Bangun Tembokmu
Bangun Tembokmu
(Neh 2:11-20)
RENEWED
Dibawakan pada PD. Oeltua tanggla 5 Januari 2012
RENEWED
Kolose 3:12, 14
Ibu-ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, banyak
orang sewaktu memasuki memasuki tahun baru, hal pertama
yang mereka lakukan adalah sebuah rencana-rencana baru.
Mereka bertekad kalau tahun baru harus lebih baik dari tahun
ini. Tapi sayangnya bayak orang uang memperhatikan hal-hal
yang lahiriah, seperti gajinya naik atau tidak, pendapatannya
makin banyak atau tidak, penampilannya semakin baik atau
tidak, dipandang dan dihormati orang atau tidak, semua hal
yang bersifat sementara.hampir tidak ada yang memikirkan
soal hidu[ rohaninya. Apakah imannya akan lebih baik?
Apakah ia akan lebih mengenal Tuhan, bagaimana agar dia
bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, bagaimana dia
melayani Tuhan dengan apa yang ada? Sebagai orang percaya
kita harus sadar, waktu kita masuk dalam tahun yang baru,
semuanya hanya karena anugerah Tuhan. Karena itu kita juga
harus menghargai anugerah itu dengan melakukan kehendak
Tuhan.
Kehendak Tuhan yang pertama adalah, agar kita hidup dengan
belas kasihan dan kemurahan. Kemurahan adalah adalah suatu
rasa belas kasih terhadap orang Kristen yang menderita
masalah fisik, mental atau emosional dan mewujudkannya
dalam perbuatan yang dilakukan dengan senang hati yang
mencerminkan kasih Kristus, merigankan penderitaan orang-
orang yang dilayani. Jadi, orang yang hidup dengan belas
kasihan dan kemurahan tidak mungkin menaruh dendam
terhadap orang-orang yang bersalah kepada mereka. Mereka
tidak mugnkin, menjauhi dan memandang rendah orang-orang
yang secara fisik, keuangan, maupun mental tidak lebih baik
dari mereka. Melainkan, mereka akan berdoa, memperhatikan
dan menolong orang-orang ini.
Kedua, Tuhan berkehendak supaya kita hidup dengan
kerendahan hati dan kelemahlembutan. Rendah hati artinya
tidak sombong atau angkuh, tidak meninggikan diri sendiri
dan merendahkan orang lain. Sehingga, orang yang rendah
hati dan lemah lembut akan mampu mengampuni orang lain.
Bagi dia mengampuni adalah sebuah kebiasaan. Kalau dia
tidak mengampuni, dia akan merasa sakit atau ada yang
kurang atau salah. Dia juga bersedia ditegur. Dia akan
menerima kesalahannya tanpa banyak alasan ini dan itu.
Orang yang rendah hati kuga adalah orang yang akan menjaga
perkataannya agar tidak menyakiti orang lain dan tidak mudah
bersumpah. Karena dia tahu bahwa dia hanya manusia biasa
hasil ciptaan Tuhan sehingga tidak layak untuk bersumpah
atas apapun juga. Dia akan selalu mendahulukan Tuhan di
atas tradisinya, di atas pekerjaannya, di atas keluarganya,
bahkan di atas dirinya sendiri.
Ketiga, Tuhan berkehendak supaya kita hidup dalam
kesabaran. Orang yang sabar bukan hanya dapat
mengendalikan amarahnya, tapi juga orang yang tekun dan
rajin dalam segala hal. Terutama dalam berdoa dan bersaat
teduh. Dia tidak akan cepat bosan dan menyerah samapi
doanya dikabulkan oleh Tuhan. Sampai keinginannya
dipenuhi oleh Tuhan. Dia tidak akan hitung-hitung waktu
yang sudah dia berikan untuk berdoa dan bersaat teduh.
Dan kesemuanya ini baru dapat dilakukan apabila pertama-
tama kita punya kasih (ayat 14). Kasih adalah kekuatan luar
bisa yang membuat keluarga semakin hangat dan harmonis.
Kasih menutupi kesalahan siapapun, termasuk pasangan dan
anak-anak kita. Karena seseorang punya kasih, maka dia bisa
hidup dalam belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati,
kelemahlembutan, dan kesabaran.
