus dimiliki, dipertahankan dan dikembangkan agar hidup yang berkualitas
dapat dialami baik dalam keluarga, gereja maupun masyarakat. Sebaiknya
dahulukan penataan kehidupan keluarga baru kemudian gereja dan
masyarakat. Keluarga yang harmoni serta utuh atau yang tidak ada perpecahan
di dalamnya pasti berdampak pula bagi gereja dan masyarakat. Semua
anggota keluarga tertantang untuk berusaha menjadi orang bijaksana. Sebab
hanya orang bijaksanalah yang mampu mengatasi karakter buruk (lihat
pengertian bijaksana pada point 1 di atas)
Pertanyaan Diskusi:
1. Sebab apakah yang membuat seseorang lekas gusar, menjadi Si pemarah
dan angkuh serta bagaimana cara mengatasi hal tersebut termasuk
dampaknya: pertengkaran, pelanggaran juga merendahkan orang?
2. Selain rendah hati, hal baik apakah yang perlu juga dimiliki orang
bijaksana?
98
MEDITASI UNIT
Jumat, 25 Agustus 2023
99
Maha kasih yang ilahi, nikmat sorga turunlah
Mendiamai hati kami; Kau-lah mahkota kurnia.
Yesus, Kau berlimpah rahmat,
Sumber kasih yang besar!
Datanglah membawa s’lamat
bagi kami yang gentar.
7. Pemimpin; hari ini kita kembali diingatkan bahwa Tuhan-lah Pencipta yang
baik. Hati adalah salah satu dari demikian banyaknya anugerah terindah
yang Tuhan anugerahkan. Hati adalah pusat kendali kehidupan sebagai
manusia yang perlu dirawat agar dapat tetap berfungsi seturut maksud
Sang Khalik. Peliharalah hatimu, kiranya suci adanya supaya maksud ilahi
menjadi jelas dan baik pula akhlak serta kelakuan. Hati yang suci
menyuburkan perasaan positif dan sikap yang baik. Perasaan sebaliknya
perasaan negatif dan sikap yang buruk terlahir dari hati yang “sakit” atau
“kotor”. Bersihkanlah dari iri sebab hal itu hanya akan merusak hidup.
Hidup adalah kesempatan untuk berjumpa dengan semua orang dengan
berbagai latar belakang dan perangai. Orang dengan perangai buruk pun
dapat menjadi sebab seseorang mengalami iri hati. Iri adalah rasa tidak
senang jika melihat orang lain mendapatkan kebahagiaan. Pengertian yang
lainnya adalah rasa ingin seperti orang yang mendapatkan kesenangan,
termasuk yang dialami orang jahat. Hidup orang yang jahat kelihatannya
bahagia tapi sesungguhnya tidaklah demikian. Walaupun mereka
mengalami kebahagiaan, sesungguhnya semua itu sementara saja dan
bukanlah bahagia sejati. Kebahagiaan sejati adalah suasana sukacita
karena telah melakukan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu hidup ini
haruslah dijalani dengan bijak.
8. Menyanyikan KJ.No.:33:1; Suara-Mu Kudengar:
Suara-Mu kudengar memanggil diriku,
Supaya ‘ku di Golgota dibasuh darah-Mu!
Aku datanglah, Tuhan pada-Mu;
Dalam darah-Mu kudus sucikan diriku.
9. Pemimpin: jalani hidup dengan bijak salah satu wujudnya adalah tidak iri
dan bergaul dengan orang jahat. Sekalipun demikian tetaplah berdoa
kepada mereka agar bertobat dan berbalik dari perbuatan salah. Jangan iri
dan bergaul mengandung maksud tidak terpengaruh dan ikut-ikutan
melakukan kejahatan. Hati dan perkataan orang jahat tidak layak untuk
ditiru. Mereka memikirkan penindasan dan membicarakan bencana.
Seruan untuk tidak iri dan bergaul dengan orang jahat bertujuan
100
menghindarkan kita dari hidup sebagai penindas dan pembuat bencana.
Bersihkan dan sucikanlah hati seraya pehuni hidup dengan kebaikan.
Jadilah orang baik dan jauhilah kejahatan. Ingatlah bahwa Allah
menyelidiki hati dan oleh sebab itu buanglah iri. Gantilah iri dengan lemah
lembut juga rendah hati, maka hidupmu pasti terpelihara dalam pengasihan
Allah, kini dan nanti.
10. Menyanyikan: KJ.No.58:1 Mahakasih Yang Ilahi:
Mahakasih yang ilahi, nikmat sorga turunlah
mendiami hati kami; Kau mahkota kurnia.
Yesus, Kau berlimpah rahmat,
Sumber kasih yang besar!
Datanglah membawa s’lamat
bagi kami yang gentar.
11. Pemimpin: berdoa syukur dan mohon berkat.
101
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 05 Agustus 2023
102
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 12 Agustus 2023
103
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 19 Agustus 2023
104
merangkul dan menghangatkan bukan memisahkan dan
memanaskan.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 26 Agustus 2023
105
para pelayan anak yang lemah lembut, penuh kasih dan sabar serta
menghindarkan diri dari sikap yang terkesan “menindas” dan membuat
anak-anak kita tidak nyaman.
106
- Rasul Paulus sejak kecil sudah terbiasa hidup dalam kehidupan yang
majemuk. Ia dilahirkan dan dibesarkan sebagai seorang Yahudi yang taat
beragama dari garis keturunanan suku Benyamin Seseorang yang lahir
dan besar di kota semacam ini, tentulah akan mendapat banyak
pengalaman, hidup dalam kemajemukan dan keanekaragaman umat
manusia. Rasul Paulus mendasarkan pandangan dan sikapnya terhadap
kemajemukan dan keanekaragaman umat manusia, bukan sekadar pada
bagaimana pengalaman hidup dalam kemajemukan memengaruhi dirinya,
melainkan juga dalam keyakinannya akan kasih Allah pada semua orang.
Itulah sebabnya, Rasul Paulus pada ayat 12, berkata, “Sebab tidak ada
perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang
satu itu adalah Tuhan dari semua orang yang berseru kepada-Nya.”
107
1
penghukuman yang berat apabila ia diserahkan kembali kepada pemilik
lamanya. Israel memiliki banyak aturan yang harus mereka jalani antara
lain kudus dalam ibadahnya, juga dalam pertempuran. Ketika ada seorang
laki-laki yang tidak tahir, orang itu harus keluar perkemahan dan
membersihkan diri. Demikian pula dalam pembuangan kotoran, mereka
harus menutupinya dengan pasir agar tanah itu tetap bersih. Dalam hal
budak pelarian, mereka harus memperlakukannya dengan baik dan tidak
menindas. Israel juga dilarang melakukan pelacuran yang merupakan
bagian penyembahan berhala, apalagi mempersembahkan uang dari hasil
perbuatan itu kepada Tuhan.
108
109
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 04 September 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Dua hari lagi tepatnya di tanggal 6 September, sebagai persekutuan
pelayan dan umat, kita akan mensyukuri bertambah satu tahun usia bagi
Gereja Protestan Maluku yang ke 88 tahun. Syukur atas kasih dan anugerah
Allah dalam Kristus Kepala GPM yang selalu menuntun, menyertai dan
memberkati seluruh tugas dan tanggung jawab menanam dan menyiram
dari ujung Halmahera Maluku Utara sampai Tenggara jauh. Hanya oleh
karena kasih dan anugerah Tuhan itu sajalah GPM tetap setia dalam
pelayanan dan kesaksian memberitakan Injil kerajaan Allah sekalipun
menghadapi berbagai tantangan dan persoalan di tengah perubahan
zaman. Tidak dapat disangkali bahwa realitas dunia dengan kemajuan di
era digital ini membawa dampak yang besar bagi GPM, baik positif maupun
negatif. Dunia handphone dan gadged yang sekali tekan membuat orang
dapat mengetahui informasi dengan cepat dan membuat dunia seakan lebih
kecil dan sempit. Tanpa disadari menimbulkan sikap malas dan harap
gampang serta tidak mau berjuang dan bekerja keras.
2. Disamping itu GPM ditantang pula dengan berbagai tantangan-tantangan
iman sehingga terkadang membuat pelayan maupun umat yang tidak
sungguh-sungguh untuk meyakini akan kuasa Tuhan. Kalaupun berdoa
tidak bertekun dan mungkin menunggu terlalu lama akhirnya mengambil
jalan pintas dengan mengandalkan kekuatan di luar Tuhan. Lebih
mengandalkan kekuatan diri, kepintaran, kemampuan sebagai manusia
ataupun kuasa-kuasa kegelapan. Hal ini menyebabkan lebih memperberat
persoalan yang bukannya menyelesaikan masalah tanpa masalah (slogan
Penggadaian) tetapi menyelesaikan masalah tambah masalah. Padahal doa
adalah hal yang penting dan mendasar bagi kehidupan kita sebagai orang
percaya. Doa menjadi nafas hidup kita dan alat untuk kita berkomunikasi
dengan Allah dan meyakini kuasa Allah untuk menolong kita saat kita
menghadapi tantangan dan persoalan.
3. Kekuatan doa yang menghadirkan mujizat kuasa Allah yang dasyat
disaksikan dalam nas bacaan ini melalui nabi Elia saat berhadapan dengan
110
450 nabi baal. Elia meminta Tuhan menunjukkan kuasaNya sebagai tanda
dan bukti bagi umat Israel serta juga raja Israel Ahab yang hidupnya
melakukan kejahatan di mata Allah dengan menyembah kepada baal-baal.
Untuk membuktikannya, Elia meminta masing-masing memotong seekor
lembu dan diletakan di atas kayu. Kemudian nabi-nabi baal memanggil
nama allah mereka dan Elia pun memanggil nama Tuhan. Hal tersebut
disetujui, dimulai duluan oleh para nabi baal yang memanggil allah mereka
dari pagi, tengah hari sampai sore, sambil menari-nari, berteriak-teriak
dengan menoreh-noreh tubuh mereka dan berdarah-darah sampai mereka
kerasukan. Namun tidak ada jawaban dari baal atau allah mereka.
Kemudian giliran nabi Elia yang dengan kesungguhan hati meminta kuasa
Tuhan dinyatakan dengan mengirimkan api turun dari langit untuk
membakar korban bakaran. Dalam sekejab mata turunlah api dari langit dan
membakar habis korban bakaran nabi Elia yang bahkan telah disiram
dengan air yang sangat banyak. Semua habis terbakar, dan hal itu
disaksikan oleh umat Israel dan mereka sujud menyembah dengan berkata
“Tuhan Dialah Allah”.
4. Kesaksian inipun menjadi teladan bagi kita sebagai persekutuan Paduan
Suara dalam seluruh kehidupan kita khusus tugas dan tangggung jawab
pelayanan. Pentingnya doa yang menjadi kekuatan serta nafas hidup orang
percaya mesti kita wujudkan dalam seluruh kehidupan kita. Doa dengan
kesungguhan hati, meminta kuasa dan mujizat Tuhan dalam kehidupan kita
ketika berhadapan dengan berbagai tantangan maupun masalah dalam
pelayanan. Kita juga bersaksi tentang kuasa doa melalui kidung-kidung
pujian kita sehingga semua orang yang mendengarkannya menjadi terhibur
dan menguatkan iman dan percaya mereka kepada Tuhan. Jangan kita
mengandalkan kuasa-kuasa kegelapan, sebab semuanya itu sia-sia. Namun
andalkan Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat.
111
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 11 September 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Rasul Paulus yang awalnya seorang penghabat pekerjaan Tuhan dengan
membinasakan para murid Tuhan, dijamah Tuhan Yesus di depan pintu kota
Damsyik. Jamahan Tuhan ini membuat Paulus berubah total menjadi
seorang pekabar injil yang teguh dalam imannya kepada Tuhan Yesus. Ia
tetap setia menjalani tugas panggilan pelayanan pemberitaan injil kepada
jemaat-jemaat yang ia layani. Dalam surat pastoral kepada jemaat di
Korintus yang juga menghadapi berbagai tantangan iman, Paulus
menyaksikan tentang perjalanan hidupnya ketika percaya dan menerima
Kristus sebagai Juruselamatnya dan dia teruskan iman percayanya itu
kepada semua orang yang ia layani.
2. Penderitaan demi penderitaan seakang menjadi makanan hari-hari bagi
Paulus. Namun kenyataan itu Paulus bersyukur dan bermegah justru
didalam kelemahannya. Sebuah kenyataan yang sangat kontras dari kaca
mata manusia. Orang akan bermegah, bangga dengan kehebatan,
kekuatan, kemampuan, kepintarannya. Bagi Paulus semuanya itu menjadi
sebuah kebodohan dan tidak punya arti apa-apa, ketika Kristus menjadi
sumber hidup dan yang utama dalam kehidupan Paulus. Itulah sebabnya ia
merincikan kepada jemaat di Korintus tentang statusnya sebagai seorang
Ibrani, berkebangsaan Israel, keturunan Abraham dan menjadi pelayan
Kristus dengan bukti dan pengalaman penderitaannya. Di penjara, didera,
dalam bahaya maut, di sesah lima kali, setiap kali empat puluh kurang satu
pukulan, tiga kali didera, satu kali dilempari batu, tiga kali mengalami kapal
karam, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut, menghdapi bahaya
banjir, ancaman penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dn
orang-orang bukan Yahudi. Bahaya di kota, di padang gurun, di tengah laut
serta bahaya dari saudara-saudara palsu. Kerap Paulus tidak tidur, lapar,
haus dan dahaga, berpuasa, dingin tanpa pakaian. Semuanya yang
112
dilakukan Paulus sebagai wujud imannya kepada Kristus melalui
pelayanannya kepada jemaat-jemaat dengan penuh sukacita. Bagi Paulus
kalau satu jemaat yang sakit, ia pun sangat merasakan sakit mereka, dan
kalaupun jemaat bersukacita, Paulus menyambutnya dengan penuh ucapan
syukur.
