Anda di halaman 1dari 3

RENUNGAN TUTUP USBU

Sabtu, 05 Agustus 2023

Nas Bacaan : II Tesalonika 1 : 3-12


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Rawatlah Hidup Bersama Dalam Kasih

Persekutuan yang diberkati Tuhan,


kita pasti senang dan bangga apabila apa yang diupayakan, diperjuangkan, dan dilakukan oleh
kita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Kita pasti bersyukur dan berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk semua perubahan positif yang terjadi.

Ucapan syukur merupakan tindakan aktif positif yang memungkinkan seseorang mengalami
kemurahan Tuhan atas setiap dinamika kehidupan yang dijalaninya. Oleh karenanya, bersyukur
harus menjadi prioritas membangun hubungan dengan Tuhan dan sesama. Rasul Paulus
menitikberatkan ucapan Syukur dan Doa kepada Jemaat di Tesalonika sebagai bagian dari
mereka meyakini Kuasa Allah di dalam Yesus Kristus atas kepenuhan Iman yang mereka miliki.
Dalam berbagai penderitaan dan kesulitan-kesulitan hidup, Paulus tetap memperkokoh Iman
mereka untuk tetap mengarahkan hati dan pikiran hanya kepada Tuhan, sebab hanya dengan
demikian Iman yang mereka pupuk dan dalami menjadi dasar kekuatan untuk mereka
menghadapi tantangan dan pergumulan hidup.

Paulus lebih lanjut menunjukkan bahwa ia bermegah atas ketabahan iman jemaat Teslonika,
meskipun terjadi penganiayaan dan penindasan terjadap orang Kristen di Tesalonika, mereka
harus kuat dalam doa sambil terus berbuat baik terhadap semua orang. Alasan mendasarnya
adalah suatu persekutuan akan kuat dan terus berkembang apabila sama-sama saling
mendoakan, terus berbuat baik dengan cara saling mengasihi antara satu dengan lainnya.

Sebagai pengikut kristus, kitapun bersyukur seusbu ini telah dijalani bersama Tuhan dan
kasihNya. Hal ini juga menunjukkan kebersamaan dengan Tuhan . kebersamaan dengan Tuhan,
terwujud saat kita berdoa denganNya, mengucap syukur atas perbuatan ALLah yang ajaib.

Itulah yang harus menjadi pegangan pada setiap orang yang percaya pada Yesus Kristus dalam
persekutuan jemaat manapun. Kehidupan yang saling mendoakan dan mengasihi kunci
pertumbuhan jemaat.

Tuhan memberkati,. Amin


RENUNGAN PADUAN SUARA
Senin, 07 Agustus 2023

Nas Bacaan : Roma 10 : 12


Tema Bulanan : Menjaga Keutuhan Keluarga, Gereja dan Masyarakat
Tema Mingguan : Menghargai dan Menerima Perbedaan

Persekutuan yang dikasihi Tuhan,


tidak ada seorang pun yang lahir memiliki kesamaan dengan yang lainnya. Kenyataannya semua
orang lahir memiliki perbedaan. Kita mungkin ingin lahir dari keluarga yang kaya dan memiliki
fisik yang sempurna, wajah ganteng atau cantik. Namun, apa yang dapat dikatakan jika ternyata
kita lahir dari keluarga yang sederhana atau miskin dengan fisik yang tidak sempurna atau wajah
yang tidak terlalu ganteng atau cantik. Itulah realita hidup, bahwa Tuhan menciptakan semua
orang tidak sama. Tuhan tidak menciptakan semua orang yang lahir itu perempuan saja atau
laki-laki semata. Tuhan menciptakan masing-masing orang harus lahir pada jam, tanggal, bulan
dan tahun yang berbeda, juga lahir di tempat yang berbeda, dan dari keturunan atau suku
bangsa serta ras yang berbeda. Jika Tuhan yang membuat adanya perbedaan, mengapa manusia
harus mempersoalkan perbedaan yang telah diciptakan oleh Tuhan. Semua orang yang Allah
ciptakan berbeda ini punya Allah yang satu. Adapun maksud Tuhan Allah menciptakan adanya
perbedaan adalah supaya antara satu dengan lainnya hidup saling mengasihi, melengkapi dan
menopang. Alasannya, karena Tuhan sendiri mengasihi semua yang diciptakanNya, melengkapi
dan menopang kehidupan meskipun yang diciptakan Tuhan itu berbeda antara satu dengan
lainnya. Jadi, dalam perbedaan marilah kita saling mengasihi, melengkapi dan menopang antara
satu dengan lainnya.

Rasul Paulus memiliki pengalaman hidup ditengah–tengah kemajemukan dan keanekaragaman


manusia. Ia dilahirkan dan dibesarkan dikota Tarsus. Tarsus pada waktu itu merupakan pusat
kebudayaan, filsafat dan pendidikan Yunani-Romawi. Dengan demikian Tarsus menjadi ramai
dengan orang–orang dari berbagai bangsa, agama dan kebudayaan, yang menarik dan harus
menjadi pelajaran berharga bagi kita dalam menghargai dan menerima perbedaan. Prinsip
Rasul Paulus yakni mendasarkan pandangan terhadap perbedaan dari sisi manusia tetapi
mendasarkannya dalam keyakinan akan kasih Allah bagi semua orang. Dengan demikian kita
juga seharusnya dapat memandang orang lain yang berbeda dengan diri kita.

Setiap orang harus melihat perbedaan tidak dengan sikap yang bermusuhan tetapi dengan sikap
keterbukaan, persahabatan, dan kehangatan sebagai wujud kita menghargai dan menerima
perbedaan. Mari jadikan perbedaan itu sebagai kekuatan untuk membangun hidup.
Tuhan memberkati. Amin

Anda mungkin juga menyukai