Rasul Paulus dalam pembacaan kita sore ini mengatakan
bahwa kita dalah orang-orang yang dipilih, dikuduskan dan
dikasihi Allah. Kita adalah orang-orang yang dibaharui oleh
Allah dan menjadi ciptaan yang baru. Tahun baru dan ibadah
perdana ini adalah kesempatan kita untuk melihat kembali diri
kita. Apakah kita benar-benar sudah hidup sebagaimana
ciptaan baru harus hidup? Atau hidup kita sama saja dengan
orang-orang yang tidak mengenal Allah? Kita harus
meningkatkan kualitas hidup kita sebagai pengikut Yesus,
janagn biarkan dosa masa lalu menguasai kita. Mungkin tahun
lalu kita belum bisa idup dalam kasih yang memampukan kita
untuk berbelas kasih, lemah lembut, rendah hati, murah hati
dan sabar. Kita masih sering kalah dengan pancingan dosa.
Tapi tahun ini kita harus menang dari dosa. Milikilah cara
hidup orang yang dipilih, dikuduskan dan dikasihi Allah, yaitu
penuh kasih yang memampukan kita untuk hidup dengan
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan,
dan kesabaran. Kemenangan Tuhan menyertai kita semua.
Selamat menjalani hidup sebagai ciptaan baru. Tuhan Yesus
memberkati Amin.
Kunci Keberhasilan
Dibawakan pada PD Oeltua Tgl 18 Juli 2012
Kunci Keberhasilan
(Ezra 7:6-10)
Ibu-ibu yang terkasih dlm Tuhan Yesus Kristus,
Barrack Obama adalah seorang presiden Amerika. Sebagai
seorang presiden, dia adalah orang yang sangat sibuk. Siang
hari ada di negaranya, mungkin sore hari harus terbang ke
negara yang lain. Malam harinya, harus kembali lagi ke
negaranya. Dibandingkan dengan dia, kesibukan kita jadi
tidak ada artinya. Tapi ternyata, dalam kesibukannya yang
luar biasa itu, ada satu kebiasaan yang selalu dia lakukan
secara teratur dan tidak pernah dia lupakan, yang menurutnya
membuat dia dapat menjadi pemimpin yang bijaksana.
Kebiasaannya itu adalah bersaat teduh di pagi hari. Setiap
pagi, sebelum melakukan aktivitasnya, bahkan sebelum mandi,
Barrack Obama selalu berdoa pagi, membaca Alkitab, dan
merenungkannya. Tidak hanya Obama, Abraham Lincoln,
presiden Amerika yang lain juga pernah berkata,
“keberhasilanku dalam satu hari ditentukan oleh satu jam
pertamaku bersama Tuhan hari itu”. Kedua presiden Amerika
ini hanya dua contoh dari banyak presiden Amerika yang
mengutamakan persekutuannnya dengan Allah dan menjadi
pemimpin yang berhasil. Hari ini kita belajar dari seorang
pemimpin yang berhasil seperti Obama dan Abraham Lincoln
bernama Ezra.
Ezra adalah seorang imam dari keturunan Zadok. Ia
termasuk di antara bangsa Yahudi yang dibuang di Babel pada
masanya. Dikatakan dalam ayat 6 Allah melindungi Ezra dan
raja memberikan segala apa yang diinginnya. Ungkapan
“segala” di sini sangat luas artinya. Dapat juga disamakan
dengan “semua” atau “terserah yang diinginkan”. Ezra punya
kebebasan dalam hal-hal yang ia inginkan, bahkan kalau kita
baca pasal-pasal selanjutnya, kita akan menemukan bahwa
Ezra adalah orang yang disegani dan dihormati oleh seluruh
rakyat Israel bahkan di Persia. Apa yang menyebabkan dia
dapat melakukannya?