3. Apa yang diteladankan oleh Paulus sesuai dengan tema pelayanan kita
“tetap teguh dalam iman menghadapi perubahan zaman”. Kenyataan
sekarang ini memang diakui tantangan iman bagi kita sebagai orang
percaya sangat besar dengan kemajuan dunia yang berubah begitu cepat.
Semua serba moderen dan canggih dan selalu diukur dengan logika dan
pengetahuan. Iman dan keyakinan seakan menjadi sebuah dongeng. Selalu
mustahil bagi manusia sebab semuanya dilihat dan diukur dengan logika.
Hal ini sungguh menantang kita sebagai orang percaya. Sejauhmana
pengalaman iman Paulus dengan kekayaan pelayanannya itu menjadi
penting bagi kita sekarang ini. Justru kita mesti bersyukur untuk semua hal
yang terjadi sebagai kenyataan dalam tantangan dan persoalan hidup,
bahwa disitulah iman kita terus diuji. Ketika ada beban dan masalah, apakah
kita datang kepada Tuhan Yesus dalam doa dan meminta tuntunan dan
kuasaNya bagi kita ataukah kita mengandalkan kemampuan serta
kepintaran kita semata ? Setiap beban serta persoalan dalam kehidupan
mesti kita melihatnya sebagai cara Tuhan untuk membentuk kita agar tetap
kuat dan teguh dalam iman serta percaya kita kepada Tuhan.
4. Hal inilah yang mesti kita wujudkan dalam tugas dan pelayanan sebagai
persekutuan Paduan Suara. Ada banyak hal yang menantang serta
persoalan baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun persekutuan,
namun dengan penuh keyakinan iman kepada Kristus, maka kita akan
mendapat jawaban dan jalan keluar dari setiap beban dan persoalan. Kita
saksikan itu juga melalui kidung-kidung pujian yang memberikan
penghiburan serta kekuatan iman kepada semua orang yang mendengar,
sehingga dengan tuntunan kuasa Roh Kudus mereka dapat dihibur dan
memberikan sukacita.
113
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 18 September 2023
Pokok-Pokok Renungan:
1. Kita bersyukur atas kasih dan anugerah yang besar dan melimpah dari Allah
dalam Kristus Yesus bagi kehidupan kita sampai saat ini. Sekalipun banyak
tantangan dan persoalan yang kita hadapi serta sikap serta perilaku hidup
yang terkadang mendukakan hati Tuhan dan sesama, namun cinta dan
sayang Tuhan tidak pernah berubah dalam kehidupan kita. Hal demikianpun
yang terjadi dalam kehidupan umat pilihan Israel yang berlaku tidak setia
kepada Tuhan, dimana mereka menyembah kepada baal. Mereka hidup
tidak lagi bersandar dan berharap kepada Tuhan namun kepada baal. Hal
ini membuat Allah marah dan menegur mereka dengan keras. Melalui nabi
Hosea, Allah menyampaikan seruan pertobatan kepada umat. Tuhan Allah
mengharapkan umat pilihanNya itu menyadari akan segala pelanggaran dan
dosa mereka serta berbalik kepada Allah untuk menikmati kehidupan yang
penuh berkat. Kehidupan yang aman dan tenteram sebagai harapan dan
dambaan umat, hanya ketika umat mau bertobat dan berbalik kepada Allah.
2. Kesaksian firman ini mau menegaskan bagi kita bahwa, setiap hal yang
terjadi baik masalah, tantangan maupun penderitaan didalam kehidupan
kita, pasti seijin Tuhan dan ada maksud Tuhan yang indah dibalik semua
yang kita alami. Seperti halnya umat pilihan Tuhan Israel yang hidupnya
tidak setia kepada Tuhan, namun Tuhan tetap setia kepada janjiNya untuk
umat Israel sebagaimana yang telah dinyatakan kepada Abraham bapa
leluhur Israel. Kesetiaan Tuhan kepada janjiNya itulah yang membuat Allah
harus menegur mereka, ibarat seorang ayah yang mendidik anaknya
dengan memakai rotan. Pasti didikan itu sangat menyakitkan, proses
pemulihan yang harus dijalani umat Israel sebagai konsekwensi perbuatan
mereka kepada Tuhan. Namun Tuhan tidak akan membiarkan mereka
menjalaninya sendiri. Tuhan akan memberikan kekuatan untuk mereka
114
dapat menanggungnya. Semua itu harus dilalui oleh umat Israel untuk
dipulihkan dan dibarui. Kehidupan baru dalam cinta kasih Allah dengan
keamanan dan ketenteraman yang kekal dan abadi.
3. Menghadirkan kehidupan yang aman dan tenteram menjadi tema kita
pelayan kita adalah sebagai janji Allah kepada umat Israel ketika mereka
berbalik dan bertobat. Allah yang berjanji dan Ia setia untuk
menggenapinya. Keamanan dan ketenteraman menjadi hal yang penting
dalam kehidupan yang dibangun untuk masa depan yang baik. Semua hal
dapat dilakukan dan diwujudkan ketika keamanan dan ketenteraman
terjamin secara baik. Situasi dan kondisi yang jauh dari ancaman
keselamatan kepada umat dijanjikan oleh Tuhan Allah. Tidak ada ancaman
dari binatang-binatang yang buas baik di hutan belantara, burung-burung di
udara serta binatang melata. Tidak ada ancaman deru perang dari busur
panah, pedang dan alat perang lainnya sebagai gambaran perdamain,
keamanan dan ketenteraman dinikmati oleh Israel.
4. Demikianpun kita sebagai pribadi, keluarga maupun persekutuan Paduan
Suara yang merindukan dan mendambakan suasana hidup yang aman dan
tenteram. Semuanya akan kita nikmati ketika kita mau bersandar dan
bergantung serta mengandalkan Allah dalam Kristus dalam kehidupan kita.
Diluar Tuhan dan tanpa campur tangan Tuhan, pasti kehidupan kita tidak
akan aman dan tenteram. Setiap persoalan dan tantangan akan membuat
kita menjadi stress. Semua kekuatan dan kemampuan kita kerahkan untuk
menyelesaikannya, sebab kita merasa hebat, kuat dan mampu. Namun
akhirnya semakin hari semakin berat dan betapa bahaya kita menjadi putus
asa dan bisa melakuka hal-hal yang fatal dan membahayakan kehidupan
kita, keluargaa serta orang lain. Pengalaman Israel ini menjadi teladan bagi
kita untuk tetap setia dan taat kepada Tuhan dan selalu meminta
perlidungan dan penyertaanNya yang memberikan keamanan dan
ketenteraman bagi kehidupan kita. Kita menyaksikan juga melalui kidung
pujian yang mengambarkan cinta kasih Allah yang memberikan keamanan
dan ketenteraman bagi kehidupan kita.
115
RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 25 September 2023
Pokok-Pokok Renungan:
1. Tanpa terasa kita sudah ada di minggu terakhir bulan September dengan
penuh rasa syukur atas kasih dan anugerah Tuhan bagi kehidupan kita.
Bersyukur sebagai tanda terima kasih serta pengakuan kepada Tuhan
sumber hidup dan berkat, bahwa tanda penyertaan dan tuntunan serta
berkat dari Tuhan, maka hidup kita sia-sia dan tidak ada gunanya.
Pengakuan dengan bersyukur akan selalu menjadikan kita sebagai orang-
orang yang rendah hati serta taat dalam melakukan kehendak Tuhan. Kita
tidak menjadi sombong dan angkuh, tetapi selalu mengakui dan mengagumi
kemahakuasaan Tuhan yang tiada tertandingi dengan kekuatan apapun di
dunia ini.
2. Pengamsal menegaskan dalam bacaan firman Tuhan di saat ini bahwa
jikalau keangkuhan tiba, maka tibalah pula cemohan. Artinya orang yang
angkuh dan sombong ketika melakukan sesuatu hanya dengan tujuan untuk
kepujian dirinya sendiri. Ia akan melakukan pencitraan yang mau
menunjukkan kepada semua orang kehebatannya. Padahal sikap dan
perilaku demikian tidak mengundang simpati namun antipati karena pasti
orang akan melihat hasilnya tidak baik dan tidak berguna serta bermafaat
untuk banyak orang. Kemudiaan dilanjutkan oleh pengamsal bahwa hikmat
selalu ada pada orang yang rendah hati. Artinya orang-orang yang
mengandalkan hikmat Tuhan menyadari akan semua yang mereka lakukan
bukan untuk kepujian dirinya tetapi untuk kepujian serta kemuliaan nama
Tuhan. Mereka hanya sebagai alat yang dipakai Tuhan untuk mengabdi dan
melayani. Semua hasil yang didapat dan diperoleh pasti diberkati Tuhan dan
menjadi berkat serta bermanfaat bagi semua orang.
116
3. Seluruh kesaksian kitab Amsal ini menegaskan tentang pentingnya hikmat
Tuhan yang mesti kita memohonkan dari Tuhan agar dapat menuntun
perjalanan hidup kita dalam mewujudkan perintah Tuhan dalam seluruh
hidup kita. Hal ini penting sebab tanpa hikmat Tuhan kita akan kehilangan
arah hidup dan menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong sebab
merasa segala hal yang diperoleh dan miliki itu dari kekuatan dan
kemampuan dirinya. Mereka sangat mementingkan kepentingan diri sendiri.
Hanya untuk diri mereka sajalah yang dipikirkan. Kalaupun sesuatu hal yang
dilakukan kelihatannya baik namun ternyata ada kepentingan dan motivasi
untuk diri mereka yang bersumber dari keangkuhan dan kesombongan diri.
4. Kesaksian firman Tuhan ini menjadi teladan buat kita sebagai pribadi,
keluarga serta persekutuan Paduan Suara. Ketika kita mempunyai talenta
untuk menyanyi, maka kita harus bersyukur dan selalu rendah hati untuk
memuji dan memuliakan Tuhan melalui kidung pujian yang kita bawakan.
Jauhkanlah rasa kesombongan dan keangkuhan ketika kita pintar atau
mahir bernyanyi serta mempunyai suara yang merdu. Sebab kalau hal itu
kita tunjukkan maka pasti tidak disukai oleh teman-teman dalam
persekutuan Paduan Suara. Kita mesti bersikap rendah hati, suka
membantu dan menolong saat berlatih menyanyi dalam paduan suara.
Sehingga semua orang terbantu dan dapat mewujudkan satu persekutuan
paduan suara yang menyanyi dan memuji Tuhan bagi hormat dan
kemuliaan nama Tuhan. Dengan demikian maka kehidupan yang selalu kita
nikmati terwujud dengan penuh ungkapan syukur dan selalu meminta
hikmat Tuhan agar kita dapat mewujudkan sikap hidup yang taat dan setia
kepada Tuhan. Dari padanya kita menikmati kehidupan yang diberkati
Tuhan dan kita menjadi saluran berkat bagi semua orang.
117
PA LAKI-LAKI
Selasa, 05 September 2023
Telaah Teks
1. Teks ini ditelaah dalam bingkai tema mingguan: bersama-sama berdoa dan
bekerja. Perlu diingat bahwa gagasan bersama-sama berdoa dan bekerja
merupakan penjabaran dari tema bulan sebagaimana tersebut di atas.
Bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel dan mengalami
perubahan zaman yang luar biasa hebat. Mereka pernah mengalami zaman
kejayaan dan sekarang hanya tinggal reruntuhan. Zaman sudah berubah,
tapi umat Tuhan ini harus tetap beriman. Iman menjadi kentara (kelihatan
jelas) saat umat Tuhan ini mengaktakan perilaku bersyukur, melayani,
berdoa dan bersama-sama bekerja. Nas hari ini terfokus pada akta berdoa
dan bersama-sama bekerja.
2. Berdoa dan bersama-sama bekerja adalah pilihan sikap beriman bangsa
Israel untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah hancur.
Pekerjaan ini mengakibatkan bangsa Israel dibawah pimpinan Nehemia
mendapat tantangan atau perlawanan dari para musuh. Nehemia adalah
seorang Yahudi yang bertugas sebagai pelayan pribadi (juru minum)
Artahsasta, raja Persia (1:11, 2:1). Ia kemudian diangkat sebagai bupati di
Yehuda untuk melaksanakan dua tugas pokok. Pertama, memimpin
sekelompok orang Yahudi yang pulang ke Yerusalem, mengawasi
pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem, dan menentukan
keluarga-keluarga mana saja yang boleh tinggal di dalam kota. Kedua,
mencanangkan sejumlah pembaruan sosial dan politik di antara orang
118
Yahudi, termasuk menegakkan ibadat yang benar kepada Allah (13:4-31).
