Anda di halaman 1dari 2

“Iman Jangan Gugur Ketika Ditampi”

Lukas 22:24-38

Syalom … Damai di hati ..


Jemaat yang diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus,
Syair lagu KJ.34 “Di Salib Yesus di Kalvari” (bisa juga dinyanyikan oleh
khadim): Di salib Yesus di Kalvari kus’rahkan dosaku yang keji. Oleh darahNya aku
bersih! Puji nama-Nya!. Lirik lagu ini hendak menyatakan bahwa hanya dengan
karya penyelamatan Yesus Kristus di kayu salib, dimana darah-Nya yang tercurah,
maka setiap manusia yang berbuat dosa akan memperoleh keselamatan. Oleh
karena itu, maka tidak ada alasan untuk kita tidak mengucap syukur atas karya
Yesus Kristus tersebut. Di hari ini kita sudah berada di minggu ketiga penghayatan
kita akan makna sengsara Tuhan Yesus Kristus.
Saudara-saudaraku yang kekasih.
Tema perenungan sepanjang minggu berjalan ini: Iman Jangan Gugur
Ketika Ditampi yang diangkat dari pembacaan Firman Tuhan dalam Lukas 22:24-
38, merupakan bagian yag tak terpisahkan dari kisah “jalan sengsara” Tuhan Yesus
menuju ke Bukit Golgota tempat Ia disalibkan. Lukas pasal 22 dimulai dengan
rencana para Imam Kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan untuk menangkap
kemudian membunuh Yesus. Rencana mereka itu dapat berjalan dengan mulus
melalui salah seorang murid Yesus yang bernama Yudas Iskariot setelah diberi
sejumlah uang. Yesus tetap menjalankan aktivitas-Nya bersama para murid-Nya,
antara lain merayakan Hari Raya Roti Tidak Beragi yang ditandai dengan makan
bersama. Makan bersama menjadi sebuah tradisi bagi umat Israel apalagi
menjelang hari-hari besar, hal ini juga yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Ketika
mereka sedang makan, maka Yesus banyak memberikan pengajaran termasuk
memberitahukan tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Selanjutnya Yesus
bergumul sendirian di taman Getsemani, Ia kemudian ditangkap dan diadili,
menerima hukuman mati dengan cara disalib, mati serta bangkit.
Lukas 22:24-38 ini oleh Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul
“Percakapan waktu Perjamuan Malam”, ada beberapa hal yang diungkapkan, yakni:
Pertama, dalam percakapan waktu Perjamuan Malam menjelang kematian Yesus
Kristus, para murid bertengkar soal kedudukan dan peran mereka sebagai pengikut
Yesus Kristus. Ternyata pertengkaran ini sudah muncul sebelumya yang dicatat
dalam Lukas 9:46-48, dimana Yesus mengambil seorang anak kecil untuk
memberikan pengajaran kepada para murid-Nya dengan ungkapan: “karena yang
terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” (Luk 9:48b). Pemahaman
para murid yang “terbesar” adalah menjadi yang paling besar, lebih berharga, lebih
kuat, lebih tinggi yang berkaitan dengan popularitas, prestise dan gengsi. Tetapi
Yesus memberikan pemahaman yang terbalik dengan pemikiran para murid-Nya,
bahwa yang “terbesar” itu ialah mereka yang menjalankan fungsinya sebagai
“pelayan” (Yun. Diakoneo). Tugas dari pelayan adalah membantu, mengurus dan
melayani orang lain.
Jemaat yang diberkati oleh Tuhan.
Hal kedua, adalah Yesus juga memberikan pengajaran yang spesifik kepada
para murid-Nya lebih khusus kepada Simon Petrus bahwa nantinya mereka akan
mengalami pertarungan iman yang sangat besar, yakni akan di “tampi”, seperti
orang menampi gandum. Menampi (Yun. Siniazo) adalah suatu proses untuk
memisahkan biji gandum dari sekam dengan cara menghamburkan gandum ke
udara dengan menggunakan garpu penampi, sehingga gandum akan jatuh dan