Pertama, mari kita perhatikan ayat 6. Dikatakan
bahwa Ezra ahli kitab dan ia mahir dalam Taurat Musa. Ezra
dapat berhasil karena dia ahli dan mahir Firman Tuhan. Dia
dapat menjadi seorang ahli kerena dia mempelajarai sungguh-
sungguh kitab Taurat, bukan hanya sekedar baca, tapi dia
menyelidiki, mempelajari Taurat itu dan diadapat menjadi
mahir karena dia menjadikan Taurat sebagai santapan rohani
yang tiap-tiap waktu harus ia baca dan renungkan. Tidak ada
seorangpun yang menjadi ahli dan mahir dalam kitab Taurat
tanpa ia mau membaca dan menelitinya. Dan ini adalah salah
satu kunci bagaimana Ezra akhirnya dilindungi Allah dan
memperoleh kasih dari raja yang berasal dari bangsa yang
tidak mengenal Allah. Belajar dari Ezra, kita juga harus
membaca Firman Tuhan agar kita dapat mengerti kehendak
Allah. Bukan hanya sekedar membaca, tapi mempelajarinya,
menelitinya, merenungkannya. Sehingga saat ada ajaran-
ajaran yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan, kita bisa tahu
dan tidak terpengaruh. Jadikan Firman Tuhan makanan
yang harus kita baca dan renungkan tiap hari.
Kunci kedua keberhasilan Ezra terletak pada ayat 10.
Dikatakan bahwa Ezra telah bertekad untuk meneliti
Taurat Tuhan dan melakukannya serta
mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.
Tekad adalah suatu kemauan yang kuat yang tidak dapat
dipengaruhi oleh apapun. sekalipun tidak punya uang, tidak
punya makanan, dimusuhi orang, dihina orang, apapun. Dia
tetap meneliti, melakukan, dan mengajar Taurat Tuhan. Ezra
tidak berhenti samapi merenungkan Firman Tuhan tapi juga
melakukannya. Yakobus 1:22 mengatakan “…hendaklah
kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja,
sebab jika demikian kamu menipu diri sendiri.” Jangan
berhenti sampai membaca. Jangan katakan hari ini saya sudah
baca Alkitab, sudah selesai. Tapi harus dilakukan juga, karena
kita semua adalah surat Kristus. Orang mengenal Kristus
bukan dari apa yang kita baca, tapi dari apa yang kita lakukan
(2 kor 3:3). Dan tidak berhenti sampai dilakukan, tapi juga
harus diajarkan kepada orang lain. Tapi Yakobus memberi
peringatan bagi kita bahwa seorang guru akan dihakimi
dengan lebih berat. Karena itu kita harus meneliti dan
mengerti dengan benar lebih dulu tentang Firman Tuhan
sebelum mengajarkannya kepada orang lain. Ketiga hal ini,
yaitu meneliti, melakukan dan mengajarkan harus didasari
oleh tekad yang kuat, yang tidak dapat dipengaruhi oleh
apapun.
Jadi ibu-ibu, kalau kita mau berhasil dalam setiap hal
dalam hidup kita, dan terlebih kalau kita mau disenangi Allah
dan manusia, jadilah ahli dan mahir dalam firman Tuhan,
dengan menjadikannya makanan kita setiap hari. Dan
milikilah tekad yang kuat untuk meneliti, melakukan dan
mengajarkan Firman itu setiap hari. Selamat meneliti Firman
dan menjadi berhasil. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
October 31, 2013 stevany tetelepta Leave a comment
Categories: Khotbah, Khotbah Kaum Ibu/Wanita, Masalah
Penyembahan Yang Benar
Dibawakan pada PD Oeltua tanggal 8 Agustus 2012
Berdoa
Dibawakan pada PD Ibu-Ibu Oeltua tgl 4 Juli 2012
Berdoa
(Mrk 1:35-39)
Ibu-ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
minggu lalu kita belajar dari Daud bahwa ketika ada masalah
datang, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah berseru
kepada Tuhan. Hari ini kita diminta untuk tetap berdoa.
Kenapa?
Pertama, karena Tuhan Yesus juga berdoa. Ibu-ibu,
Tuhan Yesus adalah seorang pribadi yang sibuk sekali. Setiap
hari Dia jalan dari satu kota ke kota lain. Setiap ada di satu
kota, Dia harus mengajar di Bait Allah. Setelah mengajar, Dia
masih harus menyembuhkan orang-orang yang sakit dan
kerasukan setan yang banyak sekali. Bahkan kalau kita baca
di Markus 1:32, semua orang yang sakit dan kerasukan setan
itu dibawa kepada Yesus setelah malam, setelah matahari
terbenam. Kalau seandainya satu desa oeltua ini datang
kepada Yesus untuk disembuhkan dan dipulihkan, maka kira-
kira Tuhan Yesus baru selesai pelayanan sekitar jam 1 malam.