Kepemimpinan Nehemia dihadang atau dihambat Sanbalat (gubernur
Samaria) dan sekutunya (4:1-9, 6:1-14). Orang Samaria menentang
kehadiran kembali orang Yahudi, sebab menganggap diri mereka sebagai
keturunan Yusuf dan pengikut sejati hukum Taurat. Mereka tidak
menghendaki Yerusalem dan Bait Allah dibangun kembali. Tobia disebut
juga “orang Amon” (lihat 2:19) karena menjadi pemimpin dari daerah Amon
yang berada di sebelah Timur sungai Yordan. Bangsa Israel dan Amon
sering terlibat perang dan pada akhirnya mereka dikalahkan Saul dan Daud
(1Sam.11, 2Sam.12). Gesyem, orang Arab memperoleh kekuasaan dari
bangsa Persia dan diberi wewenang untuk memerintah sejumlah besar
suku Arab yang berada di sebelah Selatan dan Timur Yudea, yakni Edom
dan Idumea. Asdod adalah sebuah kota di Filistin. Tembok kota ini
dihancurkan oleh Uzia raja Yehuda (783-742 sM). Jadi dapatlah dipahami
bahwa penyebutan nama orang dan wilayah dalam ayat 7 bacaan kita
dimaksudkan untuk mengatakan bahwa musuh-musuh Nehemia datang dari
Utara, Timur, dan Selatan. Selain itu perlawanan para musuh Nehemia
adalah artikulasi luka dan kepahitan sejarah masa lampau. Bangsa Israel
pernah punya sejarah yang kelam dengan wilayah-wilayah ini. Oleh sebab
itu mereka tidak menghendaki pembangunan kembali tembok Yerusalem
dan Bait Allah (ayat 8). Nehemia sedang menghadapi perlawanan sengit
musuh-musuhnya. Berdoa dan berjaga siang malam (ayat 9) adalah pilihan
cara pertama yang dipilih Nehemia saat menghadapi dan mengatasi
perlawanan musuhnya (pilihan cara yang lain dapat dibaca di ayat 10-23).
Perlawanan musuh tidaklah menghentikan tindakan beriman berdoa dan
bekerja bersama-sama. Perlawanan atau masalah dihadapi dengan tetap
mengandalkan Tuhan sebagai Pelindung dan Penyelamat satu-satunya.
Kepemimpinan Nehemia adalah kepemmpinan berdoa dan bekerja. Sosok
Nehemia adalah teladan pemimpin sekaligus laki-laki yang senantiasa
memelihara imannya saat menghadapi berbagai kesukaran.
Pertanyaan Pendalaman
Pelajaran beriman apakah yang dapat kita pelajari sebagai laki-laki gereja
dari teks hari ini, khususnya pribadi Nehemia?
119
RENUNGAN LAKI-LAKI
Selasa, 12 September 2023
120
mudah “patah”. Kualitas seperti itulah yang diharapkan dari orang beriman
khususnya laki-laki gereja. Kesungguhan atau ketekunan dalam iman teruji
dan terbukti melalui penderitaan. Penderitaan dapat dimaknai sebagai “batu
uji” atau “batu asah” iman orang beirman. Situasi hidup demikian memang
tidaklah mudah, kita bagaikan sedang menanggung ganjaran atau
hukuman. Namun jika kamu harus menanggung ganjaran: Allah
memperlakukan kamu seperti anak, demikianlah kata nas hari ini. Kuasa
dan cara Tuhan yang penuh rahasia, kadang-kadang berada di luar
jangkauan pengertian manusia. Ingatlah bahwa kehadiran Tuhan pada saat
menderita dapat memberi kekuatan untuk kita melanjutkan hidup dan masa
depan. Penderitaan tak pernah menghapuskan, membatalkan dan
menggagalkan kebaikan Allah. Dia-lah Bapa yang mengasihi dan tahu serta
peduli dengan kesusahan anak-anak-Nya. Pikirkanlah sungguh-sungguh
apa kata penulis dalam nas hari ini: jikalau kamu bebas dari ganjaran yang
harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak
gampangan. Bertekunlah dalam iman dan tanggunglah ganjaran supaya
engkau menjadi anak dan bukan anak-anak gampangan. Hanya ada dua
kemungkinan bagi orang beriman, menjadi anak atau anak-anak
gampangan. Anak adalah mereka yang meyakini bahwa dalam kesusahan,
tantangan, pergumulan atau penderitaan, ia hanya boleh bergantung dan
hidup dari kemurahan Allah. Orang-orang seperti inilah yang akan tetap
menghormaati dan taat kepada Bapa Pengasih dan Penyanyang, walau
sedang menghadapi kesukaran. Mereka tidak akan menjadi anak-anak
gampangan. Anak-anak gampangan adalah orang beriman yang jatuh ke
dalam pencobaan dan kalah dalam penderitaan. Mereka mudah patah, loyo
dan menyerah saat menghadapi kesukaran. anak-anak gampangan
bersikap harap gampang dalam hidup. Hal-hal seperti inilah yang tidak
boleh dimiliki oleh orang berman terutama laki-laki gereja. Berusahalah
menjadi anak sebab dengan demikian kita adalah orang beriman yang
terhisap dalam kekudusan Allah. Kita memang sedang berada di dunia atau
zaman yang terus berubah dengan begitu banyak persoalan. Namun kita
harus berbeda dengan dunia. Perbedaan kita adalah bertekun dalam iman.
Dunia dan zaman ini akan terus berubah serta berguncang tapi orang
beriman harus tetap menjadi kudus, benar, bersukacita dan damai.
Renungkanlah dengan sungguh bahwa kehidupan iman itu dapat
diumpamakan dengan perlombaan lari yang tujuannya adalah hidup
bersama Allah di surga. Kehidupan orang beriman tidak hanya sedang
berlangsung dalam kesementaraan ini tapi pasti berlanjut bersama Allah di
121
surga baka. Bertekunlah dalam iman, tetap mendekat pada Allah, bersandar
pada-Nya dan hiduplah karena kemurahan-Nya. Amin.
DISKUSI LAKI-LAKI
Selasa, 19 September 2023
122
Pertama, situasi pencetus atau latar belakang. Suku Dan sebagaimana
yang lainnya sedang mengalami kekosongan kepemimpinan. Selain itu
suku ini belum mendapat bagian milik pusaka atau wilayah sebagai tempat
menetap. Mereka berusaha sendiri sebagai suatu suku karena didesak oleh
kepentingan memiliki wilayah untuk menetap (milik pusaka). Ada kebutuhan
mendesak yang harus dicari solusinya dan oleh sebab itu mereka tak lagi
menunggu sampai bangsa Israel memiliki pemimpin. Kedua, kebutuhan
mendesak harus pula ditanggapi secara cepat (“gercep”/gerak cepat), tepat
dan benar. Setiap masalah atau kebutuhan terutama yang mendesak
sebaiknya ditanggapi dengan berpedoman pada prinsip: cepat, tepat dan
benar. Suku Dan bertindak cepat, tak menunggu sampai dimilikinya
seorang pemimpin oleh bangsa Israel. Mereka juga tepat dalam bertindak,
ada rencana, sasaran, strategi, dan analisa. Hindarilah untuk menjadi laki-
laki gereja yang menjalani keberadaan tanpa rencana hidup. Suku Dan
berencana untuk memiliki wilayah pemukiman atau milik pusaka. Setiap
rencana haruslah disertai dengan sasaran yang jelas. Sasaran mereka
adalah kota wilayah Lais. Selain itu tepat dalam bertindak, buktinya adalah
kejelasan strategi. Strategi suku ini adalah bertindak sesuai tahapan. Lima
orang gagah perkasa dipilih dan ditugaskan untuk mengintai dan
menyelidiki sasaran. Para pengintai menemukan fakta bahwa penduduk
kota Lais hidup dengan aman tenteram, kaya harta, terpisah (jauh dari
Sidon), dan tidak bergaul dengan siap pun juga. Sasaran mereka ideal (baik
atau memenuhi harapan); wilayahnya subur, teripash dari orang sekitar,
sehingga kemungkinan dibantu penduduk sekitar saat diserang sangat
kecil. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa mereka tidak bergaul dengan
orang lain. Artinya penduduk kota Lais tidak memiliki sekutu yang dapat
membantu saat berperang. Lais adalah kota yang lemah (“tidak memiliki
kubu”) dan memiliki sekutu.Temuan ini dijadikan data yang selanjutnya
dianalisis dan argumen atau alasan bertindak. Prinsip cepat dan tepat
dapatlah disebut sudah terpenuhi, tapi tidaklah demikian dengan dimensi
benar. Upaya Suku Dan untuk memiliki wilayah tempat bermukim ternyata
disertai dengan tindakan kekerasan, yakni merampas dan memaksa.
Patung sesembahan Mikha dirampas dan memaksa orang muda suku Lewi
untuk mengikuti mereka. Hasrat mulia tak selalu diusahakan sesuai rencana
dann dengan cara yang benar. Kedua bahan ini kiranya dapat didiskusikan
dengan arahan pertanyaan berikut.
4. Pertanyaan pertama, apa masalah atau kebutuhan terutama yang
mendesak dan sedang saudara-saudara gumuli? Kedua, apa rencana jalan
123
keluar yang saudara miliki dan berikanlah pendapat saudara tentang prinsip
bertindak: cepat, tepat dan benar? Selamat berdiskusi.
MEDITASI LAKI-LAKI
Selasa, 26 September 2023
124
5. Menyanyikan PKJ.No.: 255; Firman-Mu Kupegang Selalu:
Firman-Mu kupegang selalu, saat duka saat senang.
Jalan hidup yang akan datang tangan Tuhan yang memegang.
Pencobaan menghimpit aku dan menjadi keluhanku,
firman-Mu kupegang selalu, sayap-Mu tempat berteduh.
Firman-Mu, Tuhan, kupegang s’lalu. Hilanglah keraguanku!
Bila hatiku rasa susah, pada-Mu aku berserah,
firman-Mu kupegang selalu, maka amanlah jiwaku.
6. Pemimpin: saudaraku yang dikasihi, dalam kitab Amsal, hikmat
dianggap berhubungan langsung dengan petunjuk Tuhan. Mereka
yang berhikmat sesungguhnya adalah orang yang beribadat dan
menghormati Tuhan serta hidup sesuai dengan perintah-Nya. Ada
demikian banyaknya perintah Tuhan yang hendaknya kita wujudkan
dalam hidup ini. Hidup dalam kerendahan hati adalah satunya.
Kerendahan hati sejatinya merupakan sifat baik yang menjadikan
seseorang mendapat kehormatan, dihormati atau menjadi terhormat.
Kita adalah laki-laki gereja yang telah dewasa, namu hendaklah
dihayati bahwa kerendahan hati dapat pula berarti merasa tak berdaya
sama seperti anak-anak. Sesungguhnya semua yang kita miliki
sementara saja adanya dan oleh sebab itu janganlah bergantung
padanya. Bergantunglah pada Dia Sang Abadi, Tuhan Pencipta dan
Pemelihara. Jadilah laki-laki yang merendah di hadapan Tuhan agar
kehendak-Nya mereja atas mu. kedudukan, kekuatan, jabatan, karier
dan harta juga sementara saja adanya. Berharaplah pada Sang
Penunggu jalan zaman yang berkuasa menganugerahkan apa pun
melebihi yang engkau harapkan. Jadilah laki-laki gereja yang kuat dan
tenang di hadapan Tuhan serta berusahalah untuk tidak merendahkan
martabat orang lain. Rendahkanlah diri mu di hadapan Tuhan dan
hiduplah berkasih kasihan seorang akan yang lain. ……….hening…….
7. Menyanyikan KJ.No.: 364:1; Berserah Kepada Yesus;
Berserah kepada Yesus tubuh, roh dan jiwa ku;
ku kasihi, ku perrcaya, ku ikuti Dia t’rus.
Aku berserah, aku berserah; kepada-Mu juru s’lamat,
aku berserah!
8. Pemimpin: saudara ku yang dikasihi, mari dengar lagi dan hayati apa
kata nas hari ini: takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan
hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan. Kita dapat saja
memiliki kebanggaan akan diri sendiri atau apapun yang berharga
125
dalam hidup. Namun berusahalah sunggu-sungguh agar kebanggaan
tidak berubah menjadi kesombongan. Kesombongan dipandang
sebagai akar dosa, sebab menyisihkan orang lain dan Tuhan. Mereka
yang sombong selalu besar kepala dan angkuh. Oleh sebab itu semua
kita diminta untuk menjadi laki-laki gereja yang rendah hati.
9. Menyanyikan KJ.No.: 410:1; Tenaglah Kini Hatiku
Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja tetap ku rasa tangan-Nya.
Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.
