Anda di halaman 1dari 3

BERSYUKUR DALAM SEGALA HAL

Ada seorang pemuda yang bercita-cita hendak menjadi Jenderal. Pemuda ini selalu bersyukur kepada
Allah oleh karena dia dikaruniakan otak yang cemerlang serta postur tubuh yang sangat mendukung
untuk menjadi seorang prajurit. Ia selalu berdoa kepada Allah agar suatu hari nanti impiannya bisa
menjadi kenyataan.

Tibalah saatnya bagi pemuda tersebut untuk mendaftarkan diri di akademi militer. Setelah melalui
proses seleksi ternyata ia dinyatakan tidak lulus. Setelah mencoba beberapa kali lagi dan juga tidak
berhasil, si pemuda itu akhirnya putus asa, ia mulai mempersalahkan Allah karena tidak menjawab
doanya. Ia marah kepada Allah, ia tidak lagi mempercayai Allah sebagai seorang sahabat. Ia mulai
berhenti berdoa dan tidak pernah lagi melangkahkan kakinya ke gereja.

Umumnya manusia mengucap syukur hanya apabila mendapatkan hal-hal yang baik dan
menguntungkan dan segera melupakan segala kebaikan dan keuntungan yang pernah diperoleh apabila
dihadapkan pada masa-masa sulit dengan mulai berputus asa dan bersungut-sungut. Mudah bagi kita
untuk bersyukur pada masa kesukaan dan sangat sulit untuk bersyukur pada masa kesukaran. Seringkali
kita menjadikan persoalan hidup sebagai alasan untuk melupakan Tuhan.

Rasul Paulus dalam kitab Kolose 4:2 mengingatkan kita “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu
berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."

Kita perlu berjaga-jaga dengan mengucapkan syukur atas segala berkat yang kita terima sehingga kita
akan selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah berasal dari Tuhan. Kekayaan,
kesehatan, kepintaran tanpa disertai dengan rasa syukur akan membuat kita menjadi orang yang kikir,
mementingkan diri sendiri, dan angkuh.

Dalam masa kesukaran dan penderitaan, rasa bersyukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi
positif serta membangkitkan kembali semangat untuk mengatasi setiap problema kehidupan. Hal ini
bisa kita lihat dari teladan kehidupan raja Daud.

Setelah dielu-elukan sebagai pahlawan penyelamat bangsanya, Daud akhirnya harus menjadi buronan
oleh karena raja Saul ingin membunuhnya. Sekian lama ia harus hidup sebagai pengembara yang
berpindah-pindah, keluar masuk hutan, gua dan padang gurun. Setiap detik nyawanya terancam
sehingga ia pernah terpaksa berpura-pura menjadi orang gila agar tidak ada yang mengenalinya. Daud
yang tadinya sudah menikmati kehidupan yang mapan dengan jabatan tinggi sebagai kepala pasukan,
akhirnya menjadi seorang buronan yang paling dicari di seluruh kerajaan Israel tanpa ada kesalahan
yang dia lakukan. Situasi ini membuat Daud merasa sangat tertekan dan menderita. Bagaimana Daud
menyikapi perasaan tertekan yang dihadapinya? Mazmur 42:12 : "Mengapa engkau tertekan, hai
jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur
lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku."

Sikap bersyukur yang dipraktekkan oleh Daud telah membangkitkan semangat dalam menghadapi
kesulitan hidup yang sangat berat. Rasa bersyukur telah membuat hal yang negatif menjadi positif,
kelemahan menjadi kekuatan, yang membuat Daud berhasil keluar dari lembah penderitaan. Atas
inspirasi dari Allah, berdasarkan pengalaman tersebut Daud menuliskan ayat-ayat indah berikut ini :

Mazmur 28 : 7 : "TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong
sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya."
Mazmur 106:1 : "Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-
lamanya kasih setia-Nya.
Hal yang menyebabkan kita tidak bersyukur dalam menghadapi kesukaran adalah oleh karena pikiran
kita dihantui oleh kekhawatiran yang timbul oleh sebab kurang percaya terhadap pengendalian Tuhan.

Marilah kita lihat sekilas kisah perjalanan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Allah
menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir dengan tangan yang ajaib. Allah membelah laut Teberau agar
mereka dapat berjalan menyeberang. Allah menaungi mereka dengan tiang awan pada siang hari untuk
melindungi mereka dari panasnya sengatan matahari di padang gurun, Allah menerangi mereka dengan
tiang api agar mereka dapat melihat ditengah kegelapan malam yang dingin. Segala yang terbaik Allah
sudah lakukan untuk umatNya Israel dalam perjalanan itu. Setelah berjalan sekian lama dan persediaan
makanan mereka sudah menipis, mereka mulai bersungut-sungut, marah, kecewa dan putus asa.
Mereka menuduh Musa, pemimpin mereka yang dipilih oleh Tuhan, membawa mereka ke padang
gurun hanya untuk membunuh mereka dengan kelaparan. Sebenarnya mereka belum sampai pada tahap
kelaparan ataupun kehabisan persediaan makanan. Mereka diliputi rasa kekhawatiran bahwa persediaan
makanan mereka tidak cukup selama melintasi padang gurun yang luas itu. Oleh karena melupakan
pimpinan Tuhan di masa yang lalu, umat Israel menjadi kurang percaya dan kekurang percayaan
mereka itu membuahkan kekhawatiran dan kekhawatiran itu menghasilkan sikap tidak bersyukur yang
mengakibatkan banyak dari antara mereka harus binasa disepanjang perjalanan.

Filipi 4:6 : "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala
hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."

I Tesalonika 5:18 : "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Agar kita dapat mengucap syukur dalam segala hal kita harus mengetahui bahwa selama hidup di dunia
yang penuh dosa ini, Allah tidak pernah menjanjikan umatNya hidup tanpa problema, duka dan air
mata. Namun demikian Allah menjanjikan umatNya untuk memberikan kekuatan dalam menghadapi
pencobaan, memberikan penghiburan dalam duka serta memberikan terang untuk menuntun di
sepanjang jalan hidup kita.

Kita harus bersyukur kalau kita belum siap untuk memiliki segala sesuatu yang kita inginkan, karena
seandainya sudah apalagi yang harus diinginkan?
Kita harus bersyukur apabila kita tidak tahu sesuatu, karena itu akan memberi kita kesempatan untuk
belajar.

Kita harus bersyukur karena mengalami masa-masa kesukaran, karena pada saat itulah kita bertumbuh.
Kita harus bersykur atas keterbatasan kita, karena itu memberi kita kesempatan untuk berkembang.
Kita harus bersyukur atas setiap tantangan, karena itu akan membangun kekuatan dan karakter kita.
Kita harus bersyukur atas kesalahan yang kita buat, karena itu memberi kita pelajaran yang berharga.
Kita harus bersyukur apabila lelah dan letih, karena itu berarti kita masih bisa bekerja.

Anda mungkin juga menyukai