Tapi hebatnya ibu-ibu, Markus mencatat, Tuhan Yesus bisa
tetap bangun pagi-pagi ketika hari masih gelap untuk berdoa.
Alkitab mencatat, tidak hanya saat itu Yesus berdoa. Tapi
sebelum memilih murid-muridNya, Dia berdoa (Luk 6:12).
Sebelum ditangkap, Dia berdoa (Luk 22:39-46). Bahkan saat
di atas kayu salibpun Dia tetap berdoa. Tapi Tuhan Yesus
tidak hanya berdoa pada saat-saat tertentu. Dia berdoa setiap
saat. Berdoa pagi-pagi sudah menjadi kebiasaanNya sehingga
ketika orang banyak mencari Dia, murid-muridNya sudah
tahu harus mencari Tuhan Yesus ke mana. Dengan berdoa,
Tuhan Yesus menunjukkan bahwa hubunganNya dengan
Bapa sangat intim. Selelah apapun, sesibuk apapun,
kebersamaan dengan Bapa tidak akan Dia lewatkan.
Kedua, karena berdoa memberi kekuatan. Ibu ibu,
sewaktu Tuhan Yesus di taman Getsemani, Dia menyuruh
murid-muridNya untuk berdoa dan berjaga. Tapi tidak ada
satupun dari mereka yang berdoa. Dan apa yang mereka
dapatkan? Petrus menyerang utusan Imam Besar, Markus
melarikan diri, semua murid ketakutan, semua murid
meninggalkan Yesus, Petrus menyangkal Yesus, dan murid-
murid takut dan bersembunyi. Sementara Tuhan Yesus
mendapat kekuatan baru dan sanggup menghadapi
penderitaan bahkan kematian di kayu salib. Kekuatan Tuhan
Yesus dalam pelayananNya, Dia dapatkan dari hubungannya
dengan Bapa. Sebagai manusia, Dia bergantung penuh pada
Allah. Kehadiran dan kuasa Allah itulah yang Dia nyatakan
ketika menyelesaikan berbagi masalah, memenuhi kebutuhan
pelayanan dan mengubah keadaan sekitar.
Ibu-ibu, seperti lampu yang memerlukan kabel sebagai
sarana penghubung dengan sumber listrik agar dapat
berfungsi sebagimana mestinya, begitu jjuga manusia
memerlukan doa sebagai sarana penghubung dengan Sumber
Hidup agar dapat hidup sesuai dengan kehendakNya. Karena
iblis tahu bahwa ketika kita terhubung dengan Bapa, kita akan
mendapat kekuatan untuk tetap taat melakukan kebenaran,
seberat apapun resikonya.
Jadi ibu-ibu, tetaplah berdoa karena Tuhan Yesus juga berdoa,
dan karena dalam doa kita mendapatkan kekuatan yang baru.
Mari hidup dengan berjaga-jaga dan berdoa. Selamat berdoa.
Tuhan Yesus memberkati.
October 31, 2013 stevany tetelepta Leave a comment
Categories: Doa, Khotbah, Khotbah Kaum Ibu/Wanita
Sebuah Kehormatan
Sebuah Kehormatan
(Titus 2:3-8)
Sebuah kata bijak berkata, “100 tahun lagi, tidak akan ada
yang peduli apa mobil yang anda kendarai saat ini, seberapa
besar rumah yang anda tinggali saat ini, berapa banyak uang
yang ada di rekening anda, seberapa indah baju yang anda
pakai. Tapi 100 tahun lagi, dunia bisa jadi akan menjadi lebih
baik, karena anda telah membesarkan seorang anak dengan
luar biasa”.
Itulah luar biasanya mendapatkan anugerah menjadi seorang
ibu. Tuhan memang tidak pernah memerintahkan setiap
wanita harus menjadi seorang ibu. Namun, menjadi seorang
ibu adalah salah satu peran yang diberikan khusu pada para
wanita. Jika hari inikita mendapatkan kehoramatan dan
anugerah untuk menjadi seorang ibu, tentunya kita harus bisa
menghargai hal ini dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam
membesarkan anak-anak kita. Baik peremapuan maupun laki-
laki.