10. Pemimpin: berdoa syafaat dan mohon berkat.
PA PEREMPUAN
Rabu, 06 September 2023
Pengantar :
1. Surat Efesus yang ditulis oleh Paulus ketika ia ada dalam penjara karena
memberitakan Injil Kristus (3:1;4:1;6:20). Apapun situasi dan kondisi yang
menantang bahkan mengancam kehidupannya, namun Paulus tetap setia
dan taat dalam melakukan tugas pelayanan pemberitaan injil bagi golongan
non Yahudi. Seperti itu pula harapan Paulus kepada jemaat di Efesus
melalui surat pastoralnya kepada mereka untuk tetap taat dan setia serta
bertumbuh dalam iman dan keyakinan kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan
dan Juruselamat. Itulah sebab Paulus selalu mendoakan jemaat. Ada dua
hal yang menjadi maksud dari doa Paulus yakni pertama jemaat dikuatkan
dan diteguhnya imannya (ay.16), agar hidup jemaat semakin berakar dan
berdasar dalam kasih Kristus (ay.17). Tanpa kekuatan dari Allah dan
berakar didalam Kristus, maka iman jemaat akan hancur. Kedua, jemaat
Efesus dapat memahami dan mengerti akan rancangan keselamatan Allah,
126
meskipun rancangan keselamatan itu sangat lebar, panjang, tinggi dan
dalam yang melampaui pengetahuan manusia (ay.18-19). Paulus
mengharapkan dari kehidupan jemaat agar mereka dapat memahami hal ini
sehingga seluruh kehidupan jemaat selalu berkenan kepada Allah.
Kepenuhan Allah terjadi dalam kehidupan jemaat dengan pengenalan
jemaat yang benar kepada Allah.
2. Doa menjadi kekuatan Paulus untuk berkomunikasi dengan Allah dalam
Kristus. Doa pun menjadi kekuatan umat dalam menyatukan mereka dalam
tanggung jawab pelayanan dan kesaksian. Dalam doa ada kuasa yang
besar, melalui doa kuasa Tuhan dihadirkan dan disaksikan dalam kehidupan
jemaat. Banyak kebutuhan dalam doa dan mendoakan banyak hal yang
menjadi kebutuhan umat dan pelayan dalam seluruh tugas pelayanan dan
kesaksian. Namun Roh Kudus akan membantu kita dalam doa untuk
menyampaikan semua hal kepada Allah Bapa Maha Kudus (bd. Roma
8:26). Paulus memberikan nasehat kepada jemaat bahwa Tuhan
mendengar permohonan dan doa jemaat yang dipanjatkan dengan
kesungguhan hati. Ialah Allah yang maha kuasa yang dapat melakukan hal-
hal yang lebih besar dari apa yang kita doakan (ay.20). Kemuliaan dan
kepujian selalu hadir dalam kehidupan jemaat sebagai jawaban iman jemaat
atas kasih dan anugerahNya (ay.21).
3. Tema mingguan kita “bersyukurlah : jadilah gereja yang berdoa dan
bekerja”. Tema ini mengajak kita semua sebagai umat dan pelayan GPM,
terkhusus wadah pelayanan perempuan untuk bersyukur dan bersukacita.
Syukur dan sukacita kita di hari ini atas anugerah Allah didalam Kristus
dengan bertambah setahun usia bagi GPM yang ke 88 dalam dalam
panggilan pelayanan khusus di tengah dunia, khusus Maluku dan Maluku
Utara. Kita semua bersyukur atas kasih Tuhan yang memungkinkan kita
dalam melaksanakan tugas-tugas pemberitaan Injil. Sekalipun dihantam
dengan berbagai persoalan dan tantangan, namun kita bisa menghadapi
dan melewatinya atas penyertaan dan tuntunan tangan kasih Tuhan. Untuk
itu hendaknya kita menjadi tiang doa dalam keluarga rumah tangga sebagai
gereja yang paling kecil dan kemudian dalam persekutuan pelayanan serta
gereja selalu lembaga dalam seluruh tugas pelayanan dan kesaksiannya.
Kita telah melakukan setiap tugas yang menjadi bagian kita, biarlah yang
menjadi bagian Tuhan kita meminta pertolonganNya. Tuhan akan menjawab
lebih dari apa yang kita minta dan doakan. Itulah iman yang menjadi
kekuatan untuk kita bekerja dan melayani.
127
Pertanyaan PA :
1. Apa makna nas alkitab “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan
dalamnya kasih Kristus” dikaitan dengan tema mingguan “bersyukurlah :
jadilah gereja yang berdoa dan bekerja” ?
2. Apa yang menjadi kendala untuk kita wujudkan aktivitas doa dalam
keseharian hidup kita dan apa solusinya ?
RENUNGAN PEREMPUAN
Rabu, 13 September 2023
Pokok-Pokok Pikiran :
1. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu faktor pembawa
perubahan pada dunia sekarang ini. Dunia menjadi lebih terbuka dan
mudah dijangkau oleh semua orang di manapun dia berada. Berbagai
bentuk kejahatan pun tak dapat dibendung kemunculannya pada dunia
yang lebih modern ini. Saat ini kekerasan terhadap perempuan telah
berlangsung juga pada dunia online. Dalam sebuah tulisan
(kompasiana.com) yang melansir data dari Komnas perempuan
menyampaikan bahwa sekarang ini banyak juga pelaporan kasus intimidasi
secara online (cyber harassment), disertai dengan ancaman penyebaran
foto atau video pribadi (malicious distribution) dan pemerasan seksual
online (sex ortion). Selain itu, kekerasan perempuan tidak hanya
dilingkungan rumah tangga saja, akan tetapi juga banyak terjadi pada
lingkungan pendidikan. Dari tahun 2015-2021, kasus kekerasan terhadap
perempuan di perguruan tinggi sebanyak 35 %, pendidikan berbasis
128
agama islam sebanyak 16 % dan di lingkup SMA/SMK sebanyak 15 %.
Berbagai kasus kekerasan ini semakin meningkat disebabkan karena salah
satu faktor penyebabnya yakni stereotype (pelabelan) dari budaya patriakhi
terhadap perempuan. Perempuan dianggap sebagai mahkluk lemah. Hal
mana telah menyebabkan perempuan selalu dijadikan objek dari
kekuasaan atau kekuatan lain, hingga mengakibatkan dirinya menjadi
korban.
2. Nas bacaan hari ini berisi peringatan tentang situsi pada hari-hari terkahir
yang akan dialami oleh orang kristen. Hari-hari terakhir itu merupakan
suatu keadaan yang menantang iman orang kristen karena pada saat itu
banyak sekali muncul ajaran sesat. Perempuan-perempuan lemah yang
sarat dosa menjadi alat yang dipakai oleh para pengajar sesat itu untuk
menjerat mereka dan keluarga mereka. Di saat yang bersamaan, hari-hari
terakhir itu merupakan waktu akhir zaman atau saat Allah datang untuk
menghakimi dunia. Timotius menasihati jemaat Kristen untuk menyikapi
situasi yang menantang iman mereka dengan bersikap menjauh. Sikap
menjauh bukan sekedar menunjuk pada suatu sikap fisik yang
memperlihatkan adanya jarak antara orang kristen yang hidup benar
dengan orang-orang yang hidup tidak benar dan lingkungannya. Sikap
menjauh merupakan tindakan yang disertai iman percaya, sehingga mulai
dari pikiran (baca: hati), perkataan hingga perbuatan orang Kristen tidak
sama dengan orang-orang yang tidak beriman. Sikap menjauh yang
disertai iman akan menolong orang Kristen untuk mampu menahan dirinya
bahkan mengendalikan atau mengontrol dirinya. Sikap seperti ini tentunya
menolong orang Kristen tidak memiliki ciri karakter yang serupa dengan
mereka yang sesat dan lingkungannya.
3. Timotius juga mengatakan bahwa diantara orang-orang yang sesat itu, ada
perempuan-perempuan yang lemah dalam dosanya, yang dikuasai oleh
berbagai nafsu, yang keras pikirannya atau tidak mau hidup dalam
kebenaran. Perempuan-perempuan ini mudah dipengaruhi oleh pengajar-
pengajar sesat yang masuk dalam kehidupan mereka. Sehingga kehidupan
mereka serupa dengan Yanes dan Yambres (ahli sihir di Mesir) yang hidup
menentang ajaran Musa.
4. Perempuan gereja yang mampu hidup menghadapi perubahan zaman
merupakan perempuan gereja yang hidup dalam iman. Ia mampu menjauh
dari hal-hal yang tidak benar atau yang menyesatkan imannya. Ia dapat
mengendalikan dirinya dari godaan dan tawaran gaya hidup yang tidak
129
benar sehingga menjadi perempuan gereja yang tidak mudah dipengaruhi
oleh kekuatan apapun.
5. Tantangan budaya patriakhi tidak boleh melemahkan diri perempuan dan
menjadikannya korban. Karena itu, perempuan gereja yang mampu
mengembangkan sikap menjauh dapat menjadi cara berimannya untuk jeli
membaca situasi di sekitarnya yang berpotensi melemahkan diri atau
menjerumuskan dirinya, termasuk mengkritisi budaya-budaya yang tidak
memberinya penghargaan dan memberi rasa adil dan kesetaraan pada
dirinya.
DISKUSI PEREMPUAN
Rabu, 20 September 2023
Pengantar Diskusi
130
untuk ciptakan pemilu yang demokratis, Luber (langsung, umum, bebas dan
rahasia) dan Jurdil (jujur da adil).
Pertanyaan Pengarah :
Dengan membaca pengantar diskusi diatas, bagaimana saudara memahami
tentang tanggung jawab perempuan kristen untuk menghadirkan kehidupan
yang aman dan tentram dalam konteks menyongsong pemilu 2024?
Pesan Teks
Cerita tentang Bani Dan menyerang dan menguasai Lais; suatu daerah yang
subur, aman dan tentram merupakan kisah yang menunjukkan kehidupan
Bangsa Israel yang tidak taat kepada Allah. Saat itu tidak ada raja di Israel
(18:1), sehingga setiap orang termasuk Suku Dan berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri (lih.17:6). Tindakan yang didasari pada cara
berpikir yang salah seperti yang dilakukan oleh Suku Dan tentunya akan
mendatangkan kekacauan dan menghilangkan situasi yang aman dan tentram
bagi orang lain. Perempuan gereja yang bertanggung jawab menghadirkan
kehidupan aman dan tentram haruslah menjadi perempuan yang tidak
bertindak menurut pandangannya sendiri, kepentingan diri sendiri bahkan
keinginan untuk menguasai. Perempuan yang memberi perlindungan dan tetap
memelihara kehidupan aman dan tentram. Perempuan yang berpikir dan
bertindak untuk kebaikan hidup seluruh makhluk. Untuk itu, perempuan gereja
harus hidup dengan senantiasa memohon pimpinan Tuhan sehingga seluruh
perbuatannya dituntun oleh Roh dan HikmatNya dan menjadikan perempuan
gereja sebagai perempuan bijaksana yang bertindak adil dan benar.
131
MEDITASI PEREMPUAN
Rabu, 27 September 2023
Langkah-Langkah Meditasi :
1. Nyanyian pembukaan PKJ. No. 7 : 1 mengawali kegiatan meditasi
2. Pemimpin berdoa awal membuka kegiatan meditasi sekali.
3. Melagukan PKJ No. 15, doa memohon tuntunan Roh Kudus untuk
pembacaan alkitab.
4. Membaca alkitab secara bersama-sama dan diulang sekali lagi sambil
memaknainya lebih mendalam.
4. Pemimpin membacakan pengantar sebelum masuk ke dalam meditasi :
Setiap orang, siapapun dia pasti memilki sikap tinggi hati atau
kesombongan. Hal tersebut merupakan bagian dari sisi kemanusia kita.
Ketika kita memiliki suatu kelebihan dari orang lain, misalnya kekayaan, kita
132
ataupun suami mempunyai jabatan atau kekuasaan, memiliki wajah yang
cantik dlsbnya, maka hal itu bisa saja membuat kita menjadi tinggi hati atau
sombong. Namun penulis kitab Amsal menasehati kita saat ini bahwa sikap
tinggi hati atau sombong akan membuat kita menuju kepada kehancuran.
Apa artinya, iya bahwa dengan sikap seperti ini membuat kita merasa
bahwa semua yang dimiliki dan peroleh itu karena kehebatan dan
kemampuan kita. Kita tidak mengakui dan bersyukur bahwa berkat dan
kelebihan itu berasal dari Tuhan pemilik kehidupan dan sumber berkat. Hal
tersebut akan berakhir kepada kehancuran dan kesia-siaan. Justru
mengakui dan bersyukur kepada Tuhan dengan kerendahan hati akan
membawa kebahagian dan kehormatan bagi kita. Tuhan akan menyayangi
kita serta dihormati oleh sesama sebagai penghargaan dan pengakuan
kepada kita. kita disukai dan disenangi oleh sesame sebab yang kita
tunjukkan adalah sikap hidup kerendahan hati yang menuntun kita untuk
selalu hidup dalam kesederhanaan.
5. Pertanyaan untuk meditasi : ceritakan pengalaman saudara ketika melihat
realitas hidup bahwa sikap sombong membawa kehancuran sedangkan
sikap rendah hati membawa kebahagian ?