sekam tertiup angin. Ditampi seperti gandum menggambarkan sebuah goncangan
yang hebat dan ujian iman yang sangat berat melalui proses pembersihan dan
pemisahan. Adapun iblis menampi dengan cara memperdaya (band. 2 Kor11:3),
mengintimidasi dan menelan (band. 1 Ptr 5:8). Menghadapi situasi seperti ini, maka
para murid-Nya hendaknya memiliki iman yang teguh kepada Yesus Kristus.
w
Ketiga, ketika Yesus mengutus para murid-Nya yang dicatat dalam Lukas
9:1-6, mereka tidak membawa apa-apa namun mereka tidak kekurangan sesuatu
apapun, namun dalam perikop yang kita baca saat ini, Yesus berbicara secara
figuratif (arti kiasan) bahwa para murid akan mengalami situasi yang sukar dan
berat. Yesus menghendaki para murid-Nya untuk berjaga-jaga dan berhati-hati serta
mempersiapkan diri untuk mampu menghadapi situasi yang sulit dan berat. Yesus
juga sebenarnya sedang mempersiapkan para murid-Nya untuk menghadapi
melalui sengsara dan kematian-Nya yang tragis demi menggenapi karya
penyelamatan Tuhan Allah, yakni: “Ia akan terhitung di antara pemberontak-
pemberontak” (ay. 37).
Bapak, Ibu saudara jemaat yang dikasihi Tuhan …
Kita sering mendengar ungkapan “Pemimpin adalah Teladan, Pemimpin
yang melayani dan Melayani bukan untuk Dilayani”, apakah ini hanya skedar slogan
untuk pencitraan diri atau untuk mencari simpati orang banyak ataukah benar-benar
sebuah pemberian diri untuk melayani banyak orang? Tentunya bagi kita sebagi
orang percaya, kita akan dengan yakin mengatakan bahwa ketika dipercayakan
sebagai “pemimpin” diberbagai organisasi kita mau melakukan yang terbaik dan
melayani banyak orang. Apalagi bila dipercayakan sebagai hamba Tuhan/Pelayan
Khusus (Diaken, Penatua, Guru Agama dan Pendeta). Yesus Kristus sudah
memberikan contoh untuk melayani dengan sepenuh hati bahkan siap dan rela
berkorban untuk umat manusia dengan menderita sengsara serta matidi kayu salib.
Jadilah pemimpin yang takut akan Tuhan dan lakukanlah tindakan-tindakan yang
konkrit untuk kesejahteraan banyak orang.
Kata “ditampi atau menampi” dalam Bahasa Manado artinya proses untuk
memisahkan padi dari sekam atau memilih beras supaya bersih, biasanya memakai
“sosiru” cara ini disebut “ba tapis beras”. Melalui proses ini dihasilkanlah padi yang
siap untuk digiling menjadi beras dan beras yang siap untuk dimasak. Proses
menampi atau memisahkan ini sangat berat tapi hasilnya akan maksimal, demikian
juga dengan kehidupan sebagai orang percaya, kita sementara juga di “tampi”.
Apakah kita akan menjadi seperti beras yang berisi atau hanya sebagai sekam yang
mudah ditiup angin. Menjadi orang percaya yang benar-benar “berisi” (iman yang
teguh kepada Tuhan”, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh iblis dan akhirnya
jatuh ke dalam dosa. Jadilah pribadi-pribadi yang kuat dan teguh, andalkan Tuhan
dalam segala hal. Teruslah bertekun dalam doa baik itu doa pribadi, keluarga dan
dalam persekutuan umat Tuhan di Kolom, BIPRA dan Jemaat.
Jemaat Maha Tuhan …
Kita akan mengalami tantangan dan pergumulan yang berat, Firman Tuhan
saat ini mengajarkan kepada kita untuk sadar dan berjaga-jaga supaya dapat
mengalahkan segala tipu daya iblis (1 Ptr 5:8-9) serta gunakanlah selalu segenap
perlengkapan senjata Allah (Ef. 5:11-17). Bila kita setia di dalam Tuhan dan
melakukan kehendak-Nya, maka yakinlah kita akan menang dalam pertandingan
iman di dunia ini dan memperoleh mahkota kehidupan.
Soli Deo Gloria, Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Allah. Amin.

Anda mungkin juga menyukai