Dalam budaya kita kadang menganggap anak perempuan
sebagai sesuatu yang kurang dibandaingkan anak laki-lakiaa,
tapi renungkan hal ini. Dari anak-anak perempuanlah akan
muncul suami-suami ataupun pria-pria yang hebat. Baik anak
perempuan maupun anak laki-laki harus dididik dengan sama
dan setara.
Itulah sebabnya firman Tuhan pun sangat memperhatikan
peran seorang ibu. Sebuah kehormatan itu tidak bisa disia-
siakan, melainkan harus dihargai dengan berlaku sebagaimana
rancangan Tuhan atas seorang ibu.
Tuhan mau seorang ibu menjaga kehormatan dengan hidup
sebagai orang-orang yang beribadah. Beribadah di sini bukan
hanya rajin ke gereja atau ke persekutuan. Dalam bahasa
aslinya, beribadah memiliki 3 arti.
Pertama, mengikatkan diri kepda Tuhan hidup dan mati.
Artinya, setiap ibu harus benar-benar bersandar pada Tuhan
dalam setiap segi hidupnya. Tidak boleh kuatir, tidak boleh
marah, harus benar-benar mempercayakan segala kesusahan
dan kegembiraannya pada Tuhan.
Kedua, beribadah berarti menaruh diri di bawah otoritas
Tuhan. artinya, seorang ibu harus taat kepada segala perintah
Tuhan. apapun kata orang lain dalam segala situasi.
Ketiga, beribadah berarti mengekspresikan keterikatan dan
ketundukkan itu dengan biasa melakukan ritual dan
memuliakan Tuhan melalui gaya hidup. Artinya, setiap ibu
harus rajin bersekutu dengan Tuhan baik secara pribadi
maupun komunal. Dan setiap perkataan maupun tindakannya
harus mencerminkan Tuhan Yesus.
Tujuannya bukan supaya dia dapat puji, tapi supaya anak-
anak mereka dapat meneladani mereka dan mengasihi
keluarga yang Tuhan karuniakan pada mereka pada waktuNya.
Supaya keluarganya dapat menjadi teladan bagi masyarakat di
mana ia berada, dan nama Tuhan dimuliakan.
Tugas para ibu adalah lebih dari sekedar untuk sesuatu yang
bernilai di hari ini saja, tapi tugas seorang ibu adalah untuk
menyiapkan sebuah generasi di masa depan. Karena itulah,
jangan pernah menganggap remeh hal ini. Di tangan andalah
akan muncul anak-anak yang membangun sebuah generasi,
yaitu para, istri, ibu, suami, ayah yang luar biasa.
Selamat menjadi ibu. Tuhan Yesus memberkati
October 31, 2013 stevany tetelepta Leave a comment
Categories: Khotbah, Khotbah Kaum Ibu/Wanita, Titus 2
Mencari Tuhan
Dibawakan pada PD Oeltua 16 Januari 2013
Mencari Tuhan
(Yesaya 55:6-7)
Ibu-ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus, ada sebuah
kutipan yang berbunyi, “Tuhan menciptakan manusia dengan
satu lubang dalam hidupnya yang hanya dapat diisi oleh
Yesus.” Kutipan ini mengandung kebenaran yang sangat
dalam. Kita dapat melihat disekitar kita atau mungkin kita
sendiri, banyak orang yang terikat dengan minuman keras,
perjudian, perzinahan, kumpul kebo, kuasa gelap, dukun
hanya agar mendapat kebahagiaan. Ada juga orang yang
sangat aktif melayani, aktif ikut persekutuan-persekutuan doa,
aktif berdoa di sana-sini bermaksud agar dapat merasakan
kebahagiaan. Tapi kalau mereka mau jujur pada diri mereka
sendiri, mereka semua tetap merasa kosong, mereka semua
masih belum merasa bebas. Mereka semua masih tertekan.
Kehidupan mereka terasa tanpa arti. Mereka menjalani hari
demi hari hanya sebagai rutinitas dan kewajiban saja. Tidak
ada gairah. Tidak bersemangat. Kenapa? Karena kekosongan
dalam hidup mereka itu hanya dapat diisi oleh Tuhan Yesus.
Karena Allah sungguh sangat tahu akan hal itu, maka
perintahNya dalam pembacaan kita hari ini adalah untuk
MENCARI TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI.