6. Memasuki meditasi selama 15 menit dengan merenungkan pertanyaan di
atas dan dikaitkan dengan nas bacaan serta tema mingguan.
7. Masing-masing peserta menyampaikan hasil meditasi bisa berupa
pernyataan, puisi maupun lagu namun tidak saling menanggapi.
8. Pemimpin menyimpulkan semua hasil meditasi dengan kesimpulan akhir.
9. Pemimpin berdoa syukur.
10.Menyanyikan PKJ. 127 : 1, 3
11.Pemimpin memohon berkat Tuhan.
12.Menyanyikan lagu “Bapa terima kasih”.
133
PA PEMUDA
Kamis, 07 September 2023
Pengantar
H ari ini merupakan hari ulang tahun kota Ambon yang ke-448 tahun.
Sebagai warga Kota Ambon kita bersyukur atas penyertaan Tuhan Allah.
Kota yang manis dan indah ini tidak hanya nampak melalui penataan ruang dan
pembangunan kotanya yang berlangsung secara fisik, namun secara utuh
berwujud pada kehidupan manusianya yang adil, aman, damai dan sejahtera.
Untuk itu, tindakan bersyukur tentunya tak hanya berlangsung pada dimensi
seremoni ritualistik, melainkan juga mesti terjadi pada panggilan kita untuk
melayani. Tema bulan September menekankan dua hal yang menjadi tindakan
aktif untuk terus dilakukan oleh gereja yakni bersyukur dan melayani. Gereja
134
(lembaga, pelayan dan umat) yang bersyukur merupakan gereja yang
mengakui kebaikan Tuhan dan hidup dalam rasa sukacita atas pemeliharaan
Tuhan. Gereja yang bersyukur merupakan juga gereja yang rendah hati dan
mengandalkan pertolongan Tuhan dalam seluruh kerja pelayanannya. Pada
sisi ini, hal bersyukur dan hal melayani saling berkaitan dan mempengaruhi.
Dengan kalimat lain, hal bersyukur akan menjadi nyata di dalam tindakan
melayani dan pelayanan yang benar hanya dapat terjadi karena adanya
kesadaran akan kebaikan Tuhan yang telah dinikmati. Konkritnya, berdoa dan
bekerja merupakan perwujudan dari rasa syukur dan tanggung jawab melayani.
Berdoa dan bersyukur juga dilakukan dalam rasa kebersamaan dan kesatuan
(sesuai tema mingguan).
Telaah teks
- Di Efesus ada orang-orang kristen yang berlatar belakang yahudi dan non-
yahudi. Mereka hidup bersama sebagai orang-orang yang telah disatukan
melalui keselamatan Kristus. Bersama dengan mereka, ada juga orang-
orang yang belum percaya pada Kristus dan masih menyembah baal yakni
dewi Artemis. Kondisi keberagaman hidup seperti ini tentunya menjadi
tantangan bagi keutuhan jemaat Kristen di Efesus. Karena itu, Paulus
menasihati jemaat di Efesus untuk memiliki sejumlah perlengkapan rohani
sama seperti seorang prajurit yang hendak maju untuk berperang yakni ikat
pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan untuk
memberitakan damai sejahtera, perisai iman, ketopong keselamatan dan
pedang roh yaitu Firman Allah. Seluruh perlengkapan ini menurut Rasul
Paulus harus selalu diminta dalam doa dan permohonan. Artinya, seorang
beriman yang tahu bahwa tantangan yang ia hadapi membutuhkan daya
tahan yang kuat, maka ia harus selalu bergantung pada Tuhan sebagai
sumber kekuatannya. Doa menjadi bentuk ekspresi ketergantungannya
pada Tuhan yang harus dilakukan dengan taat dan setia di tiap waktu.
- Kalimat “berdoa setiap waktu dan permohonan yang tak putus-putus”
menekankan suatu tindakan yang bersifat kontinue. Kontinuitas dimaksud
membutuhkan kesungguhan dan komitmen seseorang untuk
melakukannya. Tidak ada rasa bosan, lelah dan putus asa pada sifat
kontinuitas tersebut. Daya tahannya menghadapi tantangan pun berjalan
seiring dengan daya tahannya berdoa dan bermohon kepada Tuhan.
Dengan kalimat lain, kuatnya seorang yang percaya kepada Kristus
menghadapi tantangan adalah sama kuat dan tekunnya ia berdoa dan
bermohon.
135
- Tujuan doa dan permohonan yang dilakukan tersebut ternyata juga bukan
untuk diri sendiri, melainkan untuk segala orang Kudus, termasuk untuk
Rasul Paulus. Segala orang kudus merupakan orang-orang Kristen yang
ada di berbagai tempat. Baik orang Kristen yahudi maupun non-yahudi.
Orang-orang yang percaya kepada Kristus dan mau hidup dalam kesatuan
sebagai satu tubuh Kristus, tidak saling membedakan diri dan mau
menggunakan semua karunia yang berbeda-beda untuk saling
membangun. Orang-orang yang memiliki tanggung jawab untuk kemajuan
pemberitaan injil. Hal ini berarti bahwa berdoa menjadi tindakan yang
menunjukkan empati dan keprihatinan kepada sesama yang lain. Berdoa
menjadi ekspresi rasa kebersamaan sebagai persekutuan orang percaya.
Setiap orang saling mengingat satu sama lain melalui doa. Doa tidak hanya
menghubungkan seseorang dengan Tuhan, tapi juga dengan sesamanya.
Doa menjadi pengikat bagi keutuhan hidup bersama sebagai orang
percaya. Keutuhan yang dapat memampukan setiap orang percaya secara
bersama-sama menghadapi tantangan.
Pertanyaan Pengarah
1. Siapakah “segala orang kudus” yang harus didoakan oleh pemuda dan
pemudi Kristen?
2. Ceritakanlah salah satu pengalaman saudara (succes story) merasakan
kekuatan doa guna terjaganya kebersamaan hidup (bisa dalam
persekutuan angkatan muda, atau juga persekutuan yang lain) !
RENUNGAN PEMUDA
Kamis, 21 September 2023
Pokok-Pokok Pikiran :
1. Perubahan zaman merupakan suatu kondisi yang tak dapat dielakkan oleh
setiap umat manusia. Salah satu yang tak dapat dihindari dari perubahan
zaman tersebut yakni kemajuan teknologi. Kehidupan orang-orang muda
dewasa ini sementara dikelilingi dengan kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI). Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI)
membawa manfaat yang signifikan terhadap berbagai bidang, termasuk
pendidikan. Dari segi pekerjaan, AI menolong untuk mengerjakan tugas
yang dilakukan dengan menyajikan instruksi pembelajaran seperti yang
136
diminta, bisa mencari referensi sumber belajar tertentu, bahkan mampu
mengerjakan tugas-tugas administrasi dan tugas rutin lainnya. Hal ini
tentunya dapat dilihat sebagai dampak positif dari AI. Namun di samping
dampak positif tersebut, AI juga menimbulkan dampak negatif bagi
kehidupan manusia. Salah satunya yakni ketika banyak pekerjaan bisa
diotonomisasi, maka sedikit saja tenaga kerja dari manusia yang akan
dipakai. Hal ini bisa saja akan mendatangkan masalah baru pula yakni
tingkat pengangguran dan kemiskinan semakin naik. Selain itu,
ketergantungan pada AI bisa saja membuat manusia yang
menggunakannya terbentuk gaya hidup instan dan tidak menggunakan
otaknya lagi secara optimal untuk berlajar. Bagaimana orang-orang muda
menyikapi situasi perubahan zaman seperti ini?
2. Nas bacaan hari ini memberi pesan tentang pentingnya kehadiran Allah
dalam pekerjaan pemberitaan injil yang selalu disertai tantangan bahkan
ancaman. Rasul Paulus menggambarkan kesulitan ini dengan mengatakan
bahwa tubuh mereka tidak tenang. Ketidaktenangan tersebut disebabkan
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Sikapnya sebagai orang percaya
untuk menghadapi situasi dimaksud yakni dengan mempercayakan
hidupnya hanya pada Tuhan. Keyakinan yang besar akan pertolongan
Tuhan tidak akan pernah sia-sia, sebab Tuhan tahu apa yang harus
dilakukanNya. Pengalaman Rasul Paulus menyaksikan kebaikan Tuhan
menghibur orang yang mengakui keterbatasannya (baca : rendah hati),
memberikan pula keyakinan pada dirinya bahwa Allah pasti akan
menolongnya dan semua orang yang bersama dengannya di saat itu.
3. Cara Allah menolong Rasul Paulus yakni dengan menghadirkan Titus
sebagai penghibur. Titus adalah seorang Kristen bukan yahudi yang
bekerja sama dengan Paulus dan menemani Paulus dalam perjalanannya
ke Yerusalem. Titus bukan hanya sekedar teman seperjalanannya, tapi
seperti saudaranya sendiri. Kata Paulus : “bukan hanya oleh
kedatangannya saja, tetapi juga oleh penghiburannya yang dinikmatinya di
tengah-tengah kamu”. Tidak hanya kedatangan Titus yang mendatangkan
sukacita bagi Paulus, melainkan juga informasi-informasi tentang hasil
pelayanan mereka di jemaat korintus disampaikan pula oleh Titus dan hal
ini membawa sukacita besar bagi Rasul Paulus. Hal ini berarti kehadiran
Allah mestinya dimaknai juga melalui kehadiran manusia yang lain.
Seorang teman, seorang saudara atau seorang yang sangat dekat dan
mengenal diri kita dengan baik hingga tahu apa yang harus dilakukannya
supaya kita kuat dan mampu menghadapi berbagai situasi yang
137
melemahkan merupakan jawaban Allah bagi kita yang berada dalam
kesulitan. Pada kisah ini, kita menemukan satu lagi pesan yang penting
yakni kehadiran seseorang sebagai penolong bagi kita
4. AI merupakan salah satu tantangan yang perlu kita hadapi saat ini. Kita
mungkin bisa menerima dan menggunakannya untuk kebaikan hidup kita.
Namun kita tidak bisa menggantungkan harapan hidup kita pada kekuatan-
kekuatan lain yang bersifat sementara, selain dari pada Tuhan.
keberadaan manusia menjadi penting dalam hidup kita. Kita adalah
makhluk sosial dan kita membutuhkan orang lain untuk hidup bersama dan
dapat menjadikan kita benar-benar manusia.
DISKUSI PEMUDA
Rabu, 16 Agustus 2023
Pengantar Diskusi
Sebuah tulisan pada website Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id) tertanggaal
13 April 2023 memberitakan tentang posisi dan peran angkatan muda dalam
pesta demokrasi 2024. Tantangan benyaknya persebaran hoaks, disinformasi,
dan misinformasi menjadi permasalahan besar di kalangan para pemilih muda.
Karena itu perlu ada solusi untuk memitigasi resiko yang terjadi terutama apa
yang berlangsung di media sosial. Gielbran M. Noor, Ketua BEM KM UGM
mengatakan : “fokus dari kontestan politik adalah untuk menjawab
138
permasalahan regionalnya karena setiap regional punya permasalahannya
masing-masing yang kuncinya dipegang oleh calon peserta pemilu”. Untuk itu,
menurutnya literasi politik terkait pemilu harus diberikan secara baik dan
lengkap bagi calon peserta pemilu. Literasi politik ini juga termasuk soal
ketahanan pemilih terhadap intimidasi dan bujukan transaksional yang tidak
sehat. Semua isi literasi ini dapat dilakukan melalui media sosial.
Pertanyaan Diskusi
1. Literasi politik bagi orang-orang muda melalui media sosial merupakan
salah satu cara yang sangat strategis guna menciptakan situasi pesta
demokrasi 2024 berlangsung aman, tentram dan damai sebagaimana yang
disampaikan dalam pengantar diskusi ini. Apakah yang saudara pahami
tentang mengupayakan ketentraman dalam konteks ini sesuai dengan
pesan nas bacaan hari ini? Jelaskanlah!
2. Sebagai generasi Z, apakah yang dapat dilakukan oleh angkatan muda
GPM guna mewujudkan kehidupan yang aman dan tentram melalui
penggunaan media sosial, khususnya menyongsong dan selama pesta
demokrasi 2024?
Pesan Teks
Pemazmur mengartikan ketentraman bukan sebagai suatu keadaan hidup yang
terjadi tanpa kesukaran dan penderitaan. Sebaliknya, ketentraman merupakan
respon diri atau kemampuan untuk menanggung kesukaran dan penderitaan.
Karena itu mencintai taurat Tuhan atau perintah Tuhan di tengah-tengah
penderitaan menjadi cara orang bijak menciptakan ketentraman itu. Dengan
kalimat lainnya, orang percaya yang hidup sesuai perintah/ketetapan/didikan
Tuhan bertanggung jawab untuk menghadirkan kehidupan yang aman dan
tentram karena sikapnya mampu mengatasi hal atau masalah yang
mendatangkan ketidaktentraman.
139
MEDITASI PEMUDA
Kamis, 28 September 2023
Langkah-Langkah Meditasi :
1. Doa Pembukaan
2. Menyanyikan : PKJ No.15 “Ku siapkan hatiku Tuhan”
3. Doa pembacaan Alkitab
4. Pembacaan Alkitab secara bersama-sama
5. Langkah-langkah meditasi :
140
- Dilakukan secara pribadi
Bersaat teduh (dapat disertai dengan mendengung nyanyian PKJ
No.15).....Renungkan dan maknailah kata ”kerendahan hati”.
Perenungan ini dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan : apakah
bentuk sikap kerendahan hati yang pernah saudara lakukan?
- Dilakukan dalam bentuk sharing/berbagi di kelompok kecil
Bentuklah kelompok-kelompok kecil dan berbagilah pengalaman tentang
sikap kerendahan hati yang telah dirasakan manfaatnya bagi diri dan
persekutuan (bukan untuk diskusi)
- Menyanyikan : PKJ 179 ”Kasih Paling Agung”
- Pemimpin membacakan kesimpulan akhir sebagai pegangan hidup bagi
pemuda sesuai pesan nas bacaan yakni :
Sikap kerendahan hati merupakan sikap setia menunduk dalam rasa
hormat dan kesadaran akan kesetaraan/kesamaan dengan yang lain.
Sikap ini membutuhkan penyangkalan terhadap ego diri yang tinggi dan
membutuhkan pengorbanan. Seorang pemuda yang mampu bersikap
rendah hati tentunya akan mewujudkan keadaan hidup yang baik, penuh
berkat dan mendatangkan penghargaan atau penghormatan bagi dirinya.
Untuk itu, sikap kerendahan hati ini mestinya didasari dengan
meneladani sikap Tuhan Yesus yang dalam kerendahanNya telah
menyelamatkan dan memberikan kehidupan bagi manusia. Karena itu, Ia
memperoleh kemuliaan dari Allah Bapa yang di sorga.
6. Doa
7. Menyanyikan : PKJ 219 : 1 ”Di saat Ini Kuangkat Tembang”
8. Berkat
PA UNIT
Jumat, 01 September 2023
141
keutuhan keluarga sering terganggu oleh karena banyak faktor. Misalnya:
faktor ekonomi atau keuangan, adanya berbagai tindakan kekerasan dalam
keluarga (KDRT), konflik yang berujung perceraian, dan sebagainya
merupakan contoh yang memperlihatkan semkakin merosotnya nilai-nilai
cinta kasih dalam kehidupan keluarga. Padahal, cara hidup saling
mengasihi dalam kehidupan keluarga Kristen merupakan suatu perwujudan
nyata dari takut akan Tuhan, bahkan cinta kasih yang dilandaskan pada
kasih Tuhan perlu menjadi tuntutan moral dalam membangun kualitas
kehidupan keluarga Kristen.
2. Narasi dalam keluaran 18: 1-12 mengisahkan tentang kunjungan Yitro,
Imam di Midian, mertua Musa. Kunjungan ini dilakukan setelah Yitro
mendengar segala perbuatan besar yang dilakukan Allah kepada Musa dan
kepada Israel, umat-Nya, yakni bahwa TUHAN telah membawa orang Israel
keluar dari Mesir (ayat 1). Hal itu menggerakan hati Yitro mengunjungi
Musa. Ia membawa serta Zipora anaknya yang diberikannya sebagai isteri
Musa dan kedua anak laki-laki Zipora, Gersom dan Elieser, ke padang
gurun dekat gunung Allah. Ketika mereka sampai di padang gurun, atas
pesan yang dibawa, Musa keluar mendapatkan mertuanya. Menariknya,
sikap Musa memperlakukan mertuanya Yitro, yang berkepercayaan lain
sungguh patut diteladani. Musa menyambut Yitro dengan sujud di
hadapannya dan mencium mertuanya sebagai tanda penghormatan (ayat
7). Musa saat itu adalah seorang pemimpin bangsa. Tidak semua orang
dalam kapasitasnya selaku pemimpin dapat bersikap demikian,
memperlakukan mertua atau kerabat dengan penuh rasa hormat. Sikap
sujud di hadapan mertua dan memberikan ciuman serta menanyakan kabar
seperti yang dilakukan oleh Musa adalah wujud sikap dan perilaku rendah
hati dan penghargaan kepada orang yang lebih tua. Ini menjadi kesaksian
hidup yang baik yakni memperlakukan orangtua dengan penuh hormat dan
cinta kasih. Sekalipun Yitro adalah ayah mertua namun diperlakukan oleh
Musa seperti orangtuanya sendiri. Hal ini membuka ruang bagi Yitro untuk
memberikan nasehat selaku orangtua bagaimana Musa harus memimpin
bangsa Isarel. Musa menerima nasehat mertuanya dan menerapkannya
dalam proses kepemimpinannya atas Israel. Kehidupan yang saling
mengasihi, saling menasehati dan mendengarkan sebagai orangtua dan
anak termasuk mertua dan menantu sangat penting untuk menjaga
keutuhan relasi dalam keluarga. Musa selanjutnya menceritakan kepada
ayah mertuanya, mengenai segala sesuatu yang Tuhan telah lakukan bagi
mereka (ayat 8). Tuhan menunjukkan kasih dan kuasa-Nya dalam
142
menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Musa juga
memberikan kesaksian bahwa Tuhan sudah menolong dan memimpin
mereka dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam perjalanan di padang
gurun. Kesaksian Musa tentang perbuatan-perbuatan Allah ini berbuahkan
pengakuan dari mertuanya Yitro. Ia merasa terberkati dan menjadi tergerak
hati mengakui kebesaran Tuhan Allah Israel. “ sekarang aku tahu, bahwa
Tuhan lebih besar dari segala allah….(ayat 11). Yitro bersukacita dan
memuji Tuhan lalu mempersembahkan kurban bakaran dan beberapa
kurban sembelihan di hadapan Allah Israel, yang disantap bersama-sama
dengan tua-tua Israel dan Harun (ayat 12). Kehadiran Yitro, mertua Musa
diterima pula sebagai bagian dari persekutuan umat Tuhan.
Pertanyaan PA :
1. Apa maksud pengakuan Yitro: “sekarang aku tahu, bahwa Tuhan
lebih besar dari segala allah”? Berikanlah pendapat!
2. Jika dalam perkunjungan Yitro menemui Musa mendatangkan berkat
dan sukacita, bagaimana dengan kita? pesan apa yang dapat kita
maknai dari kisah ini dalam rangka merawat keutuhan keluarga?
RENUNGAN UNIT
Jumat, 08 September 2023
Pokok-Pokok Renungan :
1. Kita sedang berada dalam suasana sukacita perayaan hari ulang tahun
GPM ke 88. Dalam peringatan ulang tahun gereja ini, kita diarahkan dengan
143
tema: Bersama-sama berdoa dan bekerja. Sebagai orang Kristen kita sudah
pernah mendengar istilah berdoa dan bekerja atau “Ora et Labora”, dan
tahu pengertiannya. Ora et Labora adalah motto yang dimunculkan oleh
kelompok biarawan Katolik dari tarekat Benediktin yang mengkhususkan
pelayanannya dengan berdoa bagi dunia. Di samping berdoa sebagai hal
yang penting dan utama, mereka juga bertani, beternak, mengerjakan
pertukangan untuk digunakan sendiri serta menjual sebagian hasil kerja
mereka untuk mencukupi kebutuhan biara. Dengan demikian berdoa dan
bekerja adalah kehidupan mereka sehari-hari. Berdoa adalah pekerjaan
mereka, dan pekerjaan mereka (pertanian, peternakan, pertukangan) itulah
wujud doa-doa mereka.
2. Doa adalah nafas kehidupan setiap orang yang percaya kepada Tuhan.
Hidup tanpa doa adalah hidup tanpa nafas atau mati secara rohani! Namun
jika hanya mengutamakan doa atau yang ritual dan mengabaikan kerja atau
karya membuat hidup kita sia-sia. Begitu juga sebaliknya, bekerja tanpa
berdoa membuat apa yang kita kerjakan menjadi tidak berguna. Dengan
berdoa kita yakin bahwa apapun yang dikerjakan akan memberikan hasil
yang baik dan berguna bagi orang lain. Namun jika kita tidak mengerjakan
apa yang didoakan, maka doa-doa kita pun tidak terwujud. Kita harus
mengupayakan apa yang didoakan melalui pekerjaan dan karya kita.
Karenanya, berdoa dan bekerja tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Mendoakan apa yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang didoakan
adalah satu kesatuan yang mesti diupayakan bersama-sama dalam
pelayanan.
3. Rasul Paulus dalam mengerjakan pekerjaan pelayanan sebagaimana yang
dipaparkan dalam nas bacaan kita ini, selalu berupaya menghidupi dirinya
dengan bekerja tetapi sekaligus berdoa dan mengajar jemaat-jemaat yang
dikunjunginya. Ia melakukan pekerjaan pelayanan itu tidak sendiri namun
bersama orang lain, rekan-rekan sepelayanan seperti Priskila dan Akwila.
Sepsang suami isteri yang selalu bersama dengan Paulus dan membantu
menyediakan egala keperluan Paulus dalam pelaksanaan tugas
pelayanan. Apa yang dikerjakan Paulus dan teman-temannya adalah wujud
dari doa-doanya dan apa yang didoakannya mewujud dalam kerja-kerja
pelayanannya bersama rekan-rekan sepelayanan. Paulus pernah
mengatakan: “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu,
bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang
lemah " (Kis.20:35). Pekerjaan yang dilakukan Rasul Paulus bukan hanya
untuk mencukupkan keperluannya sendiri melainkan juga untuk
144
mencukupkan keperluan rekan-rekan seperjalanannya. Bahkan dengan
pekerjaan itu, mereka dapat membantu orang-orang yang lemah dan susah.
Berdoa dan bekerja bersama-sama adalah satu kesatuan yang dihidupi
Paulus dan rekan-rekannya. Itulah sebabnya, apa yang dikerjakan merek
dalam karya-karya pelayanan dan pekabaran Injil berhasil dan memberikan
dampak pertumbuhan bagi jemaat-jemaat yang mereka layani.
4. Kita bersyukur selaku umat dan pelayan Gereja Protestan Maluku atas
kasih dan kebaikan Tuhan yang tetap menjaga, menyertai dan memberkati
gereja ini dengan segala yang dikerjakan. Keberhasilan yang dicapai oleh
gereja hingga saat ini kita yakini merupakan buah pergumulan dan kerja
bersama seluruh umat dan pelayan di Maluku dan Maluku Utara.
Kendatipun gereja sering diperhadapkan dengan banyak masalah dan
kesulitan, namun oleh pertolongan dan campur tangan Tuhan yang kuat
semuanya dapat dilalui. Hal yang sama kita rasakan dalam karya-karya
pelayanan bersama di Klasis, jemaat-jemaat, sector,unit, wadah pelayanan
organisasi. Kekuatan utama kita dalam mengerjakan pekerjaan pelayanan
adalah dengan selalu bersama berdoa dan bekerja. Bukan berdoa dan
bekerja sendiri-sendiri dalam pelayanan. Pekerjaan pelayanan yang
didoakan dan dikerjakan bersama akan memberikan hasil yang baik dan
bermanfaat bagi orang banyak. Karena itu, kebersamaan dalam berdoa dan
bekerja harus dijaga dan ditingkatkan. Maka menjadi penting untuk kita
renungkan bersama, apakah hal ini masih kita dapati dalam kerja-kerja
pelayanan kita yakni bersama-sama berdoa dan bekerja? Bekerja bukan
untuk kepentingan diri? Semoga umat dan para pelayan GPM tidak bosan
atau lelah untuk bersama-sama berdoa dan bekerja. Karena hanya dengan
mendoakan apa yang dikerjakan dan mengerjakan apa yang didoakan,
pekerjaan pelayanan akan berhasil dan membawa kemuliaan bagi nama
Tuhan.
DISKUSI UNIT
Jumat, 15 September 2023
PENGANTAR DISKUSI
145
Mengembangkan Keluarga Kudus di Era Disrupsi
(Mengutip materi ceramah Dr.M.M.Hendriks/R)
PERTANYAAN DISKUSI
Bagaimanakah kita selaku pribadi dan keluarga-keluarga Kristen membentengi
kehidupan dari pengaruh negatif era disrupsi? Apa yang harus dilakukan agar
tetap teguh dalam iman menghadapi setiap perubahan zaman?
146
PENJELASAN TEKS
Rasul Paulus dalam teks bacaan ini mengingatkan bahwa pada akhir zaman
manusia beribadah secara lahiriah. Ibadah menjadi sebuah formalitas yang
tidak memberi pengaruh pada pertumbuhan iman dan perubahan karakter.