Artinya, ada suatu waktu dalam hidup kita di mana Allah
tidak lagi dapat ditemui sekalipun kita mencari dengan
segenap usaha kita. Di bagian lain Firman Tuhan, dikatakan
bahwa akan tiba waktunya orang akan mencari ke seluruh
penjuru bumi, tapi tidak dapat menemukan Firman Allah (Am
8: 12). Kapan hal itu terjadi? Ada dua kemungkinan besar.
Pertama, saat waktu kita di bumi ini selesai dan kita harus
menghadap Tuhan. Saat itu, segala pembelaan atau alasan kita
tidak berguna lagi. Kedua, saat masa aniaya di zaman akhir
sewaktu antikris berkuasa. Kita tidak tahu kapan persisnya,
tapi pasti terjadi. Di kedua saat itu, berdoa saja sudah tidak
dapat kita lakukan. Tapi Tuhan itu baik, sebelum kita
mengalami kedua waktu itu, Dia memperingatkan kita hari ini
untuk mencari Dia. Bagaimana caranya?
Pertama, dengan berseru (ay. 6b). Berseru di sini
bukan berarti hanya berdoa atau memuji Tuhan. Tapi
memanggil sampai Tuhan datang menghampiri. Tidak
berhenti selama belum Tuhan belum datang. Tuhan mau kita
terus bertekun dalam doa sampai tiba waktunya Tuhan datang.
Artinya, bukan hanya sekali atau dua kali berdoa atau sekali
dua kali baca Alkitab tapi tiap hari, tiap saat, sampai
waktunya kita bertemu dengan Tuhan.
Kedua, dengan meninggalkan jalan (ay. 7a).
Maksudnya, meninggalkan cara hidup kita yang
memperlakukan Tuhan hanya sebagai mesin ATM tempat kita
minta berkat atau budak untuk kita suruh-suruh.
Meninggalkan cara hidup yang fasik. Yaitu yang bertindak,
seakan-akan Tuhan tidak ada. Mungkin di pagi hari berdoa
dan baca Alkitab, tapi setelah itu bergosip lagi, memaki lagi,
mengutuk lagi, berbohong lagi, serakah lagi, iri hati lagi,
sombong lagi, dll. Artinya bagi dia, Tuhan hanya ada waktu
dia baca Alkitab dan berdoa, setelah itu Tuhan pergi. Dengan
bertindak seperti itu, dia sudah menghina Tuhan. dan cara
hidup seperti inilah yang Tuhan mau kita tinggalkan.
Ketiga, dengan meninggalkan rancangan (ay. 7b).
Artinya, mengubah cara pikir kita terhadap segala hal. Tidak
lagi ragu tapi yakin akan janji Tuhan. Tidak lagi berpikir
negatif terhadap orang lain. Tidak lagi berpikir instan (mau
sesuatu harus cepat dan gampang). Tapi berpikir sesuai
dengan Firman Tuhan, penuh dengan kepercayaan terhadap
Tuhan dan sesama, serta tekun dan giat dalam mengerjakan
pekerjaan yang Tuhan percayakan.
Ibu-ibu, kita sudah masuk dalam tahun 2013. Tahun
ini tidak akan lebih baik dari tahun lalu. Keadaan akan
semakin sulit. Karena Firman Tuhan sudah memperingatkan
bahwa akan ada deru perang, gempa bumi, dll tapi itu semua
baru permulaan. Karena itu, hari ini Tuhan mengingatkan kita
lagi untuk mencari Dia yaitu dengan berseru setiap hari
sampai Dia menjawab, dengan meninggalkan cara hidup kita
yang lama yang mengabaikan Tuhan, dan dengan
meninggalkan pikiran-pikiran kita yang tidak benar tentang
Tuhan dan sesama. Karena ingatlah akan ada suatu masa, di
mana Tuhan tidak lagi mau ditemui. Manfaatkanlah hari-hari
ini untuk semakin dekat dengan Tuhan dan menaati
perintahnya. Selamat mencari Tuhan. Tuhan Yesus
memberkati. Amin.
October 31, 2013 stevany tetelepta Leave a comment
Categories: Khotbah, Khotbah Kaum Ibu/Wanita, Yesaya 55