Banyak orang ingin diajar, tetapi tidak pernah “mengenal kebenaran”. Mengenal
kebenaran artinya bukan sekadar mengetahui kebenaran atau menambah
pengetahuan di otak, tetapi harus mengalami keintiman pribadi dengan Tuhan
dan Firman-Nya dan mengaktakannya dalam perbuatan nyata. Paulus
menasehati Timotius tentang bagaimana caranya agar di zaman yang sukar
Timotius dapat mengenal kebenaran dan menjadi kuat sehingga tetap
bertumbuh dalam iman. Pertama, tetaplah berpegang pada kebenaran
Firman:“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah
engkau terima dan engkau yakini… Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau
sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan
menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” (2
Tim. 3:14-15) Firman Tuhan adalah sumber kebenaran yang menuntun
Timotius untuk mengenal mana yang baik menurut kehendak Tuhan. Timotius
dapat berpegang teguh pada kebenaran Firman karena ada orang-orang yang
mengajarinya sejak masa kecilnya di dalam keluarga. Firman yang diajarkan
dan ditanamkan sejak kecil, yang membuat iman Timotius tetap teguh dalam
menghadapi berbagai penganiayaan dan tantangan zaman.
MEDITASI UNIT
Jumat, 22 September 2023
147
Hormat bagi Roh Penghibur ketiganya yang Esa
Haleluya, haleluya, ketiganya yang Esa
2. Doa Pembukaan oleh Pemimpin Kebaktian
3. Menyanyikan NR. No. 3: 2
Hormat bagi Raja Sorga, Tuhan kaum manusia
Hormat bagi Raja G’reja di seluruh dunia
Haleluya, haleluya, di seluruh dunia
4. Doa Mohon Roh Kudus untuk pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab: 1 Samuel 16: 19-23
6. Menghayati Pesan Firman Tuhan
Pemimpin : meminta masing-masing peserta membaca ulang nas
bacaan tanpa suara dan merenungkan makna pesannya……….
……..kebaktian berlangsung dalam keheningan kurang
lebih 5 menit………..
Pemimpin : ibu bapa, saudara-saudari dan anak-anak yang dikasihi
Tuhan, Perjalanan panjang telah kita lalui bersama Tuhan hingga ke
tepian waktu bulan September. Banyak hal kita temui dalam perjalanan
itu, suka-duka, pahit-manis, susah-senang, sakit-sehat dan sebagainya,
silih berganti mewarnai. Terkadang ada yang tersimpan dalam hati, rasa
kecewa, sedih, marah, sakit hati dan tidak ada kedamaian dan sukacita
dalam diri. Pada siapa harus mengeluh? Pada siapa curahan hati dapat
disampaikan? Hanya diam menunggu dalam keheningan, saat Tuhan
yang mengerti dan peduli bertindak menguatkan dan menghiburkan.
.…… …..hening………
Bukan hanya kita yang pernah berada pada situasi hidup yang susah.
Saul sang raja Israel karena ditolak oleh Allah dan Roh Tuhan
meninggalkannya, menjadi terganggu jiwa dan batinnya..tak ada
kesengsaraan besar yang dialami seorang manusia, selain ketika ia
ditinggalkan oleh Tuhan. Hidup hancur dan sia-sia. Tidak ada lagi
kedamaian dan ketentraman di hati. Tetapi Tuhan selalu peduli dan mau
bekerja memulihkan hidup yang rusak. Melalui alunan melodi kecapi
yang dimainkan oleh sang gembala muda, Daud, ketentraman dan
kedamaian kembali dirasakan. Sang penggembala muda yang tidak
diharapkan itu, menjadi pemulih yang menghadirkan rasa aman dan
tenteram di hati manakala roh jahat menguasai Saul. Saudaraku, saat
hati kita sedang gundah dan sedih atau tertekan oleh banyak persoalan,
tenangkanlah diri di hadapan Tuhan, dengarkanlah lantunan melodi
lagu-lagu yang menguatkan dan menghiburkan hati. Carilah waktu untuk
148
hening sejenak merenungkan kasih Tuhan yang besar melebihi segala
persoalan yang sedang dihadapi. Kedamaian dan ketentaraman sejati
akan kita rasakan hanya ketika damai Allah ada dalam hati kita. Hati kita
akan menjadi bebal ketika mencari jalan sendiri dengan kekuatan diri,
lalu tidak datang pada Tuhan Sumber kedamaian sejati. Tuhan itu baik!
Datang saja kepada-Nya agar damai dan ketentraman dapat kita miliki,
dan kita pun menjadi saluran berkat bagi orang lain juga yang
mendambakan damai dan ketentraman di hati.
…..hening…..
Marilah kita tunduk, menutup mata sambil menyanyikan NR. No.:
131:1 ; Pimpin aku Tuhan Hua
Pimpin aku Tuhan Hua dalam gurun dunia
Engkau kuat dan setia, bimbing Aku yang lemah
Roti surga, roti surga, jadilah makananku, jadilah makananku
7. Persembahan syukur: NR 132: 1 dst Ya Tuhan, Murah-Mu Baka
8. Pemimpin berdoa syukur
9. Menyanyikan NR. No.: 134:1 Tersembunyi Ujung Jalan
Tersembunyi ujung jalan hampir atau masih jauh
Ku dibimbing tangan Tuhan ke neg’ri yang tak ku tahu
Bapa ajar aku ikut apa juga maksud-Mu
Tak bersangsi atau takut, beriman tetap teguh
10. Pemimpin memohon berkat Tuhan: “Kasih karunia dan damai sejahtera
dari Allah Bapa di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus, melimpah atas
kita kini dan selama-lamanya, amin”.
RENUNGAN UNIT
Jumat, 29 September 2023
149
1. Kita telah mengalami kemurahan Tuhan hingga hari ini. Kita patut bersyukur
atas kebaikan Tuhan dalam kehidupan pribadi, keluarga, jemaat dan gereja
seutuhnya. Syukur karena tangan kasih Tuhan tetap menuntun dan
memberkati GPM dan Wadah pelayanan laki-laki GPM di pertambahan usia
masing-masing. Itu bukti kasih karunia TUhan yang melimpah yang patut
diresponi dengan ungkapan syukur tak berhingga dari kita semua, umat dan
pelayan. Panggilan kita selanjutnya dalam mewujudkan ungkapan syukur itu
adalah menjalani kehidupan ini dengan kualitas iman yang sungguh sebagai
orang-orang yang selalu mau rendah hati dan taat.
2. Hal kerendahan hati dan kataatan melayani menjadi dasar nasehat dan
ajaran yang disampaikan Tuhan Yesus kepada para murid. Dalam nas
bacaan kita hari ini, ketika menanggapi permintaan ibu Yakobus dan
Yohanes, Tuhan Yesus mengingatkan soal kebesaran hidup seseorang.
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu”. Artinya bahwa kebesaran seseorang
bukan terletak pada uang, kuasa, jabatan dan kedudukannya, melainkan
pada sikap kerendahan hati yang dimilikinya. Sebab apalah artinya
seseorang memiliki uang, kuasa, jabatan dan kedudukan tetapi menjadi
angkuh dan sombong, tidak peduli kepada orang lain, kehilangan kepekaan
dan rasa kemanusiaan terhadap yang kurang dan lemah, menjatuhkan dan
merusakkan hidup sesama, menganggap diri paling hebat dan benar. Sikap
hidup seperti ini bukanlah sikap yang diinginkan oleh Tuhan. Karena Tuhan
sendiri telah memberikan contoh dan teladan pada diriNya, ketika Ia datang
ke dalam dunia, bukan untuk dilayani melainkan justru memberikan
nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang di kayu salib. Tuhan Yesus
mau melayani tetapi bukan melayani diri, melainkan memberikan diri-
Nya. Dialah Tuhan yang melayani dan menghamba dengan penuh
kerendahan hati dan ketaatan..
3. Ketika Tuhan Yesus mengatakan “Barang siapa ingin menjadi besar
diantara kamu dan seterusnya…” Itu berarti, bagi Tuhan Yesus, tidak salah
seseorang berupaya untuk menjadi besar. Tapi yang Tuhan peringatkan di
sini adalah “cara” yang dilakukan untuk menjadi besar. Apa
yang “besar” dalam konsep kerajaan Allah ternyata berbeda dengan konsep
dunia. Kenyataan memperlihatkan kepada kita, untuk menjadi besar, orang
sering saling sikut supaya bisa mencapai posisi tertentu. Orang saling
memfitnah dan menjatuhkan supaya bisa mendapatkan jabatan dan kuasa.
Itulah yang seringkali diperlihatkan dunia ini. Tetapi Tuhan punya cara
150
sendiri yang berbeda untuk mengejar dan mendapatkan kebesaran,
yaitu: dengan melayani. Seseorang yang mau menjadi terbesar dan
terkemuka, haruslah melayani dengan rendah hati.
4. Sehari lagi kita akan mengakhiri perjalanan hidup di bulan September dan
masuk bulan Oktober. Firman Tuhan hari ini mau mengingatkan kita semua,
Pertama, marilah kita bersyukur atas kasih dan pemeliharaan Tuhan di
bulan September ini, lalu wujudkanlah ungkapan syukur itu dengan
menjalani kehidupan di bulan baru dalam kerendahan hati dan ketaatan.
Hindarilah kesombongan dan tinggi hati. Tetapi jadilah rendah hati. Setia
dan taat melayani. Kesempatan hidup masih Tuhan beri karena itu jangan
biarkan waktu ini sia-sia. Hidup kita selaku pribadi, keluarga: isteri,
anak/cucu, orang tua dan kerabat atau sesama maupun semesta,
selayaknya dikasihi juga dipelihara bukan disia-siakan. Semua kita memiliki
arti diri dan oleh sebab itu haruslah dengan rela dapat dibagikan pula
kepada orang lain dan semesta. Ingatlah bahwa kita semua hidup dan
berkarya dalam lintasan waktu yang ada batasnya, selalu bergerak ke
depan dan tidak pernah berulang. Karakter waktu yang tidak berulang inilah
yang menuntut kita semua untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya
agar tidak mengalami kehilangan kesempatan. Menyia-nyiakan waktu pasti
berdampak pada terbengkalainya hidup. Jadi berkaryalah dan melayanilah
dengan kreatif, taat dan setia sehingga hidup menjadi kesempatan
mengembangkan potensi yang Allah telah anugerahkan kepada kita
masing-masing.Semoga di bulan yang baru kita tetap hidup bersukacita,
rendah hati dan menjadi berkat ... Amin.
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 02 September 2023
151
Pokok-Pokok Renungan
1. Puji Syukur bagi Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus karena atas tuntunan
dan penyertaanNya, kita telah memasuki bulan September Tahun 2023.
Empat hari lagi kita akan merayakan Ulang Tahun ke.88 Gereja kita, Gereja
Protestan Maluku, Gereja Orang Basudara. Mari kita lantunkan kepada
Tuhan Yesus Kepala Gereja, puji-pujian, hormat dan kemuliaan dan kita
ucapkan banyak selamat bagi mereka : “Dirgayahu Gereja Protestan
Maluku, Gereja Orang Basudara. Semoga kita akan selalu menjadi Gereja
yang bersyukur, berdoa dan melayani.”
2. Saudaraku, memasuki bulan ke-9 ini, Lembaga Pembinaan Jemaat GPM
memberikan tema untuk kita gumuli yaitu “Gereja Yang Bersyukur Dan
Melayani Di Tengah Perubahan Zaman”. Tema ini memberi isyarat untuk
selalu bersyukur, terutama sebagai gereja yang telah dijaga dan dipeliahara
oleh DIA sebagai kepala gereja hingga kita segera akan memasuki tahun
usia ke-88. Rasa syukur itu tidak hanya terungkap dalam kebaktian-
kebaktian tetapi di tengah zaman yang “berubah” ini kita harus terus
melayani dengan sepenuh hati. Pelayanan itu antara lain berwujud dalam
kehidupan keluarga yang selalu utuh, tanpa adanya keretakkan karena
memiliki kekuatan cinta yang selalu terawat Seperti yang terungkap dalam
tema mingguan “Merawat Keutuhan Keluarga Dengan Kekuatan Cinta”.
3. Bacaan kita hari ini mengisahkan tentang cinta “terlarang” dua bersaudara
beda ibu : “Amnon dan Tamar”. Cinta terlarang yang didukung oleh saudara
sepupu mereka sendiri yaitu “Yonabab”. Mestinya Yonadab yang sudah
mengetahui keinginan Amnon mencegah sepupunya itu untuk melakukan
perbuatan tercela tersebut, tetapi yang dilakukan Yonadab mendukung niat
keji Amnon dengan membuat strategi untuk menjebak Tamar, malah
dengan melibatkan Daud, ayah mereka juga. Maka terjadilah malapetapa di
tengah kehidupan keluarga Daud, Tamar diperkosa Amnon (ayat 5 – 14).
“Sudah jatuh, tertimpa tangga”, itulah yang dialami Tamar selanjutnya.
Setelah mencemari Tamar, Amnon mengusir Tamar dengan tidak hormat
(ayat 15 – 19). Perbuatan Amnon ini tentunya menimbulkan kemarahan
Absalom, saudara kandung (seayah-seibu) Tamar. Juga menimbulkan
kemarahan Daud, ayah mereka. Namun nasi sudah menjadi bubur, Tamar
sudah tercemar. Pertanyaannya? Mengapa hal ini sampai terjadi? Mestinya
Amnon bangga punya adik perempuan yang cantik. Dan sebagai kakak,
Amnon mestinya menjaga dia agar jangan ada orang yang mengganggu,
apalai berbuat tidak senonoh terhadapnya. Rasa cinta terlarang Amnon
terhadap Tamar bisa saja terjadi karena :
152
Amnon telah dirasuki oleh keinginan duniawi yang disponsori “iblis”
Kekuatan cinta sebagai sesama saudara tidak terawat dengan baik.
Malah ada kemungkinan terjadi persaingan yang tidak sehat di antara
mereka sebagai anak-anak seayah tapi beda ibu. (Bandingkan juga apa
yang terjadi dengan Yusuf – Kejadian 37 : 12 – 36)
4. Teman-teman pengasuh yang dikasihi Tuhan Yesus! Saling mengasihi
antara saudara itu baik. Malah diharuskan. Tuhan Yesus sendiri dalam
ajarannya menganjurkan umatNya untuk mengasihi sampai kepada musuh
sekalipun. Apalagi kepada saudara. Tetapi jika rasa kasih itu sudah berubah
menjadi cinta asmara, maka itu bahaya. Jika kita mengasihi (menyayangi/
mencintai) seseorang, maka kita harus menjaganya baik fisik maupun
perasaannya dan tidak “melukainya”. Karena itu sejak dini anak-anak kita,
termasuk anak-anak asuh kita di Sekolah Minggu harus diajarkan tentang
“KASIH” yang tulus seperti yang diajarkan Paulus kepada jemaat Korintus
13 : 1 – 13. Ingatkan mereka juga tentang buah-buah roh ( kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri) yang harus dilakukan dan buah-buah
daging (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya) yang harus dijauhkan (galatia 5 : 16 – 26) sehingga mereka
mampu merawat keutuhan keluarga, baik keluarga biologis maupun
keluarga di dalam Tuhan Yesus, dengan kekuatan cinta yang bersumber
pada cinta Tuhan Yesus yang rela berkorban, bukan mengorbankan. Amin!!
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 09 September 2023
153
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa dan Bekerja
154
Belajar dari kesaksian Paulus kepada Jemaat Korintus, khususnya
bacaan kita, 2 Korintus 1 : 10 dan 11, Paulus hanya mempercayakan
dirinya kepada Tuhan Allah, yang membangkitkan orang mati dan
berharap bahwa Allah akan menyelamatkan dirinya. Penderitaan luar
biasa yang dialaminya tidak membuat imannya kendor dan bersungut-
sungut. Bahkan segala sesuatu yang dialaminya dijalani dengan
mengucap syukur. Ia merasa berbahagia dan bersukacita karena
Tuhan mengijinkan dia mengalami semua penderitaan itu (band. ay. 1 –
9). Itu pula yang dialami Nelson dan keluarganya. Menjalani setiap
penderitaan dengan ucapan syukur. Mereka percaya bahwa Tuhan
akan menyelamatkan mereka. Tuhan tidak akan membiarkan mereka
bergumul sendiri. Tuhan mengirimkan orang-orang untuk membantu
mereka untuk menggumuli kondisi Nelson. Tuhan mengirimkan orang-
orang untuk menguatkam iman mereka.
3. Teman-teman pengasuh yang dikasihi Tuhan Yesus! Mungkin saja saat
ini saudara berada di posisi Nelson dan keluarga. Tidak ada
“lakalantas” namun ada persoalan “berat” yang sedang saudara hadapi.
Tidak ada di antara kita yang tinggal diam menghadapinya bukan?
Belajarlah pada Paulus, juga Nelson. Tetap berdoa dengan tekun
sambil mengusahakan jalan keluar. Doa orang benar sangat besar
kuasanya (Yakobus 5 : 16c). jangan kwatir, berserahlah kepada Tuhan,
dan IA akan bertindak. Amin!
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 16 September 2023
155
Tema Mingguan : Tetap Teguh Dalam Iman Menghadapai Perubahan
Zaman.
156
1
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 23 September 2023
157
Tema Bulanan : Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah
Perubahan Zaman.
Tema Mingguan : Menghadirkan Kehidupan Yang Aman dan Tenteram
2.. Perjalanan hidup manusia kadang baik-baik saja; sukses, sehat, bahagia,
sukacita dan damai sejahtera. Keadaan tersebut, bisa membuat seseorang
tenang dalam bekerja dan tidak khawatir ada gangguan dari pihak lain.
Akan tetapi kadangkala perjalanan hidup yang kita jalani ibarat “padang
gurun” ada ancaman dan bahaya, kesusahan, penderitaan, ketidakadilan,
dll. Maka orang percaya senantiasa minta Tuhan untuk membimbing,
menjaga dan menyelamatkan supaya hidup kita tetap baik-baik saja. Di sisi
lain, Tuhan akan selalu menyertai kita dengan kasih-Nya asalkan kita tetap
percaya dan setia melakukan perintah Tuhan dengan cara menghadirkan
kehidupan yang aman dan tenteram (tema mingguan). Orang Kristen harus
158
membawa damai sejahtera bagi sesama (keluarga, gereja, masyarakat).
Kita harus hidup rukun dengan orang lain, tidak menghakimi, tidak
melakukan ketidakadilan, kekerasan dan sebagainya. Semoga!
RENUNGAN PENGASUH
Sabtu, 30 September 2023
159
Nas Bacaan : Mazmur 149: 4
Tema Bulanan :Gereja Yang Bersyukur dan Melayani Di Tengah Perubahan
Zaman.
Tema Mingguan : Wujudkanlah Syukur Dengan Hidup Rendah Hati dan Taat
160
Nas Bacaan : 1 Raja-Raja 18: 36 – 39
Tema Bulanan : Gereja yang Bersyukur Di Tengah Perubahan Zaman
Tema Mingguan : Bersama-sama Berdoa dan Bekerja
Pokok-Pokok Renungan :
1. Istilah Latin ora et labora (berdoa dan bekerja) merupakan istilah yang
sudah tidak asing lagi untuk telinga kita. Namun, tema minggu ini berjudul
“Bersama-sama Berdoa dan Bekerja”, yang dalam bahasa Latin disebut
“orare ac cooperantur”. Setidaknya tema ini hendak menegaskan adanya
aktifitas yang membutuhkan kerjasama, bahkan kerja bersama-sama demi
kebaikan bersama. Jika istilah ora et labora lebih menekankan adanya
aktifitas yang dapat dilakukan secara personal (pribadi), maka istilah orare
ac cooperantur atau bersama-sama berdoa dan bekerja merupakan
aktifitas yang harus dilakukan secara bersama.
2. Konteks bacaan tadi, 1 Raja-Raja 18:36-39, berisikan nabi Elia
memperkenalkan sekaligus meyakinkan tentang Tuhan, Allah Abraham,
Ishak dan Yakub (Israel) kepada nabi-nabi Baal dan juga umat Israel. Nabi
Elia tidak ingin melakukan aktifitas sendiri. Elia menyuruh semua pihak
untuk berdoa dan bekerja bersama-sama. Para nabi Baal dipersilahkan
oleh nabi Elia untuk meperkenalkan dengan cara yang sama dilakukan
juga oleh Nabi Elia. Cara yang disebutkan yaitu: memilih seekor lembu,
memotongnya dan mengolahnya, lalu meletakkannya di atas kayu api,
namun tidak boleh menaruh api. Kemudian, para nabi Baal berdoa untuk
dewa mereka apakah setelah berdoa ada api yang membakar kayu api
tersebut atau tidak. Namun ternyata tidak ada api yang menyalakan kayu
api persembahan para nabi Baal.
Nabi Elia pun melakukan doa yang sama, yang sebelumnya
menyuruh seluruh rakyat Israel untuk mendekat ke dirinya. kemudian
memperbaiki mezbah Tuhan yang telah diruntuhkan. Nabi Elia melakukan
hal yang sama seperti dilakukan oleh para nabi Baal. Hanya saja, nabi Elia
dalam doanya tidak berteriak sekeras-kerasnya seperti yang dilakukan
oleh para nabi Baal. Isi doa nabi Elia adalah menyebut nama Tuhan, Allah
Abraham, Ishak, dan Israel (Yakub). Dalam doanya pula Elia meminta
agar Tuhan menjawab doanya supaya semua orang yang hadir, seluruh
bangsa Israel mengetahui dan mengakui Tuhan yang adalah Allah, lalu
bertobat dan kembali menyembah Tuhan. Doa nabi Elia pun dijawab oleh
161
Tuhan, sebab selesai berdoa turunlah api Tuhan dan menyambar habis
korban bakaran, kayu api, batu, dan tanah itu. Mereka semua yang hadir
pun percaya dan mengaku Tuhan, dialah Allah. Pengakuan ini diucapkan
dua kali.
3. Melalui Teks Alkitab ini kita dapat melihat, bahkan belajar dari cara nabi
Elia menjawab persoalan iman yang dialami oleh bangsa Israel. Bangsa
Israel berada dalam tantangan iman sebab ada pengaruh para nabi Baal
yang ingin menarik umat Israel untuk menyembah Baal dan meninggalkan
Tuhan, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Nabi Elia merasa persoalan
tantangn iman ini cukup berat sehingga ia melibatkan banyak pihak untuk
bekerja bersama supaya melihat hasilnya bersama pula. Nabi Elia tidak
mau berdiam diri, melainkan mengajak seluruh bangsa untuk bergerak
bersama dan menyaksikan bersama, bahkan secara langsung.
Sebagai warga gereja senior (WGS), haruslah diakui bahwa di usia
yang sudah tidak muda lagi kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus
melibatkan yang lain dalam bekerja dan berdoa untuk menjawab
persoalan-persoalan hidup yang menjadi tantangan iman. WGS dengan
segudang pengalaman ilmu hidup dan pengalaman iman tidak boleh putus
asa, melainkan berpengharapan sehingga terus meningkatkan doa.
Tujuannya supaya semua orang dapat melihat, mengaku, dan percaya
bahwa Tuhan itu ada dan hidup sampai kini. Tuhan akan menolong semua
orang yang selalu bersama-sama mau bekerja dan berdoa dengan
sungguh dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
162
RENUNGAN WARGA GEREJA SENIOR
Senin, 18 September 2023
Pokok-Pokok Renungan:
1. Semua orang pasti menginginkan keselamatan dan ketentraman.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang menghendaki hidupnya tidak
selamat atau tidak tentram, justru sebaliknya. Oleh karena itu, banyak
ada orang yang berusaha mendapatkan keselamatan dan
ketentraman menurut cara dan kehendaknya. Ada yang bekerja keras,
namun juga ada yang mencari jalan pintas. Ada yang mencarinya
lewat cara duniawi, dan ada pula yang mencarinya melalui cara yang
non-duniawi.
2. Secara umum, kitab Hosea 2 : 1 – 22 berbicara tentang ketidaksetiaan
Israel kepada Allah. Ketidaksetiaan umat Israel terjadi karena mereka
ingin mendapatkan keselamatan dan ketentraman di luar Tuhan. Umat
Israel mencari keselamatan dan ketentraman dengan menemui para
Baal dan menyembahnya. Akibatnya, ibadah Israel ditolak. Umat Israel
tidak sadar bahwa Tuhan sudah memberkati mereka (bd. Ay. 7)
namun mereka tetap menyembah Baal. Karena itu Tuhan mengambil
berkatNYA lagi, tidak ada sukacita pada bangsa Israel, serta
menghukum mereka (bd. Ay. 8 – 13). Itulah cara Israel yang mencari
keselamatan dan ketentraman di luar Tuhan.
Meskipun Israel mencari keselamatan melalui penyembahan kepada
Baal, namun Tuhan kembali mau memberikan keselamatan dan
ketentraman, bahkan berjanji membuat Israel mengalami keselamatan
dan ketentraman apabila Israel mau kembali kepada Tuhan. Ayat
bacaan kita hari ini (Hosea 2: 17) berisikan perjanjian Tuhan kepada
Israel. Isi perjanjian tersebut adalah tidak ada busur panah, pedang,
dan alat perang dari negeri, yang berarti tidak ada konflik, perang.
Pertanda keselamatan dan ketentraman akan selalu dinikmati oleh
umat Israel. Israel akan selamat dan tentram juga karena tidak ada
hewan buas di darat dan burung-burung di udara yang akan
mencalakai mereka. Melalui perjanjian ini, Tuhan mau meyakinkan
163
umatNYa, bahwa keselamatan dan ketentraman hanya bisa diberikan
oleh Tuhan, yang lain tidak.
3. Pesan terdalam dari teks bacaan ini adalah selaku umat yang percaya
kepada Tuhan Yesus, kita harus sadar bahwa di luar Tuhan tidak ada
yang namanya keselamatan dan ketentraman. Tuhan Yesus bukan
berjanji memberikan keselamatan dan ketentraman kepada kita.
Tuhan Yesus justru telah memberikan keselamatan kepada kita
melalui kematian dan kebangkitanNYA di salib. Tuhan Yesus juga
telah membuat tentram hidup kita lewat tuntunan dan pemeliharaan
RohNYA. Jadi, di perkembangan zaman sekarang, janganlah kita
mencari keselamatan dan ketentraman melalui apapun yang
ditawarkan oleh dunia saat ini, entah itu Ilmu pengetahuan, teknologi,
maupun segala hal yang bersifat duniawi.
164
165